Anda di halaman 1dari 9

Volume 5 Nomer 3, November 2022

Analisis Porositas dan Permeabilitas Satuan Batupasir Formasi Ledok sebagai


Potensi Batuan Reservoir Daerah Kedewan dan Sekitarnya Bojonegoro, Jawa Timur

Sapto Heru Yuwanto* dan Muhammad Zulvi Rosadi

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Abstrak
Daerah penelitian secara administratif terletak di Desa Beji dan sekitarnya, Kecamatan Kedewan,
Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. Secara geologi daerah penelitian terletak pada daerah
Zona Rembang dengan geologi regional termasuk ke dalam Lembar Bojonegoro yang terdiri atas
beberapa Formasi Batuan, salah satunya Formasi Ledok dengan litologi Batupasir. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi, geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi daerah
penelitian dan kualitas porositas serta permeabilitas untuk penentuan batuan reservoir pada satuan
batupasir Formasi Ledok. Metode penelitian yang digunakan adalah pemetaan geologi permukaan
dengan dilakukan beberapa analisis seperti analisis petrografi, analisis mikropaleontologi analisis
struktur geologi, analisis stratigrafi dan analisis sifat inti batuan yang menggunakan metode
penimbangan serta sayatan tipis untuk mengetahui nilai porositas dan metode pengukuran dengan alat
permeameter untuk mengetahui nilai permeabilitas batuan. Berdasarkan hasil dan pembahasan
geomorfologi daerah penelitian terdiri atas struktural dan denudasional untuk denudasional dapat
dibagi lagi menjadi dua klasifikasi yaitu D4 dan D5, S5 untuk satuan struktural. Susunan stratigrafi
dari yang paling tua ke yang muda yaitu Satuan Batuan Kalkarenit, Satuan Batuan Napal sisipan
kalkarenit, Satuan Batupasir, dan Satuan Batu Napal. Struktur geologi daerah penelitian yaitu Antiklin
Kedewan, Antiklin Beji dan Sesar Geser Kiri (sinistral) diperkirakan. Nilai Porositas Satuan Batupasir
Formasi Ledok rata-rata 34,665% termasuk dalam kategori istimewa dengan nilai permeabilitas rata-
rata 76,58133mD termasuk dalam kategori baik, maka dapat disimpulkan Satuan Batupasir Formasi
Ledok diperkirakan berpotensi menjadi reservoir yang baik.

Kata kunci: porositas; permeabilitas; Formasi Ledok

Abstract
The research area is administratively located in Beji Village and it’s surroundings, Kedewan District,
Bojonegoro Regency, East Java Province. Geologically the study area is located in the Rembang Zone
area with regional geology included in the Bojonegoro Sheet which consists of several rock
formations, one of which is the Ledok Formation with sandstone lithology. The purpose of this study
was to determine the geological conditions, geomorphology, stratigraphy, geological structure of the
study area and the quality of porosity and permeability for the determination of reservoir rocks in
sandstone units of the Ledok Formation. The research method used is surface geological mapping
with several analyzes such as petrographic analysis, micropaleontological analysis, structural
geological analysis, stratigraphic analysis and analysis of rock core properties using weighing
methods and thin sections to determine porosity values and measurement methods with permeameter
tools to determine permeability values. sandstones of the Ledok Formation. Based on the results and
discussion of the geomorphology of the study area consisting of structural and denudational for
denudational it can be further divided into two classifications namely D4 and D5, S5 for structural
units. The stratigraphic arrangement from oldest to youngest is the Calcarenite Unit, the Calcarenite
Inserted Marl Rock Unit, the Sandstone Unit, and the Marl Rock Unit. The geological structure of the
study area is the Kedewan Anticline, Beji Anticline and Estimated Left Shear Fault. The average

*
) Korespondensi: saptoheru@itats.ac.id
Diajukan : 31 Agustus 2022
Diterima : 4 Januari 2023
Diterbitkan : 24 Januari 2023
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

Porosity value of the Ledok Sandstone Unit is 34.665% which is included in the special category and
the average permeability value of 76.58133mD is included in the good category. So it can be
concluded that the Ledok Sandstone Unit has the potential to be a good reservoir.

