SKRIPSI
Oleh :
SASKIA AHMAD
C 301 18 197
1. Karya tulis saya (Skripsi) adalah asli dan belum pernah digunakan untuk
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan hasil penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan penguji skripsi.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya, pendapat yang pernah ditulis dan
dipublikasi orang lain, kecuali secara tertulis jelas dicantumkan sebagai acuan
daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
Saskia Ahmad
C 301 18 197
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT dengan segala rahmat,
nikmat, rezeki serta karunia-Nya. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan
Kota Palu”. Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir yaitu skripsi
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Strata 1 pada
bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat
memecahkan persoalan yang muncul dan dapat diatasi dengan baik. Selanjutnya
melalui kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada orang tuaku tercinta yaitu Bapak Ahmad dan Ibu
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta untuk segala pengorbanan
yang Sudah diberikan untuk kesuksesan anaknya. Dan terima kasih untuk
Muhammad Arsya, Anisa), dan juga Kakek, Nenek, Uwa, Aba, Om, Tante,
sepupu saya yang ada dikampung halaman yang selalu memberikan dukungan
v
1. Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP selaku Rektor Universitas Tadulako.
2. Dr. M. Ikbal A, SE., M.Si, Ak.,CA Selaku Dekan Akademik dan Dr. Fikry
3. Dr. Muhammad Din, SE., M.Si., Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Dr.
dan Bisnis.
4. Dr. Andi Chairil Furqan, SE., M.Sc.,Ak Selaku Koordinator Program Studi
Meldawati, SE., M.Acc., Ak, selaku tim penguji yang telah memberikan
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis
ini.
8. Kepada seluruh staf tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
vi
disebut satu per satu yang selalu memberikan nasehat-nasehat positif,
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat lebih lagi meningkatkan
terima kasih. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi pembaca.
Saskia Ahmad
C 301 18 197
vii
ABSTRAK
Saskia Ahmad, C 301 18 197. “Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional Dan
Penjualan Terhadap Laba Usaha Di Lapak Pantai Besusu Kota Palu”. Dibimbing
oleh Muliati selaku pembimbing I dan Masruddin selaku pembimbing II.
Kata Kunci : Modal Usaha, Biaya Operasional, Penjualan dan Laba Usaha.
viii
ABSTRACT
Saskia Ahmad, C 301 18 197. "Effect of Business Capital, Operational Costs and
Sales on Operating Profits in Besusu Beach, Palu City". Supervised by Muliati as
supervisor I and Masruddin as supervisor II.
This study aims to examine and analyze the effect of working capital,
operating costs and sales on operating profits in Besusu Beach, Palu City. The
data used in this study is primary data. The analytical tool used in the form of
distributing questionnaires as many as 32 samples. The data analysis technique is
Multiple Linear Regression Analysis with the help of SPSS 26.0 For Windows
program. The results of this study indicate that simultaneously operating capital,
operating costs and sales have a significant effect on operating profit. In addition,
the results of this study indicate that operating capital and sales partially have a
positive and significant effect on operating profit, while operating costs partially
have a negative and significant effect on operating profit.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................viii
ABSTRACT........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................9
2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................9
2.2 Usaha Mikro Kecil (UMK).................................................................18
2.3 Modal Usaha.......................................................................................19
2.4 Biaya Operasional...............................................................................21
2.5 Penjualan.............................................................................................22
2.6 Laba Usaha..........................................................................................25
2.7 Laporan Keuangan Sederhana............................................................28
2.8 Kerangka Pemikiran...........................................................................30
2.9 Hipotesis.............................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN................................................................38
x
3.3 Lokasi dan waktu penelitian...............................................................39
3.4 Jenis dan Sumber Data........................................................................39
3.4.1. Jenis Data..............................................................................39
3.4.2. Sumber data...........................................................................40
3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................40
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................40
3.6.1 Populasi.................................................................................40
3.6.2 Sampel...................................................................................41
3.7 Operational Variabel Penelitian..........................................................41
3.8 Teknik Analisis Data..........................................................................44
3.8.1 Statistik Deskriptif................................................................44
3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda.........................................44
3.8.3 Uji Asumsi Klasik.................................................................46
3.8.4 Uji Analisis Hipotesis...........................................................48
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................51
xi
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................70
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu.......................................................13
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia bisnis di Kota Palu pasca gempa menjamur dimana-mana, salah satunya
bisnis dalam bentuk cafe yang didirikan oleh perorangan maupun berkelompok,
baik dari golongan anak muda maupun orang tua, mulai dari cafe besar maupun
cafe kecil yang banyak di temui dipinggir jalan maupun pinggir pantai. Cafe
merupakan usaha kecil yang berada dalam bidang makanan dan minuman yang
ditawarkan kepada para tamu atau pelanggan. Biasanya jenis-jenis menu makanan
dan minuman yang dijual harganya lebih murah dari harga menu yang ada di
restaurant. Karena cafe hanya menyediakan minuman dan makanan ringan seperti
Usaha Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh perorangan
atau tidak termasuk dalam anak perusahaan ataupun cabang dari perusahaan
utama, yang modal awalnya berasal dari uang pinjaman maupun modal sendiri
dan biasanya usaha tersebut tidak memiliki surat izin untuk menjalankan
usahanya. Dalam proses jual beli, para pemilik usaha tidak melakukan pencatatan
dan memperhatikan untung atau rugi, dan biasanya untung yang diperoleh pemilik
1
berkembang. Usaha yang tidak melakukan pencatatan dapat berakibat bangkrut,
menjalankan sebuah usaha besar maupun usaha kecil agar dapat mengetahui
berapa biaya operasional usaha yang dikeluarkan, berapa laba atau keuntungan
yang diperoleh dan berapa modal yang dipakai untuk membangun usaha tersebut.
Laba, Profit atau yang disebut dengan keuntungan yang merupakan tujuan
utama dan penting dalam menjalankan usaha. Karena banyaknya laba yang
keseluruhan. Laba merupakan hal yang dapat dijadikan sebagai alat dalam
dapat mengetahui terkait seberapa besar margin usaha bersih dari usaha yang
dijalankan. Jika usaha belum mencapai laba yang telah ditentukan atau bahkan
mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu, maka usaha tersebut dapat
melakukan evaluasi kinerja dan faktor lain agar dapat mempengaruhi. Setiap
yang di peroleh dari selisih harga penjualan dikurangi dengan biaya-biaya usaha.
Jika penjualan yang didapatkan lebih besar dan biaya yang dikeluarkan lebih kecil
maka laba yang diperoleh juga besar. Semakin besar laba yang didapatkan maka
semakin baik untuk perkembangan usaha, karena laba yang berkembang dapat
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laba yaitu modal yang terdiri
dari berupa uang tunai, tempat, barang, maupun aset–aset lainnya yang dapat
2
mendukung berdirinya sebuah usaha. Setiap usaha mempunyai modal yang
berbeda-beda, modal dapat mempengaruhi laba karena besar kecilnya modal yang
dimiliki setiap usaha dapat meningkatkan dan menurunkan laba usaha. Semakin
besar usaha yang akan dibangun maka semakin besar juga modalnya dan laba
yang diperoleh semakin besar. Begitu juga sebaliknya, jika usahanya kecil maka
Untuk mendapatkan modal awal pada usaha dapat diperoleh dari dana
pribadi dan juga dari pinjaman bank, non bank ataupun dari orang lain. Modal
awal merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat usaha pertama kali
dimulai dan akan dijalankan dalam waktu yang relatif panjang dalam usaha
tersebut. Modal awal sangat penting karena dapat membantu para pengusaha
keuntungan. Selain dalam bentuk uang, keahlian juga termasuk dalam modal
yang tidak dapat di uangkan namun dapat membantu berdirinya usaha dalam
Usaha tentu ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam memulai segala
aktivitas usaha seperti biaya operasional. Biaya operasional ialah komponen biaya
yang harus dikeluarkan usaha demi menjalankan setiap kegiatan usahanya seperti
biaya listrik, sewa, gaji karyawan, jasa angkut sampah, dll. Pemilik usaha wajib
untuk selalu memonitor dan mengendalikan biaya operasional usaha agar aktivitas
usaha dapat berjalan dengan lancar. Biaya operasional dapat mempengaruhi laba
karena jika pada biaya operasional yang dikeluarkan usaha tinggi, maka laba yang
3
sebaliknya, jika biaya operasional dalam usaha dikelola dengan baik dan efisien
akan dapat membantu usaha berkembang lebih cepat. Oleh karena itu, besarnya
laba yang diperoleh setiap usaha tergantung dari besar kecilnya biaya yang
Penjualan merupakan aktivitas jual beli dan dilakukan oleh kedua belah pihak atau
dalam Endang Susilawati (2018) “Penjualan dan biaya begitu sangat berpengaruh
pada laba karena jika penjualan mengalami peningkatan dan biaya cukup
ekonomis maka tentu itu akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba yang
Pantai Besusu ialah salah satu kawasan pesisir yang sangat terkena dampak
bencana gempa bumi dan tsunami pada tanggal 28 september 2018 yang
saat itu memadati lokasi tersebut. Dulu lokasi tersebut menjadi transaksi jual beli
dagangannya dari arah Donggala, serta menjadi tempat singgah perahu dan kapal
tsunami, lokasi tersebut kini dipadati dengan cafe-cafe kecil yang di hiasi dengan
lampu warna warni disepanjang pinggir pantai dan menjadi salah satu tempat
4
indah dipinggir pantai sembari menikmati makanan dan minuman yang tersedia di
cafe tersebut. Untuk memasuki kawasan Pantai Besusu ini sangat mudah dan tidak
lapak di sekitar kawasan patung kuda disepanjang pinggir Pantai Besusu yang
berada di Kelurahan Besusu Barat Kecamatan Palu Timur Kota Palu, kurang lebih
terdapat 37 usaha cafe yang memiliki modal usaha awal, biaya-biaya, penjualan
yang berbeda-beda dan usaha tersebut tergolong dalam usaha mikro. Menurut
usaha mikro adalah usaha produktif yang milik orang perorangan dan/atau badan
tentang besarnya modal usaha mikro mempunyai kekayaan bersih paling banyak
sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) belum termasuk dengan tanah
dan bangunan tempat usaha atau mempunyai hasil penjualan tahunan paling
Bentuk permasalahan kini yang masih dihadapi oleh lapak-lapak yang ada
sumber daya manusia yang dimiliki para pelaku usaha yang ada di pinggir Pantai
Besusu masih tergolong rendah. Hal ini juga berkaitan dengan masalah lemahnya
pencatatan dan belum mengetahui apakah usaha yang dijalankan sudah efisien
atau tidak. Selain itu, atas perekonomian yang telah terjadi pada saat ini, terlebih
5
pasca tsunami dan masa pandemi kemarin usaha lapak-lapak yang ada di Pantai
Besusu Kota Palu masih sangat menjamur di sepanjang pinggir pantai. Namun
Kota Palu”.
3. Apakah modal usaha secara parsial berpengaruh terhadap laba usaha di Lapak
6
1.3. Tujuan Penelitian
penelitian adalah :
penelitian adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
kajian bagi perkembangan teori dan ilmu pengetahuan dalam bidang mata
7
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai referensi bagi
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang dilakukan dan juga
bermanfaat sebagai acuan bagi penulis dalam melakukan sebuah penelitian agar
dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji sebuah penelitian yang
akan dilakukan. Dari penelitian terdahulu yang telah ditelusuri, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama persis seperti judul penelitian
referensi untuk membantu dan memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.
Rahmatia, dkk (2018), pengaruh modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha
terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil
negatif dan tidak signifikan terhadap laba usaha sedangkan, secara tidak langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo
melalui omzet usaha dan labor cost, (2) Tenaga kerja secara langsung berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap laba usaha sedangkan, secara tidak langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo
melalui omzet usaha dan labor cost, (3) Lama usaha secara langsung berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap laba usaha sedangkan secara tidak langsung
9
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo
Fahmi Nur, dkk (2020), pengaruh pendapatan usaha, biaya operasional, dan
berdasarkan uji hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih
serta pada pendapatan usaha dan volume penjualan tidak terdapat pengaruh yang
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018.
Budi Prihatminin gtyas (2019), pengaruh modal, lama usaha, jam kerja dan
yang digunakan sebagai modal awal membantu pedagang berjualan, (2) lama
dimana lama usaha yang kurang dari 1 tahun perlu meningkatkan keterampilan
pendapatan pedagang pasar Landungsari, namun jam kerja dipagi hari cukup
Aslichah, dkk (2018), pengaruh modal dan penjualan terhadap laba usaha pada
parsial antara pengaruh modal usaha terhadap laba usaha diperoleh hasil bahwa
10
secara positif dan signifikan modal usaha berpengaruh terhadap laba usaha, (2)
secara parsial antara pengaruh penjualan terhadap laba usaha diperoleh hasil
bahwa secara positif dan signifikan penjualan berpengaruh terhadap laba usaha,
(3) secara simultan antara pengaruh modal usaha dan penjualan terhadap laba
usaha diperoleh hasil bahwa secara positif dan signifikan modal usaha dan
Endang Susilawati dan Asep Mulyana (2018), Pengaruh Penjualan dan Biaya
laba bersih, karena apabila penjualan naik maka laba bersih akan ikut naik pula,
demikian juga sebaliknya apabila penjualan turun maka laba bersih akan turun.
2010-2017 berpengaruh pada laba bersih, apabila biaya operasional tinggi maka
laba bersih akan semakin mengalami penurunan, dan jika biaya operasional bisa
ditekan serendah mungkin akan berdampak pada kenaikan laba bersih. Kemudian
Tbk periode 2010-2017 berpengaruh pada laba bersih, untuk mendapatkan laba
biaya operasional.
Y. Casmadi dan Irfan Azis (2019), Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya
Operasional Terhadap Laba Bersih Pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
11
Company, Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan biaya
produksi, biaya operasional, dan laba bersih mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
Biaya produksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih pada PT.
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. periode 2012-2016. Dimana
jika biaya produksi meningkat maka laba bersih akan mengalami penurunan.
Biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan teradap laba bersih pada PT
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. periode 2012-2016. Dimana
jika biaya operasional meningkat maka laba bersih pun akan meningkat.Variabel
biaya produksi dan biaya operasional secara simultan berpengaruh signifikan pada
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. periode 2012-2016.
Produksi Dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada PT. Perkebunan
Nusantara VIII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) secara parsial Biaya
Mohammad Rizal Nur Irawan (2016), Pengaruh Modal Usaha dan Penjualan
Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi UD. SARI TANI
terhadap laba usaha, dan variabel penjualan (X2) berpengaruh paling dominan
12
Alya Tsuroyya Azra (2019), Analisis Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha
dan Jenis Usaha Terhadap Laba Usaha Mustahik (Studi Pada UMKM Binaan
BAZNAS Kota Malang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel modal
BAZNAS (X1) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel laba usaha (Y)
mustahik, (2) Variabel modal pribadi (X2) berpengaruh signifikan terhadap laba
usaha mustahik. Semakin besar jumlah modal yang dimiliki mustahik maka skala
juga akan meningkat, (3) Variabel lama usaha (X3) memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap laba usaha, artinya semakin lama usaha mustahik dijalankan
maka laba usaha akan mengalami peningkatan yang kecil, (4) Variabel Laba
Usaha akan semakin meningkat jika jenis usaha yang dilakukan adalah Non
Dagang, (5) Variabel modal usaha mempunyai pengaruh yang paling kuat
Tabel 2.1
Matriks Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh modal 1. Variabel Modal Usaha 1. Variabel Tenaga Kerja
usaha, tenaga (X1) (X2)
kerja dan lama 2. Variabel Laba Usaha 2. Variabel Lama Usaha
usaha terhadap (Y) (X3)
laba usaha 3. Persamaan regresi 3. Tempat penelitian
mikro di kota 4. Data primer 4. Tahun penelitian 2018
palopo provinsi 5. Hasil penelitian ini :
Sulawesi modal usaha secara
selatan. langsung berpengaruh
Rahmatia, dkk negatif serta tidak
(2018). signifikan terhadap
laba usaha
13
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan
2. Pengaruh 1. Variabel Biaya 1. Variabel Pendapatan
pendapatan Operasional(X2) Usaha
usaha, biaya 2. Variabel Laba (Y) 2. Variabel Volume
operasional, dan 3. Penelitian Penjualan
volume Kuantitatif 3. Tempat penelitian pada
penjualan 4. Analisis Regresi perusahaan yang
terhadap laba Linier Berganda terdaftar di Bursa Efek
bersih. Fahmi 5. Hasil Penelitian : Indonesia
Nur, dkk (2020). biaya operasional 4. Tahun Penelitian 2020
berpengaruh 5. Hasil penelitian ini :
signifikan terhadap pendapatan usaha dan
laba bersih. volume penjualan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih.
3. Pengaruh modal, 1. Variabel Modal (X1) 1. Variable Lama Usaha
lama usaha, jam 2. Variabel Laba (Y) (X2)
kerja dan lokasi 3. Penelitian 2. Variabel Jam Kerja (X3)
usaha terhadap Kuantitatif 3. Variable lokasi usaha
pendapatan 4. Analisis Regresi (X4)
pedagang Linier Berganda 4. Variabel Pendapatan (Y)
dipasar 5. Hasil Penelitian ini : 5. Skala Likert
Landungsari. Modal berpengaruh 6. Tempat Penelitian
Budi signifikan dan Landungsari di Kota
Prihatminingtya positif terhadap Malang
s, (2019). pendapatan 7. Tahun penelitian 2019
pedagang dipasar 8. Hasil penelitian ini :
Landungsari. lama usaha berpengaruh
negatif terhadap
pendapatan pedagang
dipasar Landungsari
jam kerja berpengaruh
negatif terhadap
pendapatan pedagang
pasar Landungsari
lokasi usaha
berpengaruh positif
terhadap pendapatan
pedagang di pasar
Landungsari Kota
Malang.
