Anda di halaman 1dari 44

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

KEGIATAN : PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN DAN


LINGKUNGAN DI KAWASAN STRATEGIS DAERAH PROVINSI
DAN LINTAS DAERAH KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : Pembangunan Gedung VIP Lanudal
LOKASI : KOTA TANJUNGPINANG

1. ORGANISASI PENGGUNA

Nama organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan pekerjaan ini adalah :


1. Instansi : DINAS PEKERJAAN UMUM PENATAAN RUANG DAN
PERTANAHAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
2. PPK : HENDRIJA, ST, M.Si

2. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA

Sumber Dana yang diperlukan untuk pembiayaan pengadaan barang ini berasal dari
APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2023 dengan pagu sebesar: Rp.
680.000.000,- (Enam Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah) sudah termasuk pajak-pajak
yang berlaku. Nilai HPS sebesar Rp. 679.906.230,- (Enam Ratus Tujuh Puluh Sembilan
Juta Sembilan Ratus Enam Ribu Dua Ratus Tiga Puluh Ribu Rupiah)

3. RUANG LUNGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN

a. Ruang Lingkup
Lingkup dari kegiatan pekerjaan Pembangunan Gedung VIP Lanudal meliputi :
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
2. PEKERJAAN TANAH
3. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG
4. PEKERJAAN PASANGAN
5. PEKERJAAN PINTU & JENDELA
6. PEKERJAAN ATAP
7. PEKERJAAN LANTAI & KERAMIK
8. PEKERJAAN SANITASI AIR KOTOR & BERSIH
9. PEKERJAAN AKHIR
10.

b. Lokasi Pekerjaaan
Lokasi pekerjaan ini Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau.
4. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung VIP Lanudal ini adalah
sebanyak 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender terhitung semenjak tanggal Surat
Perintah Mulai Kerja.

5. KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :


Kualifikasi
Kompetensi
No Jabatan Jumlah
Pendidikan Pengalaman yang dibutuhkan
Memiliki SKT elaksana
S.1 TEKNIK Lapangan Pekerjaan
Pelaksana
1. 1 orang Sipil/Arsitektur 2 tahun Perumahan dan Gedung
lapangan
(TA 020)/ Sesuai kode
konversi Terbaru
SLTA/STM /SMK Sertifikat
2. Petugas K3 1 orang -
Sederajat K3 Konstruksi

6. KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI BADAN USAHA

Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksana harus memiliki kualifikasi dan klasifikasi


berikut :
1. Sertifikasi Badan Usaha : Bangunan Gedung Konstruksi Gedung
Lainnya (BG009) atau KBLI Konstruksi
Gedung Lainnya (41019)
2. Kualifikasi : Kecil

7. PERALATAN YANG DIPERLUKAN

Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah :

Jumlah
No Nama Alat Kapasitas Kepemilikan
Minimum

1 Concrete Mixer ≥ 0,5 m3 2 Unit Beli/Sewa

2 Concrete Vibrator - 2 Unit Beli/Sewa

3 Water Tank 2 m3 1 Unit Beli/Sewa


8. IDENTIFIKASI BAHAYA ATAU RENCANA KESELAMATAN
KONSTRUKSI (RKK)
Untuk Pekerjaan ini PPK meneteapkan pekerjaan dengan Kategori Kecil :

Jenis/Tipe Identifikasi
No.
Pekerjaan Bahaya
Pekerjaan Atap
1 Pas. Rangka atap/kuda-kuda baja 1. Terjatuh dari ketinggian
ringan

SPESIFIKASI TEKNIS

Program : Program Peningkatan Bangunan Gedung


Kegiatan : penetapan Dan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Untuk
kepentingan Strategis Daerah Provinsi
Pekerjaan : Pembangunan Gedung VIP Lanudal
Lokasi : Kota Tanjungpinang

I. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, melalui Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang dan Pertanahan Provinsi Kepulauan Riau adalah perangkat dari
Pemerintah Daerah yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab di dalam
bidang Pembangunan Gedung, dimana salah satunya adalah Pembangunan
Gedung Ruang Tunggu VIP Lanudal di Tanjungpinang.
Kegiatan tersebut diimplementasikan pada kegiatan yang dananya bersumber
dari APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2023. Dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut dibutuhkan suatu perencanaan yang matang dan tersistematis,
dimana dalam perencanaan Pembangunan Gedung harus melalui tahapan
pradesain agar terwujud suatu rancangan yang memenuhi aspek konstekstual,
fungsional, keamanan dan kenyaman bagi pengguna .Dengan latar belakang
tersebut di atas maka diperlukan Penyedia Jasa Konstruksi untuk mewujudkan
Pembangunan Gedung Kantor yang dapat dipertanggung jawabkan dalam
merealisasikan Pembangunan Gedung VIP LANUDAL di Tanjungpinang.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan kegiatan ini adalah :
2.1. Maksud
Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan Jasa Konstruksi Pembangunan
Gedung Ruang Tunggu VIP Lanudal di Tanjungpinang, guna menyiapkan
Dokumen Pelaksanaan Pembangunan konstruksi tersebut
2.2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini yaitu tercapainya penyelesaian Pembangunan
Gedung Ruang Tunggu Lanudal di Tanjungpinang, sebagai bagian dari sub
kegiatan Perencanaan, Pembangunan, Pengawasan Dan Pemanfaatan
Bangunan Gedung Untuk Kepentingan Strategis daerah Provinsi.

3. SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah tersedianya
Pembangunan Gedung Ruang Tunggu Lanudal Tanjungpinang sebagai langkah
memperlancar kegiatan Di tersebut.

4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN KONSTRUKSI


Nama Organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan pekerjaan
pengadaan konstruksi yaitu:
a. Instansi : Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Dan Pertanahan Provinsi
Kepulauan Riau
b. Alamat : Jalan Sultan Mahmud Riayat Syah C2 Lantai 1 Pulau Dompak
Tanjungpinang Kode Pos 29124. Telepon : 0771 4575022,
Faksimile : (0771) 4575166. Email : dpupp@kepriprov.go.id
Website : http://pupp.kepriprov.go.id
c. PPK : HENDRIJA, ST, M.Si

5. SUMBER DANA, PERKIRAAN BIAYA DAN KLASIFIKASI PEKERJAAN


Sumber pendanaan kegiatan bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2023
dengan pagu Rp 680.000.000,- (Enam Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah)

6. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Lanudal Tanjungpinang

II. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Adapun ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Gedung VIP Lanudal.
Meliputi :
a. Pekerjaan Pendahuluan meliputi :
- Mobilisasi dan Demobilisasi
- Pelaksanaan K3 untuk Penanggulangan Covid 19
- Pembongkaran Gedung Existing dan Pembersihan lokasi
- Pengukuran/Pas.Bouwplank
b. Pekerjaan Tanah meliputi :
- Galian Tanah Pondasi
- Urugan Pasir dibawah Pondasi T = 5 cm
- Urugan Tanah Kembali Bekas Galian
c. Pekerjaan Struktur Beton Bertulang meliputi :
- Pek. Pondasi tapak (T-1) 80 x 80 x 30 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Stamp (ST-1) 30 x 35 Cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Stamp (ST-2) 12 x 30 Cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Stamp (ST-3) 12 x 20 Cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Sloof (S-1) 25 x 40 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Kolom (K-1) 30 x 35 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Kolom (K-2) 12 x 30 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Kolom (K-3) 12 x 20 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Balok (B-1) 25 x 40 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Balok (B-2) 12 x 20 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Balok (B-3) 20 x 40 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
- Pek. Balok Latei (Bl) 12 x 12 cm
- Pek. Plat Dak (PD) T=12 cm
• Bekisting
• Besi Tulangan
• Beton f'c = 21,7 Mpa
d. Pekerjaan Pasangan meliputi :
- Pek. Dinding pasangan batu bata merah 1 Pc : 4 Ps
- Pek. Plesteran Camp. 1 Pc : 4 Ps
- Pek. Acian dinding Dan Kolom
- Pas. Partisi Gypsum 9 mm + Rangka
e. Pekerjaan Pintu & Jendela meliputi :
- Pas. Kozen Allumunium Dan Daun Pintu kaca T=5mm (P1)
- Pas. Kozen Allumunium Dan Daun Pintu kaca T=5mm (P2)
- Pas. Kozen Allumunium Dan Daun Pintu kaca T=5mm (P3)
- Pas. Bouvent Allumunium (B1)
- Pas. Bouvent Allumunium (B2)
f. Pekerjaan Atap meliputi :
- Pas. Rangka atap/kuda-kuda baja ringan
- Pas. Atap Spandek Motif Lurus t = 0.35 mm
- Pas. Perabung Atap Spandek
- Listplank GRC finishing cat
g. Pekeraan Lantai & Keramik meliputi :
- Urugan Pasir Bawah Lantai T = 5 cm
- Cor Lantai Beton f'c = 14,5 Mpa T=5cm
- Pek. Lantai keramik 60 x 60 cm
- Pel. Lantai keramik 30 x 30 cm
- Pas. Keramik Dinding 30 x 60 cm
h. Pekeraan Sanitasi Air Kotor & Bersih meliputi :
- Pas. Closet duduk + aksesoris
- Pas. Washtafel lengkap dengan aksesorisnya
- Pas. Floor Drain
- Pas. Kran Air
- Pengadaan & Pas. Sal. Pipa air bersih
- Pengadaan & Pas. Saluran Pipa air kotor
- Pengadaan & Pas. Saluran Pipa air Hujan
i. Pekeraan Akhir meliputi :
- Pekerjaan Pembesihan Akhir
III. KELUARAN
a. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang
dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang
penuh dilapangan.
Pelaksan harus memenuhi kualifikasi minimal sebagai Tenaga Ahli yang
berpengalaman dalam pembangunan gedung bertingkat yang di tunjukan dalam
Curriculum Vitae yang bersangkutan. Kontraktor harus mengajukan Curriculum
Vitae Site Manager yang bersangkutan umtuk memproleh persetujuan tertulis
dari Direksi. Direksi Proyek/Konsultan Pengawas berhak untuk
menolak/meminta agar personil Site Manager dan Personil Kontraktor lainya
diganti jika ternyata dianggap tidak memenuhi kualifikasi atau tidak bisa bekerja
sama membentuk team work demi suksesnya proyek ini.
b. Melaksanakan pekerjaan menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja,
kualitas, biaya dan ketepatan waktu pelaksanaan pekerjaan sehingga
tercapai wujud akhir pekerjaan sesuai dengan dokumen pelaksanaan
pekerjaan dan kelancaran administrasi.
c. Dokumen selama proses pelaksanaan, terdiri dari :
- Laporan Kemajuan Pekerjaan
- Laporan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)
- Laporan Hasil pengujian apabila diperlukan
- Foto dokumentasi pekerjaan
- Melakukan kontrol terhadap kondisi eksisting dilapangan
- Mengajukan Shop Drawing pada setiap tahapan pekerjaan yang akan
dilaksanakan
- Membuat Time Schedule/S Curve untuk pelaksanaan pekerjaan
- Mengajukan proses Contract Change Order (CCO) jika terjadi perubahan
penanganan pekerjaan
- Melaksanakan pemeliharaan sesuai jangka waktu pemeliharaan
d. Mengajukan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan.
e. Membuat gambar–gambar sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(As Built Drawing).

IV. LAPORAN
a. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna
pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam
laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi realisasi pekerjaan
harian.
c. Laporan Harian Berisi :
- penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya
- jenis dan jumlah peralatan
- jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
- keadaan cuaca termasuk hujan dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan
- catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan
d. Laporan harian dibuat oleh penyedia dan diperiksa oleh konsultan dan
disetujui oleh Direksi Teknis.
e. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu.
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan.
g. Laporan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Konstruksi.
h. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK dapat menugaskan
Direksi Teknis membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di
lokasi pekerjaan.

V. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pekerjaan Papan Nama Proyek


a. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang
mencantumkan nama- nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas , Kontraktor, Sub Kontraktor, dan Kontraktor-
kontraktor untuk paket pekerjaan lainnya yang terlibat.
b. Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan Konsultan Pengawas.

2. Pembuatan Laporan, Buck up Data, Foto Dokumentasi dan Gambar


Kerja (Shop Drawing dan As Bul Drawing)
a. Membuat Soft drawing atau gambar kerja; gambar ini dibuat oleh
kontraktor pelaksana, diperiksa oleh konsultan pengawas serta disetujui
oleh pejabat pembuat komitmen.
b. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan serta dokumentasi
pekerjaan.
c. Membuat Asbuilt Drawing atau gambar terlaksana; gambar ini dibuat
oleh kontraktor pelaksana, diperiksa oleh konsultan pengawas serta
disetujui oleh pejabat pembuat komitmen
d. Membuat laporan harian, mingguan, bulanan serta dokumentasi
pekerjaan.

3. Pekerjaan Mobilisasi Dan Demobilisasi


Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal – hal sebagai berikut :
a. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat
konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat
pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.
Dengan selalu disertai ijin konsultan pengawas, kontraktor / pemborong
dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau
penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalansinya.
4. Pekerjaan Pembongkaran Gedung Existing Dan pembersihan Lokasi
a. Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat
menimbulkan dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan
harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang
disusun oleh penyedia jasa perencanaan teknis yang memiliki sertifikat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Rencana teknis pembongkaran harus disetujui oleh pemerintah daerah,
kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, setelah
mendapat pertimbangan dari tim ahli bangunan gedung.
c. Lokasi pekerjaan atau kondisi lapangan terlebih dahulu harus
dibersihkan dari segala kotoran dan sisa – sisa bekas pembongkaran
bangunan lama serta dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
d. Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
e. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap
bersih dan rata.