Keywords: porosity; permeability; Ledok Formation

PENDAHULUAN Formasi Ledok. Pada daerah penelitian juga


Indonesia merupakan salah satu negara yang terdapat 2 struktur antiklin yaitu antiklin
melimpah akan sumberdaya alam yang tidak kawengan dan juga terdapat satu struktur
dapat diperbaharui. Salah satu sumber daya alam antiklin yang terdapat pada formasi bulu
yang penting sebagai energi untuk kehidupan (Pringgoprawiro dan Sukido, 1992). Fisiografi
manusia adalah minyak dan gas bumi (migas). daerah penelitian terletak pada lembar
Migas juga salah satu sumber daya alam yang Bojonegoro dan termasuk dalam cekungan jawa
penting untuk kemajuan suatu negara. Daerah timur utara. Fisiografi ini termasuk kedalam
Jawa Timur merupakan salah satu penyumbang zona antiklinorium rembang sampai ke madura
sumberdaya migas untuk Indonesia, salah yang membentang dari barat sampai timur. Di
satunya Daerah Madura dan Sidoarjo dengan gas mulai dari sebelah timur semarang hingga ke
serta Kabupaten Bojonegoro dengan minyak pulau madura serta kangean. Zona rembang
(Suwito dan Yuwanto 2022). Salah satu cara sendiri merupakan perbukitan bergelombang
untuk mengetahui adanya kandungan minyak sampai perbukitan lereng terjal, dengan
dan gas di bawah permukaan adalah dengan ketinggian 0–800 m, yang puncak tertingginya
mengetahui batuan yang sebagai reservoirnya. terletak pada Lasem yaitu dengan ketinggian
Batuan reservoir sendiri adalah wadah di yang 806 m (Pringgoprawiro dan Sukido, 1992)
berada di bawah permukaan bumi yang Porositas adalah satu karakteristik dasar yang
mengandung minyak dan gas, sedangkan bila dapat dimiliki semua tipe batuan. Karakteristik
berisi air disebut aquifer. Sekitar 60% dari tersebut menjelaskan banyaknya ruang kosong
reservoir minyak dan gas bumi terdiri atas yang ada pada suatu batuan tersebut (Arbol dan
batupasir dan 30% terdiri atas batugamping dan Bahar, 2021). Perbandingan antara volume total
sisanya batuan lain (Al Afif dan Firsandi, 2018). ruang pori, baik itu terhubung maupun tidak.
Porositas dan permeabilitas sangat erat Volume total batuan dapat disebut juga sebagai
hubungannya sehingga dapat dikatakan bahwa porositas total (absolut), lalu untuk
permeabilitas tidak mungkin ada tanpa adanya perbandingan antara kedua ruang pori yang
porositas. Pada eksplorasi minyak dan gas bumi saling terhubung dan volume total batuan bisa
maupun dalam eksplorasi air tanah informasi disebut porositas efektif (Telupere dan
hubungan porositas dan permeabilitas sangat Sulistiyono, 2021).
diperlukan karena untuk mengetahui seberapa Nilai porositas suatu batuan menurut
besar kandungan dan seberapa besar fluida yang (Koesoemadinata 1980) dapat dihitung dengan
dapat diambil dari suatu reservoir (Telupere dan persamaan sebagai berikut:
Sulistiyono, 2021). Berdasarkan hal tersebut Vp (1)
sehingga penting untuk dilakukan penelitian = x100%
analisis porositas dan permeabilitas pada daerah Vb
penelitian sebagai potensi batuan reservoir. Keterangan :
Geologi regional daerah penelitian termasuk Vp = Volume pori batuan, cm3
ke dalam Lembar Bojonegoro dan terletak pada Vb = Volume total dari batuan,cm3
sebelah utara jika dilihat dari lembar geologi Sehingga Nilai porositas suatu batuan dapat
regionalnya. Formasi batuan yang terdapat di diklasifikasian yang ditunjukan pada Tabel 1.
lokasi penelitian meliputi beberapa formasi yaitu Porositas sendiri dibagi menja 2 yaitu
Formasi Bulu, Formasi Ledok, Formasi Lidah, porositas primer dan porositas sekunder.
Formasi Wonocolo, dan Formasi Mundu Porositas primer adalah jumlah ruang kosong
(Pringgoprawiro dan Sukido, 1992). Penelitian yang terbentuk karena pembentukan batuan asal.
ini lebih berfokus pada batupasir yang diduga Lalu untuk porositas sekunder adalah porositas
menjadi batu reservoir yaitu terdapat pada yang terbentuk setelah terbentuknya batuan
(Nurwidyanto dkk., 2005).