14
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan
15
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan
16
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan
17
Usaha mikro, Kecil dan Menengah telah diatur dalam Undang-Undang
Undang-Undang tersebut tentang Usaha Mikro ialah usaha produktif milik orang
Mikro yang dimana mempunyai kekayaan bersih paling banyak yaitu sebesar Rp
50.000.000,00 belum termasuk dengan tanah dan bangunan tempat usaha. Hasil
ada pada usaha mikro tersebut, antara lain jenis barang/komoditi usahanya tidak
selalu tetap, sewaktu-waktu bisa berganti, tempat usaha yang tidak selalu
dengan keuangan usaha. Sedangkan usaha kecil ialah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri yang dikerjakan oleh orang perorangan atau yang dikerjakan
oleh badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan termasuk
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah ataupun usaha besar yang memenuhi
pada usaha kecil yakni mempunyai kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak yakni sebesar Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) belum termasuk dengan biaya tanah dan
juga bangunan tempat usaha. Hasil penjualan tahunan pada usaha kecil yakni
lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan yang paling
18
banyak sebesar Rp 2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus rupiah (Purnawati,
membangun sebuah bisnis. Namun yang perlu dipahami bahwa uang dalam hal
memulai sebuah usaha itu sangat diperlukan, hanya saja yang perlu diperhatikan
juga ialah pengelolaan modal dengan cara yang optimal sehingga usaha yang
Menurut Juliasty (2009) modal usaha merupakan salah satu aspek yang
harus ada dalam melakukan wirausaha selain dari aspek lain yang tidak kalah
organisasi atau legalitas. Namun, permasalahan klasik yaitu pada modal keuangan
(finansial) yang muncul di urutan pertama bagi pengusaha mikro, keci, dan
menengah dalam mengelola usahanya. Modal usaha juga dapat diartikan dari
berbagai segi yaitu modal pertama kali untuk membuka usaha, modal untuk
Modal usaha bersumber dari pemilik usaha dan bisa juga bersumber dari
pinjaman atau hutang. Modal usaha ini mempunyai hubungan dengan dana yang
akan dipakai oleh usaha untuk membeli segala kebutuhan usaha seperti membeli
peralatan, bahan baku atau barang dagang dan membayar karyawan, biaya listrik,
19
air, telpon, dll. dengan mengeluarkan dana untuk usaha tersebut setiap perusahaan
Menurut Tobing (2021) terdapat lima pendanaan untuk modal usaha, yaitu :
1. Tabungan sendiri, yaitu yang dimana pendanaan ini berasal dari dana pribadi
Usaha Mikro (BPUM) sejak tanggal 24 Agustus 2020 yang dimana calon
3. Pinjaman dari bank, yaitu pada sumber pendanaan ini dengaan memilih kredit
tanpa agunan (KTA). Hanya saja pada suku bunganya yang cukup besar
4. Angel investor, yaitu sumber dana yang berasal dari seseorang yang bersedia
memberi bantuan berupa dana untuk para pelaku usaha, khususnya pejuang
UMKM yang dimana dana tersebut diberikan pada awal mulai usaha
20
5. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank, yaitu sumber dana yang berasal
dari pegadaian, koperasi simpan pinjam, pasar modal, asuransi, dan juga
perusahaan diluar dari biaya produksi yaitu biaya guna memasarkan produk
perusahaan hingga sampai pada tangan konsumen beserta keseluruhan biaya yang
telah dikeluarkan yang berkaitan dengan proses administrasi yang dilakukan oleh
produksi tetapi hanya termasuk biaya pemasaran, biaya administrasi dan biaya
pada aktivitas perusahaan. oleh sebab itu, jika tingkat aktivitas perusahaan
semakin meningkat, maka biaya operasional juga meningkat. Hal tersebut terjadi
karena biaya operasional merupakan biaya yang secara langsung terlibat dalam
dilakukan dengan cara terpisah. Biaya operasional ialah biaya yang mempunyai
peran yang cukup besar dalam hal mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan
demi mencapai tujuannya. Tanpa aktivitas operasional yang tersusun maka produk
yang dihasilkan tidak akan memiliki manfaat untuk perusahaan tersebut. Semakin
berkembang dan besarnya suatu usaha maka biaya operasional yang akan
21
dikeluarkan untuk aktivitas usaha juga semakin meningkat (Casmadi & Azis,
2019).
SGA (Selling, General, dan Administrative Expenses)”. Biaya ini terbagi menjadi
dua jenis :
1. Biaya Penjualan atau Selling Expenses, yakni pada biaya ini biaya yang
seperti pada Biaya Promosi, Biaya Pengepakan Barang, Upah Karyawan, dan
lain-lain.
yakni pada biaya ini biaya yang dikeluarkan tidak memiliki hubungan atas
penjualan seperti pada Biaya Upah staf administrasi, Biaya Persediaan alat
2.5 Penjualan
guna memperjual-belikan barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh usaha. Dalam
sisitem penjualan terbagi menjadi dua macam, yaitu sistem penjualan tunai dan
dalam Susilawati & Mulyana (2018) menyatakan bahwa penjualan atau selling
adalah suatu aktivitas yang bertujuan guna mencari pembeli, mempengaruhi serta
22
memberikan petunjuk agar para pembeli bisa menyesuaikan kebetuhannya dengan
produksi yang telah ditawarkan kepada mereka, dan juga mengadakan sebuah
penawaran terkait harga agar dapat menguntungkan untuk kedua belah pihak yaitu
Bruto/Kotor (Gross Sales) dan Penjualan Bersih (Net Sales). Pembedaan ini ada
(Sales Return) dan Potongan Penjualan (Sales Discount). Apabila kedua hal
tersebut tidak terjadi maka Net Sales akan sama dengan Gross Sales, dan apabila
yang terdapat adalah Retur Penjualan dana atau Potongan Penjualan maka Net
Sales akan lebih kecil dari pada Gross Sales. Itu terjadi dikarenakan hasil
melakukan penjualan yang dijelaskan oleh (Suprapto & Azizi, 2020, hal. 89) yaitu
Dalam praktek, pada aktivitas penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
23
Transaksi jual-beli atau pemindahan atas hak milik secara komersial terkait
barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu para penjual
(pihak pertama) dan para pembeli (pihak kedua). Pada aktivitas jual-beli,
penjual harus bisa meyakinkan kepada pembelinya agar bisa berhasil dalam
penjual dalam melayani pembelinya antara lain yaitu sopan, pandai bergaul,
pandai berbicara, memiliki kepribadian yang baik atau menarik, sehat jasmani,
2. Kondisi Pasar
sebagai kelompok penjual maupun pembeli. Pada kondisi pasar ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan yaitu jenis pasarnya, kelompok pembeli, daya
3. Modal
Penjual akan merasa lebih sulit menjual barangnya jika barang yang dijual
tersebut belum diketahui oleh calon pembeli, atau misalnya lokasi pembeli
cukup jauh dari tempat penjual. jika dalam keadaan seperti ini maka penjual
adanya sebuah sarana serta usaha yaitu seperti alat transport, tempat peragaan
baik dalam perusahaan maupun diluar perusahaan, usaha promosi, dan lain
24
sebagainya. Semua hal tersebut hanya bisa dilakukan jika penjual mempunyai
oleh bagian tersendiri yakni pada bagian penjualan yang dipegang oleh orang-
dihadapi, dan juga sarana yang dimilikinya pun tidak sekompleks seperti
harapan untuk memperoleh laba. Oleh karena itu, laba merupakan hal yang begitu
penting dalam menjalankan sebuah bisnis agar memotivasi setiap usaha untuk
terus mengembangkan bisnisnya agar menjadi lebih baik lagi. Secara operasional
laba ialah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang kemudian akan
timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya-biaya yang berkaitan
dengan pendapatan usaha tersebut. Selain itu, laba merupakan kelebihan dari
penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara laba yang
dianut dalam struktur akuntansi sekarang ini ialah selisih pengukuran pendapatan
25
dan biaya. Besar kecilnya laba yang diperoleh menjadi pengukur kenaikan yang
sangat bergantung pada ketetapan pengukuran pendapatan dan biaya (Azra, 2019)
hidupnya agar dapat berkembang. Dalam mengambil keputusan untuk masa yang
akan datang, perusahaan perlu adanya pembuatan laporan laba rugi agar dapat
melihat seberapa besar keuntungan yang telah didapatkan oleh perusahaan dalam
jangka waktu tertentu. Laba bersih pada perusahaan dapat dipengaruhi oleh
perubahan laba kotor, sedangkan perubahan laba kotor dapat dianalisis guna
Laba merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan yang berorientasi profit.
mempengaruhi laba pada perusahaan. Menurut Sadeli (2011) Laba usaha atau
yang disebut Operating Profit yaitu mengurangi biaya operasional dari laba kotor
dapat memperoleh laba usaha. Laba usaha dapat menunjukkan seberapa besarnya
keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh dari bisnis utama pada perusahaan.
