Analisis Varian
(1 jalur/One Way Anova)
Anava 1 jalur dapat dilakukan karena lebih dari 2 perlakuan. Uji ini merupakan perluasan dari uji
t. Jika uji t terjadi karena 2 perlakukan atau 2 sampel independent, maka untuk Anava minimal 3
perlakuan. Misalkan dilakukan pengujian apakah ada pengaruh metode pembelajaran terhadap
prestasi belajar sains. Dalam hal ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar sains, sedangkan
variabel bebasnya metode pembelajaran. Jika metode pembelajaran hanya 2 perlakuan yaitu
metode A dan B maka pengujian menggunakan uji t. Jika metode yang digunakan ada 3, yaitu A,
B, dan C maka pengujian digunakan analisis varian atau Anava 1 jalan (jalur/arah). Beda lagi jika
prestasi belajar dipengaruhi oleh metode (A, B, C) dan motivasi (T, S, R), maka pengujian dengan
di dalam kelompoknya.
3. Masing-masing populasi berdistribusi normal (normalitas data) Test. (Rumus ada di buku
4. Masing-masing populasi memiliki variansi yang sama (homogenitas data). Test (Rumus
Tabel 1
Perlakuan
1 2 … k
X11 X12 … X1k
X21 X12 … X2k
… … … …
Xn1 Xn2 … Xnk
Tabel 2
Penempatan Data Hasil Penelitian dengan k perlakuan sejumlah nk sampel
2
Perlakuan Xkn 𝑋𝑘𝑛
1 2 … k
2 2 2
𝑋11 𝑋21 𝑋𝑘1
X11 X21 … Xk1 ∑ 𝑋𝑘1
2 2 2
𝑋12 𝑋22 𝑋𝑘2
X12 X22 … Xk2 ∑ 𝑋𝑘2
… … … …
2 2 2
𝑋12 𝑋2𝑛 𝑋𝑘𝑛
X1n X2n … Xkn ∑ 𝑋𝑘2
Tabel 2
Analisis Variansi dengan k Perlakuan
k = banyaknya perlakuan
(∑ 𝑋1 )2 (∑ 𝑋1 )2 (∑ 𝑋1 )2 (∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )2
𝐽𝐾𝐴 = + + −
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛𝑘
2
(∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )2
𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑋𝑛𝑘 −
𝑛𝑘
Contoh penggunaan
Untuk melihat efektifitas penyubur tanaman bunga hias aglonema maka dilakukan penelitian
kelompok terdiri dari 5 tanaman bunga aglonema. Masing-masing tanaman di ukur panjang
batangnya dengan ukuran cm. Setelah 20 hari di catat pertambahan panjangnya. Perlu diketahui,
25 kondisi tanaman sebelum penelitian dalam keadaan sama dan selama penelitian selalu dijaga
kondisi lingkungannya. Jika 𝛼%=5%, apakah penyubur tanaman tersebut memberikan efek yang
Tabel 3
Pertambahan Panjang Tanaman Aglonema setelah 20 hari
Penyubur Tanaman
A B C D E
6 10 4 3 8
5 8 6 4 7
9 9 3 5 10
7 7 4 2 5
4 10 8 5 8
Ho: 𝜇1 = 𝜇2 = 𝜇3 = 𝜇4 = 𝜇5 : Tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara variabel x1, x2,
x3, x4, x5
Table 4
Pertambahan Panjang Tanaman Aglonema setelah 20 hari
Penyubur Tanaman
2
A B C D E Xkn 𝑋𝑘𝑛
X1 𝑋12 X2 𝑋22 X3 𝑋32 X4 𝑋42 X5 𝑋52
6 36 10 100 4 16 3 9 8 64 31 225
5 25 8 64 6 36 4 16 7 49 30 190
9 81 9 81 3 9 5 25 10 100 36 296
7 49 7 49 4 16 2 4 5 25 25 143
4 16 10 100 8 64 5 25 8 64 35 269
Jumlah per
31 207 44 394 25 141 19 79 38 302 157 1123
perlakuan
2
(∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 )2
𝐽𝐾𝑇 = ∑ 𝑋𝑛𝑘 −
𝑛𝑘
(157)2
= 1123 −
25
=1123-985,96
=137,04
(∑ 𝑋1 )2 (∑ 𝑋2 )2 (∑ 𝑋3 )2 (∑ 𝑋4 )2 (∑ 𝑋5 )2 (∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 )2
𝐽𝐾𝐵 = + + + + −
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛𝑘
(∑ 𝑋1 )2 (∑ 𝑋2 )2 (∑ 𝑋3 )2 (∑ 𝑋4 )2 (∑ 𝑋5 )2 (∑ 𝑋𝑡𝑜𝑡 )2
= + + + + −
5 5 5 5 5 25
=1065,4 - 985,96
=79,44
𝐽𝐾𝐵 79,44
𝑅𝐾𝐵 = = = 19,86
𝑑𝑏 5−1
𝐽𝐾𝐷 57,6
𝑅𝐾𝐷 = = = 2,88
𝑑𝑏 25 − 5
Tabel 4
Analisis Variansi dengan k Perlakuan
Interpretasi
Dengan 𝛼%=5% di dapatkan dari table F pada sampel 25 dan perlakuan 5 dituliskan seperti ini.
Fα;k-1,N-k = F0,05; 4, 20 = 2,76. Karena Fhitung besarnya 6,896 maka Fhitung > Ftabel, sehingga Ho di tolak.
