KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM.
BALAI BESAR KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM NUSA TENGGARA TIMUR
BIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM WILAYAH II
JI, Satar Tacik Telp./ Fax, (0385) 21711 -21733 RUTENG- FLORES
e-mail : wil2bbksda, .c0r
2G Februari 2023
Nomor —: $, 1066 x s/ekw.ixsa/2/2023.
Lampiran : -
Perihal : Telaahan
kepada Yth.
Kepala Dinas PUPR Kab. Manggrai Timur
di-
Borong.
Dengan hormat, sehubungan dengan Surat PPK Bidang Bina Marga DPUPR Nomor 02.SRT/PPK-
BM-PUPR/I/2023, tanggal 6 Februari 2023 tentang permohonan telaah kawasan Hutan, maka
bersama ini kami kirimkan hasil telaahan kawasan hutan dimaksud..
Demikian kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.
‘Tembusan : Kepada Yth.
Kepala Balai Besar KSDA NTT di KupangTELAAHAN
A. Risalah Kawasan
» Letak : Kawasan TWA Ruteng Merupakan Salah Satu Kawasan Konservasi Yang
Berada Di Bawah Penglolaan Upt Kementerian Lingkungaan Hidup Dan Kehutanan
Dalam Hal Ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem Nusa
Tenggara Timur, Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem Wilayah Ii,
Yang Terletak Pada Dua Wilayah Administrasi Pemerintahan Yaitu : Kabupaten
Manggarai Dan Kabupaten Manggaral Timur dengan SK Penetapan Menteri
Lingkungan = Hidup = dan_—-Kehutanan — Nomor : ~—_SK.3300/MenLHK-
PKTL/KUH/PLA.2/7/2018 dengan luas 33,093.37 Ha.
> Potensi Flora Dan Fauna : Kawasan TWA Ruteng Merupakan Salah Satu
Kawasan Dengan Tipe Ekosistem Hutan Hujan Pengunungan Yang Mempunyai
Keanekaragaman Hayati Yang Sangat Tinggi Dengan Potensi 252 Species
Tumbuhan Berbunga Dan Tumbuhan Tidak Berbunga Yang Meliputi 94 Famili Dan
119 Genera, Tanaman Yang Umum Dijumpai Adalah Dari Famili Euphorbiaceae
Dan Lauraceae (Verheijen ( 1982) Serta 69 Spesies Tumbuhan Obat (Iswandono,
2007) Sedangkan Untuk Koleksi Faunanya Meliputi 65 Species Burung Yang
Dikelompokkan Dalam 35 Family Dan Empat Jenis Burung Endemik Flores Yaitu :
Po (Otus Alfredi), Ngkeling Koe (Loriculus Flosculus), Monar (Munarcha
Sacerdotum) Dan Ka (Corvus Florensis) (IPB, 1999) dan Elang Flores (Misaetus
floris)
> POTENSI WISATA ALAM : Potensi Wisata Yang Berada Di Dalam Kawasan TWA
Ruteng Terdiri Dari Potensi Wisata Gunung Api (Gunung Api Nampar Nos), Potensi
Danau (Danau Ranamese I Dan II), Potensi Air Terjun (Air Terjun Cunca Rede, Air
Terjun Cunca Cuar, Cunca Wae Wake).
> Obyek Wisata Budaya Teber Desa Compang Teber yang merupakan salah satu
desa penyanggah Kawasan TWA Ruteng. .
> POTENSI WISATA BIRD WATCHING : Ranamese, Ranaka, Gololusang.
> POTENSI JASA LINGKUNGAN : Potensi Jasa Lingkungan yang telah di
manfaatkan adalah Potensi DAS yang mengairi areal persawahan yang berada di
Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur.
> DAS yang berada pada Wilayah Administrasi Kabupaten Manggarai : Wae Mese,
Wae Lalong, Wae Mantar, dan Wae Garit.
> DAS yang berada pada Wilayah Administrasi Kabupaten Manggarai Timur : Wae
Dangi, Wae Dingging, Wae Laku, Wae Bobo, Wae Mokel, Wae Wake, Wae Wau,
Wae Karot, Wae Mura, Wae Muli, Wae Mas, Wae Musur, Wae Togong, Wae Mantar,
Wae Garit, Wae Mese, Wae Lolong, Wae Wae Mau, Wae Ras, Wae Koe.
