4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA 660.000.000,00 490.731.300,00 74,35 555.472.450,00
4.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah - LRA 618.105.400,00 479.731.300,00 77,61 408.243.450,00
4.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah - LRA 41.894.600,00 11.000.000,00 26,26 147.229.000,00
Mahnan, S.STP
NIP. 19761231 199602 1 003
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015
Urusan Pemerintahan : 4 Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang
Bidang Pemerintahan : 4 . 04 Keuangan
Unit Organisasi : 4 . 04 . 06 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Sub Unit Organisasi : 4 . 04 . 06 . 01 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA 660.000.000,00 490.731.300,00 74,35 555.472.450,00
4.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah - LRA 618.105.400,00 479.731.300,00 77,61 408.243.450,00
4.1.4 Lain-lain PAD Yang Sah - LRA 41.894.600,00 11.000.000,00 26,26 147.229.000,00
Mahnan, S.STP
NIP. 19761231 199602 1 003
REKAPITULASI LAPORAN BARANG MILIK DAERAH
KANTOR ASET DAERAH KAB. LOMBOK BARAT
S/D 31 DESEMBER 2015
DESEMBER 2014 AUDITED PENAMBAHAN ASET TETAP 2015 PENGURANGAN ASET TETAP 2015 SALDO AKHIR 2015
JUMLAH JUMLAH
NO URAIAN
JUMLAH ASET AKUMULASI MUTASI DARI HIBAH PENAMBAHAN MUTASI KE REKLAS KE PENGURANGAN NILAI AKUMULASI
NILAI BUKU PENGADAAN 2015 PENGHAPUSAN NILAI BUKU
AUDITED 2014 PENYUSUTAN SKPD LAIN (ASLI NON APBD) ASET TETAP SKPD LAIN ASET LAIN-LAIN ASET TETAP PEROLEHAN PENYUSUTAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 (6+7+8) 10,00 11 12 13 (10+11+12) 14 (3+9-13) 15 16
1 ASET TETAP
1 Tanah 107.099.419.025,00 - 107.099.419.025,00 27.787.898.965,00 10.008.100,00 - 27.797.907.065,00 - 1.323.240.000,00 - 1.323.240.000,00 133.574.086.090,00 - 133.574.086.090,00
2 Peralatan dan Mesin 2.441.702.502,99 (1.564.276.225,13) 877.426.277,86 317.552.500,00 - - 317.552.500,00 988.400.000,00 670.109.075,88 - 1.658.509.075,88 1.100.745.927,11 (661.484.640,60) 439.261.286,51
3 Gedung dan Bangunan 895.482.370,00 (63.844.994,20) 831.637.375,80 - - - - - - - - 895.482.370,00 (81.754.641,60) 813.727.728,40
4 Jalan Jaringan dan Irigasi 1.000.000,00 (50.000,00) 950.000,00 - - - - - - - - 1.000.000,00 (75.000,00) 925.000,00
5 Aset Tetap Lainnya - - - - - - - - - - - - - -
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan - - - - - - - - - - - - - -
110.437.603.897,99 (1.628.171.219,33) 108.809.432.678,66 28.105.451.465,00 10.008.100,00 - 28.115.459.565,00 988.400.000,00 1.993.349.075,88 - 2.981.749.075,88 135.571.314.387,11 (743.314.282,20) 134.828.000.104,91
Aset Lain-Lain
1 Aset Lain-Lain 117.677.931,99 (117.677.931,99) - - - - - 117.677.931,99 - - 117.677.931,99 - - -
II Jumlah Aset Lain-lain 117.677.931,99 (117.677.931,99) - 117.677.931,99 117.677.931,99 - - -
TOTAL JUMLAH 110.555.281.829,98 (1.745.849.151,32) 108.809.432.678,66 28.105.451.465,00 10.008.100,00 - 28.115.459.565,00 1.106.077.931,99 1.993.349.075,88 - 3.099.427.007,87 135.571.314.387,11 (743.314.282,20) 134.828.000.104,91
(1.628.171.219,33) 1.710.013.653,66
Keterangan :
I TANAH (PENAMBAHAN)
1 Pengadaan 2015………………………………… 27.787.898.965,00
2 Mutasi Masuk dari Kehutanan 10.008.100,00 (BA Serah Terima No: 009/284/Dishut-Um/XII/2015)
27.797.907.065,00
TANAH (PENGURANGAN)
1 Reklas ke Kantor Arsip Daerah …………… 1.005.740.000,00 (BA Serah Terima No.030/114.C/KAD/2015 Tanggal 4 Mei 2015)
2 Reklas ke SKB Tematik Gerung .……....… 190.000.000,00 (BA Serah Terima No.030/114.D/KAD/2015 Tanggal 4 Mei 2015)
3 Reklas ke SMAN 2 Narmada ..……………. 127.500.000,00 (BA Serah Terima No.030/114.B/KAD/2015 Tanggal 4 Mei 2015)
Jumlah 1.323.240.000,00
II LATSIN (PENAMBAHAN)
1 Pengadaan 2015 ………………...…...……….. 317.552.500,00
LATSIN (PENGURANGAN)
1 Reklas (Sepeda Motor) ke BPMPD …….….... 658.336.348,88 (BA Serah Terima No. 030/114.E/KAD/2015 Tanggal 4 Mei 2015)
2 Reklas (Sepeda Motor) ke Bakesbangpol... 11.772.727,00 (BA Serah Terima No. 030/194.A/KAD/2015 Tanggal 5 Oktober 2015)
3 Penghapusan Kendaraan R4 (2 unit) DR 1 DL dan DR988.400.000,00
5 DL (SK Bupati No.990/21/KAD/2014 Tanggal 11 Agustus 2014)
Jumlah 1.658.509.075,88
III ASET LAIN-LAIN (PENGURANGAN)
1 Penghapusan 2015………. Rp. 117.677.931,99 , dengan rincian sbb:
1. SK Bupati No: 909.A/21.A/KAD/2015 Tanggal 20 Nopember 2015 …Hilang Dewan ………………… 51.505.858,84
2. SK Bupati No: 841.A/20.C/KAD/2015 Tanggal 5 Oktober 2015…Rusak Berat Persetujuan Dewan …... 61.372.073,15
1 ASET
1.1 ASET LANCAR
1.1.1 Kas di Bendahara Penerimaan 0,00 0,00
Kas di Bendahara Pengeluaran 0,00 0,00
1 . 1 . 2 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00
1 . 1 . 3 Piutang 0,00 0,00
1 . 1 . 4 Piutang Pendapatan 343.753.550,00 319.303.550,00
1 . 1 . 5 Piutang Lainnya 0,00 0,00
1 . 1 . 6 Penyisihan Piutang (226.790.246,83) (155.454.691,62)
Beban Dibayar Dimuka 0,00 0,00
Persediaan 1.144.200,00 2.127.250,00
JUMLAH ASET LANCAR 118.107.503,17 165.976.108,38
1.2 INVESTASI JANGKA PANJANG
1.2.1 Investasi Non Permanen 0,00 0,00
1.2.2 Investasi Permanen 0,00 0,00
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 0,00 0,00
1 . 3 ASET TETAP
1 . 3 . 1 Tanah 167.757.281.090,00 107.099.419.025,00
1 . 3 . 2 Peralatan dan Mesin 1.100.745.927,11 2.441.702.502,99
1 . 3 . 3 Gedung dan Bangunan 1.556.197.673,00 895.482.370,00
1 . 3 . 4 Jalan, Jaringan dan Instalasi 1.000.000,00 1.000.000,00
1 . 3 . 5 Aset Tetap Lainnya 0,00 0,00
1 . 3 . 6 Konstruksi dalam Pengerjaan 0,00 0,00
1 . 3 . 7 Akumulasi Penyusutan (1.003.554.537,52) (1.628.171.219,34)
JUMLAH ASET TETAP 169.411.670.152,59 108.809.432.678,65
1.4 DANA CADANGAN
1.4.1 Dana Cadangan 0,00 0,00
JUMLAH DANA CADANGAN 0,00 0,00
1 . 5 ASET LAINNYA
1 . 5 . 1 Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0,00 0,00
1 . 5 . 2 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00 0,00
1 . 5 . 3 Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0,00 0,00
1 . 5 . 4 Aset Tidak Berwujud 0,00 0,00
1 . 5 . 5 Aset Lain-lain 0,00 117.677.931,99
JUMLAH ASET LAINNYA 0,00 117.677.931,99
Mahnan, S.STP
NIP. 19761231 199602 2 003
Bab I
Pendahuluan
menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan;
1
menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan
Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat serta hasil-hasil yang telah dicapai;
menyediakan informasi mengenai cara Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat mendanai
seluruh kegiatan dan memenuhi kebutuhan kasnya;
menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi Kantor Aset Daerah Kabupaten
Lombok Barat berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya (baik jangka pendek maupun
jangka panjang);
menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Kantor Aset Daerah Kabupaten
Lombok Barat, apakah mengalami kenaikan ataupun penurunan sebagai akibat pelaksanaan
kegiatan selama periode pelaporan;
menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan Kantor Aset Daerah
Kabupaten Lombok Barat dalam mendanai aktivitasnya.
Untuk memenuhi tujuan tersebut diatas, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai
sumber dan penggunaan sumber daya keuangan /ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa
lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-LO,, aset, kewajiban,
ekuitas arus kas Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat.
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
Pelaporan keuangan Kanto Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat. diselenggarakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain:
1) Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 5 ayat (2);
2) Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerat Tingkat II dalam
Wilayah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587)sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679)
7) Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
2
8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5165); dan
11) Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007
Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2007 Nomor 83).
3
Bab II
Kebijakan Keuangan
dan Pencapaian Target Kinerja Keuangan
4
e. Adanya sisa anggaran dari kegiatan belanja penyusunan data base aset yang tidak terealisasi
karena keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan.
Ketersediaan dana untuk membiayai kegiatan menjadi faktor pembatas dalam mewujudkan
kinerja kegiatan yang dilaksanakan. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Kantor Aset Daerah
Kabupaten Lombok Barat antara lain:
a. Validitas data potensi tanah Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat perlu ditunjang
dengan adanya anggaran opname fisik tanah ke masing-masing Kecamatan atau yang
digunakan SKPD ( Tupoksi) maupun tanah pecatu;
b. Diperlukan adanya perjanjian (MOU) dengan Badan Pertanahan Nasional, relevansinya
dengan penertiban bukti kepemilikan tanah sehingga anggaran dan output sesuai dengan
rencana yang ditentukan;
Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbasis TI dan akuntansi yang belum
memadai dalam menunjang sistem Aplikasi dan Penatausahaan Aset di Kabupaten Lombok
Barat.
2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Indikator pencapaian target kinerja keuangan tercermin pada penyerapan anggaran Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung dalam konteks penganggaran berdasarkan
Permendagri Nomor: 13 tahun 2006 pada masing-masing program yang menjadi tugas pokok dan
fungsi Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat.
1) Non Program
Pendapatan
Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah pada Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat
adalah :
a. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha yaitu retribusi pemakaian kekayaan daerah dengan realisasinya tahun
2015 sebesar Rp408.243.450,00 dari target sebesar Rp561.914.000,00 atau 72,65 persen.
b. Lain-lain pendapatan asli daerah yang syah
Lain-lain pendapatan asli daerah yang syah yaitu bersumber dari pelepasan hak atas
kendaraan dinas roda dua dan roda empat dan penjualan hasil bongkaran dengan
realisasinya tahun 2015 sebesar Rp147.229.000,00
2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tujuan program ini meningkatnya kinerja pelayanan aparatur dan Untuk mencapai tujuan
tersebut didukung dengan 13 ( tiga belas ) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan
sebesar Rp565.306.300,00 terealisasi sebesar Rp499.230.644,00 atau 88,31 %
3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tujuan program ini terpeliharanya peralatan dan gedung Kantor serta meningkatnya kwalitas
pelayanan masyarakat, untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 4 ( empat ) kegiatan
dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp366.800.000,00 terealisasi sebesar
Rp358.040.500,00 atau 97,61 %.
4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan
Tujuan program ini adalah berkembangnya sistim pelaporan capaian kinerja dan keuangan
yang jelas dan untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 6
( enam ) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp108.392.950,00 terealisasi
sebesar Rp102.107.950,00 atau 94,20 %.
5) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemamfaatan Tanah :
5
Tujuan program ini adalah memantapkan data kepemilikan dan pemamfaatan tanah milik
Pemerintah Daerah dan untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 3 (tiga) kegiatan
dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp30.660.323.8025,00 terealisasi sebesar
Rp27.942.180.575,00 atau 91,13 %.
6) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah :
Tujuan dari program ini adalah meningkatnya pengelolaan Administrasi Keuangan Daerah
dan untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 3 (tiga) kegiatan dengan anggaran
setelah perubahan sebesar Rp675.459.250,00 terealisasi sebesar
Rp554.946.375,00 atau 82,16 %.
7) Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
Tujuan program ini adalah meningkatnya penyelesaian konflik-konflik tanah Pemerintah
Daerah Kabupaten Lombok Barat dan untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 2
(dua) kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp121.065.700,00 terealisasi
sebesar Rp107.970.150,00 atau 89,18 %.
8) Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan
Tujuan program ini adalah tersedianya data/bahan informasi data base Aset Daerah
Kabupaten Lombok Barat dan untuk mencapai tujuan tersebut didukung dengan 1 (satu)
kegiatan dengan anggaran setelah perubahan sebesar Rp560.730.900,00 terealisasi sebesar
Rp356.188.550,00 atau 63,52 %.
Ditinjau dari konteks PP 24 Tahun 2005 terkait penyajian laporan keuangan sesuai SAP, target
dan realisasi keuangan Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2015 dapat
diuraikan secara singkat sebagai berikut:
% dari
No Uraian Anggaran Semula Anggaran Perubahan Realisasi Anggaran
Anggaran
I Pendapatan
1 Pendapatan Retribusi Daerah 561,914,000.00 561,914,000.00 408,243,450.00 72.65
2 Lian-lain Pendapatan Asli Daerah yang Syah 38,086,000.00 38,086,000.00 147,229,000.00 386.57
Jumlah Pendapatan 600,000,000.00 600,000,000.00 555,472,450.00 92.58
II Belanja
Belanja Pegawai 1,174,611,228.08 1,399,580,837.96 1,244,373,656.00 88.91
Belanja Barang dan Jasa 2,170,638,000.00 2,159,436,050.00 1,649,001,279.00 76.36
Belanja Modal 33,158,860,875.00 30,676,660,875.00 28,105,451,465.00 91.62
Jumlah Belanja 36,504,110,103.08 34,235,677,762.96 30,998,826,400.00 90.55
Realisasi pendapatan lebih rendah dari anggarannya sebesar Rp600.000.000,00 atau 92,58 %,
hal ini terjadi karena:
a. Banyaknya objek lahan yang menjadi objek retribusi sudah beralih fungsi
b. Objek tanah belum sesuai dengan kelas tanah kontrak sewa lelang
Realisasi belanja lebih rendah dari anggarannya sebesar Rp3.236.851.362,00 atau 9,45 %
disebabkan karena adanya belanja-belanja pada beberapa program kegiatan yang tidak terealisasi.
Kemudian berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Aset Daerah
Kabupaten Lombok Barat atas pelaksanaan program/kegiatan yang tercantum dalam DPA/DPPA
tahun anggaran 2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:
6
%
Uraian Program dan
No Uraian Indikator Target Realisasi Capai
Kegiatan
an
7
13. Akuisi Pengarsipan Input : dana 16.912.550,00 16.912.550,00 100,00
Output :Tertatanya arsip
perkantoran...........
Outcome:Tertibnya penataan arsip
perkantoran.
II Program Peningkatan (Terpeliharanya gedung kantor) 366.800.000,00 358.040.500,00 97,61
Sarana dan Prasaran
Aparatur
1. Pengadaan kendaraan Input : dana 227.000.000,00 222498.000,00 98,02
dinas /operasional Output :Tersedianya kendaraan
dinas kades.
Outcome:Bertambahnya peralatan
gedung kantor.
2. Pengadaan peralatan Input : dana 20.000.000,00 17.952.000,00 89,76
gedung kantor Output :Tersedianya peralatan
gedung gedung kantor.
Outcome:Beryambahnya peralatan
gedung kantor.
8
Nama Hak Atas Tanah penyertifikatan dan pembuatan
Milik Daerah plang pemda.
Outcome:Meningkatnya Penataan
penguasaan pemilikan pemerintah
9
I. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Kegiatan Penyediaan Surat Menyurat
Belanja pada kegiatan penyediaan surat menyurat tercapai 100,00% sesuai dengan kebutuhan.
2. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik
Belanja pada kegiatan penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik tercapai 78,57%
dan terdapat sisa Rp2.143.330,00 atau 21,43% karena efisiensi pemakaian sumber daya telepon.
3. Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Belanja pada penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor tercapai 91,36% dan terdapat
sisa sebesar Rp1.900.000,00 atau 8,64% dari anggaran pengadaan barang karena terjadi
kenaikan pada harga barang.
4. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
Belanja pada penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
tercapai 67,08% dan terdapat sisa Rp16.034.376,00 atau 32,92% yaitu pada belanja pembelian
suku cadang, belanja service dan belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tidak tercapai
karena keterbatasan waktu dalam pelaksanaan kegiatan
5. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Belanja pada kegiatan penyediaan jasa administrasi keuangan tercapai 97,07% dan terdapat sisa
sebesar Rp2.520.000,00 atau 2,93%
6. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor, Sopir, Tukang Kebun dll
Belanja pada kegiatan jasa kebersihan kantor, sopir, tukang kebun dll tercapai 100,00% sesuai
dengan kebutuhan.
7. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Belanja pada kegiatan penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja tercapai 75,88% dan terdapat
sisa sebesar Rp4.100.000,00 atau 24,12%
8. Penyediaan Alat Tulis Kantor
Belanja pada kegiatan penyediaan alat tulis kantor tercapai 99,52 sesuai dengan kebutuhan.
9. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Belanja pada kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan tercapai 100,00% sesuai
dengan kebutuhan.
10. Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan
Belanja pada kegiatan penyediaan bahan bacaan dan perundang-undangan tercapai 86,36% dan
terdapat sisa sebesar Rp13.507.850,00 atau 13,64% terdapat sisa pada belanja perjalanan dinas
luar daerah dan penyediaan makan miunm rapat karena disesuaikan dengan kebutuhan.
11. Penyediaan Makanan Dan Minuman
Belanja pada kegiatan makanan dan minuman kantor tercapai 89,96% dan terdapat sisa sebesar
Rp5.022.000,00 atau 10,04% karena disesuaikan dengan kebutuhan.
12. Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Dalam/Luar Daerah
Belanja pada kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam/luar daerah tercapai
83,42% dan terdapat sisa pada belanja perjalanan dinas luar daerah sebesar
Rp20.748.100,00 atau 16,58% karena tidak cukup waktu untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.
13. Akuisi Pengarsipan
Belanja pada kegiatan akuisi pengarsipan tercapai 100,00% sesuai dengan kebutuhan.
II. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
10
Belanja pada kegiatan pengadaan kenadaraan dinas/operasional tercapai 98,02% dan terdapat
sisa Rp4.502.000,00 atau 1,98% karena pada kegiatan belanja barang disesuaikan dengan harga
barang pada saat pembelian.
2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Belanja pada kegiatan pengadaan gedung kantor tercapai 89,76% dan terdapat sisa
Rp2.048.000,00 atau 10,24% pada belanja barang disesuaikan dengan harga pembelian pada saat
itu.
3. Pengadaan Meubleir
Belanja pada kegiatan pengadaan meubleir tercapai 96,29% dan terdapat sisa sebesar
Rp2.197.500,00 atau 3,71% karena belanja barang disesuaikan dengan harga pembelian pada
saat itu.
4. Pemeliharaan Rutin /Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Belanja pada kegiatan pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional tercapai
99,98% sudah sesuai dengan kebutuhan.
III. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Belanja pada kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
tercapai 82,78% dan terdapat sisa sebesar Rp5.515.000,00 karena harus mengacu pada standar
harga.
2. Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran
Belanja pada kegiatan penyusunan laporan keuangan semesteran tercapai 94,23% dan terdapat
sisa sebesar Rp770.000,00 atau 5,77 % karena adanya perubahan pada golongan pegawai yang
ada pada Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat.
3. Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun Dan Tahunan
Belanja pada kegiatan penyusunan laporan keuangan akhir tahun dan tahunan tercapai 100,00%
sesuai dengan kebutuhan.
4. Penyusunan KUA,RKA,DPA Dan DPPA
Belanja pada kegiatan penyusunan KUA,RKA,DPA dan DPPA tercapai 100,00 sesuai dengan
kebutuhan.
5. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Belanja pada kegiatan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerinatah (LAKIP)
tercapai 100,00% sesuai dengan kebutuhan.
6. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
Belanja pada kegiatan penyusunan laporan keuangan SKPD tercapai 100,00% sesuai dengan
kebutuhan.
IV. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemamfaatan Tanah
1. Penyertifikatan Tanah Dan Pembuatan Plang Nama Hak Atas Tanah Milik Daerah
Belanja pada kegiatan penyertifikatan tanah dan pembuatan plang nama hak atas tanah milik
daerah tercapai 44,92% dan terdapat sisa Rp131.741.240,00 atau 55,08% karena perubahan
ketentuan dalam pendaftaran sertifikat tanah PEMDA sehingga sertifikat tanah PEMDA yang
diusulkan pada tahun 2015 tidak bias terbit sesuai dengan target ditentukan.
2. Pengadaan Tanah
Belanja pada kegiatan belanja modal pengadaan tanah tercapai 91,56% dan terdapat sisa
Rp2.560.561.910,00 atau 8,44% karena pembayaran harga tanah berdasarkan appraisal dan ada
11
pemilik tanah tidak menginginkan ganti rugi dalam bentuk uang tapi menginginkan ganti rugi
tanah.
3. Pemindahtanganan Barang Milik Daerah
Belanja pada kegiatan pemindahtanganan barang milik daerah tercapai 64,44% dan terdapat
sisa Rp25.840.100,00 atau 35,56% karena pada belanja jasa pengumuman lelang terjadi
perubahan ketentuan dalam proses pengumuman lelang dan juga keterbatasan waktu
pelaksanaan kegiatan.
V. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah
Belanja pada kegiatan peningkatan manajemen aset/barang daerah tercapai 75,20% dan
terdapat sisa Rp32.332.000,00 atau 24,80 % keterbatasan waktu pelaksanaan kegiatan.
2. Revaluasi/Appraisal Aset/Barang Daerah
Belanja pada kegiatan revaluasi/appraisal aset/barang daerah tercapai 90,39% dan terdapat sisa
Rp21.996.250,00 atau 9,61% karena harus disesuaikan dengan luas tanah yang akan dinilai.
3. Optimalisasi Pengelolaan Aset Daerah
Belanja pada kegiatan optimalisasi pengelolaan aset daerah tercapai 79,07% dan terdapat sisa
Rp66.184.625,00 atau 20,93% karena pembayarannya disesuaikan dengan SK mutasi pegawai
dan ada pengembalian belanja.
VI. Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
1. Fasilitas Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan
Belanja pada kegiatan fasilitas penyelesaian konflik-konflik pertanahan tercapai 85,27% dan
terdapat sisa Rp9.755.500,00 atau 14,73% karena penyelesaian konflik pertanahan dilaksanakan
melalui tim Mediasi pleh tim penyelesaian sengketa bukan oleh jasa konslutan sehingga tidak
diperlukan adanya PPK, Pejabat Pengadaan dan Tim Pemeriksa Barang.
2. Invenatrisasi Tanah Milik Daerah
Belanja pada kegiatan inventarisasi tanah milik daerah tercapai 93,91% dan terdapat sisa
Rp3.340.050,00 atau 6,09% karena keterbatasan waktu penyelenggaraan kegiatan.
VII. Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan
1. Penyusunan Data Base Aset Daerah
Belanja pada kegiatan penyusunan data base aset daerah tercapai 63,52% dan terdapat sisa
Rp204.542.350,00 atau 36,48% karena pada belanja software tidak terealisasi sehingga honor
organisasi pengadaan tidak dapat direalisasikan dan belum ada penyedia barang untuk
software pemetaan di Mataram dan juga keterbatasan waktu penyelenggaran kegiatan.
12
Bab III
Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan.
Pada bagian pendapatan terjadi kenaikan sebesar Rp114.584.550,00 dari target yang ditetapkan
yaitu dari anggaran setelah perubahan sebesar Rp600.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp555.472.450,00 atau 92,58 %. Sementara itu dari sisi belanja, terdapat penghematan/inefisiensi
pengeluaran sebesar Rp3.236.851.362,96 yaitu dari anggaran setelah perubahan sebesar
Rp34.235.677.762,96 terealisasi sebesar Rp30.998.826.400,00 atau 90,55%.
Capaian bagian pendapatan sebesar 92,58% terinci untuk masing-masing komponen
pendapatan sebagai berikut:
a. Pendapatan Retribusi Daerah yaitu Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah ( sewa tahunan
lahan/tanah ) target anggaran setelah perubahan sebesar Rp561.914.000.,00, terealisasi sebesar
Rp408.243.450,00 atau 72,6%.
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Syah, target anggaran setelah perubahan sebesar
Rp38.086.000,00 terealisasi sebesar Rp147.229.000,00 atau 386,57%, yang bersumber dari cicilan
angsuran kendaraan roda 4 dan terdapat pendapatan dari hasil penjualan bongkaran bangunan
oleh KPKNL sebesar Rp95.500.000,00 tetapi pada tahun 2015 belum ditetapkan targetnya karena
belum diterbitkan Perda maupun Perbupnya.
Capaian bagian belanja sebesar Rp30.998.826.400,00 terinci untuk masing-masing komponen
belanja sebagai berikut:
- Belanja pegawai, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp1.399.580.837,96 terealisasi
sebesar Rp1.244.373.656,00 atau 88.91 %.
- Belanja barang, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp2.159.436.050,00 terealisasi
sebesar Rp1.649.001.279,00 atau 76,36 %.
- Belanja Modal, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp30.676.660.875,00 terealisasi
sebesar Rp28.105.451465,00 atau 91,62%.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2014, realisasi pendapatan 2015 mengalami penurunan
(3,33)%, yaitu dari Rp421.823.450,00 pada tahun 2014 menjadi Rp408.823.450,00 pada tahun 2015
atau sebesar Rp (13.580.000,00).
Dari sisi belanja terjadi penurunan realisasi sebesar (91,84)%, yaitu Rp62.440.630.050,00. pada
13
tahun 2014 menjadi Rp30.998.826.400,00 pada tahun 2015 atau sebesar
Rp (31.441.803.650,00).
14
Bab IV
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi disusun untuk mengatur atau sebagai pedoman dalam penyusunan dan
penyajian pelaporan keuangan daerah. Laporan keuangan daerah adalah laporan pertanggungjawaban
pemerintah daerah atas kegitan keuangan dan sumber daya eknomis yang dipercayakan serta menunjukkan
posisi keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan. Sehubungan dengan
berlakunya PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), maka kebijakan akuntansi
yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun 2013 juga telah mengalami perubahan.
Basis Kas digunakan untuk pengakuan pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan dalam
Laporan Realisasi Anggaran.
Basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban dan pos-pos luar biasa dalam Laporan
Operasional, aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran
berarti bahwa pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau
oleh entitas pelaporan dan belanja serta transfer diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas
Umum Daerah atau entitas pelaporan. Penentuan sisa pembiayaan anggaran baik lebih ataupun
kurang untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan pengeluaran.
Basis Akrual (accrual basis) untuk penyusunan Neraca
Basis akrual untuk laporan operasional bahwa pendapatan-LO diakui pada saat hak untuk
memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah
15
atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan
nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari rekening Kas Umum
Daerah atau entitas pelaporan. Sedangkan basis akrual untuk Neraca, berarti bahwa aset, kewajiban,
dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan Pemerintah Daerah, tanpa memperhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar.
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan
Berdasarkan Pearturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan,
penerapan SAP berbasis akrual dalam laporan keuangan pemerintah diberlakukan lampiran II, sementara
Lampiran I berlaku efektif pada penyusunan Laporan Keuangan 2014. Dalam rangka penerapan SAP
tersebut, maka beberapa penyesuaian telah dilakukan antara lain : pengklasifikasian dan pengelompokan
penyajian pos-pos pada Neraca dan LRA. Secara rinci, kebijakan akuntansi yang diterapkan terkait dengan
penyusunan Laporan Keuangan tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja,
transfer dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
c. Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas Pemerintah
Daerah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
Pemerintah Daerah.
Beberapa hal yang terkait dengan kebijakan akuntasi pendapatan antara lain:
a. Pendapatan adalah semua penerimaan kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi hak
daerah.
b. Pendapatan diakui atas dasar kas, yaitu pada saat diterima pada kas daerah.
c. Pencatatan pendapatan berdasarkan azas bruto yaitu mencatat penerimaan bruto dan tidak
diperbolehkan mencatat jumlah neto (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
d. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang diterima.
Apabila pendapatan diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan
nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat terjadinya pendapatan.
e. Pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode akuntansi dicatat
sebagai pengurang pendapatan. Apabila pengembalian/koreksi pendapatan terjadi setelah periode
akuntansi berikutnya dicatat sebagai pengurang ekuitas dana lancar (SiLPA).
16
f. Pendapatan diklasifikasikan menurut kelompoknya antara lain : Pendapatan Asli Daerah,
Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan yang Sah.
g. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh Pemerintah Daerah.
Kebijakan akuntansi berkaitan dengan belanja daerah yaitu:
a. Belanja adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran yang menjadi beban
daerah. Belanja diakui atas dasar kas, yaitu pada saat terjadinya pengeluaran dari kas daerah.
b. Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan.
Apabila belanja diukur dengan mata uang asing dikonversi ke mata uang rupiah berdasarkan nilai
tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat pengakuan belanja.
c. Koreksi atas pengeluaran belanja yang terjadi pada periode akuntansi dicatat sebagai pengurang
belanja. Apabila diterima pada periode akuntansi berikutnya dicatat sebagai Lain – lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah;
d. Belanja diklasifikasikan sesuai SAP yaitu : belanja operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan
belanja bagi hasil – transfer. Belanja Operasi diklasifikasikan atas : belanja pegawai, belanja barang,
belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah dan belanja bantuan sosial. Belanja modal
diklasifikasikan atas : belanja tanah, belanja peralatan & mesin, belanja gedung & bangunan, belanja
jalan, irigasi & jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset lainnya.
f. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada
entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
g. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada
kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran
Pemerintah Daerah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi.
Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman,
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh Pemerintah Daerah.
B. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan
ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
I. ASET
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh Pemerintah Daerah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk
memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional
Pemerintah Daerah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi Pemerintah Daerah.
I.1 ASET LANCAR
Aset lancar adalah kas dan sumber daya lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas,
dijual atau dipakai habis dalam 1 (satu) periode akuntansi. Aset lancar antara lain : Kas di
17
Bendahara Pengeluaran, Kas di Bendahara Penerimaan, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Bagian
Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR), Piutang Lainnya,
dan Persediaan.
I.1.1 Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang menjadi tanggung jawab/ dikelola oleh
Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa uang persediaan (UP) yang belum disetor ke
kas daerah per tanggal neraca dan mencakup seluruh saldo rekening Bendahara
Pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain-lain kas. Kas di Bendahara Pengeluaran
dicatat sebesar nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas
dalam valuta asing, maka dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal neraca.
I.1.2 Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik itu saldo rekening di bank
maupun saldo uang tunai, yang berada di bawah tanggung jawab bendahara penerimaan
yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan dari bendahara penerimaan
yang bersangkutan. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang
sudah diterima oleh bendahara penerimaan dari setoran para wajib pajak/retribusi yang
belum disetorkan ke kas daerah. Kas di Bendahara Penerimaan dicatat sebesar nilai
nominal artinya disajikan sebesar nilai rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam valuta asing,
maka dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
neraca.
I.1.3 Piutang Pajak
Piutang pajak adalah merupakan piutang atas pajak-pajak daerah yang dicatat berdasarkan
surat ketetapan pajak yang pembayarannya belum diterima. Piutang pajak dicatat sebesar
nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah pajak-pajak yang belum dilunasi.
I.1.4 Piutang Retribusi
Piutang Retribusi merupakan piutang yang diakui atas jumlah yang belum terbayar sebesar
nilai rupiah dari retribusi yang belum dilunasi berdasarkan bukti penetapan retribusi.
Perkiraan piutang retribusi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah dari
retribusi yang belum dilunasi.
I.1.5 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan reklasifikasi tagihan penjualan
angsuran jangka panjang ke dalam piutang jangka pendek yang disebabkan karena adanya
tagihan angsuran jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Bagian Lancar
Tagihan Penjualan Angsuran dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah tagihan penjualan
angsuran yang harus diterima dalam waktu satu tahun.
I.1.6 Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi merupakan reklasifikasi lain-lain aset yang berupa TGR
ke dalam aset lancar disebabkan adanya TGR jangka panjang yang jatuh tempo tahun
berikutnya. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi dicatat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah
rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima dalam waktu satu tahun. Dokumen sumber
TGR adalah Surat Keputusan yang dikeluarkan Mejelis Pembebanan TP/TGR. Dalam hal
Surat Keputusan tersebut terlambat atau tidak diterbitkan, dokumen sumber untuk Piutang
TGR diperoleh dari hasil pemeriksaan APFP.
I.1.7 Piutang Lainnya
18
Akun Piutang Lainnya digunakan untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan
pengakuan piutang di luar Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar
Tuntutan Ganti Rugi dan Piutang Pajak. Piutang Lainnya dicatat sebesar nilai nominal yaitu
sebesar nilai rupiah piutang yang belum dilunasi.
I.1.8 Persediaan
Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) yang diperoleh
dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal pelaporan. Saldo persediaan
adalah jumlah persediaan yang masih ada pada tanggal neraca. Persediaan dicatat sebesar
biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian, biaya standar apabila diperoleh
dengan memproduksi sendiri dan nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan.
19
dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan, sedangkan biaya rehabilitasi yang
menambah umur dan manfaat dikapitalisir ke dalam nilai aktiva yang bersangkutan.
I.3.1 Tanah
Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah yang dimiliki atau diperoleh
dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap digunakan. Dalam akun tanah termasuk tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan,
irigasi dan jaringan. Tanah diakui sebagai aset pada saat diterima dan terjadi perpindahan
hak kepemilikan dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Harga perolehan ini meliputi
harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan
pengukuran dan penimbunan. Jika tidak tersedia data secara memadai, maka tanah dicatat
dengan estimasi harga perolehan.