Artinya yang diterima H1 berarti ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara variabel x1, x2,
Karena perlakuan sebanyak 5 maka belum diketahui perlakuan yang mana yang berbeda
Pengujian selanjutnya apabila didapatkan bukti ada perbedaan rerata pada penelitian maka ada
beberapa metode yang bisa digunakan antara lain: metode Scheffe’, Tukey, Necman -Keuls,
Duncan. Untuk metode Scheffe bisa digunakan untuk data dengan jumlah sampel yang tidak
Ho : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Ho : 𝜇2 = 𝜇3
H1 : 𝜇2 ≠ 𝜇3
Ho : 𝜇𝑘−1 = 𝜇𝑘
H1 : 𝜇𝑘−1 ≠ 𝜇𝑘
(̅̅̅ ̅̅̅)
𝑋1 −𝑋 2
2
1. 𝐹1−2 = 1 1
𝑅𝐾𝐷( + )
𝑛1 𝑛2
(̅̅̅ ̅̅̅)
𝑋2 −𝑋 2
3
2. 𝐹2−3 = 1 1
𝑅𝐾𝐷( + )
𝑛2 3
(̅̅̅̅̅̅
𝑋𝑘−1 −𝑋̅̅̅) 2
𝑘
3. 𝐹(𝑘−1)−𝑘 = 1 1
𝑅𝐾𝐷( + )
𝑛𝑘−1 𝑛𝑘
Tabel 5
Hipotesisi untuk Uji Scheffe’
Uji perbedaan Ho H1
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇2 𝜇1 = 𝜇2 𝜇1 ≠ 𝜇2
𝜇2 𝑑𝑎𝑛 𝜇3 𝜇2 = 𝜇3 𝜇2 ≠ 𝜇3
𝜇3 𝑑𝑎𝑛 𝜇4 𝜇3 = 𝜇4 𝜇3 ≠ 𝜇4
𝜇4 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 𝜇4 = 𝜇5 𝜇4 ≠ 𝜇5
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇3 𝜇1 = 𝜇3 𝜇1 ≠ 𝜇3
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇4 𝜇1 = 𝜇4 𝜇1 ≠ 𝜇4
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 𝜇1 = 𝜇5 𝜇1 ≠ 𝜇5
𝜇2 𝑑𝑎𝑛 𝜇4 𝜇2 = 𝜇4 𝜇2 ≠ 𝜇4
𝜇2 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 𝜇2 = 𝜇5 𝜇2 ≠ 𝜇5
𝜇4 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 𝜇4 = 𝜇5 𝜇4 ≠ 𝜇5
(̅̅̅̅̅̅ 𝑋𝑘 )2
𝑋𝑘−1 − ̅̅̅
𝐹(𝑘−1)−𝑘 =
1 1
𝑅𝐾𝐷 (𝑛 + 𝑛 )
𝑘−1 𝑘
(6,2−8,8)2
1. 𝐹1−2 = 1 1 =5,868
2,88( + )
5 5
(8,8−5)2
2. 𝐹2−3 = 1 1 =12,535
2,88( + )
5 5
(5−3,8)2
3. 𝐹3−4 = 1 1 =1,250
2,88( + )
5 5
(3,8−7,6)2
4. 𝐹4−5 = 1 1 = 12,535
2,88( + )
5 5
(36,2−5)2
5. 𝐹1−3 = 1 1 = 1,250
2,88( + )
5 5
(6,2−3,8)2
6. 𝐹1−4 = 1 1 = 5,000
2,88( + )
5 5
(6,2−7,6)2
7. 𝐹1−5 = 1 1 = 1,701
2,88( + )
5 5
(8,8−3,8)2
8. 𝐹2−4 = 1 1 = 21,701
2,88( + )
5 5
(8,8−7,6)2
9. 𝐹2−5 = 1 1 = 1,250
2,88( + )
5 5
(3,8−7,6)2
10. 𝐹4−5 = 1 1 = 12,535
2,88( + )
5 5
Langkah 3 : interpretasi
Tabel 6
Interpretasi
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇2 Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ada perbedaan rerata perlakuan A dengan
perlakuan B
𝜇2 𝑑𝑎𝑛 𝜇3 Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ada perbedaan rerata perlakuan B dengan
perlakuan C
𝜇3 𝑑𝑎𝑛 𝜇4 Fhitung < Ftabel, Ho diterima Tidak ada perbedaan rerata perlakuan C
dengan perlakuan D
𝜇4 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ada perbedaan rerata perlakuan D dengan
perlakuan E
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇3 Fhitung < Ftabel, Ho diterima Tidak ada perbedaan rerata perlakuan A
dengan perlakuan C
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇4 Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ada perbedaan rerata perlakuan A dengan
perlakuan D
𝜇1 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 Fhitung < Ftabel, Ho diterima Tidak ada perbedaan rerata perlakuan A
dengan perlakuan E
𝜇2 𝑑𝑎𝑛 𝜇4 Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ada perbedaan rerata perlakuan B dengan
perlakuan D
𝜇2 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 Fhitung < Ftabel, Ho diterima Tidak ada perbedaan rerata perlakuan B
dengan perlakuan E
𝜇4 𝑑𝑎𝑛 𝜇5 Fhitung > Ftabel, Ho ditolak Ada perbedaan rerata perlakuan D dengan
perlakuan E
Hasil di atas menunjukkan ke 5 penyubur tanaman hias Aglonema memiliki efektivitas yang tidak
sama.
1. Penyubur A sama baiknya dengan penyubur E, namun penyubur E lebih baik daripada
2. Penyubur B sama baiknya dengan penyubur E, namun penyubur E lebih baik daripada
3. Penyubur A sama baiknya dengan penyubur C, namun penyubur A lebih baik daripada
4. Penyubur C sama baiknya dengan penyubur D, namun penyubur C lebih baik daripada