Diajukan oleh
M U S L I M
NIM.1506060011
1
OUT LINE
COVER.............................................................................................................1
OUT LINE........................................................................................................2
1. LATAR BELAKANG..................................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................4
3. TUJUAN PENELITIAN..............................................................................5
4. MANFAAT PENELITIAN..........................................................................5
5. KAJIAN TEORI...........................................................................................6
6. PENELITI TERDAHULU...........................................................................26
7. METODE PENELITIAAN..........................................................................28
2
PROPOSAL
Menurut penelitia yang dilakukan oleh Urata dikutip dari Hayashi (2002),
UKM terutama diIndonesia memiliki 4 permasalahan utama yang dapat
menghambat perkembangannya. Keempat permasalahan tersebut adalah:
pertama, kurangnya pengetahuan tentang teknologi produksi dan pengendalian
3
mutu, kedua, kurangnya kemampuan pemasaran, ketiga, kurangnya
pengetahuan manajemen dan terakhir, kurangnya akses ke pendanaan secara
formal (Hayashi:2002). Persoalan Pembiayaan UKM yang berlaku di
koperasi konvensional selama ini adalah relatif tingginya tingkat suku bunga
yang dibebankan serta penyerapan kredit UKM yang belum maksimal dan
belum jelas kehalalannya. Salah satu alternatif terhadap persoalan diatas
adalah dengan pola pembiayaan syariah, karena pembiayaan dengan pola
syariah sejalan dengan siklus usaha dan menggunakan sistem Bagi Hasil
dalam memberikan keuntungan kepada para nasabahnya sehingga Insya
Allah semua keuntungan yang diterima memberikan rasa aman dan nyaman
dunia akhirat karena sistem Bagi Hasil yang diterapkan oleh koperasi Syariah
tidak diragukan lagi kehalalannya oleh semua agama. Menurut Siti Ch. F,
pembiayaa dengan menggunakan sistem syariah lebih cocok diterapkan dalam
pembiayaan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah karena lebih memberikan
kepastian dan tidak terbebani akibat kenaikan suku bunga.
4
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, hasil yang akan dicapai diharapkan akan membawa
manfaat, antara lain sebagai berikut :
4.1.Secara teoritis
5
b. Bagi Anggota (Nasabah)
5. Kajian Teori
1). Pembiayaan mudharabah, yaitu akad jual beli antara pihak koperasi
syariah dan nasabah dengan keuntungan yang diperoleh koperasi
sesuai kesepakatan bersama antara pihak koperasi dengan nasabah.
6
b) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Piutang adalah tagihan yang timbul dari transaksi jual beli atau
berdasarkan akad Murabahah, salam, istishna’, dan ijarah. Diantara ke
empat jenis pembiayaan tersebut, pembiayaan murabahah merupakan
pembiayaan yang sering digunakan dan di aplikasikan pada lembaga
keuangan syaraiah.
2
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah...,hal. 14
3
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur‟an dan Terjemah, Bandung: Gema Risalah
Press Bandung, hal. 736
7
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan perkataan (Kami), atau
apakah telah datang kepada mereka apa yang tidak pernah datang
kepada nenek moyang mereka terdahulu.”4
3) Komunikasi.
Berdasarkan ayat diatas Q.S. As-Saba jelas kita lihat bahwa Allah
memerintahkan manusia untuk bekerja. Allah tidak semata-mata
menyuruh hambanya untuk bekerja, melapangkan dan menyerahkan bumi
jagat raya ini kepada manusia untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin
dalam usaha mencari rezeki yang berkah, Allah juga mengingatkan agar
manusia selalu bersyukur dan berterimakasih kepada Allah.
4
Ibid., hal. 314
5
Yayasan Penyelenggara Penterjemah, Al-Qur’an dan Terjemah, Gema Risalah Bandung, 1989,
hal. 685
8
2) Bank sebagai investor atau pemilik dana (shahibul maal)
menanamkan dana kepada nasabah yang bertindak sebagai
pengelola dana (mudharib) dalam suatu kegiatan usaha/proyek.
6
Ikatan Bankir Indonesia, 2014, Memahami Bisnis Bank Syariah, hal. 215
7
Muhammad, 2008, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah, hal. 94
9
pembiayaan didasarkan pada implikasi pembagian hak dan kewajiban
kedua belah pihak yang berakad.
8
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah...,hal. 104
10
Berdasarkan ahli fiqih, mudharabahmerupakan suatu perjanjian
dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain berdasarkan
prinsip dagang dimana keuntungan yang diperoleh akan dibagi
berdasarkan proporsi yang telah disetujui, seperti ½ dari keuntungan atau
¼ dan sebagainya.9 Pembiayaan Mudharabah merupakan akad
pembiayaan antara bank syariah dengan shahibul maaldan nasabah
sebagai mudharib untuk melaksanakan kegiatan usaha, dimana bank
syariah memberikan modal 100% dan nasabah menjalankan usahanya.
Hasil usaha atas pembiayaan mudharabahakan dibagi antara bank syariah
dan nasabah dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati pada saat
akad.
9
Muhammad Muslehuddin, Sistim Perbankan Dalam Islam,... hal. 65
10
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,... hal. 136
11
nasabah. Proposal merupakan cerminan dari kelayakan calon nasabah
untuk memperoleh pembiayaan. Melalui proposal yang diajukan pihak
bank akan memperoleh gambaran awal mengenai kondisi calon
nasabah. Pada saat calon nasabah datang untuk mengajukan
pembiayaan maka pihak bank akan mengkaji secara cermat dan penuh
kehati-hatian dan ketelitian. Bagaimana transaksi riil yang telah
dilakukan, dan kira-kira skim apa yang sesuai dengan kebutuhan
nasabah itu sendiri. Apakah calon nasabah ini karakternya baik atau
tidak, atau apakah laporankeuangan yang dibuat benar atau tidak.
b) Nasabah/pengusaha
12
Dalam praktiknya, koperasi syariah memberikan pembiayaan
mudharabah kepada nasabah atas dasar kepercayaan. Koperasi syariah
percaya penuh kepada nasabah untuk menjalankan usaha. Kepercayaan
merupakan unsur terpenting dalam transaksi pembiayaan mudharabah,
karena dalam pembiayaan mudharabah, koperasi syariah tidak ikut
campur dalam menjalankan proyek usaha nasabah yang telah diberi
modal 100%. Koperasi syariah hanya dapat memberikan saran tertentu
kepada mudharibdalam menjalankan usahanya untuk memperoleh hasil
usaha yang optimal. Dalam hal pengelolaan nasabah berhasil
mendapatkan keuntungan, maka koperasi syariah akan memperoleh
keuntungan dari bagi hasil yang diterima. Sebaliknya, dalam hal nasabah
gagal dalam menjalankan usahanya dan mengakibatkan kerugian, maka
seluruh kerugian ditanggung oleh shahibul maal. Mudharibtidak
menanggung kerugian sama sekali atau tidak ada kewajiban bagi
mudharibuntuk ikut menanggung kerugian atas kegagalan usaha yang
dijalankan.
13
Burhanuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia......hal. 198
13
seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal
14
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Gema Risalah Bandung, 1989, hal. 990
15
Imam Bashari dkk, Mukhatasharu Shahih Muslim(Ihtisar Shahih Muslim, Penerjemah Idrus H.
Alkaf), (Surabaya: CV Karya Utama), hal. 82
14
kali tidak. Sesungguhnya dia benar-benar akan di lemparkan ke
dalam Hutamah.” (Q.S Al Humazah 1-4)16
b) Pernyataan ijab dan kabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak,
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
16
Yayasan Penyelenggara Penterjemah, Al-Qur’an Dan Terjemahan, Gema Risalah Bandung,
1989, hal. 1101
17
Buranuddin, Koperasi sSariah dan Pengaturannya di Indonesia.....hal.227
15
d) Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak.
18
Farida Purwaningsih, Skripsi, Pengaruh Tabungan Mudharabah, Pembiayaan Mudharabah-
Musyarakah dan Pendapatan Operasional Lainnya Terhadap Laba Pada Bank Jatim Syariah
Periode 2007-2015
19
Mustofa, dkk, Reorientasi Ekonomi Syari’ah, (Yogyakarta: UII Press, 2014), hal. 185
20
Burhanuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia...,hal. 131
16
Tujuan dari di dirikannya koperasi syariah adalah untuk meningkatkan
program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan usaha mikro,
kecil, menengah dan koperasi melalui sistem syariah. Selanjutnya untuk
mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro,
kecil, dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.
Kemudian tujuan selanjutnya adalah untuk meningkatkan semangat dan
peran serta anggota masyarakat dalam kegiatan koperasi berbasis syariah.
Allah firman dalam kitab-Nya yang dimuat dalam Qur’an Surat Al-
Maidah ayat 42 artinya:
17
Nubuwwah atau nilai kenabian jika dilihat dalam bidang ekonomi,
telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah r.a
mengenai kerjasama saling menguntungkan antarpihak. Empat sifat yang
dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW yang dapat di contoh oleh pelaku
ekonomi saat ini dan di jadikan tuntunan perilaku ekonomi adalah siddiq
(benar), amanah (terpercaya), tabligh (menyeru atau mengajak),
fathonah (cerdas dan berwawasan luas).
Yang terakhir adalah Ma‟ad atau dapat diartikan dengan hasil akhir.
Dalam prinsip ini menegaskan bahwa manusia hidup di dunia bukan
semata-mata untuk berfoya-foya atau bersenang-senang, ada
pertanggungjawaban kelak di akhirat atas perilaku dan atas segala yang
diperbuat manusia selama di dunia, termasuk ekonomi. Jadi dalam
prinsip ini menegaskan bahwa proses ekonomi pun akan
dipertanggungjawabkan sampai akhirat sehingga dapat kita jadikan
sebagai jembatan menuju ke akhirat. Allah SWT melarang manusia
terperdaya dengan kehidupan manusia, hal ini didasarkan pada Qur’an
Surat Al-An’am ayat 32 artinya:
18
secara konseptual melalui implementasi akad-akad muamalah. Dilihat
dari usaha yang dijalankannya secara bersama-sama, koperasi identik
dengan persekutuan atau yang disebut dengan istilah syirkah. Syirkah
disyariatkan Allah karena tidak semua kegiatan ekonomi atau bisnis itu
mampu dijalankan melalui usaha perseorangan. Adapun yang menjadi
dasar hukum berlakunya akad syirkah yaitu sebagai berikut artinya:
Dasar hukum yang ke dua terdapat dalam Qur’an Surat Shaad ayat
24 yang mana menjelaskan tentang orang-orang yang melakukan akad
syirkah, artinya:
24
Ibid., hal.117
25
Ibid., hal.735
19
keduanya tidak menghianati. Jika seorang menghianati maka Allah
keluar dari keduanya.”26
26
Burhanuddin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia...,hal. 4
27
Ibid., hal. 4
20
pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain. Dan juga koperasi jasa keuangan
syariah yang mana mengatur tentang petunjuk pelaksanaan usaha syariah
dan unitnya, pedoman standar operasional manajemen, petunjuk teknis
program pembiayaan produktif usaha mikro, pedoman nilai kesehatan,
dan lain-lain.28
a) Piutang mudharabah
b) Piutang salam
c) Piutang istishna.
28
Ibid., hal. 10
21
bertanggungjawab atas kerugian yang mungkin terjadi terhadap usaha
tersebut.29
e. Penyaluran dana dengan prinsip salam, yaitu transaksi jual beli dan
barang yang diperjualbelikan akan diserahkan dalam waktu yang akan
datang,tetapi pembayaran kepada nasabah dilakukan secara tunai31.
g. Penyaluran dana dengan prinsip gadai atau rahn, yaitu seseorang yang
meminjam harta orang lain dengan memberikan sesuatu barang
miliknya yang mempunyai nilai ekonomi, seandainya terjadi
kegagalan dalam pembayaran, maka orang yang menjaminkan
hartanya dapat memiliki barang tersebut.
29
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 35
30
Ibid., hal. 34
31
Ibid., hal. 31
22
h. Penyaluran dana pinjaman (Al-Qard), yaitu pemberian harta atau
manfaat barang kepada orang lain yang halal dan dapat ditagih atau
dikembalikan pokok barangnya tanpa ada persyaratan imbalan
apapun.32
32
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil...,hal. 103
33
Ibid., hal. 101
34
Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah,... hal. 39
23
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua
Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
35
http://economy.okezone.com/read/2011/07/27/320/484884/ukm-jangan-ditarik-pajakunit,
(Diunduh, 17-05-2019)
36
http://finance.detik.com/read/2011/12/05/160638/1783039/5/52-juta-umk-di-indonesia-60-
dijalankan-perempuan, (Diunduh, 17-05-2019)
37
http://economy.okezone.com/read/2011/07/27/320/484884/ukm-jangan-ditarik-pajakunit,
(Diunduh, 17-05-2019)
24
6. Peneliti Terdahulu
6.1). Penelitian yang dilakukan oleh Fauziah Rizki, 2016 dalam thesisnya
‘Penerapan pembiayaan mudharabah (qiradh) pada Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) Di KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera (BUS) Cabang
Tegal Kota’ yang menyimpulkan bahwa, Penerapan akad mudharabah
belum sesuai dengan SOP Pembiayaan yang ada pada KSPPS BMT Bina
Ummat Sejahtera dan tidak sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah, dimana
penerapan bagi hasil telah ditentukan di awal akad dan bukan merupakan
hasil dari keuntungan dari usaha tersebut. Penerapan akad mudharabah pada
sektor usaha kecil menengah di BMT BUS sudah tepat sasaran yaitu sektor
usaha kecil dan menengah, namun masih kurangnya perhatian khusus
kepada sekitarnya yang masih membutuhkan modal usaha. Dan BMT BUS
masih belum berani menanggung resiko bagi usaha yang masih kecil dengan
modal 100%. penelitian ini menggunakan pendekatannya Kualitatif dengan
mengambil data-data melalui metode wawancara, observasi dan
dokumentasi. Data-data yang sudah terkumpul kemudian penulis analisa
dengan menggunakan metode deskripsi yaitu mendeskripsikan dan
menggambarkan mekanisme penerapan pembiayaan mudharabah pada
UKM dan menganalisa apakah pembiayaan mudharabah pada BMT BUS
Cabang Tegal Kota diperuntungkan bagi UKM.38
6.2). Penelitan ini yang di lakukan oleh Retno Ayu Larassati, 2015 dalam
skripsinya ‘Mekanisme Pembiayaan Mudharabah pada Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) Baitul Maal Wattamwil Fajar Metro Pusat Kota
Metro’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Mekanisme
Pembiayaan Mudharabah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
Baitul Maal Wattamwil Fajar Metro Pusat Kota Metro Tahun 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
38
Fauziah, Rizki Penerapan pembiayaan mudharabah (qiradh) pada Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) Di KSPPS BMT Bina Umat Sejahtera (BUS) Cabang Tegal Kota. Diploma thesis, (UIN
Walisongo.2016)
25
Teknik pengumpul datanya yaitu dengan teknik observasi, interview dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisa datanya yaitu dengan pola pikir
deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa Pembiayaan
Mudharabahdigunakan sebagai salah satu prinsip operasional. Secara
operasional, prinsip mudharabah di BMT Fajar Metro diartikan sebagai
perjanjian kesepakatan bersama antara pemilik modal dan pengusaha
dengan ketentuan pihak BMT Fajar Metro menyediakan dana dan pihak
pengusaha memutar modal dengan dasar bagi hasil keuntungan. Dalam
prinsip ini kedua belah pihak sama-sama menanggung resiko sesuai dengan
kerugian dan keuntungannya. Perhitungan pendapatan BMT Fajar Metro
menggunakan pendekatan profit sharing yaitu pendapatan yang dibagikan
adalah pendapatan bersih yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya
operasional. Nisbah bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah harus
ditetapkan pada akad, penandatanganan pembiayaan sesuai kesepakatan
bersama BMT Fajar Metro. BMT Fajar Metro dalam Mekanisme akad
Mudharabah sudah sesuai dengan syari‟at Islam hal ini didasarkan pada
bentuk-bentuk implementasinya mulai dari syarat-syarat yang digunakan,
prosedur dan ketentuan pengajuan serta prinsip-prinsip dalam
implementasinya sudah sesuai dengan syari‟at Islam.39
6.3.) Penelitian ini yang di lakukan oleh M. Aulia Rahman, 2017 dalam skripsinya
39
Retno Ayu larassati, Mekanisme Pembiayaan Mudharabah pada Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) Baitul Maal Wattamwil Fajar Metro Pusat Kota Metro, skripsi, (IAIM NU
METRO : Metro Lampung., 2015)
26
dengan menggunakan teknik wawancara, dengan jumlah responden
sebanyak 5 orang. Lokasi penelitian ini dilakukan pada Jl. Jendral A. Yani
Km. 7,5 Kabupaten Banjar (Kertak Hanyar) Kalimantan Selatan. 70654.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan teknik editing dan kategorisasi
yang kemudian dianalisis secara kualitatif dengan acuan landasan teori.
Berdasarkan penelitian yang diperoleh penulis terdapat strategi dalam
mengembangkan KJKS di Banjarmasin, yaitu: Memperluas akses
permodalan bagi KJKS melalui lembaga keuangan bank maupun non
perbankan, Meningkatkan peran KJKS dalam aktivitas ekonomi. Dalam
analisis SWOT Dinas Koperasi dan UKM dalam mengembangkan KJKS,
diperlukan perumusan strategi dan kebijakan secara komprehensif.
Penyusunan strategi didasarkan dengan kondisi internal Dinas Koperasi dan
UKM yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan. Sedangkan dari sisi
ekternal terkait peluang dan tantangan.40
7. Metode Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Definisi data
primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli (Kuncoro,
40
M. Aulia Rahman, Strategi Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Provinsi
Kalimantan Selatan Dalam Mengembangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) di
Banjarmasin,(UINAB :Banjarmasin, 2017)
41
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, hal.....56
27
2003). Data primer adalah data yang didapat dari sumber petama baik dari
individu atau perseorangan, seperti dari wawancara atau pengisian kuesioneryang
dilakukan oleh peneliti (Umar,2005).42
Dalam penelitia ini, yang menjadi data primer adalah jawaban dari hasil
wawancara prosedur pembiayaan dan perhitungan sistem bagi hasil di Koperasi
Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Karya Mandiri Jerowaru.
42
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, ha.....78
43
Sugiyono, metode penelitian pendidikan, ha.....118
28