Laba usaha atau yang disebut dengan laba operasi yaitu pendapatan atau
perusahaan dan juga dikurangi beban usaha atau biaya operasional seperti beban
gaji, biaya listrik, air, telepon, biaya sewa, utilitas, dan lain-lain. Menurut
harnanto (2002), laba usaha mencakup semua pendapatan dan beban, juga untung
26
dan rugi yang berasal dari ongoing operations atau transaksi-transaksi yang
berkaitan dengan usaha pokok dan di luar dari usaha pokok perusahaan.
1. Laba kotor atau gross profit merupakan selisih antara penjualan bersih dan
harga pokok penjualan. Disebut sebagai laba kotor karena jumlahnya masih
2. Laba dari operasi merupakan selisih antara laba kotor dan total beban operasi
3. Laba bersih merupakan angkat terakhir dalam perhitungan laba rugi yang
2. Umur perusahaan, yaitu perusahaan yang baru akan berdiri kurang memiliki
tergolong rendah.
27
3. Tingkat leverage, yaitu jika perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi,
4. Tingkat penjualan, yaitu tingkat penjualan di masa lalu tinggi, semakin tinggi
tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba juga
semakin tinggi.
5. Perubahan laba masa lalu, yaitu semakin besar perubahan laba masa lalu,
maka semakin tidak pasti laba yang akan diperoleh di masa yang akan datang.
laba sesuai dengan target, laba memenuhi kebutuhan dan laba mampu
struktur format yang tidak mempunyai istilah-istilah yang bgitu rumit. Laporan ini
digunakan untuk dapat melihat bagaimana kinerja pada perusahaan dalam suatu
periode tertentu. Dengan adanya laporan keuangan ini, pemilik perusahaan atau
pihak manajemen akan dapat melihat keuangan usaha berdasarkan data actual
ini digunakan sebagai transparansi dana dan untuk memudahkan dalam mengelola
keuangan pemilik usaha. Laporan ini biasanya hanya mempunyai struktur catatan
28
sederhana ini dapat diterapkan mulai dari laporan laba rugi, laporan neraca,
laporan perubahan modal dan juga laporan arus kas pada perusahaan. (Setiawan,
2019).
Indonesia (DSAK IAI) mengesahkan SAK Entitas Mikro, Kecil dan Menengah
Indonesia. Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (EMKM) merupakan entitas tanpa
keuangan pada SAK EMKM adalah biaya historis. SAK EMKM hanya
pengukuran pada saat pengakuan awal maupun setelah pengakuan awal, kecuali
diatur lain oleh masing-masing Bab dalam SAK EMKM ini. DSAK IAI menilai
bahwa metode pengukuran biaya historis lebih mudah untuk diterapkan dan sesuai
pengukuran yang lain agar dapat menghasilkan struktur standar akuntansi yang
optimal untuk UMKM sehingga dapat diterapkan pada biaya yang lebih rendah.
Oleh karena itu, biaya historis menjadi salah satu kemudahan yang ditawarkan
29
dalam SAK EMKM. Pada entitas ini mensyaratkan jumlah komparatif, maka
laporan keuangan lengkap berarti bahwa entitas dalam menyajikan minimum dua
periode untuk setiap laporan keuangan yang disyaratkan dan pada catatan atas
laporan keuangan yang terkait. Laporan keuang minimum terdiri dari yaitu
laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi akhir periode dan
juga catatan atas laporan keuangan yang berisi terkait tambahan dan rincian pos-
3.
3.2
3.3
menghasilkan laba atau keuntungan yang kemudian membuat usaha tersebut dapat
berkembang menjadi lebih besar, tidak terkecuali pada Usaha Lapak yang ada di
Pantai Besusu Kota Palu, dengan menawarkan berbagai macam fasilitas dan
kebutuhan serta tempat strategis dengan suasana di pinggir pantai yang dapat
memikat hati masyarakat Kota Palu maupun pengunjung dari luar Kota Palu.
Dalam memulai menjalankan sebuah usaha maka salah satu hal yang sangat
penting yaitu adanya modal, baik itu modal sendiri ataupun modal pinjaman yang
berasal dari Bank, Non Bank atau pun dari orang lain.
Modal yang cukup atau dengan modal yang lebih besar akan membuat suatu
usaha berjalan dengan lancar dan keuntungan yang telah di rancang dan
diharapkan oleh pedagang pun tentu dapat tercapai. Dalam menjalankan sebuah
30
usaha tentu adanya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan segala aktivitas
sehari-hari agar dapat berjalan dengan lancar, seperti biaya sewa tempat, biaya
listrik dan air, gaji karyawan, biaya jasa angkut sampah dan biaya lainnya yang
Usaha, Penjualan menjadi salah satu faktor berkembangnya suatu bisnis agar
berkembang lebih besar dan menjadi salah satu tolak ukur usaha apakah usaha
tersebut dapat berjalan dengan lancar atau tidak. Agar dapat meningkatkan
penjualan, yang perlu diterapkan oleh para pedagang agar para pelanggan senang
ramah tamah, tutur bahasa yang baik disertai dengan senyum, inofatif dan juga
bertanggung jawab, karena hal-hal seperti ini termasuk dalam modal dasar dalam
memulai suatu usaha, baik itu usaha kecil maupun usaha besar.
Modal yang dimiliki para pedagang dalam menjalankan usaha, baik itu modal
sendiri ataupun modal pinjaman, biaya operasional dan penjualan menjadi faktor
yang penting dalam meningkatkan laba usaha seperti usaha yang ada di Pantai
Kerangka pemikiran yang telah di uraikan di atas, dapat dilihat pada gambar
berikut.
Modal Usaha
(X1)
Penjualan
(X3) 31
GAMBAR 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN
Keterangan Gambar :
Simultan
Parsial
1.4.1
keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan juga modal saham tertentu Gitman
(2015). Laba yang diperoleh setiap usaha berbeda-beda, salah satu faktornya
yaitu modal. Modal usaha awal merupakan komponen utama dalam memulai
sebagai sejumlah uang yang akan digunakan dalam menjalankan aktivitas bisnis.
sebuah bisnis. Namun yang perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha
sangat dibutuhkan. Hanya saja perlu diperhatikan pula pengelolaan modal dengan
cara yang optimal, sehingga bisnis yang sedang dijalankan dapat berjalan dengan
lancar. selain modal, biaya operasional juga dapat mempengaruhi laba usaha.
32
Menurut J, Pitriani, dkk (2020) biaya operasional merupakan biaya yang
melewati proses produksi yang cukup panjang dan produk harus sampai kepada
itu, penjualan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laba.
terkait harga demi menguntungkan bagi kedua belah pihak. Karena semakin tinggi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aslichah, dkk (2018) dan Irawan (2016)
menunjukkan bahwa secara positif dan signifikan modal usaha dan penjualan
berpengaruh terhadap laba usaha. Dalam penelitian Susilawati & Mulyana (2018)
laba bersih. Sedangkan hasil penelitian dari Hafizi (2014) menunjukkan bahwa
modal kerja dan biaya bahan baku secara simultan berpengaruh signifikan
dan penjualan dapat mempengaruhi laba pada perusahaan. Karena jika modal
yang dimiliki perusahaan cukup tinggi dan biaya-biaya yang dikeluarkan rendah,
serta melakukan penjualan yang cukup banyak maka laba yang diperoleh
33
perusahaan semakin tinggi. tingginya laba yang diperoleh secara terus menerus
2.9.2 Pengaruh Modal Usaha terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu
Kota Palu
pemilik usaha sendiri maupun dari pinjaman. Modal sendiri jumlahnya terbatas,
artinya untuk memperoleh modal dalam jumlah tertentu sangat tergantung dari
pemilik dan jumlahnya relatif terbatas. Selain modal sendiri atau pinjaman, juga
bisa menggunakan modal usaha berbagi kepemilikan usaha dengan orang lain.
Hasil penelitian yang dilakukan Aslichah, dkk (2018) dan Irawan (2016)
laba usaha. Sedangkan hasil penelitian dari Rahmatia, dkk (2018) menunjukkan
bahwa modal usaha secara langsung berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap laba usaha, sedangkan secara tidak langsung berpengaruh positif dan
sejumlah uang atau barang yang akan digunakan untuk memulai sebuah usaha.
Modal usaha dapat bersumber dari modal sendiri ataupun dari pinjaman orang
34
lain. Semakin besar modal usaha yang dimiliki maka pendapatan yang akan
diperoleh usaha juga semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika modal
usaha kecil maka pendapatan usaha yang akan diperoleh juga menurun.
kegiatan operasional usaha. Menurut Jopie Jusuf (2014:41) biaya operasional atau
biaya usaha merupakan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan produk
Hasil penelitian dari Susilawati & Mulyana (2018) membuktikan bahwa biaya
operasional (X) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih (Y).
