Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Akuntansi Trisakti ISSN : 2339-0832 (Online)

Volume. 9 Nomor. 2 September 2022 : 205-226


Doi : http://dx.doi.org/10.25105/jat.v9i2.14012

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDIT DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT FEE DENGAN
AUDIT DELAY SEBAGAI PEMEDIASI
Nathasya1
Yohanes2
1
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
2
Trisakti School of Management
*joe_zhongsuan@yahoo.com.sg

Abstract
This study aims to examine the effect of audit complexity and firm size on audit fees
with audit delay as a mediation. The research population is manufacturing companies
listed on Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. With a total of 285 samples. The
sample selection used purposive sampling method and structural equation model
(SEM) analysis. Data processing uses AMOS 26 and SPSS 28. The hypothesis testing
showed that Audit complexity has no direct effect on audit delay and audit fees, while
firm size has a direct negative effect on audit delay and a direct positive effect on audit
fees. Meanwhile, audit delay has a positive effect on audit fees. The audit delay
variable cannot mediate the effect of audit complexity or company size on audit fees.

Keywords : Audit Complexity; Audit Delay; Audit Fee; Firm Size.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompleksitas audit dan ukuran
perusahaan terhadap audit fee dengan audit delay sebagai mediasi. Populasi
penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020
dengan 285 sampel perusahaan. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive
sampling dan analisis SEM. Pengolahan data menggunakan AMOS 26 dan SPSS 28.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas audit secara langsung tidak
berpengaruh terhadap audit delay dan audit fee, sedangkan ukuran perusahaan
berpengaruh negatif secara langsung terhadap audit delay dan berpengaruh positif
secara langsung terhadap audit fee. Sedangkan audit delay berpengaruh positif
terhadap audit fee. Variabel audit delay tidak dapat memediasi pengaruh kompleksitas
audit maupun ukuran perusahaan terhadap audit fee.

Kata Kunci : Audit Delay; Audit Fee; Kompleksitas Audit; Ukuran Perusahaan.

Submission date: 2022-07-10 Accepted date: 2022-09-01


*Corresponding Author

205
206 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

PENDAHULUAN

Pandemi Covid-19 berdampak cukup serius terhadap perekonomian baik secara


global maupun ekonomi di Indonesia. Pada tahun 2019, kondisi ekonomi akibat adanya
ketegangan hubungan perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat
memengaruhi dinamika perekonomian global. Terjadi risiko geopolitik yang silih
berganti sehingga perekonomian global menjadi tidak kondusif dan pertumbuhan
ekonomi global mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi akibat meningkatnya
ketidakpastian terhadap prospek perdagangan dunia sehingga menyebabkan keyakinan
pelaku ekonomi menurun. Adanya ketegangan hubungan perdagangan menyebabkan
permasalahan pada sektor jasa, tenaga kerja global, maupun investasi negara yang
menyebabkan penurunan harga komoditas modal sehingga volume perdagangan dunia
tahun 2019 terkontraksi sebesar 2,9% (Bank Indonesia, 2019). Covid-19 muncul di
Tiongkok pada akhir 2019 yang menyebabkan mobilitas masyarakat mengalami
penurunan tajam. Kinerja sektor manufaktur dan sektor jasa mengalami penurunan,
namun sektor industri bahan pangan, alat kesehatan, teknologi penunjang aktivitas
jarak jauh serta industri obat-obatan mengalami peningkatan. Memasuki semester II
tahun 2020, perekonomian global mengalami perbaikan yang didukung oleh
peningkatan mobilitas masyarakat, peningkatan sektor manufaktur & jasa dunia.
Kinerja sektor mengalami perbaikan karena terjadinya penanganan pandemi Covid-19,
dengan efektivitas stimulus kebijakan, serta pembukaan ekonomi pada berbagai dunia.
Pada triwulan IV tahun 2020, terjadi kenaikan Purchasing Managers’ Index (PMI)
pada sektor jasa dan manufaktur serta tingkat pengangguran mengalami penurunan
secara bertahap. Meningkatnya PMI menyebabkan kegiatan impor, ekspor global, dan
harga komoditas dunia berdampak positif. Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi global
terkontransi sebesar 3,8% pada tahun 2020 (Bank Indonesia, 2020). Keadaan ekonomi
global kerap melakukan perbaikan pada tahun 2021, terutama pada Amerika Serikat
karena adanya dukungan akselerasi vaksinasi serta stimulus kebijakan moneter dan
fiskal yang besar. Pada triwulan 1 tahun 2021, perbaikan ekonomi mengalami
hambatan karena adanya varian baru Covid-19 yakni Delta, namun pada triwulan III
pada tahun ini keadaan ekonomi mengalami perbaikan karena menurunnya angka kasus
varian Delta sehingga kenaikan mobilitas manusia meningkat. Maka dari itu,
pertumbuhan ekonomi global mengalami peningkatan sebesar 5,7% pada tahun 2021
(Bank Indonesia, 2021).
Kondisi ekonomi Indonesia pada semester I tahun 2019 menunjukkan
kestabilan akan konsumsi rumah tangga, tingkat inflasi serta bantuan sosial. Hal ini
dibuktikan dengan angka PDB tahun 2018 sebesar 5,2 dan tahun 2019 sebesar 5,2
(Bappenas, 2019). Tingkat investasi pada semester ini mengalami penurunan akibat
rendahnya belanja modal dan faktor politik sehingga investor menahan investasi.
Memasuki semester II tahun 2019, kinerja investasi mengalami peningkatan karena
adanya Undang-undang Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Keadaan ekonomi
Indonesia pada semester I tahun 2020 mengalami keterlambatan akibat pandemi Covid-
19, namun memasuki semester II keadaan membaik karena adanya relaksasi PSBB
serta penurunan kasus Covid-19 sehingga mendorong tingkat produksi, konsumsi serta
investasi masyarakat. Pada semester I tahun 2021, keadaan ekonomi mengalami
pemulihan dengan adanya aktivitas global serta aktivitas domestik dengan tingkat PDB
sebesar 3,5-4,3 (Bappenas, 2021a) Namun, pada triwulan III tahun 2021, perekonomian
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 207

kembali mengalami kerterlambatan dengan diberlakukannya PPKM (Bappenas,


2021b).
Kinerja ekspor sektor manufaktur di Indonesia mengalami peningkatan sejak
tahun 2010-2021. Pada masa sebelum pandemi, capaian angka ekspor sektor
manufaktur berada pada Rp127,38 Miliar, tahun 2020 sebesar Rp131 Miliar, tahun
2020 sebesar Rp177,10 Miliar. Hal ini menunjukkan tingkat kontribusi sektor
manufaktur terhadap ekspor nasional sebesar 76,49%. Menurut Sinaga & Rachmawati
(2018), sektor manufaktur memiliki laporan keuangan yang lebih rumit dibandingkan
sektor usaha lainnya. Hal ini terjadi karena sektor ini menggunakan mesin berskala
besar sehingga biaya produksi yang dikeluarkan lebih besar dan kompleks. Selain itu,
waktu penyelesaian produksi barang tergolong lambat sehingga auditor perlu
mengeluarkan waktu dan tenaga lebih.
Menurut laporan IAPI, besaran audit fee di Indonesia masih bersifat voluntary
disclosure yang menyebabkan beberapa perusahaan di Indonesia belum mencantumkan
besaran audit fee pada laporan keuangannya. Hal ini terjadi karena penerapan regulasi
tidak optimal sehingga auditor/KAP tidak mengungkapkan audit fee. Audit fee dapat
dilihat pada laporan keuangan dengan nama akun professional fees pada bagian beban
umum dan administrasi.Menurut Utami & Nazar (2021), perusahaan dengan anak
perusahaan yang banyak/kompleks cenderung memengaruhi waktu yang dibutuhkan
auditor dalam menyelesaikan proses auditnya karena lingkungan pekerjaan yang
semakin luas sehingga menyebabkan terjadinya audit delay. Namun hal ini tidak
sejalan dengan penelitian Al-Faruqi (2020) dimana auditor telah melakukan
perencanaan tertentu dalam melakukan proses audit sehingga kompleksitas audit tidak
menjadi pengaruh auditor dalam menyelesaikan proses auditnya.
Besaran aset yang dimiliki perusahaan mampu memengaruhi waktu yang
dibutuhkan auditor dalam melakukan proses audit (Wijayanti & Effriyanti, 2019).
Selain itu, semakin besar ukuran perusahaan, maka sistem pengendalian internal yang
dimiliki akan semakin tinggi sehingga dapat memengaruhi waktu dalam proses audit
karena waktu yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit (Nurkholik & Amaliyah, 2021).
Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Gustini (2020) yang menyatakan bahwa
besar/kecilnya ukuran perushaaan, yang dinilai dari besaran asset yang dimiliki
perusahaan tidak mempengaruhi lamanya audit delay. Guna menyelaraskan informasi
antara manajemen dengan pemilik, perlu peran auditor eksternal sebagai pihak
independen dalam melakukan proses audit. Menurut Sibuea & Arfianti (2021) semakin
banyak anak perusahaan, maka biaya audit yang dikeluarkan akan semakin besar.
Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Panjaitan & Haryanto (2021) dimana
kompleksitas tidak memengaruhi audit fee karena adanya kemungkinan anak
perusahaan menggunakan jasa auditor yang berbeda dengan induk perusahaan.
Ukuran perusahaan menjadi faktor penentu audit fee, apabila perusahaan
semakin besar maka waktu dan tenaga yang dibebankan kepada auditor semakin
meningkat dalam menjalankan tugasnya karena transaksi lebih kompleks sehingga
auditor perlu mengumpulkan bukti audit lebih banyak (Yulianti et al., 2019) Namun hal
ini tidak sejalan dengan penelitian Sanusi & Purwanto (2017) dimana ukuran
perusahaan tidak menjadi indikator dalam penentuan audit fee. Kecepatan auditor
dalam melakukan prosedur audit memengaruhi hasil audit. Apabila proses audit
dilakukan terlalu lama, maka memungkinkan terjadinya audit delay pada sebuah
perusahaan. Adanya temuan audit akan meningkatkan jangka waktu pemeriksaan
auditor sehingga memungkinkan terjadinya audit delay pada perusahaan. Maka dari itu,
208 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

faktor waktu melakukan penyampaian laporan keuangan dapat mengontrol risiko


sehingga mengarah pada audit fee (Pertiwi, 2019). Namun hal ini tidak sejalan dengan
penelitian Panjaitan & Haryanto (2021) yang menyatakan bahwa keterlambatan laporan
akan memberikan sinyal negatif bagi pasar, sehingga akan berdampak pada
pengurangan audit fee.
Berdasarkan penelitian terdahulu, yang dilakukan Huri & Syofyan (2019)
diperoleh hasil bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas klien berpengaruh positif
dan signifikan terhadap audit fee sedangkan jenis industri dan kompleksitas audit tidak
berpengaruh terhadap audit fee. Penelitian Bela et al. (2021) diperoleh hasil bahwa
ukuran perusahaan, profitabilitas klien, solvabilitas, ukuran KAP berpengaruh terhadap
audit delay sedangkan kompleksitas audit dan pergantian auditor tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat
pada: (1) Variabel mediasi audit delay; (2) sampel pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI; (3) tahun penelitian 2018-2020, sebelum pandemi Covid-19 sampai
setelah pandemi.
Penelitian ini akan menguji secara empiris mengenai pengaruh kompleksitas
audit dan ukuran perusahaan terhadap audit delay, pengaruh kompleksitas audit dan
ukuran perusahaan terhdap audit fee, pengaruh audit delay terhadap audit fee. Selain itu
penelitian ini juga akan menguji peran audit delay dalam memediasi pengaruh
kompleksitas audit dan ukuran perusahaan terhadap audit fee melalui audit delay.

REVIU LITERATUR DAN HIPOTESIS

Teori Keagenan
Teori keagenan/hubungan agensi muncul karena adanya kontrak antara
principal atau pemilik perusahaan yang memberikan wewenang kepada agent atau
pihak management perusahaan untuk melakukan suatu jasa tertentu guna memperoleh
keputusan bagi kedua pihak. Kepentingan pribadi pemilik dengan management
menimbulkan adanya assymetrical information sehingga menimbulkan agency problem
dan agency cost. Audit fee merupakan salah satu agency cost yang dikeluarkan pemilik
perusahaan untuk memantau aktivitas management agar selaras dengan kepentingan
perusahaan.
Guna menghindari terjadinya assymetrical information perlu adanya jasa pihak
ketiga/auditor independen guna menyelaraskan kepentingan principal dan agent.
Perusahaan dapat menyampaikan laporan keuangan auditan tepat waktu sesuai
peraturan OJK apabila perusahaan berada dalam kondisi sehat dan akan memberikan
dampak positif bagi principal dan agent. Audit delay dapat terjadi apabila agent
bersikap menyembunyikan bukti audit sehingga masa audit akan lebih panjang
(Nurkholik & Amaliyah, 2021).

Teori Sinyal
Signalling theory menyatakan bahwa perusahaan dengan superior performance
perlu mengirimkan sinyal ke pasar. Perusahaan harus memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan seperti informasi finansial dalam laporan keuangan.
Informasi terbagi menjadi dua sinyal, sinyal positif apabila informasi yang diberikan
dapat memberikan reaksi terhadap pasar seperti perubahan nilai saham dan sinyal
negatif apabila informasi yang diberikan bersifat negatif (Wijayanti & Effriyanti,
2019).
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 209

Berdasarkan teori tersebut, lamanya pelaporan keuangan dapat memengaruhi


proses pengambilan keputusan bagi pihak investor. Kecenderungan perusahaan ingin
memperoleh nilai saham yang tinggi menyebabkan manager berupaya menyampaikan
laporan keuangan tepat waktu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lamanya audit
delay memengaruhi perilaku investor dalam berinvestasi, apabila sinyal bersifat negatif
maka harga saham perusahaan akan menurun (Wijayanti & Effriyanti, 2019).

Teori Kepatuhan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1
ayat (25) tentang pasar modal menyatakan bahwa emiten, perusahaan publik, dan pihak
yang tunduk kepada Undang-Undang perlu menginformasikan kepada masyarakat
seluruh informasi material mengenai usahanya. Berdasarkan surat keputusan direksi
BEI nomor Kep-00015/BEI/01-2021 ketentuan III.1.1.6.1 perusahaan perlu
menyampaikan laporan audit tahunan pada akhir bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal
laporan keuangan auditan. Berdasarkan peraturan hukum tersebut, setiap perilaku
ekonomi perlu menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu (Wijayanti &
Effriyanti, 2019).

Audit Delay
Audit delay merupakan rentang waktu penyelesaian audit yang terhitung dari
tanggal penutupan tahun buku sampai tanggal penerbitan laporan audit (Gani, 2019).
Ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan merupakan salah satu syarat
dalam penyajian laporan keuangan, namun dalam penerapannya terdapat banyak
kendala dalam penyampaian laporan keuangan (Normalita & Hendra Ts, 2020).
Apabila laporan disajikan dengan adanya audit delay, maka informasi yang terkandung
dalam laporan tersebut menjadi tidak relevan untuk pengambilan keputusan (Wijayanti
& Effriyanti, 2019).

Audit Fee
Menurut penelitian Sukrisno dalam penelitian Pertiwi (2019) menyatakan
bahwa Audit fee merupakan besaran biaya yang diterima auditor atas jasa yang
dilakukan dengan mempertimbangkan risiko audit, kompleksitas audit dan tingkat
keahlian auditor dan struktur biaya KAP. Dasar peraturan mengenai Penentuan Imbalan
Jasa Audit Laporan Keuangan ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Nomor 2 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa “Ketika memberikan Audit, Akuntan
Publik/KAP berhak untuk mendapatkan Imbalan Jasa berdasarkan kesepakatan antar
Akuntan Publik dengan entitas klien yang tertuang dalam Surat Perikatan”. Menurut
Cristansy & Ardianti dalam penelitian Fahrie & Hakim (2021) besaran audit fee masih
berdasar pada kemampuan negosiasi antara perusahaan dengan Kantor Akuntan Publik
(KAP).

Kompleksitas Audit
Kompleksitas audit merupakan karakteristik perusahaan yang dapat menambah
tantangan bagi audit dan akuntansi (Siuko) dalam Nurkholik & Amaliyah (2021).
Banyaknya anak perusahaan yang dimiliki sebuah perusahaan dapat mencerminkan unit
operasi perusahaan yang lebih luas karena adanya transaksi dan catatan perusahaan
yang lebih banyak, sehingga auditor memerlukan waktu lebih dalam melakukan proses
audit (Che-Ahmad) dalam penelitian Utami & Nazar (2021). Menurut Kholishah dalam
210 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

Nurkholik & Amaliyah (2021) kompleksitas audit merupakan akibat dari distribusi
pekerjaan yang berfokus pada jumlah unit perusahaan yang tidak sama secara nyata.
Indikator lain kompleksitas audit adalah pengukuran piutang dan persediaan
perusahaan terhadap total asset (Zielma & Widyawati, 2019). Penelitian Matius dalam
Zielma & Widyawati (2019) menyatakan bahwa perusahaan dengan jenis, jumlah
pekerjaan, unit kerja yang luas akan menyebabkan kompleksitas audit serta
menimbulkan masalah manajerial. Menurut Huri & Syofyan (2019) kompleksitas audit
berasal dari transaksi dari banyaknya anak perusahaan, mata uang asing, serta cabang
dan operasi bisnis di luar negeri.

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besaran asset yang dimiliki perusahaan sehingga
mempengaruhi besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Indikator dalam penilaian
ukuran perusahaan dapat dinilai dalam total nilai asset, total penjualan, jumlah tenaga
kerja, dan anak perusahaan (Nurkholik & Amaliyah, 2021). Menurut Huri & Syofyan
(2019) besaran ukuran perusahaan dapat dilihat melalui logaritma natural size, total
asset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Besaran ukuran perusahaan mempengaruhi
aktivitas operasi perusahaan. Jika perusahaan besar, maka aktivitas operasi didalamnya
semakin luas dan kompleks dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini juga mempengaruhi
adanya masalah keagenan. Perusahaan besar dengan aktivitas yang tinggi akan terbuka
terhadap publik akan laporan keuangannya, namun karena aktivitas yang tinggi
tersebut, jasa dan waktu audit yang dibutuhkan menjadi lebih besar (Zielma &
Widyawati, 2019). Ukuran perusahaan dapat terbagi dalam tiga kategori, yaitu large
firm, medium-size firm, small firm (Yulianti et al., 2019). Berdasarkan paparan teori
diatas, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dapat dinilai berdasarkan
besar/kecilnya sebuah perusahaan berdasarkan total aset, total penjualan, dan total
ekuitas (Bela et al., 2021).

Kerangka Konseptual
Berdasarkan paparan teori diatas, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual
dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1.
Model Penelitian
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 211

Perumusan Hipotesis
Pengaruh Kompleksitas Audit Terhadap Audit delay
Menurut Utami & Nazar (2021) menyatakan bahwa banyaknya anak perusahaan
yang dimiliki sebuah perusahaan, cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Hal ini juga dinyatakan Nurkholik &
Amaliyah (2021) bahwa perusahaan dengan anak perusahaan yang banyak cenderung
mempengaruhi waktu auditor dalam melakukan proses audit. Perusahaan dengan
tingkat kompleksitas tinggi akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor dalam
menyelesaikan proses auditnya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan (Sari & Sujana, 2021). Berdasarkan penjelasan
diatas, maka disusun hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Kompleksitas audit berpengaruh positif terhadap audit delay.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit delay


Asset perusahaan yang besar dapat berpengaruh terhadap lamanya waktu yang
dibutuhkan auditor dalam melakukan proses audit. Hal ini terjadi karena auditor perlu
melakukan proses audit pada bagian asset perusahaan yang besar (Bela et al., 2021).
Menurut Normalita & Hendra Ts (2020), ukuran perusahaan yang semakin besar akan
menyebabkan proses audit yang dilakukan auditor akan semakin banyak. Hal ini terjadi
karena perusahaan besar memiliki aktivitas, volume, transaksi yang lebih luas jika
dibanding perusahaan kecil sehingga akan mempengaruhi audit delay. Menurut
Wijayanti & Effriyanti (2019) ukuran perusahaan berdasarkan total asset yang dimiliki
akan menambah waktu auditor dalam melakukan proses audit sehingga akan
memperpanjang audit delay. Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis
sebagai berikut:
Ha2: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay.

Pengaruh Kompleksitas Audit Terhadap Audit fee


Jumlah anak perusahaan yang semakin besar maka tingkat kompleksitas audit
akan semakin luas. Hal ini terjadi karena transaksi yang dilakukan induk maupun anak
perusahaan semakin rumit karena perlu adanya laporan keuangan terkonsolidasi.
Semakin banyak anak perusahaan tersebut akan meningkatkan pekerjaan menjadi lebih
kompleks dan risiko yang dihadapi akan semakin tinggi, sehingga audit fee yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor akan semakin tinggi (Sibuea & Arfianti, 2021).
Perusahaan dengan anak perusahaan yang banyak maka tingkat kompleksitas akan
semakin tinggi (Rahman & Utami, 2021). Auditor memerlukan waktu lebih banyak dan
keahlian khusus dalam melakukan proses audit sehingga akan berdampak pada audit
fee yang dibayarkan. Menurut penelitian Yusica & Sulistyowati (2020) semakin
kompleks perusahaan maka audit fee yang dibayarkan perusahaan kepada auditor
menjadi semakin besar. Menurut Siregar et al. (2020) dan Yulianti et al. (2019)
perusahaan dengan anak perusahaan yang terdiversifikasi baik produk maupun
lokasinya akan meningkatkan kompleksitas audit sehingga audit fee yang dibayarkan
akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki anak perusahaan
lebih sedikit. Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis sebagai berikut:
Ha3: Kompleksitas audit berpengaruh positif terhadap audit fee.
212 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit fee


Semakin besar perusahaan dengan asset yang besar maka akan menyebabkan
auditor semakin lama dalam melakukan proses audit serta membutuhkan sumber daya
lebih untuk melakukan pemeriksaan. Oleh karena itu, audit fee yang dibebankan akan
semakin tinggi (Sibuea & Arfianti, 2021). Hal ini didukung oleh penelitian Fahrie &
Hakim (2021) yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka audit
fee akan semakin besar. Menurut Rahman & Utami (2021) perusahaan yang
berorientasi pada profit melihat besaran ukuran perusahaan berdasarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan pendapatan. Apabila pendapatan semakin besar, maka ruang
lingkup audit akan semakin luas dan memperbesar audit fee yang dibayarkan
perusahaan kepada auditor. Banyaknya transaksi yang dilakukan perusahan besar
menyebabkan auditor perlu memperoleh bukti audit yang lebih banyak untuk
mendukung pendapat yang akan diberikan sehingga waktu dalam melakukan proses
audit menjadi semakin lama dan audit fee yang akan dibayarkan perusahaan kepada
auditor akan semakin tinggi (Panjaitan & Haryanto, 2021). Selain itu, perusahaan besar
cenderung memiliki sumber daya lebih untuk membayarkan audit fee dibanding
perusahaan kecil (Fisabilillah et al., 2020). Berdasarkan penjelasan diatas, maka
disusun hipotesis sebagai berikut:
Ha4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit fee.

