DOSEN PENGAMPU:
HENDHI HERMAWAN
JUDUL :
SIMULASI CLOSE LOOP CONTROL DASAR (1) :
PENYALAAN LED MELALUI SWITCH YANG DIKNTROL OLEH RANGKAIAN BERBASIS CPU Z80
OBYEKTIF :
1. Memahami prinsip dasar minimum system CPU Z80 yang terdiri dari PU, Memory dan
Peripheral Input/Output sebagai controller.
2. Praktikan dapat menganalogikan percobaan control loop tertutup ini, baik dari segi
perangkat keras, maupun dari segi perangkat lunaknya (program), dengan system dan
program kontrol loop tertutup yang sebenarnya (dimensi yang aplikatif)
PERALATAN :
1. Modul FZ80CPU
2. DC Power Supply (regulated +5V)
3. Modul FZ80 I/O
TEORI :
Pengertian suatu sistem kontrol loop tertutup (close loop control) adalah sistem yang
memiliki terminal masukan, terminal keluaran dan formulasi matematik fungsi output (terminal
keluaran) terhadap input (terminal masukan) yang data terminal keluaran (output) sebagian atau
sampling bagian outputnya diumpan balik ke terminal masukan untuk dijadikan pembanding atau
pengurang nilai data referensi/input dan dapat mempengaruhi unuk kerja / kinerja keluaran dari
sistem.
Contoh analog fisik dalam sistem rangkaian kontrol yang sebenarnya, misalnya, suatu
rangkaian pengontrol temperatur pada suatu boiler. Outputnya adalah berbentuk heater, sedang
inputnya adalah berbentuk sensor temperatur, Metoda yang paling sederhana untuk merealisasikan
algoritma program montrolnya adalah, bila suhu terlalu tingi (dibanding referensi yang telah
diberikan), maka heater dimatikan. Sedang bia terlalu rendah, heater di nyalakan. Hubungan nput-
output inilah yang dinyatakan sebagai hubungan loop tertutup.
Dalam hal ini, yang disebut sebagai rangkaian kontrol elektronik adalah mempunyai makna
suatu sistem yang mempunyai piranti input dan piranti output. Piranti input berfungsi sebagai piranti
penerima data—data dari sistem yang dikontrl, sedang piranti output berfungsi sebagai pemberi ksi
kepada sistem yang diontrol. Rangkaian kontrol elektronik berbasis mikroprosesor mempunyai
pengertian yang lebi mendalam, baha otak dari rangkaian elektronik tersebut adalah suatu
mikroprosesor dengan arahan operasi program kemudinya.
Syarat bahwa rangkaian kontrol harus memiliki output sebagai actulator dan input yang biasa
disebut sebagai sensor,menunjukkan baha ruang lingkup tata rangkaian atau perangkat kerasnya
adalah amat relatif dan sangat tergantung dari permasalahan yang hendak dikontrolnya. Untuk itu
setiap rangkaian kontrol berbasis mikroprosesor dapat menerapkan berbagai macam peripheral
Input Output untuk membentuk fungsi sensor dan actuator itu. Realisasi perancangan dapat
berkembang dari mulai satu bit input dan satu bit output sampai dengan umlah bit yang tak
terhingga.
Sistem rangkaian berbasi Mikroprosesor Z80 dalam bentuk yang paling ringkas tetapi telah
memenuhi persyaratan sebagai sistem kontrol elektronik ditunjukkan dalam bentuk blok diagram
dalam Gamabar 3-1 berikut ini.
Piranti Input/Output dari system control di atas merupakan pintu gerbang hubungan ke system
yang akan dikontrol. Aksi yang dikehendaki system control ini dapat diwujudkan sebagai perintah
pengemudian suatu actuator, yang level awal keluaran dari system kontrolnya adalah level biner.
Demikian pula untuk masukan yang akan dijadikan referensi aksi system control. Masukan ini diamati
melalui gerbang Peripheral input, yang level akhir data diwujudkan dalam biner pula.
Gambar 3-2. Ilustrasi blok diagram State yang dikontrol
Sedangkan yang disebut sebagai system yang dikontrol diilustrasikan pada Gambar 3-2. Blok
diagram ini dapat mewakili seluruh model permasalahan yang dapat diatur dengan control
elektronik. Terminal input, paling tidak, dapat terdiri dari sebuah jalur atau lebih (sekumpulan jalur)
yang beroperasi pada logika digital. Demikian pula pada terminal output, dapat terdiri dari sebuah
jalur atau lebih (sekumpulan jalur) yang beroperasi pada logika digital pula.
Dalam praktek, terminal input maupun terminal output system yang dikontrol dapat
beroperasi pada bermacam-macam besaran. Akan tetapi besaran ini harus diterjemahkan ke dalam
besaran logika dengan level yang sesuai bila hendak dihubungkan ke system rangkaian berbasis
mikroprosesor itu. Piranti-piranti penerjemah ini disebut dengan interface ke piranti Sensor dan
Actuator.
Bila system rangkaian control pada Gambar 3-1 digabung dengan rangkaian yang dikontrol
maka blok diagramnya menjadi seperti gambar berikut.
Gambar 3-3. Ilustrasi Blok diagram Sistem rangkaian berbasis mikroprosesor yang digabung dengan
system yang dikontrolnya
Suatu sistem minimum yang menggunakan CPU Z80 dengan fasilitas 8 bit Input Port dan 8-bit
Output Port dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3-4. Blok Input/Output pada Sistem Rangkaian Kontrol Berbasis Mikroprosesor dengan
alamat kerja tertentu.
Dalam percobaan ini Praktikan dapat mempelajari suatu teknik dasar untuk mengaktifkan input
dan output Port dari suatu sistem minimum CPU Z80, sebagai analogi dari suatu sistem control loop
tertutup. Setiap data yang di-set pada Input Port akan ditampilkan ke Output Port dalam bentuk
nyala
LED.
PROSEDUR:
1. Menyiapkan papan rangkaian PZ80CPU dan FZ0I/O. Menghubungkan kedua papan rangkaian
dengan kabel “flat” yang telah tersedia. (Menghubungkan dengan hati-hati. Dan hubungan
antar muka tiap kabel pita dilihat dari pandangan atas konektornya adalah terbalik antara
FZ80CPU dan FZ80 I/O).
2. Menyiapkan DC Power Supply dan modul DC Regulator +5V. Kemudian menghubungkan
dengan FZ80CPU. Memastikan bahwa polaritas tidak terbalik.
3. Memeriksa kelengkapan komponen yang terpasang di FZ80CPU, terutama : pada soket IC1
harus terpasang RAM 62256, sedangkan soket IC2 kosong. Pada percobaan ini hanya
memerlukan RAM pada soket IC1 saja. Mengatur posisi jumper JP1 s/d JP5 pada kedudukan
2-1-2-2-2.
4. Menyalakan sumber tegangan. Kemudian dengan fasilitas DMA, memasukkan program
percobaan dibawah ini ke RAM 62256 sesuai dengan alamat-alamat dalam listing program.
0000 3E 8B LD A, 8BH
0000 3E 8B LD A, 8HH
0002 06 00 LD B, 0
000A 0F RRCA
000B 0F RRCA
0000 3E 8B LD A, 8BH
0002 06 00 LD B, C
000A 07 RLCA
000B 07 RLCA
000C 07 RLCA
000D 07 RLCA
000E 07 RLCA
0002 06 00 LD B,0
DOSEN PENGAMPU:
HENDHI HERMAWAN
Anggota kelompok :
PRAKTIKUM KE 3
PROSES DESAIN PROGRAM SAMPAI BURNING KE EEPROM UNTUK SISTEM RANGKAIAN BERBASIS
MIKROPROSESOR Z80
TUJUAN:
1. Mengenalkan konsep memory dan peta memory pada sistem minimum z80
2. Mengenalkan tata cara memproses program dari desain sampai langkah pemrograman
EPROM / EEPROM
3. Mengenalkan proses pengembanganprogram menggunakan Bahasa assembly mulai dari
editing hingga file siap digunakan pada mikroprosesor Z80
1. Komputer (1 )
2. Universal Programmer (1)
3. Modul FZ80 CPU (1)
4. Powe Supply (1)
5. Data Sheet Komponen : Z80 – CPU / PPI8255/ RAM 622556/ EEPROM 28C64B (1)
6. IC 28C648 (EEPROM) dan RAM 62256 (1)
7. Instruction Set Z80 (1)
SETTING PERCOBAAN
(Terlampir)
PROSEDUR PERCOBAAN:
1. Percobaan A
Pada praktikum kali ini kami telah mempraktikkan proses merancang program
sampai memburning nya ke EEPROM untuk system rangkaian berbasis mikroprosesor
Z80. Ada empat buah program yang kami coba pada praktikum ini, Keempat program
tersebut ditulis ke dalam text editor berupa notepad. Kemudian dilakukan kompilasi
dengan menggunakan ZAS. EEPROM PROGRAMMER membaca program tersebut
dalam bentuk heksa sehingga harus dilakukan konversi ke heksa dengan menggunakan
file OBJTOHEX.
Setelah kami burning programnya dan kami coba pada papan PCB kami dapatkan
data output program hasil percobaan yang telah terlampir. Pada program yang pertama
outptnya keluar setelah di step dua kali dan nilai output yang ditunjukkan oleh LED
sama dengan nilai input yang telah diberikan pada SWITCH sebelumnya. Pada program
yang kedua output keluar setelah diberikan empat kali STEP setelah memberi input dan
nilai outputnya bergeser dua ke kanan dari inputnya. Pada program yang ketiga program
muncul setelah diberikan STEP sebanyak tujuh kali dan nilai output yang ditunjukkan
LED bergeser tiga ke kanan dari input yang diberikan. Lalu pada program yang keempat
nilai output keluar setelah tiga kali STEP dan nilai outputnya adalah nilai inverse dari
input yang diberikan, jika bit inputnya 1 maka akan menjadi 0 pada output dan jika bit
inputnya 0 maka akan menjadi 1 pada output. Banyaknya STEP yang dilakukan dapat
diatur dari program kita, input dimasukkan ketika data berupa DB dan output akan
keluar pada saat data bernilai C3.
KESIMPULAN
Berdasarkan data-data yang telah didapatkan dari hasil praktikumyang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa:
1. EEPROM dapat enghapus program dengan menggunakan listrik.
2. EEPROM membaca program dalam bentuk bilangan hexadecimal sehingga program
awal harus dikonversi dulu agar bias terbaca oleh EEPROM.
3. Kita bisa mengatur bagaimana EEPROM bekerja dengan membuat program yang kita
inginkan dan memburningnya ke dalam EEPROM.
4. Dari program yang disediakan kita bisa membuat data output sama dengan input,
bergeser sekian bit dari input, dan juga membuat nilai inverse dari input.