SKRIPSI
Oleh:
Miftachul Adib Mustofa
9314 108 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
telah dikumpulkan dari masyarakat yang surplus dana. Orientasi pembiayaan yang
pendapatan nasabah maupun lembaga keuangan syariah itu sendiri. Sasaran dari
pembiayaan ini adalah semua sektor ekonomi untuk usaha seperti pertanian,
dituntut adanya penilaian terhadap kinerjanya. Salah satu pedoman dalam menilai
kinerja adalah dengan merujuk pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
dan pembiayaan bermasalah yang sulit untuk ditagih maupun yang tidak dapat
ditagih. Bentuk penyaluran dana atau yang lebih dikenal dengan pembiayaan di
1
2
dengan prinsip jual beli, (2) pembiayaan dengan prinsip sewa, (3) pembiayaan
dengan prinsip bagi hasil, (4) pembiayaan dengan prinsip akad pelengkap. Karena
fokus kerja Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan adalah pasar maka
prinsip bagi hasil yaitu dengan akad musyarakah ( joint venture profit sharing).
Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atau lebih pengusaha pemilik
dana atau modal bekerja sama sebagai anggota usaha, membiayai investasi usaha
baru atau yang sudah berjalan. Para pihak dapat ikut mengelola usaha sesuai
kesepakatan dan mereka juga dapat meminta gaji atau upah untuk tenaga dan
keahlian yang mereka curahkan untuk usaha tersebut. Dalam hal pembiayaan
KOPERASI akan menyertakan modal kedalam proyek atau usaha yang diajukan
Tabel 1.1
Sistematika Pembiayaan3
Sistematika Pembiayaan
Proses 1. Proses awal yaitu pengajuan dan pemeriksaan dokumen legalitas,
pengajuan disini nasabah mengisi formulir pembiayaan dan melengkapi
persyaratan pembiayaan seperti KTP suami istri, KK, surat nikah,
dan fotokopi jaminan(Sertifikat, BPKB, surat kios pasar, dll).
Setelah bagian admin menerima dan memastikan kelengkapan
dokumen dan berkas-berkas pembiayaan untuk selanjutnya
berkas diteruskan ke AO (Account Officer).
2. Setelah AO menerima berkas permohonan pembiayaan kemudian
melakukan verifikasi data yang bertujuan untuk meyakini
kebenaran atau keakuratan data atau informasi yang dikumpulkan
guna analisis pembiayaan. Verifikasi data meliputi cek perijinan
usaha, kunjungan ke lokasi usaha, periksa laporan keuangan, cek
rekening koran atau tabungan 3 bulan terakhir, periksa kondisi
jaminan. Langkah berikutnya AO melakukan analisis dan survey
2
Abdul Ghofur Anshori, Penerapan Prinsip Syariah Dalam Lembaga Keuangan (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), 22
3
Wawancara Tri Djayanto, Manajer cabang Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan, Tanggal 5
November 2022.
3
mampu bertanggung jawab atas pembiayaannya kepada koperasi ada juga anggota
bermasalah sudah menjadi dasar permasalahahan yang sulit untuk dihalangkan. Lembaga
pembiayaan dengan cara melakukan survei untuk menilai kelayakan usaha yang akan
tidak pernah lepas dari suatu risiko, dimana risiko tersebut disebabkan oleh
kendala yang dihadapi Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan yaitu tidak
Tabel 1.2
Pembiayaan Musyarakah yang disalurkan pada nasabah di Koperasi Mitra
Dhuafa Cabang Durenan Tahun 2015 s/d 2019
Tahun Pembiayaan Musyarakah
2018 Rp. 282.285.605
2019 Rp. 345.769.775
2020 Rp. 324.221.938
2021 Rp. 344.444.747
2022 Rp. 570.553.903
Sumber: RAT Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan
Dari tabel data diatas dapat diketahui bahwa dari tahun 2018 sampai tahun
pembiayaan bermasalah pada akad Musyarakah tesebut, maka risiko yang akan
dihadapi oleh Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan juga semakin tinggi.
1
RAT Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan tahun 2015 s/d 2019.
