Anda di halaman 1dari 13

MODUL AJAR

Pendidikan Agama Islam


dan Budi Pekerti

Fase C Kelas V SD

BAB I
SURAH ATTIN

Oleh: ALDI WINATA


A. INFORMASI UMUM MODUL
Nama Penyusun : ALDI WINATA

Instansi/Sekolah : SD Negeri 095560 Karang Sari

Jenjang / Kelas : SD / V

Alokasi Waktu : 2 X 2 Pertemuan (4 x 35 menit)

Tahun Pelajaran : 2023 / 2024

B. KOMPONEN INTI
Fase : E

Peserta didik dapat :


1. Membaca Surat at-Tiin dengan tartil
2. Mencontohkan Perilaku saling mengingatkan dalam hal kebajikan sebagai implementasi
dari pemahaman Q.S. at-Tiin
3. Menunjukkan hafalan Q.S. at-Tiin
4. Mengetahui makna Q.S. at-Tiin dengan benar.
5. Menulis kalimat-kalimat dalam Q.S. at-Tiin.
6. Memiliki Perilaku saling mengingatkan dalam hal kebajikan sebagai implementasi dari
pemahaman Q.S. at-Tiin

Elemen Capaian Pembelajaran


Alquran Hadist Peserta didik mampu membaca, menghafal, menulis, dan
memahami pesan pokok surah-surah pendek dan ayat Al-Qur’an
tentang keragaman dengan baik dan benar

Akidah Peserta didik dapat mengenal Allah melalui


asmaulhusna, memahami keniscayaan peritiwa hari
akhir, qadāʾ dan qadr.
Akhlak Peserta didik mengenal dialog antar agama dan
kepercayaan dan menyadari peluang dan tantangan
yang bisa muncul dari keragaman di Indonesia.
Peserta didik memahami arti ideologi secara
sederhana dan pandangan hidup dan memahami
pentingnya menjaga kesatuan atas keberagaman.
Peserta didik juga memahami pentingnya introspeksi
diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap
harinya. Peserta didik memahami pentingnya
pendapat yang logis, menerima perbedaan pendapat,
dan menemukan titik kesamaan (kalimah sawāʾ)
untuk mewujudkan persatuan dan kerukunan.
Peserta didik memahami peran manusia sebagai
khalifah Allah di bumi untuk menebarkan kasih
sayang dan tidak membuat kerusakan di muka bumi.
Fiqih Pada elemen fikih, peserta didik mampu memahami zakat, infak,
sedekah dan hadiah, memahami ketentuan haji, halal dan haram
serta mempraktikkan puasa sunnah

Sejarah Peradaban Pada elemen sejarah, peserta didik menghayati ibrah


Islam dari kisah Nabi Muhammad saw. di masa separuh
akhir kerasulannya serta kisah al-khulafā al-rāsyidūn.

Tujuan 1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik


Pembelajaran
agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu
menjadikan kasih sayang dan sikap toleran
sebagai landasan dalam hidupnya;
2. membentuk peserta didik agar menjadi
pribadi yang memahami dengan baik prinsip-
prinsip agama Islam terkait akhlak mulia,
akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah).
berdasar paham ahlus sunnah wal jamā`ah,
syariat, dan perkembangan sejarah
peradaban Islam, serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
hubungannya dengan sang pencipta, diri
sendiri, sesama warga negara, sesama
manusia, maupun lingkungan alamnya dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. membimbing peserta didik agar mampu
menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam
berfikir sehingga benar, tepat, dan arif dalam
menyimpulkan sesuatu dan mengambil
keputusan;
4. mengkonstruksi kemampuan nalar kritis
peserta didik dalam menganalisa perbedaan
pendapat sehingga berperilaku moderat
(wasaṫiyyah) dan terhindar dari radikalisme
ataupun liberalisme;
5. membimbing peserta didik agar menyayangi
lingkungan alam sekitarnya dan
menumbuhkan rasa tanggung jawabnya
sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan
demikian dia aktif dalam mewujudkan upaya-
upaya melestarikan dan merawat lingkungan
sekitarnya; dan
6. membentuk peserta didik yang menjunjung
tinggi nilai persatuan sehingga dengan
demikian dapat menguatkan persaudaraan
kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah),
persaudaraan seagama (ukhuwwah
Islāmiyyah), dan juga persaudaraan
sebangsa dan senegara (ukhuwwah
waṫaniyyah) dengan segenap kebinekaan
agama, suku dan budayanya.
Pertanyaan
Pemantik
Profil Pancasila 1. Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia
2. Berkebhinekaan global
3. Gotong Royong
4. Mandiri
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif
1.
Kata kunci 2.

Target Peserta Didik :


Peserta didik Reguler

Jumlah Siswa :
30 Peserta didik (dimodifikasi dalam pembagian jumlah anggota kelompok ketika jumlah
siswa sedikti atau lebih banyak)

Assesmen :
Guru menilai ketercapaian tujuan pembelajaran
1. Asesmen individu
2. Asesmen kelompok

Jenis Assesmen :
1. Presentasi
2. Produk
3. Tertulis
4. Unjuk Kerja

Jenis Pembelajaran
 Tatap muka

Ketersediaan Materi :
 Pengayaan untuk peserta didik berpencapaian tinggi:
YA/TIDAK

 Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk peserta didik yang sulit memahami
konsep:
YA/TIDAK

Kegiatan Pembelajaran Utama / Pengaturan Peserta Didik :


1. Individu
2. Berkelompok (Lebih dari dua orang)

Metode dan Model Pembelajaran :


1. Presentasi
2. Ceramah
3. Kunjungan lapangan
4. Pengamatan lingkungan
5. Kajian dokumen historis
6. Discovery learning
7. Teknik membaca jigsaw
8. Grafik pengorganisasi tik
9. Proyek
10. 2 stay 3 stray
11. Diskusi kelompok
12. Project based Learning

Materi Pembelajaran

Menggali Ide Pendiri Bangsa tentang Dasar Negara


Perjuangan bangsa Indonesia untuk keluar dari penjajahan melewati fase yang panjang
dan berliku. Dalam catatan sejarah, disebutkan bahwa kekalahan Belanda atas Jepang
dalam perang Asia Timur Raya menyebabkan bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan
Belanda menuju ke penjajahan Jepang. Jepang dapat menguasai wilayah Indonesia
setelah Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada 8 Maret 1942. Jepang
menggunakan sejumlah semboyan, seperti “Jepang Pelindung Asia”, “Jepang Cahaya
Asia”, dan “Jepang Saudara Tua” untuk menarik simpati bangsa Indonesia.

Namun, kemenangan Jepang ini tidak bertahan lama. Pihak Sekutu (Inggris, Amerika
Serikat, dan Belanda) melakukan serangan balasan kepada Jepang untuk merebut
kembali Indonesia. Sekutu berhasil menguasai sejumlah daerah. Mencermati situasi yang
semakin terdesak itu, pada peringatan Pembangunan Djawa Baroe tanggal 1 Maret 1945,
Jepang mengumumkan rencananya untuk membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai
(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPK).

Jepang pun mewujudkan janjinya dengan membentuk BPUPK pada 29 April 1945,
bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito. BPUPK beranggotakan 62 orang
yang terdiri dari tokoh-tokoh Indonesia dan perwakilan Jepang. BPUPK melaksanakan dua
kali sidang; 1) pada 29 Mei-1 Juni 1945 membahas tentang Dasar Negara, 2) pada 10-17
Juli 1945 membahas tentang Rancangan Undang-Undang Dasar. Pada sidang pertama 29
Mei-1 Juni 1945, Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno menyampaikan pidato
tentang dasar-dasar negara.
Ketiganya memiliki pemikiran yang berbeda tentang dasar negara, sebagaimana tercermin
dalam pidato yang disampaikan ketiganya pada saat sidang BPUPK yang pertama.

Dalam pidatonya, Mohammad Yamin menyampaikan lima dasar bagi negara merdeka,
yaitu: 1) peri kebangsaan, 2) peri kemanusiaan, 3) peri ketuhanan, 4) peri kerakyatan, dan
5) kesejahteraan sosial. Setelah menyampaikan pidato, Mohammad Yamin baru kemudian
menuliskan konsep dasar negara merdeka.

Ternyata, konsep tertulisnya berbeda dengan yang dipidatokan. Dalam naskah tertulisnya,
Mohammad Yamin menuliskan 5 dasar bagi negara merdeka: 1) ketuhanan yang maha
esa, 2) kebangsaan persatuan indonesia, 3) rasa kemanusiaan yang adil dan beradab, 4)
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dan 5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Pada hari berikutnya, Soepomo juga
menyampaikan pidato yang berisi lima dasar negara merdeka, yaitu:
1) persatuan, 2) kekeluargaan, 3) keseimbangan lahir dan batin, 4) musyawarah, dan 5)
keadilan rakyat.
Hari terakhir sidang pertama BPUPK, Soekarno menyampaikan dasar negara yang
menurutnya juga merupakan philosophische grondslag atau weltanschauung. Istilah
Pancasila philosophische grondslag berasal dari bahasa Belanda, sebuah terminologi
yang sudah dipahami oleh anggota BPUPK. Kata philosophische bermakna filsafat,
sementara grondslag berarti norma (lag), dasar (grands).