164
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

Tabel 1. Klasifikasi nilai porositas (Nurwidyanto Tabel 2. Klasifikasi nilai permeabilitas suatu batuan
dkk., 2006; Rafdy dkk., 2018) menurut (Nurwidyanto dkk.,2006)
No Istilah Nilai Persentase (%) Nilai Permeabilitas
No Istilah
1 Diabaikan 0–5 (mD)
2 Buruk 5 – 10 1 Ketat <5
3 Cukup 10 – 15 2 Cukup 5 – 10
4 Baik 15 – 20 3 Baik 10 – 100
5 Sangat Baik 20 – 25 4 Baik Sekali 100 – 1000
6 Istimewa > 25
penelitian yang dilakukan adalah sebagai
Permeabilitas batuan adalah kemampuan berikut:
suatu batuan dalam meloloskan suatu fluida Tahap analisis geomorfologi dilakukan deng an
(cairan). Porositas dan permeabilitas saling tujuan untuk membagi kelas morfologi daerah
berkaitan, namun, porositas yang tinggi bukan penelitian. Tahap analisis stratigrafi dilakukan
berarti permeabilitasnya juga ikut tinggi. dengan tujuan untuk mengetahui satuan litologi
Permeabilitas dari suatu batuan diukur dari dan urutan umurnya yang menyusun daerah
seberapa terhubungnya pori atau ruang kosong penelitian. Tahap analisis struktur geologi
yang terdapat pada suatu batuan. dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
Nilai permeabilitas menurut Hukum Darcy struktur geologi yang ada dan berkembang
(Nurwidyanto dkk., 2006) dapat dihitung didaerah penelitian. Tahap analisis
dengan persamaan sebagai berikut: mikropaleontologi sampel batuan yang
digunakan ada dua sampel batuan pada satuan
.Qg .L (2) batupasir dan satuan batunapal dengan tujuan
K= untuk mengetahui kesebandingan umur relatif
A.P
batuan dengan menggunakan fosil. Tahap
analisis petrografi sampel batuan yang
Keterangan:
digunakan ada satu sampel batuan pada satuan
K = Permeabilitas (darcy)
batupasir dengan tujuan untuk mengetahui
Qg = laju aliran per satuan
komposisi mineral. Tahap analisis porositas dan
waktu (cc/s)
permeabilitas dilakukan pada sampel satuan
μ = viskositas gas pada batuan
batupasir Formasi Ledok. Sampel batuan yang
yang mengalir (cp)
digunakan ada dua sampel yang diambil dilokasi
A = luas dari seluruh
yang berbeda pada LP 8 dan LP 16 dengan
permukaan batuan (cm2)
tujuan untuk mengetahui nilai porositas dan
ΔP = perbedaan tekanan (atm)
permeabilitas batuan.
L = panjang sampel (cm)
Sehingga Nilai permeabilitas suatu batuan dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN
diklasifikasikan yang ditunjukan pada Tabel 2.
Geologi daerah penelitian, geomorfologi atau
Pada batuan reservoir permeabilitas sendiri
bentukan lahan daerah penelitian adalah
dapat dibedakan menjadi 3 yaitu Permeabilitas
struktural (S5) dan denudasional (D4 dan D5)
absolut adalah kemampuan pada satuan batuan
ditunjukan pada Gambar 1. Bentukan lahan
meloloskan satu jenis fluida yang 100% jenuh
denudasional dapat dibagi menjadi dua
oleh fluida tersebut. Jika terdapat ada dua
klasifikasi yaitu D4 dan D5 yang menempati
macam fluida yang tidak dapat bersatu.
60% dari keseluruhan daerah penelitian.
Permeabilitas efektif memiliki nilai yang lebih
Bentukan lahan denudasional D4 berupa
kecil daripada permeabilitas absolut.
perbukitan dan lereng dengan erosi sedang
Permeabilitas relatif sendiri adalah perbandingan
sampai parah, bentukan lahan denudasional D5
antara permeabilitas efektif dan absolut (Schön,
berupa daratan denudasional yang memiliki
2015).
topografi landai sampai bergelombang
(peneplains). Bentukan lahan struktural S5 atau
METODOLOGI
daratan tinggi (mesas) yang dikontrol oleh
Metode penelitian dilakukan dengan pemetaan
struktur yang menempati 40% dari keseluruhan
geologi permukaan dan menganalisis beberapa
daerah penelitian. Bentukan lahan ini juga
sampel batuan. Adapun tahapan analisis

165
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

Gambar 1. Geomorfologi daerah penelitian

memiliki topografi datar hingga bergelombang coklat gelap, memiliki ukuran butir yang halus,
lemah di atas perbukitan di bagian tebing bentuk butir membundar, drajat pemilahan baik,
(plateau). Bentukan lahan struktural S5 akan mencakup sekitar 10%, diperkirakan berumur
berpengaruh terhadap porositas sekunder dan Miosen Pertengahan satuan ini disebandingkan
permeabilitas batuan yang ada di daerah dengan Formasi Bulu. Satuan Napal ciri litologi
penelitian. memiliki warna coklat kekuningan, memiliki
Stratigrafi daerah penelitian yang ukuran butir yang cukup halus, bentuk butir
diperlihatkan pada Gambar 2 terdiri atas satuan membundar, drajat pemilahan baik, kemas
batuan Napal warna coklat kekuningan, terbuka, sortasi baik, struktur masif, karbonatan,
memiliki ukuran butir yang cukup halus, drajat Secara petrografi kandungan matriks lempung
pemilahan baik, kemas terbuka, sortasi baik, (Gambar 3.a). Berdasarkan hasil analisis
struktur masif, karbonatan, mencakup sekitar paleontologi kumpulan fosil foraminifera,
40%, diperkirakan berumur Pliosen Akhir, diperkirakan berumur Miosen Awal (N22-N23)
satuan ini disebandingkan dengan Formasi Lidah dengan lingkungan pengendapannya pada neritik
pada Gambar 3. (a). Satuan Batupasir warna dala sampai neritik luar, satuan ini dapat
kuning sedikit kecoklatan, memiliki ukuran butir disebandingkan dengan Formasi Mundu. Satuan
yang halus, bentuk butir membundar, mencakup Batupasir memiliki warna kuning sedikit
sekitar 25%, diperkirakan berumur Pliosen kecoklatan, memiliki ukuran butir yang halus,
Awal–Miosen Akhir satuan ini disebandingkan bentuk butir membundar, drajat pemilahan baik,
dengan Formasi Ledok pada Gambar 3(b). kemas terutup,sortasi sedang, struktur masif,
Satuan Batupasir ini yang diuji nilai porositas karbonatan, Secara petrografi kandungan matriks
dan permeabilitasnya. Satuan Kalkarenit warna butiran pasir (Gambar 3.b). Berdasarkan hasil

166
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

Gambar 2. Geologi daerah penelitian

analisis paleontologi kumpulan fosil pada Formasi Wonocolo serta Formasi Ledok.
foraminifera, diperkirakan berumur Miosen Awal Struktur geologi yang berkembang di daerah
(N17-N18) dengan lingkungan pengendapannya penelitian juga berpengaruh terhadap porositas
pada neritik dalam sampai neritik luar, satuan ini sekunder batuan dan permeabilitasnya.
dapat disebandingkan dengan Formasi Ledok. Uji porositas dan permeabilitas dilakukan
Struktur geologi daerah penelitian berupa pada sampel batuan Batupasir Formasi Ledok
struktur antiklin yang diinterpertasikan dari data LP 8 dan LP 16, yang terlihat pada Gambar 4.
DEM (Digital Elevation Model) atau topografi Berdasarkan analisis petrografi (sayatan tipis
dan data lapangan. Perlapisan batuan atau sayap- batuan) Batupasir Formasi Ledok ini terdiri atas
antiklin dijumpai pada satuan batuan napal mineral kuarsa, lempung dan fosil, dengan
sisipan kalkarenit sisi utara strike/dip ukuran butir <1/256 – 1 mm, kemas terbuka dan
N1430oE/120o dan N1510o E/200o sisi selatan, memperlihatkan sortasi yang baik (Gambar 5).
sehingga dapat diinterpretasikan kedua sumbu Pada Gambar 5 diperlihatkan terdapat ruang pori
penunjaman (dip) tersebut tidak jauh berbeda antar mineral yang memungkinkan ruang pori
angkanya maka akan membentuk pola antiklin tersebut terisi fluida. Nilai porositas batuan,
jika di buatkan cross section ataupun garis pada analisis porositas dilakukan beberapa uji
penampang pada peta geologi. Sesar geser kiri yaitu penimbangan. Uji penimbangan dua buah
(sinistral) berada pada Tenggara daerah sampel batuan pada satuan batupasir Formasi
penelitian Gambar 3, diperkirakan karena Ledok dapat dilihat pada Tabel 3. Dari tabel 1
terdapat kenampakan pada topografi dan dilakukan perhitungan untuk mencari volume
pengamatan langsung terputusnya kemenerusan total batuan (Vb), volume pori (Vp) dan
perbukitan di sebelah tenggara yang terletak porositas efektif ditunjukan pada Tabel 4.

167
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

(a) (b)
Gambar 3. Singkapan batuan (a). Satuan Napal, (b). Satuan Batupasir LP 8

(a) (b)
Gambar 4. Singkapan batupasir Formasi Ledok (a). LP 8 (kiri) dan (b). LP 16 (kanan)

Nikol Sejajar (PPL) Nikol Silang (XPL)

Ruang pori

Gambar 5. Analisis Petrografi (sayatan tipis) pada Sampel batupasir Formasi Ledok

168
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

Tabel 3. Hasil perhitungan pada sampel batuan


Berat sampel Berat sampel Berat sampel
Densitas air
Sampel kering jenuh di udara jenuh di air
Wdry (gr) Wsat (gr) Wsif (gr) ρwater (gr/Cm3)
LP 8 12.338 15.316 5.7
1
LP 16 11.836 15.685 5.8

Tabel 4. Hasil perhitungan porositas batuan


Volume batuan (Vb) Volume pori (Vp) Porositas efektif
(cm3) (cm3) (%)

Sampel
W −W W −W V
sat sif sat dry p
x100%
  Vb
water water
LP 8 9,616 2,978 30,969
LP 16 9,885 3,849 38,362

Tabel 5. Klasifikasi nilai porositas (Nurwidyanto dkk. 2006; Rafdy dkk., 2018)
Nilai Hasil perhitungan porositas
No Istilah
Persentase Satuan batupasir Formasi Ledok
1 Diabaikan 0–5%
2 Buruk 5 – 10 %
3 Cukup 10 – 15 %
4 Baik 15 – 20 %
5 Sangat Baik 20 – 25 %
6 Istimewa > 25 % 34,665%

Tabel 6. Hasil pengukuran dan uji dengan alat permeameter pada sampel batupasir
Permeabilitas Permeabilitas
Panjang Luas (k) (D) rata-rata
Viskositas Tekanan Laju air
sampel penampang
Sampel Gas (µ) (ΔP) (Qg)
(L) (A)
(cp) (atm) (cc/s) .Qg .L K_avg,
(cm) (Cm2) K= (mD)
A.P
0,25 2,5 0,1126
LP 8 2,5 4 0,0183 0,5 3.5 0,0801 85,563
1 5,6 0,0641
0,25 2,6 0,0504
LP 16 2,5 4 0,0192 0,5 3,6 0,0864 67,600
1 5,5 0,0660

Tabel 7. Klasifikasi nilai permeabilitas (Nurwidyanto dkk., 2006)


Hasil perhitungan
Nilai Permeabilitas permeabilitas
No Istilah
(mD) Satuan batupasir Formasi
Ledok
1 Ketat <5
2 Cukup 5 – 10
3 Baik 10 – 100 76,58133mD
4 Baik Sekali 100 – 1000

169
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

Hasil perhitungan porositas dari kedua Menggunakan Metode Petrofisik. Prosiding


sampel nilainya dirata-rata, pada sampel batuan Semnas SINTA FT UNILA 1: 150–55.
LP 8 menghasilkan nilai porositas efektif Arbol, K.M. dan Bahar, H., 2021. Analisis
sebesar 30,969% dan sampel batuan LP 16 Porositas dan Permeabilitas Batupasir
sebesar 38,362%, maka rata-rata nilai porositas Gampingan Formasi Ngrayong Untuk
efektif untuk satuan batupasir Formasi Ledok Penentuan Potensi Batuan Reservoir Di
adalah sebesar 34,665%. Berdasarkan hasil Kecamatan Bangilan Dan Sekitarnya,
perhitungan tersebut apabila di interpretasikan Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.
berdasarkan tabel 1, maka porositas efektif Prosiding Seminar Nasional Sains dan
satuan batupasir Formasi Ledok daerah Teknologi Terapan IX, hal.583–90.
penelitian adalah Istimewa pada Tabel 5. Koesoemadinata, RP. 1980. Geologi Minyak
Nilai permeabilitas batuan, sebelum Dan Gasbumi. Bandung: Penerbit ITB.
dilakukan uji permeabilitas terlebih dahulu Levorsen, A.I. 1955. “Geology of Petroleum.”
dilakukan pengukuran pada sampel batuan untuk Journal of Geological Education, 3(1): 36–
kemudian sampel batuan dilakukan uji dengan 38.
menggunakan alat permeameter. Hasil Nurwidyanto, M.I., Noviyanti, I., Widodo, S.,
pengukuran dan analisis pada sampel batuan 2005. ESTIMASI HUBUNGAN
ditunjukan di Tabel 6. Nilai permeabilitas pada POROSITAS DAN PERMEABILITAS
satuan batupasir Formasi Ledok pada sampel LP PADA BATUPASIR (Study Kasus
8 adalah sebesar 85,563 dan pada LP 16 sebesar FORMASI KEREK, LEDOK,SELOREJO).”
67,600, maka nilai permeabilitas rata-rata untuk Berkala Fisika, 8(3), 87–90.
satuan batupasir Formasi Ledok pada daerah Nurwidyanto, M.I., Yustiana, M., Widada, S.,
penelitian adalah sebesar 76,58133mD, menurut 2006. PENGARUH UKURAN BUTIR
Nurwidyanto dkk. (2006) termasuk kategori baik TERHADAP POROSITAS DAN
(Tabel 7). PERMEABILITAS PADA BATUPASIR
Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan (Studi Kasus: Formasi Ngrayong, Kerek,
nilai porositas dan nilai permeabilitas satuan Ledok Dan Selorejo). Berkala Fisika, 9(4),
batupasir Formasi Ledok, dengan porositas 191–95.
kategori Istimewa dan permeabilitas kategori Pringgoprawiro, H. dan Sukido. 1992. Peta
Baik. Maka satuan batupasir Formasi Ledok Geologi Lembar Bojonegoro Jawa Timur.
berpotensi menjadi batuan reservoir yang bagus Bandung: Pusat Penelitian dan
dan baik. Pengembangan Geologi.
Rafdy, R.A., Firmansyah, Y., Wahyudiono, J.,
KESIMPULAN Sunardi, E., 2018. Porositas Reservoir
Satuan batupasir Formasi Ledok di daerah Karbonat Formasi Manusela Berdasarkan
penelitian memiliki porositas efektif sebesar Analisis Petrofisika. Padjajaran Geosicence
34,66% (istimewa), permeabilitas sebesar Journal, 2(6), 441–51.
76,58mD (baik), sehingga Satuan Batuan Schön, J.H., 2015. Physical Properties of Rocks:
Batupasir Formasi Ledok berpotensi sebagai Fundamentals and Principles of
batuan reservoir yang bagus dan baik. Petrophysics. Elsevier Science.
Suwito, J.A. dan Yuwanto, S.H., 2022.
UCAPAN TERIMA KASIH Identifikasi Gas Biogenik Berdasarkan Data
Penulis mengucapkan banyak terima kasih Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
kepada perangkat Desa Kedewan, Bojonegoro Sclumberger Di Desa Larangan Tokol,
yang telah memberi ijin untuk melakukan Tlanakan, Pamekasan Provinsi Jawa Timur.
kegiatan penelitian, teman-teman yang telah Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan
membantu dalam penyusunan artikel dan juga (SEMITAN), 1(1), 444–450.
reviewer yang bersedia mereview. Telupere, A.F. dan Sulistiyono, 2021. Estimasi
Nilai Porositas Dan Permeabilitas Dengan
DAFTAR PUSTAKA Pendekatan Analisis Inti Batuan Pada Sample
Al Afif, M. dan Firsandi, M., 2018. Studi Batupasir Formasi Ngrayong Cekungan Jawa
Kualitas Batuan Reservoir Formasi Ngrayong Timur Utara. SNTEM, 1, 29–40.

170
Jurnal Geosains dan Teknologi
Volume 5 no. 3, November 2022

171

Anda mungkin juga menyukai