5
oleh debitur. Dengan terjadinya risiko pembiayaan tersebut pihak Koperasi Mitra
Dhuafa Cabang Durenan harus menutupinya terlebih dahulu dari dana cadangan
kerugian yang ada. Namun tak selamanya dana cadangan pada Koperasi Mitra
Tabel 1.3
Jumlah Pembiayaan Musyarakah Bermasalah di Koperasi Mitra Dhuafa
Cabang Durenan tahun 2018 s/d 2022
Tahun Pembiayaan Pembiayaan Musyarakah Persentase (%)
Musyarakah Bermasalah
2018 Rp. 282.285.605 Rp. 7.630.335 2,7 %
2019 Rp. 345.769.775 Rp. 14.622.002 4,2 %
2020 Rp. 324.221.938 Rp. 10.118.890 3.1 %
2021 Rp. 344.444.747 Rp. 38.252.070 11,1%
2022 Rp. 570.553.903 Rp. 34.703.857 6%
Sumber: RAT Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan tahun 2015 s/d 2019
Berdasarkan tabel data di atas dapat diketahui persentase pembiayaan
pihak Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan. Salah satu resiko yang dihadapi
oleh Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan adalah resiko pembiayaan Non
yang bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan oleh pihak dari
Tabel 1.4
6
tahun 2021 sampai dengan tahun 2022 terdapat 8 pembiayaan musyarakah dalam
dalam kategori pembiayaan macet atau anggota yang gagal dalam memenuhi
kewajibannya.
terjadi tidak secara tiba-tiba, namun akan melalui suatu tahap bermasalah pada
pembiayaan musyarakah bermasalah tersebut. Pada tahap awal ini dari pihak
bisa maka pembiayaan tersebut akan diakad ulang. Lebih lanjut, apabila
terjadi wanprestasi maka pihak Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan akan
mengambil jaminan dari pihak anggota. Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan
terhadap lembaga keuangan syariah yang menjadi salah satu alternatif pembiayaan
Tabel 1.5
Jumlah Nasabah Yang Mengalami Pembiayaan Bermasalah Tiga Tahun
Terakhir.
Tahun Jumlah Nasabah Jumlah Nasabah yang Mengalami
yang Dibiayai Pembiayaan Bermasalah
2020 6024 nasabah 42 nasabah
2021 6575 nasabah 35 nasabah
2022 7083 nasabah 25 nasabah
Sumber: Data Primer dari Koperasi Mitra Dhuafa Cabang Durenan.1
Berdasarkan tabel diatas jumlah nasabah yang sudah dibiayai oleh
sedangkan pada tahun 2021-2022 meningkat sebesar 508 nasabah. Untuk tingkat
pada tahun 2020-2021 mengalami penurunan sebesar 7 nasabah. Dan pada tahun
1
Eny Nur Hayati, Wawancara pada tanggal 24 Desember 2022, di Koperasi Mitra Dhuafa Cabang
Durenan.
8
Collateral, Condition of Economy, Constrain). Selain itu, cara yang paling sering
pembiayaan bermasalah yaitu dengan cara musyawarah antara nasabah dan pihak
koperasi dengan tujuan untuk mencari solusi yang paling memungkinkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak agar tidak memberatkan dan sesuai
280:
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah
tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau
semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (Q.S Al-
Baqarah (2) : 280)2
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulisan ingin meneliti dan
CABANG DURENAN”.
2
Lajnah Pentakhis, Mushaf Madinah:Al-Qur’an, Terjemah dan Tafsir (Bandung:Raudlatul
Jannah,2010), 47.
9
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
Durenan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Akademik
Durenan.
2. Bagi Pemerintah
Cabang Durenan.
10
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Penulis
E. Telaah Pustaka
berkaitan dengan objek kajian penelitian ini, yang diperoleh dari beberapa hasil
Durenan diantaranya:
secara parsial, dari hasil analisis data diperoleh character (X1) berpengaruh
Salam Kras Kediri oleh Nur Indayati (2016), mahasiswi IAIN Tulungagung.
hasil penelitian secara parsial diperoleh character (X1) dan capacity (X2)
Syariah KCP Ponorogo oleh Eka Yuniar Tresiana (2019), mahasiswi IAIN
tersebut yang pertama adalah lebih kepada kehati-hatian pihak BMT untuk
mengingat semakin lama jangka waktu kredit, maka semakin tinggi faktor
BMT. Yang kedua adalah pengelolaan kredit macet sesuai dengan arahan,
kewajiban debitur, bersifat sangat rahasia dan secara yuridis tidak menghapus
5. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfadlika tahun 2013 dari UIN Suska Riau
Syariah Mandiri (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Bagan Batu Kabupaten
13
terjadi pada Bank Syariah Mandiri antara lain Risiko Pembiayaan Berbasis
dilakukan oleh pihak bank, maka pihak bank akan menjual jaminan nasabah
nasabah kredit macet, akan tetapi lebih kepada penanganan dengan langkah-
BAB II
LANDASAN TEORI
pembiayaan yang lancar. Yang dimaksud dengan proses yang lancar adalah
Pada bank syariah, proses pembiayaan yang sehat tidak hanya berimplikasi
pada kondisi bank yang sehat tetapi juga berimplikasi pada peningkatan kinerja
sektor riil yang dibiayai (Zulkifli, 2003: 138). Salah satu usaha bank agar
kondisi bank tetap sehat dan terus adanya peningkatan kinerja pada sektor riil
menelaah aspek-aspek penting dan patut diketahui dari nasabah yang akan
dibiayai oleh bank. Selain itu analisis pembiayan merupakan suatu proses
analisis yang dilakukan oleh bank syariah untuk menilai suatu permohonan
14
15
yang mendalam atau itikad baik dan kemampuan serta kesanggupan Nasabah
sesuai dengan yang diperjanjikan “. Dan ayat 2 yang berbunyi “ Bank Umum
Bank Indonesia.4
merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi bank syariah dalam
pembiayaan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai acuan
nasabah.5
demikian, rekomendasi yang benar dan objektif dapat diberikan. Selain itu
4
https://www.ojk.go.id/id/Regulasi
5
Ibid, 70
16
2. Pengertian Prinsip 6C
sikap, teknik dalam mengatur managemen resiko yang dimiliki. Istilah discreet
manajemen perbankan.6
berikut7:
6
Permadi Gandapradja, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2004), 21.