5. Pagar Pengaman
a. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih
dahulu memberi pagar pengaman pada sekeliling bangunan yang akan
dikerjakan.
b. Pembuatan pagar pengaman dibuat dengan memperhatikan area lokasi
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang
sedang dilakukan, serta tempat penimbunan bahan-bahan.
c. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai
pekerjaan selesai.
d. Syarat pagar pengaman.
• Pagar dari bahan seng BJLS motif lurus, tinggi 180 cm s/d 200 cm,
warna ditentukan kemudian, bagian yang masuk pondasi minimum
40 cm.
• Rangka kayu ukuran 2 x 3 inchi dengan pemasangan 4 jalur menurut
tinggi pagar.
• Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm
dalam 50 cm dari permukaan tanah setempat.
• Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

6. Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank


a. Pekerjaan bouwplank harus diketahui dan diawasi oleh Konsultan
Pengawas dan Direksi Teknis yang terkait di lapangan.
b. Peil lantai harus diketahui oleh Konsultan Pengawas, bila terjadi
pengukuran ulang yang dilakukan tanpa diketahui oleh Konsultan
Pengawas dianggap tidak sah dan tidak berlaku.
c. Pengukuran harus dilakukan dengan cara teliti dan cermat dengan
menggunakan alat-alat ukur dan sudut-sudut harus benar dalam
keadaan yang lurus dan siku.
d. Pekerjaan bouwplank harus menggunakan kayu dengan ukuran 5/7
dengan tebal papan 2.5 cm dan lebar 20 cm diserut halus dan dipasang
pada as. Bouwplank harus di tanam kokoh dan kuat serta di pasang
dengan instrument waterpass.

7. Pekerjaan Keselamatan Kerja (K3)


a. Kontraktor wajib untuk melindungi tenaga kerjanya dalam program BPJS
Ketenaga kerjaan sektor jasa Konstruksi.
b. Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan perlengkapan
konstruksi yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
sehingga dapat menjamin keselamatan yang ditentukan oleh direksi
pekerjaan.
c. Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus mengikuti peraturan
keselamatan kerja dan pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja.
d. Kontraktor dengan persetujuan direksi pekerjaan, harus menciptakan
system pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang digunakan pada
lokasi pelaksanaan pekerjaan sedangkan biaya atas keperluan tersebut
ditanggung oleh kontraktor.
e. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan K3 antara
lain :
1. Alat-alat pelindung Anggota badan, terdiri dari :
- Topi Pelindung (Safety Helmet)
- Pelindung Pernafasan dan Mulut (Masker)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Hand Sanitiser
- Pelindung bahaya lainya.
2. Fasilitas Sarana Kesehatan. Terdiri dari :
- Peralatan P3K

PASAL 2
PEKERJAAN TANAH

1. Galian Tanah
a. Ruang lingkup Pekerjaan Tanah ini mencakup semua pekerjaan
penggalian, pengangkutan, penghamparan, penimbunan tanah kembali
dimana untuk pekerjaan tersebut semua sampah-sampah, bekas-bekas
bongkaran dan urugan harus dibuang ke luar lokasi dan tidak mengganggu
lingkungan. Penggalian harus dilaksanakan sampai mencapai kedalaman
sebagaimana yang ditentukan dalam gambar. Dalam pelaksanaan galian
sesuai gambar dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi
Teknik.
b. Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan segera setelah ia
mencapai suatu tahap dimana penggalian yang dihasilkan disetujui oleh
pihak Direksi Teknik, termasuk perlindungan permukaan-permukaan galian
tersebut secara efektif terhadap kerusakan oleh sebab apapun. Bila pihak
Kontraktor tidak memberikan perlindungan yang baik, maka ia menggali
kembali daerah yang bersangkutan sampai ke tahap/tindakan lanjutan yang
disetujui oleh pihak Direksi.
c. Pelaksanaan Penggalian kontraktor dapat memulai pekerjaan setelah
mendapat persetujuan dari pihak Direksi Teknik. Sebelum penggalian
dimulai, Kontraktor wajib mengajukan penggalian yang akan ditempuh
minimal dengan menyebutkan :
❖ Urutan-urutan pekerjaan penggalian.
❖ Metode Penggalian.
❖ Peralatan yang digunakan.
❖ Jadwal Waktu Pelaksanaan (time schedule).
❖ Pembuangan Galian.
❖ Dan lain-lainnya yang berhubungan dengan Pekerjaan Galian.
d. Tanah yang digunakan untuk pekerjaan urugan tanah kembali ini adalah
tanah yang dihasilkan dari pekerjaan galian tanah yang memenuhi
persyaratan dan disetujui oleh Direksi Teknik. Bagian pekerjaan yang
direncanakan untuk ditimbun kembali adalah sampai batas mencapai
ketinggian yang ditentukan. Semua penimbunan kembali tanah bekas galian
harus bebas dari sisa-sisa (rumput-rumput, akar-akar, dan lain-lainnya) dan
dipadatkan serta mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknik.
e. Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan, maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik dan
cukup jumlahnya serta mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.
Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan sebelum dilakukannya
Pemeriksaan dan mendapat persetujuan dari Direksi Teknik.
f. Kontraktor harus mengirim contoh-contoh bahan urugan kepada Direksi
Teknik paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan
untuk penggunaan yang pertama kalinya sebagai bahan urugan dan harus
menyerahkan hal-hal tersebut dalam bentuk tertulis kepada Direksi Teknik
segera setelah selesainya satu bagian dari pekerjaan, dan sebelum
mendapat persetujuan dari Direksi Teknik, tidak diperkenankan material lain
dipasang di atas urugan terdahulu.
g. Direksi Teknik berhak menghentikan pekerjaan penimbunan yang sedang
dilakukan oleh kontraktor apabila pekerjaan tersebut dianggap tidak
memenuhi yang telah dipersyaratkan dalam RKS ini.

2. Urugan Pasir Dibawah Pondasi


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan urugan pasir padat dibawah lantai (lantai dasar), bawah pondasi
beton/batu serta seluruh detail yang ditunjukan dalam gambar.
a. Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Direksi
Pengawas.
b. Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain
dibawahnya/didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
c. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai
tebal 5 cm – 10 cm, atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.
d. Setiap lapis pasir urug harus diaratakan, disiram air dan dipadatkan dengan
alat pemadat yang disetujui Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil
laboratorium.
e. Ditempat-tempat yang sulit dilakukan pemadatan dengan alat pemadat,
dapat dikerjakan dengan tenaga manusia yang disetujui Direksi Pengawas.
Hasil pemadatan harus memenuhi persyaratan- ketentuan.
f. Lapisan pekerjaan diatasnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan
pasir padat telah sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan
dan sudah mendapati persetujuan Direksi Pengawas.
3. Urugan Tanah Bekas Galian Dan Pemadatan
a. Tanah timbunan harus cukup baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar, kayu
dan lainnya) dan dalam hal ini mengikuti petunjuk Direksi Pekerjaan.
b. Penimbunan harus dilaksanakan lapis per lapis setebal maksimal 30 cm
hamparan setiap lapisnya atau mengikuti petunjuk Direksi Pekerjaan.
c. Penimbunan kembali dilakukan pada bagian pekerjaan tertentu, seperti
pada pekerjaan pasangan batu dan lain-lainnya seperti yang ditunjukkan di
dalam gambar rencana. Semua penimbunan kembali harus sesuai dengan
gambar rencana dan material penimbunan harus memenuhi spesifikasi yang
dipersyaratkan dan atau mendapat petunjuk dari direksi.
d. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh bahan urugan kepada Direksi
Pekerjaan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang
diusulkan untuk penggunaan yang pertama kalinya sebagai bahan urugan
dan harus menyerahkan hal-hal tersebut dalam bentuk tertulis kepada
Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya satu bagian dari pekerjaan, dan
sebelum mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan, tidak diperkenankan
material lain dipasang di atas urugan terdahulu.
e. Urugan tanah pada umumnya harus diangkut langsung dari lokasi sumber
material ke empat permukaan yang telah disiapkan pada waktu cuaca
kering, dan disebar.
f. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-
semak agar akar pohon, sampah-sampah dan lainnya. Tanah urugan harus
bersih dari bahan organis, sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain. .
Material yang dipakai untuk timbunan dan Subgrade harus disetujui Direksi
g. Bila tanah urugan tidak baik/tidak disetujui/kurang dari yang dibutuhkan,
maka kontraktor harus mendatangkan tanah urugan yang baik dan cukup
jumlahnya serta harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. .
Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai gambar rencana, peil-peil ukuran,
ketinggian/kemiringan dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