I.3.2 Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup antara lain: alat berat; alat angkutan; alat bengkel dan alat
ukur; alat pertanian; alat kantor dan rumah tangga; alat studio, komunikasi dan pemancar;
alat kedokteran dan kesehatan; alat laboratorium; alat persenjataan; komputer; alat
eksplorasi; alat pemboran; alat produksi, pengolahan dan pemurnian; alat bantu eksplorasi;
alat keselamatan kerja; alat peraga; dan unit peralatan proses produksi yang masa
manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap digunakan. Peralatan
dan mesin dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan hak
kepemilikan. Peralatan dan mesin dicatat dengan nilai historis, yaitu harga perolehan.
Harga perolehan peralatan dan mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung (tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan,
perlengkapan, sewa peralatan dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap
digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai peralatan dan
mesin dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan oleh instansi teknis
terkait. Peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai wajar dari
harga pasar atau harga gantinya.
I.3.3 Gedung dan Bangunan
Gedung dan Bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun
dengan maksud untuk digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap digunakan. Gedung dan Bangunan di neraca meliputi antara lain bangunan gedung;
monumen; bangunan menara; dan rambu-rambu. Gedung dan bangunan dicatat sebagai aset
pemerintah pada saat diterima dan terjadi peralihan hak kepemilikan. Gedung dan
bangunan dicatat dengan nilai historis, harga perolehan. Harga perolehan gedung dan
bangunan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung (tenaga kerja, bahan
baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan,
dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat
data tentang nilai historisnya, maka nilai gedung dan bangunan dicatat berdasarkan atas
harga perolehan yang diestimasikan.
I.3.4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan. Jalan, irigasi
dan jaringan di neraca antara lain meliputi jalan dan jembatan; bangunan air; instalasi; dan
jaringan. Akun ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan jalan, irigasi
dan jaringan. Jalan, irigasi dan jaringan dicatat sebagai aset pemerintah saat diterima dan
20
terjadi perpindahan hak kepemilikan dengan nilai historis/perolehan, yaitu harga
perolehan. Harga perolehan jalan, irigasi, jaringan yang dibangun dengan cara swakelola
meliputi biaya langsung (Tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan,
pengawasan, perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset
tersebut siap digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai
jalan, irigasi dan jaringan dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.
I.3.5 Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok
aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap digunakan. Aset tetap lainnya di neraca antara lain meliputi koleksi
perpustakaan/buku, barang bercorak seni/budaya/olah raga dan hewan/tanaman. Aset
tetap lainnya dicatat sebagai aset pemerintah pada saat diterima dan terjadi perpindahan
hak kepemilikan. Aset tetap lainnya dicatat dengan nilai historis/harga perolehan. Harga
perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh dengan cara swakelola meliputi biaya langsung
(Tenaga kerja, bahan baku) dan biaya tidak langsung (perencanaan, pengawasan,
perlengkapan, sewa peralatan, dan biaya lain) yang dikeluarkan hingga aset tersebut siap
digunakan. Apabila tidak terdapat data tentang nilai historisnya, maka nilai aset tetap
lainnya dicatat berdasarkan atas harga perolehan yang diestimasikan.
I.3.6 Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses
pembangunan, yang pada tanggal neraca belum selesai dibangun seluruhnya. Konstruksi
dalam pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal
neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.
I.3.7 Akumulasi Penyusutan
Akumulasi Penyusutan menggambarkan akumulasi jumlah penurunan nilai ekonomis aset
tetap pada tanggal laporan keuangan. Dengan demikian penyusutan tidak dimaksudkan
untuk mengukur besarnya biaya yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan ataupun
keuntungan.
21
nominal dari aset yang bersangkutan. Untuk aset tetap yang diklasifikasikan ke dalam Aset
Lain-lain, dicantumkan sebesar nilai perolehannya. Terhadap Aset lain-lain tidak dilakukan
penyusutan.
22
Neraca Tahun 2015 setelah
Neraca Audited 2014/Sebelum Restatement Restatement
Restatement
Jumlah
Debet Kredit
Uraian Debet (Rp) Kredit Kredit (Rp) Debet (Rp)
(Rp) (Rp)
(Rp)
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara
Penerimaan
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Kas di BLUD
Kas Lainnya
Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang Pendapatan 319.303.550,00 343.753.550,00
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang (155.454.691,62) (155.454.691,62)
Beban Dibayar Dimuka
Persediaan 2.127.250,00 1.144.200,00
INVESTASI JANGKA
PANJANG
Investasi Jangka Panjang
Non Permanen
Investasi Jangka
Panjang kepada
Entitas Lainnya
Investasi dalam
Obligasi
Investasi dalam
Proyek
Pembangunan
Dana Bergulir
Deposito Jangka
Panjang
Investasi Non
Permanen Lainnya
JUMLAH Investasi
Jangka Panjang Non
Permanen
Investasi Jangka Panjang
Permanen
Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah
Investasi Permanen
Lainnya
JUMLAH Investasi
Jangka Panjang
Permanen
JUMLAH INVESTASI
JANGKA PANJANG
ASET TETAP
Tanah 107.099.419.025,00 133.574.086.090,00
Peralatan dan Mesin 2.441.702.502,99 1.100.745.927,11
Gedung dan Bangunan 895.482.370,00 1.556.197.673,00
Jalan, Irigasi, dan 1.000.000,00
1.000.000,00
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan (1.628.171.219,34) (1.003.554.537,52)
JUMLAH ASET TETAP 130.809.432.678,65 135.228.475.152,59
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
JUMLAH DANA CADANGAN
ASET LAINNYA
Tagihan Jangka Panjang
23
Kemitraan dengan Pihak
Ketiga
Aset Tidak Berwujud
Aset Lain-lain 117.677.931,99
JUMLAH ASET LAINNYA 117.677.931,99
II. KEWAJIBAN
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan
aliran keluar sumber daya ekonomi Pemerintah Daerah.
II.1 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau
jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca. Kewajiban ini mencakup
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), Utang Bunga, Bagian Lancar Utang Dalam Negeri –
Pemerintah Pusat, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
II.1.1 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang PFK merupakan utang yang timbul akibat pemerintah belum menyetor kepada
pihak lain atas pungutan/potongan PFK dari Surat Perintah Membayar Uang (SPMU)
atau dokumen lain yang dipersamakan. Pungutan/potongan PFK dapat berupa
potongan/pungutan Iuran Taspen, Bapertarum, Askes, juga termasuk pajak-pajak pusat.
Perkiraan ini dicatat sejumlah yang sama dengan jumlah yang dipungut/dipotong
berdasarkan nilai nominal.
II.1.2 Pendapatan Yang Ditangguhkan
Pendapatan yang Ditangguhkan yaitu adanya pendapatan yang telah diterima oleh SKPD
tetapi belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca, misalnya jasa giro atas rekening
bank setiap bendaharawan uang di SKPD, pendapatan yang diterima oleh Bendaharawan
Penerimaan belum disetor ke kas daerah per tanggal neraca.
24
II.2 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau
jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca.
Kewajiban jangka panjang digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang
merupakan aset daerah yang dapat menghasilkan penerimaan (baik langsung maupun tidak
langsung) untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan
masyarakat.
III. EKUITAS
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir
ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan
Ekuitas Dana Cadangan.
III.1. EKUITAS DANA LANCAR
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek.
Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/SILPA,
Pendapatan yang Ditangguhkan, Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dan Dana yang harus
disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek.
III.2. EKUITAS DANA INVESTASI
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam dalam investasi
jangka panjang, aset tetap dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini
terdiri dari:
a) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang, yang merupakan akun lawan dari Investasi
Jangka Panjang.
b) Diinvestasikan dalam Aset Tetap, yang merupakan akun lawan dari Aset Tetap.
c) Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, yang merupakan akun lawan Aset Lainnya.
d) Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang, yang merupakan
akun lawan dari seluruh Utang Jangka Panjang.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban,
transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendapatan-LO adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih.
2. Beban adalah kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
4. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian
atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan
berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
25
D. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
26
Bab V
Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan
5.1.1 PENDAPATAN
Jumlah Pendapatan dalam Tahun Anggaran 2015 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar
Rp600.000.000,00 terealisasi sebesar Rp555.472.450,00 atau 92,58%.
Rincian atas jumlah pendapatan tersebut adalah sebagai berikut:
2. Lain-lain Pendapatan yang Sah, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp0,00, terealisasi sebesar
Rp0,00 atau 0,00% Rincian atas Lain-lain Pendapatan yang Sah tersebut sebagai berikut:
27
penerimaan sebesar Rp. 408.243..450,00 atau 72,65%. Realisasi tersebut merupakan 70,30% dari
realisasi PAD secara keseluruhan. Rincian atas penerimaan retribusi daerah tersebut sebagai
berikut:
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
Pendapatan Retribusi Daerah
1 Retribusi pemakaian kekayaan daerah 561,914,000.00 408,243,450.00 72.65
Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah di atas anggaran disebabkan:
Adanya setoran cicilan kendaraan dinas roda 4 pelelangan Tahun 2015
5.1.2 BELANJA
Belanja daerah dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bagian yaitu Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tak
Terduga dan Belanja Bagi Hasil - Transfer.
Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari pemerintah daerah yang memberi
manfaat jangka pendek. Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai dari kelompok belanja langsung
dan belanja tidak langsung, dan belanja barang/jasa dari kelompok belanja langsung.
Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan
tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan aset tidak berwujud.
28
Jumlah Belanja dalam Tahun Anggaran 2015 dengan target anggaran setelah perubahan sebesar
Rp34.235.677.762,96 realisasinya sebesar Rp30.998.826.400,00 atau 90,55%. Rincian atas jumlah belanja
tersebut sebagai berikut:
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
1 Belanja Operasi 3,559,016,887.96 2,893,374,935.00 81.30
2 Belanja Modal 30,676,660,875.00 28,105,451,465.00 91.62
Gambaran angka realisasi Belanja Daerah secara terperinci adalah sebagai berikut:
1. Belanja Operasi, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp3.559.016.887,96 terealisasi sebesar
Rp2.893.374.935,00 atau 81,30%. Rincian atas jumlah Belanja Operasi tersebut sebagai berikut:
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
1 Belanja pegawai 1,399,580,837.96 1,244,373,656.00 88.91
2 Belanja Barang dan Jasa 2,159,436,050.00 1,649,001,279.00 76.36
2. Belanja Modal, target anggaran setelah perubahan sebesar Rp30.676.660.875,00 terealisasi sebesar
Rp8.105.451.465,00 atau 91,62%. Rincian atas jumlah Belanja Modal tersebut sebagai berikut:
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
1 Belanja Tanah 30,348,460,875.00 27,787,898,965.00 91.56
2 Belanja Peralatan dan Mesin 328,200,000.00 317,552,500.00 96.76
3 Belanja Gedung dan Bangunan
4 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan
5 Belanja Aset Tetap Lainnya
Jumlah 30,676,660,875.00 28,105,451,465.00 91.62
1. Belanja Operasi
Gambaran angka realisasi Belanja Operasi secara terperinci adalah sebagai berikut:
1.1) Belanja Pegawai
Belanja Pegawai dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp1.399.580.837,96 realisasi
pengeluaran sebesar Rp1.244.373.656,00 atau 88,91%. Realisasi tersebut merupakan 43,01% dari
realisasi belanja operasi secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi atas belanja pegawai
tersebut merupakan reklasifikasi dari belanja pegawai penganggaran tahun 2015 yang berdasarkan
Permendagri 13 tahun 2006 jo. Permendagri No. 71/2010, dengan rincian sebagai berikut:
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
1 Belanja Tidak Langsung 1,177,598,837.96 1,078,161,656.00 91.56
2 Belanja Langsung 221,982,000.00 166,212,000.00 74.88
29
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
1 Belanja Bahan Pakai Habis 102,542,500.00 70,215,600.00 68.47
2 Belanja Jasa Kantor 337,456,250.00 169,479,930.00 50.22
3 Belanja Perawatan Kendaraan Bermotor 111,000,000.00 94,949,124.00 85.54
4 Belanja Cetak Penggandaan 60,439,800.00 54,969,550.00 90.95
5 Belanja sewa sarana mobilitas 6,000,000.00 6,000,000.00 100.00
6 Belanja sewa perlengkapan dan peralatan 5,625,000.00 5,625,000.00 100.00
kantor
7 Belanja Makanan dan Minuman Kantor 88,975,000.00 61,272,500.00 68.86
8 Belanja Perjalanan Dinas Dalam/Luar Daerah 369,300,000.00 264,015,200.00 71.49
2. Belanja Modal
Belanja modal dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp30.676.660.875,00 realisasi
pengeluaran sebesar Rp28.105.451.465,00 atau 91,62%.
Gambaran angka realisasi Belanja Modal secara terperinci adalah sebagai berikut:
2.1) Belanja Tanah
Belanja Tanah dengan target anggaran setelah perubahan sebesar Rp30.348.460.875,00 realisasi
pengeluaran sebesar Rp27.787.898.965,00 atau 91,56%. Realisasi tersebut merupakan 90,58% dari
realisasi belanja modal secara keseluruhan.
2.2) Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Peralatan dan Mesin dengan target anggaran setelah perubahan sebesar
Rp328.200.000,00, realisasi pengeluaran sebesar Rp317.552.500,00 atau 96,76%. Realisasi tersebut
merupakan 1,04% dari realisasi belanja modal secara keseluruhan. Angka anggaran dan realisasi
atas belanja peralatan dan mesin tersebut merupakan reklasifikasi belanja modal alat besar, alat
angkutan, alat bengkel, alat pertanian, alat kantor & RT, alat komunikasi, alat kesehatan, alat
laboratorium dan alat keamanan dengan rincian sebagai berikut:
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
1 Belanja modal alat ukur 12,000,000.00 12,000,000.00 100.00
2 Belanja modal alat kantor 52,500,000.00 49,630,500.00 94.53
3 Belanja modal alat studio 5,000,000.00 5,000,000.00 100.00
4 Belanja modal alat angkutan darat bermotor 227,000,000.00 222,498,000.00 98.02
5 Belanja modal Komputer 20,000,000.00 17,952,000.00 89.76
6 Belanja modal alat rumah tangga 11,700,000.00 10,472,000.00 89.50
7 Belanja modal tanah 30,348,460,875.00 27,787,898,965.00 91.56
30
Anggaran setelah Realisasi
No Uraian
Perubahan Rp %
1
2
Jumlah - -
Jumlah - -
31
NERACA KOMPARATIF per 31 Desember 2015 dan 2014
5.1.4. ASET
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
ASET LANCAR
1. Kas di Bendahara Pengeluaran 00,00 00,00
Saldo Kas di Bendaharawan Pengeluaran
sebesar Rp00,00 dan Rp00,00 merupakan
saldo kas per tanggal 31 Desember 2015
dan 2014, dengan rincian:
a. Sisa UUDP 00,00 00,00
b. Jasa bank belum di setor ke kasda 00,00 00,00
c. Uang PFK yang belum disetor 00,00 00,00
Jumlah 00,00 00,00
* Sisa Kas di Bendahara Pengeluaran
sebesar Rp49.578,00 dan sudah disetor ke
Kas Daerah tanggal tanggal 18 Desember
2015, sisa kas tersebut merupakan sisa UP
yang diterima
2. Kas di Bendahara Penerimaan 00,00 00,00
Saldo Kas di Bendaharawan Penerimaan
sebesar Rp00,00 dan Rp00,00 merupakan
saldo kas per tanggal 31 Desember 2015
dan 2014, atas uang penerimaan dari wajib
pajak/wajib restibusi yang belum disetor
ke kasda
32
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
b. Materai 6000 102.000,00 105.000,00
c. Materai 3000 69.000,00 00,00
d. Cetak kwitansi 60.000,00 170.000,00
e. Cetak disposisi 30.000,00 00,00
f. Cetak SPD 50.000,00 00,00
Jumlah 1.444.200,00 2.127.250,00
ASET TETAP
1. Tanah 167.757.281.090,00 107.099.419.025,00
Saldo Aset Tetap - Tanah sebesar
Rp167.757.281.090,00 dan
Rp107.099.419.025,00 merupakan saldo per
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
dengan rincian sebagai berikut :
a. Tanah untuk bangunan kantor PU 00,00 00,00
b. Tanah untuk Kantor 11.400.914.700,00 6.961.866.900,00
c. Tanah untuk pembangunan IPAL 400.000.000,00 400.000.000,00
d. Tanah untuk kantor
e. Tanah untuk waduk/bendungan 648.153.451,00 414.210.301,00
f. Tanah untuk jalan/jembatan 77.231.558.693,00 54.116.650.678,00
g. Tanah kantor mutasi dari Setda Lobar 350.100.000,00 350.100.000,00
h. Tanah (koreksi daftar inventaris BMD 44.856.591.146,00 44.856.591.146,00
dlm LKPD 2014)
i. Mutasi dari Dishut 10.008.100,00 00,00
j. Koreksi BPK 2016 35.152.935.000,00 00,00
33
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
b. BA. Serah Terima
No.030/114.D/114/KAD/2015 Tgl 4 Mei
2015
c. BA. Serah Terima
No.030/114.B/114/KAD/2015 Tgl 4 Mei
2015
2. Peralatan dan Mesin 2.759.255.002,99 2.441.702.502,99
Saldo Aset tetap – Peralatan dan Mesin
sebesar Rp1.100.745.927,11 dan
Rp2.441.702.502,99 merupakan saldo per
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Alat-alat besar/berat 00,00
b. Alat Angkutan/Transportasi 2.157.781.827,00 1.935.283.827,00,00
c. Alat Bengkel dan Alat Ukur 7.000.000,00 00,00
d. Alat Pertanian 00,00 00,00
e. Alat Kantor dan Rumah Tangga 588.473.175,99 500.418.675,99
f. Alat Studio dan Komunikasi 6.000.000,00 6.000.000,00
Jumlah 2.759.255.002,99 2.441.702.502,99
