Anda di halaman 1dari 14

MATERI PPKN

I . PANCASILA
 Perumusan dasar Negara Pancasila
a. Muhammad Yamin, mengusulkan secara lisan sbb :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan sosial
Usulan tertulisnya :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin olek hikmat kebijaksanaan
dalam
permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b. Mr. Soepomo disampaikan tanggal 31 Mei 1945,


mengusulkan :
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

c. Ir. Soekarno, tanggal 1 Juni 1945 mengusulkan rumusan dasar


Negara sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
 Komitmen para pendiri Negara dalam perumusan Pancasila sebagai
dasar Negara :
o 1. Mengutamakan semangat persatuan dan kesatuan
o 2. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia
o 3. Selalu bersemangat dalam berjuang
o 4. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai
cita- cita bangsa
o 5. Melakukan pengorbanan

 Fungsi Pancasila sebagai Dasar negara


o Mengatur Penyelenggaraan pemerintahan negara
o Sebagai kaidah negara yang fundamental
o Tercantum dalam Pembukaan UUD tahun 1945

 Fungsi Pancasila sebagai Pandangan hidup


o Digunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari-hari
o Sikap dan perilaku harus di jiwai oleh nilai nilai luhur
Pancasila

 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


 Fungsi Pancasila Jiwa dan kepribadian bangsa

NILAI- NILAI PANCASILA :

a) Ketuhanan Yang Maha Esa


 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
antar pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa.
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya
masing masing
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
b) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
 Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.

c) Persatuan Indonesia
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika.
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
 Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
 Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.

e) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan  kegotongroyongan.
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
 Menghormati hak orang lain.
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.
 Suka bekerja keras.
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
II. NORMA DAN KONSTITUSI
Makna Pasal 1 ayat 2 UUD Negara Tahun 1945
 Kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
 NORMA

Agama Kesopanan Kesusilaan Hukum


 Bersumber  Bersumber  Bersumber  Di buat
dari wahyu dari dari hati oleh
Tuhan masyarakat nurani lembaga
 Tercantum  Tidak tertulis  Saksi yg
dalam kitab  Sanksi perasaan berwenang
suci berupa menyesal  Sanksi
 Sanksi tegas comoohan, tegas
 Di Akhirat tidak di
percaya

 Fungsi Lembaga Negara

1. Majelis Permusyawartan Rakyat (MPR)


a. Kedudukan MPR sebagai lembaga negara
b. Tugas dan wewenang (Pasal 3 UUD 1945) yaitu :
(1) Majelis Merubah dan menetapkan UUD
(2) Melantik Presiden dan Wakil Presiden
(3) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden sesuai UUD
c. Keanggotaan MPR :
(1) Terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD
(2) masa jabatan anggota 5 tahun
(3) Alat kelengkapan terdiri atas :
 Pimpinan MPR ayitu 1 orang ketua dan 3 orang wakil ketua
 Badan Pekerja MPR
 Komisi
d. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun (pasal 2 ayat 2),
dan di ibukota negara (pasal 2 ayat 3). Jenis sidang MPR terdiri
atas :
 Sidang Umum, yaitu rapat paripurna yang pertama kali dalam
masa jabatan MPR
 Sidang Istimewa, yaitu rapat peripurna yang dilaksanakan
diluar kedua sidang di atas dan dilaksanakan kapan saja.
e. Putusan MPR terbagi atas : kekuatan hukum mengikat ke dalam
majelis.
f. Keputusan, yaitu putusan MPR yang memiliki
 Ketetapan, yaitu putusan MPR yang memiliki kekuatan hukum
mengikat ke dalam dan keluar majelis.
 Perubahan dan Penetapan UUD, yang memiliki kekuatan
hukum sebagai UUD
g. Jumlah anggota MPR yang harus hadir dalam sidang (quorum) :
 Sidang memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden
paling sedikit ¾ dari jumlah anngota , dan disetujui paling
sedikit 2/3 jumlah anggota yang hadir (pasal 7 B ayat 7)
 Sidang merubah dan menetapkan UUD paling sedikit 2/3 dari
jumlah anggota dan disetujui paling sedikit 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir (pasal 37)