"Apa Philosofische grodslag dari Indonesia merdeka?" tanya Soekarno dalam sidang
BPUPK.

“Itulah fundamen, filosofi, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat, yang sedalam-
dalamnya untuk di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka yang kekal dan abadi,”
jelas Soekarno.

Soekarno menyampaikan lima dasar yang dinamainya sebagai Pancasila. Kelima dasar
negara merdeka itu adalah: 1) kebangsaan Indonesia, 2) internasionalisme atau peri
kemanusiaan, 3) mufakat atau demokrasi, 4) kesejahteraan sosial, 5) ketuhanan yang
berkebudayaan.

Dari ketiga rumusan di atas, terlihat perbedaan konsep dan cara pandang mengenai
idealnya negara merdeka, meskipun juga terdapat kesamaan/kemiripan konsep dari
ketiganya. Tak hanya ketiga tokoh tersebut, tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota
BPUPK juga terlibat secara aktif dalam mendiskusikan dan merumuskan tentang negara
merdeka dan dasar negara.

Panitia Sembilan dan Mukaddimah Dasar Negara Seusai sidang pertama BPUPK,
dibentuklah panitia kecil yang bertugas me ngumpulkan berbagai usulan para anggota
untuk kemudian dibahas pada sidang berikutnya. Ada banyak usulan yang masuk
mengenai Indonesia Merdeka mulai dari soal dasar negara, bentuk negara dan kepala
negara, warga negara, hingga soal relasi agama dan negara.

Untuk mengerucutkan usulan dan pembahasan mengenai dasar negara, dibentuklah


panitia kecil yang berjumlah sembilan orang, sehingga dikenal dengan Panitia Sembilan,
yang diketuai oleh Soekarno.

Panitia Sembilan menggelar rapat pada 22 Juni 1945 tentang dasar negara. Diskusi
berlangsung alot ketikamembahas mengenai relasi agama dan negara. Akhirnya,
disepakatilah rancangan pembukaan hukum dasar, yangoleh Soekarno dinamai
Mukaddimah, sementara Mohammad Yaminmenyebutnya Piagam Jakarta, dan Sukirman
Wirjosandjojo menyebutnya Gentlement’s Agreement.

Dalam alenia keempat Mukaddimah, terdapat rumusan dasar negara, yaitu:


1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan; dan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hasil keputusan Panitia Sembilan tersebut kemudian dilaporkan ke hadapan seluruh


anggota BPUPK pada 22 Juni 1945. Karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya,
BPUPK dibubarkan pada 7 Agustus 1945. Agenda berikutnya adalah menyiapkan dan
mematangkan serta mengesahkan hal-hal penting untuk persiapan kemerdekaan
Indonesia. Maka pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
PPKI belum menjalankan tugas, sementara situasi Indonesia semakin memanas seiring
dengan dibomnya Nagasaki dan Hiroshima. Pada 14 Agustus 1945, Jepang menyerah
kepada sekutu. Bersamaan dengan itu, terjadi kekosongan kekuasaan, sehingga situasi
tersebut dimanfaatkan oleh para pendiri bangsa untuk mempercepat kemerdekaan
Indonesia. Akhirnya, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno-Hatta pada
17 Agustus 1945.
Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya 18 Agustus 1945, PPKI melaksanakan
sidang. Dalam sidang inilah, peristiwa penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta
terjadi. Mohammad Hatta adalah salah satu tokoh penting di balik ide penghapusan tujuh
kata tersebut.

Alasannya, sejumlah pihak “keberatan” dengan adanya tujuh kata tersebut sehingga
berpotensi terjadi perpecahan. Diskusi dan lobilobi dilakukan kepada sejumlah tokoh yang
selama ini mengusulkan Indonesia berasaskan Islam, seperti Ki Bagus Hadikusumo dan
K.H.A. Wachid Hasjim.

Para tokoh Islam itu pun berbesar hati dan mendahulukan kepentingan bersama, yakni
menjaga keutuhan bangsa. Mereka akhirnya sepakat dengan penghapusan tujuh kata
dalam Piagam Jakarta tersebut.

Sumber Belajar :
1. Sumber Utama
a. Bacaan Unit 1 Buku Guru
b. Materi Pembelajaran Buku Siswa kelas 10
c. Laman “Pameran Arsip Virtual Lahirnya Pancasila” https://anri.go.id
d. Yamin, M. 1959. Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945. Jilid 1, Jakarta:
Yayasan Prapantja. .