4. Timbunan Tanah
a. Setelah tanah timbun dihampar, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan alat baby roller atau secara manual hingga memperoleh nilai
derajat kepadatan lapangan minimum 90 % melalui uji kepadatan tanah di
lapangan/density.
b. Sebelum dipadatkan, dalamnya setiap lapisan yang akan dipadatkan tidak
boleh lebih dari 20 cm atau sesuai rab/gambar, kecuali ditentukan lain
dan/atau atas persetujuan direksi pekerjaan/konsultan pengawas.
c. Pemadatan timbunan dimulai dari tepi timbunan bergerak menuju ke arah
sumbu lantai bangunan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan
menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.
d. Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata/halus sampai pada
suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
e. Jika kepadatan belum tercapai, kontraktor harus mengulangi pekerjaan
pemadatan, agar memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
f. Area/daerah timbunan yang tidak memungkinkan untuk dipadatkan dengan
baby roller, dipadatkan dengan menggunakan penumbuk loncat mekanis
atau tamper dan atas persetujuan direksi pekerjaan/konsultan pengawas.

PASAL 3
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR

1. Lingkup Pekerjaan
❖ Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
❖ Pekerjaan ini termasuk pekerjaan beton, pembersian dan bekisting
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2.
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI -8.
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No. 1457.
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Perencana/Konsultan Pengawas.
h. Standar Normalisasi Jerman (DIN).
i. American Society for Testing and Material (ASTM).
j. American Concrete Institute (ACI).

3. Persyaratan Bahan
❖ Semen Portland.
▪ Yang digunakan harus dari mutu yang baik, terdiri dari satu jenis merk
dan atau persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah
mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari
tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.

❖ Pasir Beton.
▪ Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi
butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
❖ Koral Beton/Split.
▪ Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu
dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak
tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

❖ Air.
▪ Yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat
merusak beton dan harus memenuhi NI-pasal 10. Apabila dipandang
perlu Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atau biaya Kontraktor.

❖ Besi Beton.
▪ Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang
besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor
diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya
Kontraktor.
▪ Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
o Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
o Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
o Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961; NI-5.
o Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.
o Peraturan Pembangunan Pemerintahan Daerah Setempat.
o ketentuan-ketentuan Umum Untuk pelaksanaan Pemborong
Pekerjaan Umum (A.V) no.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No.14571.
o Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.

❖ Kawat Ikat :
Standar material : SII O162-81 : ekuivalen dengan JIS 63532
Diameter : 0.91 mm atau lebih
Tegangan Tarik : 60 – 75 Kg/mm2
❖ Begesting :
Bahan : Plywood, tebal 9 mm s/d 12 mm dan Kayu/Papan Begesting
Kelas III.
Minyak Begesting, (tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat pada
permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna
bahan finishing permukaan beton). Begesting dibentuk menurut
rencana beton sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar.
Syarat-syarat Umum Bekisting :
o Tidak mengalami deformasi. Bekisting harus cukup tebal dan terikat
kuat.
o Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
o Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam
bekisting.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material misalnya : besi, batu belah granit ¾’, pasir, PC, dan
material begesting untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas, akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk
memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor kelokasi
pekerjaan.

4. Syarat-syarat Pelaksanaan
❖ Mutu beton.
▪ Mutu beton yang digunakan adalah sebagai mana tertera didalam
Gambar Rencana dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan lain
sesuai dengan PBI-1971.
❖ Pembesian.
▪ Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum
pada PBI-1971.
▪ Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan
acuan dengan memasang beton decking sesuai dengan ketentuan
dalam PBI-1971.
▪ Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan kerja dalam waktu 2 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
❖ Cara pengadukan
o Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
o Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dan tercapai mutu
pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
o Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan
jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump.
❖ Pengecoran beton.
▪ Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan pemeriksaan ukuran-
ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan
penahan jarak.
▪ Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atau persetujuan Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas
▪ Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan
harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
▪ Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
❖ Pekerjaan Acuan/Bekisting
▪ Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar. Dari papan jenis kayu
yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
▪ Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan
sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan tetap
pada kedudukan selama pengecoran.
▪ Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
▪ Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk memudahkan
pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari
satu. Tiang acuan 1 dengan yang lain harus diikat dengan plang
papan/balok secara cross.
▪ Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
▪ Penggunaan bekisting “formwork” harus sesuai dengan
petunjuk/spesifikasi pabrik.

❖ Kawat Pengikat
▪ Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan
0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-
syarat yang telah ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
▪ Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan izin tertulis dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas setelah
bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tetulis dari Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas.
▪ Pelaksana/Kontraktor bertanggung jawab atau kesempurnaan
pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan selesai).
▪ Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-
gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.
▪ Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus memberikan contoh-
contoh material (besi, koral/split, pasir,PC) untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
▪ Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan
mengambil benda uji berupa kubus – silinder yang ukurannya sesuai
dengan syarat-syarat/ ketentuan dalam PBI 1971. Pembuatannya
harus disaksikan oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas dan
diperiksa di laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas. Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus
beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan PBI 1971.
▪ Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3
X 24 jam setelah pengecoran.
▪ Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerja-pekerja lain.
▪ Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
▪ Bila beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI 1971).
❖ Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
▪ Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
▪ Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi

PASAL 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. Rangka Atap Baja Ringan


a. Umum
❖ Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan material atap, lengkap dengan peralatan dan
alat bantunya, pengangkutan material dilokasi sampai dengan terpasang
dengan baik.
❖ Standard:
Memenuhi Standard Nasional Indonesia BJTTAS–40.
❖ Contoh Bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan memberikan
contoh bahan material yang digunakan lengkap dengan brosur.
b. Bahan/Produk
❖ Rangka Atap :
- Rangka atap menggunakan Baja Ringan dengan ukuran sesuai
dengan gambar rencana.
- Baja ringan harus memiliki standar SNI bahan baku dan pada tiap
batang tercantum tulisan SNI.
- Baja ringan memiliki kandungan AZ 100 atau AZ 150 dengan jenis
G550.
- Baja ringan yang digunakan harus telah dilakukan uji terhadap tarik,
tekan maupun ketebalan, dengan menunjukkan dokumen hasil
pengujian serta melampirkan analisa struktur terhadap rangka atap
yang digunakan.
- Merek yang direkomendasikan adalah Taso, Union dan Jsteel.
c. Pelaksanaan
❖ Bentuk rangka atap baja ringan baik bentang, tinggi, ukuran, dan
kemiringannya sesuai dengan design yang telah diperhitungkan pada
gambar rencana.
❖ Sebelum pemasangan struktur rangka baja ringan oleh Suplier, harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
❖ Rangka baja ringan di pasang lurus dan rata sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
❖ Pemasangan rangka baja ringan mengunakan sistem baut.
❖ Semua lubang sekrup atau lubang yang dibuat untuk alat sambung
lainnya harus dicocokkan sehingga dapat dibaut dengan mudah.
Penggunaan drill untuk penyetelan lubang harus dilakukan dengan baik
sehingga tak merusak rangka baja ringan atau memperbesar lubang.
❖ Setiap bagian struktur harus disetel sesegera mungkin setelah struktur
didirikan. Sambungan tidak boleh dikencangkan sebelum struktur
dijajarkan, diratakan, ditegakkan, dan dibaut sambungan sementara,
untuk menjamin tidak terjadi perpindahan posisi pada saat mendirikan
atau menyetel bagian struktur berikutnya.
❖ Hasil pemasangan rangka atap baja ringan harus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
❖ Setiap sudut daun atap harus dipasang Reng V 45.050.
❖ Titik-titik sambungan pada reng tidak boleh dibuat pada posisi satu garis
lurus melainkan secara selang-seling atau zig-zag.

2. Atap Spandeck
a. Umum
❖ Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan material atap lengkap dengan peralatan dan
alat bantunya, penyetelan dan pemasangan penutup atap, pengangkutan
material dilokasi sampai dengan terpasang dengan baik sesuai tertera
dalam gambar, serta pemasanga lisplank, perabung.
❖ Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penyetelan dan pemasangan penutup
Atap Spandeck Motif Lurus sesuai yang tertera di dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
❖ Bahan Atap Spandeck yang digunakan adalah dari produk dengan mutu.
❖ Asesoris dan alat bantu lainnya yang digunakan harus sesuai dengan
persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
❖ scrub Menggunakan bahan baja yang dilengkapi dengan karet anti
bocor.
c. Pelaksanaan
❖ Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan menerima gambar-
gambar pelaksanaan termasuk lapisan-lapisan isolasi seperti yang
dinyatakan dalam gambar, serta melakukan pengukuran-pengukuran
setempat.
❖ Kontraktor atas dasar gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan
shop drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu
dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lain yang belum
tercakup didalam gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
❖ Penyimpanan Atap Spandeck disimpan dalam keadaan tetap kering,
tidak boleh berhubungan dengan tanah/lantai dan sebaiknya disimpan di
dalam gudang beratap.
❖ Apabila penyimpanan dilakukan di ruang terbuka, Atap Spandeck harus
diselimuti dengan terpal atau plastik untuk mencegah air hujan/embun
tidak masuk ke dalam celah-celah tumpukan lembaran Atap tersebut. Air
yang sempat masuk ke dalam celah tersebut dapat memberikan cacat
terhadap permukaan Atap Spandeck akibat kondensasi.
❖ Sebelum dimulai pemasangan, permukaan semua gording atau rangka
diperiksa terlebih dahulu apakah sudah berada pada satu bidang, jika
perlu dengan mengganjal atau menyetel bagian-bagian ini terhadap
rangka penumpunya.
❖ Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung di
bawah ring untuk mengatur kemiringan atap.
❖ Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindari pergeseran pada waktu pemasangan.
❖ Semua sisa-sisa pekerjaan harus dibersihkan dari permukaan atap, agar
tidak terjadi kerusakan.
❖ Sapulah seluruh permukaan atap dengan sapu, lalu berikan perhatian
khusus pada daerah-daerah sambungan yang telah dilakukan. Juga
dilakukan pembersihan pada talang-talang (jika ada).
❖ Hasil pemasangan harus datar dengan kemiringan yang cukup agar tidak
terjadi kebocoran.
❖ Pelaksanaan pemasangan penutupan atap ini, harus sesuai dan
mengikuti persyaratan dari pabrik bahan yang bersangkutan berikut
kelengkapannya beserta petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas.

3. Lisplank GRC
a. Umum
❖ Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
dimaksud sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
- Meliputi seluruh pekerjaan papan singgap, lisplank GRC sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
❖ Pekeraan Yang Berhubungan
- Pekerjaan Misscelaneous Metal
- Pekerjaan Pengecatan
❖ Standart
- ASTM : C126 - Aplication and Finishing of Gypsum Board.
❖ Persetujuan
- Kontraktor perlu menyerahkan contoh bahan dan shop drawing
untuk disetujui Perencana/Direksi.
b. Bahan/Produk
❖ GRC Board :
- Boral GRC
- Australian GRC, (KNAUF).
- Jayaboard
❖ Bahan rangka :
- GRC board tebal bahan minimum 9 mm, masing-masing dipasang
pada muka depan.
- Nilai batas deformasi yang diizinkan 2 mm.
- Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan
seksama sesuai bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan.
- Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan.
❖ Bahan Pelapis
- Dari bahan GRC board produk yang disetujui Perencana/Konsultan
Management Konstruksi, tebal bahan 9 mm sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar. Pemasangan pada bagian luar difinish.
- Accessories
• Angkur, sekrup, pelat, baut jika ada harus digalvanis.
• Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai
dengan ukuran panel dan material rangka panel yang dipasang.
- Bahan finishing
• Finishing GRC board dicat dengan Emulsi Acrylic.
c. Pelaksanaan
❖ Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangaan (ukuran dan lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
❖ Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran /
bentuk / mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
❖ Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai dan dipasang.
❖ Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat
pekerjaan harus diletakkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelembaban.
❖ Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
❖ Desain dan produksi dari sistem papan singgap,lisplank dan tunjuk langit
harus mendapat persetujuan dari Perencana/Konsultan Management
Konstruksi.
❖ Pemasangan papan singgap, lisplank dan tunjuk langit tidak boleh
menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
❖ Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan
Perencana / Konsultan Management Konstruksi.
❖ Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut
pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam
gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada
Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
❖ Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul langit-langit.
❖ Semua papan singgap, lisplank dan tunjuk langit yang terpasang sesuai
dengan dalam hal ini type dan lay out.
❖ Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan
terhadap benturan- benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung
jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

