Garuda 1435141
Garuda 1435141
2018
(The Effect of Ratio of Pumpkin Flour, Mocaf Flour, and Red Bean with The Addition of
Egg Yolks on The Quality of Snack Bar)
ABSTRACT
This research was aimed to know the effect of ratio of pumpkin flour, mocaf flour, and red bean with the addition of egg
yolks to produce a snack bar with good quality. This research was conducted using a completely randomized design
(RAL) with two factors, namely ratio of pumpkin flour, mocaf flour, and red bean (S): 50%:20%:30%, 40%:30%:30%,
30%:40%:30%, and 20%:50%:30% and the addition of egg yolks (P): 5%, 10%, 15%, and 20%. Pumpkin flour, mocaf
flour, and red bean had a highly significant effect on water content, ash content, protein content, fiber content,
carbohydrate content, color index, crispness, hedonic value of taste, score value of colour, and score value of crispness
and had no significant effect on fat content, hedonic value of colour, hedonic value of flavour, hedonic value of crispness,
and consumer acceptance. The addition of egg yolks had a highly significant effect on water content, protein content, fat
content, carbohydrate content, crispness, hedonic value of crispness, and score value of crispness and had no significant
effect on ash content, fiber content, color index, hedonic value of colour, hedonik value of flavour, hedonic value of taste,
score value of colour, and consumer acceptance. Interactions of the two factors had significant effect on score value of
crispness. Ratio of of pumpkin flour, mocaf flour, and red bean of 20%:50%:30% and the addition of egg yolks 5% had
the best effect for the quality of snack bar.
Keywords : Egg Yolk, Mocaf Flour, Pumpkin Flour, Red Bean, Snack Bar
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang merah
dengan penambahan kuning telur untuk menghasilkan snack bar dengan mutu yang baik. Penelitian ini dilakukan
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf,
serta kacang merah (S): 50%:20%:30%, 40%:30%:30%, 30%:40%:30%, dan 20%:50%:30% dan penambahan kuning
telur (P): 5%, 10%, 15%, dan 20%.Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, serta kacang merah memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar, kadar karbohidrat,
indeks warna, kerenyahan, nilai hedonik rasa, nilai skor warna, dan nilai skor kerenyahan serta memberikan pengaruh
berbeda tidak nyata terhadap kadar lemak, nilai hedonik warna, nilai hedonik aroma, nilai hedonik kerenyahan, dan
penerimaan konsumen. Penambahan kuning telur memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air,
kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, kerenyahan, nilai hedonik kerenyahan, dan nilai skor kerenyahan serta
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap kadar abu, kadar serat kasar, indeks warna, nilai hedonik warna,
nilai hedonik aroma, nilai hedonik rasa, nilai skor warna, dan penerimaan konsumen. Interaksi kedua faktor memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata terhadap nilai skor kerenyahan. Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan
kacang merah 20%:50%:30% dan penambahan kuning telur 5% memberikan pengaruh yang terbaik untuk mutu snack
bar.
Kata Kunci : Kacang Merah, Kuning Telur, Snack Bar, Tepung Labu Kuning, Tepung Mocaf
488
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
menyebabkan kebutuhan pangan tidak Adapun salah satu cara pemanfaatan labu
sebatas pada pemenuhan kebutuhan gizi kuning adalah dengan diolah menjadi tepung
konvensional bagi tubuh, melainkan pangan labu kuning. Tepung labu kuning ini kemudian
diharapkan mampu berfungsi untuk menjaga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan beberapa
kesehatan dan kebugaran tubuh, aman macam produk makanan atau sebagai substitusi
dikonsumsi serta praktis dalam penyajiannya tepung terigu dalam berbagai pembuatan roti
(Winarno dan Felicia, 2007 ; Taufik, dkk., 2011). tawar, cake dan kue kering. Pemanfaatan labu
Saat ini masyarakat mulai menunjukkan kuning menjadi tepung labu kuning dapat
kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi mendukung usaha diversifikasi makanan bagi
makanan yang tidak hanya sekedar masyarakat (Hendrasty, 2003).
mengenyangkan tetapi juga dapat memberikan Tepung mocaf (Modified Cassava Flour)
efek positif bagi kesehatan tubuh. Pangan merupakan tepung yang diolah dari bahan dasar
fungsional merupakan pangan yang kandungan ubi kayu yang diproses secara fermentasi
komponen aktifnya dapat memberikan manfaat dengan menggunakan jasa mikrobia atau enzim
yang diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung tertentu. Jika dibandingkan dengan tepung ubi
di dalamnya. Para ilmuwan Jepang menekankan kayu yang diolah secara biasa, mocaf memiliki
ada tiga fungsi dasar pangan fungsional yaitu kelebihan yaitu warna tepung yang lebih putih,
sensori (warna dan penampilan menarik serta viskositas lebih tinggi, daya rehidrasi lebih baik,
cita rasa yang enak), nutrisional (bergizi tinggi), dan cita rasa ubi kayu yang tertutupi. Mocaf
dan fisiologikal (memberi pengaruh fungsi memiliki karakteristik mirip terigu sehingga dapat
fisiologis bagi tubuh) (Rein dan Dewanti, 2014). dijadikan sebagai bahan pengganti terigu.
Salah satu produk pangan cepat saji bernilai Kandungan protein mocaf hanya berkisar 1,2%,
fungsional yang sedang berkembang di berbagai sehingga diperlukan bahan-bahan lain untuk
negara adalah snack bar. Selain itu, memperkaya kandungan gizi mocaf (Sunarsi,
mengkonsumsi makanan bar di Indonesia masih dkk., 2011).
sangat rendah dan beberapa orang bahkan Kacang merah merupakan salah satu jenis
belum mengetahuinya. kacang yang memiliki kandungan nutrisi yang
Snack bar merupakan salah satu produk cukup baik. Astawan (2009), kacang merah
pangan berupa makanan ringan yang memiliki merupakan sumber karbohidrat kompleks,
bentuk batang dan padat. Snack bar dapat vitamin B, asam amino esensial yang lengkap,
dikategorikan sebagai makanan ringan berupa kalsium, fosfor dan zat besi. Kadar protein
cemilan sehat karena mengandung gizi lengkap kacang merah setara dengan kacang hijau, kadar
yaitu protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. lemak jauh lebih rendah dibandingkan kacang
Snack bar juga dapat dikategorikan sebagai EFP kedelai dan kacang tanah, serta memiliki kadar
(Emergency Food Product) karena merupakan serat lebih tinggi dibandingkan beras, jagung,
pangan yang dikonsumsi pada saat darurat, sorgum, dan gandum.
dapat juga dimanfaatkan untuk orang yang Sebagai salah satu bahan baku pada
sedang menjalani diet sehat karena bersifat produk roti, peran telur terhadap karakteristik
mengenyangkan namun memiliki nilai gizi tekstur dan rasa produk roti sangatlah penting.
beragam sehingga dapat memenuhi kebutuhan Menurut Mine (1996), telur berkontribusi
gizi di dalam tubuh (Zoumas, dkk., 2002). terhadap struktur produk roti, memerangkap
Bahan pangan yang digunakan dalam udara di dalam adonan pada saat pengadukan,
pembuatan snack bar juga bermacam-macam menambah warna dan rasa, memberikan zat gizi
yang bertujuan untuk memperoleh gizi yang protein serta lemak esensial, dan juga berfungsi
lengkap sebagai upaya diversifikasi pangan. sebagai emulsifier.
Salah satu upaya diversifikasi pangan yaitu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menggunakan bahan-bahan pangan lokal yang pengaruh perbandingan tepung labu kuning,
memiliki komposisi gizi yang setara ataupun lebih tepung mocaf, dan kacang merah dengan
tinggi dari bahan pangan yang ada sebagai penambahan kuning telur terhadap mutu snack
alternatif pangan, seperti umbi-umbian, kacang- bar, serta kombinasi terbaik dari perbandingan
kacangan, dan buah-buahan. tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang
Labu kuning merupakan salah satu merah dengan penambahan kuning telur untuk
komoditas pertanian yang banyak mengandung menghasilkan mutu snack bar yang baik secara
β-karoten atau provitamin A yang sangat fisik, kimia, dan organoleptik.
bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu, labu
kuning juga mengandung zat gizi seperti protein,
karbohidrat, beberapa mineral seperti kalsium,
fosfor, besi serta beberapa vitamin B dan C.
489
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
490
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
akan semakin kuat menyerap air (Nurani, dkk., berperan sebagai agen pembasah. Menurut
2014). Lomakina dan Mikova (2006), lesitin dalam
Semakin banyak kuning telur yang kuning telur mampu mengikat air, sehingga
digunakan, maka kadar air akan semakin tinggi semakin banyak kuning telur yang digunakan
(Tabel 2). Hal ini disebabkan kuning telur yang maka kadar air yang diperoleh akan semakin
memiliki kandungan lesitin, dimana lesitin yang tinggi.
Tabel 1. Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang merah terhadap parameter yang
diamati
Perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan
kacang merah (S(%))
Parameter yang diuji
S1 (%) S2 (%) S3 (%) S4 (%)
(50:2 :30) (40:30:20) (30:40:30) (20:50:30)
Kadar air (%) 6,1267aA 5,8037abAB 5,5603bB 4,5162cC
Kadar abu (%) 3,8127bB 3,3809bB 3,2878bB 3,2796aA
Kadar protein (%) 13,6839b 13,4614b 13,1868ab 13,2282a
Kadar lemak (%) 9,8069 9,3813 9,2124 9,1101
Kadar serat (%) 5,0352aA 4,8211aA 3,8184bB 3,5909bB
Kadar karbohidrat (%) 66,5698 cC 67,9727 bB 68,7527 bB 70,1232aA
Indeks warna (hue )o 78,2331 aA 77,2120 abAB 76,7727 bcB 75,8785cB
Kerenyahan (kg/cm ) 2 7,1656 dC 8,2166 cB 8,5350 bB 9,1401aA
Nilai hedonik warna 3,3333 3,5500 3,6333 3,6667
Nilai hedonik aroma 3,6917 3,7083 3,7333 3,7417
Nilai hedonik rasa 3,3083bB 3,3333bB 3,4083bB 3,7083aA
Nilai hedonik kerenyahan 3,8167 3,8833 3,9667 4,0000
Nilai skor warna 2,9000bB 2,9083bB 3,2500aA 3,3167aA
Nilai skor kerenyahan 3,2583 dC 3,3917 cC 3,5917 bB 3,8167aA
Penerimaan konsumen 3,2500 3,4083 3,4667 3,4875
Keterangan: Angka di dalam tabel merupakan rataan dari 2 ulangan. Angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda
pada baris yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda
sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan uji LSR.
491
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata atau asam lemak berperan penting sebagai
(P>0,05) terhadap nilai kadar abu snack bar. bahan yang membantu pengembangan
Semakin banyak tepung labu kuning maka kerenyahan adonan sehingga mengahasilkan
kadar abu semakin tinggi, sedangkan semakin snack bar yang lembut. Telur dikenal sebagai
banyak tepung mocaf maka kadar abu semakin sumber asam lemak esensial dan digunakan
rendah (Tabel 1). Hal ini disebabkan tepung labu sebagai sumber utama lemak dalam formulasi
kuning memiliki kandungan mineral yang lebih produk snack bar, sehingga penambahan telur
tinggi dibandingkan dengan tepung mocaf. Abu dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
yang tertinggal dari hasil pembakaran merupakan kadar lemak pada snack bar. Menurut Sarifudin,
kandungan mineral atau zat organik pada bahan dkk., (2015), penambahan telur yang semakin
pangan yang tidak mudah terbakar dan menguap banyak dalam formulasi snack bar akan
selama pemijaran dilakukan (Ratnasari dan meningkatkan kandungan lemak pada produk
Yunianta, 2015). tersebut.
492
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
493
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
494
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
kemampuan mengikat air pada bahan (Lomakina didukung pendapat Winarno (2004), air
dan Mikova, 2006). Kandungan lesitin dalam merupakan komponen terpenting dalam bahan
kuning telur mampu mengikat air sehingga makanan karena air mempengaruhi
semakin tinggi kuning telur yang digunakan maka kenampakan, kerenyahan, serta cita rasa
semakin tinggi kadar air yang diperoleh. makanan. Semakin besar jumlah kadar air pada
Menurut Cauvain dan Young (2008), snack bar, maka nilai skor kerenyahan pada
peningkatan jumlah kandungan air dalam suatu snack bar akan semakin rendah. Selain itu, kadar
produk dapat menurunkan nilai kekerasan dan air dalam bahan pangan juga ikut berperan
juga hilangnya karakteristik kerenyahan. Hal ini dalam pembentukan sifat organoleptik produk.
7
S1 ; ŷ1 = -4,8667P + 3,8667 ; r = -0,9777
6
Nilai skor kerenyahan (numerik)
0
0 5 10 15 20
Penambahan kuning telur (%)
S1(50%:20%:30%) S2(40%:30%:30%) S3(30%:40%:30%) S4(20%:50%:30%)
Gambar 1. Hubungan interaksi perbandingan tepung labu kuning, tepung mocaf, dan kacang merah dan
penambahan kuning telur terhadap nilai skor kerenyahan snack bar
495
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of The Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian
Association of Analytical Chemists, Indonesia. 2(4) : 21-26.
Washington D.C.
Nurani, S. dan S. S. Yuwono. 2014.
Anonim. 2010. Labu Kuning dan Hasil Pemanfaatan tepung kimpul (Xanthosoma
Olahannya (Teori dan Praktek). sagittifolium) sebagai bahan baku cookies
http://www.ebook pangan.com. (18 Maret (kajian proporsi tepung dan penambahan
2018). margarin). Jurnal Pangan dan Agroindustri.
2(2) : 50 – 58.
Astawan, M. 2009. Sehat dengan Hidangan
Kacang dan Biji-Bijian. Penerbit Swadaya, Ratnasari, N. dan Yunianta. 2015. Pengaruh
Depok. tepung kacang hijau, tepung labu kuning,
margarin terhadap fisikokimia dan
Campbell, L., V. Raikos, dan S. R. Euston. 2005. organoleptik biskuit. Jurnal Pangan dan
Heat stability and emulsifying ability of Agroindustri. 3(4) : 1652-1661.
whole egg and egg yolk as related to heat
treatment. Journal Food Hydrocolloids. 19 : Rein, W. N. T. dan T. W. Dewanti. 2014. Potensi
533-539. cincau hitam (Mesona palustris), daun
pandan dan kayu manis sebagai bahan
Cauvain, S. P. dan L. S. Young. 2008. Bakery baku minuman herbal fungsional. Jurnal
Food Manifacture and Quality: water Pangan dan Agroindustri. 2(4) : 46-57.
Control and Effects. Willey-Blackwell, USA.
Riganakos, K. A. dan M. G. Kontominas. 1995.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan. 1996. Effect of hebat treatment on moisture
Daftar Komposisi Bahan Makanan. sorption behavior of wheat flours using a
Bhratara Karya Aksara, Jakarta. hygrometric technique. G. Charalambous
(Ed). Food flavors : Generation Analysis
Hendrasty, H. K. 2003. Tepung Labu Kuning and Process Influence Journal.
Pembuatan dan Pemanfaatannya.
Kanisius, Yogyakarta. Sarifudin, A., R. Ekafitri, D. N. Surahman, dan S.
K. D. F. A. Putri. 2015. Pengaruh
Hutching, J. B. 1999. Food Color and penambahan telur pada kandungan
Appearance. Aspen Punlisher Inc
proksimat, karakteristik aktivitas air bebas
Gaithersburg, Maryland. (aw) dan tekstural snack bar berbasis
Igfar, A. 2012. Pengaruh penambahan tepung pisang (Musa paradisiaca)
labu kuning (Cucurbita moschata) dan Sediaoetama, A. D. 2009. Ilmu Gizi untuk
tepung terigu terhadap pembuatan Mahasiswa dan Profesi, Jilid II. Dian
biscuit. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Rakyat, Jakarta.
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Singh, G., S. Shegal, dan A. Kawatra. 2006.
Lomakina, K. dan K. Mikova. 2006. A study of the Sensory and nutritional evaluation of cake
factors affecting the foam properties of egg
developed from blanched and malted pearl
white-a review. Czech Journal of Food millet. Journal of Food Science and
Science. 24(2) : 110-118. Technology. 43(1) : 505-508.
Meilgaard, M., G. V. Civille, B. T. Carr. 2000. Standarisasi Nasional Indonesia. 1992. SNI 01-
Sensory evaluation techniques. CRC- 2891-1992. Cara uji makanan dan
Press, Boca Raton, Florida.
minuman. BSN, Jakarta.
Mine, Y. 1996. Effect of pH during the dry heating Sunarsi, S., M. A. Sugeng, S. Wahyuni, dan W.
on the gelling properties of egg white Ratnaningsih. 2011. Memanfaatkan
proteins. Food Research International. singkong menjadi tepung mocaf untuk
29(1) : 155-161. pemberdayaan masyarakat Sumberejo.
Nasution, I. S., Yusmanizar, dan K. Melianda. Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian
2012. Pengaruh penggunaan lapisan edibel kepada masyarakat Tahun 2011.
(edible coating), kalsium klorida, dan Taufik, R., L. Rohmah, dan E. Riyanti. 2011.
kemasan plastik terhadap mutu nenas
Optimasi proses pembuatan food bar
(Ananas comusus merr.) terolah minimal. berbasis pisang. Prosiding Seminar
496
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018
Nasional Penelitian dan PKM Sains, Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Teknologi dan Kesehatan. Universitas Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Islam Bandung, Bandung.
Winarno, F. G. dan K. Felicia. 2007. Pangaan
Vincent, J. F. V. 2004. Application of fracture Fungsional dan Minuman Energi. M-
mechanics to the texture of food. Journal of Briopress, Bogor.
English Failure Analysis. 11 : 695 – 704.
Zoumas, B. L., J. R. Armstrong, W. L.
Widowati, S., N. Richana, Suarni, P. Raharto dan Chenoweth, P. Chinachoti, B. P. Klein,
I. G. P. Sarasutha., 2001. Studi Potensi dan H. W. Lane, K. S. Marsh, dan
M. Tolvanen. 2002. High Energy
Peningkatan Dayaguna Sumber Pangan Nutrient-dense Emergency Relief
Lokal untuk Penganekaragaman Pangan di Product. Food and Nutrition Board.
Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Penelitian National Academy-Press, Washington.
Puslitbangtan, Bogor.
497