Abstract
This study aims to examine the effect of audit complexity and firm size on audit fees
with audit delay as a mediation. The research population is manufacturing companies
listed on Indonesia Stock Exchange in 2018-2020. With a total of 285 samples. The
sample selection used purposive sampling method and structural equation model
(SEM) analysis. Data processing uses AMOS 26 and SPSS 28. The hypothesis testing
showed that Audit complexity has no direct effect on audit delay and audit fees, while
firm size has a direct negative effect on audit delay and a direct positive effect on audit
fees. Meanwhile, audit delay has a positive effect on audit fees. The audit delay
variable cannot mediate the effect of audit complexity or company size on audit fees.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompleksitas audit dan ukuran
perusahaan terhadap audit fee dengan audit delay sebagai mediasi. Populasi
penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020
dengan 285 sampel perusahaan. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive
sampling dan analisis SEM. Pengolahan data menggunakan AMOS 26 dan SPSS 28.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompleksitas audit secara langsung tidak
berpengaruh terhadap audit delay dan audit fee, sedangkan ukuran perusahaan
berpengaruh negatif secara langsung terhadap audit delay dan berpengaruh positif
secara langsung terhadap audit fee. Sedangkan audit delay berpengaruh positif
terhadap audit fee. Variabel audit delay tidak dapat memediasi pengaruh kompleksitas
audit maupun ukuran perusahaan terhadap audit fee.
Kata Kunci : Audit Delay; Audit Fee; Kompleksitas Audit; Ukuran Perusahaan.
205
206 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________
PENDAHULUAN
Teori Keagenan
Teori keagenan/hubungan agensi muncul karena adanya kontrak antara
principal atau pemilik perusahaan yang memberikan wewenang kepada agent atau
pihak management perusahaan untuk melakukan suatu jasa tertentu guna memperoleh
keputusan bagi kedua pihak. Kepentingan pribadi pemilik dengan management
menimbulkan adanya assymetrical information sehingga menimbulkan agency problem
dan agency cost. Audit fee merupakan salah satu agency cost yang dikeluarkan pemilik
perusahaan untuk memantau aktivitas management agar selaras dengan kepentingan
perusahaan.
Guna menghindari terjadinya assymetrical information perlu adanya jasa pihak
ketiga/auditor independen guna menyelaraskan kepentingan principal dan agent.
Perusahaan dapat menyampaikan laporan keuangan auditan tepat waktu sesuai
peraturan OJK apabila perusahaan berada dalam kondisi sehat dan akan memberikan
dampak positif bagi principal dan agent. Audit delay dapat terjadi apabila agent
bersikap menyembunyikan bukti audit sehingga masa audit akan lebih panjang
(Nurkholik & Amaliyah, 2021).
Teori Sinyal
Signalling theory menyatakan bahwa perusahaan dengan superior performance
perlu mengirimkan sinyal ke pasar. Perusahaan harus memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan seperti informasi finansial dalam laporan keuangan.
Informasi terbagi menjadi dua sinyal, sinyal positif apabila informasi yang diberikan
dapat memberikan reaksi terhadap pasar seperti perubahan nilai saham dan sinyal
negatif apabila informasi yang diberikan bersifat negatif (Wijayanti & Effriyanti,
2019).
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 209
Teori Kepatuhan
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1
ayat (25) tentang pasar modal menyatakan bahwa emiten, perusahaan publik, dan pihak
yang tunduk kepada Undang-Undang perlu menginformasikan kepada masyarakat
seluruh informasi material mengenai usahanya. Berdasarkan surat keputusan direksi
BEI nomor Kep-00015/BEI/01-2021 ketentuan III.1.1.6.1 perusahaan perlu
menyampaikan laporan audit tahunan pada akhir bulan ke-3 (ketiga) setelah tanggal
laporan keuangan auditan. Berdasarkan peraturan hukum tersebut, setiap perilaku
ekonomi perlu menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu (Wijayanti &
Effriyanti, 2019).
Audit Delay
Audit delay merupakan rentang waktu penyelesaian audit yang terhitung dari
tanggal penutupan tahun buku sampai tanggal penerbitan laporan audit (Gani, 2019).
Ketepatan waktu dalam menyampaikan laporan keuangan merupakan salah satu syarat
dalam penyajian laporan keuangan, namun dalam penerapannya terdapat banyak
kendala dalam penyampaian laporan keuangan (Normalita & Hendra Ts, 2020).
Apabila laporan disajikan dengan adanya audit delay, maka informasi yang terkandung
dalam laporan tersebut menjadi tidak relevan untuk pengambilan keputusan (Wijayanti
& Effriyanti, 2019).