4. Pekerjaan Dinding
a. Pekerjaan Dinding Batu Bata
❖ Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu dan
sempurna.
- Pekerjaan pasangan batu bata/bata merah ini meliputi pekerjaan
dinding bangunan tebal ½ batu pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Direksi teknis/Konsultan Pengawas.
❖ Persyaratan Bahan
- Batu bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, ex lokal yang
disetujui Dewan Pengawas syarat-syarat batu bata harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam NI-1 dan PUBI 1982.
- Batu bata/bata merah yang digunakan ukuran 5 x 11 x 220 cm
dengan mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna,
sempurna pembakarannya dan disetujui Dewan Pengawas.
- Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk produk, mutu
1 dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.
- Pasir aduk harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
- Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak
mengandung lumpur/minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-
1982 pasal 9.
❖ Syarat-syarat Pelaksanaan
- Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas, minimal 3 (tiga) contoh dari hasil
produk yang berlainan, untuk mendapatkan persetujuannya.
Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah tebal ½ batu
dengan adukan campuran 1 pc : 4 pasir, kecuali pasangan batu
bata semen raam/rapat air.
- Untuk dinding semen raam/rapat air dengan adukan campuran 1 pc
: 3 pasir, dipasang pada dinding dari atap permukaan sloof/balok
pondasi sampai minimum 200 cm diatas permukaan lantai
setempat, dan sampai setinggi 15 cm diatas permukaan lantai
setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar
mandi, wc) serta pasangan batu bata dibawah permukaan tanah.
- Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau
drum hingga jenuh.
- Setelah bata terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram air. Dinding batu bata sebelum
diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
dibersihkan.
- Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap setiap tahap
maksimum 24 lapis/harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding batu bata setebal ½ batu yang luasnya maksimal 9
m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan
kolom ukuran 10 x 10 cm.
- Pelubangan akibat pembuatan perancah/steger pada pasangan
bata merah sama sekali tidak diperkenankan.
- Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter
10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanah dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan
bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali bila satu dan lain hal
ditentukan lain oleh direksi teknis/konsultan pengawas.
- Tidak diperkenankan memasang bata merah patah dua.
- Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada
kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang
rata.
- Pasangan batu bata trasraam bawah permukaan tanah / lantai
harus diisi dengan adaukan 1 pc : 3 psr
- Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi
bidang pada arah diagonal dinding seluas 9 M2 tidak boleh dari 0.5
Cm (sebelum diacai /diplester). Adapun toleransi terhadap as
dinding yang diizinkan maksimal 1 cm (sebelum diaci/diplester).
b. Pekerjaan Dinding Partisi Gypsum
❖ Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan dinding partisi
gypsum, termasuk pemasangan rangka sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
❖ Persyaratan Bahan
- Rangka : Rangka vertikal dari besi hollow 4 x 4 cm/ 2 x 4 cm, tebal
pelat besi hollow minimal 0,3 mm dan diberi meni. Rangka
horizontal atas dan bawah dari metal runner berbahan steel
galvanized, berupa profil kanal C (C-Channal).
- Penutup partisi : Digunakan Gypsum Board yang bermutu baik
produk JAYA Plasterboard atau produk lain yang setara, tebal = 12
mm.
- Bahan penutup sambungan partisi : Compound atau bahan plester
ex UB400 atau produk lain yg setara. Paper tape yang
berpori/berlubang dan bergaris tengah, serta Corner Bead
berbahan metal, yaitu untuk penutup bagian sudut dinding partisi.
Bahan Insulasi Glasswool, tebal 4 cm density 28 kg/m3. Kesemua
bahan di atas harus disetujui oleh Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.
❖ Syarat – Syarat Pelaksanaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk dikoordinasikan
dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan partisi gypsum,
diantaranya adalah :
• Pekerjaan Instalasi pada dinding
• Pekerjaan Kosen, dan lain sebagainya yang terkait dalam
terlaksananya pekerjaan ini.
- Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah
dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama,
tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan
telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Sebelum pemasangan metal runner, dibuat tanda/marking terlebih
dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan
untuk diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan
Perencana.
- Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as =
60 cm. Rangka besi hollow dan metal runner harus siku, tegak,
kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan
merupakan bidang miring sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
- Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu
bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola
pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Gypsum
board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat
bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar
minimal berjarak 300 mm. Kepala sekrup yang terlihat diberi
compund agar tertutup dan diamplas.
- Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan
sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound
kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit
gypsum board hilang. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak
terlindung oleh material lain, diberi corner bead dan dicompound
dan diamplas dengan baik.
- Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi
Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu
bahan seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola
pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Gypsum
board dipasang dengan sekrup khusus, dengan menggunakan alat
bor listrik dan setiap pemasangan masing-masing sekrup sejajar
minimal berjarak 300 mm. Kepala sekrup yang terlihat diberi
compund agar tertutup dan diamplas.
- Sambungan partisi gypsum board diberi compound dengan
sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound
kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit
gypsum board hilang. Bagian sudut partisi gypsum board yang tidak
terlindung oleh material lain, diberi corner bead dan dicompound
dan diamplas dengan baik.
- Setelah panel gypsum board terpasang, bidang permukaan partisi
harus rata, lurus dan siku, dan antara unit-unit gypsum board tidak
terlihat bergelombang dan sambungan. Kecuali bila dinyatakan
lain, misal : permukaan merupakan bidang miring atau
melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Untuk
menguji kesikuan/kerataan bidang partisi gypsum, dilakukan
dengan menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-
sama Konsultan Pengawas/MK.
c. Pekerjaan Plesteran Aci
❖ Lingkup Pekerjaan
- Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan pasangan batu bata/bata merah ini meliputi pekerjaan
dinding bangunan tebal ½ batu pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk
Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
❖ Persyaratan bahan
- Semen portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan
yang disetujui Direksi Pengawas serta memenuhi syarat-syarat
yang dintentukan NI-8 dan PUBI tahun 1982.
- Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 dan PUBI 1982.
- Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
- Campuran (Agregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan
melalui ayakan # 1.6 – 2.0 mm.
❖ Syarat – syarat pelaksanaan
- Seluruh plesteran dinding batu bata dengan adukan campuran 1 pc
: 3 psr, kecuali pada dinding batu bata semen raam/rapat air.
- Untuk dinding batu bata semen raam /rapat air diplester dengan
aduk campuran 1 pc : 3 psr.
- Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang dipersyaratkan.
- Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetap
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas.
- Semen portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatanya, dalam keadaan utuh dan tidak ada
cacat.
- Semen harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan.
- Semua bahan sebelum digunkana harus ditunjukkan kepada Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuan/persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan biaya
tambahan.
- Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa
site yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk dimulai pekerjaan.
- Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan /
perbedaan diselesaikan.
- Tebal plesteran 1.5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm
atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketabalan
plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian
pekerjaan yang diijinkan Direksi Teknis/Konsultan Pengawas.
- Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain (kosen dan lain
sebagainya), dibuat naad (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm,
kecuali bila ditentukan lain.
- Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan pada
seluruh permukaan plesteran adukan 1 : 3 dan plesteran semen
raam 1 : 3, sesudah plesteran berumur 8 hari ( kering betul ).
- Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.
- Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa
garansi), atau biaya Kontraktor selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan pemilik/pemakai.
e. Pekerjaan Batu Alam
❖ Lingkup pekerjaan
- Bagian ini mencakup ketentuan / syarat-syarat (pembayaran ,
pengiriman, penyimpanan, pemasangan) untuk pekerja, material ,
dan peralatan.
- Pekerjaan dinding eksterior sesuai gambar rencana.
❖ Persyaratan Bahan
- Semua bahan Batu Alam merupakan produk Ex Lokal
dengan kualitas terbaik.
- Contoh kemasan harus diperlihatkan kepada MK dan
Pemberi Tugas dan semua granit yang digunakan harus sesuai
dengan sample yang disetujui dan disuplai dalam kemasan
asli dari pabrik.
- Tipe dari ukuran sesuaikan dengan skedule material dan gambar.
❖ syarat – Syarat Pelaksanaan
- Material batu alam yang akan dipasang harus digelar terlebih
dahulu dilantai untuk mendapatkan persetujuan keseragaman corak
/ pola uratnya serta sortir quality tile oleh MK dan Pemberi Tugas.
- Toleransi :
o Variasi Kerataan dan level : tidak melebihi 3 mm dalam 3000mm
o Joint size : ± 25 %
o Step in face : 1,5 mm maximum
o Jog in aligment at edge : 1,5 mm maximum
o Toleransi tidak bertambah dalam jumlah
- Bersihkan batu alam / batuan dengan membasahi dengan air bersih
sebelum diset dalam pe kerjaan; khusus untuk pemasangan basah.
- Pasanglah tile dengan rata, level, lurus dan benar dengan
hubungan keseluruhan. Kelurusan permukaan tile harus pada sisi
luarnya.
- Jangan memasang tile yang rompat, retak.. atau pudar atau tidak
baik, hal ini akan ditolak.
- Sediakan dan set anchor, dowel, ties dan hal-hal lain yang
dibutuhkan untuk memperkokoh pasangan. Setel angkur pada
posisi yang baik dan tidak kurang dari jarak yang diijinkan. Pasang
tile untuk memungkinkan pergerakan bergeser. Menciut / memuai,
dan ekspansi termal dan kontraksi.
- Berikan hubungan yang rata, dalam toleransi yang diijinkan /
spesifikasi, pada permukaan antara pasangan yang berdekatan
untuk menghasilkan hubungan baik dan maksimal.
- Potong dengan tepat dan akurat, lubangi dan sesuaikan batu alam
untuk hardware, outlet, fixture, fitting dan pekerjaan-pekerjaan lain
yang menempel pada batu alam.
- Dalam memotong dan mengepas, dengan hati-hati potong sisi-sisi
dan digrinda untuk ketepatan, pemotongan sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi kekuatan atau penampilan batu alam.
- Pastikasn bahwa outlet sudah ditempatkan pada tengah-tengah
pasangan batu alam kecuali di tujukkan lain pada gambar. Bila
outlet / lubang tidak ditujukkan pada gambar, harus dibuatkan oleh
kontraktor instruksi secara detail sesuai lokasi yang ditunjukkan
oleh arsitek.
- Untuk pemasangan batu alam pada dinding dengan sistem bawah
(adukan) harus diperkuat dengan anchor, Posisi anchor harus tepat
pada balok atau kolom praktis sehingga kuat.
- Untuk batu alam yang digunakan untuk eksterior bangunan, harus
dilapisi coating anti debu dan air di semua sisinya.

5. Pekerjaan Lantai Keramik


a. Pekerjaan Sub Lantai
❖ Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing
lantai pada lantai bawah/dasar serta pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
❖ Persyaratan Bahan
- Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASHTM
–C 150-78A.
- Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PBBI 82 pasal 11
dan SII 0404-80.
- Kerikil/split harus memenuhi PBBI 82 pasal 12 dan SII 0079 – 79
/ 008-75 / 0075-75.
- Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PBBI
82 pasal 9,
- Mutu beton sub lantai yang disyaratkan beton camp. 1:2:3 dan
pengendalian seluruh bahan yang digunakan dalam pekerjaan
ini harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 (NI-2), PBBI
1982 dan (NI-8).
❖ Syarat-syarat Pelaksanaan
- Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pengawas.
- Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas,
tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam
pekerjaan ini harus baru kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Direksi Pengawas.
- Lapisan sub lantai dilakukan setelah lapisan pasir urug dengan
tebal 5 cm, di bawahnya telah selesai dikerjakan dengan
sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan dan memenuhi
ketebalannya), rata permukaannya dan telah mempunyai daya
dukung maksimal.
- Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC pasir
beton dan kerikil atau split dengan beton camp. 1:2:3.
- Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 10 cm dengan
penulangan, atau sesuai yang ditentukan/disyaratkan dalam
detail gambar.
- Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass. Kecuali
pada lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan
kemiringan tertentu, supaya diperhatikan mengenai kemiringan
sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Pengawas.
b. Pekerjaan Keramik
❖ Umum
- Lingkup Pekerjaan
• Pasangan keramik untuk lantai sesuai dengan yang ditunjukkan
pada gambar rencana.
• Ukuran dan jenis sesuai dengan yang tertera didalam daftar
kuantita.
- Standard
• PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982
(NI-3).
• ANSI : American National Standard Institute.
• TCA : Tile Council of America, USA
- TCA 137.1 - Recommended Standard Spesification for
Ceramic Tile.
- Persetujuan
• Contoh bahan.
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan yang
akan dipakai; guna mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek
serta konsultan pengawas.

• Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperlihatkan dengan jelas pola
pemasangan, warna dan groutingnya. Mock-up yang telah
disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan
keramik.
• Brosur
Untuk keperluan Direksi/konsultan pengawas, Kontraktor harus
menyediakan brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang
akan dipakai.
• Kondisi lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus
dijaga agar sesuai dengan rekomendasi pabrik, sehingga tidak
mempengaruhi rekatan keramik
❖ Bahan/Produk
- Keramik Lantai Bangunan, Tangga Dan KM/WC :
Tekstur : Un Polished dan Polished, Anti Slip/Cutting Kw. I
Ukuran : 60 cm x 60 cm
Warna : Ditentukan kemudian

- Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis
merk dan atas persetujuan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat
penumpukan semen.

- Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi
komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
- Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan
lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3 pasal 10.
Apabila dipandang perlu Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.

- Semen Warna
Pewarna tile grout adalah Laticrete Grout Admix AM 50 atau setara
sesuai dengan kebutuhan pemasangan
❖ Pelaksanaan
- Umum
• Sebelum pekerjaan dimulai, lebih dahulu harus dipelajari dengan
seksama lokasi pemasangan keramik, kualitas, bentuk dan
ukuran keramiknya dan kondisi pekerjaan.
• Pemilihan Keramik
Keramik yang masuk ke lokasi pekerjaan harus diseleksi,
agar berkesesuaian dengan ukuran, bentuk dan warna yang
telah ditentukan.
• Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik
direndam dalam air sampai jenuh.
• Potongan Keramik
Pemotongan unit-unit keramik harus dengan baik dan rapi
menggunakan alat pemotong khusus, dan dikerjakan oleh orang-
orang yang ahli. Bahan- bahan yang dapat mengakibatkan noda-
noda pada lantai seperti minyak, residu, teak oil dan lain-lain
harus dijauhkan dari permukaan lantai.

- Level
• Kecuali ditentukan lain pada spesifikasi ini atau pada gambar,
level yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai
karenanya screeding dasar harus diatur hingga memungkinkan
pada keramik dengan ketebalan yang berbeda permukaan
finishnya terpasang rata.
• Lantai harus benar-benar terpasang rata, baik yang ditentukan
datar maupun yang ditentukan mempunyaai kemiringan.
• Lantai yang ditentukan mempunyai kemiringan, kemiringan tidak
boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area toilet.
Sedangkan untuk area lain, tidak boleh kurang dari 12 mm pada
jarak 10 m. Kemiringan harus lurus hingga air bisa mengalir
semua tanpa meninggalkan genangan. Jika ketebalan screed
tidak memungkinkaan untuk mendapatkan kemiringan yang
ditentukan, kontraktor harus segera melaporkan kepada direksi
untuk mendapatkan jalan keluarnya.
- Pemasangan Keramik Lantai
• Keramik dipasang pada permukaan yang telah di screed.
Komposisi adukan untuk screeding :
- area kering : 1 pc : 3 ps.
- area basah : 1 pc : 2 ps
• Pada pemasangan diarea yang luas, harus dilaksanakan secara
kontinu. Dan harus disediakan ‘Kepalarn’ (guide line course)
pada interval 2,0 m - 2,5 m. Pemasangan keramik lainnya
berpedoman pada quide line ini.
• Kikis semua mortar yang menempel pada naad dan bersihkan
ketika prosess pemasangan keramik berlangsung. Pasangan
keramik tidak boleh diinjak dalam waktu 24 jam setelah
pemasangan.
• Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan
tile grout berwarna dan kondisi pemasangan harus sesuai
dengan yang disyaratkan.
• Pemasangan keramik Homogenous dipasang dengan
menggunakan bahan perekat, naad serapat mungkin.
- Pemeriksaan (Inspection)
Ketika pelaksanaan pemasangan keramik, ambil beberapa keramik
yang telah terpasang, secara rondom, untuk memastikan bahwa
adukan perekat telah merekat dengan baik pada bagian belakang
keramik dan telah terpasang dengan baik.
❖ Perlindungan Dan Pembersihan
❖ Perlindungan
• Kontraktor harus melindungi keramik yang telah terpasang
maupun adukan perata dan harus mengganti, atas biaya sendiri
setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.
• Setelah pemasangan, kontraktor harus melindungi keramik lantai
yang telah terpasang. jika mungkin dengan mengunci area
tersebut. Batas lalu lintas di atasnya, hanya untuk yang penting
saja.
❖ Pembersihan
Secara prinsip, permukaan keramik dibersihkan dengan air,
menggunakan sikat, kain lap, dan sebagainya. Tetapi jika area-area
yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air, pembersihan
memakai campuran air dengan hidrochloric acid, perbandingan 30 :
1. Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian
yang memungkinkan akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah
dibersihkan dengan asam ini, bersihkan area ini dengan air biasa,
hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

6. Pekerjaan Pasangan Kozen Pintu Dan jendela


a. Umum
❖ Lingkup Pekerjaan
- Adapun yang dimaksudkan dengan pekerjaan ini adalah:
• Kusen pintu rangka alumunium + kaca = 5 cm + aksesoris
(ukuran sesuai gambar rencana).
• Jendela dan Bouvent rangka allumunium + kaca t = 5 cm
+aksesoris (ukuran sesuai gambar rencana).
❖ Bahan Produk
- American Society for Testing and Materials (ASTM).
- Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku.
❖ Pelaksanaan
- Setelah pekerjaan kusen pintu selesai dilaksanakan, serta semua
pekerjaan dinding dan lantai selesai dilakukan, pemasangan daun
pintu dapat dilakukan.
- Pelaksanaan pekerjaan ini harus disesuaikan dengan Gambar
Kerja, dan apabila dilakukan kurang dari atau tidak sesuai dengan
yang disebutkan dalam Gambar Kerja, maka harus segera
diperbaiki. Kesalahan pelaksanaan yang menyebabkan perbaikan
atas pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pihak Kontraktor.

10. Pekerjaan Sanitasi Air Kotor & Bersih


a. Lingkup Pekerjaan
❖ Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/operasinya.
❖ Meliputi pekerjaan pemasangan closet duduk, floor drain, urinoir +
aksesories, wastafel + aksessories, cermin wastafel, tangka air serta
perpipaan air bersih dan air kotor.
b. Persetujuan
❖ Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
❖ Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan,
pengganti harus disetujui direksi pekerjaan/konsultan pengawas
berdasarkan contoh yang diajukan kontraktor.

c. Bahan
❖ Closet duduk lengkap dengan Jet Washer menggunakan Merk Ex Toto
lengkap accesories lainnya, warna ditentukan kemudian.
❖ Urinoir menggunakan merk Ex Toto lengkap dengan penyekat dan
accesories.
❖ Wastafel menggunakan merk Ex Toto lengkap dengan peralatan
kombinasinya (kran stainless, dan saluran pembuangan), warna
ditentukan kemudian.
❖ Floor drain menggunakan bahan stainless steel Ex Toto.
❖ Saluran air bersih & kotor menggunakan pipa PVC AW.
d. Pelaksanaan
❖ Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar rencana.
❖ Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada direksi pekerjaan/konsultan pengawas.
❖ Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan
untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
❖ Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan pemilik.
❖ Pekerjaan Wastafel
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi baik tidak ada bagian retak atau cacat-cacat lainnya dan
telah disetujui oleh direksi pekerjaan/konsultan pengawas.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar
rencana. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan dibersihkan
dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

❖ Pekerjaan Kloset Duduk dan Urinoir


- Kloset Duduk dan Urinoir beserta kelengkapannya yang dipasang
adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian retak
atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui direksi
pekerjaan/konsultan pengawas.
- Kloset Duduk dan Urinoir harus terpasang dengan kokoh letak dan
ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua noda-noda harus
dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada
kebocoran-kebocoran.
❖ Pekerjaan Floor Drain
- Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai detail gambar
rencana.
- Floor drain yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian rusak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
direksi pekerjaan/konsultan pengawas.
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai
harus dilobangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil dengan
bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
- Setelah floor drain terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.
❖ Pipa PVC Air Bersih & Kotor
- Sanitasi air bersih menggunakan pipa PVC ukuran Ø3/4” dan
sanitasi air kotor menggunakan pipa PVC ukuran Ø1.5” dan 4”.
- Pemasangan pipa PVC air bersih dan kotor serta ukuran pipa
sesuai detail gambar rencana.
PASAL 5
PEKERJAAN LAIN - LAIN

1. Pekerjaan Akhir
❖ Pembersihan akhir untuk semua sisa-sisa pekerjaan yang tidak terpakai
harus sudah dibersihkan dari sekitar bangunan. Dan dibuang pada lokasi
yang sudah ditentukan oleh direksi atau ditentukan lain. Pekerjaan akhir ini
dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan demobilisasi peralatan.

Tanjungpinang, 2023

Dibuat Oleh,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

HENDRIJA, ST.M.Si
NIP. 19791015 200312 1 006

Anda mungkin juga menyukai