Anda di halaman 1dari 15

Perancangan Program PLC

A. Konsep Dasar

Implementasi program kontrol membutuhkan keterampilan dan analitis yang


kompleks tergantung pada aplikasi. Karena implementasi program kontrol
membutuhkan keterampilan dan analitis yang bervariasi, sehingga ada kalanya sulit
untuk menyelesaian tugas kontrol (Control Task). Untuk menyelesaian permasalah
tersebut, diperkenalkan strategi dalam mengimplemetasikan program kontrol yang
meliputi organisasi program, konfigursi sistem dan pemrograman I/O. Strategi ini
juga berlaku untuk PLC dengan standar pemrograman IEC 1131-3. (Bryan & Bryan,
1997)

B. Defenisi Control Task

Seorang Pengguna harus memulai proses penyelesaian masalah dengan


mendefinisikan control task (tugas kontrol), yaitu menentukan apa yang perlu
dilakukan. Informasi ini memberikan dasar untuk program kontrol. Untuk membantu
meminimalkan kesalahan, tugas kontrol harus ditentukan oleh orang yang sudah
familiar atau terbiasa dengan pengoperasian mesin atau proses. Definisi tugas yang
tepat berkaitan langsung dengan keberhasilan program pengendalian.

Jika control task (tugas kontrol) saat ini dilakukan secara manual atau melalui logika
relai, pengguna harus meninjau langkah-langkah prosedur manual untuk menentukan
apa yang dapat dilakukan jika ada perbaikan. Meskipun logika relai dapat langsung
diimplementasikan dalam PLC, prosedur ini harus dirancang ulang, jika mungkin,
untuk memenuhi kebutuhan sesuai kondisi yang diharapkan.

C. Control Strategy

Setelah tugas kontrol (control task) ditetapkan, langkah selanjutnya merencanakan


solusinya. Prosedur ini biasanya melibatkan penentuan strategi kontrol (control
strategy), urutan langkah-langkah yang harus terjadi dalam program untuk
menghasilkan kontrol output yang diinginkan. Bagian dari pengembangan program
ini dikenal sebagai pengembangan suatu algoritma. Istilah algoritma tidak terlepas
dari kehidupan sehari-hari. Masing-masing dari kita mengikuti algoritma yang harus
diselesaikan. Prosedur yang diikuti seseorang untuk pergi dari rumah ke sekolah atau
bekerja adalah algoritma — orang keluar dari rumah, masuk ke mobil, menyalakan
mesin, dan sebagainya. Sehingga pada langkah terakhir dapat mencapai tujuan.
Strategi Implementasi PLC untuk tugas kontrol (control task) mengikuti
pengembangan suatu algoritma. Pengguna harus mengimplementasikan kontrol dari
serangkaian instruksi dasar yang diberikan dan menghasilkan solusi dalam langkah
atau step yang lebih singkat. Untuk dapat mengembangkan mengembangkan strategi
kontrol (control strategy) harus memperoleh semua informasi yang terkait dengan
definisi permasalah.

Aturan mendasar untuk mendefinisikan strategi program adalah berpikir dulu,


program nanti. Pertimbangkan pendekatan alternatif untuk memecahkan masalah
dan berikan waktu untuk memastikan algoritma solusi tepat sebelum mencoba
memprogram fungsi kontrol. Mengadopsi filosofi ini akan mempersingkat waktu
pemrograman, mengurangi waktu debugging, mempercepat start-up, dan
memusatkan perhatian di tempat yang diperlukan — pada desain saat merancang
dan pemrograman saat pemrograman.

D. Panduan implementasi

PLC adalah mesin yang powerful, tetapi hanya bisa melakukan apa yang
diperintahkan. PLC menerima semua instruksi dari program kontrol, set instruksi atau
algoritma solusi yang dibuat oleh programmer. Oleh karena itu, keberhasilan
program kontrol PLC tergantung pada seberapa baik diorganisi. Ada banyak cara
untuk pendekatan masalah; tetapi jika penerapan pendekatan secara sistematis,
kemungkinan kesalahan lebih kecil.