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


a. Kedudukan sebagai lembaga negara pembentuk undang-undang
(legislatif)
b. Keanggotaan DPR :
 Jumlah anggota 560 orang
 Diipilih melalui pemilu
 Masa jabatan 5 tahun
c. Fungsi DPR
 Legislasi, yaitu menetapkan UU bersama Presiden
 Anggaran, yaitu menetapkan APBN
 Pengawasan, yaitu mengawasi pelaksanaan pemerintahan oleh
Presiden
d. Tugas dan wewenang DPR :
 Membentuk UU bersama Presiden
 Membahas dan memberikan persetujuan atas perpu
 Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
 Memberikan pertimbangan kepada Presiden atas pengangkatan
duta dan konsul, pemberian amnesti dan abolisi,
 Mengawasi pelaksanaan pemerintahan oleh Presiden
 Memilih anggota BPK
 Memilih 3 anggota Mahkamah Konstitusi
 Memilih anggota Mahkamah Agung dari usulan Komisi
Yudisial
e. Hak DPR
 Interpelasi yaitu meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijakan tertentu
 Angket yaitu melakukan penyelidikan mengenai kebijakan
pemerintah yang diduga bertentangan dengan hukum
 Menyatakan Pendapat (hak petisi), yaitu menyampaikan
pendapat dan usul mengenai kebijakan pemerintah
f. Alat Kelengkapan DPR yaitu Pimpinan, Badan Musyawarah
(Bamus), Komisi , Badan Legislas, Panitia Anggaran, Badan
Urusan Rumah Tangga, Badan Kerja Sama Antar-Parlemen,
Badan Kehormatan, dan Panitia Khusus
g. DPR bersidang sedikitnya sekali dalam satu tahun

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


a. Kedudukan sebagai lembaga negara perwakilan daerah
b. Keanggotaan DPD :
 Jumlah anggota tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR
 Anggota dari setiap provinsi sebanyak 4 orang
 Dipilih oleh rakyat melalui pemilu
 Masa jabatan anggota 5 tahun
 Anggota bertempat tinggal di daerah pemilihan
c. Tugas dan wewenang (pasal 22 D) :
 Mengajukan RUU berkaitan otonomi daerah
 Ikut membahas RUU berkaiatan otonomi daerah
 Mengawasi pelaksanaan UU berkaitan otonomi daerah
d. Bersidang sedikitnya sekali dalam setahun

4. Presiden
a. Kedudukan Presiden yaitu :
 Kepala Negara (pasal 10 sd 15 UUD 1945)
 Kepala Pemerintahan (pasal 4 sd 9 UUD 1945
b. Tugas dan Wewenang sebagai Kepala Negara :
 Pemegang keuasaan tertinggi atas AD, AL, AU (pasal 10)
 Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain, dengan persetujuan DPR (pasal 11)
 Menyatakan keadaan bahaya (pasal 12)
 Mengangkat duta dan konsul (pasal 13)
 Memberikan grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan MA
(pasal 14 ayat 1)
 Memberikan amnesty dan abolisi dengan pertimbangan DPR
(pasal 14 ayat 2)
 Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lain sesuai
UU (pasal 15)
c. Tugas dan wewenang sebagai Kepala Pemerintahan
 Pemegang kekuasan pemerintahan (eksekutif/pasal 4 ayat 1)
 Mengajukan RUU (pasal 5 ayat 1)
 Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 ayat 2)
 Mengangkat dan memberhentikan menteri (pasal 17)
 Mengajukan RAPBN (pasal 23)
d. Presiden dan wakil Presiden secara berpasangan dipilih oleh rakyat
melalui pemilu
e. Masa jabatan 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali
masa jabatan lagi.
f. Syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden (pasal 6)
 WNI sejak kelahirannya
 Tidak pernah menerima kewarganegaraan negara lain
 Tidak pernah mengkhianati negara
 Mampu secara rohani dan jasmani
 Pendidikan serendah-rendahnya SLTA
g. Tata cara pemberhentian Presiden :
 DPR mengajukan permintaan kepada MK apabila DPR
berpendapat Presiden bersalah.
 MK memutuskan benar atau salah Presiden
 DPR mengajukan usul pemberhentian Presiden kepada MPR,
apabila MK memutus Presiden bersalah
 MPR bersidang untuk memberhentikan Presiden
h. Presiden dan Wakil Presiden berakhir masa jabatan karena :
 Berakhir masa jabatan
 Mangkat
 Tidak mampu menjalankan kewajiban
 Diberhentikan oleh MPR

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


a. Kedudukan sebagai lembaga Negara pemeriksa keuangan negara
b. Tugas adalah memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara
c. Hasil pemeriksaan dilaporkan kepada DPR, DPD, dan DPRD
d. Anggota dipilih DPR dengan pertimbangan DPD, dan diresmikan
Presiden