2. Sumber Alternatif
Guru juga dapat menggunakan alternatif sumber belajar yang terdapat di lingkungan
sekitar dan disesuaikan dengan tema yang sedang dibahas.

Media, Alat dan Bahan


a. Laptop, LCD, PC, proyektor, white board, penghapus, sticky note, Alat tulis sekolah
b. Spidol/kapur tulis
c. Kertas A4 sebanyak 5 lembar/ kertas untuk peserta didik mencatat hasil diskusi
d. Contoh diagram peta pemikiran dan diagram Venn

Persiapan Pembelajaran :
1. Menyiapkan bahan ajar/materi
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Menyiapkan rubric penilaian
4. Menyiapkan alat penilaian

Langkah-langkah pembelajaran :
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
3. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
5. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran
6. Guru mengajak peserta didik mengisi grafik TIK tentang Pancasila
untuk mengetahui apa yang telah dipelajari di kelas sebelumnya
(pada jenjang SMP) serta apa yang hendak diketahui lebih
mendalam.
Saya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui
diisi di awal diisi di awal ...
pembelajaran pembelajaran diisi di akhir
pembelajaran

Keterangan
a) Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia
ketahui tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).
b) Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa
yang dia ingin tahu lebih banyak tentang Pancasila (diisi di awal
pembelajaran).
c) Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal
baru yang mereka pelajari tentang Pancasila (diisi di akhir
pembelajaran).
Kegiatan Inti 1. Guru meminta peserta didik membaca materi yang berjudul
“Pokok-Pokok Pikiran dalam BPUPK”.
Penutup 1. Guru membuat kesimpulan atau rangkuman dari materi yang
disampaikan dalam satu pembelajaran.
2. Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari untuk mengetahui
hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran
3. Guru melakukan evaluasi hasil belajar terhadap materi yang telah
disampaikan kepada peserta didik
4. Mengajak semua peserta didik untuk mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa
Pelaksanaan Asesmen
Sikap
1. Melakukan observasi selama kegiatan berlangsung dan menuliskannya pada jurnal,
baik sikap positif dan negatif.
2. Melakukan penilaian antarteman.
3. Mengamati refleksi peserta didik.

Pengetahuan
 Memberikan tugas tertulis, lisan, dan tes tertulis

Keterampilan
1. Presentasi
2. Proyek
3. Portofolio

Pengayaan dan Remedial


Pengayaan: Remedial
1. Pengayaan diberikan untuk menambah 1. Remedial dapat diberikan kepada
wawasan peserta didik mengenai materi peserta didik yang capaian kompetensi
pembelajaran yang dapat diberikan dasarnya (KD) belum tuntas.
kepada peserta didik yang telah tuntas 2. Guru memberi semangat kepada
mencapai kompetensi dasar (KD). peserta didik yang belum tuntas.
2. Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak 3. Guru akan memberikan tugas bagi
ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan peserta didik yang belum tuntas dalam
peserta didik. bentuk pembelajaran ulang, bimbingan
3. Berdasarkan hasil analisis penilaian, perorangan, belajar kelompok,
peserta didik yang sudah mencapai pemanfaatan tutor sebaya bagi peserta
ketuntasan belajar diberi kegiatan didik yang belum mencapai ketuntasan
pembelajaran pengayaan untuk belajar sesuai hasil analisis penilaian.
perluasan atau pendalaman materi

Kriteria Penilaian :
1. Penilaian proses: berupa catatan/deskripsi kerja saat diskusi kelompok.
2. Penilaian Akhir: Skor nilai 10-100
Rubrik Penilaian :

Observasi Guru
Dalam melakukan penilaian sikap, guru dapat melakukan observasi. Observasi dilakukan
dengan mencatat hal-hal yang tampak dan terlihat dari aktivitas peserta didik di kelas.
Observasi dapat meliputi, namun tidak terbatas kepada:
1. Kemampuan kolaborasi, bekerja sama, atau membantu teman dalam kegiatan
kelompok.
2. Dapat menyimak penjelasan guru dengan seksama dan ketika temannya berbicara.
3. Menunjukkan antusiasme dalam pembelajaran.
4. Berani menyampaikan pendapat disertai dengan argumentasi yang jelas, rasional dan
sistematis, serta disampaikan secara santun.
5. Menunjukkan sikap menghargai terhadap teman yang berbeda, misalnya berbeda
pendapat, ras, suku, agama dan kepercayaan, dan lain sebagainya.
6. Menunjukkan sikap tanggung jawab ketika diberi tugas dan peran yang harus
dilakukan.
Lembar Observasi
Nama Peserta Didik : …………………………………………Tanggal:……………………
Berdasarkan observasi saya, sikap positif peserta didik yang bernama:
__________
Sebagai berikut