Teknik yang digunakan untuk mengimplementasikan program kontrol bervariasi


sesuai dengan programmer. Meskipun demikian, programmer harus mengikuti
pedoman tertentu. Tabel dibawah ini mencantumkan pedoman pemrograman untuk
aplikasi baru dan modernisasi. Aplikasi baru adalah sistem baru, sementara
modernisasi ditingkatkan sistem kontrol yang ada yang sebelumnya berfungsi tanpa
PLC. (mis., melalui kontrol elektromekanis atau perulangan, analog, loop
pengendali).

Tabel 5.1 Pedoman Pemrograman


Aplikasi Baru Modrenisasi
 Memahami fungsi sistem yang  Memahami proses atau fungsi mesin
diinginkan yang sebenarnya
 Meninjau metode kontrol dan  Meninjau logika pengoperasian mesin
optimalkan proses operasi jika dan optimalkan jika memungkinkan
memungkinakan  tetapkan alamat I/O (fisik) dan
 Flowchart proses operasi internal untuk input dan output
 Implementasika Flowcart dengan  Menerjemahkan diagram tangga relai
menggunakan diagram logika atau ke dalam koding PLC
simbol logika relai
 Menetapkan alamat I/O (fisik) dan
alamat internal untuk input dan
output
 Menerjemahkan implementasi logik ke
dalam koding PLC

Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

E. Organsisasi Program dan Implementasi

Organisasi adalah kata kunci ketika memprogram dan mengimplementasikan solusi


kontrol. Semakin besar proyek, semakin banyak organisasi yang dibutuhkan,
terutama ketika sekelompok orang terlibat.

Selain organisasi, solusi kontrol yang sukses juga tergantung pada kemampuan untuk
mengimplementasikannya. Programmer harus memahami tugas kontrol PLC dan
perangkat yang dikontrol, memilih peralatan yang tepat untuk pekerjaan itu
(perangkat keras dan perangkat lunak), dan memahami sistem PLC. Setelah detail
awal ini dipahami, programmer dapat mulai membuat sketsa solusi program kontrol.
Pekerjaan yang dilakukan selama waktu ini merupakan bagian penting dari sistem
atau dokumentasi proyek.

1) Membuat Flowcart dan Urutan Output

Flowcharting adalah teknik yang sering digunakan ketika merencanakan suatu


program setelah deskripsi tertulis dikembangkan. Flowchart adalah representasi
bergambar yang merekam, menganalisis, dan mengkomunikasikan informasi,
serta menggambarkan proses operasional secara berurutan. Gambar 5.1
mengilustrasikan diagram alur sederhana. Setiap langkah dalam bagan melakukan
operasi, apakah itu input / output, keputusan, atau proses data.
Dalam sebuah fowchart, konsep luas dan detail serta hubungannya satu sama lain
terlihat jelas. Urutan dan hubungan yang sulit untuk dipahami dari deskripsi yang
umum akan menjadi jelas ketika diekspresikan melalui flowcart. Bahkan simbol
flowcart itu sendiri memiliki makna khusus, yang membantu dalam penafsiran
algoritma solusi. Tabel dibawah ini mengilustrasikan simbol flowchart yang
paling umum dan artinya.
Tabel 5.2 Simbol Flowcart
Proses;
Sekelompok atau lebih instruksi yang
menjalankan fungsi pemrosesan
Input/Output,
Fungsi yang melibatkan Input/Output

Decision (Keputusan),
simbol yang digunakan untuk memilih
proses atau keputusan berdasarkan
kondisi yang ada
Preparation (Persiapan)
Sekelompok atau lebih instruksi yang
menentukan tahapan pemrosesan
selanjutnya
Predefined Process (Proses Terdefenisi)
digunakan untuk menunjukkan
pelaksanaan suatu bagian prosedur (sub-
proses). Sekelompok operasi yang belum
detail dalam flowcart (subrutine library)
Terminal
Awal, akhir, atau titik gangguan dalam
suatu program
Connector
Masuk dari, Keluar dari. Bagian lain dari
Flowcart
Flowlines (Alir/alur)
Arah pemrosesan atau aliran data
Annotation (Anotasi)
Komentar deskriptif atau catatan
penjelasan yang diberikan untuk
klarifikasi

Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

2) Melakukan konfigurasi PLC


Konfigurasi PLC harus dipertimbangkan selama flowcharting dan pengurutan
logika. Konfigurasi PLC menentukan modul I/O mana yang akan digunakan
dengan jenis sinyal I/O mana, serta di mana modul-modul tersebut akan
ditempatkan di dalam rak lokal atau jarak jauh. Lokasi modul menentukan
alamat I/O yang akan digunakan dalam program kontrol.