Penambahan aset tetap – Peralatan dan
Mesin bersumber dari :
a. Realisasi Belanja Modal 1.372.006.100,00 1.054.453.600,00
b. Realisasi non Belanja Modal 1.387.248.902,99 1.387.248.902,99
c. Belanja yang sebelumnya dikelompokkan 00,00 00,00
sebagai KDP
Jumlah Penambahan 2.759.255.002,99 2.441.702.502,99
a. Penambahan Alat
Angkutan/Transportasi bersumber dari :
- Realisasi Belanja Modal (1 unit roda 4 & 222.498.000,00 754.296.100,00
2 unit roda 2)
- Mutasi dari Setda (kendaraan roda 2 00,00 1.000.172.727,00
dan roda 4)
- Mutasi dari DPPKD (kendaraan roda 4) 00,00 180.815.000,00
Jumlah Penambahan 222..498.000,00 1.935.283.827,00
34
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
35
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
36
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
- Penjualan 00,00 00,00
- Hibah 00,00 00,00
Jumlah Pengurangan 00,00 00,00
37
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
b. Barang Bercorak Seni/Olah raga 00,00 00,00
c. Hewan/Tanaman 00,00 00,00
Jumlah 00,00 00,00
7. Akumulasi Penyusutan
Saldo Akumulasi Penyusutan per tanggal 31
Desember 2015 dan 2014, sebesar
Rp(1.003.554.537,52)dan (1.628.171.219,34)
dengan rincian sebagai berikut:
a. Peralatan dan Mesin (661.484.640,60) (1.564.276.225,13)
b. Bangunan Gedung (341.994.896,92) (63.844.994,20)
c. Jalan, Irigasi dan Jaringan (75.000,00) (50.000,00)
d. Aset Tetap Lainnya
Jumlah (1.003.554.537,52) (1.628.171.219,34)
ASET LAINNYA
8. Aset Lain-Lain 00,00 00,00
Saldo Aset Lain-lain merupakan Aset tetap
yang dalam kondisi rusak berat yang tidak
dapat digunakan lagi untuk kegiatan
operasional sebesar Rp0 dan
Rp117.677.931,99 merupakan saldo per
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Peralatan dan Mesin 00,00 00,00
b. Bangunan Gedung 00,00 00,00
c. Jalan, Irigasi dan Jaringan 00,00 00,00
d. Aset Tetap Lainnya 00,00 117.677.931,99
Jumlah 00,00 117.677.931,99
38
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
b. Reklasifikasi dari Gedung dan Bangunan 00,00 00,00
c. Reklasifikasi dari Jalan Irigai dan Jaringan 00,00 00,00
d. Reklasifikasi dari Aset Tetap Lainnya
Jumlah Penambahan 00,00 00,00
Pengurangan aset Lain-lain bersumber
dari :
a. Reklasifikasi ke Aset Tetap 00,00 00,00
b. Penghapusan 117.677.931,99 00,00
Jumlah Pengurangan 117.677.931,99 00,00
00,00 00,00
Catatan atas akun aset lainnya adalah sebagai berikut:
SK Bupati NO: 909.A/21.A/KAD/2015 Tanggal 20 November 2015 Barang hilang tanpa
persetujuan Dewan sebanyak Rp. 51.505.858.,84
SK Bupati NO: 841.A/20.C/KAD/2015 Tanggal 5 Oktober 2015 Barang rusak berat dgn
persetujuan Dewan sebanyak Rp. 61.372.073,15
SK Bupati NO: 835.A/20.B/KAD/2015 Tanggal 18 September 2015 Barang hilang tanpa
persetujuan Dewan sebanyak Rp. 4.800.000
39
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
5.1.5. KEWAJIBAN
40
Uraian Tahun 2015 Tahun 2014
5.1.6. EKUITAS DANA
41
LAPORAN OPERASIONAL
5.1.7 PENDAPATAN
Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jumlah Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebesar Rp436.087.616,66 atau 77,61% dan Rp0. Pendapatan tersebut terdiri dari:
Pendapatan Jasa merupakan Pendapatan-LO yang diperoleh dari pelatihan akuntansi dan desain sistem
akuntansi. Sedangkan Pendapatan Lain-Lain-LO merupakan pengembalian belanja pegawai dan belanja
lainnya yang berasal dari transaksi tahun 2014.
5.1.8 BEBAN
Gambaran angka Beban secara terperinci adalah sebagai berikut:
1.1) Beban Pegawai
Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp1.244.373.656,00 dan Rp. 0,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam
bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Rincian atas penerimaan pajak daerah tersebut sebagai berikut :
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban Gaji 930,139,476.00 -
2 Beban Tambahan Penghasilan Berdasarkan 129,760,000.00 -
Pertimbangan Objektif
3 Beban Insentif Pungutan Retribusi Daerah 18,262,180.00 -
4 Beban Lembur 166,212,000.00 -
Jumlah 1,244,373,656.00 -
1.2) Beban Persediaan/Bahan Pakai Habis
Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp70.215.600,00 dan Rp. 0,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi
atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang
dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk Tahun 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut:
42
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban alat tulis kantor 54,195,600.00 -
2 Beban perangko, materai dan benda pos lainnya 2,670,000.00 -
3 Beban tinta computer, flash disc, disket, CD dll 13,350,000.00 -
Jumlah 70,215,600.00 -
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban telepon 7,406,670.00 -
2 Beban Jasa Tenaga Non Pegawai 50,400,000.00 -
3 Beban Jasa Kebersihan 2,400,000.00 -
4 Beban jasa surat kabar/majalah 3,510,000.00 -
5 Beban jasa sertifikasi/pengujian 68,313,260.00 -
6 Beban jasa pembuatan plank 37,450,000.00 -
7 Beban jasa pengumuman lelang/pemenang lelang - -
Jumlah 169,479,930.00 -
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban jasa service 23,730,999.00 -
2 Beban penggantian suku cadang 7,000,000.00 -
3 Beban BBM 62,283,500.00
4 Beban STNK 1,934,625.00
Jumlah 94,949,124.00 -
43
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban cetak 5,060,000.00 -
2 Beban penggandaan 33,524,550.00 -
3 Beban penjilidan 16,245,000.00 -
Jumlah 54,829,550.00 -
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban sewa sarana mobilitas 6,000,000.00 -
Jumlah 6,000,000.00 -
1.7) Beban Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor
Beban sewa perlengkapan dan peralatan kantor Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp5.625.000,00 dan Rp00,00. Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk
sewa perlengkapan dan peralatan kantor. Rincian Beban sewa perlengkapan dan peralatan kantor
untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban sewa perlengkapan dan peralatan kantor 5,625,000.00 -
Jumlah 5,625,000.00 -
1.8) Beban Makanan dan minuman
Beban makanan dan minuman rapat Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp61.272.500,00 dan Rp00,00. Beban makanan dan minuman rapat yang terjadi untuk
menyediakan makanan dan minuman rapat pada tahun 2015. Rincian Beban makanan dan
minuman rapat untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 61,272,500.00 -
Beban makanan dan minuman rapat
Jumlah 61,272,500.00 -
44
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Biaya Perjalanan Dinas Dalam Daerah 26,000,000.00 -
2 Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah 241,765,200.00 -
Jumlah 267,765,200.00 -
1.10) Beban Pemeliharaan
Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp19.900.000,00 dan
Rp0,00 Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset
tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharan
untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014 %
1 Beban pemelliharaan peralatan dan mesin 7,900,000.00 - -
2 Beban pemelliharaan gedung dan bangunan 5,000,000.00 - -
Jumlah 12,900,000.00 - -
45
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1 Beban Aset Extrakomtabel Peralatan dan Mesin
2 Beban Aset Extrakomtabel Gedung dan Bangunan
3 Beban Aset Extrakomtabel Aset Tetap Lainnya
4 dst
Jumlah - -
Realisasi
No Uraian
Tahun 2015 Tahun 2014
1Pendapatan PNBP
2Beban Perjalanan Dinas
3Beban Persediaan
4dst
Jumlah - -
Pendapatan PNBP di atas merupakan hasil penjualan peralatan dan mesin yang mengalami rusak
berat. Sedangkan Beban Perjalanan Dinas dan Beban Persediaan merupakan beban-beban yang
digunakan secara langsung dalam masa tanggap darurat bencana.