Pengaruh Audit delay Terhadap Audit fee


Keterlambatan publikasi laporan keuangan dapat mengindikasikan bahwa
terdapat masalah dalam laporan keuangan tersebut, sehingga akan menimbulkan reaksi
negatif dari pelaku pasar modal. Maka dari itu, akan berdampak pada pengurangan
biaya audit atau KAP dikenakan denda oleh kliennya (Panjaitan & Haryanto, 2021).
Menurut Siregar et al. (2020) adanya temuan/masalah audit akan meningkatkan angka
waktu yang dibutuhkan dalam proses pemeriksaan sehingga hasil audit akan telat
diterima oleh pemangku kepentingan. Secara tidak langsung akan menyebabkan audit
fee yang dibebankan akan berkurang karena sanksi yang diberikan oleh pihak
perusahaan. Menurut Pertiwi (2019) faktor waktu dalam melakukan penyampaian
laporan keuangan dapat mengontrol risiko sehingga mengarah kepada audit fee.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis sebagai berikut:
Ha5: Audit delay berpengaruh positif terhadap audit fee.

Pengaruh Kompleksitas Audit Terhadap Audit fee Melalui Audit delay


Perusahaan dengan banyak anak perusahaan cenderung mempengaruhi waktu
yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya (Utami & Nazar,
2021). Hal ini juga dinyatakan Nurkholik & Amaliyah (2021) bahwa perusahaan
dengan anak perusahaan yang banyak cenderung mempengaruhi waktu auditor dalam
melakukan proses audit. Perusahaan dengan tingkat kompleksitas tinggi akan
mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor dalam menyelesaikan proses auditnya,
sehingga hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan (Sari & Sujana, 2021).
Kompleksitas audit berpengaruh terhadap audit fee. Menurut Sibuea & Arfianti
(2021), jumlah anak perusahaan yang semakin besar maka tingkat kompleksitas audit
akan semakin luas. Hal ini terjadi karena transaksi yang dilakukan induk maupun anak
perusahaan semakin rumit karena perlu adanya laporan keuangan terkonsolidasi.
Semakin banyak anak perusahaan tersebut akan meningkatkan pekerjaan menjadi lebih
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 213

kompleks dan risiko yang dihadapi akan semakin tinggi, sehingga audit fee yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor akan semakin tinggi. Perusahaan dengan anak
perusahaan yang banyak maka tingkat kompleksitas akan semakin tinggi (Rahman &
Utami, 2021). Hal ini menyebabkan auditor memerlukan waktu lebih banyak dan
keahlian khusus dalam melakukan proses audit sehingga akan berdampak pada audit
fee yang dibayarkan. Hal ini didukung oleh penelitian Yusica & Sulistyowati (2020)
menyatakan bahwa semakin kompleks ukuran perusahaan maka audit fee yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor menjadi semakin besar. Menurut Siregar et al.
(2020) dan Yulianti et al. (2019) perusahaan dengan anak perusahaan yang
terdiversifikasi baik produk maupun lokasinya akan meningkatkan kompleksitas audit
sehingga audit fee yang dibayarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki anak perusahaan lebih sedikit dan tidak terdiversifikasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, banyaknya anak perusahaan yang dimiliki
sebuah entitas akan mempengaruhi tingkat kompleksitas audit. Kompleksitas audit
yang tinggi akan mempengaruhi lamanya perusahaan, auditor dalam menyampaikan
laporan keuangan dan laporan tahunan kepada Bapepam. Audit delay merupakan
rentang waktu penyelesaian audit yang terhitung dari tanggal penutupan tahun buku
sampai tanggal penerbitan laporan audit (Gani, 2019). Lamanya perusahaan dalam
menyampaikan laporan tersebut akan mempengaruhi audit delay dan audit fee yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor akan lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas,
maka disusun hipotesis sebagai berikut:
Ha6: Kompleksitas audit berpengaruh terhadap audit fee melalui audit delay.

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Audit fee Melalui Audit delay


Asset perusahaan yang besar dapat berpengaruh terhadap lamanya waktu yang
dibutuhkan auditor dalam melakukan proses audit. Hal ini terjadi karena auditor perlu
melakukan proses audit pada bagian asset perusahaan yang besar (Bela et al., 2021).
Menurut Normalita & Hendra Ts (2020) ukuran perusahaan yang semakin besar akan
menyebabkan proses audit yang dilakukan auditor akan semakin banyak. Hal ini terjadi
karena perusahaan besar memiliki aktivitas, volume, transaksi yang lebih luas jika
dibanding perusahaan kecil sehingga akan mempengaruhi audit delay. Menurut
Wijayanti & Effriyanti (2019) ukuran perusahaan berdasarkan total asset yang dimiliki
akan menambah waktu auditor dalam melakukan proses audit sehingga akan
memperpanjang audit delay. Menurut Nurkholik & Amaliyah (2021) pengendalian
internal perusahaan akan meningkat jika perusahaan semakin besar, sehingga hal
tersebut akan menyebabkan waktu dalam melakukan proses audit semakin sedikit.
Semakin besar perusahaan dengan asset yang besar maka akan menyebabkan
auditor semakin lama dalam melakukan proses audit serta membutuhkan sumber daya
lebih untuk melakukan pemeriksaan sehingga proses audit menjadi lebih rumit. Hal ini
menyebabkan audit fee semakin tinggi (Sibuea & Arfianti, 2021). Hal ini didukung
oleh penelitian Fahrie & Hakim (2021) yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka audit fee akan semakin besar. Menurut Rahman & Utami (2021)
perusahaan yang berorientasi pada profit melihat besaran ukuran perusahaan
berdasarkan kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan. Apabila pendapatan
semakin besar, maka ruang lingkup audit akan semakin luas dan memperbesar audit fee
yang dibayarkan perusahaan kepada auditor. Banyaknya transaksi yang dilakukan
perusahan besar menyebabkan auditor perlu memperoleh bukti audit yang lebih banyak
untuk mendukung pendapat yang akan diberikan sehingga waktu dalam melakukan
214 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

proses audit menjadi semakin lama dan audit fee yang akan dibayarkan perusahaan
kepada auditor akan semakin tinggi (Panjaitan & Haryanto, 2021). Selain itu,
perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya lebih untuk membayarkan audit fee
dibanding perusahaan kecil (Fisabilillah et al., 2020).
Berdasarkan penjelasan diatas, besaran total asset yang dimiliki perusahaan
akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor dalam melakukan proses audit
sebuah perusahaan. Waktu yang lama tersebut akan memungkinkan terjadinya audit
delay yang akan meningkatkan besaran audit fee yang dibayarkan perusahaan kepada
auditor atas jasa yang diberikan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis
sebagai berikut:
Ha7: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fee melalui audit delay.

METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian merupakan penelitian kausalitas untuk menggambarkan


pengaruh langsung variabel independen terhadap variabel dependen, dan pengaruh
tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui variabel
mediasi. Populasi penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2018-2020 guna mengetahui pengaruh kompleksitas audit dan ukuran perusahaan
terhadap audit delay dan audit fee sebelum pandemi Covid-19 sampai pandemi Covid-
19. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara berturut-turut pada tahun
2018-2020.
2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan berakhir pada 31
Desember berturut-turut pada tahun 2018-2020.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang IDR berturut-turut
tahun 2018-2020.
4. Perusahaan manufaktur yang mengungkapkan audit fee/professional fee yang
berturut-turut pada tahun 2018-2020.

Berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan, maka
diperoleh data observasi sebanyak 285 sampel dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1
Seleksi Kriteria Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020. 497
2. Perusahaan manufaktur yang tidak berakhir tanggal 31 Desember. (24)
Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan dengan mata
3. (93)
uang rupiah.
Perusahaan manufaktur yang tidak menyediakan informasi mengenai audit
4. (89)
fee/professional fee.
Jumlah sampel untuk 3 tahun 291
Sumber: BEI dan Website Perusahaan Terkait (2022)

Berdasarkan tabel mahalanobis distance, terdapat 6 sampel dengan nilai p2 


0.05. Sehingga keenam sampel tersebut dieliminasi dan sampel menjadi sebesar 285
sampel.
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 215

Variabel dan Pengukuran


Variabel Dependen
Audit delay
Pengukuran variabel mengacu pada penelitian Azhari & Nuryatno (2020) yang
menggunakan variabel dummy (1) apabila perusahaan mengalami audit delay dan (0)
apabila perusahaan tidak mengalami audit delay.

Audit fee
Pengukuran variabel mengacu pada penelitian Sibuea & Arfianti (2021) yang
menggunakan logaritma natural (Ln) akun professional fee yang terdapat pada LK
bagian beban umum dan administrasi.

Audit fee = Ln (Professional Fee)


Variabel Independen
Kompleksitas Audit
Pengukuran variabel ini mengacu pada penelitian Nurkholik & Amaliyah
(2021) yang menggunakan variabel dummy (1) apabila perusahaan memiliki anak
perusahaan dan (0) apabila perusahaan tidak memiliki anak perusahaan.
Ukuran Perusahaan
Pengukuran variabel ini mengacu pada penelitian Nurkholik & Amaliyah
(2021) yang menggunakan logaritma natural (Ln) total asset.

Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset)

Teknik Pengumpulan Data


Penelitian bersifat kuantitatif dengan sumber data berupa data sekunder laporan
keuangan dan laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
tahun 2018-2020. Laporan diperoleh dari website resmi IDX yaitu www.idx.co.id serta
website perusahaan terkait.

Metode Analisis Data


Metode analisis menggunakan model structural equation model (SEM) untuk
menguji hubungan sebab akibat antar variabel. Penggunaan analisis SEM karena
adanya variabel mediasi audit delay yang berperan ganda atau multiple relationship.
Penelitian ini menggunakan software AMOS 26 dan SPSS 28.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif
Pengukuran statistik deskriptif menunjukkan informasi mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi masing-masing
variabel seperti diuraikan dalam tabel 2 berikut ini:

Tabel 2
Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std. Deviation
Kompleksitas Audit 285 0,00 1,00 0,8211 0,38398
Ukuran Perusahaan 285 2521,00 3347,00 2837,0912 157,76339
216 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

N Min Max Mean Std. Deviation


Audit delay 285 0,00 1,00 0,3263 0,46969
Audit fee 285 1754,00 2897,00 2224,0211 183,93795
Valid N (listwise) 285
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 28 (2022)

Sedangkan hasil statistik deskriptif untuk variabel Audit Delay pada tabel 3,
menunjukkan bahwa terdapat 192 ( 67,4%) perusahaan yang tidak mengalami audit
delay dan sebanyak 93 (32,6%) perusahaan yang mengalami audit delay.
Tabel 3
Statistik Deskriptif Audit Delay
Frequency Percent
Valid Tidak mengalami audit delay 192 67,4
Mengalami audit delay 93 32,6
Total 285 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 28 (2022)

Hasil penukuran statistik deskriptif untuk variabel Kompleksitas Audit pada


tabel 4, menunjukkan terdapat 51 (17,9%) perusahaan yang tidak memiliki anak
perusahaan dan sebesar 234 ( 82,1%) perusahaan yang memiliki anak perusahaan.

Tabel 4
Statistik Deskriptif Kompleksitas Audit
Frequency Percent
Valid Tidak memiliki anak perusahaan 51 17,9
Memiliki anak perusahaan 234 82,1
Total 285 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 28 (2022)

Uji Normalitas dan Uji Hipotesis

Uji Normalitas
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas
Variable min max skew c.r kurtosis c.r
UP 25,210 33,474 0,655 4,511 0,259 -,892
KA 0,000 1,000 -1,675 -11,545 0,806 2,778
AD 0,000 1,000 0,741 5,106 -1,451 -5,001
AF 17,535 28,968 0,292 2,011 0,404 1,391
Multivariate -0,409 -0,498
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 5 dengan 285 sampel, ditunjukkan
nilai multivariate sebesar -0,498. Nilai tersebut (-2,58  0,498  2,58) sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal.

Uji Hipotesis
Hasil perhitungan AMOS 26 menunjukkan bahwa nilai degree of freedom pada
model penelitian ini adalah 0 (nol) sehingga model tersebut termasuk jenis just
identified. Nilai chi-square yang menunjukkan angka 0 menunjukkan bahwa model
sudah cocok dengan data. Hal ini mengindikasikan bahwa model sudah sesuai dengan
persamaan strukturalnya sehingga uji kelayakan/goodness-of-fit tidak perlu dilakukan.
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 217

Gambar 2
Model Penelitian AMOS
(Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26)

Pada model di atas, terdapat nilai standardized regression weight, dan squared
multiple correlation (R2). Fokus penelitian ini adalah nilai pada panah 1 arah (—>) dari
variabel independen ke variabel dependen. Berikut tabel yang menjelaskan nilai
standardized regression weight, dan standardized regression weight.

Tabel 6
Regression Weight
Estimate S.E. C.R. p-value
AD  KA 0,047 0,074 0,631 0,528
AD  UP -0,068 0,018 -3,786 ***
AF  AD -0,271 0,136 -1,988 0,047
AF  KA 0,280 0,170 1,649 0,099
AF  UP 0,915 0,042 21,639 ***
notes: 3 bintang (***) = nilai P < 0,001
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)

Tabel 7
Standardized Regression Weight
Estimate
AD  KA 0,038
AD  UP -0,228
AF  AD -0,069
AF  KA 0,058
AF  UP 0,784
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)

Kriteria penerimaan hipotesis adalah apabila p-value yang dihasilkan lebih kecil
dari level signifikansinya. Pada penelitian ini, level signifikansi yang digunakan adalah
sebesar 5%. Berikut merupakan persamaan struktural pada penelitian ini:

AD = 0,038 KA – 0,228 UP
AF = -0,069 AD + 0,058 KA + 0,784 UP
218 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

Sobel Test

Gambar 3
Hasil Perhitungan Peran Mediasi Audit delay pada Komplektias Audit terhadap
Audit fee
(Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26, 2022)

Berdasarkan gambar 3 membuktikan bahwa variabel audit delay tidak


memediasi pengaruh kompleksitas audit terhadap audit fee. Hal ini dilihat dari nilai p-
value two-tailed probability sebesar 0,7299 > 0,05. Pengaruh kompleksitas audit
terhadap audit delay sebesar 0,528, sedangkan pengaruh terhadap audit fee sebesar
0,099. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung kompeksitas audit terhadap
audit fee dan audit delay lebih kuat karena karena nilai yang dihasilkan lebih kecil.
Sedangkan pengaruh langsung audit delay terhadap audit fee juga lebih kuat karena
nilai yang dihasilkan lebih kecil sebesar 0,047.

Gambar 4
Hasil Perhitungan Peran Mediasi Audit delay pada Ukuran Perusahaan terhadap Audit
fee
(Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26, 2022)

Berdasarkan gambar 4 membuktikan bahwa variabel audit delay tidak memediasi


pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit fee. Hal ini dilihat dari nilai p-value two-
tailed probability sebesar 0,9562 > 0,05. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit
delay sebesar <0,001, sedangkan pengaruh terhadap audit fee sebesar <0,001. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh langsung ukuran perusahaan dan audit fee lebih kuat
karena karena nilai yang dihasilkan lebih kecil. Selain itu, pengaruh langsung audit
delay terhadap audit fee lebih kuat karena nilai yang dihasilkan sebesar 0,047.
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 219

Squared Multiple Correlations (R2)


Nilai (R2) menunjukkan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5
Squared Multiple Correlations (R2)
Estimate
AD 0,049
AF 0,673
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)

Nilai (R2) pada model ini sebesar 0,673 atau sebesar 67,3% variabel
kompleksitas audit, ukuran perusahaan dan audit delay dapat menjelaskan variabel
audit fee. Sedangkan sisanya sebesar 33,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat pada penelitian ini dan menunjukkan tingkat kepercayaan model cukup baik.

Pembahasan
Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Audit delay
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kompleksitas audit terhadap audit
delay sebesar 0,038 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,528 > 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel kompleksitas audit tidak memiliki pengaruh signifikan
secara langsung terhadap audit delay sehingga hipotesis 1 (Ha1) ditolak. Hal ini sejalan
dengan penelitian Bela et al. (2021) yang menyatakan bahwa perusahaan besar
cenderung memilih auditor/Kantor Akuntan Publik yang menggunakan teknologi serta
sumber daya yang lebih besar untuk menghindari terjadinya audit delay. Menurut
penelitian Roswyda et al. (2019), ada atau tidaknya anak perusahaan yang dimiliki
sebuah perusahaan tidak berdampak pada waktu pelaporan. Hal ini didukung oleh
penelitian Sambuaga & Santoso (2020) yang menyatakan bahwa auditor melakukan
kewajibannya tanpa dipengaruhi kompleksitas operasi perusahaan. Kemudian menurut
penelitian Wijayanti & Effriyanti (2019) sebuah perusahaan sudah memiliki akuntan
profesional dalam menyusun laporan konsolidasi sehingga auditor mengaudit anak
perusahaan dengan pembagian tugas yang sesuai. Hal ini didukung oleh Al-Faruqi
(2020) menyatakan bahwa auditor telah melakukan perencanaan tertentu dalam
melakukan proses audit sebuah perusahaan.
Kompleksitas audit yang diukur berdasarkan banyaknya anak perusahaan tidak
dapat mempengaruhi audit delay. Perusahaan dengan ada atau tidaknya anak
perusahaan yang dimiliki, tidak memengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor dalam
melakukan proses audit. Hal ini terjadi akibat perusahaan telah memiliki akuntan
profesional dalam menyusun laporan konsolidasinya sehingga auditor sudah melakukan
perencanaan dan pembagian tugas yang sesuai sebelum melakukan proses audit. Selain
itu, perusahaan dengan anak perusahaan cenderung menggunakan jasa kantor akuntan
publik dengan sumber daya yang lebih besar sehingga tidak akan mempengaruhi
terjadinya audit delay.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Utami & Nazar (2021) yang
menyatakan bahwa perusahaan dengan anak perusahaan cenderung mempengaruhi
waktu yang dibutuhkan auditor dalam melakukan proses audit, hal ini terjadi karena
ruang lingkup pekerjaan auditor semakin luas (Sari & Sujana, 2021). Lokasi, unit
operasi, diversifikasi jalur serta produk anak perusahaan cenderung mempengaruhi
220 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

waktu yang dibutuhkan auditor karena ruang lingkup pekerjaan auditor yang semakin
luas (Nurkholik & Amaliyah, 2021).

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit delay


Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit
delay sebesar -0,228 dan memiliki nilai signifikansi sebesar < 0,001 < 0,05. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dan
signifikan secara langsung terhadap audit delay sehingga hipotesis 2 (Ha2) ditolak. Hal
ini sejalan dengan penelitian Nurkholik & Amaliyah (2021) yaitu pengendalian internal
perusahaan akan meningkat jika perusahaan semakin besar, sehingga hal tersebut akan
menyebabkan waktu dalam melakukan proses audit semakin sedikit dan menghindari
terjadinya audit delay. Kemudian menurut penelitian Bela et al. (2021) yang
menyatakan bahwa perusahaan dengan total asset yang lebih besar cenderung
menyebabkan auditor membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan proses
audit. Kemudian menurut Normalita & Hendra Ts (2020) semakin besar perusahaan
akan menyebabkan proses audit yang dilakukan auditor akan semakin banyak. Hal ini
terjadi karena perusahaan besar memiliki aktivitas, volume, transaksi yang lebih luas
jika dibanding perusahaan kecil sehingga akan memengaruhi audit delay. Selain itu,
menurut Wijayanti & Effriyanti (2019) semakin besar total asset yang dimiliki
perusahaan, akan meningkatkan waktu proses audit dan audit delay.
Ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan besaran total asset yang dimiliki
perusahaan mempengaruhi audit delay. Hal ini terjadi akibat transaksi dan aktivitas
perusahaan dengan total asset yang lebih besar cenderung lebih luas dan kompleks.
Namun hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi auditor dalam melakukan proses
audit. Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki
pengendalian internal yang baik dan menggunakan jasa kantor akuntan publik yang
memiliki sumber daya lebih sehingga perusahaan besar lebih cepat menyampaikan
laporan keuangannya karena waktu yang dibutuhkan dalam proses audit lebih sedikit.
Guna menghindari assymetrical information pada teori keagenan antara pemilik
perusahaan dengan pihak management perusahaan, diperlukan jasa auditor independen
guna menyelaraskan kepentingan. Apabila total asset yang dimiliki perusahaan besar,
auditor akan membutuhkan waktu lebih panjang dalam proses audit sehingga
memungkinkan terjadinya audit delay. Perusahaan perlu menyampaikan laporan
keuangannya kepada lembaga keuangan dan publik sesuai dengan teori kepatuhan.
Kecepatan penyampaian laporan keuangan tersebut akan mempengaruhi sinyal yang
diberikan perusahaan kepada pengguna laporan keuangan. Semakin cepat perusahaan
menyampaikan laporannya, sinyal yang diberikan akan semakin baik dan akan
memengaruhi pengguna laporan keuangan dalam tindakan pengambilan keputusan. Hal
ini sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa informasi yang berasal dari
perusahaan akan memberikan sinyal baik/buruk bagi pemangku kepentingan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Gani (2019) yang
menyatakan bahwa besaran perusahaan tidak mempengaruhi audit delay karena
perusahaan mengalami tekanan yang sama atas penyampaian pelaporan keuangan.
Banyaknya asset yang dimiliki perusahaan tidak berpengaruh terhadap proses audit
(Roswyda et al., 2019). Hal ini didukung oleh penelitian Pinasthi & Nurbaiti (2020)
yang menyatakan bahwa besaran total asset yang dimiliki perusahaan tidak
mempengaruhi audit delay karena prosedur audit yang dilakukan sama sesuai dengan
prosedur dalam SPAP. Kemudian menurut Gustini (2020) ukuran perusahaan yang
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 221

diukur berdasarkan total asset dinilai lebih stabil jika dibandingkan apabila dinilai
berdasarkan market value atau tingkat penjualan. Menurut Sambuaga & Santoso (2020)
perusahaan besar belum tentu memiliki pengendalian internal yang baik.

Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Audit fee


Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kompleksitas audit terhadap audit
fee sebesar -0,069 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,099 > 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel kompleksitas audit tidak memiliki pengaruh signifikan
secara langsung terhadap audit fee sehingga hipotesis 3 (Ha3) ditolak. Hal ini sejalan
dengan penelitian Huri & Syofyan (2019) dan didukung oleh penelitian Panjaitan &
Haryanto (2021) yang menyatakan bahwa adanya kemungkinan anak perusahaan
menggunakan jasa auditor yang berbeda dengan induk perusahaan dan adanya kontrol
internal yang baik sehingga tidak mempengaruhi audit fee. Kemudian menurut
Anggriani & Susanti (2021) perusahaan baik dengan ada atau tidaknya anak perusahaan
tetap harus menyampaikan laporan keuangannya, sehingga audit fee merupakan beban
rutin yang dibayarkan perusahaan kepada auditor. Selain itu, menurut Zielma &
Widyawati (2019), kompleksitas yang diukur dengan membandingkan jumlah
persediaan dan jumlah piutang dengan total asset akan meningkatkan audit fee, hal ini
terjadi karena dalam mengaudit persediaan dan piutang, auditor memerlukan waktu
lebih dalam memverifikasi bukti fisik persediaan dan konfirmasi piutang.
Kompleksitas audit yang diukur berdasarkan banyaknya anak perusahaan tidak
dapat mempengaruhi audit fee. Hal ini terjadi akibat adanya kemungkinan anak
perusahaan menggunakan jasa auditor yang berbeda dengan induk perusahaan. Maka
dari itu, auditor induk perusahaan tidak perlu melakukan proses audit yang kompleks
dan luas sehingga tidak akan mempengaruhi audit fee yang dibayarkan. Perusahaan
yang terdaftar secara publik baik dengan ada atau tidaknya anak perusahaan memiliki
tekanan yang sama atas pelaporan keuangannya, sehingga audit fee merupakan beban
yang rutin dibayarkan perusahaan atas jasa audit laporan keuangan perusahannya.
Selain itu, kontrol internal yang ada pada perusahaan besar cenderung mempermudah
pekerjaan auditor dalam melakukan proses audit.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Yusica & Sulistyowati
(2020) yang menyatakan bahwa semakin banyak anak akan menyebabkan pekerjaan
auditor lebih kompleks serta auditor memerlukan waktu dan keahlian khusus dalam
mengaudit sehingga audit fee akan meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian Sibuea
& Arfianti (2021) yang menyatakan bahwa risiko yang dihadapi auditor akan
meningkat, sehingga akan mempengaruhi audit fee. Menurut Siregar et al. (2020),
kegiatan dan transaksi yang dilakukan perusahaan besar akan meningkatkan waktu
dalam proses audit sehingga akan meningkatkan kerumitan pada proses audit sehingga
audit fee akan meningkat. Hal ini didukung oleh penelitian menurut Rahman & Utami
(2021), semakin banyak anak perusahaan, maka audit fee yang dikeluarkan akan
semakin besar. Selain itu, menurut Yulianti et al. (2019) anak perusahaan yang
mengalami diversifikasi akan meningkatkan kerumitan proses audit karena auditor
perlu melakukan pemeriksaan pada lokasi yang berbeda.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit fee


Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit
fee sebesar 0,058 dan memiliki nilai signifikansi sebesar < 0,001 < 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan
222 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

signifikan secara langsung terhadap audit fee sehingga hipotesis 4 (Ha4) diterima.Hal
ini sejalan dengan penelitian Fahrie & Hakim (2021) yang menyatakan bahwa semakin
besar perusahaan, akan meningkatkan audit fee. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Sibuea & Arfianti (2021) yang menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka
akan menyebabkan auditor semakin lama dalam melakukan proses audit serta
membutuhkan sumber daya lebih untuk melakukan pemeriksaan sehingga proses audit
menjadi lebih rumit dan mempengaruhi audit fee. Kemudian menurut Panjaitan &
Haryanto (2021) biaya audit yang dikeluarkan perusahaan besar akan lebih tinggi
dibandikan perusahaan kecil karena transaksi yang dilakukan lebih luas sehingga
auditor perlu mengumpulkan bukti audit yang lebih banyak. Menurut Rahman & Utami
(2021), semakin besar total sales perusahaan akan meningkatkan audit fee. Selain itu,
menurut Fisabilillah et al. (2020) staff audit dalam melakukan proses audit pada
perusahaan besar cenderung banyak untuk memeriksa bukti-bukti audit yang ada
sehingga mempengaruhi audit fee yang dikeluarkan perusahaan.
Ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan besaran total asset yang dimiliki
perusahaan mempengaruhi audit fee. Waktu yang dibutuhkan auditor dalam melakukan
proses audit pada perusahaan besar cenderung lebih lama karena transaksi yang terjadi
dalam perusahaan luas sehingga proses audit menjadi lebih rumit karena auditor perlu
mengumpulkan bukti audit yang lebih banyak sehingga akan memengaruhi audit fee.
Selain itu, perusahaan besar cenderung menggunakan jasa auditor berskala
internasional dengan staff audit yang cenderung banyak untuk memeriksa bukti audit
secara keseluruhan sehingga audit fee yang dikeluarkan perusahaan menjadi lebih
besar. Audit fee merupakan biaya yang dihasilkan dari teori keagenan/agency cost pada
auditor karena telah melakukan jasa audit suatu perusahaan. Apabila ukuran perusahaan
semakin besar, biaya jasa audit yang dikeluarkan tentu akan meningkat sesuai dengan
risiko yang dihadapi auditor.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Sanusi & Purwanto (2017)
yang menyatakan bahwa besaran perusahaan berdasarkan total asset tidak
mempengaruhi audit fee karena ukuran perusahaan hanya salah satu indikator dalam
menentukan audit fee.

Pengaruh Audit delay terhadap Audit fee


Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh audit delay terhadap audit fee
sebesar 0,784 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,047 < 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel audit delay memiliki pengaruh positif dan signifikan
secara langsung terhadap audit fee sehingga hipotesis 5 (Ha5) diterima. Hal ini sejalan
dengan penelitian Pertiwi (2019) yang menyatakan bahwa faktor waktu dalam
melakukan penyampaian laporan keuangan dapat mengontrol risiko sehingga mengarah
kepada audit fee. Apabila tingkat audit delay semakin tinggi, maka audit fee yang
dibayarkan kepada auditor akan semakin besar.
Ketepatan pelaporan keuangan sebuah perusahaan harus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku guna menghindari terjadinya risiko audit delay. Audit delay
terjadi apabila risiko audit yang dihadapi auditor tinggi. Hal ini terjadi karena adanya
kesulitan tertentu yang dihadapi auditor dalam melakukan proses audit, sehingga audit
fee yang dibayarkan perusahaan kepada auditor akan semakin tinggi. Kecepatan auditor
dalam melakukan proses audit akan mempengaruhi waktu dalam menyampaikan
pelaporan keuangan, sehingga akan berpengaruh terhadap audit fee. Menurut teori
keagenan, perusahaan perlu menggunakan jasa auditor independen guna menyelaraskan
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 223

kepentingan perusahaan dan manajemen. Selain itu, apabila perusahaan mengalami


audit delay akan memberikan sinyal yang buruk bagi pemangku kepentingan
perusahaan dan akan memengaruhi biaya yang dibayarkan perusahaan kepada auditor.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan Siregar et al. (2020) yang menyatakan
bahwa adanya temuan audit memungkinkan terjadinya peningkatan jangka waktu
pemeriksaan sehingga pemangku kepentingan mengalami keterlambatan dalam
menerima laporan keuangan. Hal ini didukung oleh penelitian Sinaga & Rachmawati
(2018) yang didukung oleh penelitian Panjaitan & Haryanto (2021) yang menyatakan
bahwa keterlambatan publikasi mengindikasikan adanya masalah dan akan
menimbulkan reaksi negatif dari pemangku kepentingan, sehingga secara tidak
langsung akan memungkinkan terjadinya pengurangan audit fee yang dibayarkan
perusahaan kepada auditor. Selain itu menurut Sanusi & Purwanto (2017) audit delay
tidak dapat dijadikan acuan dalam penentuan audit fee. Hal ini terjadi karena sebelum
melakukan proses audit, telah ada perjanjian antara perusahaan dengan auditor terkait
biaya yang dibayarkan kepada auditor.

Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Audit fee melalui Audit delay


Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kompleksitas audit terhadap audit
fee melalui audit delay memiliki nilai signifikansi sebesar 0,729 > 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel audit delay tidak memediasi pengaruh kompleksitas audit
terhadap audit fee sehingga hipotesis 6 (Ha6) ditolak.
Audit delay tidak memediasi pengaruh kompleksitas audit terhadap audit fee
secara tidak langsung karena perusahaan besar dengan adanya induk serta anak
perusahaan cenderung menggunakan jasa kantor akuntan publik/auditor berskala
internasional yang memiliki sumber daya lebih luas sehingga kegiatan audit menjadi
lebih mudah dan menghindari audit delay dan tidak memengaruhi beban audit yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh langsung
kompleksitas audit terhadap audit delay maupun audit fee ataupun pengaruh langsung
audit delay terhadap audit fee lebih kuat karena p-value yang dihasilkan lebih kecil jika
dibandingkan pengaruh tidak langsungnya.