Audit Fee
Menurut penelitian Sukrisno dalam penelitian Pertiwi (2019) menyatakan
bahwa Audit fee merupakan besaran biaya yang diterima auditor atas jasa yang
dilakukan dengan mempertimbangkan risiko audit, kompleksitas audit dan tingkat
keahlian auditor dan struktur biaya KAP. Dasar peraturan mengenai Penentuan Imbalan
Jasa Audit Laporan Keuangan ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Nomor 2 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa “Ketika memberikan Audit, Akuntan
Publik/KAP berhak untuk mendapatkan Imbalan Jasa berdasarkan kesepakatan antar
Akuntan Publik dengan entitas klien yang tertuang dalam Surat Perikatan”. Menurut
Cristansy & Ardianti dalam penelitian Fahrie & Hakim (2021) besaran audit fee masih
berdasar pada kemampuan negosiasi antara perusahaan dengan Kantor Akuntan Publik
(KAP).
Kompleksitas Audit
Kompleksitas audit merupakan karakteristik perusahaan yang dapat menambah
tantangan bagi audit dan akuntansi (Siuko) dalam Nurkholik & Amaliyah (2021).
Banyaknya anak perusahaan yang dimiliki sebuah perusahaan dapat mencerminkan unit
operasi perusahaan yang lebih luas karena adanya transaksi dan catatan perusahaan
yang lebih banyak, sehingga auditor memerlukan waktu lebih dalam melakukan proses
audit (Che-Ahmad) dalam penelitian Utami & Nazar (2021). Menurut Kholishah dalam
210 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________
Nurkholik & Amaliyah (2021) kompleksitas audit merupakan akibat dari distribusi
pekerjaan yang berfokus pada jumlah unit perusahaan yang tidak sama secara nyata.
Indikator lain kompleksitas audit adalah pengukuran piutang dan persediaan
perusahaan terhadap total asset (Zielma & Widyawati, 2019). Penelitian Matius dalam
Zielma & Widyawati (2019) menyatakan bahwa perusahaan dengan jenis, jumlah
pekerjaan, unit kerja yang luas akan menyebabkan kompleksitas audit serta
menimbulkan masalah manajerial. Menurut Huri & Syofyan (2019) kompleksitas audit
berasal dari transaksi dari banyaknya anak perusahaan, mata uang asing, serta cabang
dan operasi bisnis di luar negeri.
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan besaran asset yang dimiliki perusahaan sehingga
mempengaruhi besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Indikator dalam penilaian
ukuran perusahaan dapat dinilai dalam total nilai asset, total penjualan, jumlah tenaga
kerja, dan anak perusahaan (Nurkholik & Amaliyah, 2021). Menurut Huri & Syofyan
(2019) besaran ukuran perusahaan dapat dilihat melalui logaritma natural size, total
asset, nilai pasar saham, dan lain-lain. Besaran ukuran perusahaan mempengaruhi
aktivitas operasi perusahaan. Jika perusahaan besar, maka aktivitas operasi didalamnya
semakin luas dan kompleks dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini juga mempengaruhi
adanya masalah keagenan. Perusahaan besar dengan aktivitas yang tinggi akan terbuka
terhadap publik akan laporan keuangannya, namun karena aktivitas yang tinggi
tersebut, jasa dan waktu audit yang dibutuhkan menjadi lebih besar (Zielma &
Widyawati, 2019). Ukuran perusahaan dapat terbagi dalam tiga kategori, yaitu large
firm, medium-size firm, small firm (Yulianti et al., 2019). Berdasarkan paparan teori
diatas, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan dapat dinilai berdasarkan
besar/kecilnya sebuah perusahaan berdasarkan total aset, total penjualan, dan total
ekuitas (Bela et al., 2021).
Kerangka Konseptual
Berdasarkan paparan teori diatas, maka dapat dirumuskan kerangka konseptual
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 1.
Model Penelitian
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 211
Perumusan Hipotesis
Pengaruh Kompleksitas Audit Terhadap Audit delay
Menurut Utami & Nazar (2021) menyatakan bahwa banyaknya anak perusahaan
yang dimiliki sebuah perusahaan, cenderung mempengaruhi waktu yang dibutuhkan
auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya. Hal ini juga dinyatakan Nurkholik &
Amaliyah (2021) bahwa perusahaan dengan anak perusahaan yang banyak cenderung
mempengaruhi waktu auditor dalam melakukan proses audit. Perusahaan dengan
tingkat kompleksitas tinggi akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor dalam
menyelesaikan proses auditnya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan (Sari & Sujana, 2021). Berdasarkan penjelasan
diatas, maka disusun hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Kompleksitas audit berpengaruh positif terhadap audit delay.
kompleks dan risiko yang dihadapi akan semakin tinggi, sehingga audit fee yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor akan semakin tinggi. Perusahaan dengan anak
perusahaan yang banyak maka tingkat kompleksitas akan semakin tinggi (Rahman &
Utami, 2021). Hal ini menyebabkan auditor memerlukan waktu lebih banyak dan
keahlian khusus dalam melakukan proses audit sehingga akan berdampak pada audit
fee yang dibayarkan. Hal ini didukung oleh penelitian Yusica & Sulistyowati (2020)
menyatakan bahwa semakin kompleks ukuran perusahaan maka audit fee yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor menjadi semakin besar. Menurut Siregar et al.