> Danau yang berada pada wilayah administrasi Manggarai Timur : Danau Ranamese
(Desa Gololoni), Danau Ranamese ( Desa Golowuas), Danau Ranapoja (Desa
Rendenao), Danau Ranakenti (Desa Waling), Ranahembok (Desa Bangka Kempo(,
Danau Ranasia (Desa Colol), Ranagapang (Desa Ranagapang).
> Air Terjun yang berada pada wilayah administrasi Manggarai Timur : Air Terjun
Cunca Rede dan Air Terjun Cunca Cuar (Desa Sanolokom), Air Terjun Cunca Wek
dan Cunca Nganggo (Desa Uluwae), Air Terjun, Air Terjun Wae Karot (DesaCompang Lawi, Air Terjun Wae Mura (Desa Gololalong), Air Terjun Ranamese (Desa
Gololoni) dan Air Terjun Wae Mantar (Desa Umung)
B. Hasil Pemeriksaan Lapangan
1, Ruas Jalan Dangka Mangkang — Benteng Jawa
Pemeriksaan lokasi dilaksanakan dengan cara tracking sepanjang jalur Jalan yang
melintasi kawasan TWA Ruteng, melakukan pengukuran lebar badan dan bahu jalan,
mencatat vegetasi pada sepanjang jalur, mencatat jumlah jembatan, deker dan
gorong-gotrong. Hasi! pemeriksaan lokasi diuraikan sebagai berikut :
1. Jalan menghubungkan wilayah Dangka Mangkang ~ Benteng Jawa.
2. Panjang jalan 5,47 Km.
3. Koordinat awal dan koordinat akhir jalan :
Awal : S. 08°36’18,7” - E, 120°36”39,3”
Akhir : S. 08°34'08,4” - E, 120°35”42,6”
4. Kondisi eksisting atau rencana pekerjaan (lebar jalan, bahu jalan, dll) :
> Jenis Jalan : HRS Hotmix
» Lebar badan jalan : 3 - 3,5 M.
> Lebar bahu jalan : 4,4 - 8,8 M (Kiri Kanan)
5. Tutupan lahan dan jenis vegetasi :
Vegetasi didominasi semak belukar, Kerinyu, Ara (Ficus sp.), Lente, Kipo dan Labe
(Ficus fistulosa),
Dampak — pembangunan jalan (Jika_~ada_—svegetasi._-—‘terdampak
penebangan/pemangkasan saat pekerjaan fisik disebutkan jenis dan jumlah serta
koordinat) :
Terjadi dampak dan hilangnya vegetasi sekitar areal kiri-kanan jalan yaitu : semak
belukar, Kerinyu, Ara (Ficus sp.), Lente, Kipo, Labe (Ficus fistulosd), Mpui
(Descaspermum fruticosum), Sewang (Litsea), Wur, dan Giro (Saurauia verheyeni).
7. Apakah ada perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat akibat pekerjaan
jalan: Terjadi perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat akibat kegiatan cut
and fill dari hasil pekerjaan.
8. Dampak Sosial ekonomi : ‘
Pergerakan ekonomi dan aksesibilitas masyarakat semakin mudah serta lancarnya
pengangkutan komoditi pertanian dan perkebunan.
2
2. Ruas Jalan Dangka Mangkang — Benteng Jawa
Pemeriksaan lokasi dilaksanakan dengan cara tracking sepanjang jalur jalan yang
melintasi kawasan TWA Ruteng, melakukan pengukuran lebar badan dan bahu jalan,
mencatat vegetasi pada sepanjang jalur, mencatat jumlah jembatan, deker dan
gorong-gotrong. Hasil pemeriksaan lokasi diuraikan sebagai berikut :
1. Jalan menghubungkan wilayah Watu Cie — Wae Wake - Deno
2. Panjang jalan 0,56 Km.
3. Koordinat awal dan koordinat akhir jalan :
Awal : S. 08935'48,6” - E. 120°34”39,0"
Akhir : S. 08°36/02,6” - E. 120°34”07,9”
.. Kondisi eksisting atau rencana pekerjaan (lebar jalan, bahu jalan, dil) :
> Jenis Jalan : Aspal
> Lebar badan jalan : 3,5 M.
> Lebar bahu jalan : 4,4 M (Kiri Kanan)
s£0 Satar Tacik Telp./ Fax. (0385) 227%"
ie
5. Tutupan lahan dan jenis vegetasi :
6.
~
e
Vegetasi didominasi semak belukar kerinyu dan dengan jenis tanaman bambu,
suren, jati putih, waek(A/bizia sp.).
Dampak — pembangunan jalan (Jka «= ada_—svegetasi_-—_terdampak
Penebangan/pemangkasan saat pekerjaan fisik disebutkan jenis dan jumlah serta
koordinat) :
Belum ada dampak karena pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan belum
dilaksanakan.
. Apakah ada perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat akibat pekerjaan
jalan: Terjadi perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat akibat kegiatan cut
‘and filldari hasil pekerjaan.
Dampak Sosial ekonomi :
Pergerakan ekonomi dan aksesibilitas masyarakat semakin mudah serta lancarnya
pengangkutan komoditi pertanian dan perkebunan.
. Ruas Jalan Dangka Mangkang — Watu Nggong
a, Segmen Tangkul - Uluwae
Pemeriksaan lokasi dilaksanakan dengan cara tracking sepanjang jalur jalan yang
melintasi kawasan TWA Ruteng, melakukan pengukuran lebar badan dan bahu
jalan, mencatat vegetasi pada sepanjang jalur, mencatat jumlah jembatan, deker
dan gorong-gotrong. Hasil pemeriksaan lokasi diuraikan sebagai berikut :
1. Jalan menghubungkan wilayah Dangka Mangkang — Watu Nggong, Segmen
Cabang Tangkul — Ulluwae.
. Panjang jalan 5,4 Km.
Koordinat awal dan koordinat akhir jalan :
. 08°35'30,0” - E. 120°36"42,2"
. 08936'08,0”" - E. 120°37”50,8”
Kondisi eksisting atau rencana pekerjaan (lebar jalan, bahu jalan, dil) :
Jenis Jalan : Lapen
Lebar badan jalan : 3 M.
Lebar bahu jalan : 1 M (Kiri Kanan)
Tutupan lahan dan jenis vegetasi :
Vegetasi didominasi semak belukar, Kerinyu, Pakis, Kopi, Bambu, Pisang
(areal perambahan).
6. Dampak pembangunan jalan (Jika__ada_—_vegetasi_terdampak
penebangan/pemangkasan saat pekerjaan fisik disebutkan jenis dan jumlah
serta koordinat) :
Terjadi perubahan sepanjang kiri - kanan ruas jalan yang berdampak pada
perubahan bentang alam dan kehilangan tumbuhan seperti semak belukar,
Kerinyu, Pakis, Kopi, Bambu, Pisang (areal perambahan).
7. Apakah ada perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat akibat
pekerjaan jalan: Terjadi perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat
akibat kegiatan cut and fill dari hasil pekerjaan.
8. Dampak Sosial ekonomi :
Pergerakan ekonomi dan aksesibilitas masyarakat semakin mudah.
wn
Y¥VWsb. Segmen Ngkiong Dora
Pemeriksaan lokasi dilaksanakan dengan cara tracking sepanjang jalur jalan
yang melintasi kawasan TWA Ruteng, melakukan pengukuran lebar badan dan
bahu jalan, mencatat vegetasi pada sepanjang jalur, mencatat jumlah
jembatan, deker dan gorong-gotrong. Hasil pemeriksaan lokasi diuraikan
sebagai berikut :
1, Jalan menghubungkan wilayah Dangka Mangkang - Watu Nggong, Segmen
Ngkiong Dora.
2. Panjang jalan 0,42 Km.
3. Koordinat awal dan koordinat akhir jalan :
Awal : S. 08934'41,5” - E. 120°39'14,5"
Akhir : S. 08°33'56,5” - E. 120°39'37,2”
4. Kondisi eksisting atau rencana pekerjaan (lebar jalan, bahu jalan, dil) =
> Jenis Jalan : Lapen
> Lebar badan jalan : 3 M.
> Lebar bahu jalan : 1M (Kiri Kanan)
5. Tutupan lahan dan jenis vegetasi :
Vegetasi didominasi semak belukar, Kerinyu, Pakis, Kopi, Bambu, Pisang
(areal perambahan).