46
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
47
No Jenis Beban Jumlah Koreksi
1
2
3
4
Jumlah -
5.7 Ekuitas Akhir
Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp140.186.665.197.89 dan Rp. 0,00
48
Bab VI
Penjelasan atas informasi-informasi nonkeuangan
6.1. Informasi Umum
Kantor Aset Daerah Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sejak tahun 2013 dipimpin oleh Mahnan,
S.STP sesuai dengan SK Bupati Lombok Barat Nomor: Kep.960/800/1254/BKD/2013 Tanggal 17 Okotber
2013 Kantor ini terdiri dari Kepala Kantor, Kasubag. Tata Usaha dan Tiga Kepala seksi dengan struktur
organisasi terlampir.
Untuk pelaksanaan visi, misi dan tugas pokok dan fungsi Dinas/Badan/Kantor ini telah didukung dengan
sumber daya manusia, sarana dan prasarana sebagaimana terlampir.
6.2. Sifat Operasi dan Kegiatan Pokok
Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten
Lombok Barat Nomor 9 tahun 2011 tentang organisasi perangkat Daerah Kabupaten Lombok Barat
merupakan unsur pelaksana otonomi Daerah dan pendukung tugas Kepala Daerah, dipimpin oleh Kepala
Kantor yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Aset Daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan
masyarakat harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan pengelolaan
Barang Milik Daerah (BMD) dengan memperhatikan azas-azas sebagai berikut:
a. Azas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibidang
pengelolaan Barang Milik Daerah yang dilaksanakan oleh Kuasa Pengguna Barang, Pengelola
Barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masin-masing.
b. Azas Kepastian Hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan
berdasarkan hukum dan peraturan perundangan-undangan.
c. Azas Transparansi, yaitu penyelenggaran pengelolaan barang milik daerah harus transparan
terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.
d. Azas efesiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah
digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal.
e. Azas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik daerah harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
f. Azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya
ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemamfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusun neraca Pemerintah Daerah.
Kedudukan Kantor Aset Daerah sangat strategis dalam pengelolaan barang milik daerah Kabupaten Lombok
Barat untuk mewujudkan pengelolan Aset yang optimal dan efesien.
Visi, Misi dan Tujuan Kantor Aset Daerah yaitu :
Visi Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat adalah : “Terwujudnya Pengelolaan Aset Daerah
yang Profesional, Tertib dan Akuntabel”.
49
Misi ini merupakan upaya melakukan administrasi Aset Daerah secara tertib dan memamfaatkan
Aset Daerah secara optimal untuk menunjang tujuan terselenggaranya seluruh urusan
Pemerintahan Daerah dan tujuan meningkatkan perolehan PAD.
3. Meningkatkan pemanfaatan Aset Daerah melalui kerjasama dan kemitraan;
Misi ini menitik beratkan pada upaya memanfaatkan sumber-sumber pendapatan daerah yang sah
sesuai peraturan perundangan berlaku untuk meningkatkan perolehan pendapatan Daerah
Kabupaten Lombok Barat, dalam bentuk kerjasama pemanfaatan kemitraan dengan pihak ketiga.
Tujuan Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat adalah :
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
2. Meningkatkan kualitas aparatur di bidang SIM berbasis Tekhnologi dan Informasi
3. Meningkatnya kualitas pelayanan masyarakat
4. Meningkatkan pengelolaan Aset Daerah
5. Mantapnya kepemelikan Aset Daerah
6. Meningkatnya daya guna dan daya hasil Aset Daerah
Faktor keberhasilan :
Keberhasilan Kantor Aset Daerah mewujudkan visi dan misi organisasi diatas sangat tergantung pada
faktor-faktor kunci berikut ;
a. Tersedianya SDM Kantor Aset Daerah yang kompeten, bertanggungjawab dan berdisiplin tinggi.
b. Tersedianya dukungan regulasi dan anggaran yang sesuai dengan perkembangan keadaan dan
kebutuhan optimalisasi operasi Kantor Aset Daerah.
c. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai kebutuhan optimal operasi Kantor Aset Daerah.
d. Terciptanya pelayanan masyarakat yang prima
e. Tersedianya data kepemilikan dan penatausahaan Aset Daerah yang dapat meningkatkan
pendapatan dan daya hasil guna Aset Daerah.
Tugas pokok Kantor Aset Daerah Kabupaten Lombok Barat ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Lombok
Barat Nomor 48 Tahun 2011 tentang rincian tugas pokok, fungsi dan tata cara kerja Kantor Aset Daerah
Kabupaten Lombok Barat untuk melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang Aset Daerah.
50
6.5 Penjabaran tugas pokok dan salah satu fungsi Kantor Aset Daerah Daerah Kabupten Lombok
Barat dan Permasalahannya
51
dalam aplikasi SIMDA BMD pada masing-masing SKPD, dan melaui rekonsiliasi data aset SKPD yang
bekerjasama dengan BPKP Perwakilan NTB diupayakan permasalahan aset dapat diinventarisasi
dan penatausahaan aset menjadi tertib dan akuntabel.
Pelaksanaan Program:
a. Tahun 2012 Kantor Aset Daerah baru dapat melaksanakan inventarisasi terhadap barang milik
daerah di seluruh SKPD, UPTD dan Kecamatan sedangkan di sekolah-sekolah mulai SD,SMP dan
SMA belum dilaksanakan (Total sebanyak 525 UPB) dan tahun 2013 dipacu untuk
melaksanakan inventarisasi seluruh sekolah-sekolah SD,SMP dan SMA.
b. Sedangkan inventarisasi terhadap tanah milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (KIP.A)
tahun 2012 belum dilaksanakan dan tahun 2013 inventarisasi tanah khususnya berupa tanah
pecatu telah dilaksanakan sedangkan inventarisasi tanah di masin-masing pengguna SKPD
belum dapat dilaksanakan.
c. Data tanah yang berada di neraca dan buku kuning (Buku Tanah) berbeda karena data tanah
yang terdapat di neraca namun tidak tercatat di buku kuning begitu juga sebaliknya data tanah
ada di buku kuning tapi tidak tercatat di neraca dan Kantor Aset Daerah belum melakukan
rekonsiliasi antara data neraca tanah dan buku tanah/buku kuning tersebut.
d. Mengingat Kantor Aset Daerah baru terbentuk dengan Penatausahaan Barang Milik Daerah
yang begitu kompleks karena belum pernah melaksanakan inventarisasi dari tahun berdirinya
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat disamping itu belum pernah melaksanakan penghapusan
maka tidaklah mungkin pengelolaan barang milik daerah dapat dilaksanakan secara sempurna
maka diperlukan waktu dan tahapan-tahapan.
Permasalahan yang dihadapi :
a. Kurangnya SDM yang memadai dari segi kualitatif terkait dengan kompetisi tehnologi informasi
baik di Kantor Aset Daerah maupun pengurus barang yang berada di SKPD lain.
b. Banyaknya persoalan yang mengklaim tanah PEMDA oleh Pihak III.
c. Beberapa orang pengurus barang di SKPD tidak memiliki fasilitas yang memadai sehingga
kesulitan untuk menerapkan aplikasi SIMDA BMD.
d. Beberapa orang pengurus barang yang telah faham terhadap aplikasi SIMDA BMD dimutasi ke
SKPD lain.
e. Petugas/staf Kantor Aset Daerah yang ditunjuk sebagai petugas lapangan/petugas invnetarisasi
tanah belum mengetahui secara pasti letak-letak aset tanah PEMDA Kabupaten Lombok Barat
sehingga saat melaksanakan inventarisasi tanah sangat terbatas.
f. Lambannya penyelesaian proses pensertifikatan oleh Kantor BPN Kabupaten Lombok Barat
sehingga berdampak pada mudahnya tanah PEMDA di gugat/diklaim oleh oknum dan
masyarakat (sebanyak 247 persil yang didaftar tahun 2009 2/d 2012 belum tuntas).
Upaya Pemecahan Masalah :
a. Mengoptimalkan pemamfaatan SDM yang tersedia dan meningkatkan kualitasnya sesuai
dengan kebutuhan.
b. Dengan apliksi SIMDA ini dapat membantu Pemerintah Daerah menciptakan tata kelola
pengelolaan barang milik daerah secara baik melalui sistim pengelolaan keuangan dan barang
daerah berbasis tehnologi informasi (TI).
c. Adanya data base Aset Tanah diharapakan untuk meminimalisir adanya klaim dari masyarakat
terhadap tanah PEMDA sehingga validasi data aset lebih akurat.
d. Hendaknya pengurus barang tidak boleh dimutasi sebelum ada pengkaderan untuk
penggantinya.
52
e. Perlunya koordinasi dan kerjasama di seluruh instansi pemerintah Kabupaten Lombok Barat
dalam penatausahaan dan pengelolaan barang milik daerah.
f. Menetapkan MOU antara PEMDA Kabupaten Lombok Barat dengan pihak BPN Kabupaten
Lombok Barat untuk menyelesaikan tunggakan pensertifikatan.
g. Kerjasama dengan pihak ketiga untuk melaksanakan inventarisasi tanah berbasis TI
53