Anda di halaman 1dari 2

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan pulveres paracetamol.

pulveres
sendiri berarti serbuk terbagi, disebut dengan serbuk terbagi karena dalam proses
pembuatannya serbuk yang telah dihasilkan dibagi dalam bobot yang kurang lebih sama,
kemudian dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok. Pada
umumnya sediaan pulveres ini digunakan untuk pemakaian oral. Sedangkan paracetamol
sendiri adalah obat analgesik (painkiller) dan antipiretik (meredakan demam), obat ini lazim
dikonsumsi oleh hampir seluruh umur, mulai dari bayi hingga orang tua dengan dosis yang
berbeda-beda.

Dalam salinan resep yang diberikan, dituliskan R/ paracetamol 1 tab yang berarti
ambilah paracetamol 1 tab. Lalu dalam keterangan selanjutnya tercantum m.f pulv dtd No.
XX yang dapat diartikan buat dan campur serbuk terbagi da tales doses sebanyak 20. Dengan
aturan pemakaian diminum 3 kali sehari sebanyak 1 bungkus setelah makan. Kemudian pada

bagian bawah kanan dituliskan det X yang berarti telah diberikan 10 tablet untuk pasien.

Tanda dtd (da tales doses) memiliki arti “berikan dalam dosis demikian” yang berarti 1

tablet paracetamol itu untuk sekali minum. Pada resep ini dibutuhkan 20 tablet paracetamol,
namun telah diberikan 10 tablet oleh apotek sebelumnya. Berarti kita hanya perlu

memberikan 10 tablet lagi kepada pasien. Apabila tidak terdapat tanda dtd berarti 1 tablet
parasetamol itu perlu dibagi untuk 20 kali minum.

Selanjutnya setelah memahami resep, mulai dilakukan pembuatan pulveres yang diawali
dengan pengambilan 10 tablet paracetamol dan penimbangan Saccharum lactis atau laktosa. Zat ini
ditambahkan guna menjadi pengisi karena bersifat inert, berwarna putih, dapat larut, dan
higroskopis. Penggunaan zat ini juga bertujuan untuk menutup pori mortar pada awal
penggerusan/pencampuran dan untuk memberikan rasa manis. Setelah menimbang dilakukan
pengadukan laktosa pada mortar guna menutup pori agar nantinya obat utama yang dibuat tidak
berkurang karena masuk ke dalam pori-pori mortar. Cara pengadukan dengan mortar dan alu ini juga
memiliki aturan, alu harus diputar searah / berlawanan jarum jam (1 arah saja) dan posisi tangan saat
memegang alu adalah dengan cara ibu jari lurus kebawah. Hal ini dilakukan guna meminimalisir
serbuk yang diaduk keluar dari mortar sehingga dosis serbuk yang dihasilkan sama dengan dosis yang
diinginkan.

Setelah menutup pori mortar, dimasukkan 10 tablet paracetamol dan dihomogenkan lalu
laktosa yang tersisa dimasukan semua ke dalam mortar. Setelah itu dilakukan penambahan carmine
sedikit demi sedikit sembari diaduk guna mengecek homogenitas dari serbuk yang kita buat, apakah
sudah tercampur sempurna atau belum. Setelah dihasilkan serbuk yang berwarna pink muda yang
merata maka selanjutnya dilakukan proses pembagian ke kertas perkamen. Sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan dalam resep, maka kita siapkan 10 kertas perkamen. Serbuk tadi kita bagi ke 10
kertas dengan bobot yang kurang lebih sama rata berdasarkan pengamatan kita secara visual
(pembagian dengan pengamatan visual ini hanya bisa dilakukan apabila kita membuat kurang dari 20
bungkus, bila lebih diperlukan proses penimbangan). Kemudian 10 kertas perkamen tadi dilipat rapih
dan sama besar agar serbuk yang ada tidak berceceran sehingga obat yang terdapat dalam kertas
juga tidak berkurang. Puyer-puyer ini kemudian harus dimasukkan ke dalam plastic klip dan diberi
etiket yang jelas agar pasien bisa memahami cara pemakaiannya.

Zat tambahan yang digunakan dalam pembuatan resep ini perlu ditulis nama dan jumlahnya
agar apabila ada pengulangan pasien akan mendapat obat yang sama dengan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai