Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI MASALAH – MASALAH PERINSTALASI/RUANGAN

INSTALASI/ RUANGAN : IFRS MABA


1. PENAMBAHAN ANGGARAN OBAT DAN BMHP

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang


Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan. bahwa pengamanan sediaan
farmasi dan alat kesehatan sebagai salah satu upaya dalam pembangunan kesehatan
dilakukan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak tepat serta yang tidak
memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan.
Anggaran belanja obat di rumah sakit merupakan komponen terbesar dari pengeluaran
rumah sakit. Dibanyak negara berkembang belanja obat di rumah sakit dapat
menyerap sekitar 40 s.d 50% dari biaya keseluruhan rumah sakit. Namun
kenyataannya anggaran belanja obat tahun 2023 di rsud MABA hanya menyerap
anggaran kurang lebih sekitar 10%. Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan
anggaran obat karena mengingat dana untuk pembelian obat di rumah sakit tidak
sesuai dengan kebutuhan.
Data terlampir

2. PENAMBAHAN GEDUNG BARU


3. PENINGKATAN SDM
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian,
Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di
rumah sakit. Bahwa tenaga kefarmasian sebagai salah satu tenaga kesehatan pemberi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan penting karena terkait
langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya pelayanan kefarmasian. Namun fakta
yang ada dirumah sakit MABA pelayanan kefarmasian khususnya farmasi klinik belum
sepenuhnya dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku. Oleh karena itu untuk mengatasi
masalah tersebut maka perlu dilakukan peningkatan sumber daya manusia antara lain :
1. Pelatihan Pelayanan Kefarmasian
Adapun maksud dari pelatihan pelayanan kefarmasian adalah untuk memberikan
pelayanan kefarmasian yang dapat menjamin efektivitas, keamanan dan efisiensi
Obat dan Bahan Medis habis pakai. Yang bertujuan untuk Memaksimalkan efek
terapi obat dengan menggunakan obat yang paling efektif berdasarkan kondisi
klinik pasien.Meminimalkan risiko/efek samping obat.
Adapun rincian anggaran biaya terlampir.
2. Pelatihan dispensing sediaan steril.
Dispensing sediaan stteril adalah rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara aseptis oleh apoteker di sarana pelayanan kesehatan.
Adapun klasikfikasi dispensing sediaan steril sebagai berikut :
a. Pencampuran Obat Suntik.
b. Penanganan Sediaan Sitostatika.
c. Penyiapan Nutrisi Parenteral (TPN).
Setiap apoteker yang melakukan persiapan/ peracikan sediaan steril harus
memenuhi beberapa syarat antara lain Memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang penyiapan dan pengelolaan komponen sediaan steril termasuk prinsip
teknik aseptis, Memiliki kemampuan membuat prosedur tetap setiap tahapan
pencampuran sediaan steril. Apoteker yang melakukan pencampuran sediaan
steril sebaiknya selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui
pelatihan dan pendidikan berkelanjutan.
Adapun Rincian Anggaran Biaya Terlampir.
3. Pelatihan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 tahun 2015 pasal 3 dan 4
bahwa mengendalikan berkembangnya mikroba resisten akibat tekanan seleksi
oleh antibiotik, melalui penggunaan antibiotik secara bijak, mencegah
penyebaran mikroba resisten melalui peningkatan ketaatan terhadap prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi. Penggunaan antibiotik secara bijak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan penggunaan antibiotik secara
rasional dengan mempertimbangkan dampak muncul dan menyebarannya mikroba
(bakteri) resisten.
Penerapan penggunaann Antibiotik dapat dilakukan melalui tahapan
meningkatkan pelayanan farmasi klinik dalam memantau penggunaan antibiotik
Oleh karena itu penting dilakukan pelatihann pengendalian resistensi antibiotik
Adapun tujuan dari dilakukannya pelatihan tersebut adalah :

1. Memahami Prinsip dasar pengendalian resistensi antimikroba


2. Memahami dan mampu menerapkan prinsip dasar pengendalian infeksi dengan
benar (universal precaution) dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba.
3. Memahami  farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik
4. Memahami dan mampu menerapkan penggunaan antibiotik secara bijak untuk
tujuan profilaksis dan terapi
5. Memahami dan mampu menerapkan manajemen sampling pemeriksaan
mikrobiologi yang benar dan mampu menginterpretasikan kegunaan klinis hasil
pemeriksaan mikrobiologi.
6. Memahami peran farmasis dalam pengendalian penggunaan antibiotik.
7. Memahami dan mampu melakukan audit kuantitas dan kualitas penggunaan
antibiotic
8. Memahami dan mampu menyusun pedoman penggunaan antibiotik (antibiotic
guidelines) dengan standar internasional.
9. Mengetahui model penerapan PPRA ”pilot study” di Departemen/SMF.
10. Mampu menyusun ”Plan of Action” Program Pengendalian Resistensii
Antimikroba di Rumah Sakit.

Adapun Rincian Anggaran Biaya Terlampir


LAMPIRAN
1. Rencana Anggaran Biaya Pelatihan Pelayanan Kefarmasian.

satua jumlah
No uraian volume harga Ket
n harga
7,200,00 14,400,00
1 Honor pemateri orang 2 0 0 8 jamx900.000
1,200,00 2,400,0
2 Akomodasi orang 2 0 00 2 harix300.000
300,00 600,00
3 Makan pemateri orang 2 0 0 2 harix3x50.000
Transportasi TTE-Maba 2,000,00 4,000,0
4 PP orang 2 0 00 carter mobil PP
300,00 300,00
5 Spanduk   1 0 0  
15,00 255,00
6 Sertifikat orang 17 0 0  
Konsumsi Acara/snak 25,00 2,500,0 2 harix50
7 pagi orang 50 0 00 orangx25.000
Makan dan minuman 50,00 5,000,0 2 hari x 50 orang x
8 siang orang 50 0 00 50.000

  Total 29,455,000  

2. RENCANA ANGGARAN BIAYA PELATIHAN DISPENSING SEDIAAN STERIL

NO. URAIAN VOLUME HARGA JUMLAH HARGA KET


1. Pendaftaran 2 5.500.000 11.000.000
kegiatan
2. Akomodasi 2 8.000.000 16.000.000 Pulang-
pergi

3. RENCANA ANGGARAN BIAYA PELATIHAN PPRA

NO. URAIAN VOLUME HARGA JUMLAH HARGA KET


1. Pendaftaran 1 6.000.000 6.000.000
kegiatan
2. Akomodasi 1 8.000.000 8.000.000 Pulang-
pergi

Anda mungkin juga menyukai