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit fee melalui Audit delay


Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit
fee melalui audit delay memiliki nilai signifikansi sebesar 0,956 > 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel audit delay tidak memediasi pengaruh ukuran perusahaan
terhadap audit fee sehingga hipotesis 7 (Ha7) ditolak. Audit delay tidak memediasi
pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit fee secara tidak langsung karena besaran
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk audit fee. Hal ini terjadi karena perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia diawasi oleh lembaga keuangan sehingga mempunyai tekanan yang sama
atas penyampaian laporan keuangannya. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh
langsung ukuran perusahaan terhadap audit delay maupun audit fee ataupun pengaruh
langsung audit delay terhadap audit fee lebih kuat karena p-value yang dihasilkan lebih
kecil jika dibandingkan pengaruh tidak langsungnya.
224 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kompleksitas audit tidak berpengaruh terhadap audit delay dan audit fee, ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay dan berpengaruh positif secara
langsung terhadap audit fee. Sedangkan audit delay berpengaruh positif terhadap audit
fee. Simpulan terakhir adalah audit delay tidak memediasi pengaruh kompleksitas audit
maupun ukuran perusahaan terhadap audit fee.

Keterbatasan
Terdapat beberapa keterbatasan yang memberikan pengaruh terhadap penelitian
ini. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah nilai adjusted R2 masih belum
optimal

Saran Untuk Penelitian Selanjutnya


Terdapat beberapa saran kepada peneliti selanjutnya, diantaranya perlu ditambahkan
variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap audit fee

DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruqi, R. A. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Komite Audit dan
Kompleksitas Audit Terhadap Audit Delay. Jurnal REKSA: Rekayasa Keuangan,
Syariah, Dan Audit, 7(1), 25–36.
Anggriani, B., & Susanti, M. (2021). Pengaruh Kompleksitas Audit dan Risiko
Keuangan Terhadap Audit Fee Perusahaan Perbankan di BEI 2019-2020. Jurnal
Ekonomis, 14(3D), 89–101.
Azhari, F., & Nuryatno, M. (2020). Peran Opini Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit
Terhadap Ketepatan Pelaporan Keuangan. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti,
7(1), 61–84.
Bank Indonesia. (2019). Laporan Perekonomian Indonesia 2019. Laporan
Perekonomian Indonesia 2019
Bank Indonesia. (2021). Laporan Perekonomian Indoensia 2021.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Pages/LPI_2021.aspx
Bappenas. (2019). Perkembangan Ekonomian Indonesia dan Dunia Triwulan I Tahun
2019.
Bappenas. (2021a). Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan
IV Tahun 2020.
Bappenas. (2021b). Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan II Tahun
2021.
Bela, S., Soegiarto, D., & Salisa, N. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Kompleksitas
Perusahaan dan Pergantian Auditor Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan LQ45
di BEI Tahun 2015-2019. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 12(2), 85–96.
Fahrie, M. H., & Hakim, M. Z. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
Klien, dan Risiko Perusahaan Terhadap Audit Fee. Prosiding SNAM PNJ, 8(3).
Fisabilillah, P. D., Fahria, R., & Praptiningsih. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Risiko Perusahaan, dan Profitabilitas Klien Terhadap Audit Fee. Jurnal Ilmiah
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 225

Akuntansi Kesatuan, 8(3), 361–372.


Gani, P. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap
Audit Delay di Indonesia pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Core IT, 7(1), 182–194.
Gustini, E. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas dan Jenis
Industri terhadap Audit Delay pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini, 10(1), 71–81.
Huri, S., & Syofyan, E. (2019). Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017. Jurnal Eksplorasi Akuntansi
(JEA), 1(3), 1096–1110.
Normalita, V., & Hendra Ts, K. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar
di BEI). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
8(1), 538–544.
Nurkholik, & Amaliyah, R. (2021). Pengaruh Kompleksitas Operasi, Profitabilitas,
Reputasi KAP Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag (Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015 – 2018). Jurnal
Ekonomika Dan Bisnis, 8, 11–27.
Panjaitan, V., & Haryanto, L. (2021). Determinan Biaya Audit Eksternal Pada
Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi Dan Manajemen Esa Unggul (JAME), 9(1), 8–21.
Pertiwi, M. P. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, dan Audit
Delay Terhadap Audit Fee. Jurnal Akuntansi, Audit Dan Sistem Informasi
Akuntansi (JASA), 3(2), 315–327.
Pinasthi, G., & Nurbaiti, A. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan
Reputasi KAO Terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018). E-
Proceeding of Management, 7(2), 3277–3283.
Rahman, R. A., & Utami, B. B. K. (2021). Determinan Biaya Audit Pada Perusahaan
BUMN. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 7(1), 105–114.
Roswyda, M., Salman, P., & Kamsariaty. (2019). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2015-2017. JIEB: Jurnal Ilmiah Ekonomi
Bisnis, 5(11), 1–11.
Sambuaga, E. A., & Santoso, O. P. (2020). Pengaruh Corporate Governance,
Profitabilitas, Ukuran dan Kompleksitas Perusahaan Terhadap Audit Report Lag.
ULTIMA Accounting, 12(1), 86–102.
Sanusi, M. A., & Purwanto, A. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Biaya
Audit Eksternal. Diponegoro Journal of Accounting, 6(3), 1–9.
Sari, N. K. M. A., & Sujana, E. (2021). Pengaruh Reputasi Reputasi KAP, Opini Audit,
Profitabilitas, dan Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi
Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Pada Tahun 2015-2017). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha,
12(2), 557–567.
Sibuea, K., & Arfianti, R. I. (2021). Pengaruh Kualitas Audit, Ukuran Perusahaan,
Kompleksitas Perusahaan dan Risiko Perusahaan Terhadap Audit Fee. Jurnal
Akuntansi Kwik Kian Gie, 10(2), 126–140.
Sinaga, E. A., & Rachmawati, S. (2018). Besaran Fee Audit Pada Perusahaan yang
226 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi,
18(1), 19–34.
Siregar, S. F., Devi, Girsang, R. D., Anggeresia, W., & Ginting. (2020). Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Kompleksitas Audit, Audit Delay, dan Tipe
Kepemilikan Terhadap Audit Fee. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi Dan
Akuntansi), 4(3), 406–423.
Utami, A. D. P., & Nazar, M. R. (2021). Pengaruh Audit Tenure, Kompleksitas Operasi
dan Profitabilitas Terhadap Audit Delay (Studi Pada Perusahaan Properti, Real
Estate dan Bangunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2015-
2019). E-Proceeding of Management, 8(5), 4847–4854.
Wijayanti, S., & Effriyanti. (2019). Pengaruh Penerapan IFRS, Audit Effort, dan
Kompleksitas Operasi Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa
Real Estate). Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Akuntansi, 13(1), 33–48.
Yulianti, N., Agustin, H., & Taqwa, S. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Kompleksitas Audit, Risiko Perusahaan, dan Ukuran KAP Terhadap Fee Audit
(Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun
2014-2017). Jurnal Eksplorasi Akuntansi (JEA), 1(1), 217–235.
Yusica, M., & Sulistyowati, W. A. (2020). Penentuan Audit Fee Ditinjau Dari
Kompleksitas Perusahaan, Internal Audit dan Risiko Audit. Jurnal Akademi
Akuntansi, 3(1), 69–79.
Zielma, A., & Widyawati, D. (2019). Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Kompleksitas
Perusahaan dan Audit Tenur Berpengaruh Terhadap Audit Fee. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 8(10), 1–19.

Anda mungkin juga menyukai