Anda di halaman 1dari 6

EKONOMI KESEHATAN

ANALISIS APOTEK NURUL


MENGGUNAKAN CBA (Cost Benefit Analysis)

Oleh:
Nurul Aulia Rahmi
NIM. 1920930320004

Dosen :
Dr Ir Muhamad Anshar Nur, MM

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
BANJARBARU
2020

1
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan disiplin ilmu yang banyak digunakan oleh disiplin
ilmu lainnya. Menurut George Bernard Shaw “Economy is the art of making the
most out of life” yang berarti bahwa ekonomi sebagai ilmu yang berkaitan erat
dengan kehidupan sehari-hari termasuk di bidang kesehatan. Kegiatan ekonomi
meliputi kegiatan produksi, kegiatan konsumsi, dan kegiatan pertukaran
(Trisnantoro, 2018). Dalam pelayanan kesehatan di Indonesia, obat merupakan
komponen yang strategis dari segi biaya karena biaya obat lebih dari 60% dari
total biaya pelayanan kesehatan. Tingginya biaya obat ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti harga obat sejenis bervariasi cukup tinggi, peresepan obat
dilakukan dengan pilihan harga yang mahal, serta peresepan obat tersebut
dilakukan secara berlebihan.
Di Indonesia, telah menerapkan formularium obat dan pedoman terapi
sebagai standar pengobatan dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, adanya peran
dan fungsi Komite Medik dan Komite Farmasi di pelayanan kesehatan dalam
penerapan terapi dan pengawasannya. Namun, penerapan standar tersebut harus
dibarengi dengan upaya pengembangan sistem pembiayaan, misalnya melalui
mekanisme kapitasi melalui asuransi untuk mendukung alokasi anggaran di sektor
publik. Hal ini tentunya perlu perhitungan biaya pelayanan kesehatan yang tepat
berdasarkan analisis farmakoekonomi, baik secara cost benefit analysis, cost
effectiveness analysis, cost minimization analysis maupun secara cost utility
analysis (Spillane, 2017).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2017 tentang Apotek, apotek sebagai sarana pelayanan kefarmasian tempat
dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Pendirian sebuah apotek harus
memenuhi persyaratan meliputi lokasi, bangunan, sarana prasarana dan peralatan,
serta ketenagaan. Selain sebagai sarana untuk meningkatkan aksesibilitas,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, apotek
juga berpotensi untuk menghasilkan profit yang tinggi jika tepat strategi sehingga
diperlukan analisis biaya terhadap penyelenggaraan di sebuah apotek. Salah satu
metode analisis biaya menggunakan CBA (cost benefit analysis).

2
B. KONSEP TEORI
CBA atau Cost Benefit Analysis merupakan alat evaluasi dimana harus
memperhatikan cost dan benefit-nya dalam pelaksanaan program-programnya.
CBA sering digunakan untuk membandingkan efisiensi dari program alternatif
dengan tujuan berbeda. Informasi yang diperlukan adalah informasi tentang
manfaat (benefit) dan biaya (cost) dari pelayanan. Manfaat (benefit) ini merupakan
nilai keuntungan yang diperoleh baik individu, pemerintah (pembeli jasa),
maupun masyarakat dari suatu kegiatan atau program pelayanan kesehatan.
Sementara, untuk biaya (cost) merupakan biaya untuk salah satu jenis program
atau kegiatan pelayanan, ditambah dengan biaya pelayanan efek samping (Amirah
and Ahmaruddin, 2020).
Pendekatan dengan metode CBA sering digunakan untuk menganalisis
pelayanan kesehatan secara ekonomis dibandingkan kegunaannya dalam
pengobatan kepada pasien. CBA dilakukan bila sumber daya terbatas dan pilihan
harus dilakukan terhadap beberapa alternatif yang paling menguntungkan. Baik
outcome maupun biaya yang terjadi dihitung dan diukur menggunakan satuan
uang dengan menghitung cost benefit ratio yaitu keuntungan relatif lebih besar
daripada biaya yang digunakan. Tujuan CBA untuk menentukan dan mengukur
apakah kemanfaatan sebuah proyek, program, atau kegiatan merupakan suatu
investasi yang baik atau tidak.
Kelebihan CBA yaitu dapat mengukur efisiensi ekonomi, dapat digunakan
untuk memilih alternatif terbaik yang dilakukan berdasarkan alasan perbandingan
antara life cycle’s benefit dengan biaya yang dikeluarkan, dapat digunakan untuk
mengontrol perkembangan dari sebuah proyek, dan dapat mengkuantifikasikan
biaya dan manfaat yang bersifat kualitatif maupun intangible. Sementara
kekurangan CBA sendiri yaitu tidak dapat mengukur aspek multidimensional
(keberlangsungan, etika, dan partisipasi publik) dan adanya potensi
ketidakakuratan dalam mengukur biaya dan manfaat (Indrayathi, 2016).

3
C. HASIL DAN ANALISIS
1. DATA APOTEK NURUL
Jumlah per Tahun
No Komponen
2016 2017 2018 2019 2020
A COST          
1 BIAYA INVESTASI          
  Sewa Ruko 75.000.000        
  Etalase 1.500.000        
  Meja Kursi dokter 450.000        
  Meja Kursi apoteker 450.000        
  Kursi tunggu pasien 1.000.000        
  Lemari 500.000        
  Rak 300.000        
  AC 4.000.000        
  Kulkas 2.000.000        
2 BIAYA OPERASIONAL          
  Pengadaan Obat 50.000.000 55.000.000 67.000.000 71.000.000 75.000.000
Biaya Perijinan (Iuran IAI, Iuran
  500.000 500.000 500.000 500.000 500.000
TTK dll)
  Biaya Umum          
  a. Listrik 3.600.000 4.000.000 4.200.000 4.800.000 4.800.000
  b. Air 1.200.000 1.200.000 1.600.000 1.750.000 1.900.000
  c. Internet (WIFI) 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
  d. ATK 500.000 500.000 500.000 1.000.000 1.000.000
  Gaji Pegawai 48.100.000 52.000.000 55.900.000 57.200.000 58.500.000
3 TOTAL COST 190.300.000 114.400.000 130.900.000 137.450.000 142.900.000
B BENEFIT          
1 Benefit langsung 49.500.000 110.700.000 126.900.000 252.000.000 373.500.000
2 Benefit tak langsung 1.600.000 3.200.000 3.700.000 5.000.000 5.000.000
3 TOTAL BENEFIT 51.100.000 113.900.000 130.600.000 257.000.000 378.500.000
 
             

4
2. PERHITUNGAN CBA
TAHUN
KOMPONEN
2016 2017 2018 2019 2020
Discount Factor (df) 1,000 0,909 0,826 0,751 0,683
PV Cost 190.300.000 103.989.600 108.123.400 103.224.950 97.600.700
PV Benefit 51.100.000 103.535.100 107.875.600 193.007.000 258.515.500
PV Cost 5 TAHUN 603.238.650
PV Benefit 5 TAHUN 714.033.200
NPV 110.794.550
BC 1,1837

3. ANALISIS
Perhitungan CBA dilakukan dengan menggunakan data dari Apotek Nurul yang
meliputi data cost dan data benefit. Data cost merupakan data pengeluaran dari Apotek
Nurul selama periode 2016 s.d 2020 yang terdiri atas biaya investasi yang dikeluarkan di
awal proses pendirian Apotek Nurul dan biaya operasional yang dikeluarkan secara rutin
setiap tahunnya. Untuk data benefit merupakan data manfaat sebagai hasil keuntungan
dari operasional dan pelayanan Apotek, baik benefit langsung ataupun benefit tidak
langsung. Benefit langsung berasal dari pelayanan resep dan pelayanan swamedikasi
obat yang dilakukan di Apotek Nurul. Sementara untuk benefit tidak langsung berasal
dari pemeriksaan darah (kolersterol dan gula darah) dan endorse produk yang biasanya
ditawarkan dari produsen dan distributor obat maupun alat kesehatan.
Berdasarkan perhitungan analisis CBA di atas, didapatkan nilai rasio antara
benefit dan cost untuk Apotek Nurul selama masa 2016 s.d 2020 adalah 1,1837 dimana
nilai rasio lebih besar dari 1 (satu) yang berarti nilai benefitnya lebih besar dari nilai cost.
Hal ini menunjukan bahwa Apotek Nurul berhasil memperoleh keuntungan selama
masa berjalan. Dari hasil perhitungan tersebut, juga membuktikan nilai NPV Apotek
Nurul bersifat positif, dengan nilai PV Benefit 5 Tahun sebesar Rp. 110.794.550,-, yang
menunjukan bahwa nilai PV Benefit 5 Tahun lebih besar dari nilai PV Cost 5 Tahun.
Hal ini dapat dijadikan acuan untuk mempertahankan dan mengembangkan bisnis
pelayanan obat melalui Apotek Nurul.

5
D. KESIMPULAN DAN SARAN
CBA atau Cost Benefit Analysis dapat digunakan untuk menganalisis
perkembangan Apotek Nurul selama 2016 s.d 2020 berdasarkan alasan
perbandingan antara life cycle’s benefit dengan biaya yang dikeluarkan
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Apotek Nurul memperoleh
keuntungan yang lebih besar selama 5 tahun terakhir. Apotek Nurul dapat
dikembangkan dengan menambahkan strategi pemasaran lainnya dan
memperbanyak kerjasama dengan dokter untuk meningkatkan benefit
langsung sehingga profit juga akan bertambah.
Saran yang dapat disampaikan adalah perlunya menganalisis Apotek
Nurul menggunakan metode lainnya seperti CEA untuk menganalisis
efektivitas dalam pengadaan obat-obatan yang dipasarkan di Apotek Nurul
sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

E. REFERENSI
Amirah, A. and Ahmaruddin, S. (2020) Konsep dan Aplikasi
Epidemiology. Cetakan Pe. Sleman, Yogyakarta: Deepublish
Publisher.

Indrayathi, P. A. (2016) Bahan Ajar : Economic Evaluation in Health


Care. Denpasar: Fakultas Kedokteran : Universitas Udayana.
6
Spillane, J. J. (2017) Ekonomi Farmasi. Grasindo.

Trisnantoro, L. (2018) Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam


Manajemen Rumah Sakit. Juli 2018. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai