A. Konsep Latch
Setiap kejadian pada keluaran sistem Plant diindustri tidak sepenuhnya tergantung
kepada informasi masukan saat itu. Namun terkadang tergantung pada suatu
“kejadian” atau lebih dikenal sebagai “event”. Kejadian atau event yang
dipertahankan terus menerus sampai pada kejadian lain sebagai sayarat terjadinya
perubahan dikenal sebagai “latch”. Konsep logika ini menyangkut asumsi bahwa
kejadian di keluaran PLC tidak hanya tergantung pada kombinasi masukan namun juga
tergantung “internal state” suatu keadaan yang merupakan penentu keluaran PLC.
Dengan kata lain kejadian sekarang dipengaruhi terkadang oleh kejadian kejadian
sebelumnya. (Rusdi, 2012)
1. Logika Latch
Sering ada situasi dimana kondisi output perlu tetap dipertahankan bahkan ketika
input sudah off. Motor merupakan contoh sederhana, dimana motor akan start
dengan menekan tombol start. Meskipun kontak tombol start dilepas, motor
diharuskan untuk tetap bekerja sampai tombol off ditekan.
Rangkaian latch digunakan untuk melakukan operasi semacam itu. Dimana
rangkaian mempertahankan diri sendiri, setelah diberi energi, akan tetap
mempertahankan situa hingga input lain diterima. (Reddy, 2020)
Rangkaian latch seperti gambar dibawah ini menunjukkan bahwa ketika input
kontak A menutup maka output akan aktif. Dengan demikian kontak-kontak yang
berkaitan dengan output juga menutup. Kontak-kontak ini membentuk sistem
gerbang logika OR dengan kontak input. Dengan demikian, bahkan jika input A
terbuka, sirkuit akan tetap mempertahankan output aktif. Satu-satunya cara untuk
meng-off-kan output dengan cara melepas kontak input B.
Sebagai ilustrasi penerapan sirkuit pengunci, dimana motor yang dikendalikan oleh
tombol stop dan start dengan satu lampu sinyal harus menyala ketika daya
diberikan ke motor dan satu lagi tidak menyala.
Gambar 3.3 Diagram Tangga Rangkaian Latch dengan dua lampu sinyal
Sumber : (Bolton, 2006)
Pada diagram tangga rangkaian Latch diatas kontak stop X401 diprogram sebagai
logic NO, hal ini untuk menghindari motor tidak dapat dimatikan saat tombol
stop yang terhubung ke kontak logic X401. Gambar dibawah ini menjukkan bahwa
saat koneksi tombol stop terputus ke input, pada saat output beroperasi input tidak
dapat memutus arus ke output dan output tetap bekerja. Hal ini akan berakibat
fatal pada output yang dikontrol.
Untuk menghindari adanya situasi logic input tidak bisa putus sesuai dengan
kebutuhan. Maka Logic input diprogram sebagai NO, sehingga jika tombol stop
terputus ke kontak logic akan mengakibatkan output stop.
Jika input A mendapat TRUE (1) sesaat, maka simbol Set akan mengubah keadaan
output Y menjadi TRUE.
Kemudian, setelah pemindaian berikutnya, jika Input A berubah menjadi FALSE itu
tidak mempengaruhi keadaan Output Y. Dengan kata lain, Output Y Latch (Set).
Jika Input B berubah status menjadi TRUE, simbol Reset akan mengubah status Output
Y kembali ke FALSE. Dengan kata lain, Output Y sekarang UnLatch (Reset)
Gambar 3.8 7 D. Tangga Instruksi Set dan Reset Input B True
Sumber : (NN, 2020)
References
Bolton, W. (2006). Programmable Logic Controllers. Burlington, UK: ELSEVIER.
Bryan, L. A., & Bryan, E. A. (1997). Programmable Controllers, Theory and Implementation. Marietta,
Georgia: Industrial Text Company.
Jack, H. (2008). Automating Manufacturing Systems with PLCs. -: GNU Free Documentation License.
Rauh, B., & Kaltwasser, S. (1990). Programmable Logic Controllers, Teacher Edition. Oklahom: The Mid-
America Vocational Curriculum Consortium, Inc.
Rusdi, M. (2012). Pengantar Analisa dan Desain Programmable Logic Controller. Malang: Universitas
Brawijaya Press.