7
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003),
144.
17
a. Character (Karakter)
Mencari data tentang sifat sifat pribadi, watak dan kejujuran dari
b. Capacity (Kapasitas)
4) Data – data financial di waktu waktu yang lalu, yang tercermin di dalam
c. Capital (Modal)
net worth “, dapat dilakukan dengan menganalisa neraca selama dua tahun
d. Collateral ( jaminan )
akan diikatkan sebagai jaminan, dan hal ini dapat dilakukan dengan cara :
kepentingan bank
Melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha
di daerah dan lokasi usaha, keadaan pemasaran hasil usaha nasabah, prospek
f. Contrain (Batasan)
a. Character
9
Ibid.,18
10
Kasmir. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
19
Bank ingin meyakini willingness to repay dari calon nasabah, yaitu keyakinan
jangka waktu yang telah diperjanjikan. Cara yang perlu dilakukan oleh bank
2) Informasi dari pihak lain Dalam hal calon nasabah masih belum memiliki
pinjaman di bank lain, maka cara yang efektif ditempuh yaitu dengan
usahanya.
b. Capacity
akan dapat diketahui sumber dananya, dengan melihat laporan arus kas. Di
2) Memeriksa slip gaji dan rekening tabungan Cara lain yang dapat ditempuh
oleh bank syariah, bila calon nasabah pegawai, maka bank dapat meminta
fotocopy slip gaji tiga bulan terakhir dan didukung oleh rekening tabungan
sekurangkurangnya untuk tiga bulan terakhir. Dari data slip gaji dan
langsung.
a. Capital
Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek pembiayaan perlu
dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang
dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah dana yang akan disertakan dalam
proyek yang dibiayai. Semakin besar modal yang dimiliki dan disertakan oleh
calon nasabah dalam objek pembiayaan akan semakin meyakinkan bagi bank
21
pembayaran kembali.
a. Collateral
1) Marketability, yaitu agunan yang diterima oleh bank haruslah agunan yang
waktu ke waktu.
kewajiban nasabah.
a. Condition of Economy
usaha calon nasabah di masa yang akan datang, untuk mengetahui pengaruh
a. Contrain (Batasan)
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
pembiayaan untuk bank syariah sebagai lawan dari kredit untuk bank biasa
lain yang membedakan keuangan dan pinjaman. Bank yang didirikan atas
dasar bagi hasil dikompensasi melalui bagi hasil pendanaan, sedangkan bank
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan suatu perjanjian atau
kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
12
Ibid 12
13
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: YKPN, 2015), 17.
23
prinsip syariah”.14
kata lain, itu terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Komponen
a. Kepercayaan
pembiayaan dikucurkan.
14
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014), 1.
24
b. Jangka waktu
keadaan tertentu.
c. Risiko
d. Balas jasa
bank konvensional.15
2. Tujuan Pembiayaan
luas. Dalam skala yang lebih besar, disebutkan bahwa pendanaan berupaya
untuk:
15
Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2015), 89.
25
perusahaan.
sumber daya alam dengan sumber daya modal, manusia, dan sumber daya
manusia.
16
Ibid., 4.
26
3. Fungsi Pembiayaan
17
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: YKPN, 2015), 18.
27
meningkatkan produktivitas.
e. Stabilitas ekonomi
berikut:
2) Rekonstruksi infrastruktur
Tabel 2.1
Produk-Produk Jasa Perbankan
No Produk Prinsip
.
Jasa keuangan
1. Dana talangan Qardh
2. Anjak piutang Hiwalah
3. L/C, trasfer, inkaso, kliring, RTGS, dan Wakalah
sebagainya
4. Jual beli valuta asing Sharf
5. Gadai Rahn
6. Payroll Ujr/wakalah
7. Bank garansi Kafalah
Jasa Non keuangan
8. Safe deposit box Wadi’ahyad
amanah/ujr
Jasa keagenan
9. Investasi terikat (channeling) Mudharabah
muqayadah
Kegiatan sosial
10. Pinjaman sosial Qardhul hasan
4. Pembiayaan Bermasalah
sebagai berikut :
a. Kredit lancar
18
Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014), 10.
29
c. Kredit diragukan
pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak
Tabel 2.1
Bagan Pembiayaan Bermasalah
No Jenis Pembiayaan Pokok Bulan
1 Kredit Lancar 0 1
2 Kredit Kurang Lancar 1-3 Angsuran < 3Bulan
3 Kredit Diragukan 3-6 Angsuran < 6 Bulan
4 Kredit Macet > 6 angsuran > 6 Bulan
19
Ibid., 85-86
30
hutangnya.
c. Menekan yakni tindakan ini dilakukan apabila kedua tindakan di atas tidak
diperhatikan.20
20
Muhammad, Manajemen Bank Syariah ( Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2008 ), 269.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
teori diperlukan sebuah metode khusus yang relevan terhadap suatu masalah yang
pada kondisi alamiah. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak
yang dimiliki untuk melakukan akumulasi.0 Pada penelitian ini, penulis akan
Durenan.
solusi berbasis data untuk masalah saat ini dengan menyajikan, menganalisis, dan
0
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: CV. Alpabeta, 2012), 2.
0
Suharsimi Arikunto, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006), 112.
0
Wahyuni, Penanggulangan Kemiskinan, Tinjauan Sosiologi Terhadap Dampak Pembangunan
(Makassar: Alaudin University Press, 2012), 119.
31
32
metode deskriptif kualitatif sangat cocok digunakan untuk topik penelitian ini
dikarenakan jenis metode penelitian ini tidak dimulai dari teori tetapi berangkat
B. Lokasi Penelitian
C. Sumber Data
pelengkap dari berbagai sumber antara lain dokumen dan sumber lainnya. Dua
komponen sumber data ini adalah data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
lapangan, atau data yang dibutuhkan oleh subjek data. 0 Data ini diperoleh
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pihak atau orang lain.
Data sekunder ini didapatkan dari studi pustaka, artikel jurnal, web resmi,
ataupun mencatat data tersebut dari sumber pertama yang sudah mendapatkan
0
Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi (Jakarta: Alfabeta, 2006), 16.
0
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian (Yogyakarta: Teras, 2009), 54.
33
antara lain :
1. Observasi
dan peristiwa.0
0
Mamik, Metodologi Kualitatif (Sidoarjo: Zifatama Publisher, 2015), 104.
34
2. Wawancara
disengaja yang dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewawancara dan
lisan. 0
3. Dokumentasi
tertulis maupun file gambar/video (tidak selaras menurut catatan) berupa data
0
Mamik, Metodologi Kualitatif, 106.
0
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. Ke 8 (Bandung: Alfabeta,
2009), 197.
35
yang akan ditulis, disimpan dilihat, diteliti pada penelitian yang rinci dan
diartikan sebagai materi misalnya memo, surat, foto, video, film, catatan,
catatan perkara klinis, denah dan segala macam yang mampu dipakai menjadi
berita tambahan menjadi bagian menurut studi perkara yang asal data
4. Studi Pustaka
E. Analisis Data
mengumpulkan data data penting, memilah data tersebut agar dapat diolah secara
kualitatif:
0
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Sukabumi: CV Jejak, 2018),
146.
0
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 122.
36
1. Reduksi data
penting yang nantinya akan disajikan dan mengabaikan data yang ternyata
tidak diperlukan.0
2. Penyajian data
reduksi data. Data yang sudah dipilah akan disajikan berupa rangkaian
Data yang disajikan ini harus merupakan hasil yang terorganisir dengan baik
kesimpulan.0
3. Penarikan kesimpulan
komprehensif.
ciri-ciri dan komponen dalam konteks yang sangat relevan dengan masalah
yang dicari, dan kemudian berkonsentrasi pada item ini secara mendalam.
3. Triangulasi
banyak digunakan dengan data dari set sumber lain untuk menentukan apakah
umum dan pribadi, perspektif publik dari sistem pendidikan, dan hasil
wawancara dengan dokumen yang ada, triangulasi dapat dicapai. Hal ini
0
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), 178.
0
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik (Jakarta: PT. Bumi Aksara
2016), 216.