(2020) dan Yulianti et al. (2019) perusahaan dengan anak perusahaan yang
terdiversifikasi baik produk maupun lokasinya akan meningkatkan kompleksitas audit
sehingga audit fee yang dibayarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki anak perusahaan lebih sedikit dan tidak terdiversifikasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, banyaknya anak perusahaan yang dimiliki
sebuah entitas akan mempengaruhi tingkat kompleksitas audit. Kompleksitas audit
yang tinggi akan mempengaruhi lamanya perusahaan, auditor dalam menyampaikan
laporan keuangan dan laporan tahunan kepada Bapepam. Audit delay merupakan
rentang waktu penyelesaian audit yang terhitung dari tanggal penutupan tahun buku
sampai tanggal penerbitan laporan audit (Gani, 2019). Lamanya perusahaan dalam
menyampaikan laporan tersebut akan mempengaruhi audit delay dan audit fee yang
dibayarkan perusahaan kepada auditor akan lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas,
maka disusun hipotesis sebagai berikut:
Ha6: Kompleksitas audit berpengaruh terhadap audit fee melalui audit delay.
proses audit menjadi semakin lama dan audit fee yang akan dibayarkan perusahaan
kepada auditor akan semakin tinggi (Panjaitan & Haryanto, 2021). Selain itu,
perusahaan besar cenderung memiliki sumber daya lebih untuk membayarkan audit fee
dibanding perusahaan kecil (Fisabilillah et al., 2020).
Berdasarkan penjelasan diatas, besaran total asset yang dimiliki perusahaan
akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor dalam melakukan proses audit
sebuah perusahaan. Waktu yang lama tersebut akan memungkinkan terjadinya audit
delay yang akan meningkatkan besaran audit fee yang dibayarkan perusahaan kepada
auditor atas jasa yang diberikan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka disusun hipotesis
sebagai berikut:
Ha7: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit fee melalui audit delay.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan metode purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan, maka
diperoleh data observasi sebanyak 285 sampel dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1
Seleksi Kriteria Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020. 497
2. Perusahaan manufaktur yang tidak berakhir tanggal 31 Desember. (24)
Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan dengan mata
3. (93)
uang rupiah.
Perusahaan manufaktur yang tidak menyediakan informasi mengenai audit
4. (89)
fee/professional fee.
Jumlah sampel untuk 3 tahun 291
Sumber: BEI dan Website Perusahaan Terkait (2022)
Audit fee
Pengukuran variabel mengacu pada penelitian Sibuea & Arfianti (2021) yang
menggunakan logaritma natural (Ln) akun professional fee yang terdapat pada LK
bagian beban umum dan administrasi.
Statistik Deskriptif
Pengukuran statistik deskriptif menunjukkan informasi mengenai nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi masing-masing
variabel seperti diuraikan dalam tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Statistik Deskriptif
N Min Max Mean Std. Deviation
Kompleksitas Audit 285 0,00 1,00 0,8211 0,38398
Ukuran Perusahaan 285 2521,00 3347,00 2837,0912 157,76339
216 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________
Sedangkan hasil statistik deskriptif untuk variabel Audit Delay pada tabel 3,
menunjukkan bahwa terdapat 192 ( 67,4%) perusahaan yang tidak mengalami audit
delay dan sebanyak 93 (32,6%) perusahaan yang mengalami audit delay.
Tabel 3
Statistik Deskriptif Audit Delay
Frequency Percent
Valid Tidak mengalami audit delay 192 67,4
Mengalami audit delay 93 32,6
Total 285 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 28 (2022)
Tabel 4
Statistik Deskriptif Kompleksitas Audit
Frequency Percent
Valid Tidak memiliki anak perusahaan 51 17,9
Memiliki anak perusahaan 234 82,1
Total 285 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 28 (2022)
Uji Normalitas
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas
Variable min max skew c.r kurtosis c.r
UP 25,210 33,474 0,655 4,511 0,259 -,892
KA 0,000 1,000 -1,675 -11,545 0,806 2,778
AD 0,000 1,000 0,741 5,106 -1,451 -5,001
AF 17,535 28,968 0,292 2,011 0,404 1,391
Multivariate -0,409 -0,498
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 5 dengan 285 sampel, ditunjukkan
nilai multivariate sebesar -0,498. Nilai tersebut (-2,58 0,498 2,58) sehingga dapat
disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal.
