Anda di halaman 1dari 10

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th.

2018

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG LABU KUNING, TEPUNG MOCAF,


DAN KACANG MERAH DENGAN PENAMBAHAN KUNING TELUR
TERHADAP MUTU SNACK BAR

(The Effect of Ratio of Pumpkin Flour, Mocaf Flour, and Red Bean with The Addition of
Egg Yolks on The Quality of Snack Bar)

Puput Handayani1,2), Rona J. Nainggolan1), Sentosa Ginting1)


1)Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian USU
Jl. Prof. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155
2)E-mail : puputhndyni18@gmail.com

Diterima tanggal : 8 September 2018 / Disetujui tanggal 22 Oktober 2018

ABSTRACT
This research was aimed to know the effect of ratio of pumpkin flour, mocaf flour, and red bean with the addition of egg
yolks to produce a snack bar with good quality. This research was conducted using a completely randomized design
(RAL) with two factors, namely ratio of pumpkin flour, mocaf flour, and red bean (S): 50%:20%:30%, 40%:30%:30%,
30%:40%:30%, and 20%:50%:30% and the addition of egg yolks (P): 5%, 10%, 15%, and 20%. Pumpkin flour, mocaf
flour, and red bean had a highly significant effect on water content, ash content, protein content, fiber content,
carbohydrate content, color index, crispness, hedonic value of taste, score value of colour, and score value of crispness
and had no significant effect on fat content, hedonic value of colour, hedonic value of flavour, hedonic value of crispness,
and consumer acceptance. The addition of egg yolks had a highly significant effect on water content, protein content, fat
content, carbohydrate content, crispness, hedonic value of crispness, and score value of crispness and had no significant
effect on ash content, fiber content, color index, hedonic value of colour, hedonik value of flavour, hedonic value of taste,
score value of colour, and consumer acceptance. Interactions of the two factors had significant effect on score value of
crispness. Ratio of of pumpkin flour, mocaf flour, and red bean of 20%:50%:30% and the addition of egg yolks 5% had
the best effect for the quality of snack bar.

Keywords : Egg Yolk, Mocaf Flour, Pumpkin Flour, Red Bean, Snack Bar

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang merah
dengan penambahan kuning telur untuk menghasilkan snack bar dengan mutu yang baik. Penelitian ini dilakukan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf,
serta kacang merah (S): 50%:20%:30%, 40%:30%:30%, 30%:40%:30%, dan 20%:50%:30% dan penambahan kuning
telur (P): 5%, 10%, 15%, dan 20%.Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, serta kacang merah memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar, kadar karbohidrat,
indeks warna, kerenyahan, nilai hedonik rasa, nilai skor warna, dan nilai skor kerenyahan serta memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata terhadap kadar lemak, nilai hedonik warna, nilai hedonik aroma, nilai hedonik kerenyahan, dan
penerimaan konsumen. Penambahan kuning telur memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air,
kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kerenyahan, nilai hedonik kerenyahan, dan nilai skor kerenyahan serta
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kadar abu, kadar serat kasar, indeks warna, nilai hedonik warna,
nilai hedonik aroma, nilai hedonik rasa, nilai skor warna, dan penerimaan konsumen. Interaksi kedua faktor memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap nilai skor kerenyahan. Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan
kacang merah 20%:50%:30% dan penambahan kuning telur 5% memberikan pengaruh yang terbaik untuk mutu snack
bar.

Kata Kunci : Kacang Merah, Kuning Telur, Snack Bar, Tepung Labu Kuning, Tepung Mocaf

PENDAHULUAN masyarakatnya cenderung memilih makanan


praktis dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Perkembangan zaman mengakibatkan Pola hidup masyarakat yang cenderung
terjadinya perubahan pola hidup modern menyadari akan pentingnya kesehatan tubuh dan
terutama di perkotaan yang sebagian besar tingginya kesibukan masyarakat dapat

488
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

menyebabkan kebutuhan pangan tidak Adapun salah satu cara pemanfaatan labu
sebatas pada pemenuhan kebutuhan gizi kuning adalah dengan diolah menjadi tepung
konvensional bagi tubuh, melainkan pangan labu kuning. Tepung labu kuning ini kemudian
diharapkan mampu berfungsi untuk menjaga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan beberapa
kesehatan dan kebugaran tubuh, aman macam produk makanan atau sebagai substitusi
dikonsumsi serta praktis dalam penyajiannya tepung terigu dalam berbagai pembuatan roti
(Winarno dan Felicia, 2007 ; Taufik, dkk., 2011). tawar, cake dan kue kering. Pemanfaatan labu
Saat ini masyarakat mulai menunjukkan kuning menjadi tepung labu kuning dapat
kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi mendukung usaha diversifikasi makanan bagi
makanan yang tidak hanya sekedar masyarakat (Hendrasty, 2003).
mengenyangkan tetapi juga dapat memberikan Tepung mocaf (Modified Cassava Flour)
efek positif bagi kesehatan tubuh. Pangan merupakan tepung yang diolah dari bahan dasar
fungsional merupakan pangan yang kandungan ubi kayu yang diproses secara fermentasi
komponen aktifnya dapat memberikan manfaat dengan menggunakan jasa mikrobia atau enzim
yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung tertentu. Jika dibandingkan dengan tepung ubi
di dalamnya. Para ilmuwan Jepang menekankan kayu yang diolah secara biasa, mocaf memiliki
ada tiga fungsi dasar pangan fungsional yaitu kelebihan yaitu warna tepung yang lebih putih,
sensori (warna dan penampilan menarik serta viskositas lebih tinggi, daya rehidrasi lebih baik,
cita rasa yang enak), nutrisional (bergizi tinggi), dan cita rasa ubi kayu yang tertutupi. Mocaf
dan fisiologikal (memberi pengaruh fungsi memiliki karakteristik mirip terigu sehingga dapat
fisiologis bagi tubuh) (Rein dan Dewanti, 2014). dijadikan sebagai bahan pengganti terigu.
Salah satu produk pangan cepat saji bernilai Kandungan protein mocaf hanya berkisar 1,2%,
fungsional yang sedang berkembang di berbagai sehingga diperlukan bahan-bahan lain untuk
negara adalah snack bar. Selain itu, memperkaya kandungan gizi mocaf (Sunarsi,
mengkonsumsi makanan bar di Indonesia masih dkk., 2011).
sangat rendah dan beberapa orang bahkan Kacang merah merupakan salah satu jenis
belum mengetahuinya. kacang yang memiliki kandungan nutrisi yang
Snack bar merupakan salah satu produk cukup baik. Astawan (2009), kacang merah
pangan berupa makanan ringan yang memiliki merupakan sumber karbohidrat kompleks,
bentuk batang dan padat. Snack bar dapat vitamin B, asam amino esensial yang lengkap,
dikategorikan sebagai makanan ringan berupa kalsium, fosfor dan zat besi. Kadar protein
cemilan sehat karena mengandung gizi lengkap kacang merah setara dengan kacang hijau, kadar
yaitu protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. lemak jauh lebih rendah dibandingkan kacang
Snack bar juga dapat dikategorikan sebagai EFP kedelai dan kacang tanah, serta memiliki kadar
(Emergency Food Product) karena merupakan serat lebih tinggi dibandingkan beras, jagung,
pangan yang dikonsumsi pada saat darurat, sorgum, dan gandum.
dapat juga dimanfaatkan untuk orang yang Sebagai salah satu bahan baku pada
sedang menjalani diet sehat karena bersifat produk roti, peran telur terhadap karakteristik
mengenyangkan namun memiliki nilai gizi tekstur dan rasa produk roti sangatlah penting.
beragam sehingga dapat memenuhi kebutuhan Menurut Mine (1996), telur berkontribusi
gizi di dalam tubuh (Zoumas, dkk., 2002). terhadap struktur produk roti, memerangkap
Bahan pangan yang digunakan dalam udara di dalam adonan pada saat pengadukan,
pembuatan snack bar juga bermacam-macam menambah warna dan rasa, memberikan zat gizi
yang bertujuan untuk memperoleh gizi yang protein serta lemak esensial, dan juga berfungsi
lengkap sebagai upaya diversifikasi pangan. sebagai emulsifier.
Salah satu upaya diversifikasi pangan yaitu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menggunakan bahan-bahan pangan lokal yang pengaruh perbandingan tepung labu kuning,
memiliki komposisi gizi yang setara ataupun lebih tepung mocaf, dan kacang merah dengan
tinggi dari bahan pangan yang ada sebagai penambahan kuning telur terhadap mutu snack
alternatif pangan, seperti umbi-umbian, kacang- bar, serta kombinasi terbaik dari perbandingan
kacangan, dan buah-buahan. tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang
Labu kuning merupakan salah satu merah dengan penambahan kuning telur untuk
komoditas pertanian yang banyak mengandung menghasilkan mutu snack bar yang baik secara
β-karoten atau provitamin A yang sangat fisik, kimia, dan organoleptik.
bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, labu
kuning juga mengandung zat gizi seperti protein,
karbohidrat, beberapa mineral seperti kalsium,
fosfor, besi serta beberapa vitamin B dan C.

489
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

BAHAN DAN METODA mentega. Dilakukan pemanggangan di dalam


oven pada suhu 150 oC selama 30 menit
Bahan dan Alat Penelitian kemudian didinginkan pada suhu ruang.
Bahan yang digunakan dalam penelitian Dilakukan pemotongan agar bentuknya menjadi
adalah labu kuning, tepung mocaf, kacang lebih seragam dan disukai oleh panelis.
merah, kuning telur, gula pasir, margarin, susu Dilakukan pemanggangan lagi di dalam oven
skim, dan garam. Bahan kimia yang digunakan pada suhu 150 oC selama 30 menit kemudian
adalah H2SO4 pekat, larutan NaOH, indikator didinginkan pada suhu ruang, selanjutnya
mengsel (methyl red dan methyl blue), larutan dikemas dalam plastik klip.
H2SO4, larutan NaOH, etanol, katalis, (K2SO4 dan
CuSO4), heksan, akuades. Pengamatan dan Analisis Data
Alat yang digunakan dalam penelitian ini Pengamatan pada snack bar dilakukan
adalah timbangan analitik (Sartorius TE 2145), antara lain kadar air metode oven, kadar abu dari
tanur, pompa vakum, soxhlet, oven, beaker (SNI 01-2891-1992), kadar protein metode
glass, desikator, cawan porselen, dan alat-alat Kjeldahl dari AOAC (1995), kadar lemak metode
pembuatan snack bar seperti mixer, oven kue, soxhlet, kadar serat kasar (SNI 01-2891-1992),
dan blender. kadar karbohidrat dari Winarno (2004),
penentuan indeks warna metode hunter dari
Tahapan Penelitian Hutching (1999), kerenyahan dari Nasution, dkk,
Pembuatan tepung labu kuning (2012), uji organoleptik hedonik aroma, warna,
Proses pembuatan tepung labu kuning rasa, dan kerenyahan, uji organoleptik skor
dimulai dari sortasi dan pencucian, pembelahan warna, kerenyahan, dan penerimaan konsumen.
dan pengupasan (dibuang kulit dan biji), lalu Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
diblanshing dengan uap pada suhu 90 oC selama sidik ragam (ANOVA) dan perlakuan yang
5 menit, pengecilan ukuran (diiris tipis), memberikan pengaruh berbeda nyata atau
pengeringan di dalam oven pengering pada suhu sangat nyata diuji dengan uji lanjut menggunakan
50 oC selama 24 jam. Setelah kering, dihaluskan uji Least Significant Range (LSR).
dengan blender dan diayak dengan ayakan 60
mesh sehingga diperoleh tepung labu kuning HASIL DAN PEMBAHASAN
yang halus.
Secara umum hasil penelitian yang
Pembuatan kacang merah cacah kering dilakukan menunjukkan bahwa perbandingan
Proses pembuatan kacang merah cacah tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang
kering, pertama dicuci sampai bersih kemudian merah dengan penambahan kuning telur
direndam selama 24 jam. Kacang merah yang memberikan pengaruh terhadap parameter yang
telah direndam selanjutnya direbus selama diamati pada Tabel 1 dan Tabel 2.
30 menit. Perebusan ini bertujuan untuk
melunakkan jaringan kacang merah. Tahapan Kadar Air
selanjutnya yaitu pengupasan kulit kacang merah Perbandingan tepung labu kuning, tepung
dan dilakukan pencacahan. Kacang merah mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) dan
cacahan selanjutnya dikeringkan di dalam oven penambahan kuning telur (Tabel 2) memberikan
pada suhu 50 oC selama 24 jam. pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
terhadap nilai kadar air snack bar. Sedangkan
Pembuatan snack bar interaksi keduanya memberikan pengaruh
Pertama-tama kuning telur ayam dikocok berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai kadar
dahulu dengan menggunakan mixer sebanyak air snack bar.
5%, 10%, 15%, dan 20% selama 5 menit. Semakin banyak tepung mocaf maka
Margarin 40 g, gula putih 45 g, dan garam 0,5 g kadar air semakin rendah, sedangkan semakin
dicampur dengan menggunakan mixer selama banyak tepung labu kuning maka kadar air
5 menit. Pencampuran kering berupa tepung labu semakin tinggi (Tabel 1). Hal ini disebabkan oleh
kuning, tepung mocaf, dan kacang merah cacah kandungan air pada tepung labu kuning lebih
kering sebanyak 100 g dengan perbandingan tinggi dibanding dengan kadar air tepung mocaf.
50% : 20% : 30%, 40% : 30% : 30%, Penyerapan air pada tepung dipengaruhi oleh
30% : 40% : 30%, dan 20% : 50% : 30%, dan kadar serat dan kadar pati. Kadar serat dan
ditambahkan susu skim sebanyak 15 g. Semua kadar pati tepung labu kuning lebih banyak jika
bahan dicampur secara bertahap dan diadon dibandingkan dengan tepung mocaf. Tingginya
sampai semuanya merata. Kemudian adonan kadar serat dan kadar pati pada bahan maka
dicetak di loyang yang sudah diolesi dengan

490
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

akan semakin kuat menyerap air (Nurani, dkk., berperan sebagai agen pembasah. Menurut
2014). Lomakina dan Mikova (2006), lesitin dalam
Semakin banyak kuning telur yang kuning telur mampu mengikat air, sehingga
digunakan, maka kadar air akan semakin tinggi semakin banyak kuning telur yang digunakan
(Tabel 2). Hal ini disebabkan kuning telur yang maka kadar air yang diperoleh akan semakin
memiliki kandungan lesitin, dimana lesitin yang tinggi.

Tabel 1. Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang merah terhadap parameter yang
diamati
Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan
kacang merah (S(%))
Parameter yang diuji
S1 (%) S2 (%) S3 (%) S4 (%)
(50:2 :30) (40:30:20) (30:40:30) (20:50:30)
Kadar air (%) 6,1267aA 5,8037abAB 5,5603bB 4,5162cC
Kadar abu (%) 3,8127bB 3,3809bB 3,2878bB 3,2796aA
Kadar protein (%) 13,6839b 13,4614b 13,1868ab 13,2282a
Kadar lemak (%) 9,8069 9,3813 9,2124 9,1101
Kadar serat (%) 5,0352aA 4,8211aA 3,8184bB 3,5909bB
Kadar karbohidrat (%) 66,5698 cC 67,9727 bB 68,7527 bB 70,1232aA
Indeks warna (hue )o 78,2331 aA 77,2120 abAB 76,7727 bcB 75,8785cB
Kerenyahan (kg/cm ) 2 7,1656 dC 8,2166 cB 8,5350 bB 9,1401aA
Nilai hedonik warna 3,3333 3,5500 3,6333 3,6667
Nilai hedonik aroma 3,6917 3,7083 3,7333 3,7417
Nilai hedonik rasa 3,3083bB 3,3333bB 3,4083bB 3,7083aA
Nilai hedonik kerenyahan 3,8167 3,8833 3,9667 4,0000
Nilai skor warna 2,9000bB 2,9083bB 3,2500aA 3,3167aA
Nilai skor kerenyahan 3,2583 dC 3,3917 cC 3,5917 bB 3,8167aA
Penerimaan konsumen 3,2500 3,4083 3,4667 3,4875
Keterangan: Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda
pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda
sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR.

Tabel 2. Penambahan kuning telur terhadap parameter yang diamati


Penambahan kuning telur (P(%))
Parameter yang diuji P1 P2 P3 P4
(5) (10) (15) (20)
Kadar air (%) 4,3427dD 5,0378cC 5,7770bB 6,8495aA
Kadar abu (%) 3,2608 3,4001 3,5053 3,5948
Kadar protein (%) 12,6393cC 13,2327bB 13,6646aA 14,0238aA
Kadar lemak (%) 7,9618cC 8,9077bB 10,1474aA 10,4938aA
Kadar serat (%) 4,5731 4,3832 4,2034 4,1024
Kadar karbohidrat (%) 71,7955aA 69,6092bB 66,9756cC 65,0381dD
Indeks warna (hueo) 77,5092 76,9528 76,9192 76,7150
Kerenyahan (kg/cm2) 8,8854aA 8,4713bA 7,9299cB 7,7707dB
Nilai hedonik warna 3,3833 3,5167 3,5917 3,6917
Nilai hedonik aroma 3,6417 3,7000 3,7250 3,8083
Nilai hedonik rasa 3,3583 3,3917 3,5083 3,5500
Nilai hedonik kerenyahan 4,0833aA 3,9250bAB 3,8667bB 3,7917bB
Nilai skor warna 3,1417 3,1167 3,0583 3,0500
Nilai skor kerenyahan 3,8000aA 3,6333bB 3,4250cC 3,2000dD
Penerimaan konsumen 3,2625 3,3750 3,4833 3,4917
Keterangan: Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda
pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda
sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR.

Kadar Abu terhadap nilai kadar abu snack bar. Penambahan


Perbandingan tepung labu kuning, tepung kuning telur (Tabel 2) memberikan pengaruh
mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai kadar
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) abu snack bar. Sedangkan interaksi keduanya

491
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata atau asam lemak berperan penting sebagai
(P>0,05) terhadap nilai kadar abu snack bar. bahan yang membantu pengembangan
Semakin banyak tepung labu kuning maka kerenyahan adonan sehingga mengahasilkan
kadar abu semakin tinggi, sedangkan semakin snack bar yang lembut. Telur dikenal sebagai
banyak tepung mocaf maka kadar abu semakin sumber asam lemak esensial dan digunakan
rendah (Tabel 1). Hal ini disebabkan tepung labu sebagai sumber utama lemak dalam formulasi
kuning memiliki kandungan mineral yang lebih produk snack bar, sehingga penambahan telur
tinggi dibandingkan dengan tepung mocaf. Abu dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
yang tertinggal dari hasil pembakaran merupakan kadar lemak pada snack bar. Menurut Sarifudin,
kandungan mineral atau zat organik pada bahan dkk., (2015), penambahan telur yang semakin
pangan yang tidak mudah terbakar dan menguap banyak dalam formulasi snack bar akan
selama pemijaran dilakukan (Ratnasari dan meningkatkan kandungan lemak pada produk
Yunianta, 2015). tersebut.

Kadar Protein Kadar Serat


Perbandingan tepung labu kuning, tepung Perbandingan tepung labu kuning, tepung
mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan
pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap nilai pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
kadar protein snack bar. Penambahan kuning terhadap nilai kadar serat snack bar.
telur (Tabel 2) memberikan pengaruh berbeda Penambahan kuning telur (Tabel 2) memberikan
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kadar pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
protein snack bar. Sedangkan interaksi keduanya nilai kadar serat snack bar. Sedangkan interaksi
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata keduanya memberikan pengaruh berbeda tidak
(P>0,05) terhadap nilai kadar protein snack bar. nyata (P>0,05) terhadap nilai kadar serat snack
Semakin banyak pemakaian tepung labu bar.
kuning maka kadar protein semakin tinggi, Semakin banyak tepung labu kuning maka
sedangkan semakin banyak pemakaian tepung kadar serat semakin tinggi, sedangkan semakin
mocaf maka kadar protein semakin rendah banyak tepung mocaf maka kadar serat semakin
(Tabel 1). Hal ini disebabkan kadar protein pada rendah (Tabel 1). Hal ini disebabkan tepung labu
tepung mocaf lebih rendah dari tepung labu kuning mengandung serat yang lebih tinggi dari
kuning. Menurut Riganakos dan Kontominas pada tepung mocaf. Menurut Singh, dkk., (2006),
(1995), kadar protein pada tepung mocaf tepung labu kuning mengandung serat yang
tergolong sedikit. tinggi yaitu berupa selulosa, hemiselulosa, dan
Semakin banyak kuning telur yang lignin.
digunakan, maka kadar protein akan semakin
tinggi (Tabel 2). Hal ini disebabkan kuning telur Kadar Karbohidrat
memiliki kandungan protein yang tinggi. Telur Perbandingan tepung labu kuning, tepung
merupakan sumber protein dan mengandung mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) dan
asam amino yang lengkap, serta memiliki daya penambahan kuning telur (Tabel 2) memberikan
cerna yang tinggi. Kandungan protein kuning pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
telur ayam mencapai 16,3% (Direktorat Gizi terhadap nilai kadar karbohidrat snack bar.
Departemen Kesehatan, 1996). Sedangkan interaksi keduanya memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
Kadar Lemak nilai kadar karbohidrat snack bar.
Perbandingan tepung labu kuning, tepung Semakin banyak tepung mocaf yang
mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan semakin banyak akan meningkatkan kadar
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap karbohidrat dari snack bar yang dihasilkan,
nilai kadar lemak snack bar. Penambahan kuning sedangkan semakin banyak tepung labu kuning
telur (Tabel 2) memberikan pengaruh berbeda maka kadar karbohidrat semakin rendah
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kadar lemak (Tabel 1). Hal ini disebabkan kadar karbohidrat
snack bar. Sedangkan interaksi keduanya tepung mocaf lebih tinggi dibanding dengan
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata kadar karbohidrat tepung labu kuning..
(P>0,05) terhadap nilai kadar lemak snack bar. Semakin banyak kuning telur yang
Semakin banyak kuning telur yang digunakan maka kadar karbohidrat akan semakin
digunakan, maka kadar lemak akan semakin rendah (Tabel 2). Menurut Direktorat Gizi
tinggi (Tabel 2). Hal ini disebabkan kandungan Departemen Kesehatan (1996), kuning telur
lemak yang sangat tinggi pada kuning telur. bukanlah salah satu sumber karbohidrat karena
Dalam teknologi pembuatan snack bar, lemak dalam kuning telur hanya terkandung 0,7%

492
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

karbohidrat, dimana bisa dikatakan jumlahnya pemanggangan, gelembung udara membesar


relatif sangat sedikit, sehingga penambahan dan selanjutnya protein telur mengalami
kuning telur dapat menurunkan kadar karbohidrat koagulasi sehingga memberikan struktur busa
pada snack bar. yang permanen di dalam produk snack bar,
sehingga mengakibatkan snack bar menjadi tidak
Indeks Warna renyah.
Perbandingan tepung labu kuning, tepung
mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan Nilai Hedonik Warna dan Aroma
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) Perbandingan perbandingan tepung labu
terhadap kerenyahan snack bar. Penambahan kuning, tepung mocaf, dan kacang merah,
kuning telur (Tabel 2) memberikan pengaruh penambahan kuning telur, serta interaksi
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks keduanya memberi pengaruh berbeda tidak
warna snack bar. Sedangkan interaksi keduanya nyata (P>0,05) terhadap nilai organoleptik
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata hedonik warna dan aroma snack bar.
(P>0,05) terhadap nilai kadar serat snack bar.
Semakin banyak tepung labu kuning maka Nilai Hedonik Rasa
indeks warna semakin tinggi, sedangkan Perbandingan tepung labu kuning, tepung
semakin banyak tepung mocaf maka indeks mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan
warna semakin rendah (Tabel 1). Hal ini pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
disebabkan tepung labu kuning memiliki warna terhadap nilai hedonik rasa snack bar.
kuning yang lebih kuat dan gelap dibandingkan Penambahan kuning telur (Tabel 2) memberikan
dengan tepung mocaf. Menurut Ratnasari dan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
Yunianta (2015), labu kuning merupakan salah nilai hedonik rasa snack bar. Sedangkan
satu tanaman yang buahnya mengandung interaksi keduanya memberikan pengaruh
β-karoten tinggi yang memberikan warna kuning berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai
pada labu kuning. hedonik rasa snack bar.
Semakin banyak tepung labu kuning dapat
Kerenyahan menurunkan nilai kesukaan panelis, dan
Perbandingan tepung labu kuning, tepung sebaliknya semakin banyak tepung mocaf dapat
mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan meningkatkan nilai kesukaan panelis (Tabel 1).
pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) Rasa merupakan tanggapan terhadap
terhadap kerenyahan snack bar. Penambahan rangsangan kimiawi yang sampai di indera
kuning telur (Tabel 2) memberikan pengaruh pengecap lidah, khususnya jenis rasa dasar yaitu
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap manis, asam, asin, dan pahit (Meilgaard, dkk.,
kerenyahan snack bar. Sedangkan interaksi 2000). Makanan yang memiliki rasa yang enak
keduanya memberikan pengaruh berbeda tidak dan menarik akan disukai oleh konsumen. Hal ini
nyata (P>0,05) terhadap kerenyahan snack bar. disebabkan penambahan tepung labu kuning
Semakin banyak tepung labu kuning, maka akan mempengaruhi rasa snack bar yang
kerenyahan semakin rendah, sedangkan dihasilkan, dimana tepung labu kuning memiliki
semakin banyak tepung mocaf maka kerenyahan rasa khas yaitu langu. Sesuai dengan pernyataan
semakin tinggi (Tabel 1). Hal ini disebabkan dari Igfar (2012), pengaruh penambahan tepung
tepung labu kuning memiliki kandungan air yang labu kuning terhadap pembuatan produk akan
lebih tinggi dari pada tepung mocaf. Menurut mempengaruhi rasa. Semakin banyak tepung
Cauvain dan Young (2008), peningkatan jumlah labu kuning yang digunakan maka semakin khas
kandungan air dalam suatu produk dapat rasa tepung labu kuning pada produk yang
menurunkan nilai kekerasan dan hilangnya dihasilkan.
karakteristik kerenyahan.
Semakin banyak kuning telur yang Nilai Hedonik Kerenyahan
digunakan maka nilai kerenyahan akan semakin Perbandingan tepung labu kuning, tepung
rendah(Tabel 2). Hal ini disebabkan penambahan mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan
kuning telur yang banyak dalam formula snack pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
bar cenderung mengurangi kerenyahan produk nilai hedonik kerenyahan snack bar.
snack bar yang dihasilkan. Kemampuan daya Penambahan kuning telur (Tabel 2) memberikan
busa dari telur dapat dianggap sebagai faktor pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
utama penyebab penurunan kerenyahan. Selama terhadap nilai hedonik kerenyahan snack bar.
proses pengadukan adonan, gelembung udara Sedangkan interaksi keduanya memberikan
terjebak dalam adonan yang disebabkan adanya pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap
albumen dari telur (Mine, 1996). Dalam proses nilai hedonik kerenyahan snack bar.

493
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

Semakin banyak kuning telur yang Nilai Organoleptik Skor Kerenyahan


digunakan maka semakin tidak disukai oleh Perbandingan tepung labu kuning, tepung
panelis (Tabel 2), dimana dapat diartikan bahwa mocaf, dan kacang merah, penambahan kuning
semakin banyak penggunaan kuning telur dalam telur, serta interaksi keduanya memberikan
snack bar akan memberikan kerenyahan yang pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)
tidak disukai oleh panelis. Kerenyahan terhadap nilai skor kerenyahan snack bar.
berhubungan dengan kerenyahan produk yang semakin banyak tepung labu kuning maka
dapat diartikan sebagai serangkaian retakan nilai skor kerenyahan semakin rendah,
yang dirasakan di dalam mulut akibat dikenai sedangkan semakin banyak tepung mocaf, maka
gaya yang rendah (Vincent, 2004). Hal ini nilai skor semakin tinggi (Tabel 1). Hal ini
disebabkan pada kuning telur mengandung air disebabkan tepung labu kuning tidak memiliki
yang tinggi, sehingga dapat menurunkan nilai kandungan protein berupa gluten yang dapat
kekerasan. Menurut Cauvain dan Young (2008), menjadikan adonan mengembang, sehingga
peningkatan jumlah kandungan air dalam suatu semakin banyak tepung labu kuning yang
produk dapat menurunkan nilai kekerasan dan ditambahkan maka akan semakin padat
juga hilangnya karakteristik kerenyahan. kerenyahan snack bar yang dihasilkan. Menurut
Sediaoetema (2009), hanya protein berupa
Nilai Organoleptik Skor Warna gluten yang dapat menghasilkan snack bar yang
Perbandingan tepung labu kuning, tepung baik pengembangannya dan protein ini hanya
mocaf, dan kacang merah (Tabel 1) memberikan ada pada tepung mocaf. Kerenyahan suatu
pengaruh berbeda tidak nyata (P<0,01) terhadap bahan pangan merupakan salah satu fisik dari
nilai skor warna snack bar. Penambahan kuning bahan pangan.
telur (Tabel 2) memberikan pengaruh tidak nyata Semakin banyak kuning telur yang
(P>0,05) terhadap nilai skor warna snack bar. digunakan maka nilai skor kerenyahan semakin
Sedangkan interaksi keduanya memberikan rendah (Tabel 2). Hal ini disebabkan oleh
pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kemampuan daya buih yang terbentuk saat
nilai skor warna snack bar. pengocokan telur. Semakin banyak kuning telur
Semakin banyak pemakaian tepung labu yang digunakan akan menghasilkan buih yang
kuning maka nilai skor warna semakin rendah, banyak juga saat pengocokan, sehingga
sedangkan semakin banyak pemakaian tepung kerenyahan akan menjadi lembut. Pemanasan
mocaf maka nilai skor warna semakin tinggi pada snack bar berupa pemanggangan untuk
(Tabel 1). Hal ini disebabkan oleh tepung labu membantu mengembangnya snack bar secara
kuning yang memiliki warna kuning kecoklatan maksimal karena buih yang terbentuk saat
yang cenderung gelap. Menurut Anonim (2010), pengocokan telur dapat menyebabkan
menyatakan bahwa kandungan β-karoten pada bersatunya udara dengan adonan sehingga saat
labu kuning sangat tinggi, seperti lutein, pemanasan, udara yang berada dalam sel akan
zeaxanthin, dan karoten yang memberi warna memuai dan meregang dengan begitu akan
kuning pada labu kuning yang membuat warna bertambahnya volume dan mengubah struktur
menjadi gelap saat dipanggang, sehingga kurang snack bar. Snack bar dengan kerenyahan yang
disukai. Hal ini didukung pendapat Winarno baik dapat diperoleh apabila volume dan
(2004), ini disebabkan oleh adanya reaksi kestabilan buih dapat dipertahankan
maillard, yaitu suatu reaksi antara gula/pati yang (Campbell, dkk., 2005). Pembentukan buih yang
menyebabkan warna menjadi gelap. kurang stabil dapat menyebabkan snack bar
Warna merupakan salah satu faktor yang tidak mengembang secara maksimal sehingga
menentukan mutu dan warna pertama kali dilihat kerenyahannya kurang baik (Akesowan, 2007).
saat menilai suatu produk, sehingga warna Semakin banyak tepung labu kuning yang
dijadikan atribut organoleptik yang penting dalam digunakan dan semakin banyak juga
suatu bahan pangan (Winarno, 2004). Suatu penambahan kuning telur, maka nilai skor
bahan pangan yang disajikan akan terlebih kerenyahan pada snack bar akan semakin
dahulu dinilai dari segi warna. Walaupun rendah. Hal ini disebabkan tepung labu kuning
kandungan gizinya baik, tapi apabila warnanya dan kuning telur mengandung air yang tinggi.
terlihat tidak menarik dan memberikan kesan Menurut Widowati, dkk., (2001), kandungan air
telah menyimpang dari warna yang seharusnya, pada tepung labu kuning sebesar 11,14%. Kadar
maka konsumen akan memberikan penilaian air dalam produk dapat mempengaruhi nilai
yang tidak baik. kerenyahan dari produk snack bar seiring dengan
peningkatan jumlah telur yang berperan sebagai
agen pembasah. Selain itu, kuning telur juga
mengandung lesitin yang mempunyai

494
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

kemampuan mengikat air pada bahan (Lomakina didukung pendapat Winarno (2004), air
dan Mikova, 2006). Kandungan lesitin dalam merupakan komponen terpenting dalam bahan
kuning telur mampu mengikat air sehingga makanan karena air mempengaruhi
semakin tinggi kuning telur yang digunakan maka kenampakan, kerenyahan, serta cita rasa
semakin tinggi kadar air yang diperoleh. makanan. Semakin besar jumlah kadar air pada
Menurut Cauvain dan Young (2008), snack bar, maka nilai skor kerenyahan pada
peningkatan jumlah kandungan air dalam suatu snack bar akan semakin rendah. Selain itu, kadar
produk dapat menurunkan nilai kekerasan dan air dalam bahan pangan juga ikut berperan
juga hilangnya karakteristik kerenyahan. Hal ini dalam pembentukan sifat organoleptik produk.

7
S1 ; ŷ1 = -4,8667P + 3,8667 ; r = -0,9777
6
Nilai skor kerenyahan (numerik)

S2 ; ŷ2 = -4,2000P + 3,9160 ; r = -0,9942


S3 ; ŷ3 = -5,0000P + 4,2160 ; r = -0,9703
5 S4 ; ŷ4 = 0,0550P + 3,3797 ; r = -0,9779

0
0 5 10 15 20
Penambahan kuning telur (%)
S1(50%:20%:30%) S2(40%:30%:30%) S3(30%:40%:30%) S4(20%:50%:30%)

Gambar 1. Hubungan interaksi perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang merah dan
penambahan kuning telur terhadap nilai skor kerenyahan snack bar

Penerimaan Konsumen nilai skor tekstur, berpengaruh tidak nyata


Perbandingan perbandingan tepung labu terhadap kadar abu, kadar serat, indeks
kuning, tepung mocaf, dan kacang merah, warna, nilai hedonik warna, nilai hedonik
penambahan kuning telur, serta interaksi aroma, nilai hedonik rasa, nilai skor warna,
keduanya memberi pengaruh berbeda tidak dan penerimaan umum.
nyata (P>0,05) terhadap penerimaan konsumen 3. Interaksi perbandingan perbandingan tepung
snack bar. labu kuning, tepung mocaf, dan kacang
merah dan penambahan kuning telur
memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
KESIMPULAN nilai skor kerenyahan snack bar yang
dihasilkan.
1. Perbandingan tepung labu kuning, tepung 4. Formulasi pembuatan snack bar terbaik
mocaf, dan kacang merah memberikan terdapat pada perlakuan perbandingan
pengaruh sangat nyata terhadap kadar air, tepung labu kuning, tepung mocaf, dan
kadar abu, kadar protein, kadar serat, kadar kacang merah 20%:50%:30% dan
karbohidrat, indeks warna, tekstur, nilai penambahan kuning telur 5%.
hedonik rasa, nilai skor warna, nilai skor
tekstur, berpengaruh tidak nyata terhadap
kadar abu, kadar lemak, nilai hedonik warna, DAFTAR PUSTAKA
nilai hedonik aroma, nilai hedonik tekstur,
dan penerimaan umum. Akesowan, A. 2007. Effect of a konjac flour/soy
2. Penambahan kuning telur memberikan protein isolate mixture on reduced-fat,
pengaruh sangat nyata terhadap kadar air, added water chiffon cakes. AU Journal of
kadar protein, kadar lemak, kadar Technology. 11(1) : 23-27.
karbohidrat, tekstur, nilai hedonik tekstur,

495
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Association of Analytical Chemists, Indonesia. 2(4) : 21-26.
Washington D.C.
Nurani, S. dan S. S. Yuwono. 2014.
Anonim. 2010. Labu Kuning dan Hasil Pemanfaatan tepung kimpul (Xanthosoma
Olahannya (Teori dan Praktek). sagittifolium) sebagai bahan baku cookies
http://www.ebook pangan.com. (18 Maret (kajian proporsi tepung dan penambahan
2018). margarin). Jurnal Pangan dan Agroindustri.
2(2) : 50 – 58.
Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan
Kacang dan Biji-Bijian. Penerbit Swadaya, Ratnasari, N. dan Yunianta. 2015. Pengaruh
Depok. tepung kacang hijau, tepung labu kuning,
margarin terhadap fisikokimia dan
Campbell, L., V. Raikos, dan S. R. Euston. 2005. organoleptik biskuit. Jurnal Pangan dan
Heat stability and emulsifying ability of Agroindustri. 3(4) : 1652-1661.
whole egg and egg yolk as related to heat
treatment. Journal Food Hydrocolloids. 19 : Rein, W. N. T. dan T. W. Dewanti. 2014. Potensi
533-539. cincau hitam (Mesona palustris), daun
pandan dan kayu manis sebagai bahan
Cauvain, S. P. dan L. S. Young. 2008. Bakery baku minuman herbal fungsional. Jurnal
Food Manifacture and Quality: water Pangan dan Agroindustri. 2(4) : 46-57.
Control and Effects. Willey-Blackwell, USA.
Riganakos, K. A. dan M. G. Kontominas. 1995.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan. 1996. Effect of hebat treatment on moisture
Daftar Komposisi Bahan Makanan. sorption behavior of wheat flours using a
Bhratara Karya Aksara, Jakarta. hygrometric technique. G. Charalambous
(Ed). Food flavors : Generation Analysis
Hendrasty, H. K. 2003. Tepung Labu Kuning and Process Influence Journal.
Pembuatan dan Pemanfaatannya.
Kanisius, Yogyakarta. Sarifudin, A., R. Ekafitri, D. N. Surahman, dan S.
K. D. F. A. Putri. 2015. Pengaruh
Hutching, J. B. 1999. Food Color and penambahan telur pada kandungan
Appearance. Aspen Punlisher Inc
proksimat, karakteristik aktivitas air bebas
Gaithersburg, Maryland. (aw) dan tekstural snack bar berbasis
Igfar, A. 2012. Pengaruh penambahan tepung pisang (Musa paradisiaca)
labu kuning (Cucurbita moschata) dan Sediaoetama, A. D. 2009. Ilmu Gizi untuk
tepung terigu terhadap pembuatan Mahasiswa dan Profesi, Jilid II. Dian
biscuit. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Rakyat, Jakarta.
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Singh, G., S. Shegal, dan A. Kawatra. 2006.
Lomakina, K. dan K. Mikova. 2006. A study of the Sensory and nutritional evaluation of cake
factors affecting the foam properties of egg
developed from blanched and malted pearl
white-a review. Czech Journal of Food millet. Journal of Food Science and
Science. 24(2) : 110-118. Technology. 43(1) : 505-508.
Meilgaard, M., G. V. Civille, B. T. Carr. 2000. Standarisasi Nasional Indonesia. 1992. SNI 01-
Sensory evaluation techniques. CRC- 2891-1992. Cara uji makanan dan
Press, Boca Raton, Florida.
minuman. BSN, Jakarta.
Mine, Y. 1996. Effect of pH during the dry heating Sunarsi, S., M. A. Sugeng, S. Wahyuni, dan W.
on the gelling properties of egg white Ratnaningsih. 2011. Memanfaatkan
proteins. Food Research International. singkong menjadi tepung mocaf untuk
29(1) : 155-161. pemberdayaan masyarakat Sumberejo.
Nasution, I. S., Yusmanizar, dan K. Melianda. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian
2012. Pengaruh penggunaan lapisan edibel kepada masyarakat Tahun 2011.
(edible coating), kalsium klorida, dan Taufik, R., L. Rohmah, dan E. Riyanti. 2011.
kemasan plastik terhadap mutu nenas
Optimasi proses pembuatan food bar
(Ananas comusus merr.) terolah minimal. berbasis pisang. Prosiding Seminar

496
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

Nasional Penelitian dan PKM Sains, Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Teknologi dan Kesehatan. Universitas Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Islam Bandung, Bandung.
Winarno, F. G. dan K. Felicia. 2007. Pangaan
Vincent, J. F. V. 2004. Application of fracture Fungsional dan Minuman Energi. M-
mechanics to the texture of food. Journal of Briopress, Bogor.
English Failure Analysis. 11 : 695 – 704.
Zoumas, B. L., J. R. Armstrong, W. L.
Widowati, S., N. Richana, Suarni, P. Raharto dan Chenoweth, P. Chinachoti, B. P. Klein,
I. G. P. Sarasutha., 2001. Studi Potensi dan H. W. Lane, K. S. Marsh, dan
M. Tolvanen. 2002. High Energy
Peningkatan Dayaguna Sumber Pangan Nutrient-dense Emergency Relief
Lokal untuk Penganekaragaman Pangan di Product. Food and Nutrition Board.
Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian National Academy-Press, Washington.
Puslitbangtan, Bogor.

497

Anda mungkin juga menyukai