Berdasarkan observasi saya, hal-hal yang perlu ditingkatkan dari sikap peserta
didik yang bernama: __________________, sebagai berikut

Refleksi Guru:
1. Apakah kegiatan belajar berhasil?
2. Berapa persen peserta didik mencapai tujuan?
3. Apa yang menurut Anda berhasil?
4. Kesulitan apa yang dialami guru dan peserta didik?
5. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
6. Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik?
Refleksi Peserta Didik:
1. Bagian mana yang menurutmu paling sulit dari pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta bantuan untuk memahami pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan kamu
berikan
5. pada usaha yang telah kamu lakukan?
6. Bagian mana dari pembelajaran ini yang menurut kamu menyenangkan?

C. LAMPIRAN
Lembar Kerja :

Saya Tahu ... Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahui ...
diisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaran
Keterangan
1. Pada kolom Saya Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ketahui tentang
Pancasila (diisi di awal pembelajaran).
2. Pada kolom Saya Ingin Tahu, peserta didik menuliskan apa yang dia ingin tahu lebih
banyak tentang Pancasila (diisi di awal pembelajaran).
3. Pada kolom Saya Telah Ketahui, peserta didik menuliskan hal baru yang mereka
pelajari tentang Pancasila (diisi di akhir pembelajaran).

Tanggal : ………………………………………………………………………………………….
Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah
……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………..

Pertanyaan pemantik dapat disesuaikan oleh guru kelas. Beberapa contoh pertanyaan
yang dapat digunakan, seperti:
a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...
b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin menge tahui
lebih dalam tentang ….
c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-
hari…..

Bahan Bacaan Peserta Didik :


1. Guru dan peserta didik dapat mencari berbagai informasi tentang materi Pancasila dari
berbagai media atau website resmi di bawah naungan Kementerian pendidikan,
kebudayaan, riset dan teknologi
2. Buku Panduan Guru dan siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
SMA/SMK Kelas X Penerbit Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan
Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Glosarium:
Asas Dasar: sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir dan berpendapat.
Bhinneka Tunggal Ika: bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya satu
kesatuan.
BPUPK: singkatan dari kata Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan.
Dasar Negara: pondasi bagi berdirinya suatu negara, sumber pelaksanaan kehidupan
ketatanegaraan atau sumber segala peraturan yang ada dalam suatu negara dilaksanakan
secara nasional.
Nasionalisme: satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Negara: suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya, baik politik, militer,
ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut.
Negara kesatuan: negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal,
di mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan satuan subnasionalnya hanya
menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk
didelegasikan.

Daftar Pustaka:

Adams, Cindy. 1996. Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Jakarta: Gunung
Agung

Adiwijoyo, Suwarno. 2005. Konsolidasi Wawasan Maritim Indonesia. Jakarta: Pakar Pusat
Kajian Reformasi

Ady, Kellie. 2019.  The Student-Centered Learning Cycle. https:// www.schoology.com/


blog/student-centered-learning-cycle

Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R., et al (Eds.) (2000) A Taxonomy for Learning,


Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives . Allyn & Bacon. Boston, MA (Pearson Education Group)

Budiyono. 2014. Hubungan Negara Dan Agama Dalam Negara Pancasila, Fiat Justisia
Jurnal Ilmu Hukum Volume 8 No. 3, Juli-september

Djoub, Zineb. 2018. 3 Key Characteristics of Project-Based Learning. https://


edulearn2change. com/article-3-key-characteristics-of-project-based-learning/

Duch B.J.,Groh S.E., Allen D.E. 2001. Why problem-based learning? A case study of
institutional change in undergraduate education. InB. Duch, S. Groh, & D

Eddy, I Wayan Tagel. 2018. Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara, Dharma Smrti, Nomor 18 Vol.I Mei

Fadilah, Nurul. 2019. Tantangan Dan Penguatan Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi
Era Revolusi Industri 4.0. Journal Of Digital Education, Communication, And Arts,
Vol. 2, No. 2, September 2019

Goodman, B., & Stivers, J. 2010. Project-based learning. Educational psychology, 2010, 1-
8. Diunduh dari http://www.fsmilitary.org/pdf/Project_Based_Learning.pdf.

Anda mungkin juga menyukai