Selama konfigurasi sistem ada yang harus dipertimbangkan hal berikut:


kemungkinan ekspansi di masa depan; modul I/O khusus, seperti respons cepat
atau input gangguan kawat; dan penempatan antarmuka dalam rak (semua I/O
AC bersama, semua DC dan I/O analog level rendah, dll.). Dengan pertimbangan
detail ini dengan dokumentasi konfigurasi sistem, akan menghasilkan desain
sistem yang lebih baik.

3) Menentapkan I/O fisik dan Internal

Penetapan input dan output adalah salah satu prosedur paling penting yang
terjadi selama organisasi pemrograman dan tahap implementasi. Tabel
penetapan I/O mendokumentasikan dan mengatur apa yang telah dilakukan. Hal
Ini menunjukkan input PLC mana yang terhubung ke perangkat input dan output
PLC mana yang terhubung ke perangkat output. Penetapan internal, termasuk
timer, counter, dan MCR (Master Control Relai), juga dilakukan di sini. Tugas-
tugas ini adalah representasi kontak dan koil yang sebenarnya yang digunakan
dalam program diagram tangga.
Identifikasi I/O fisik dapat dilakukan dengan melingkari perangkat dan kemudian
menetapkannya alamat I /O
Tabel penetapan alamat I/O untuk input dan output real (fisi) ditunjukkan tabel
dibawah ini.
Tabel 5.3 Penetapan alamat I/O real ( fisik)

Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)


sedangkan Tabel 5.4 menunjukkan tabel penetapan alamat I / O untuk internal.
Penetapan alamat I/O ini dapat diekstraksi dari diagram gerbang logika atau
simbol diagram tangga yang digunakan untuk menggambarkan urutan logika.
Input atau ouput juga dapat berasal dari elemen yang dilingkari pada diagram
elektromekanis. Angka yang digunakan untuk alamat I/O tergantung pada model
PLC yang digunakan. Bagian deskripsi tabel menentukan perangkat yang sesuai
dengan setiap alamat.

Tabel. 5.4 Tabel Penetapan alamat I/O Internal

Tabel penetapan alamat harus mengikuti diagram koneksi input/output seperti


gambar dibawah ini.

Gambar 5.1 Diagram koneksi parsial dari tabel 5.3


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Meskipun standar industri untuk representasi I / O bervariasi di antara pengguna,


namun biasanya input dan output diwakili oleh tanda persegi dan berlian (belah
ketupat).

Saat penetapan I/O ini, pengguna harus mengelompokkan input dan output
terkait. Pengelompokan ini akan memungkinkan pemantauan dan manipulasi
sekelompok I/O secara bersamaan. Sebagai contoh, jika 16 motor akan dimulai
secara berurutan, mereka harus dikelompokkan bersama, sehingga pemantauan
register I / O yang terkait dengan 16 poin I/O yang dikelompokkan akan
mengungkapkan urutan awal motor. Karena modularitas sistem I/O, semua input
dan output harus ditetapkan secara bersamaan. Praktik ini akan mencegah
penetapan alamat input ke modul output dan sebaliknya.

Kasus :
Misalkan PLC yang digunakan memiliki modularitas 8 poin per modul.
Setiap rak memiliki 8 slot modul, dan rak master adalah nomor 0. Input
dan output dapat memiliki alamat berapa saja selama modul yang benar
digunakan. PLC memastikan apakah modul input atau output terhubung
dalam slot. Sistem bilangan yang digunakan oktal, dan internal mulai
dari alamat 10008. Perhatikan gambar dibawah ini

Gambar 5.2 Contoh Kasus Penetapan I/O


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)
Solusi :
a) Perhatikan koneksi input seperi gambar dibawah ini, dimana
koneksi input dan output nyata yang dilingkari. Perhatikan bahwa
saklar suhu TS3 dilingkari dua kali meskipun itu hanya satu
perangkat. Dalam penetapan alamat, hanya satu dari mereka
yang dirujuk, dan hanya satu ditransfer ke modul input.
Gambar 5.3 Identifikas I/O Real

b) Tabel dibawah ini menggambarkan penetapan input dan output.