6. Mahkamah Agung (MA)


a. Kedudukan sebagai salah lembaga negara pemegang kekuasaan
kehakiman.(yudikatif)
b. Tugas dan wewenang :
 Mengadili perkara tingkat kasasi
 Menguji peraturan perundangan di bawah UU
 Memilih 3 anggota Mahkamah Konstitusi
 Memberi pertimbangan atas grasi dan rehabilitasi kepada
Presiden
c. Anggota MA (hakim Agung) diusulkan oleh KY dan dipilih oleh
DPR, disahkan oleh Presiden

7. Mahkamah Konstitusi (MK)


a. Kedudukan sebagai salah satu lembaga negara pelaksana
kekuasaan kehakiman
b. Tugas dan wewenang :
 Menguji UU terhadap UUD
 Memutus sengketa kewenangan lembaga negara sesuai UUD
 Memutus pembubaran partai politik
 Memutus sengketa hasil pemilu
 Memutus pendapat DPR tentang Presiden dan atau Wakil
Preiden melanggar UUD
c. Anggota berjumlah 9 orang hakim konstitusi,yang diajukan
Presiden sebanyak 3 orang, MA sebanyak 3 orang, dan DPR
sebanyak 3 orang.

8. Komisi Yudisial
a. Kedudukan sebagai lembaga negara
b. Tugas dan wewenang :
 Usul pengangkatan hakim agung (angggota MA) kepada DPR
 Menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku
hakim
e. Anggota diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
persetujuan DPR

Perkembangan perubahan tata urutan peraturan perundangan di


Indonesia :
TAP No TAP No UU No 10 UU N0 12
XX/MPRS/1966 III/MPR/2000 Tahun 2004 Tahun 2011
1. UUD 1945 1. UUD 1945 1. UUD 1. UUD
2. Tap MPR 2. Tap MPR 1945 1945
3. UU/Perpu 3. UU 2. UU/Perpu 2. Tap MPR
4. PP 4. Perpu 3. PP 3. UU/Perpu
5. Keppres 5. PP 4. Perpres 4. PP
6. Peraturan 6. Keppres 5. Perda 5. Perpres
Lainnya 7. Perda 6. Perda
Prov
7. Perda
Kota/Kab
 UUD 1945

a. Ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI


b. MPR berwewenang mengubah dan menetapkan UUD
(pasal 3 ayat 1 UUD 1945)
c. Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah karena
memuat kaedah fundamental seperti tujuan, dasar,
cita-cita negara.
d. Bentuk negara kesatuan republik (pasal 1 ayat 1) tidak
dapat diubah (pasal 37 ayat 5)
e. Sistematika terdiri atas :
 Pembukaan
 Pasal-Pasal ( 21 Bab, 73 Pasal, 140 ayat, 3 Pasal
Aturan Peralihan, 2 Pasal aturan Tambahan)
 Ketetapan MPR
yang dimaksud adalah Ketetapan MPRS dan MPR terdahulu yang
masih dinyatakan berlaku sesuai Tap MPR No I/MPR/2003, seperti
ketetapan tentang pembubaran PKI, larangan paham komunis,
pemberantasan korupsi, dan sebagainya.

 Undang-Undang /Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu)


DPR memegang kekuasaan membentuk UU (pasal 20 ayat 1)
Setiap RUU harus mendapat persetujuan bersama DPR dan
Presiden (pasal 20 ayat 2)

 Peraturan Pemerintah (PP)


Presiden menetapkan PP untuk melaksanakan UU (pasal 5 ayat
2)

 Peraturan Presiden (Perpres)


Perpres ditetapkan oleh Presiden untuk melaksanakan peraturan
yang lebih tinggi (UUD 1945, Tap MPR, UU/Perpu, PP) atau
dalam menyelenggarakan pemerintahan.

 Peraturan Daerah
 Perda ditetapkan oleh Pemerintahan Daerah yaitu Kepala
Daerah dan DPRD (pasal 18 ayat 6)
 Perda Provinsi dibuat oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan
Gubevrnur
 Perda Kabupaten dibuat oleh DPRD Kabupaten dengan
persetujuan Bupati
 Perda Kota dibuat oleh DPRD Kota dengan persetujuan
Walikota

Landasan hukum PERPU


 Dalam hal ihkwal kegentingan memaksa Presiden mengeluarkan
perpu (pasal 22 ayat 1)
 Perpu harus disetujui DPR dalam sidang berikutnya, jika disetujui
menjadi UU sedangkan jika tidak disetujui harus dicabut (pasal 22
ayat 2 dan 3)

 HUKUM
Unsur- unsur hukum :
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia
b. Peraturan dibuat oleh badan resmi yang berwajib
c. Peraturan besifat memaksa
d. Sanksi terhadap peraturan tegas

Tugas hukum :
a. Menjamin kepastian hukumbagi setiap orang dalam
masyarakat
b. Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan,
kemakmuran,
kebahagian dan kebenaran
c. Menghindari perbuatan main hakim sendiri
Penggolongan hukum,
a. menurut sumbernya :
1. hukum undang – undang
2. hukum kebiasaan
3. hukum traktat
4. hukum yurisprudensi
b. menurut bentuknya :
1. hukum tertulis, dikodifikaasi dan tidak
dikodifikasikan
2. hukum tidak tertulis
c. menurut tempat berlakunya
1. hukum nasional
2. hukum internasionaal
3. hukum asing
4. hukum gereja

III. .KOMITMEN TERHADAP NKRI


 Perjuangan Fisik
 Perjuangan dengan organisasi
 Upaya mempertahankan NKRI dengan cara fisik
 Pertempuran Surabaya Tanggal 10 November 1945
 Agresi Milier Belanda I tanggal 21 Juli 1947
 Agresi militer belanda II tanggal 19 Des 1948
 Perang Gerilya, Serangan umum 1 Maret 1949

 Upaya mempertahankan NKRI melalui Diplomasi


 Perjuangan melalui perundingan
 Perjanjian Linggarjati Tanggal 10-15 November 1946
 Indonesia diwakili oleh : Sultan Syahrir
 Belanda diwakili oleh : Wim Schermerchon dn J.Van
Mook
 Inggris sebagai Mediator: lord Killearn
 Tanggal 25 Maret 1947 kesepakatan kedua belah
negara dengan di tandatangani perjanjian yang berisi ;
 Belanda mengakui de fakto wilayah RI meliputi
: Jawa Sumatra.Madura
 Belanda harus meninggalkan RI paling lama 1
Januari 1949
 Belanda dan Indonesia sepakat membentuk RIS
 Perjanjian Renville tanggal 17 Januari 1948
 Indonesia diwakili ; Amir Syarifudin
 Belanda diwakili : Abdulkadir Wijoyo admoreja
 KTN diwakili ; Amerika, belgia,Australia
 Isi perjanjian Renvile :
 Belanda tetap berdaulat sampai terbentuk RIS
 Ri sejajar kedudukanya dalam Uni Indonesia-
Belanda
 RI menjadi bagian RIS
 6 bln sampai 1 tahun akan ada pemilu untuk
membentuk kontitusi RIS
 Tentara Indonesia di daerah kantong harus
pindah ke RI

 Perjanjian Roem-Royen Tanggal 4 April 1949


 Indonesia diwakili : Mor.Moh.Roem
 Belanda diwakili : Van Royen
 Isi Perjanjian :
 Ri akan menghintika perang gerilya
 Kerjasama dalam mengembalikan perdamaian
 Belanda turut dalam KMB
 Belanda membebaskan RI tanpa syarat
 RI akan menjadi bagian RIS
 KMB segera akan dilaksanakan

 Perjanjian Konferensi Meja Bundar Tanggal 23 Ahustus- 2


Nov 1949 di Denhag
 Penyerahan dan pengakuan kedaulatan dari Belanda
ke Indonesia yang berisi :
 Pembentukan Uni : Belanda – RIS
 Ir Sukarno dan Moh Hatta akan menjabat
presiden RIS thn 1949-1950
 Irian Barat Masih di kuasai Belanda
 Indonesia harus menanggung hutang negeri
Belanda

1. Potensi ancaman yang muncul dalam NKRI


 Dessintegrasi bangsa
 Keresahan sosial, kesenjangan Ekonomi
 Upaya penggantian ideologi Pancasila
 Makar/ penggulingan pemerintahan
 Pemikiran memperluas otonomi kusus
 Pemaksaan kehendak
 Potensi konflik antar golongan
 KKN
 Narkoba, Pornografi Pornoaksi

a. Ancaman militer dalam bentuk :


 Agresi, berupa penggunaan kekuatan bersenjata terhadap
kedaulatan negara, seperti kegiatan invasi, bombardemen,
blokade, dll.
 Pelanggaran wilayah
 Spionase
 Sabotase
 Aksi teror
 Pemberontakan bersenjata
 Perang saudara
b. Ancaman nonmiliter, seperti :
 Ancaman terhadap ideologi Pnacasila
 Ancaman terhadap budaya
 Ancaman terhadap ekonomi
 Dampak globalisasi

Anda mungkin juga menyukai