Anda di halaman 1dari 15
BABI PENDAHULAN A. Latar Belakang Disiplin Kerja adalah sikap kesediaan dan Kerelaan seseorang untuk ‘mematuhi dan m ti norma-norma peraturan yang berlaku disekitamya. Dengan adanya Kedisiplinan maka dalam suatu organisasi tersebut dapat melaksanakan program kerjanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Agar peraturan dapat dipatuhi oleh para pegawainya, maka pimpinan harus bersifat tegas dan bijaksana terhadap pegawainya agar dapat bersama-sama dalam ‘mewujudkan kedisiplinan kerja yang baik. Dalam menjalankan kedisiplinan kerja karyawan, pimpinan harus berpedoman teguh tethadap —_norma-norma Kemanusiaan dan mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja pegawai tersebut. Persoalan dalam kedisiplinan kerja pegawai dapat teratasi apabila masing-masing pegawai memiliki kesadaran dalam tanggung jawabnya, sebaliknya jika pegawai mempunyai sikap dan perilaku yang tidak baik dalam menjalankan tugasnya seperti kebiasaan untuk datang terlambat, ‘mengerjakan pekerjaan dengan tidak benar, sering melanggar peraturan-peraturan yang telah ditetapkan koperasi, maka tujuan koperasi tersebut tidak akan tercapai, Hal tersebut merupakan permasalahan bagi koperasi Ketidak disiplinan seorang pegawai dapat sering ditemukan diberbagai instansi_pemerintah terutama dipemerintah daerah, Setiap organisasi_ baik pemerintah atau suwasta pasti menginginkan pegawai yang memiliki kedisiplinan dan kenerja yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Kantor Dinas Koperasi dan kenerja yang baik untuk mencapai tujuan organisasi, Kantor Dinas Koperasi Kabupaten Seram Bagian Timur sudah harus memiliki pegawai dengan kenerja yang baik demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Kepemimpinan yaitu Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, Keberhasilan seseorang pemimpin tergantung kepada kemampuan untuk ‘mempengaruhi, Dengan kata lain Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, melalui komunikasi yang langsung, ‘maupun tidak langsung dengan maksud menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikut kehendak pemimpin itu. Agar terjadinya Loyalitas kepada pekerjaan, tercermin pada sikap pegawai yang mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, ‘melaksanakan tugas dan tanggung jawab, disiplin serta jujur dalam bekerja juga Kepribadian yang merupakan sesuatu yang menggambarkan ciri khas (keunikan) seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang lain Allport dalam Koswara (2016:171). Dinas Koperasi Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu koperasi yang berada di Kota Bula, Dimana koperasi ini milik pegewai pada umumnya, setiap menjalankan usahanya tidak terlepas dari adanya permasalahan yang terjadi di Koperasi tersebut, Berdasarkan hasil observasi awal dalam meneliti ini Peneliti menemukan beberapa kekurangan yang terjadi dalam koperasi seperti kedisiplinan pegawainya sehingga menghambat keberhasilan Dinas Koperasi Kabupaten Seram Bagian Timur. Dari ketidak disiplinan pegawai tersebut yang menghambat tujuan dari keberhasilan koperasi maka dinas koperasi membuat beberapa aturan untuk pemberlakuan kedisiplinan atau Tata tertib untuk pegawai Dinas Koperasi sebagai berikut 1. Jam masuk kerja 07.30-02.15 Wib (Senin-Sabtu) 2, Jam istirahat Senin-Sabtu (12.00 s/d 12.30). 3. Wajib stand by walaupun kosong/ selesai pekerjaan. 4, Melakukan perbaikan dan kesadaran kerja yang datang dari masing-masing person karyawan. 5. Wajib menggunakan seragam dinas pada saat jam dinas. Dan tidak/dilarang ‘menggunakannya pada saat luar jam dinas. Dengan adanya aturan yang telah dibuat maka dinas koperasi ‘mengharapkan pegawai akan semakin disiplin dalam bekerja, Selain itu di Dinas Koperasi, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kota Bula memiliki tiga unit usaha yaitu : unit pertokoan, unit simpan pinjam, dan unit instalatir/konstruksi, yang ‘masing-masing unit memiliki pegawai. Dari ketiga unit usaha yang dijalankan oleh pihak koperasi unit usaha yang paling menguntungkan yaitu unit usaha simpan pinjam dan unit usaha Instalatir/kontruksi Dinas Koperasi Kabupaten Seram Bagian Timur. Usaha Kecil dan Menengah merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas di bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah yang dipimpin oleh kepala dinas dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur. Berdasarkan survei oleh peneliti ditemukan bahwa adanya penurunan kinerja beberapa pegawai, terlihat dari masih adanya beberapa pegawai terlambat dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh pimpinan schingga pekerjaan lain menjadi tertunda. Sclanjutnya masih ada pegawai yang datang terlambat, Seperti keterlambatan dalam jam masuk kerja dan absensi kehadiran sehingga kedisiplinan masih rendah. ‘Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mencliti tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas Koperasi Kabupaten Seram Bagian Timur”. B. Rumusan Masalah Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor Kepemimpinan dapat berpengaruh terhadap Disiplin Kerja pegawai ? 2. Apakah faktor Loyalitas dapat berpengaruh tethadap Disiplin Kerja pegawai ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Adapun tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah 1. Mengetahui faktor Kepemimpinan dapat berpengaruh terhadap Disiplin Kerja pegawai 2, Mengetahui faktor Loyalitas dapat berpengaruh terhadap Disiplin Kerja pegawai b, Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka yang menjadi manfaat penulisan ini yaitu Menjadi dasar penulis dalam memahami pentingnya keteladanan Kepemimpin dan Loyalitas terhadap peningkatan Disiplin Kerja pegawai dalam penelitian selanjutnya. BAB IT ‘TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Koperasi Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi juga diattikan sebagai usah bersama memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Menurut Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 (Pasal 1 ayat 1) Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang-orang yang berkumpul secara sukarela (pasal 5 ayat a.) untuk mencapai kesejahteraaan (pasal 3) memodali bersama (pasal 4.1) dikontrol secta demokratis (pasal 5 ayat b orang-orang itu disebut pemilik dan pengguna jasa koperasi yang bersangkutan (pasal 17 ayat 1), Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian ‘mencgaskan bahwa pemberian status dan pengesahan perubahan anggaran dasar dan mengenai hal tertentu merupakan wewenang dan tanggung jawab Mentri, Pun pemerintahan memiliki peran dalam menetapkan kebijakan serla. menempu Iangkah yang mendorong koperasi sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Untuk mendorong langkah tersebut, pemerintah wajib menghormati jati diri, keswadayaan, otonomi dan independensi koperasi tanpa melakukan ‘campur tangan terhadap urusan internal koperasi. ilai- Nilai Koperasi Nilai-nilai dalam koperasi merupakan salah satu aspek penting yang membedakan koperasi dengan badan usaha ekonomi lainnya, karena dalam nilai- nilai koperasi terkandung unsur moral dan etika yang tidak semua dimiliki oleh bentuk badan usaha ekonomi lainnya, Dalam hal ini Ibnu Soedjono (1992) berpendapat bahwa dalam koperasi terkandung asas menolong diti sendiri, tanggung jawab sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan kesetia-kawanan 2. Pentingnya Koperasi Kembali Pada Jati Dirinya Pentingya koperasi kembali ke jatih dirinya, juga relavan dengan semakin terbukanya pasar dalam negeri melalui aplikasi era perdagangan bebas. Perubahan itu akan melegal i tumbuhnya persaingan yang semakin tajam diantara_pelaku ekonomi dan meraih pangsa pasar, terutama dengan manfaatkan sarana yaitu keunggulan kompraktif dari masing-masing pelaku ekonomi tersebut. Sehubungan dengan hal itu, apabila pembahasan telah ‘menyentuh aspek pasang pasar, maka materinya sejauh sejauh mungkin perlu dikaitkan dengan pemanfaatan jati diri organisasi yang dapat mendukungnya untuk menghasilkan secara efektif kombinasi dari beberapa komponen pokok, yaitu: (a) produk/jasa yang dijual, (b) kegiatan untuk mengasilkan produk atau untuk melayani kebutuhan anggota, serta (c) konsumen sebagai sasarannya, B. Prinsip-prinsip Koperasi Disiplin Kerja adalah suatu alat yang digunakan manejer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan sescorang menaati semua peraturan instansi serta norma-norma sosial yang berlaku. Pendisiplinan pegawai adalah suatru bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai schingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para pegawai lain serta meningkatkan prestasi kerjanya, Disiplin Kerja diartikan sebagai pelaksanaanmanejemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Selanjutnya Disiplin Kerja adalah suatru alat yang digunakan para manejer untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sesuai yang berlaku. Sedangkan menurut Sutrisno (2009:87) Disiplin Kerja merupakan alat penggerak pegawai. Agar tiap pekerjaan dapat berjalan dengan lancer, maka hharus diusahakan agar ada Disiplin Kerja yang baik Menurut Singodimedjo (2011:86) mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnyadisiplin pegawai yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan, Dalam arti yang lebih sempit dan lebih banyak dipakai, disiplin berarti tindakan yang diambil dengan penyelian untuk mengoreksi perilaku dan sikap yang salah, Sedangkan disiplin merupakan alat pergerak pegawai. Agar tiap pekerjaan dapat berjalan dengan lancer, maka harus diusahakan agar ada isiplin yang baik. Jika disiplin hanya dihubungkan dengan hal-hal yang kurang menyenangkan (hukuman), karena sebenamya hukuman merupakan alat paling akhir untuk menegakkan disiplin. Disiplin mempunyai dua pengertian, Arti yang pertama, melibatkan belajar atau mencetak perilaku dengan menerapkan imbalan atau hukuman, Arti kedua lebih sempit lagi, yaitu disiplin ini hanya bertalian dengan tindakan hukuman terhadap pelaku kesalahan, Disiplin Kerja adalah suatu alat yang digunakan para manejer untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin adalah sikap hormat terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan, yang ada dalam diri pegawai, yang menyebabkan ia dapat ‘menyesuaikan diri dengan sukarela pada peraturan dan ketetapan perusahaan, Indicator-indikator rendahnya tingkat disiplin pegawai antara lain: a. Turunnya produktivitas kerja salah satu indikasih rendahanya tingkat Disiplin Kerja pegawai ditunjukan dengan tingkat produktivitas kerja yang menurun. , Tingkat absensi yang tinggi 10 ditunjukan dengan tingkat kehadiran pegawai yang menunjukan gejala seringnya pegawai tidak masuk kerja atau absen, tidak tepat waktu ‘masuk kerja dan cepat pulang, Adanya kelalaian dalam menyelesaikan pekerjaan ditunujukan dengan ering terjadinya_kelalaian _ schingga keterlambatan penyelesaian pekerjaan pegawai dan tidak menggunakan waktu secara efektif dan efisien, tingkat kecerobohan atau kecelakaan kerja yang tinggi d. Sering pencurian bahan-bahan pekerjaan kurangnya pkesadaran pegawai dalam memelihara bahan-bahan pekerjaan dan rendahnya ketaatan dalam memenuhi peraturan. ¢. Seting konflik antar pegawai terjadinya lingkungan pekerjaan yang tidak nyaman dimana ada perasaan-perasaan yang tidak senang sesame pegawai schingga terjadinya keributan Pendekatan Disiplin Kerja Menurut Rumawas, W. (2015) ada tiga pendekatan disiplin, yaitu pendekatan disiplin moder, disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan sebagai berikut: a. Pendekatan Disiplin modem Pendektan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman, Pendekatan ini berasumsi bahwa: uu 1. Disiplin modem merupakan suatu cara _menghindarkan_ bentuk hukuman secara fisik. 2. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukuman yang berlaku. 3, Keputusan-keputusan yang semaunya tethadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya 4, Melakukan protes tethadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin. b, Pendekatan Disiplin Dengan Tradisi Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman, Pendekatan ini berasumsi sebagai berikut: 1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pemah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan. 2. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus sesuai dengan tingkat pelanggarannya, 3. Pemgaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar ‘maupun kepada pegawai lainnya. 4, Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras. 5. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya hukuman yang lebih berat. ©. Pendekatan disiplin Bertujuan R Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi sebagai berikut: 1. Disiplin Kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai. 2. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku. 3. Disiplin ditunjukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik. 4, Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap perbuatannya, ‘Terdapat tiga konsep dalam pelaksanaan tindakan disiplin sebagai berikut: a. Aturan Tungku Panas (hot stove rule) Pendekatan untuk melaksanakan tindakan disiplin disebut sebagai aturan tungku panas (hot stove rule), Menurut pendekatan ini, tindakan disiplin haruslah memiliki konsekuensi yang analog dengan menyentuh sebuah tungku panas. b, Tindakan Disiplin Progresif Tindakan disiplin progresif (progressive discipline) dimaksudkan ‘untuk memastikan bahwa terdapat hukuman minimal yang tepat terhadap setiap pelanggaran, Tujuan tindakan ini adalah membentuk program disiplin yang berkembang mulai dari hukuman yang ringan schingga yang sangat keras. Disiplin progresif diraneang untuk memotivasi_ pegawai agar mengoreksi kekeliruan secara sukarela, Penggunaan tindakan ini meliputi serangkaian pertanyaan mengenai kerasnya pelanggaran, Manejer hendaknya mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini secara berurutan untuk 2B menentukan tindakan, “apakah pelanggaran memerlukan lebih dari satu peringatan lisan 2” jika perilaku yang tidak benar adalah kecil dan sebelumnya tidak pernah terjadi mungkin cukup dengan satu peringatan lisan saja untuk memadai. Juga seorang individu mungkin memperoleh peringatan isan sebelum balasan jawaban “ya”. Manejer mengikuti prosedur yang sama bagi setiap pelanggaran dalam proses disiplin progresif, Manejer tidak mempertimbangkan pemberhentian sampai setiap tingkat yang lebih rendah dijawab “ya”. Bagaimanapoun, pelanggaran besar seperti penyerangan seorang penyedia atau pegawai yang lain Kemungkinan membenarkan pemberhentian segera tethadap pegawai Tindakan Disiplin Positif Tindakan disiplin positif dimaksudkan untuk menutupi kelemahan tadi, yaitu_mendorong para kariyawan memantau_perilaku-perilaku mereka sendiri dan memikul tanggung jawab atas konsekuensi- konsekuensi dari tindakan-tindakan mereka. Disiplin positif bertumpukan pada koendep bahwa para pegawai mesti memikul tanggung jawab atas ‘tingkah laku pribadi mereka dan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Persyaratan yang perlu bagi disiplin positif adalah pengkomunikasian persyaratan-persyaratanpekerjaan dan peraturan-peraturan kepada pegawai. Setiap orang mesti mengetahui, pada saat diangkat jadi pegawai dan seterusnya, apa yang diharapkan oleh penyedia dan manejemen. 14 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Pegawai Disini penulis mengambil tiga faktor yang menurut penulis memiliki hubungan dengan kerangka permaslahan yang sedang diteliti dan berhubungan dengan situasi dan kondisi perusahaan, yaitu faktor Kepemimpinan, Loyalitas dan kepribadian. 1. Kepemimpinan a, Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi kearah pencapian tujuan. Vithzal Rivai 2006. Dalam suatu organisasi, faktor Kepemimpinan memegang. peranan_penting karena pemimpin itulah yang akan ‘menggerakan dan mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan dan sekaligus merupakan tugas yang tidak mudah, Tidak mudah, karena harus memahami setiap perilaku bawahan yang berbeda-beda. Peranan Kepemimpinan dalam suatu organisasi bisnis maupun organisasi: non bisnis sangat penting dalam usaha pencapaian tujuan yang telah itetapkan, Setiap individu mempunyai pengaruh tehadap individu- individu lainnya. Pengaruh tersebut makin lama makin tumbub. Beberapa individu mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kondisi-kondisi tertentu. Dengan mengembangkan untuk ‘mempengaruhi, dapat diperoleh suatu Kepemimpinan. Kepemimpinan tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan mengarahkan pengikut- 15 pengikutnya untuk bekerja bersama dengan kepereayaan serta tekun ‘mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka. Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, Keberhasilan seseorang pemimpin tergantung kepada kemampuan untuk mempengaruhi, Dengan kata lain Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang. lain, melalui komunikasi yang langsung maupun tidak langsung dengan ‘maksud menggerakkan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikut kehendak pemimpin itu. Kepemimpinan secara luas meliputi_ proses ‘mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, motivasi perilaku untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Selain itu juga mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa peristiwa para pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas- aktivitas untuk mencapai sasaran, memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan dan kerja sama dari orang- orang di luar kelompok atau organisasi Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan satuan kerja untuk ‘mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, terutama untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif, ia akan memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi

Anda mungkin juga menyukai