6.Dampak pembangunan jalan (Jika ada vegetasi terdampak
penebangan/pemangkasan saat pekerjaan fisik disebutkan jenis dan jumlah
serta koordinat) : Belum ada dampak yang terjadi karena kegiatan
peningkatan jalan belum dilaksanakan.
7. Apakah ada perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat akibat
pekerjaan jalan: Belum terjadi perubahan bentang alam dan fragmentasi
habitat akibat kegiatan cut and fil/ dari hasil pekerjaan karena belum
dilaksanakan kegiatan peningkatan jalan dan bila dilakukan peningkatan ruas
jalan terebut maka akan terjadi perubahan bentang alam dan fragmentasi
akibat Cut and Fill kegiatan.
8. Dampak Sosial ekonomi : Pergerakan ekonomi dan aksesibilitas masyarakat
semakin mudah
c. Segmen Ngkiong Dora — Watu Nggong (Satar Nawang)
Pemeriksaan lokasi dilaksanakan dengan cara tracking sepanjang jalur jalan
yang melintasi kawasan TWA Ruteng, melakukan pengukuran lebar badan dan
bahu jalan, mencatat vegetasi pada sepanjang jalur, mencatat jumlah
jembatan, deker dan gorong-gotrong. Hasil pemeriksaan lokasi diuraikan
sebagai berikut :
1. Jalan menghubungkan wilayah Dangka Mangkang — Watu Nggong,
Segmen Ngkiong Dora - Watu Nggong (Satar Nawang).
2. Panjang jalan 4,7 Km.
3. Koordinat awal dan koordinat akhir jalan :
Awal : S. 08°33’56,5” - E. 120039'37,2”
Akhir : S. 08933/13,8” - E, 120°40'31,5”
4. Kondisi eksisting atau rencana pekerjaan (lebar jalan, bahu jalan, dll) :
> Jenis Jalan : Lapen
> Lebar badan jalan : 3 M.
> Lebar bahu jalan : 1M (Kiri Kanan)5. Tutupan lahan dan jenis vegetasi :
Vegetas! didominasi semak belukar, Alang -al;
; sp.Paks, Kopi, Pisang (areal perambahan)” ae ner cacee
» Dampak —pembangunan jalan (Jika ada vegetasi_terd:
penebangan/pemangkasan saat pekerjaan fisik disebutkan ens en
jumlah serta koordinat) : Belum ada dampak yang terjadi karena kegiatan
peningkatan jalan belum dilaksanakan.
7, Apakah ada perubahan bentang alam dan fragmentasi habitat akibat
pekerjaan jalan: Belum terjadi perubahan bentang alam dan fragmentasi
habitat akibat keglatan cut and fil/ dari hasil pekerjaan karena belum
dilaksanakan keglatan peningkatan jalan dan bila dilakukan peningkatan
ruas jalan terebut maka akan terjadi perubahan bentang alam dan
fragmentasi akibat Cut and Fill kegiatan.
8. Dampak Sosial ekonomi : Pergerakan ekonomi dan aksesibilitas masyarakat
semakin mudah.
C. Dasar Pertimbangan
Sebagai dasar pertimbangan sebagai berikut :
1. Ruas - ruas jalan tersebut merupakan jalan eksisting;
2. Ruas - ruas jalan tersebut merupakan jalur utama pergerakan ekonomi daerah;
3. Merupakan ruas jalan pemasaran hasil pertanian dan perkebunan serta hasil bumi
lainnya;
4, Didasarkan pada Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.38/Menhut-II/2012 Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan P.18/Menhut-
11/2011 Tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan Pasal 4 Ayat (1)
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan
kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis
yang tak dapat dielakkan, dan Ayat (2) Kepentingan pembangunan di luar kegiatan
kehutanan sebagaimana dimaksud ayat (1), huruf (e) Jalan umum, jalan tol, dan
jalur kereta api.
. Kemudian didasarkan pada Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : P.85/Menhut-II/2014 dan Perubahannya yaitu Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia P.44/MENLHK/SETJEN/
KUM.1/6/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia P.85/Menhut-II/2014, tentang Tata Cara Kerja Sama Penyelenggaraan
Kawasan Suaka Alam(KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam(KPA).
w
D. Kesimpulan
Kesimpulan :
Didasarkan pada hasil pertimbangan di atas maka telaahan ini menjadi dasar agar
dapat diterbitkan UKL - UPL ruas-ruas jalan dimaksud