Uji Hipotesis
Hasil perhitungan AMOS 26 menunjukkan bahwa nilai degree of freedom pada
model penelitian ini adalah 0 (nol) sehingga model tersebut termasuk jenis just
identified. Nilai chi-square yang menunjukkan angka 0 menunjukkan bahwa model
sudah cocok dengan data. Hal ini mengindikasikan bahwa model sudah sesuai dengan
persamaan strukturalnya sehingga uji kelayakan/goodness-of-fit tidak perlu dilakukan.
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 217
Gambar 2
Model Penelitian AMOS
(Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26)
Pada model di atas, terdapat nilai standardized regression weight, dan squared
multiple correlation (R2). Fokus penelitian ini adalah nilai pada panah 1 arah (—>) dari
variabel independen ke variabel dependen. Berikut tabel yang menjelaskan nilai
standardized regression weight, dan standardized regression weight.
Tabel 6
Regression Weight
Estimate S.E. C.R. p-value
AD KA 0,047 0,074 0,631 0,528
AD UP -0,068 0,018 -3,786 ***
AF AD -0,271 0,136 -1,988 0,047
AF KA 0,280 0,170 1,649 0,099
AF UP 0,915 0,042 21,639 ***
notes: 3 bintang (***) = nilai P < 0,001
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)
Tabel 7
Standardized Regression Weight
Estimate
AD KA 0,038
AD UP -0,228
AF AD -0,069
AF KA 0,058
AF UP 0,784
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)
Kriteria penerimaan hipotesis adalah apabila p-value yang dihasilkan lebih kecil
dari level signifikansinya. Pada penelitian ini, level signifikansi yang digunakan adalah
sebesar 5%. Berikut merupakan persamaan struktural pada penelitian ini:
AD = 0,038 KA – 0,228 UP
AF = -0,069 AD + 0,058 KA + 0,784 UP
218 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________
Sobel Test
Gambar 3
Hasil Perhitungan Peran Mediasi Audit delay pada Komplektias Audit terhadap
Audit fee
(Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26, 2022)
Gambar 4
Hasil Perhitungan Peran Mediasi Audit delay pada Ukuran Perusahaan terhadap Audit
fee
(Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26, 2022)
Tabel 5
Squared Multiple Correlations (R2)
Estimate
AD 0,049
AF 0,673
Sumber: Hasil Pengolahan Data AMOS 26 (2022)
Nilai (R2) pada model ini sebesar 0,673 atau sebesar 67,3% variabel
kompleksitas audit, ukuran perusahaan dan audit delay dapat menjelaskan variabel
audit fee. Sedangkan sisanya sebesar 33,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat pada penelitian ini dan menunjukkan tingkat kepercayaan model cukup baik.
Pembahasan
Pengaruh Kompleksitas Audit terhadap Audit delay
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kompleksitas audit terhadap audit
delay sebesar 0,038 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,528 > 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel kompleksitas audit tidak memiliki pengaruh signifikan
secara langsung terhadap audit delay sehingga hipotesis 1 (Ha1) ditolak. Hal ini sejalan
dengan penelitian Bela et al. (2021) yang menyatakan bahwa perusahaan besar
cenderung memilih auditor/Kantor Akuntan Publik yang menggunakan teknologi serta
sumber daya yang lebih besar untuk menghindari terjadinya audit delay. Menurut
penelitian Roswyda et al. (2019), ada atau tidaknya anak perusahaan yang dimiliki
sebuah perusahaan tidak berdampak pada waktu pelaporan. Hal ini didukung oleh
penelitian Sambuaga & Santoso (2020) yang menyatakan bahwa auditor melakukan
kewajibannya tanpa dipengaruhi kompleksitas operasi perusahaan. Kemudian menurut
penelitian Wijayanti & Effriyanti (2019) sebuah perusahaan sudah memiliki akuntan
profesional dalam menyusun laporan konsolidasi sehingga auditor mengaudit anak
perusahaan dengan pembagian tugas yang sesuai. Hal ini didukung oleh Al-Faruqi
(2020) menyatakan bahwa auditor telah melakukan perencanaan tertentu dalam
melakukan proses audit sebuah perusahaan.
Kompleksitas audit yang diukur berdasarkan banyaknya anak perusahaan tidak
dapat mempengaruhi audit delay. Perusahaan dengan ada atau tidaknya anak
perusahaan yang dimiliki, tidak memengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor dalam
melakukan proses audit. