Sop Ia
Sop Ia
YA TDK
1. Persiapan alat :
a. Alat pelindung diri (sarung tangan, masker, apron, kaca mata,
sepatu boot)
b. Jalan napas :
Phantom intubasi 1 buah
Collar neck 1 buah
Suction pump 1 buah
Selang suction (rigid 1 buah, soft 1 buah)
Oropharingeal airway (OPA) dewasa 1 buah, anak 1 buah,
bayi 1 buah
Nasopharingeal airway (NPA) 1 buah
Laringeal mask airway 1 buah
Forcep margil 1 buah
Tong spatel 1 buah
Mouth gauge 1 buah
Forsep margil 1 buah
Spuit 10 cc 1 buah
Laringoskop 1 set
Aqua bides 1 buah
Endotrakheal tube (ETT) dewasa 1 buah, anak/bayi 1 buah
Pipa konektor “Y” 1 buah
Capnograph 1 buah
Bag Valve Mask (BVM) 1 buah (dewasa/anak) + selang
oksigen
c. Pernapasan
Tabung oksigen lengkap 1 buah
Selang oksigen (nasal canula 1 buah, rebreathing mask 1 buah,
non rebreathing mask 1 buah)
Aboket ukuran no. 14 sebanyak 1 buah
Kasa oclusif secukupnya
d. Sirkulasi
Balut cepat secukupmnya
Kasa steril 1 secukupnya
Kasa gulung 1 secukupnya
Plester secukupnya
Mitela 3 buah
Bidai 3 buah
Infus RL 2 flabot
Set infuse 2 buah
Aboket ukuran no. 20/18 sebanyak 2 buah
Penligth 1 buah
Spuit 5 cc 1 buah
Gurita 1 buah
Elastis verban 1 buah
Folley kateter 1 buah
Jelly 1 buah
Urine bag 1 buah
NGT 1 buah
Pulse oksimetri 1 buah
Monitor EKG 1 buah
Head stabilizer
Long Spine Board (LSB)
2. Menerima pasien trauma
3. Safety (3 A) : aman diri, aman lingkungan dan aman pasien
4. Cek kesadaran pasien : AVPU (respon alert, respon verbal, respon
pain, un respon)
Jika sadar, maka lakukan pemeriksaan sesuai dengan
permasalahan yang ada ABCDE
Jika tidak sadar, maka lakukan : panggil bantuan SPGDT
5. PENGKAJIAN PRIMER (PRIMARY SURVEY)
A = Airway (jalan napas) + control servikal
Pegang/fiksasi kepala dan leher bila curiga fraktur servikal
(trauma kepala dengan penurunan kesadaran, multi trauma,
terdapat jejas di atas klavikula kearah cranial, biomekanika
mendukung). Lakukan pemasangan neck collar dan head
stabilizer.
Periksan jalan napas dengan teknik look, listen, feel :
Bila terdengar suara gurgling (seperti berkumur-kumur)
terjadi karena sumbatan karena cairan (darah, secret/slem),
maka lakukan tindakan suction/dimiringkan dengan teknik
log roll.
Bila terdengar suara snoring (ngorok) sering terjadi pada
pasien tidak sadar karena pangkal lidah jatuh ke belakang,
maka lakukan tindakan membuka jalan napas secara manual
dengan teknik jaw trust/chin lift (trauma servikal), teknik
head tilt & chin lift (non trauma tidak sadar), dan lakukan
pemasangan OPA (oropharingeal airway) pada pasien tidak
sadar atau NPA (nasopharingeal airway) pada pasien sadar.
Curigai fraktur basis crania : perdarahan dari hidung dan
mulut, raccoon eyes, beatle sign, brill hematoma sebagai
kontraindikasi pemasangan NPA.
Bila terdengar stridor terjadi karena edema faring/laring
(cidera inhalasi), misalnya : pasien luka bakar dengan riwayat
menghirup uap panas/karbon monoksida, maka lakukan
airway definitive dengan tindakan intubasi (pasang ETT) atau
needle cricotiroidotomy atau surgical cricotiroidotomy
(trakeostomy).
6. B = Breathing (Pernapasan) Oksigenasi/ventilasi
Kaji frekuensi pernapasan, bila sangat sesak, napas cepat, dan
dangkal, kemudian berikan oksigen dengan pilihan :
Kanula 2-6 LPM
Face mask/rebreathing mask (RM) 6-10 LPM
Bag valve mask (BVM) bila pernapasannya tidak adekuat
atau apneu, maka berikan ventilasi tambahan dengan teknik
bagging atau ventilator.
Flail Chest dengan Kontusio Paru (fraktur pada costae lebih dari
2 segmen) dengan tanda dan gejala : pasien sangat sesak,
frekuensi napas cepat dan dangkal, ekspansi dinding dada tampak
pernapasan paradoksal, pasien mengalami nyeri hebat saat
bernapas sehingga cendrung takut bernapas. Tindakan selanjutnya
kolaborasi dengan dokter untuk diberikan analgesic, bantuan
ventilasi perlu airway definitive/intubasi.
7. C = Circulation (kontrol perdarahan dan resusitasi cairan)
Jika ada perdarahan eksternal, maka lakukan balut tekan (hati-hati
terhadap sumber perdarahan yang potensial cepat mengancam
nyawa).
Jika ada fraktur pelvis, maka dipasang gurita. Jika ada fraktur
tulang ekstremitas atas-bawah, maka dipasang bidai.
Cek sirkulasi perifer : cek nadi (frekuensi, kekuatan), akral, CRT,
warna kulit. Jika ada tanda-tanda syok hipovolemik karena
perdarahan, maka diberikan infur 2 jalur dengan cairan Ringer
Laktat (RL) yang hangat 1-2 liter di guyur.
Lakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan golongan
darah dan darah lengkap.
Jika ada perdarahan internal, maka perbaiki volume untuk cegah
syok lebih lanjut. Jika ada perdarahan di thorak, maka konsul
dengan dokter bedah untuk dilakukan torakotomy. Jika ada
perdarahan abdomen dan retroperitoneal, maka konsul dengan
dokter bedah untuk dilakukan laparatomy. Tentukan
penatalaksanaannya.
Pertimbangkan pemberian transfusi darah.
8. D = Disability (pemeriksaan status neurologi)
a. Nilai GCS
Eye :
4 buka mata spontan
3 buka mata terhadap suara
2 buka mata terhadap nyeri
1 tidak ada respon
Verbal :
5 orientasi baik
4 berbicara bingung
3 berbicara tidak jelas (hanya kata-kata yang keluar)
2 merintih/mengerang
1 tidak ada respon
Motorik :
6 bergerak mengikuti perintah
5 bergerak terhadap nyeri dan dapat melokalisir nyeri
4 berlawanan dengan rangsang nyeri atau withdrawl
3 fleksi abnormal (dekortikasi)
2 ekstensi abnormal (deserebrasi)
1 tidak ada respon (flasid)