Begitupun dengan hasil penelitian dari Fahmi Nur, dkk (2020) yang menunjukkan
bahwa biaya operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih.
Sedangkan hasil penelitian dari Casmadi & Azis (2019) menunjukkan bahwa
35
usaha agar dapat berjalan secara terus menerus. Biaya operasional merupakan
salah satu komponen utama yang harus ada dalam perhitungan pendapatan serta
menjadi komponen yang penting dalam menilai keadaan finansial pada setiap
perusahaan. Jika biaya operasional pada perusahaan tinggi maka laba yang
diperoleh akan rendah, begitu juga sebaliknya jika biaya operasional pada
Kota Palu
penjualan tatap muka merupakan interaksi yang dilakukan antar individu, saling
pihak.
Hasil penelitian dari Susilawati & Mulyana (2018) menunjukkan bahwa secara
Sedangkan dari hasil penelitian Irawan (2016) dan Aslichah, dkk (2018)
usaha.
aktivitas usaha yang dilakukan antara penjual dan pembeli untuk mencapai sebuah
36
tujuan yang saling menguntungkan. Dalam usaha, banyaknya pendapatan
bersumber dari banyaknya penjualan. Karena semakin banyak produk yang dijual
maka semakin banyak pula pendapatan yang akan diterima oleh usaha tersebut.
Oleh karena itu, setiap usaha berlomba-lomba dalam melakukan penjualan guna
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Modal
independen (X2), Penjualan sebagai variabel independen (X3) dan Laba usaha
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis penelitian
diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga pada
Penelitian ini juga menggunakan studi cross section karena seluruh variabel
penelitian diukur dan juga diamati pada waktu yang sama sehingga akan lebih
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisas. Jadi,
38
menurut fakta yang ada. Sedangkan pendekatan verifikatif menurut Sugiyono
tujuan untuk mengetahui suatu hubungan kausalitas antara variabel melalui suatu
ini melalui deskripsi data yang didapatkan dari penelitian sebagai verifikasi ulang.
penelitian yang dilakukan dengan metode cross sectional (Cross Section Method),
Adapun lokasi penelitian yaitu pada Lapak Usaha di Pantai Besusu Kota
Palu, waktu penelitian dimulai dari observasi pada bulan Mei dan penelitian pada
Jenis data terbagi menjadi dua yang di jelaskan Suharsaputra (2018) yaitu :
a. Data kualitatif
kata tertulis maupun lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati.
b. Data kuantitatif
39
Data kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan berupa
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer. Data
kelompok fokus, dan panel, atau juga data dari hasil wawancara peneliti dengan
narasumber. Data primer yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi.
(Sujarweni V. W., 2015). Data primer dari penelitian ini berupa wawancara
langsung, hasil survei dan kuesioner yang disebarkan kepada responden yaitu para
Untuk memperoleh data pada penelitian ini, maka metode yang akan
daftar pernyataan/pertanyaan atau daftar isian tentang objek yang diteliti (populasi
atau sampel). Kemudian kuesioner yang telah dibuat tersebut disebarkan dan diisi
oleh Lapak di Besusu Kota Palu selaku responden. Teknik ini dijalankan karena
keaslian buktinya.
3.6.1 Populasi
40
Populasi merupakan seluruh kumpulan dari komponen (orang, kejadian,
Adapun populasi pada penelitian ini yaitu seluruh Lapak Cafe di Pantai Besusu
Kota Palu yang dapat dilihat berjumlah 37 Lapak usaha makanan dan minuman.
Terdapat 32 lapak cafe yang setiap hari berjualan dan 5 lapak cafe tidak berjualan
setiap hari.
3.6.2 Sampel
pertimbangan tertentu atau melalui seleksi khusus (Siyoto, 2015). Adapun kriteria
yang digunakan pada Lapak di Pantai Besusu Kota Palu yaitu lapak usaha yang
independent) yaitu Modal Usaha (X1), Biaya Operasional (X2), Penjualan (X3) dan
suatu usaha. Modal usaha dapat dikeluarkan dengan uang atau harta benda
berupa barang dan lain sebagainya yang dapat menghasilkan sesuatu sehingga
41
dapat menambah kekayaan agar dapat membantu jalannya usaha. Modal usaha
dapat berasal dari uang sendiri ataupun pinjaman dari orang lain. Modal usaha
terdiri dari Capital Expenses (belanja modal) dan Operational Expenses (biaya
usaha untuk mendapatkan aset tetap yang masa manfaatnya lebih dari satu
barang dagang, sewa tempat, dll, Berikut rumus untuk menghitung modal
dengan lancar seperti biaya sewa usaha, gaji karyawan, biaya listrik, air dan
c. Penjualan (X3)
pembeli baik itu secara online ataupun secara offline dan dengan adanya
42
Penjualan = Pendapatan
kegiatan tersebut dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Berikut rumus
berikut :
yang ada pada usaha tersebut. Berikut rumus untuk menghitung laba bersih
Tabel 3.1
Matriks Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Modal Usaha
(X1) Modal Usaha = Belanja Modal + Rasio
Menurut Biaya Operasional
Suryana (2021)
Biaya Operasional
(X2) Biaya Operasional = Biaya Penjualan + Biaya Rasio
Menurut Administrasi dan Umum
Wardiyah (2017)
Penjualan
(X3) Rasio
Menurut Penjualan = Pendapatan
Syaiful Bahri
(2016)
Laba Usaha
(Y)
Menurut Laba Bersih = Pendapatan – Beban Rasio
Indra Mahardika
Putra (2017)
43
Sumber: Data olahan penulis, 2022.
Pengukuran untuk variabel bebas atau variabel independen (X) dan variabel
terikat atau variabel dependen (Y) dalam penelitian ini penulis menggunakan
skala Rasio. Skala rasio memiliki semua sifat yang ada pada skala interval
ditambah satu sifat lain, yaitu dapat memberikan keterangan tentang nilai absolut
dari obyek yang diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan
tertentu, dan juga bisa dibandingkan (Siagian & Sugiarto, 2006, hal. 22-23).
yang telah dikemukakan di atas, maka penulis melakukan analisis data yaitu
sebagai berikut :
penyusunan dan juga penyajian ringkasan dari data penelitian. Data-data tersebut
harus diringkas dengan baik dan juga teratur, baik dalam bentuk tabel ataupun
dalam presentasi grafik dan juga sebagai dasar untuk berbagai pengambilan
keputusan.
karena terdapat empat variabel independen (modal usaha, biaya operasional, biaya
44
Menurut Sanusi (2011:134) menjelaskan bahwa regresi linier berganda pada
menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau
lebih variabel bebas. Berikut rumus persamaan dari regresi linier berganda :
Keterangan :
yang dipengaruhi
a = Konstanta
b1 b2 b3 = Koefisien regresi
e = Error
Dimana :
Y = Laba Usaha
X1 = Modal Usaha
X2 = Biaya Operasional
X3 = Penjualan
45
a = Konstanta
e = Error
dalam pengujian model regresi pada penelitian ini yang dapat diatasi dengan
berikut :
1. Uji Normalitas
variabel yang diteliti mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas
dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
(Ghozali, 2018).
2. Uji Multikolinearitas
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
yaitu yang tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2018, hal.
107).
46
Uji multikolinearitas dapat dideteksi dengan cara melihat nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan bahwa setiap
multikolinearitas dibuktikan dengan nilai VIF dan nilai dari tolerance. Jika hasil
pengujian menyatakan bahwa nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 dapat
VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka dapat dinyatakan bahwa terjadi
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji terkait sama atau tidak
varian dari residual dari observasi yang dengan observasi yang lainnya. Apabila
Homoskedastisitas dan apabila variansnya berbeda atau tidak sama maka akan
terjadinya heteroskedastisitas.
(ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar pada bagian bawah
maupun bagian atas pada titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak memiliki
pola yang teratur, sedangkan heteroskedastisitas akan terjadi jika pada scatterplot
47
titik-titiknya memiliki pola yang teratur baik itu menyempit, melebar ataupun
(Y). Nilai koefisien determinasi adalah antara nilai 0 (nol) dan nilai 1 (satu).
(Ghozali, 2018).
variabel tersebut dipergunakan oleh varians variabel bebas, atau dengan kata
lain seberapa besar variabel bebas (X) dipengaruhi variabel terikat (Y) dengan
d = r2 x 100%
Keterangan :
d = Koefisien Determinasi
2. Uji t (Parsial)
48
Uji t ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari
dependen (Y) yang di uji pada tingkat yang nilai signifikansi 0,05 (Sugiyono,
Uji statistik ini dilakukan guna untuk menguji apakah variabel bebas (X)
secara individual memiliki hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel
terikat (Y). Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel bebas (X) dengan
variabel terikat (Y). Menurut Sugiyono (2018, hal. 184) uji parsial dapat dihitung
r √ n−2
t=
√1−r 2
keterangan :
n = jumlah sampel
independen (X) yang dimasukkan dalam model regresi linier secara bersama-
49
sama terhadap variabel dependen (Y) yang di uji pada tingkat signifikan 0,05
Kriteria Pengujian :
dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2018, hal. 192) yatu sebagai
berikut :
Fhitung = R2/k
(1-R2)/(n-k-1)
Keterangan :
50
5
terdiri dari 37 lapak usaha. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh sampel penelitian sebanyak 32 lapak usaha yang setiap hari berjualan.
Deskripsi dan data mengenai responden diperoleh dari Lapak Pantai Besusu Kota
Tabel 4.1
Deskripsi Kuesioner Penelitian
Kuesioner yang Kuesioner yang Kuesioner yang Kuesioner yang
disebarkan tidak kembali gugur dapat diolah
32 0 0% 0 0% 32 100%
Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)
tergolong baik. Dimana dari semua kuesioner yang disebar tidak ada yang
dinyatakan gugur. Hal ini karena peneliti selalu mendampingi responden dalam
1.3
2.3
3.3
4.1
51
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kondisi data yang ada
independen terdiri dari Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan dan
variabel dependen Laba Usaha. Pada statistik ini menyajikan jumlah data, nilai
minimum, nilai maximum, nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar
deviation) dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun hasil statistik
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Modal usaha 32 10000000 40000000 16890625.00 6838852.921
Biaya operasional 32 400000 4890000 2373750.00 1087761.092
Penjualan 32 10200000 26200000 18421875.00 4041297.650
Laba usaha 32 6510000 17528000 10931625.00 2921913.180
Valid N (listwise) 32
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel Modal Usaha memiliki
nilai minimum 10.000.000 dan nilai maximum 40.000.000. dengan nilai rata-rata
Untuk variabel Penjualan memiliki nilai minimum 10.200.000 dan nilai maximum
52
dan nilai maximum 17.528.000 dengan nilai rata-ratanya 10.931.625,00 dan
Dalam penelitian ini memiliki variabel independen lebih dari satu, maka
metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda (multiple linier
regression). Hasil uji regresi linier berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS
Tabel 4.3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1905979.060 927684.694 -2.055 .049
Modal usaha .078 .035 .183 2.213 .035
Biaya operasional -.669 .252 -.249 -2.649 .013
Penjualan .711 .072 .984 9.909 .000
Konstanta = -1905979.060 Fhitung = 70.158 Sig F = 0,000
Multiple-R = 0,939 Adjusted R Square = 0,870 a = 0,05
53
Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dari tabel coefficients diatas
maka dapat dijelaskan pengaruh antara variabel Modal Usaha (X1), Biaya
Operasional (X2) dan Penjualan (X3) terhadap Laba Usaha (Y). Untuk lebih
Modal Usaha (X1), Biaya Operasional (X2) dan Penjualan (X3) dianggap
2. Koefisien regresi Modal Usaha (X1) sebesar 0,078 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan laba usaha yang sebesar 0,078. Hasil tersebut bernilai positif yang
artinya terjadi hubungan yang positif antara modal usaha dengan laba usaha,
yaitu dimana semakin besar modal usaha maka akan semakin besar pula laba
penurunan pada laba usaha yang sebesar -0,669. Hasil tersebut bernilai negatif
yang artinya terjadi hubungan yang negatif antara biaya operasional dengan
laba usaha, yaitu dimana semakin besar biaya operasional pada usaha maka
Laba Usaha sebesar 0,711. Hasil tersebut bernilai positif yang artinya terjadi
54
hubungan yang positif antara penjualan dengan laba usaha, yaitu dimana
semakin besar penjualan maka semakin besar pula laba usaha yang diperoleh.
Gambar 4.1
55
Hasil Uji Normalitas
regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi antar variabel independen. Jika
sehingga model regresi ini tidak bisa digunakan. Apabila nilai pada tolerance >
0,1 dan nilai pada VIF < 10, artinya tidak ada multikolinearitas antar variabel
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat
bahwa, variabel modal usaha diperoleh nilai tolerance 0,614 dengan nilai VIF
56
1,628, pada variabel biaya operasional diperoleh nilai tolerance 0,475 dengan
nilai VIF 2,104 dan pada variabel penjualan diperoleh nilai tolerance 0.425
dengan nilai VIF 2,351. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
tolerance pada setiap variabel > 0,10 dan nilai VIF setiap variabel < 10.
lainnya. Jika residual memiliki varian yang tidak sama atau berbeda maka disebut
heterokedastisitas, dan jika residual memiliki varian yang sama maka dapat
dari heterokedastisitas :
Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas
57
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)
Berdasarkan gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar tidak teratur dan
tidak membentuk sebuah pola yang jelas. Dan dapat dilihat bahwa titik-titik pada
gambar tersebar secara baik yaitu tersebar diatas maupun dibawah angka 0 yang
disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi adanya heterokedastisitas
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
Model R R Square
1 .939 a
.883 .870 1053484.981 2.069
a. Predictors: (Constant), Penjualan, Modal usaha, Biaya operasional
b. Dependent Variable: Laba usaha
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)
Pada tabel diatas diketahui besarnya nilai korelasi/ hubungan Multiple R yaitu
sebesar 0,939 dan nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0,870. Nilai ini
menunjukkan bahwa variabel Modal Usaha (X1), Biaya Operasional (X2) dan
58
Penjualan (X3) mempengaruhi Laba Usaha (Y) sebesar 0,870 atau 87%.
yang signifikan terhadap variabel dependen (laba usaha). Berdasarkan Uji F sesuai
Tabel 4.6
Hasil Uji Simultan (Uji –F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Total 264664875500000.000 31
dan tingkat signifikan 0,000 < tarif kepercayaan 0,05. Nilai Fhitung > Ftabel dengan
sampel (n) = 32; jumlah variabel (k) = 3; taraf signifikan α = 5% (0,05); degree of
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal usaha, biaya operasional dan
59
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa modal usaha, biaya operasional dan
(Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan) secara individu apakah variabel
Tabel 4.7
Uji Parsial (Uji-t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1905979.060 927684.694 -2.055 .049
Modal usaha .078 .035 .183 2.213 .035
Biaya -.669 .252 -.249 -2.649 .013
operasional
Penjualan .711 .072 .984 9.909 .000
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)
Terlihat pada tabel 4.7 diatas bahwa thitung untuk variabel Modal Usaha
sebesar 2,213 dengan nilai sig sebesar 0,035 dan pada variabel Biaya Operasional
diperoleh nilai thitung sebesar -2,649 dengan nilai sig sebesar 0,013 sedangkan thitung
pada variabel Penjualan sebesar 9,909 dengan nilai sig sebesar 0,000. Untuk
mengetahui nilai ttabel yaitu (α/2 ; n – (k+1)) = (0,05/2; 32 – (3+1)) = (0,025 ; 28) =
2,048. Sehingga dari hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 diatas dapat
60
1. Pengaruh Modal Usaha Terhadap Laba Usaha ( H 2 : modal usaha berpengaruh
usaha terhadap laba usaha. Hasil uji t menunjukkan jika modal usaha memiliki
thitung sebesar 2,213 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 (sig < 0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa variabel modal usaha memiliki nilai regresi dengan
arah yang positif. Dengan demikian, jika 2,213 > 2,048 (thitung > ttabel), maka
0,013 ( sig < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel biaya operasional
memiliki nilai regresi dengan arah negatif . dengan demikian, jika -2,649 >
-2,048 (-thitung > -ttabel), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial biaya
H3 diterima.
laba usaha )
61
memiliki thitung sebesar 9,909 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (sig <
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel penjualn memiliki nilai regresi
dengan arah positif. Dengan demikian, jika 9,909 > 2,048 (thitung > ttabel), maka
operasional dan penjualan terhadap laba usaha, maka ada beberapa hal yang
signifikan secara simultan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota
Palu. Hal ini menunjukkan bahwa Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan
Modal usaha yang baik adalah modal usaha yang setiap tahunnya mengalami
kenaikan, karena meningkatnya modal pada usaha dapat berdampak baik untuk
laba usaha. Modal usaha sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha agar usaha
Jika modal usaha sudah sesuai dan terpenuhi, maka usaha tersebut memiliki
kemampuan untuk memenuhi segala kewajiban dengan tepat pada waktunya dan
62
dapat mempersiapkan persediaan yang cukup serta dapat meningkatkan jumlah
produksi barang dagang agar keinginan para konsumen dapat tercapai dengan
pada setiap usaha harus lebih kecil dari pendapatan yang masuk. Biaya
dimana biaya-biaya tersebut seperti listrik, gaji karyawan, jasa angkut sampah, dll.
Selain itu setiap usaha juga harus dapat memperoleh penjualan yang banyak,
karena penjualan juga merupakan salah satu faktor untuk memperoleh laba yang
cara agar dapat memperoleh penjualan yang banyak yaitu dengan cara
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan agar para pelanggan puas dan
akan kembali lagi untuk membeli dilapak tersebut. Dengan adanya penjualan yang
tinggi akan membuat pendapatan yang masuk semakin banyak sehingga laba yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Aslichah, dkk (2018) yang mengatakan bahwa secara simultan antara pengaruh
modal usaha dan penjualan terhadap laba usaha diperoleh hasil bahwa secara
positif dan signifikan modal usaha dan penjualan berpengaruh terhadap laba
usaha. Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan Susilawati dan Mulyana
63
4.6.2 Pengaruh Modal Usaha Terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu
Kota Palu
digunakan untuk menjalankan usaha. Modal usaha itu sendiri dapat diperoleh dari
modal sendiri ataupun dari pinjaman bank, koperasi maupun pinjaman dari orang
dengan baik, ramah tamah, bersih dan juga bertanggung jawab. Hal tersebut
dilakukan agar para pelanggan puas terhadap pelayanan usaha dan tertarik datang
kembali untuk membeli. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus maka akan
lebih banyak. Usaha dapat dikatakan berjalan dengan baik jika memiliki modal
yang cukup dan memadai serta dapat menghasilkan laba yang besar. Oleh karena
itu, dalam pengelolaan modal perlu diperhatikan secara optimal agar bisnis yang
dijalankan dapat berjalan dengan lancar. Pada hasil penelitian ini menunjukkan
Walaupun modal yang dimiliki tidak begitu besar, namun para pemilik usaha
dapat memperoleh laba yang dapat membantu perputaran modal sehingga usaha
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif
dan signifikan antara Modal Usaha terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu
Kota Palu, artinya semakin besar modal yang dimiliki usaha, maka semakin besar
pula laba usaha yang diterima. Begitupun sebaliknya, semakin kecil modal yang
dimiliki usaha maka semakin kecil pula laba usaha yang diterima. Modal yang
64
besar akan membuat usaha semakin besar dan perlengkapan yang dibutuhkan
usaha terlengkapi dan menu-menu yang dijual pun semakin banyak sehingga
pendapatan yang akan diterima usaha semakin banyak, dengan begitu maka laba
usaha pun ikut meningkat. Meningkatnya laba usaha dapat membantu usaha
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aslichah,
dkk (2018) menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh positif dan signifikan
terhadap laba usaha. Begitupun dengan hasil penelitian dari Irawan (2016) yang
laba usaha.
menjalankan segala aktivitas usaha setiap hari agar dapat berjalan dengan lancar.
biaya operasional pada usaha terdiri dari biaya sewa, gaji karyawan, biaya listrik,
rendahnya laba yang diperoleh setiap usaha. Meningkatnya laba usaha jika dapat
besarnya biaya pada usaha dapat mengurangi laba atau dapat membuat usaha
mengalami kerugian. Namun, dengan biaya yang kecil dapat membantu usaha
65
berjalan dengan lancar serta berkembang lebih baik karena meningkatnya
negatif dan signifikan antara Biaya Operasional terhadap Laba Usaha di Lapak
Pantai Besusu Kota Palu, artinya semakin besar biaya operasional yang
dikeluarkan pada usaha, maka semakin kecil pula laba yang akan diterima.
maka laba yang diterima semakin besar. Dalam hal ini, para pemilik usaha harus
berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati &
negatif dan signifikan terhadap laba bersih (Y). Begitupun dengan hasil penelitian
dari Fahmi Nur, dkk (2020) yang menunjukkan bahwa biaya operasional
penelitian yang dilakukan oleh Casmadi & Azis (2019) yang menunjukkan bahwa
Kota Palu
Penjualan merupakan kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan oleh dua
66
memperoleh keuntungan yang banyak, pelaku usaha harus melakukan segala
upaya agar dapat meningkatkan penjualannya dengan cara menarik perhatian para
pengunjung untuk membeli. Dengan adanya penjualan yang tinggi maka dapat
positif dan signifikan antara Penjualan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai
Besusu Kota Palu, artinya semakin tinggi penjualan yang diperoleh maka semakin
tinggi pula laba yang diperoleh usaha. begitupun sebaliknya, semakin kecil
penjualan yang diperoleh maka laba usaha juga semakin kecil. Meningkatnya
penjualan akan memasukkan pendapatan yang lebih banyak sehingga laba usaha
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu
Kota Palu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati &
Mulyana (2018) yang menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial penjualan
memiliki pengaruh terhadap laba bersih. Begitupun dengan hasil penelitian dari
Irawan (2016) dan Aslichah, dkk (2018) yang menunjukkan bahwa penjualan
67
BAB V
5.1 Kesimpulan
Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan terhadap Laba Usaha di
Lapak Pantai Besusu Kota Palu, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut :
signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu. Artinya
semakin besar modal yang dikeluarkan setiap usaha dan biaya yang
dikeluarkan semakin kecil serta penjualan yang diperoleh semakin besar maka
laba usaha yang diperoleh akan semakin besar. Semakin besar laba yang
diperoleh dapat membantu usaha tersebut berkembang lebih besar atau lebih
baik lagi.
2. Modal Usaha dan Penjualan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu. Artinya semakin
besar modal usaha dan penjualan maka semakin besar pula laba usaha yang
signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu. Artinya
semakin besar biaya operasional yang dikeluarkan pemilik usaha maka laba
usaha yang diterima akan semakin kecil sehingga akan mengakibatkan usaha
68
5.2 Saran
yang diperoleh, maka saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :
seperti Lama Usaha terhadap Laba Usaha agar mendapatkan hasil penelitian
Laba Usaha.
yaitu data ini diambil bukan dari laporan keuangan, tetapi melalui kuesioner
69
DAFTAR PUSTAKA
70
Purnawati, I. G. A. (2020). Akuntansi Koperasi dan UMKM. Depok: PT
RajaGrafindo Persada.
Putra, I. M. (2017). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Quadrant.
Rahmatia, Madris, & Nurbayani, S. U. (2018). Pengaruh Modal Usaha, Tenaga
Kerja Dan Lama Usaha Terhadap Laba Usaha Mikro Di Kota Palopo
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen, 43.
Sadeli, H. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Satriani, D., & Kusuma, V. V. (2020). Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan
Harga Pokok Penjualan Terhadap Laba Penjualan. JIMEA (Jurnal Ilmiah
Mea(Manajemen,Ekonomi Dan Akuntansi), 438-453.
Setiawan, W. (2019, september 24). Pengertian dan Contoh Laporan Keuangan
Sederhana. Dipetik mei 27, 2022, dari akuntanmuslim.com:
https://akuntanmuslim.com/laporan-keuangan-sederhana/#:~:text=Pengerti
an%20Laporan%20Keuangan%20Sederhana&text=Laporan%20keuangan
%20sederhana%20merupakan%20sebuah,memiliki%20istilah%2Distilah
%20yang%20rumit.
Siagian, D., & Sugiarto. (2006). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi
(Ketiga ed.). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Cv. In Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sujarweni, V. W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sujarweni, V. W. (2015). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sunyoto, D. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Suprapto, R., & Azizi, M. W. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran.
Ponorogo: Myria Publisher.
Suryana, D. (2021). Memulai Usaha Dari Awal. Bandung.
Susilawati, E., & Mulyana, A. (2018). Pengaruh Penjualan dan Biaya Operasional
terhadap Laba Bersih PT.Indocement Tunggal Prakarsa (Persero) Tbk
Periode 2010-2017. Jurnal Saintifik Manajemen dan Akuntansi, 82-96.
Tobing, A. (2021, november 26). https://www.oyindonesia.com/blog/sumber-
pendanaan-untuk-modal-usaha-umkm. Dipetik maret 18, 2022, dari
oyindonesia.com: https://www.oyindonesia.com/blog/sumber-pendanaan-
untuk-modal-usaha-umkm
71
Wardiyah, M. L. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Cv Pustaka Setia.
Wijaya, T. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
72
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
73
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/I sebagai Responden
Di_
Tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Dengan hormat, sehubungan penelitian untuk skripsi pada strata 1 (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako Jurusan Akuntansi yang
berjudul: Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan Terhadap
Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu”, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sekitar 10-15 menit untuk mengisi kuesioner
ini.
Bapak/Ibu dimohon membaca petunjuk pengisian kuesioner dan
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan yang dirasakan/dialami selama ini.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini karena
hanya menanyakan terkait apa yang terjadi pada usaha bapak/ibu. Jawaban dan
identitas responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
yang akan dijaga kerahasiaannya. Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung
pada perhatian dan kesungguhan Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini.
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner penelitian
ini, dengan rendah hati saya ucapkan terima kasih
74
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Pemilik Café (Jika Berkenan) :
Nama Café :
Umur :
Jenis Kelamin :
Lama Usaha :
Pendidikan Terakhir (jika berkenan) :
3. Berapa biaya listrik yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
4. Berapa biaya air yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
5. Berapa biaya jasa angkut sampah yang anda keluarkan untuk menjalankan
usaha ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
6. Berapa biaya wifi yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
7. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membayar gaji karyawan ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
8. Berapa jumlah karyawan yang anda miliki ?
75
Jawaban :………………………………….………………………….
9. Berapa biaya peralatan yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini?
Jawaban :……………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
10. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli barang dagangan usaha
ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
Penjualan (X3)
11. Berapa banyak penjualan yang anda peroleh dalam kegiatan usaha ini ?
Jawaban :………………………………….………….(Bulan/Minggu/Hari)
Laba Usaha (Y)
12. Berapa banyak keuntungan yang anda dapatkan dalam kegiatan usaha ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
76
LAMPIRAN II
DAFTAR SAMPEL
77
Daftar Sampel
No Nama Biaya
. Usaha Modal Usaha Operasional Penjualan Laba Usaha
1. café bone to Rp40.000.000 Rp3.790.000 Rp22.900.000 Rp13.910.000
Café
2. Bintang Rp25.000.000 Rp4.890.000 Rp26.200.000 Rp15.260.000
3 Café Ayhu Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp25.400.000 Rp17.460.000
4 Café Annisa Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp21.600.000 Rp14.910.000
5 Café Ibra Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp20.300.000 Rp12.360.000
Café Mekar
Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp21.600.000 Rp13.660.000
6 Baru
7 Café Maros Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp19.600.000 Rp12.410.000
8 Cafe Febby Rp20.000.000 Rp1.450.000 Rp24.900.000 Rp17.528.000
Cahaya
Rp20.000.000 Rp1.370.000 Rp17.800.000 Rp10.830.000
9 Sinjai
Cafe
Rp20.000.000 Rp2.600.000 Rp20.200.000 Rp11.264.000
10 Billabong
Café Dua
Rp20.000.000 Rp1.290.000 Rp19.600.000 Rp11.510.000
11 Putri
12 Café Jamal Rp20.000.000 Rp400.000 Rp13.500.000 Rp8.290.000
Zerlia Irmah
Rp15.000.000 Rp1.440.000 Rp13.200.000 Rp8.710.000
13 Ziding
14 Aqyu Rp15.000.000 Rp3.390.000 Rp19.000.000 Rp8.810.000
15 Nurma Café Rp15.000.000 Rp3.390.000 Rp17.000.000 Rp8.410.000
16 café flora Rp15.000.000 Rp2.790.000 Rp19.000.000 Rp10.910.000
17 caffe abison Rp15.000.000 Rp2.790.000 Rp17.000.000 Rp8.910.000
18 caffe nurul Rp15.000.000 Rp2.790.000 Rp17.000.000 Rp9.660.000
café padaidi
Rp15.000.000 Rp2.190.000 Rp18.300.000 Rp9.310.000
19 777
20 Café Ashya Rp14.000.000 Rp2.290.000 Rp18.400.000 Rp11.560.000
21 Café Yunda Rp13.000.000 Rp3.390.000 Rp19.600.000 Rp10.510.000
22 Café Dea Rp13.000.000 Rp3.140.000 Rp21.600.000 Rp13.160.000
23 café abdika Rp12.000.000 Rp2.340.000 Rp18.500.000 Rp10.860.000
24 café abidzar Rp12.000.000 Rp1.890.000 Rp19.600.000 Rp12.410.000
25 Café Aliya Rp11.500.000 Rp2.340.000 Rp22.800.000 Rp12.000.000
26 cafe mita Rp10.000.000 Rp1.290.000 Rp10.200.000 Rp6.510.000
Es kelapa
Rp10.000.000 Rp400.000 Rp12.000.000 Rp7.150.000
27 muda alfais
Larisa
28 manis Rp10.000.000 Rp400.000 Rp12.000.000 Rp6.900.000
tanjung
29 café pojok Rp10.000.000 Rp1.290.000 Rp11.100.000 Rp6.610.000
30 café dwi Rp10.000.000 Rp1.890.000 Rp16.200.000 Rp9.010.000
78
Lanjutan Tabel Data Sampel
31 Café Vano Rp10.000.000 Rp1.890.000 Rp17.000.000 Rp11.310.000
Café
Rp10.000.000 Rp1.890.000 Rp16.400.000 Rp7.710.000
32 Cibong
79
LAMPIRAN III
HASIL UJI SPSS
80
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Modal usaha 32 10000000 40000000 16890625.00 6838852.921
Biaya operasional 32 400000 4890000 2373750.00 1087761.092
Penjualan 32 10200000 26200000 18421875.00 4041297.650
Laba usaha 32 6510000 17528000 10931625.00 2921913.180
Valid N (listwise) 32
Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Penjualan, Modal . Enter
usaha, Biaya
operasionalb
a. Dependent Variable: Laba usaha
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .939a .883 .870 1053484.981 2.069
a. Predictors: (Constant), Penjualan, Modal usaha, Biaya operasional
b. Dependent Variable: Laba usaha
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 233589618575065.100 3 77863206191688.360 70.158 .000b
Residual 31075256924934.906 28 1109830604461.961
Total 264664875500000.000 31
a. Dependent Variable: Laba usaha
b. Predictors: (Constant), Penjualan, Modal usaha, Biaya operasional
81
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1905979.060 927684.694 -2.055 .049
Modal usaha .078 .035 .183 2.213 .035 .614 1.628
Biaya -.669 .252 -.249 -2.649 .013 .475 2.104
operasional
Penjualan .711 .072 .984 9.909 .000 .425 2.351
a. Dependent Variable: Laba usaha
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Condition Modal Biaya
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) usaha operasional Penjualan
1 1 3.827 1.000 .00 .01 .01 .00
2 .092 6.464 .19 .01 .45 .01
3 .068 7.514 .04 .90 .22 .01
4 .013 17.055 .77 .08 .32 .98
a. Dependent Variable: Laba usaha
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 5268927.00 16400567.00 10931625.00 2745022.584 32
Std. Predicted Value -2.063 1.992 .000 1.000 32
Standard Error of Predicted 198172.188 701260.813 354565.039 115897.434 32
Value
Adjusted Predicted Value 4998622.50 15823300.00 10941862.50 2767382.001 32
Residual -1705836.375 1763473.000 .000 1001213.086 32
Std. Residual -1.619 1.674 .000 .950 32
Stud. Residual -1.743 1.746 -.004 1.026 32
Deleted Residual -2047421.000 1919453.500 -10237.502 1178205.307 32
Stud. Deleted Residual -1.813 1.817 -.005 1.047 32
Mahal. Distance .128 12.767 2.906 2.800 32
Cook's Distance .000 .365 .048 .082 32
Centered Leverage Value .004 .412 .094 .090 32
a. Dependent Variable: Laba usaha
82
Charts
83
84
LAMPIRAN IV
F TABEL DAN T TABEL
85
Df Sinifikansi Df Siknifikansi
86
0.025 0.05 0.025 0.05
1 12.706 6.314 46 2.013 1.679
2 4.303 2.920 47 2.012 1.678
3 3.182 2.353 48 2.011 1.677
4 2.776 2.132 49 2.010 1.677
5 2.571 2.015 50 2.019 1.676
6 2.147 1.943 51 2.008 1.675
7 2.365 1.8+5 52 2.007 1.675
8 2.306 1.80 53 2.006 1.674
9 2.262 1.863 54 2.005 1.674
10 2.228 1.832 55 2.004 1.673
11 2.201 1.716 56 2.003 1.673
12 2.179 1.792 57 2.002 1.672
13 2.160 1.781 58 2.002 1.672
14 2.145 1.771 59 2.001 1.671
15 2.131 1.763 60 2.000 1.671
16 2.120 1.756 61 2.000 1.670
17 2.110 1.740 62 1.999 1.660
18 2.101 1.744 63 1.998 1.669
19 2.093 1.739 64 1.998 1.669
20 2.086 1.725 65 1.997 1.669
21 2.080 1.721 66 1.997 1.668
22 2.074 1.727 67 1.996 1.668
23 2.069 1.714 68 1.995 1.668
24 2.06. 1.711 69 1.995 1.667
25 2.060 1.718 70 1.994 1.667
26 2.056 1.706 71 1.994 1.667
27 2.052 1.703 72 1.993 1.666
28 2.048 1.701 73 1.993 1.666
29 2.045 1.609 74 1.993 1.666
30 2.042 1.697 75 1.992 1.665
31 2.040 1.696 76 1.992 1.665
32 2.037 1.694 77 1.991 1.665
33 2.035 1.692 78 1.991 1.665
34 2.032 1.691 79 1.990 1.664
35 2.030 1.690 80 1.990 1.664
36 2.028 1.688 81 1.990 1.664
37 2.026 1.687 82 1.989 1.664
38 2.024 1.686 83 1.989 1.663
39 2.023 1.685 84 1.989 1.663
40 2.021 1.684 85 1.988 1.663
41 2.020 1.683 86 1.988 1.663
42 2.018 1.682 87 1.988 1.663
43 2.017 1.681 88 1.987 1.662
44 2.015 1.680 89 1.987 1.662
45 2.014 1.679 90 1.987 1.662
T Tabel
87
88
LAMPIRAN V
BUKTI PENELITIAN
89
Bukti Penelitian
1. Cafe Jamal ( Pak Jamal)
90
5. Cafe Yunda (Ibu Rospita)
91
8. Cafe Aliya ( Ibu Susi Rahmatia)
92