Tabel 5.5 Penetapan Alamat I/O Kasus 1
c) Tabel penetapan menyajikan penetapan output, termasuk
deskripsi masing-masing internal. Perhatikan bahwa relai kendali
CR2 tidak ditetapkan sebagai internal karena sama dengan
keluaran yang terkait dengan PL1. Ketika program kontrol
diimplementasikan, setiap kontak yang terkait dengan CR2 akan
diganti oleh kontak dengan alamat 020 (alamat PL1). Perhatikan
tabel dibawah ini.
Tabel 5.6 Penetapan Output Interal

d) Diagram konesi I/O seperti ditunjukkan gambar dibawah ini.


Gambar 5.4 Diagram koneksi I/O

4) Perangkat program dengan input spesial

Beberapa sirkuit PLC dan koneksi input memerlukan pemrograman khusus. Salah
satu contoh adalah pemrograman perangkat input Normally Close (NC) .
Pemrograman suatu perangkat sangat terkait dengan bagaimana perangkat itu
harus berperilaku dalam program kontrol.

a) Perangkat Normally Opened (NC)


Perangkat input yang yang dihubungkan ke input logic Normally Opened
(NO) dapat diprogram untuk bertindak sebagai perangkat NO atau NC.
Aturan yang sama berlaku untuk input yang NC. Umumnya, jika suatu
perangkat hubungkan sebagai input NC dan harus bertindak sebagai input
NC, alamat rujukannya diprogram seperti NO.
Gambar 5.5 Rangkaian Relai Elektromekanis
Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Gambar 5.6 Rangkaian diagram PLC dari gambar 5.5


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

Tabel 5.7 Penetapan alamat I/O

Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

b) Master Control Realy (MCR)


Rangkaian lain yang harus diperhatikan oleh programmer adalah master
control relay (MCR). Dalam diagram rangkaian elektromekanis, koil MCR
mengontrol beberapa anak tangga dalam suatu sirkuit dengan menyalakan
atau mematikan daya ke anak-anak tangga itu seperti gambar dibawah ini.

Gambar 5.7 Rangkaian Relai Elektromaknetik dengan MCR


Sumber : (Bryan & Bryan, 1997)

5) Pengkodean Program
Pengkodean program adalah proses menerjemahkan logika atau diagram relai ke
dalam bentuk program tangga PLC. Program diagram tangga yang disimpan
dalam memori aplikasi, adalah logika aktual yang akan menerapkan kontrol
mesin atau proses. Kemudahan pengkodean program terkait langsung dengan
bagaimana tahapan sebelumnya (mengontrol tugas, tugas I / O, dll.) yang telah
dilakukan.

Gambar dibawah ini menunjukkan contoh pengkodean program yang dihasilkan


dari gerbang logika dan diagram relai elektromekanis (koil internal 1000
menggantikan relai kontrol). Pengkodean adalah representasi logika PLC baik itu
aplikasi baru atau modrenisasi aplikasi lama.
Gambar 5.8 Terjemahan dari a. Gerbang Logika b. Rangkian Relai
Elektromagnetik c. Pengkodean Program PLC

F. Aplikasi dalam Kasus.


1. Memberi tanda pada setiap I/O
Kasus seperti gambar dibawah ini

Memberi tanda pada real input dan output pada PLC seperti gambar dibawah ini:
2. Membuat tabel penentuan Alamat I/O Seperti tabel dibawah ini:

3. Impelentasi Pengkodean progam PLC seperti gambar dibawah ini :

Catatan: Semua materi pada modul Perancangan Program PLC ini diadopsi dari (Bryan &
Bryan, 1997) walaupun dibarengi oleh referensi lain sebagai pembanding,
Terima Kasih…
Referensi

Bolton, W. (2006). Programmable Logic Controllers. Burlington: Elsevier.

Bryan, L. A., & Bryan, E. A. (1997). Programmable Controllers, Theory and Implementation. Marietta,
Georgia: Industrial Text Company.

Petruzella, F. D. (2011). Programmable Logic Controllers. New York: McGraw-Hill.

Rauh, B., & Kaltwasser, S. (1990). Programmable Logic Controllers. Teacher Edition. Stillwater, Oklahom:
id-America Vocational Curriculum Consortium, Inc.

Anda mungkin juga menyukai