Anda di halaman 1dari 106

PENGARUH MODAL USAHA, BIAYA OPERASIONAL DAN

PENJUALAN TERHADAP LABA USAHA DI LAPAK


PANTAI BESUSU KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Strata Satu (S1) pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tadulako

Oleh :
SASKIA AHMAD
C 301 18 197

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis saya (Skripsi) adalah asli dan belum pernah digunakan untuk

mendapat gelar akademik sarjana, baik di Universitas Tadulako atau di

perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan hasil penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan penguji skripsi.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya, pendapat yang pernah ditulis dan

dipublikasi orang lain, kecuali secara tertulis jelas dicantumkan sebagai acuan

dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi ini.

Palu, 05 Januari 2023


Yang Membuat Pernyataan,

Saskia Ahmad
C 301 18 197

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT dengan segala rahmat,

nikmat, rezeki serta karunia-Nya. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Modal Usaha, Biaya

Operasional dan Penjualan Terhadap Laba Usaha Di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu”. Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir yaitu skripsi

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program Strata 1 pada

program studi akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat

memecahkan persoalan yang muncul dan dapat diatasi dengan baik. Selanjutnya

melalui kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada orang tuaku tercinta yaitu Bapak Ahmad dan Ibu

Darwia yang senantiasa membantu, menyayangi, memberikan dukungan serta doa

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta untuk segala pengorbanan

yang Sudah diberikan untuk kesuksesan anaknya. Dan terima kasih untuk

Saudara–saudaraku (Kakak Arfan Ahmad dan Adik Ilham Heriyawan,

Muhammad Arsya, Anisa), dan juga Kakek, Nenek, Uwa, Aba, Om, Tante,

sepupu saya yang ada dikampung halaman yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan kuliah. Serta terima kasih kepada :

v
1. Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP selaku Rektor Universitas Tadulako.

2. Dr. M. Ikbal A, SE., M.Si, Ak.,CA Selaku Dekan Akademik dan Dr. Fikry

Karim, SE., M.Acc.,Ak Selaku Wakil Dekan Akademik Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Tadulako.

3. Dr. Muhammad Din, SE., M.Si., Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Dr.

Jurana N.S, SE.,MSA. Selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis.

4. Dr. Andi Chairil Furqan, SE., M.Sc.,Ak Selaku Koordinator Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

5. Dr. Muliati, SE.,Ak.,M.Si.,CA selaku Pembimbing I dan Masruddin, SE.,

MSA.,Ak selaku Pembimbing II yang telah bersabar dan bersedia meluangkan

waktunya membimbing dan memberikan arahan kepada peneliti.

6. Dr. Muh. Natsir, SE.,M.Si, Dr. Jamaluddin, SE.,M.Si.,Ak dan Lucyani

Meldawati, SE., M.Acc., Ak, selaku tim penguji yang telah memberikan

banyak masukan dalam perbaikan.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Tadulako yang telah memberikan wawasan keilmuannya selama

ini.

8. Kepada seluruh staf tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Tadulako yang telah membantu sejak awal hingga akhir studi.

9. Kepada Sahabat saya Mirna Devanti, Gompita Sari, Husnulfianti Unus,

teman-teman Himakos dan teman-teman kelas Ak D 2018 yang tidak bisa

vi
disebut satu per satu yang selalu memberikan nasehat-nasehat positif,

motivasi, serta bantuan yang tiada henti-hentinya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat lebih lagi meningkatkan

kemampuan berkarya yang lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan

terima kasih. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat

bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palu, 05 Januari 2023

Saskia Ahmad
C 301 18 197

vii
ABSTRAK

Saskia Ahmad, C 301 18 197. “Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional Dan
Penjualan Terhadap Laba Usaha Di Lapak Pantai Besusu Kota Palu”. Dibimbing
oleh Muliati selaku pembimbing I dan Masruddin selaku pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh modal


usaha, biaya operasional dan penjualan terhadap laba usaha di Lapak Pantai
Besusu Kota Palu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer.
Alat analisis yang digunakan berupa penyebaran kuesioner sebanyak 32 sampel.
Teknik analisa data adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan bantuan
program SPSS 26.0 For Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara
simultan modal usaha, biaya operasional dan penjualan berpengaruh signifikan
terhadap laba usaha. selain itu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal
usaha dan penjualan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
laba usaha, sedangkan biaya operasioanal secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap laba usaha.

Kata Kunci : Modal Usaha, Biaya Operasional, Penjualan dan Laba Usaha.

viii
ABSTRACT

Saskia Ahmad, C 301 18 197. "Effect of Business Capital, Operational Costs and
Sales on Operating Profits in Besusu Beach, Palu City". Supervised by Muliati as
supervisor I and Masruddin as supervisor II.

This study aims to examine and analyze the effect of working capital,
operating costs and sales on operating profits in Besusu Beach, Palu City. The
data used in this study is primary data. The analytical tool used in the form of
distributing questionnaires as many as 32 samples. The data analysis technique is
Multiple Linear Regression Analysis with the help of SPSS 26.0 For Windows
program. The results of this study indicate that simultaneously operating capital,
operating costs and sales have a significant effect on operating profit. In addition,
the results of this study indicate that operating capital and sales partially have a
positive and significant effect on operating profit, while operating costs partially
have a negative and significant effect on operating profit.

Keywords: Business Capital, Operating Costs, Sales and Operating Profit.

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................viii
ABSTRACT........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................7
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................9
2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................................9
2.2 Usaha Mikro Kecil (UMK).................................................................18
2.3 Modal Usaha.......................................................................................19
2.4 Biaya Operasional...............................................................................21
2.5 Penjualan.............................................................................................22
2.6 Laba Usaha..........................................................................................25
2.7 Laporan Keuangan Sederhana............................................................28
2.8 Kerangka Pemikiran...........................................................................30
2.9 Hipotesis.............................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN................................................................38

3.1 Objek Penelitian..................................................................................38


3.2 Jenis Penelitian...................................................................................38

x
3.3 Lokasi dan waktu penelitian...............................................................39
3.4 Jenis dan Sumber Data........................................................................39
3.4.1. Jenis Data..............................................................................39
3.4.2. Sumber data...........................................................................40
3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................................40
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian..........................................................40
3.6.1 Populasi.................................................................................40
3.6.2 Sampel...................................................................................41
3.7 Operational Variabel Penelitian..........................................................41
3.8 Teknik Analisis Data..........................................................................44
3.8.1 Statistik Deskriptif................................................................44
3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda.........................................44
3.8.3 Uji Asumsi Klasik.................................................................46
3.8.4 Uji Analisis Hipotesis...........................................................48
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................................51

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian...................................................51


4.2 Analisis Deskriptif..............................................................................51
4.3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda......................................................52
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik.....................................................................55
4.4.1. Uji Normalitas.......................................................................55
4.4.2. Uji Multikolinearitas.............................................................56
4.4.3. Uji Heterokedastisitas...........................................................57
4.5 Uji Hipotesis.......................................................................................58
4.5.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)............................................58
4.5.2. Uji Simultan (Uji-F)..............................................................59
4.4.3. Uji Parsial (Uji-t)...................................................................60
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian..............................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................68
5.1 Kesimpulan.........................................................................................68
5.2 Saran...................................................................................................69
5.3 Keterbatasan Penelitian.......................................................................69

xi
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................70
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu.......................................................13

Tabel 3.1 Matriks Operasional Variabel...........................................................43

Tabel 4.1 Deskripsi Kuesioner Penelitian........................................................51

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif............................................................52

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Linear Berganda..................................................53

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas...............................................................56

Tabel 4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi......................................................58

Tabel 4.6 Hasil Uji Simultan (Uji F)................................................................59

Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (Uji t..................................................................60

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran......................................................................31

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas......................................................................55

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas.........................................................57

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Tabel Sampel

Lampiran II Kuesioner Penelitian

Lampiran III Hasil Uji Spss

Lampiran IV F Tabel dan T Tabel

Lampiran V Bukti Penelitian

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan oleh individu maupun

organisasi yang melibatkan sebuah proses pembuatan, pembelian, penjualan, atau

pertukaran barang ataupun jasa dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Dunia bisnis di Kota Palu pasca gempa menjamur dimana-mana, salah satunya

bisnis dalam bentuk cafe yang didirikan oleh perorangan maupun berkelompok,

baik dari golongan anak muda maupun orang tua, mulai dari cafe besar maupun

cafe kecil yang banyak di temui dipinggir jalan maupun pinggir pantai. Cafe

merupakan usaha kecil yang berada dalam bidang makanan dan minuman yang

akan dikelola secara komersial yang kemudian menu jualannya tersebut

ditawarkan kepada para tamu atau pelanggan. Biasanya jenis-jenis menu makanan

dan minuman yang dijual harganya lebih murah dari harga menu yang ada di

restaurant. Karena cafe hanya menyediakan minuman dan makanan ringan seperti

roti bakar, kentang goreng, pisang goreng, dll.

Usaha Kecil ialah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh perorangan

atau tidak termasuk dalam anak perusahaan ataupun cabang dari perusahaan

utama, yang modal awalnya berasal dari uang pinjaman maupun modal sendiri

dan biasanya usaha tersebut tidak memiliki surat izin untuk menjalankan

usahanya. Dalam proses jual beli, para pemilik usaha tidak melakukan pencatatan

dan memperhatikan untung atau rugi, dan biasanya untung yang diperoleh pemilik

usaha digunakan untuk keperluan pribadi sehingga usahanya tidak dapat

1
berkembang. Usaha yang tidak melakukan pencatatan dapat berakibat bangkrut,

karena pengeluaran yang dilakukan tidak sebanding dengan pemasukan yang

didapatkan. Oleh karena itu, pencatatan keuangan begitu penting dalam

menjalankan sebuah usaha besar maupun usaha kecil agar dapat mengetahui

berapa biaya operasional usaha yang dikeluarkan, berapa laba atau keuntungan

yang diperoleh dan berapa modal yang dipakai untuk membangun usaha tersebut.

Laba, Profit atau yang disebut dengan keuntungan yang merupakan tujuan

utama dan penting dalam menjalankan usaha. Karena banyaknya laba yang

diperoleh diharapkan cukup untuk mempresentasikan kinerja usaha secara

keseluruhan. Laba merupakan hal yang dapat dijadikan sebagai alat dalam

mengukur efisiensi suatu usaha dalam menghasilkan keuntungan, yang kemudian

dapat mengetahui terkait seberapa besar margin usaha bersih dari usaha yang

dijalankan. Jika usaha belum mencapai laba yang telah ditentukan atau bahkan

mengalami penurunan dalam jangka waktu tertentu, maka usaha tersebut dapat

melakukan evaluasi kinerja dan faktor lain agar dapat mempengaruhi. Setiap

usaha memperoleh laba yang berbeda-beda, laba bersih merupakan keuntungan

yang di peroleh dari selisih harga penjualan dikurangi dengan biaya-biaya usaha.

Jika penjualan yang didapatkan lebih besar dan biaya yang dikeluarkan lebih kecil

maka laba yang diperoleh juga besar. Semakin besar laba yang didapatkan maka

semakin baik untuk perkembangan usaha, karena laba yang berkembang dapat

menambah modal usaha tersebut.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi laba yaitu modal yang terdiri

dari berupa uang tunai, tempat, barang, maupun aset–aset lainnya yang dapat

2
mendukung berdirinya sebuah usaha. Setiap usaha mempunyai modal yang

berbeda-beda, modal dapat mempengaruhi laba karena besar kecilnya modal yang

dimiliki setiap usaha dapat meningkatkan dan menurunkan laba usaha. Semakin

besar usaha yang akan dibangun maka semakin besar juga modalnya dan laba

yang diperoleh semakin besar. Begitu juga sebaliknya, jika usahanya kecil maka

modalnya juga kecil dan laba yang diperoleh juga kecil.

Untuk mendapatkan modal awal pada usaha dapat diperoleh dari dana

pribadi dan juga dari pinjaman bank, non bank ataupun dari orang lain. Modal

awal merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan pada saat usaha pertama kali

dimulai dan akan dijalankan dalam waktu yang relatif panjang dalam usaha

tersebut. Modal awal sangat penting karena dapat membantu para pengusaha

untuk memperkirakan total modal yang diperlukan dan menaksir jumlah

keuntungan. Selain dalam bentuk uang, keahlian juga termasuk dalam modal

yang tidak dapat di uangkan namun dapat membantu berdirinya usaha dalam

mendapatkan pendapatan yang menguntungkan.

Usaha tentu ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam memulai segala

aktivitas usaha seperti biaya operasional. Biaya operasional ialah komponen biaya

yang harus dikeluarkan usaha demi menjalankan setiap kegiatan usahanya seperti

biaya listrik, sewa, gaji karyawan, jasa angkut sampah, dll. Pemilik usaha wajib

untuk selalu memonitor dan mengendalikan biaya operasional usaha agar aktivitas

usaha dapat berjalan dengan lancar. Biaya operasional dapat mempengaruhi laba

karena jika pada biaya operasional yang dikeluarkan usaha tinggi, maka laba yang

didapatkan rendah dan dapat menghambat pertumbuhan usaha. Begitupun

3
sebaliknya, jika biaya operasional dalam usaha dikelola dengan baik dan efisien

akan dapat membantu usaha berkembang lebih cepat. Oleh karena itu, besarnya

laba yang diperoleh setiap usaha tergantung dari besar kecilnya biaya yang

dikeluarkan setiap usaha.

Usaha aktivitas penjualan sangatlah penting dalam memperoleh pendapatan.

Penjualan merupakan aktivitas jual beli dan dilakukan oleh kedua belah pihak atau

bahkan lebih dengan melakukan pembayaran secara sah. Penjualan bertujuan

untuk mencari pelanggan sebanyak-banyaknya untuk membeli suatu produk yang

dijual dalam usaha sehingga dapat menghasilkan keuntungan. Menurut Butar

dalam Endang Susilawati (2018) “Penjualan dan biaya begitu sangat berpengaruh

pada laba karena jika penjualan mengalami peningkatan dan biaya cukup

ekonomis maka tentu itu akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba yang

akan diterima oleh usaha tersebut”.

Pantai Besusu ialah salah satu kawasan pesisir yang sangat terkena dampak

bencana gempa bumi dan tsunami pada tanggal 28 september 2018 yang

menghancurkan banyak bangunan dan menghanyutkan ratusan orang yang pada

saat itu memadati lokasi tersebut. Dulu lokasi tersebut menjadi transaksi jual beli

antara penduduk sekitar dengan orang-orang yang datang membawa barang

dagangannya dari arah Donggala, serta menjadi tempat singgah perahu dan kapal

berukuran kecil singgah untuk membongkar barang muatannya. Namun pasca

tsunami, lokasi tersebut kini dipadati dengan cafe-cafe kecil yang di hiasi dengan

lampu warna warni disepanjang pinggir pantai dan menjadi salah satu tempat

tujuan wisata masyarakat kota palu untuk bersantai memandangi pemandangan

4
indah dipinggir pantai sembari menikmati makanan dan minuman yang tersedia di

cafe tersebut. Untuk memasuki kawasan Pantai Besusu ini sangat mudah dan tidak

perlu membayar biaya masuk (gratis).

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pedagang yang telah menempati

lapak di sekitar kawasan patung kuda disepanjang pinggir Pantai Besusu yang

berada di Kelurahan Besusu Barat Kecamatan Palu Timur Kota Palu, kurang lebih

terdapat 37 usaha cafe yang memiliki modal usaha awal, biaya-biaya, penjualan

yang berbeda-beda dan usaha tersebut tergolong dalam usaha mikro. Menurut

yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Pasal 1 tahun 2008 tentang

usaha mikro adalah usaha produktif yang milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan, yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-undang ini. Pada pasal 6 Undang-Undang UMKM menjelaskan

tentang besarnya modal usaha mikro mempunyai kekayaan bersih paling banyak

sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) belum termasuk dengan tanah

dan bangunan tempat usaha atau mempunyai hasil penjualan tahunan paling

banyak sebesar Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Bentuk permasalahan kini yang masih dihadapi oleh lapak-lapak yang ada

di Pantai Besusu Kota Palu yaitu mengalami kesulitan dalam mengembangkan

usahanya, dikarenakan minimnya modal usaha yang dimiliki dan kemampuan

sumber daya manusia yang dimiliki para pelaku usaha yang ada di pinggir Pantai

Besusu masih tergolong rendah. Hal ini juga berkaitan dengan masalah lemahnya

pencatatan dan belum mengetahui apakah usaha yang dijalankan sudah efisien

atau tidak. Selain itu, atas perekonomian yang telah terjadi pada saat ini, terlebih

5
pasca tsunami dan masa pandemi kemarin usaha lapak-lapak yang ada di Pantai

Besusu Kota Palu masih sangat menjamur di sepanjang pinggir pantai. Namun

usaha tersebut dapat mempertahankan usahanya sampai sekarang meski dalam

keadaan perekonomian yang sulit.

Dengan melihat dan memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas, maka

dilakukannya penelitian dengan judul “Pengaruh Modal Usaha, Biaya

Operasional dan Penjualan Terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana modal usaha, biaya operasional, penjualan dan laba usaha di

Lapak Pantai Besusu Kota Palu

2. Apakah modal usaha, biaya operasional dan penjualan secara simultan

berpengaruh terhadap laba usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu

3. Apakah modal usaha secara parsial berpengaruh terhadap laba usaha di Lapak

Pantai Besusu Kota Palu

4. Apakah biaya operasional secara parsial berpengaruh terhadap laba usaha di

Lapak Pantai Besusu Kota Palu

5. Apakah penjualan secara parsial berpengaruh terhadap laba usaha di Lapak

Pantai Besusu Kota Palu

6
1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan

penelitian adalah :

1. Untuk mendekskripsikan modal usaha, biaya operasional, penjualan dan laba

usaha di lapak Pantai Besusu Kota Palu

2. Untuk mengetahui dan menganalisis modal usaha, biaya operasional dan

penjualan secara simultan berpengaruh terhadap laba usaha di Lapak Pantai

Besusu Kota Palu

3. Untuk mengetahui dan menganalisis modal usaha secara parsial berpengaruh

terhadap laba usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu

4. Untuk mengetahui dan menganalisis biaya operasional secara parsial

berpengaruh terhadap laba usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu

5. Untuk mengetahui dan menganalisis penjualan secara parsial berpengaruh

terhadap laba usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, adapun manfaat yang diharapkan dalam

penelitian adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

kajian bagi perkembangan teori dan ilmu pengetahuan dalam bidang mata

kuliah akuntansi keuangan, khususnya terkait modal usaha, biaya

operasional, biaya bahan baku, penjualan dan laba usaha.

7
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya yang meneliti tentang variabel yang relevan dengan

penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya

peningkatan modal usaha dan penjualan dengan biaya operasional yang

rendah sehingga dapat meningkatkan laba usaha.

b. Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan

dalam rangka penerapan teori-teori yang telah didapat selama dibangku

perkuliahan didalam praktek kerja yang sesungguhnya pada suatu

perusahaan, dan juga untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat

kemampuan peneliti dalam meneliti sebuah masalah.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan upaya peneliti guna mencari perbandingan

antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang dilakukan dan juga

bermanfaat sebagai acuan bagi penulis dalam melakukan sebuah penelitian agar

dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji sebuah penelitian yang

akan dilakukan. Dari penelitian terdahulu yang telah ditelusuri, penulis tidak

menemukan penelitian dengan judul yang sama persis seperti judul penelitian

penulis. Namun penelitian mengangkat beberapa penelitian untuk dijadikan

referensi untuk membantu dan memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis.

Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan penulis.

Rahmatia, dkk (2018), pengaruh modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha

terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa (1) Modal usaha secara langsung berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap laba usaha sedangkan, secara tidak langsung

berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo

melalui omzet usaha dan labor cost, (2) Tenaga kerja secara langsung berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap laba usaha sedangkan, secara tidak langsung

berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo

melalui omzet usaha dan labor cost, (3) Lama usaha secara langsung berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap laba usaha sedangkan secara tidak langsung

9
berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha mikro di Kota Palopo

melalui omzet usaha dan labor cost.

Fahmi Nur, dkk (2020), pengaruh pendapatan usaha, biaya operasional, dan

volume penjualan terhadap laba bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

berdasarkan uji hipotesis terdapat pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih

serta pada pendapatan usaha dan volume penjualan tidak terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan manufaktur subsektor makanan

dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2016-2018.

Budi Prihatminin gtyas (2019), pengaruh modal, lama usaha, jam kerja dan

lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang dipasar Landungsari. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa (1) modal berpengaruh signifikan dan positif terhadap

pendapatan pedagang dipasar Landungsari, dimana modal sehari-hari berupa uang

yang digunakan sebagai modal awal membantu pedagang berjualan, (2) lama

usaha berpengaruh negatif terhadap pendapatan pedagang dipasar Landungsari,

dimana lama usaha yang kurang dari 1 tahun perlu meningkatkan keterampilan

pendekatan kepada konsumen, (3) jam kerja berpengaruh negatif terhadap

pendapatan pedagang pasar Landungsari, namun jam kerja dipagi hari cukup

menjanjikan karena banyak konsumen berkunjung ke pasar untuk berbelanja

berbagai kebutuhan, (4) lokasi usaha berpengaruh positif terhadap pendapatan

pedagang di pasar Landungsari Kota Malang.

Aslichah, dkk (2018), pengaruh modal dan penjualan terhadap laba usaha pada

perusahaan penggilingan padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) secara

parsial antara pengaruh modal usaha terhadap laba usaha diperoleh hasil bahwa

10
secara positif dan signifikan modal usaha berpengaruh terhadap laba usaha, (2)

secara parsial antara pengaruh penjualan terhadap laba usaha diperoleh hasil

bahwa secara positif dan signifikan penjualan berpengaruh terhadap laba usaha,

(3) secara simultan antara pengaruh modal usaha dan penjualan terhadap laba

usaha diperoleh hasil bahwa secara positif dan signifikan modal usaha dan

penjualan berpengaruh terhadap laba usaha, (4) Variable modal usaha

berpengaruh dominan terhadap laba usaha.

Endang Susilawati dan Asep Mulyana (2018), Pengaruh Penjualan dan Biaya

Operasional terhadap Laba Bersih PT Indocement Tunggal Prakarsa (Persero)

Tbk Periode 2010-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjualan pada PT

Indocement Tunggal Prakarsa (Persero) Tbk periode2010-2017 berpengaruh pada

laba bersih, karena apabila penjualan naik maka laba bersih akan ikut naik pula,

demikian juga sebaliknya apabila penjualan turun maka laba bersih akan turun.

Biaya operasional pada PT Indocement Tunggal Prakarsa (Persero) Tbk periode

2010-2017 berpengaruh pada laba bersih, apabila biaya operasional tinggi maka

laba bersih akan semakin mengalami penurunan, dan jika biaya operasional bisa

ditekan serendah mungkin akan berdampak pada kenaikan laba bersih. Kemudian

penjualan dan biaya operasional pada PT Indocement Tunggal Prakarsa (Persero)

Tbk periode 2010-2017 berpengaruh pada laba bersih, untuk mendapatkan laba

yang diharapkan ada keterkaitan antara peningkatan penjualan dengan efesiensi

biaya operasional.

Y. Casmadi dan Irfan Azis (2019), Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya

Operasional Terhadap Laba Bersih Pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading

11
Company, Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan biaya

produksi, biaya operasional, dan laba bersih mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

Biaya produksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih pada PT.

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. periode 2012-2016. Dimana

jika biaya produksi meningkat maka laba bersih akan mengalami penurunan.

Biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan teradap laba bersih pada PT

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. periode 2012-2016. Dimana

jika biaya operasional meningkat maka laba bersih pun akan meningkat.Variabel

biaya produksi dan biaya operasional secara simultan berpengaruh signifikan pada

PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. periode 2012-2016.

Aditya Achmad Fanthony dan Yulianti Wulandari (2020), Pengaruh Biaya

Produksi Dan Biaya Operasional Terhadap Laba Bersih Pada PT. Perkebunan

Nusantara VIII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) secara parsial Biaya

Produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih, (2) Biaya

Operasional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih, (3)

Secara simultan Biaya Produksi dan Biaya Operasional berpengaruh signifikan

terhadap Laba Bersih pada PT. Perkebunan Nusantara VIII.

Mohammad Rizal Nur Irawan (2016), Pengaruh Modal Usaha dan Penjualan

Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi UD. SARI TANI

Tenggerejo Kedungpring Lamongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel modal usaha dan penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap laba usaha, dan variabel penjualan (X2) berpengaruh paling dominan

terhadap laba usaha UD. Sari Tani.

12
Alya Tsuroyya Azra (2019), Analisis Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha

dan Jenis Usaha Terhadap Laba Usaha Mustahik (Studi Pada UMKM Binaan

BAZNAS Kota Malang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel modal

BAZNAS (X1) berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel laba usaha (Y)

mustahik, (2) Variabel modal pribadi (X2) berpengaruh signifikan terhadap laba

usaha mustahik. Semakin besar jumlah modal yang dimiliki mustahik maka skala

produksi yang dihasilkan semakin besar sehingga keuntungan usaha mustahik

juga akan meningkat, (3) Variabel lama usaha (X3) memiliki pengaruh yang tidak

signifikan terhadap laba usaha, artinya semakin lama usaha mustahik dijalankan

maka laba usaha akan mengalami peningkatan yang kecil, (4) Variabel Laba

Usaha akan semakin meningkat jika jenis usaha yang dilakukan adalah Non

Dagang, (5) Variabel modal usaha mempunyai pengaruh yang paling kuat

dibandingkan dengan variabel yang lainnya maka variabel modal pribadi

mempunyai pengaruh yang dominan terhadap laba usaha.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1
Matriks Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
No Nama Persamaan Perbedaan
1. Pengaruh modal 1. Variabel Modal Usaha 1. Variabel Tenaga Kerja
usaha, tenaga (X1) (X2)
kerja dan lama 2. Variabel Laba Usaha 2. Variabel Lama Usaha
usaha terhadap (Y) (X3)
laba usaha 3. Persamaan regresi 3. Tempat penelitian
mikro di kota 4. Data primer 4. Tahun penelitian 2018
palopo provinsi 5. Hasil penelitian ini :
Sulawesi  modal usaha secara
selatan. langsung berpengaruh
Rahmatia, dkk negatif serta tidak
(2018). signifikan terhadap
laba usaha

13
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan
2. Pengaruh 1. Variabel Biaya 1. Variabel Pendapatan
pendapatan Operasional(X2) Usaha
usaha, biaya 2. Variabel Laba (Y) 2. Variabel Volume
operasional, dan 3. Penelitian Penjualan
volume Kuantitatif 3. Tempat penelitian pada
penjualan 4. Analisis Regresi perusahaan yang
terhadap laba Linier Berganda terdaftar di Bursa Efek
bersih. Fahmi 5. Hasil Penelitian : Indonesia
Nur, dkk (2020).  biaya operasional 4. Tahun Penelitian 2020
berpengaruh 5. Hasil penelitian ini :
signifikan terhadap  pendapatan usaha dan
laba bersih. volume penjualan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap laba bersih.
3. Pengaruh modal, 1. Variabel Modal (X1) 1. Variable Lama Usaha
lama usaha, jam 2. Variabel Laba (Y) (X2)
kerja dan lokasi 3. Penelitian 2. Variabel Jam Kerja (X3)
usaha terhadap Kuantitatif 3. Variable lokasi usaha
pendapatan 4. Analisis Regresi (X4)
pedagang Linier Berganda 4. Variabel Pendapatan (Y)
dipasar 5. Hasil Penelitian ini : 5. Skala Likert
Landungsari.  Modal berpengaruh 6. Tempat Penelitian
Budi signifikan dan Landungsari di Kota
Prihatminingtya positif terhadap Malang
s, (2019). pendapatan 7. Tahun penelitian 2019
pedagang dipasar 8. Hasil penelitian ini :
Landungsari.  lama usaha berpengaruh
negatif terhadap
pendapatan pedagang
dipasar Landungsari
 jam kerja berpengaruh
negatif terhadap
pendapatan pedagang
pasar Landungsari
 lokasi usaha
berpengaruh positif
terhadap pendapatan
pedagang di pasar
Landungsari Kota
Malang.

14
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan

4. Pengaruh modal 1. Variabel modal 1. Tempat penelitian di


usaha dan usaha (X1) penggilingan padi
penjualan 2. Variable penjualan jombang
terhadap laba (X) 2. Tahun penelitian 2018
usaha pada 3. Variabel laba usaha
perusahaan (Y)
penggilingan 4. Metode analisis
padi. regresi linier
Aslichah, dkk berganda
(2018). 5. Hasil penelitian :
modal usaha dan
penjualan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap laba usaha
dan secara simultan
modal usaha dan
penjualan
berpengaruh positif
terhadap laba
usaha.

5. Pengaruh 1. Variabel Biaya 1. Data sekunder


Penjualan dan Operasional (X) 2. Tempat Penelitian
Biaya 2. Variabel Penjualan 3. Tahun Penelitian 2018
Operasional (X)
terhadap Laba 3. Variabel Laba (Y)
Bersih PT 4. Metode Analisis
Indocement Regresi Linier
Tunggal Berganda
Prakarsa 5. Hasil penelitian :
(Persero) Tbk penjualan dan biaya
Periode 2010- operasional secara
2017. simultan dan parsial
Endang berpengaruh
Susilawati dan terhadap laba
Asep Mulyana, bersih.
(2018).

15
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan

6. Pengaruh 1. variabel Biaya 1. Data sekunder


Biaya Produksi Operasional (X) 2. Tempat penelitian
dan Biaya 2. Variabel Laba (Y) 3. Tahun penelitian 2019
Operasional 3. Analisis regresi linier 4. Hasil Penelitian :
Terhadap Laba berganda  biaya produksi
Bersih Pada berpengaruh negatif dan
PT. Ultrajaya signifikan terhadap laba
Milk Industry bersih, dan biaya
& Trading operasional berpengaruh
Company, positif dan signifikan
Tbk. terhadap laba bersih.
Y. Casmadi Secara simultan
dan Irfan Azis, keduanya berpengaruh
signifikan pada laba.

7. Pengaruh 1. Variabel Biaya 1. Variabel Biaya Produksi


Biaya Produksi Operasional (X) (X)
Dan Biaya 2. Variabel Penjualan 2. Tempat penelitian
Operasional (X) 3. Tahun penelitian 2020
Terhadap Laba 3. Variabel Laba (Y)
Bersih Pada 4. Analisis Regresi
PT. Linier Berganda
Perkebunan 5. Hasil Penelitian :
Nusantara  secara parsial biaya
VIII. operasional
Aditya berpengaruh
Achmad signifikan terhadap
Fanthony dan laba bersih.
Yulianti
Wulandari
(2020).

16
Lanjutan Tabel 2.1
No Nama Persamaan Perbedaan

8. Pengaruh 1. Variabel Modal 1. Tahun penelitian 2016


Modal Usaha Usaha (X1) 2. Tempat penelitian
dan Penjualan 2. Variabel Penjualan Lamongan
Terhadap Laba (X2)
Usaha Pada 3. Variabel Laba Usaha
Perusahaan (Y)
Penggilingan 4. Analisis regresi linier
Padi UD. Sari berganda
Tani 5. Hasil penelitian :
Tenggerejo  modal usaha dan
Kedungpring penjualan mempunyai
Lamongan. pengaruh yang
Mohammad signifikan terhadap
Rizal Nur laba usaha
Irawan, (2016).
9. Analisis 1. Variabel Modal 1. Variabel Lama Usaha
Pengaruh Usaha (X1) (X2)
Modal Usaha, 2. Variabel Laba Usaha 2. Variabel Jenis Usaha
Lama Usaha (Y) (X3)
dan Jenis 3. Analisis regresi linier 3. Tahun Penelitian 2019
Usaha berganda 4. Tempat Penelitian Kota
Terhadap Laba Malang
Usaha 5. Hasil penelitian :
Mustahik 6. Hasil penelitian :
(Studi Pada  variabel modal
Umkm Binaan BAZNAS (X1)
Baznas Kota berpengaruh tidak
Malang). signifikan terhadap
Alya Tsuroyya variabel laba usaha (Y)
Azra, (2019) mustahik
 Variabel modal pribadi
(X2) berpengaruh
signifikan terhadap laba
usaha mustahik
 Variabel lama usaha
(X3) memiliki pengaruh
yang tidak signifikan
terhadap laba usaha

Sumber : Data diolah peneliti, 2022

2.2 Usaha Mikro Kecil (UMK)

17
Usaha mikro, Kecil dan Menengah telah diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008. Sebagaimana yang dimaksud dalam

Undang-Undang tersebut tentang Usaha Mikro ialah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro yang dimana mempunyai kekayaan bersih paling banyak yaitu sebesar Rp

50.000.000,00 belum termasuk dengan tanah dan bangunan tempat usaha. Hasil

penjualan paling banyak yaitu sebesar Rp 300.000.000,00 dengan ciri-ciri yang

ada pada usaha mikro tersebut, antara lain jenis barang/komoditi usahanya tidak

selalu tetap, sewaktu-waktu bisa berganti, tempat usaha yang tidak selalu

menetap, sewaktu-waktu dapat berpindah tempat, belum melakukan administrasi

keuangan sederhana sekalipun dan juga tidak memisahkan keuangan keluarga

dengan keuangan usaha. Sedangkan usaha kecil ialah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri yang dikerjakan oleh orang perorangan atau yang dikerjakan

oleh badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan termasuk

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah ataupun usaha besar yang memenuhi

kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang. Kriteria

pada usaha kecil yakni mempunyai kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak yakni sebesar Rp

500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) belum termasuk dengan biaya tanah dan

juga bangunan tempat usaha. Hasil penjualan tahunan pada usaha kecil yakni

lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan yang paling

18
banyak sebesar Rp 2.500.000.000,00 (dua miliyar lima ratus rupiah (Purnawati,

2020, hal. 237-238).

2.3 Modal Usaha

Modal dapat diinterprestasikan sebagai sejumlah uang yang dipakai untuk

menjalankan sebuah aktivitas bisnis. Banyak dari berbagai kalangan yang

menganggap bahwa modal berupa uang bukanlah segala-galanya dalam

membangun sebuah bisnis. Namun yang perlu dipahami bahwa uang dalam hal

memulai sebuah usaha itu sangat diperlukan, hanya saja yang perlu diperhatikan

juga ialah pengelolaan modal dengan cara yang optimal sehingga usaha yang

dikerjakan dapat berjalan dengan lancar (Prihatminingtyas, 2019, hal. 148).

Menurut Juliasty (2009) modal usaha merupakan salah satu aspek yang

harus ada dalam melakukan wirausaha selain dari aspek lain yang tidak kalah

pentingnya yaitu SDM (keahlian tenaga kerja), teknologi, ekonomi, serta

organisasi atau legalitas. Namun, permasalahan klasik yaitu pada modal keuangan

(finansial) yang muncul di urutan pertama bagi pengusaha mikro, keci, dan

menengah dalam mengelola usahanya. Modal usaha juga dapat diartikan dari

berbagai segi yaitu modal pertama kali untuk membuka usaha, modal untuk

melakukan perluasan usaha, dan modal untuk menjalankan usaha sehari-hari.

Modal usaha bersumber dari pemilik usaha dan bisa juga bersumber dari

pinjaman atau hutang. Modal usaha ini mempunyai hubungan dengan dana yang

akan dipakai oleh usaha untuk membeli segala kebutuhan usaha seperti membeli

peralatan, bahan baku atau barang dagang dan membayar karyawan, biaya listrik,

19
air, telpon, dll. dengan mengeluarkan dana untuk usaha tersebut setiap perusahaan

mengharapkan mendapat keuntungan.

Menurut Tobing (2021) terdapat lima pendanaan untuk modal usaha, yaitu :

1. Tabungan sendiri, yaitu yang dimana pendanaan ini berasal dari dana pribadi

yang dipakai untuk modal awal usaha.

2. Bantuan dana pemerintah, yaitu pada pendanaan ini pemerintah menyalurkan

Bantuan Langsung Tunai (BLT) UMKM atau Bantuan Pemerintah untuk

Usaha Mikro (BPUM) sejak tanggal 24 Agustus 2020 yang dimana calon

penerima BPUM harus diusulkan melalui pengusul BPUM yaitu

Kementrian/Lembaga Dinas Koperasi, UMKM di provinsi dan

kabupaten/kota, Koperasi yang sudah disahkan sebagai badan hukum,

perbankan dan perusahaan pembiayaan yang telah terdaftar di Otoritas Jasa

keuangan (OJK) dan juga lembaga penyalur kredit pemerintah.

3. Pinjaman dari bank, yaitu pada sumber pendanaan ini dengaan memilih kredit

tanpa agunan (KTA). Hanya saja pada suku bunganya yang cukup besar

sehingga perlu adanya pertimbangan secara matang sebelum memutuskan

untuk mengajukan pinjaman pada bank.

4. Angel investor, yaitu sumber dana yang berasal dari seseorang yang bersedia

memberi bantuan berupa dana untuk para pelaku usaha, khususnya pejuang

UMKM yang dimana dana tersebut diberikan pada awal mulai usaha

sebanyak 1 kali untuk langkah pertama dari usaha.

20
5. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank, yaitu sumber dana yang berasal

dari pegadaian, koperasi simpan pinjam, pasar modal, asuransi, dan juga

lembaga penyelenggara dana pensiun.

2.4 Biaya Operasional

Menurut Rudianto (2009) “Biaya Operasional adalah komponen biaya

perusahaan diluar dari biaya produksi yaitu biaya guna memasarkan produk

perusahaan hingga sampai pada tangan konsumen beserta keseluruhan biaya yang

telah dikeluarkan yang berkaitan dengan proses administrasi yang dilakukan oleh

perusahaan”. Sedangkan menurut Bustami dan Nurlaela (2013) “Biaya

Operasional merupakan biaya yang tidak memiliki hubungan dengan proses

produksi tetapi hanya termasuk biaya pemasaran, biaya administrasi dan biaya

umum” (Fathony & Wulandari, 2020, hal. 46).

Biaya operasional ialah sumber ekonomi yang berupaya untuk

mempertahankan dan menghasilkan pendapatan. Biaya operasional berpengaruh

pada aktivitas perusahaan. oleh sebab itu, jika tingkat aktivitas perusahaan

semakin meningkat, maka biaya operasional juga meningkat. Hal tersebut terjadi

karena biaya operasional merupakan biaya yang secara langsung terlibat dalam

kegiatan perusahaan dan dalam menentukan biaya operasinya tidak dapat

dilakukan dengan cara terpisah. Biaya operasional ialah biaya yang mempunyai

peran yang cukup besar dalam hal mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan

demi mencapai tujuannya. Tanpa aktivitas operasional yang tersusun maka produk

yang dihasilkan tidak akan memiliki manfaat untuk perusahaan tersebut. Semakin

berkembang dan besarnya suatu usaha maka biaya operasional yang akan

21
dikeluarkan untuk aktivitas usaha juga semakin meningkat (Casmadi & Azis,

2019).

Menurut Sadeli (2011) “Biaya Operasional atau Biaya Usaha (Operating

Expenses) merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan langsung

dengan produk perusahaan tetapi memiliki kaitan dengan aktivitas operasional

perusahaan sehari-hari. Biaya operasional seringkali disebut juga dengan istilah

SGA (Selling, General, dan Administrative Expenses)”. Biaya ini terbagi menjadi

dua jenis :

1. Biaya Penjualan atau Selling Expenses, yakni pada biaya ini biaya yang

dikeluarkan memiliki hubungan dengan penjualan yang dilakukan oleh usaha

seperti pada Biaya Promosi, Biaya Pengepakan Barang, Upah Karyawan, dan

lain-lain.

2. Biaya Administrasi dan Umum atau General and Administrative Expenses,

yakni pada biaya ini biaya yang dikeluarkan tidak memiliki hubungan atas

penjualan seperti pada Biaya Upah staf administrasi, Biaya Persediaan alat

kantor, dan lain-lain.

2.5 Penjualan

Penjualan merupakan suatu sistem aktivitas yang dilakukan pokok usaha

guna memperjual-belikan barang ataupun jasa yang dihasilkan oleh usaha. Dalam

sisitem penjualan terbagi menjadi dua macam, yaitu sistem penjualan tunai dan

system penjualan kredit (Sujarweni V. W., 2015). Sedangkan Menurut Moekijat

dalam Susilawati & Mulyana (2018) menyatakan bahwa penjualan atau selling

adalah suatu aktivitas yang bertujuan guna mencari pembeli, mempengaruhi serta

22
memberikan petunjuk agar para pembeli bisa menyesuaikan kebetuhannya dengan

produksi yang telah ditawarkan kepada mereka, dan juga mengadakan sebuah

penawaran terkait harga agar dapat menguntungkan untuk kedua belah pihak yaitu

para penjual dan pembeli.

Untuk kejelasan analisisnya, penjualan dibedakan menjadi dua yaitu Penjualan

Bruto/Kotor (Gross Sales) dan Penjualan Bersih (Net Sales). Pembedaan ini ada

karena pada praktek bisnis ditemukan adanya pengembalian/Retur Penjualan

(Sales Return) dan Potongan Penjualan (Sales Discount). Apabila kedua hal

tersebut tidak terjadi maka Net Sales akan sama dengan Gross Sales, dan apabila

yang terdapat adalah Retur Penjualan dana atau Potongan Penjualan maka Net

Sales akan lebih kecil dari pada Gross Sales. Itu terjadi dikarenakan hasil

penjualan dikurangi dengan jumlah retur/potongan penjualan yang terjadi (Sadeli,

2011, hal. 30)

Bagi perusahaan, pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam

melakukan penjualan yang dijelaskan oleh (Suprapto & Azizi, 2020, hal. 89) yaitu

1. Mencapai volume penjualan tertentu

2. Mendapat laba tertentu

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Dalam praktek, pada aktivitas penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

dijelaskan oleh (Suprapto & Azizi, 2020, hal. 90-92) yaitu :

1. Kondisi dan Kemampuan Penjualan

23
Transaksi jual-beli atau pemindahan atas hak milik secara komersial terkait

barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu para penjual

(pihak pertama) dan para pembeli (pihak kedua). Pada aktivitas jual-beli,

penjual harus bisa meyakinkan kepada pembelinya agar bisa berhasil dalam

mencapai sasaran penjualan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam

melakukan aktivitas penjualan, sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang

penjual dalam melayani pembelinya antara lain yaitu sopan, pandai bergaul,

pandai berbicara, memiliki kepribadian yang baik atau menarik, sehat jasmani,

jujur, mengetahui cara-cara penjualan, dan lain sebagainya.

2. Kondisi Pasar

Pasar merupakan pusat tempat dalam melakukan aktivitas penjualan baik

sebagai kelompok penjual maupun pembeli. Pada kondisi pasar ada beberapa

faktor yang harus diperhatikan yaitu jenis pasarnya, kelompok pembeli, daya

beli, frekuensi pembeliannya, serta keinginan dan kebutuhannya.

3. Modal

Penjual akan merasa lebih sulit menjual barangnya jika barang yang dijual

tersebut belum diketahui oleh calon pembeli, atau misalnya lokasi pembeli

cukup jauh dari tempat penjual. jika dalam keadaan seperti ini maka penjual

harus terlebih dahulu memperkenalkan barangnya dengan membawa barang

tersebut ke tempat pembeli. Untuk menjalankan maksud tersebut dibutuhkan

adanya sebuah sarana serta usaha yaitu seperti alat transport, tempat peragaan

baik dalam perusahaan maupun diluar perusahaan, usaha promosi, dan lain

24
sebagainya. Semua hal tersebut hanya bisa dilakukan jika penjual mempunyai

sejumlah modal yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

4. Kondisi organisasi perusahaan

Setiap perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini akan ditangani

oleh bagian tersendiri yakni pada bagian penjualan yang dipegang oleh orang-

orang yang memiliki keahlian di bidang penjualan. Lain halnya pada

perusahaan kecil di mana masalah penjualannya ditangani oleh orang yang

juga mengerjakan fungsi-fungsi lain. Hal ini disebabkan karena perusahaan

memiliki jumlah tenaga kerja lebih sedikit dari masalah-masalah yang

dihadapi, dan juga sarana yang dimilikinya pun tidak sekompleks seperti

perusahaan besar. Umumnya, masalah penjualan ini ditangani langsung oleh

pimpinan dan tidak akan diberikan kepada orang lain.

2.6 Laba Usaha

Dalam menjalankan bisnis tentunya setiap perusahaan memiliki tujuan dan

harapan untuk memperoleh laba. Oleh karena itu, laba merupakan hal yang begitu

penting dalam menjalankan sebuah bisnis agar memotivasi setiap usaha untuk

terus mengembangkan bisnisnya agar menjadi lebih baik lagi. Secara operasional

laba ialah perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang kemudian akan

timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya-biaya yang berkaitan

dengan pendapatan usaha tersebut. Selain itu, laba merupakan kelebihan dari

penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara laba yang

dianut dalam struktur akuntansi sekarang ini ialah selisih pengukuran pendapatan

25
dan biaya. Besar kecilnya laba yang diperoleh menjadi pengukur kenaikan yang

sangat bergantung pada ketetapan pengukuran pendapatan dan biaya (Azra, 2019)

Laba juga merupakan sumber utama perusahaan untuk menjaga kelangsungan

hidupnya agar dapat berkembang. Dalam mengambil keputusan untuk masa yang

akan datang, perusahaan perlu adanya pembuatan laporan laba rugi agar dapat

melihat seberapa besar keuntungan yang telah didapatkan oleh perusahaan dalam

jangka waktu tertentu. Laba bersih pada perusahaan dapat dipengaruhi oleh

perubahan laba kotor, sedangkan perubahan laba kotor dapat dianalisis guna

mengetahui apa yang menyebabkan perusahaan mendapat keuntungan atau tidak

mendapat keuntungan (Wardiyah, 2017, hal. 265).

Laba merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan yang berorientasi profit.

Sehingga dalam akuntansi manajemen harus melakukan sebuah perencanaan laba

terhadap produk-produk yang akan dijual. Untuk merencanakan laba perlu

melakukan pengamatan kemungkinan memiliki faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi laba pada perusahaan. Menurut Sadeli (2011) Laba usaha atau

yang disebut Operating Profit yaitu mengurangi biaya operasional dari laba kotor

dapat memperoleh laba usaha. Laba usaha dapat menunjukkan seberapa besarnya

keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh dari bisnis utama pada perusahaan.

Laba usaha atau yang disebut dengan laba operasi yaitu pendapatan atau

penghasilan yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan biaya akuntansi

perusahaan dan juga dikurangi beban usaha atau biaya operasional seperti beban

gaji, biaya listrik, air, telepon, biaya sewa, utilitas, dan lain-lain. Menurut

harnanto (2002), laba usaha mencakup semua pendapatan dan beban, juga untung

26
dan rugi yang berasal dari ongoing operations atau transaksi-transaksi yang

berkaitan dengan usaha pokok dan di luar dari usaha pokok perusahaan.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laba

merupakan sebuah keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan dikurangi

dengan beban-beban usaha dalam suatu periode tertentu.

Menurut Wardiyah (2017) jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan

perhitungan adalah sebagai berikut :

1. Laba kotor atau gross profit merupakan selisih antara penjualan bersih dan

harga pokok penjualan. Disebut sebagai laba kotor karena jumlahnya masih

harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha.

2. Laba dari operasi merupakan selisih antara laba kotor dan total beban operasi

3. Laba bersih merupakan angkat terakhir dalam perhitungan laba rugi yang

didapatkan dari laba operasi ditambah dengan pendapatan lain-lain kemudian

dikurangi beban lain-lain.

Menurut Angkoso (2006) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan laba yakni :

1. Besarnya perusahaan, yaitu semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan

pertumbuhan laba yang diharapkan akan semakin tinggi.

2. Umur perusahaan, yaitu perusahaan yang baru akan berdiri kurang memiliki

pengalaman dalam hal meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih

tergolong rendah.

27
3. Tingkat leverage, yaitu jika perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi,

maka manajer akan cenderung memanipulasi laba sehingga bisa mengurangi

ketepatan pertumbuhan pada laba.

4. Tingkat penjualan, yaitu tingkat penjualan di masa lalu tinggi, semakin tinggi

tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba juga

semakin tinggi.

5. Perubahan laba masa lalu, yaitu semakin besar perubahan laba masa lalu,

maka semakin tidak pasti laba yang akan diperoleh di masa yang akan datang.

Penelitian ini menggunakan indikator yang telah dilakukan oleh Hermawati

(2022), dimana pada pengukuran laba usaha menggunakan 3 indikator yakni :

laba sesuai dengan target, laba memenuhi kebutuhan dan laba mampu

meningkatkan taraf hidup.

2.7 Laporan Keuangan Sederhana

Laporan keuangan sederhana ialah sebuah informasi terkait keuangan usaha.

Laporan tersebut dikatakan sederhana dikarenakan pada laporan ini mempunyai

struktur format yang tidak mempunyai istilah-istilah yang bgitu rumit. Laporan ini

digunakan untuk dapat melihat bagaimana kinerja pada perusahaan dalam suatu

periode tertentu. Dengan adanya laporan keuangan ini, pemilik perusahaan atau

pihak manajemen akan dapat melihat keuangan usaha berdasarkan data actual

terkait kondisi perusahaan. Sedangkan pada suatu komunitas, laporan keuangan

ini digunakan sebagai transparansi dana dan untuk memudahkan dalam mengelola

keuangan pemilik usaha. Laporan ini biasanya hanya mempunyai struktur catatan

format tanggal, keterangan, pemasukan dan juga pengeluaran. Laporan keuangan

28
sederhana ini dapat diterapkan mulai dari laporan laba rugi, laporan neraca,

laporan perubahan modal dan juga laporan arus kas pada perusahaan. (Setiawan,

2019).

Pada tahun 2016, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi

Indonesia (DSAK IAI) mengesahkan SAK Entitas Mikro, Kecil dan Menengah

(EMKM) sebagai bentuk upaya dalam mendukung kemajuan perekonomian di

Indonesia. Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (EMKM) merupakan entitas tanpa

akuntabilitas publik yang signifikan, sebagaimana yang didefinisikan dalam SAK

ETAP, yang memenuhi peraturan peundang-undangan yang berlaku di Indonesia,

setidak-tidaknya selama 2 tahun berturut-turut. Dasar pengukuran unsur laporan

keuangan pada SAK EMKM adalah biaya historis. SAK EMKM hanya

mengakomodasi metode pengukuran berdasarkan biaya historis saja, baik untuk

pengukuran pada saat pengakuan awal maupun setelah pengakuan awal, kecuali

diatur lain oleh masing-masing Bab dalam SAK EMKM ini. DSAK IAI menilai

bahwa metode pengukuran biaya historis lebih mudah untuk diterapkan dan sesuai

dengan kebutuhan pengguna laporan keuangan UMKM dalam hal menganalisis

informasi keuangan. Dengan mempertimbangkan jenis usaha dan transaksi yang

relatif tidak kompleks, penggunaan metode pengukuran berdasarkan nilai wajar

serta pada metode penurunan nilai dianggap kurang relevan.

Dasar pengukuran biaya historis tidak dikombinasikan dengan dasar

pengukuran yang lain agar dapat menghasilkan struktur standar akuntansi yang

optimal untuk UMKM sehingga dapat diterapkan pada biaya yang lebih rendah.

Oleh karena itu, biaya historis menjadi salah satu kemudahan yang ditawarkan

29
dalam SAK EMKM. Pada entitas ini mensyaratkan jumlah komparatif, maka

laporan keuangan lengkap berarti bahwa entitas dalam menyajikan minimum dua

periode untuk setiap laporan keuangan yang disyaratkan dan pada catatan atas

laporan keuangan yang terkait. Laporan keuang minimum terdiri dari yaitu

laporan posisi keuangan pada akhir periode, laporan laba rugi akhir periode dan

juga catatan atas laporan keuangan yang berisi terkait tambahan dan rincian pos-

pos tertentu yang relevan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2018)

3.

3.2

3.3

2.8 Kerangka Pemikiran

Pada umumnya semua usaha dilakukan dengan tujuan untuk dapat

menghasilkan laba atau keuntungan yang kemudian membuat usaha tersebut dapat

berkembang menjadi lebih besar, tidak terkecuali pada Usaha Lapak yang ada di

Pantai Besusu Kota Palu, dengan menawarkan berbagai macam fasilitas dan

kebutuhan serta tempat strategis dengan suasana di pinggir pantai yang dapat

memikat hati masyarakat Kota Palu maupun pengunjung dari luar Kota Palu.

Dalam memulai menjalankan sebuah usaha maka salah satu hal yang sangat

penting yaitu adanya modal, baik itu modal sendiri ataupun modal pinjaman yang

berasal dari Bank, Non Bank atau pun dari orang lain.

Modal yang cukup atau dengan modal yang lebih besar akan membuat suatu

usaha berjalan dengan lancar dan keuntungan yang telah di rancang dan

diharapkan oleh pedagang pun tentu dapat tercapai. Dalam menjalankan sebuah

30
usaha tentu adanya biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan segala aktivitas

sehari-hari agar dapat berjalan dengan lancar, seperti biaya sewa tempat, biaya

listrik dan air, gaji karyawan, biaya jasa angkut sampah dan biaya lainnya yang

dimana biaya-biaya tersebut temasuk dalam biaya operasional.

Usaha, Penjualan menjadi salah satu faktor berkembangnya suatu bisnis agar

berkembang lebih besar dan menjadi salah satu tolak ukur usaha apakah usaha

tersebut dapat berjalan dengan lancar atau tidak. Agar dapat meningkatkan

penjualan, yang perlu diterapkan oleh para pedagang agar para pelanggan senang

berbelanja pada usahanya yaitu menghargai para pelanggan dengan melayani

pelanggan dengan pelayanan yang baik tanpa membeda-bedakan pelanggan,

ramah tamah, tutur bahasa yang baik disertai dengan senyum, inofatif dan juga

bertanggung jawab, karena hal-hal seperti ini termasuk dalam modal dasar dalam

memulai suatu usaha, baik itu usaha kecil maupun usaha besar.

Modal yang dimiliki para pedagang dalam menjalankan usaha, baik itu modal

sendiri ataupun modal pinjaman, biaya operasional dan penjualan menjadi faktor

yang penting dalam meningkatkan laba usaha seperti usaha yang ada di Pantai

Besusu Kota Palu.

Kerangka pemikiran yang telah di uraikan di atas, dapat dilihat pada gambar

berikut.

Modal Usaha
(X1)

Biaya Operasional Laba Usaha


(X2) (Y)

Penjualan
(X3) 31
GAMBAR 2.1
KERANGKA PEMIKIRAN

Keterangan Gambar :

Simultan

Parsial

2.9 Pengembangan Hipotesis

1.4.1

2.9.1. Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan Terhadap

Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu

Laba merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan juga modal saham tertentu Gitman

(2015). Laba yang diperoleh setiap usaha berbeda-beda, salah satu faktornya

yaitu modal. Modal usaha awal merupakan komponen utama dalam memulai

sebuah usaha. Menurut Prihatminingtyas (2019) modal dapat diinterprestasikan

sebagai sejumlah uang yang akan digunakan dalam menjalankan aktivitas bisnis.

Banyak kalangan yang memandang bahwa uang bukanlah segala-galanya pada

sebuah bisnis. Namun yang perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha

sangat dibutuhkan. Hanya saja perlu diperhatikan pula pengelolaan modal dengan

cara yang optimal, sehingga bisnis yang sedang dijalankan dapat berjalan dengan

lancar. selain modal, biaya operasional juga dapat mempengaruhi laba usaha.

32
Menurut J, Pitriani, dkk (2020) biaya operasional merupakan biaya yang

memiliki peran besar dalam hal mempengaruhi keberhasilan setiap perusahaan

untuk mencapai tujuannya. Karena produk yang dihasilkan dalam perusahaan

melewati proses produksi yang cukup panjang dan produk harus sampai kepada

konsumen dengan melalui serangkaian aktivitas yang saling menunjang. Selain

itu, penjualan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laba.

Menurut Moekijat (2014:288) menyatakan bahwa penjualan (selling)

merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mencari pembeli,

mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan

kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan, serta melakukan penawaran

terkait harga demi menguntungkan bagi kedua belah pihak. Karena semakin tinggi

penjualan maka laba yang diperoleh juga semakin tinggi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aslichah, dkk (2018) dan Irawan (2016)

menunjukkan bahwa secara positif dan signifikan modal usaha dan penjualan

berpengaruh terhadap laba usaha. Dalam penelitian Susilawati & Mulyana (2018)

juga menunjukkan bahwa penjualan dan biaya operasional berpengaruh terhadap

laba bersih. Sedangkan hasil penelitian dari Hafizi (2014) menunjukkan bahwa

modal kerja dan biaya bahan baku secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap laba bersih.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa modal, biaya operasional

dan penjualan dapat mempengaruhi laba pada perusahaan. Karena jika modal

yang dimiliki perusahaan cukup tinggi dan biaya-biaya yang dikeluarkan rendah,

serta melakukan penjualan yang cukup banyak maka laba yang diperoleh

33
perusahaan semakin tinggi. tingginya laba yang diperoleh secara terus menerus

sangat baik untuk perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H1: Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan berpengaruh

terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu.

2.9.2 Pengaruh Modal Usaha terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu

Menurut Prihatminingtyas (2019) modal merupakan sejumlah uang yang

digunakan dalam menjalankan kegiatan bisnis. Modal dapat diperoleh dari

pemilik usaha sendiri maupun dari pinjaman. Modal sendiri jumlahnya terbatas,

artinya untuk memperoleh modal dalam jumlah tertentu sangat tergantung dari

pemilik dan jumlahnya relatif terbatas. Selain modal sendiri atau pinjaman, juga

bisa menggunakan modal usaha berbagi kepemilikan usaha dengan orang lain.

Caranya dengan menggabungkan modal sendiri dengan modal orang lain.

Hasil penelitian yang dilakukan Aslichah, dkk (2018) dan Irawan (2016)

menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap

laba usaha. Sedangkan hasil penelitian dari Rahmatia, dkk (2018) menunjukkan

bahwa modal usaha secara langsung berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap laba usaha, sedangkan secara tidak langsung berpengaruh positif dan

signifikan terhadap laba usaha.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa modal usaha merupakan

sejumlah uang atau barang yang akan digunakan untuk memulai sebuah usaha.

Modal usaha dapat bersumber dari modal sendiri ataupun dari pinjaman orang

34
lain. Semakin besar modal usaha yang dimiliki maka pendapatan yang akan

diperoleh usaha juga semakin meningkat. Begitu juga sebaliknya, jika modal

usaha kecil maka pendapatan usaha yang akan diperoleh juga menurun.

Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H2 : Modal Usaha berpengaruh terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai

Besusu Kota Palu.

2.9.3 Pengaruh Biaya Operasional terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai

Besusu Kota Palu

Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam

kegiatan operasional usaha. Menurut Jopie Jusuf (2014:41) biaya operasional atau

biaya usaha merupakan biaya yang tidak berkaitan langsung dengan produk

perusahaan, melainkan berhubungan dengan biaya aktivitas operasional

perusahaan sehari-hari. Biaya operasional merupakan sumber ekonomi dalam

upaya untuk mempertahankan dan menghasilkan pendapatan. Semakin meningkat

aktivitas dalam usaha, maka semakin meningkat juga biaya operasinya.

Hasil penelitian dari Susilawati & Mulyana (2018) membuktikan bahwa biaya

operasional (X) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih (Y).

Begitupun dengan hasil penelitian dari Fahmi Nur, dkk (2020) yang menunjukkan

bahwa biaya operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih.

Sedangkan hasil penelitian dari Casmadi & Azis (2019) menunjukkan bahwa

biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Biaya Operasional

merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melancarkan segala aktivitas

35
usaha agar dapat berjalan secara terus menerus. Biaya operasional merupakan

salah satu komponen utama yang harus ada dalam perhitungan pendapatan serta

menjadi komponen yang penting dalam menilai keadaan finansial pada setiap

perusahaan. Jika biaya operasional pada perusahaan tinggi maka laba yang

diperoleh akan rendah, begitu juga sebaliknya jika biaya operasional pada

perusahaan rendah maka laba yang akan diperoleh tinggi.

Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H3 : Biaya Operasional berpengaruh terhadap Laba Usaha di Pantai

Besusu Kota Palu

2.9.4 Pengaruh Penjualan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu

Menurut William G Nickels dalam Aslichah, dkk (2018) menyatakan bahwa

penjualan tatap muka merupakan interaksi yang dilakukan antar individu, saling

bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau

mempertahankan hubungan pertukaran yang dapat menguntungkan kedua belah

pihak.

Hasil penelitian dari Susilawati & Mulyana (2018) menunjukkan bahwa secara

simultan dan parsial penjualan memiliki pengaruh terhadap laba bersih.

Sedangkan dari hasil penelitian Irawan (2016) dan Aslichah, dkk (2018)

menunjukkan bahwa penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba

usaha.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan

aktivitas usaha yang dilakukan antara penjual dan pembeli untuk mencapai sebuah

36
tujuan yang saling menguntungkan. Dalam usaha, banyaknya pendapatan

bersumber dari banyaknya penjualan. Karena semakin banyak produk yang dijual

maka semakin banyak pula pendapatan yang akan diterima oleh usaha tersebut.

Oleh karena itu, setiap usaha berlomba-lomba dalam melakukan penjualan guna

untuk memperoleh pendapatan yang lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan

laba usaha dan mengembangkan usaha menjadi lebih besar.

Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

H4 : Penjualan berpengaruh terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai

Besusu Kota Palu.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Modal

usaha sebagai variabel independen (X1), Biaya operasional sebagai variabel

independen (X2), Penjualan sebagai variabel independen (X3) dan Laba usaha

sebagai variabel dependen (Y).

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu jenis penelitian

deskriptif dan verifikatif, dengan menggunakan metode penelitian ini dapat

diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga pada

kesimpulan yang akan memperjelas gambaran terkait objek yang diteliti.

Penelitian ini juga menggunakan studi cross section karena seluruh variabel

penelitian diukur dan juga diamati pada waktu yang sama sehingga akan lebih

memudahkan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian.

Menurut Sugiyono (2014:147) penelitian deskriptif ialah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeksripsikan atau

menggambarkan data yang sudah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisas. Jadi,

dapat disimpulkan pada metode penelitian ini berusaha untuk memperlihatkan

hasil dari pengumpulan data kuantitatif dengan menjelaskan atau meringkas

berbagai suatu kondisi, situasi, fenomena atau berbagai variabel penelitian

38
menurut fakta yang ada. Sedangkan pendekatan verifikatif menurut Sugiyono

(2014:91) penelitian verifikatif ialah suatu metode penelitian yang memiliki

tujuan untuk mengetahui suatu hubungan kausalitas antara variabel melalui suatu

pengajuan dan suatu perhitungan statistik didapat hasil pembuktian yang

menunjukkan hipotesis tersebut ditolak atau diterima. Pembuktian yang dilakukan

ini melalui deskripsi data yang didapatkan dari penelitian sebagai verifikasi ulang.

Menurut Albar & Kulsum (2021:19) Penelitian Cross Section merupakan

penelitian yang dilakukan dengan metode cross sectional (Cross Section Method),

yaitu merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan mengambil waktu

tertentu yang relatif pendek dan pada tempat tertentu.

3.3 Lokasi dan waktu penelitian

Adapun lokasi penelitian yaitu pada Lapak Usaha di Pantai Besusu Kota

Palu, waktu penelitian dimulai dari observasi pada bulan Mei dan penelitian pada

bulan September 2022 (2 bulan).

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data terbagi menjadi dua yang di jelaskan Suharsaputra (2018) yaitu :

a. Data kualitatif

Menurut pendapat Bodgan dan Guba data kualitatif merupakan

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-

kata tertulis maupun lisan dari orang dan prilaku yang dapat diamati.

b. Data kuantitatif

39
Data kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan berupa

angka-angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis.

3.3.2 Sumber data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer. Data

primer merupakan data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner,

kelompok fokus, dan panel, atau juga data dari hasil wawancara peneliti dengan

narasumber. Data primer yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi.

Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpulan data

(Sujarweni V. W., 2015). Data primer dari penelitian ini berupa wawancara

langsung, hasil survei dan kuesioner yang disebarkan kepada responden yaitu para

pelanggan di Lapak Pantai Besusu Kota Palu.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data pada penelitian ini, maka metode yang akan

digunakan dalam pengumpulan data ialah dengan menggunakan kuesioner atau

angket yang diketahui cara pengumpulan datanya dengan menggunakan beberapa

daftar pernyataan/pertanyaan atau daftar isian tentang objek yang diteliti (populasi

atau sampel). Kemudian kuesioner yang telah dibuat tersebut disebarkan dan diisi

oleh Lapak di Besusu Kota Palu selaku responden. Teknik ini dijalankan karena

kuesioner memiliki kelebihan yaitu dapat diukur tingkat konsistennya dan

keaslian buktinya.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

40
Populasi merupakan seluruh kumpulan dari komponen (orang, kejadian,

produk) yang berguna untuk membuat beberapa kesimpulan (Sugiyono, 2018).

Adapun populasi pada penelitian ini yaitu seluruh Lapak Cafe di Pantai Besusu

Kota Palu yang dapat dilihat berjumlah 37 Lapak usaha makanan dan minuman.

Terdapat 32 lapak cafe yang setiap hari berjualan dan 5 lapak cafe tidak berjualan

setiap hari.

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil atau ditentukan

berdasarkan karakteristik dan teknik tertentu (Sugiyono, 2018). Dasar penentuan

sampel dapat melalui karakteristik responden seperti pekerjaan (profesi). Teknik

pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Purposive sampling ialah suatu teknik penentuan sampel yang melalui

pertimbangan tertentu atau melalui seleksi khusus (Siyoto, 2015). Adapun kriteria

yang digunakan pada Lapak di Pantai Besusu Kota Palu yaitu lapak usaha yang

berjualan setiap hari.

3.7 Operational Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan lima variabel, variabel bebas (variabel

independent) yaitu Modal Usaha (X1), Biaya Operasional (X2), Penjualan (X3) dan

variabel terikat (variabel dependen) yaitu Laba Usaha (Y).

a. Modal Usaha (X1)

Modal usaha merupakan sejumlah uang yang digunakan untuk memulai

suatu usaha. Modal usaha dapat dikeluarkan dengan uang atau harta benda

berupa barang dan lain sebagainya yang dapat menghasilkan sesuatu sehingga

41
dapat menambah kekayaan agar dapat membantu jalannya usaha. Modal usaha

dapat berasal dari uang sendiri ataupun pinjaman dari orang lain. Modal usaha

terdiri dari Capital Expenses (belanja modal) dan Operational Expenses (biaya

operasional). Capital Expenses merupakan pengeluaran yang dilakukan sebuah

usaha untuk mendapatkan aset tetap yang masa manfaatnya lebih dari satu

periode akuntansi seperti properti, peralatan jualan, gedung, dll. Sedangkan

Operational Expenses merupakan pengeluaran awal biaya operasional yang

dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan operasional usaha seperti biaya sewa,

barang dagang, sewa tempat, dll, Berikut rumus untuk menghitung modal

usaha menurut Suryana (2021, hal. 117) yaitu sebagai berikut :

Modal Usaha = Belanja Modal + Biaya Operasional

b. Biaya operasional (X2)

Biaya operasional merupakan biaya-biaya yang akan dikeluarkan atau

dipakai untuk menjalankan segala aktivitas-aktivitas pada usaha agar berjalan

dengan lancar seperti biaya sewa usaha, gaji karyawan, biaya listrik, air dan

lain sebagainya. Berikut rumus untuk menghitung biaya operasional menurut

Wardiyah (2017) yaitu sebagai berikut :

Biaya Operasional = Biaya Penjualan + Biaya Administrasi


Umum

c. Penjualan (X3)

Penjualan merupakan aktivitas usaha yang dilakukan antara penjual dan

pembeli baik itu secara online ataupun secara offline dan dengan adanya

42
Penjualan = Pendapatan
kegiatan tersebut dapat menguntungkan bagi kedua belah pihak. Berikut rumus

untuk menghitung penjualan menurut Syaiful Bahri (2016:239) yaitu sebagai

berikut :

d. Laba Usaha (Y)

Laba merupakan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan penjualan yang

menghasilkan pendapatan usaha yang kemudian dikurangi dengan biaya-biaya

yang ada pada usaha tersebut. Berikut rumus untuk menghitung laba bersih

menurut Indra Mahardika (2017:182) yaitu sebagai berikut :

Laba Bersih = Pendapatan - Beban

Tabel 3.1
Matriks Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Modal Usaha
(X1) Modal Usaha = Belanja Modal + Rasio
Menurut Biaya Operasional
Suryana (2021)
Biaya Operasional
(X2) Biaya Operasional = Biaya Penjualan + Biaya Rasio
Menurut Administrasi dan Umum
Wardiyah (2017)

Penjualan
(X3) Rasio
Menurut Penjualan = Pendapatan
Syaiful Bahri
(2016)
Laba Usaha
(Y)
Menurut Laba Bersih = Pendapatan – Beban Rasio
Indra Mahardika
Putra (2017)

43
Sumber: Data olahan penulis, 2022.

Pengukuran untuk variabel bebas atau variabel independen (X) dan variabel

terikat atau variabel dependen (Y) dalam penelitian ini penulis menggunakan

skala Rasio. Skala rasio memiliki semua sifat yang ada pada skala interval

ditambah satu sifat lain, yaitu dapat memberikan keterangan tentang nilai absolut

dari obyek yang diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan

pada hasil pengukuran yang dapat dibedakan, diurutkan, mempunyai jarak

tertentu, dan juga bisa dibandingkan (Siagian & Sugiarto, 2006, hal. 22-23).

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam pemecahan masalah dan untuk membuktikan hipotesa kerja seperti

yang telah dikemukakan di atas, maka penulis melakukan analisis data yaitu

sebagai berikut :

3.8.1 Statistik Deskriptif

Menurut Wijaya (2013) menjelaskan bahwa statistik deskriptif ialah sebuah

bidang ilmu statistik yang mempelajari tentang cara-cara pengumpulan,

penyusunan dan juga penyajian ringkasan dari data penelitian. Data-data tersebut

harus diringkas dengan baik dan juga teratur, baik dalam bentuk tabel ataupun

dalam presentasi grafik dan juga sebagai dasar untuk berbagai pengambilan

keputusan.

3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda

karena terdapat empat variabel independen (modal usaha, biaya operasional, biaya

bahan baku, penjualan) dan satu variabel dependen (laba usaha).

44
Menurut Sanusi (2011:134) menjelaskan bahwa regresi linier berganda pada

dasarnya merupakan perluasan dari regresi linier sederhana, yaitu dengan

menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya satu menjadi dua atau

lebih variabel bebas. Berikut rumus persamaan dari regresi linier berganda :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = Nilai dari variabel dependen ( variabel bebas/ variabel terikat/ variabel

yang dipengaruhi

X1 = Nilai dari variabel independen pertama

X2 = Nilai dari variabel independen kedua

X3 = Nilai dari variabel independen ketiga

a = Konstanta

b1 b2 b3 = Koefisien regresi

e = Error

untuk menjabarkan formulasi yang telah diuraikan diatas kedalam model

penelitian ini, dapat ditulis sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = Laba Usaha

X1 = Modal Usaha

X2 = Biaya Operasional

X3 = Penjualan

45
a = Konstanta

b1 = Parameter koefisien regresi masing-masing X1

b2 = Parameter koefisien regresi masing-masing X2

b3 = Parameter koefisien regresi masing-masing X3

e = Error

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi segala masalah-masalah

dalam pengujian model regresi pada penelitian ini yang dapat diatasi dengan

menggunakan bentuk model pengujian klasik. bentuk model pengujian klasik

terhadap kenormalan hasil persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi

variabel yang diteliti mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas

dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik

(Ghozali, 2018).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

yaitu yang tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2018, hal.

107).

46
Uji multikolinearitas dapat dideteksi dengan cara melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan bahwa setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. uji

multikolinearitas dibuktikan dengan nilai VIF dan nilai dari tolerance. Jika hasil

pengujian menyatakan bahwa nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Begitupun sebaliknya jika nilai

VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka dapat dinyatakan bahwa terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2018).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji terkait sama atau tidak

varian dari residual dari observasi yang dengan observasi yang lainnya. Apabila

residualnya memiliki varian yang sama maka akan disebut terjadi

Homoskedastisitas dan apabila variansnya berbeda atau tidak sama maka akan

disebut terjadi heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik apabila tidak

terjadinya heteroskedastisitas.

Pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara Z prediction

(ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai

residualnya (SRESID) yang merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi –

Y riil). Terjadi Homokedastisitas apabila pada scatterplot titik-titik hasil

pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar pada bagian bawah

maupun bagian atas pada titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak memiliki

pola yang teratur, sedangkan heteroskedastisitas akan terjadi jika pada scatterplot

47
titik-titiknya memiliki pola yang teratur baik itu menyempit, melebar ataupun

bergelombang-gelombang (Sunyoto, 2013).

3.8.4 Uji Analisis Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya diketahui untuk meengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen

(Y). Nilai koefisien determinasi adalah antara nilai 0 (nol) dan nilai 1 (satu).

Nilai R2 yang kecil memiliki arti bahwa kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Jika nilai R 2

mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dari variabel dependen

(Ghozali, 2018).

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians

variabel tersebut dipergunakan oleh varians variabel bebas, atau dengan kata

lain seberapa besar variabel bebas (X) dipengaruhi variabel terikat (Y) dengan

menggunakan rumus yaitu sebagai berikut (Sugiyono, 2016):

d = r2 x 100%

Keterangan :

d = Koefisien Determinasi

r = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat

100% = Presentasi Konstribusi

2. Uji t (Parsial)

48
Uji t ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari

masing-masing variabel independen (X) secara individual terhadap variabel

dependen (Y) yang di uji pada tingkat yang nilai signifikansi 0,05 (Sugiyono,

2018). Hipotesis untuk menguji t yaitu sebagai berikut :

a. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, artinya

variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh secara individual

terhadap variabel dependen (Y).

b. Jika nilai probabilitas ≤ 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya

variabel independen (X) mempunyai pengaruh secara individual terhadap

variabel dependen (Y).

Uji statistik ini dilakukan guna untuk menguji apakah variabel bebas (X)

secara individual memiliki hubungan yang signifikan atau tidak terhadap variabel

terikat (Y). Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel bebas (X) dengan

variabel terikat (Y). Menurut Sugiyono (2018, hal. 184) uji parsial dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut

r √ n−2
t=  
√1−r 2
keterangan :

t = thitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel.

r = korelasi parsial yang ditemukan

n = jumlah sampel

3. Uji F (Uji Simultan)

Uji F dilakukan guna untuk mengetahui pengaruh dari semua variabel

independen (X) yang dimasukkan dalam model regresi linier secara bersama-

49
sama terhadap variabel dependen (Y) yang di uji pada tingkat signifikan 0,05

(Ghozali, 2018). Berikut merupakan hipotesis untuk menguji F :

a. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, artinya

variabel independen (X) tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Y).

b. Jika nilai probabilitas ≤ 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya

variabel independen (X) mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria Pengujian :

(1) H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel

(2) H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel

Untuk menguji signifikannya koefisien korelasi ganda dapat dihitung

dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2018, hal. 192) yatu sebagai

berikut :

Fhitung =   R2/k
(1-R2)/(n-k-1)
Keterangan :

F = diperoleh dari table distribus F

R2 = koefisien korelasi ganda

K = jumlah variable independen

n = jumlah anggota sampel


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

50
5

6.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Besusu Kota Palu yang populasinya

terdiri dari 37 lapak usaha. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan,

diperoleh sampel penelitian sebanyak 32 lapak usaha yang setiap hari berjualan.

Sehingga, kuesioner yang disebar secara keseluruhan adalah 32 eksemplar.

Deskripsi dan data mengenai responden diperoleh dari Lapak Pantai Besusu Kota

Palu adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1
Deskripsi Kuesioner Penelitian
Kuesioner yang Kuesioner yang Kuesioner yang Kuesioner yang
disebarkan tidak kembali gugur dapat diolah
32 0 0% 0 0% 32 100%
Sumber : Data Diolah Peneliti (2022)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tingkat pengembalian kuesioner

tergolong baik. Dimana dari semua kuesioner yang disebar tidak ada yang

dinyatakan gugur. Hal ini karena peneliti selalu mendampingi responden dalam

melakukan pengisian kuesioner, sehingga ke semua kuesioner dapat memenuhi

kriteria untuk diolah selanjutnya.

1.3

2.3

3.3

4.1

6.2 Analisis Deskriptif

51
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan kondisi data yang ada

didalam penelitian. Variabel yang digunakan pada penelitian yaitu variabel

independen terdiri dari Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan dan

variabel dependen Laba Usaha. Pada statistik ini menyajikan jumlah data, nilai

minimum, nilai maximum, nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar

deviation) dari variabel independen dan variabel dependen. Adapun hasil statistik

pada penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Modal usaha 32 10000000 40000000 16890625.00 6838852.921
Biaya operasional 32 400000 4890000 2373750.00 1087761.092
Penjualan 32 10200000 26200000 18421875.00 4041297.650
Laba usaha 32 6510000 17528000 10931625.00 2921913.180
Valid N (listwise) 32
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel Modal Usaha memiliki

nilai minimum 10.000.000 dan nilai maximum 40.000.000. dengan nilai rata-rata

16.890.625,00 dan standar deviasinya 6.838.852,921. Untuk variabel Biaya

Operasional memiliki nilai minimum 400.000 dan nilai maximum 4.890.000,

dengan nilai rata-ratanya 2.373.750,00 dan standar deviasinya 1.087.761,092.

Untuk variabel Penjualan memiliki nilai minimum 10.200.000 dan nilai maximum

26.200.000, dengan nilai rata-rata 18.421.875,00 dan standar deviasinya

4.041.297,650. Kemudian untuk Laba Usaha memiliki nilai minimum 6.510.000

52
dan nilai maximum 17.528.000 dengan nilai rata-ratanya 10.931.625,00 dan

standar deviasinya 2.921.913,180.

4.3 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini memiliki variabel independen lebih dari satu, maka

metode analisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda (multiple linier

regression). Hasil uji regresi linier berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS

versi 26.0 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1905979.060 927684.694 -2.055 .049
Modal usaha .078 .035 .183 2.213 .035
Biaya operasional -.669 .252 -.249 -2.649 .013
Penjualan .711 .072 .984 9.909 .000
Konstanta = -1905979.060 Fhitung = 70.158 Sig F = 0,000
Multiple-R = 0,939 Adjusted R Square = 0,870 a = 0,05

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)

Adapun persamaan regresi linier berganda yang terbentuk adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = -1905979,060 + 0,078 X1 + (-0,669 X2) + 0,711 X3 + e

53
Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dari tabel coefficients diatas

maka dapat dijelaskan pengaruh antara variabel Modal Usaha (X1), Biaya

Operasional (X2) dan Penjualan (X3) terhadap Laba Usaha (Y). Untuk lebih

jelasnya adalah sebagai berikut :

1. Konstanta (α) sebesar -1905979.060 menyatakan apabila variabel bebas

Modal Usaha (X1), Biaya Operasional (X2) dan Penjualan (X3) dianggap

bernilai konstan (Nol), maka Laba Bersih bernilai -1905979.060.

2. Koefisien regresi Modal Usaha (X1) sebesar 0,078 menunjukkan bahwa setiap

penambahan modal usaha sebesar satu-satuan, maka akan diikuti oleh

kenaikan laba usaha yang sebesar 0,078. Hasil tersebut bernilai positif yang

artinya terjadi hubungan yang positif antara modal usaha dengan laba usaha,

yaitu dimana semakin besar modal usaha maka akan semakin besar pula laba

usaha yang diperoleh.

3. Koefisien regresi Biaya Operasional (X2) sebesar -0,669 menunjukkan bahwa

setiap penambahan biaya operasional sebesar satu-satuan, maka akan terjadi

penurunan pada laba usaha yang sebesar -0,669. Hasil tersebut bernilai negatif

yang artinya terjadi hubungan yang negatif antara biaya operasional dengan

laba usaha, yaitu dimana semakin besar biaya operasional pada usaha maka

laba usaha yang akan diperoleh semakin kecil.

4. Koefisien regresi Penjualan (X3) sebesar 0,711 menunjukkan setiap

penambahan penjualan sebesar satu-satuan, maka akan diikuti oleh kenaikan

Laba Usaha sebesar 0,711. Hasil tersebut bernilai positif yang artinya terjadi

54
hubungan yang positif antara penjualan dengan laba usaha, yaitu dimana

semakin besar penjualan maka semakin besar pula laba usaha yang diperoleh.

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam model

regresi antara variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai distribusi

normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan mengamati

grafik Normal Profitabiliti Plot yang dihasilkan melalui perhitungan SPSS.

Hasil penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)

Gambar 4.1

55
Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar di atas (Gambar 4.1) menunjukkan bahwa data

penyebaran di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah pada model

regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi antar variabel independen. Jika

terjadi korelasi antar variabel maka terdapat masalah pada multikolinearitas

sehingga model regresi ini tidak bisa digunakan. Apabila nilai pada tolerance >

0,1 dan nilai pada VIF < 10, artinya tidak ada multikolinearitas antar variabel

dalam model regresi ini. Berikut merupakan hasil pengujian multikolinearitas :

Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics Keterangan


Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Modal usaha .614 1.628 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Biaya operasional .475 2.104 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
Penjualan .425 2.351 Tidak Terjadi
Multikolinearitas
a. Dependent Variable: Laba Usaha

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat

bahwa, variabel modal usaha diperoleh nilai tolerance 0,614 dengan nilai VIF

56
1,628, pada variabel biaya operasional diperoleh nilai tolerance 0,475 dengan

nilai VIF 2,104 dan pada variabel penjualan diperoleh nilai tolerance 0.425

dengan nilai VIF 2,351. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antar variabel independen yang diindikasikan dengan nilai

tolerance pada setiap variabel > 0,10 dan nilai VIF setiap variabel < 10.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya. Jika residual memiliki varian yang tidak sama atau berbeda maka disebut

heterokedastisitas, dan jika residual memiliki varian yang sama maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas. Diketahui model regresi yang

baik adalah tidak terjadinya heterokedastisitas. Berikut merupakan hasil pengujian

dari heterokedastisitas :

Gambar 4.2
Hasil Uji Heterokedastisitas

57
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)
Berdasarkan gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik menyebar tidak teratur dan

tidak membentuk sebuah pola yang jelas. Dan dapat dilihat bahwa titik-titik pada

gambar tersebar secara baik yaitu tersebar diatas maupun dibawah angka 0 yang

terletak pada sumbu Regression Standardized Residual (Y). sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak terjadi adanya heterokedastisitas

pada model regresi ini.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji determinasi ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh yang

ditimbulkan antara variabel independen (modal usaha, biaya operasional dan

penjualan) terhadap variabel dependen (laba usaha). Hasil uji koefisien

determinasi (adjusted R2) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
Model R R Square
1 .939 a
.883 .870 1053484.981 2.069
a. Predictors: (Constant), Penjualan, Modal usaha, Biaya operasional
b. Dependent Variable: Laba usaha
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)

Pada tabel diatas diketahui besarnya nilai korelasi/ hubungan Multiple R yaitu

sebesar 0,939 dan nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0,870. Nilai ini

menunjukkan bahwa variabel Modal Usaha (X1), Biaya Operasional (X2) dan

58
Penjualan (X3) mempengaruhi Laba Usaha (Y) sebesar 0,870 atau 87%.

Sedangkan sisanya 13% (100% - 87%) dijelaskan bahwa variabel-variabel lain

yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.5.2 Uji Simultan (Uji-F)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (modal

usaha, biaya operasional dan penjualan) secara simultan mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen (laba usaha). Berdasarkan Uji F sesuai

dengan hasil pengujian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6
Hasil Uji Simultan (Uji –F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 233589618575065.100 3 77863206191688.360 70.158 .000b

Residual 31075256924934.906 28 1109830604461.961

Total 264664875500000.000 31

a. Dependent Variable: Laba usaha

b. Predictors: (Constant), Penjualan, Modal usaha, Biaya operasional

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)


Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 70,158 > Ftabel 2,93

dan tingkat signifikan 0,000 < tarif kepercayaan 0,05. Nilai Fhitung > Ftabel dengan

sampel (n) = 32; jumlah variabel (k) = 3; taraf signifikan α = 5% (0,05); degree of

freedom1 (df1) = k = 3; degree of freedom2 (df2) = n-k = 29, sehingga diperoleh

Ftabel sebesar 2,93.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal usaha, biaya operasional dan

penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba usaha. Sehingga

59
hipotesis pertama yang menyatakan bahwa modal usaha, biaya operasional dan

penjualan berpengaruh secara simultan terhadap laba usaha, sehingga H1 diterima.

4.5.3 Uji Parsial (Uji-t)

Uji t ini digunakan untuk menguji masing-masing variabel independen

(Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan) secara individu apakah variabel

tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Laba Usaha) atau

tidak. Berikut merupakan hasil uji-t :

Tabel 4.7
Uji Parsial (Uji-t)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1905979.060 927684.694 -2.055 .049
Modal usaha .078 .035 .183 2.213 .035
Biaya -.669 .252 -.249 -2.649 .013
operasional
Penjualan .711 .072 .984 9.909 .000
Sumber : Hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 (2022)

Terlihat pada tabel 4.7 diatas bahwa thitung untuk variabel Modal Usaha

sebesar 2,213 dengan nilai sig sebesar 0,035 dan pada variabel Biaya Operasional

diperoleh nilai thitung sebesar -2,649 dengan nilai sig sebesar 0,013 sedangkan thitung

pada variabel Penjualan sebesar 9,909 dengan nilai sig sebesar 0,000. Untuk

mengetahui nilai ttabel yaitu (α/2 ; n – (k+1)) = (0,05/2; 32 – (3+1)) = (0,025 ; 28) =

2,048. Sehingga dari hasil pengolahan data SPSS Versi 26.0 diatas dapat

dijelaskan sebagai berikut :

60
1. Pengaruh Modal Usaha Terhadap Laba Usaha ( H 2 : modal usaha berpengaruh

terhadap laba usaha )

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh modal

usaha terhadap laba usaha. Hasil uji t menunjukkan jika modal usaha memiliki

thitung sebesar 2,213 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,035 (sig < 0,05). Hal

ini menunjukkan bahwa variabel modal usaha memiliki nilai regresi dengan

arah yang positif. Dengan demikian, jika 2,213 > 2,048 (thitung > ttabel), maka

dapat disimpulkan bahwa secara parsial modal usaha berpengaruh signifikan

terhadap laba usaha, sehingga H2 diterima.

2. Pengaruh biaya operasional terhadap laba usaha ( H 3 : biaya operasional

berpengaruh terhadap laba usaha )

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh biaya

operasional terhadap laba usaha. Hasil uji t menunjukkan jika biaya

operasional memiliki thitung sebesar -2,649 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,013 ( sig < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel biaya operasional

memiliki nilai regresi dengan arah negatif . dengan demikian, jika -2,649 >

-2,048 (-thitung > -ttabel), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial biaya

operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba usaha, sehingga

H3 diterima.

3. Pengaruh penjualan terhadap laba usaha ( H4 : penjualan berpengaruh terhadap

laba usaha )

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

penjualan terhadap laba usaha. Hasil uji t menunjukkan jika penjualan

61
memiliki thitung sebesar 9,909 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (sig <

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel penjualn memiliki nilai regresi

dengan arah positif. Dengan demikian, jika 9,909 > 2,048 (thitung > ttabel), maka

dapat disimpulkan bahwa secara parsial penjualan berpengaruh signifikan

terhadap laba usaha, sehingga H4 diterima.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh modal usaha, biaya

operasional dan penjualan terhadap laba usaha, maka ada beberapa hal yang

dapat dijelaskan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

4.6.1 Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan berpengaruh secara

simultan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini yaitu

menunjukkan bahwa Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota

Palu. Hal ini menunjukkan bahwa Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan

merupakan faktor yang memberikan pengaruh dan dapat menaikkan atau

menurunkan Laba Usaha di lapak Pantai Besusu Kota Palu.

Modal usaha yang baik adalah modal usaha yang setiap tahunnya mengalami

kenaikan, karena meningkatnya modal pada usaha dapat berdampak baik untuk

laba usaha. Modal usaha sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha agar usaha

yang dijalani dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh keuntungan.

Jika modal usaha sudah sesuai dan terpenuhi, maka usaha tersebut memiliki

kemampuan untuk memenuhi segala kewajiban dengan tepat pada waktunya dan

62
dapat mempersiapkan persediaan yang cukup serta dapat meningkatkan jumlah

produksi barang dagang agar keinginan para konsumen dapat tercapai dengan

maksimal. Untuk memperoleh keuntungan yang banyak maka biaya operasional

pada setiap usaha harus lebih kecil dari pendapatan yang masuk. Biaya

operasional yang dikeluarkan dapat membantu berjalan lancarnya usaha, yang

dimana biaya-biaya tersebut seperti listrik, gaji karyawan, jasa angkut sampah, dll.

Selain itu setiap usaha juga harus dapat memperoleh penjualan yang banyak,

karena penjualan juga merupakan salah satu faktor untuk memperoleh laba yang

diinginkan setiap usaha melalui transaksi-transaksi dalam berdagang. Salah satu

cara agar dapat memperoleh penjualan yang banyak yaitu dengan cara

memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan agar para pelanggan puas dan

akan kembali lagi untuk membeli dilapak tersebut. Dengan adanya penjualan yang

tinggi akan membuat pendapatan yang masuk semakin banyak sehingga laba yang

diterima ikut meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Aslichah, dkk (2018) yang mengatakan bahwa secara simultan antara pengaruh

modal usaha dan penjualan terhadap laba usaha diperoleh hasil bahwa secara

positif dan signifikan modal usaha dan penjualan berpengaruh terhadap laba

usaha. Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan Susilawati dan Mulyana

(2018) mengatakan bahwa penjualan dan biaya operasional berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap laba bersih.

63
4.6.2 Pengaruh Modal Usaha Terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu

Modal usaha merupakan sejumlah uang, barang ataupun tempat yang

digunakan untuk menjalankan usaha. Modal usaha itu sendiri dapat diperoleh dari

modal sendiri ataupun dari pinjaman bank, koperasi maupun pinjaman dari orang

lain. Dalam menjalankan usahanya para pedagang harus melayani pelanggan

dengan baik, ramah tamah, bersih dan juga bertanggung jawab. Hal tersebut

dilakukan agar para pelanggan puas terhadap pelayanan usaha dan tertarik datang

kembali untuk membeli. Jika hal tersebut terjadi secara terus menerus maka akan

berdampak baik untuk perkembangan usaha dalam memperoleh pendapatan yang

lebih banyak. Usaha dapat dikatakan berjalan dengan baik jika memiliki modal

yang cukup dan memadai serta dapat menghasilkan laba yang besar. Oleh karena

itu, dalam pengelolaan modal perlu diperhatikan secara optimal agar bisnis yang

dijalankan dapat berjalan dengan lancar. Pada hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa responden memiliki modal yang cukup dalam menjalankan usahanya.

Walaupun modal yang dimiliki tidak begitu besar, namun para pemilik usaha

dapat memperoleh laba yang dapat membantu perputaran modal sehingga usaha

dapat berjalan dengan baik sampai sekarang.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif

dan signifikan antara Modal Usaha terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu, artinya semakin besar modal yang dimiliki usaha, maka semakin besar

pula laba usaha yang diterima. Begitupun sebaliknya, semakin kecil modal yang

dimiliki usaha maka semakin kecil pula laba usaha yang diterima. Modal yang

64
besar akan membuat usaha semakin besar dan perlengkapan yang dibutuhkan

usaha terlengkapi dan menu-menu yang dijual pun semakin banyak sehingga

pendapatan yang akan diterima usaha semakin banyak, dengan begitu maka laba

usaha pun ikut meningkat. Meningkatnya laba usaha dapat membantu usaha

berjalan dengan lancar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima yang

menyatakan bahwa secara parsial Modal Usaha berpengaruh signifikan terhadap

Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aslichah,

dkk (2018) menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh positif dan signifikan

terhadap laba usaha. Begitupun dengan hasil penelitian dari Irawan (2016) yang

menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap

laba usaha.

4.6.3 Pengaruh Biaya Operasional Terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai

Besusu Kota Palu

Biaya operasional merupakan biaya tetap yang dikeluarkan untuk

menjalankan segala aktivitas usaha setiap hari agar dapat berjalan dengan lancar.

biaya operasional pada usaha terdiri dari biaya sewa, gaji karyawan, biaya listrik,

air, dll. Biaya operasional sangat berpengaruh dalam menghasilkan tinggi

rendahnya laba yang diperoleh setiap usaha. Meningkatnya laba usaha jika dapat

menekan biaya operasionalnya dengan baik. Dalam menghitung laba rugi,

besarnya biaya pada usaha dapat mengurangi laba atau dapat membuat usaha

mengalami kerugian. Namun, dengan biaya yang kecil dapat membantu usaha

65
berjalan dengan lancar serta berkembang lebih baik karena meningkatnya

keuntungan yang diperoleh usaha.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

negatif dan signifikan antara Biaya Operasional terhadap Laba Usaha di Lapak

Pantai Besusu Kota Palu, artinya semakin besar biaya operasional yang

dikeluarkan pada usaha, maka semakin kecil pula laba yang akan diterima.

Begitupun sebaliknya, jika biaya operasional yang dikeluarkan semakin kecil

maka laba yang diterima semakin besar. Dalam hal ini, para pemilik usaha harus

dapat mengkontrol dan mengefisienkan biaya operasional dengan baik untuk

menghindari terjadinya kerugian pada usahanya. Maka dapat disimpulkan bahwa

H3 diterima yang menyatakan bahwa secara parsial Biaya Operasional

berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati &

Mulyana (2018) yang membuktikan bahwa biaya operasional (X) berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap laba bersih (Y). Begitupun dengan hasil penelitian

dari Fahmi Nur, dkk (2020) yang menunjukkan bahwa biaya operasional

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih. Berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Casmadi & Azis (2019) yang menunjukkan bahwa

biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih.

4.6.4 Pengaruh Penjualan Terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu

Penjualan merupakan kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan oleh dua

pihak yaitu penjual dan pembeli guna mendapatkan keuntungan. Untuk

66
memperoleh keuntungan yang banyak, pelaku usaha harus melakukan segala

upaya agar dapat meningkatkan penjualannya dengan cara menarik perhatian para

pengunjung serta menawarkan atau mempromosikan barang dagangannya kepada

pengunjung untuk membeli. Dengan adanya penjualan yang tinggi maka dapat

membantu usaha untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehingga

memperoleh keuntungan. Usaha dapat dikatakan berhasil jika keuntungan yang

diperoleh lebih besar dari biaya-biaya yang telah dikeluarkan.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

positif dan signifikan antara Penjualan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai

Besusu Kota Palu, artinya semakin tinggi penjualan yang diperoleh maka semakin

tinggi pula laba yang diperoleh usaha. begitupun sebaliknya, semakin kecil

penjualan yang diperoleh maka laba usaha juga semakin kecil. Meningkatnya

penjualan akan memasukkan pendapatan yang lebih banyak sehingga laba usaha

yang diperoleh ikut meningkat. Dengan meningkatnya laba dapat membantu

perkembangan usaha serta membantu kelancaran pada usaha. Maka dapat

disimpulkan bahwa H4 diterima yang menyatakan bahwa secara parsial Penjualan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu

Kota Palu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilawati &

Mulyana (2018) yang menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial penjualan

memiliki pengaruh terhadap laba bersih. Begitupun dengan hasil penelitian dari

Irawan (2016) dan Aslichah, dkk (2018) yang menunjukkan bahwa penjualan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba usaha.

67
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dilakukan mengenai

Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan terhadap Laba Usaha di

Lapak Pantai Besusu Kota Palu, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu. Artinya

semakin besar modal yang dikeluarkan setiap usaha dan biaya yang

dikeluarkan semakin kecil serta penjualan yang diperoleh semakin besar maka

laba usaha yang diperoleh akan semakin besar. Semakin besar laba yang

diperoleh dapat membantu usaha tersebut berkembang lebih besar atau lebih

baik lagi.

2. Modal Usaha dan Penjualan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu. Artinya semakin

besar modal usaha dan penjualan maka semakin besar pula laba usaha yang

diterima. Sedangkan pada Biaya Operasional berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu. Artinya

semakin besar biaya operasional yang dikeluarkan pemilik usaha maka laba

usaha yang diterima akan semakin kecil sehingga akan mengakibatkan usaha

tidak dapat berkembang.

68
5.2 Saran

Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan dan hasil kesimpulan

yang diperoleh, maka saran yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi pelaku usaha sebaiknya melakukan pencatatan laporan keuangan

sederhana guna membantu aktivitas usahanya dalam hal mengelola keuangan

dengan baik agar usaha dapat berjalan dengan efisien.

2. Untuk peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lainnya

seperti Lama Usaha terhadap Laba Usaha agar mendapatkan hasil penelitian

yang lebih akurat, serta mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap

Laba Usaha.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun

masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan penelitian ini

yaitu data ini diambil bukan dari laporan keuangan, tetapi melalui kuesioner

sehingga data tersebut bukan data laporan keuangan secara real.

69
DAFTAR PUSTAKA

Albar, K., & Kalsum, U. (2021). Metodologi Penelitian Bisnis. Bangkalan:


Guepedia.
Aslichah, Dwiningwarni, S., Yulianto, & Supriyadi. (2018). Pengaruh Modal
Usaha Dan Penjualan Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan
Penggilingan Padi. J-MACC : Journal of Management and Accounting,
169.
Azra, A. T. (2019). Analisis Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha dan Jenis
Usaha Terhadap Laba Usaha Mustahik (Studi Pada Umkm Binaan Baznas
Kota Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb Universitas Brawijaya, 4-5.
Bahri, S. (2016). Pengantar Akuntansi (Pertama ed.). Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Casmadi, Y., & Azis, I. (2019). Pengaruh Biaya Produksi Dan Biaya operasional
Terhadap Laba Bersih Pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company, Tbk. Jurnal Akuntansi, 41.
Fathony, A. A., & Wulandari, Y. (2020). Pengaruh Biaya Produksi Dan Biaya
Operasioanal Terhadap Laba Bersih Pada PT.Perkebunan Nusantara VIII.
AKURAT Jurnal Ilmiah Akuntansi, 46.
Ghozali, I. (2018). Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2018). SAK (Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil dan Menengah). Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.
Irawan, M. R. (2016). Pengaruh Modal Usaha Dan Penjualan Terhadap Laba
Usaha Pada Perusahaan Penggilingan Padi UD. Sari Tani Tenggerejo
Kedungpring Lamongan. Jurnal Penelitian Ekonomi Dan Akuntansi
(JPENSI), 75.
J, F. N., Pitriani, N., C, R. N., Adriansyah, T., & Suripto. (2020). Pengaruh
Pendapatan Usaha, Biaya Operasional, dan Volume Penjualan Terhadap
Laba Bersih. Proceeding Universitas Pamulang, 14-20.
Juliasty, S. (2009). Cerdas Mendapatkan dan Mengelola Modal Usaha. Jakarta:
Balai Pustaka.
Martina. (2019, Agustus 12). Mengenal 3 Komponen Laba Dalam Bisnis Serta
Mengetahui Perbedaan Dan Keterkaitannya. Dipetik Maret 25, 2022, dari
Ukirama.com: https://ukirama.com/en/blogs/mengenal-3-komponen-laba-
dalam-bisnis-serta-mengetahui-perbedaan-dan-keterkaitannya
Prihatminingtyas, B. (2019). Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha, Jam Kerja
Dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Pedagang Di Pasar Landungsari.
Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi, 147-154.

70
Purnawati, I. G. A. (2020). Akuntansi Koperasi dan UMKM. Depok: PT
RajaGrafindo Persada.
Putra, I. M. (2017). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Quadrant.
Rahmatia, Madris, & Nurbayani, S. U. (2018). Pengaruh Modal Usaha, Tenaga
Kerja Dan Lama Usaha Terhadap Laba Usaha Mikro Di Kota Palopo
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen, 43.
Sadeli, H. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Satriani, D., & Kusuma, V. V. (2020). Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan
Harga Pokok Penjualan Terhadap Laba Penjualan. JIMEA (Jurnal Ilmiah
Mea(Manajemen,Ekonomi Dan Akuntansi), 438-453.
Setiawan, W. (2019, september 24). Pengertian dan Contoh Laporan Keuangan
Sederhana. Dipetik mei 27, 2022, dari akuntanmuslim.com:
https://akuntanmuslim.com/laporan-keuangan-sederhana/#:~:text=Pengerti
an%20Laporan%20Keuangan%20Sederhana&text=Laporan%20keuangan
%20sederhana%20merupakan%20sebuah,memiliki%20istilah%2Distilah
%20yang%20rumit.
Siagian, D., & Sugiarto. (2006). Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi
(Ketiga ed.). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Cv. In Alfabeta.
Suharsaputra, U. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sujarweni, V. W. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sujarweni, V. W. (2015). Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sunyoto, D. (2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung: PT Refika
Aditama.
Suprapto, R., & Azizi, M. W. (2020). Buku Ajar Manajemen Pemasaran.
Ponorogo: Myria Publisher.
Suryana, D. (2021). Memulai Usaha Dari Awal. Bandung.
Susilawati, E., & Mulyana, A. (2018). Pengaruh Penjualan dan Biaya Operasional
terhadap Laba Bersih PT.Indocement Tunggal Prakarsa (Persero) Tbk
Periode 2010-2017. Jurnal Saintifik Manajemen dan Akuntansi, 82-96.
Tobing, A. (2021, november 26). https://www.oyindonesia.com/blog/sumber-
pendanaan-untuk-modal-usaha-umkm. Dipetik maret 18, 2022, dari
oyindonesia.com: https://www.oyindonesia.com/blog/sumber-pendanaan-
untuk-modal-usaha-umkm

71
Wardiyah, M. L. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Cv Pustaka Setia.
Wijaya, T. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis Teori dan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

72
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN

73
KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional, dan Penjualan Terhadap


Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/I sebagai Responden
Di_
Tempat
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Dengan hormat, sehubungan penelitian untuk skripsi pada strata 1 (S1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako Jurusan Akuntansi yang
berjudul: Pengaruh Modal Usaha, Biaya Operasional dan Penjualan Terhadap
Laba Usaha di Lapak Pantai Besusu Kota Palu”, saya memohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu sekitar 10-15 menit untuk mengisi kuesioner
ini.
Bapak/Ibu dimohon membaca petunjuk pengisian kuesioner dan
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan yang dirasakan/dialami selama ini.
Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini karena
hanya menanyakan terkait apa yang terjadi pada usaha bapak/ibu. Jawaban dan
identitas responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
yang akan dijaga kerahasiaannya. Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung
pada perhatian dan kesungguhan Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini.
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner penelitian
ini, dengan rendah hati saya ucapkan terima kasih

74
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Pemilik Café (Jika Berkenan) :
Nama Café :
Umur :
Jenis Kelamin :
Lama Usaha :
Pendidikan Terakhir (jika berkenan) :

B. Pertanyaan Untuk Responden


Modal Usaha (X1)
1. Berapa modal awal yang anda keluarkan untuk memulai usaha ini pertama
kali ?
Jawaban :……………………………………………………………..

Biaya Operasional (X2)


2. Berapa biaya sewa yang anda keluarkan untuk menyewa lahan ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)

3. Berapa biaya listrik yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini ?

Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)

4. Berapa biaya air yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini ?

Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
5. Berapa biaya jasa angkut sampah yang anda keluarkan untuk menjalankan

usaha ini ?

Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
6. Berapa biaya wifi yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini ?

Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
7. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membayar gaji karyawan ?

Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
8. Berapa jumlah karyawan yang anda miliki ?

75
Jawaban :………………………………….………………………….
9. Berapa biaya peralatan yang anda keluarkan untuk menjalankan usaha ini?
Jawaban :……………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
10. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli barang dagangan usaha
ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)
Penjualan (X3)
11. Berapa banyak penjualan yang anda peroleh dalam kegiatan usaha ini ?
Jawaban :………………………………….………….(Bulan/Minggu/Hari)
Laba Usaha (Y)
12. Berapa banyak keuntungan yang anda dapatkan dalam kegiatan usaha ini ?
Jawaban :………………………………….…..(Bulan/Minggu/Hari)

76
LAMPIRAN II
DAFTAR SAMPEL

77
Daftar Sampel
No Nama Biaya
. Usaha Modal Usaha Operasional Penjualan Laba Usaha
1. café bone to Rp40.000.000 Rp3.790.000 Rp22.900.000 Rp13.910.000
Café
2. Bintang Rp25.000.000 Rp4.890.000 Rp26.200.000 Rp15.260.000
3 Café Ayhu Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp25.400.000 Rp17.460.000
4 Café Annisa Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp21.600.000 Rp14.910.000
5 Café Ibra Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp20.300.000 Rp12.360.000
Café Mekar
Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp21.600.000 Rp13.660.000
6 Baru
7 Café Maros Rp25.000.000 Rp3.390.000 Rp19.600.000 Rp12.410.000
8 Cafe Febby Rp20.000.000 Rp1.450.000 Rp24.900.000 Rp17.528.000
Cahaya
Rp20.000.000 Rp1.370.000 Rp17.800.000 Rp10.830.000
9 Sinjai
Cafe
Rp20.000.000 Rp2.600.000 Rp20.200.000 Rp11.264.000
10 Billabong
Café Dua
Rp20.000.000 Rp1.290.000 Rp19.600.000 Rp11.510.000
11 Putri
12 Café Jamal Rp20.000.000 Rp400.000 Rp13.500.000 Rp8.290.000
Zerlia Irmah
Rp15.000.000 Rp1.440.000 Rp13.200.000 Rp8.710.000
13 Ziding
14 Aqyu Rp15.000.000 Rp3.390.000 Rp19.000.000 Rp8.810.000
15 Nurma Café Rp15.000.000 Rp3.390.000 Rp17.000.000 Rp8.410.000
16 café flora Rp15.000.000 Rp2.790.000 Rp19.000.000 Rp10.910.000
17 caffe abison Rp15.000.000 Rp2.790.000 Rp17.000.000 Rp8.910.000
18 caffe nurul Rp15.000.000 Rp2.790.000 Rp17.000.000 Rp9.660.000
café padaidi
Rp15.000.000 Rp2.190.000 Rp18.300.000 Rp9.310.000
19 777
20 Café Ashya Rp14.000.000 Rp2.290.000 Rp18.400.000 Rp11.560.000
21 Café Yunda Rp13.000.000 Rp3.390.000 Rp19.600.000 Rp10.510.000
22 Café Dea Rp13.000.000 Rp3.140.000 Rp21.600.000 Rp13.160.000
23 café abdika Rp12.000.000 Rp2.340.000 Rp18.500.000 Rp10.860.000
24 café abidzar Rp12.000.000 Rp1.890.000 Rp19.600.000 Rp12.410.000
25 Café Aliya Rp11.500.000 Rp2.340.000 Rp22.800.000 Rp12.000.000
26 cafe mita Rp10.000.000 Rp1.290.000 Rp10.200.000 Rp6.510.000
Es kelapa
Rp10.000.000 Rp400.000 Rp12.000.000 Rp7.150.000
27 muda alfais
Larisa
28 manis Rp10.000.000 Rp400.000 Rp12.000.000 Rp6.900.000
tanjung
29 café pojok Rp10.000.000 Rp1.290.000 Rp11.100.000 Rp6.610.000
30 café dwi Rp10.000.000 Rp1.890.000 Rp16.200.000 Rp9.010.000

78
Lanjutan Tabel Data Sampel
31 Café Vano Rp10.000.000 Rp1.890.000 Rp17.000.000 Rp11.310.000
Café
Rp10.000.000 Rp1.890.000 Rp16.400.000 Rp7.710.000
32 Cibong

79
LAMPIRAN III
HASIL UJI SPSS

80
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Modal usaha 32 10000000 40000000 16890625.00 6838852.921
Biaya operasional 32 400000 4890000 2373750.00 1087761.092
Penjualan 32 10200000 26200000 18421875.00 4041297.650
Laba usaha 32 6510000 17528000 10931625.00 2921913.180
Valid N (listwise) 32

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Penjualan, Modal . Enter
usaha, Biaya
operasionalb
a. Dependent Variable: Laba usaha
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .939a .883 .870 1053484.981 2.069
a. Predictors: (Constant), Penjualan, Modal usaha, Biaya operasional
b. Dependent Variable: Laba usaha

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 233589618575065.100 3 77863206191688.360 70.158 .000b
Residual 31075256924934.906 28 1109830604461.961
Total 264664875500000.000 31
a. Dependent Variable: Laba usaha
b. Predictors: (Constant), Penjualan, Modal usaha, Biaya operasional

81
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1905979.060 927684.694 -2.055 .049
Modal usaha .078 .035 .183 2.213 .035 .614 1.628
Biaya -.669 .252 -.249 -2.649 .013 .475 2.104
operasional
Penjualan .711 .072 .984 9.909 .000 .425 2.351
a. Dependent Variable: Laba usaha

Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Condition Modal Biaya
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) usaha operasional Penjualan
1 1 3.827 1.000 .00 .01 .01 .00
2 .092 6.464 .19 .01 .45 .01
3 .068 7.514 .04 .90 .22 .01
4 .013 17.055 .77 .08 .32 .98
a. Dependent Variable: Laba usaha

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 5268927.00 16400567.00 10931625.00 2745022.584 32
Std. Predicted Value -2.063 1.992 .000 1.000 32
Standard Error of Predicted 198172.188 701260.813 354565.039 115897.434 32
Value
Adjusted Predicted Value 4998622.50 15823300.00 10941862.50 2767382.001 32
Residual -1705836.375 1763473.000 .000 1001213.086 32
Std. Residual -1.619 1.674 .000 .950 32
Stud. Residual -1.743 1.746 -.004 1.026 32
Deleted Residual -2047421.000 1919453.500 -10237.502 1178205.307 32
Stud. Deleted Residual -1.813 1.817 -.005 1.047 32
Mahal. Distance .128 12.767 2.906 2.800 32
Cook's Distance .000 .365 .048 .082 32
Centered Leverage Value .004 .412 .094 .090 32
a. Dependent Variable: Laba usaha

82
Charts

83
84
LAMPIRAN IV
F TABEL DAN T TABEL

85
Df Sinifikansi Df Siknifikansi

86
0.025 0.05 0.025 0.05
1 12.706 6.314 46 2.013 1.679
2 4.303 2.920 47 2.012 1.678
3 3.182 2.353 48 2.011 1.677
4 2.776 2.132 49 2.010 1.677
5 2.571 2.015 50 2.019 1.676
6 2.147 1.943 51 2.008 1.675
7 2.365 1.8+5 52 2.007 1.675
8 2.306 1.80 53 2.006 1.674
9 2.262 1.863 54 2.005 1.674
10 2.228 1.832 55 2.004 1.673
11 2.201 1.716 56 2.003 1.673
12 2.179 1.792 57 2.002 1.672
13 2.160 1.781 58 2.002 1.672
14 2.145 1.771 59 2.001 1.671
15 2.131 1.763 60 2.000 1.671
16 2.120 1.756 61 2.000 1.670
17 2.110 1.740 62 1.999 1.660
18 2.101 1.744 63 1.998 1.669
19 2.093 1.739 64 1.998 1.669
20 2.086 1.725 65 1.997 1.669
21 2.080 1.721 66 1.997 1.668
22 2.074 1.727 67 1.996 1.668
23 2.069 1.714 68 1.995 1.668
24 2.06. 1.711 69 1.995 1.667
25 2.060 1.718 70 1.994 1.667
26 2.056 1.706 71 1.994 1.667
27 2.052 1.703 72 1.993 1.666
28 2.048 1.701 73 1.993 1.666
29 2.045 1.609 74 1.993 1.666
30 2.042 1.697 75 1.992 1.665
31 2.040 1.696 76 1.992 1.665
32 2.037 1.694 77 1.991 1.665
33 2.035 1.692 78 1.991 1.665
34 2.032 1.691 79 1.990 1.664
35 2.030 1.690 80 1.990 1.664
36 2.028 1.688 81 1.990 1.664
37 2.026 1.687 82 1.989 1.664
38 2.024 1.686 83 1.989 1.663
39 2.023 1.685 84 1.989 1.663
40 2.021 1.684 85 1.988 1.663
41 2.020 1.683 86 1.988 1.663
42 2.018 1.682 87 1.988 1.663
43 2.017 1.681 88 1.987 1.662
44 2.015 1.680 89 1.987 1.662
45 2.014 1.679 90 1.987 1.662
T Tabel

87
88
LAMPIRAN V
BUKTI PENELITIAN

89
Bukti Penelitian
1. Cafe Jamal ( Pak Jamal)

2. Cafe Pojok (Pak Amir)

3. Café Aqyu (Ibu Eka)

4. Cafe Dua Putri

90
5. Cafe Yunda (Ibu Rospita)

6. Cafe Bone to ( Ibu Andi Sompa)

7. Nurma Café ( Ibu Nur)

91
8. Cafe Aliya ( Ibu Susi Rahmatia)

9. Cafe Ashya ( Ibu Mirna)

92

Anda mungkin juga menyukai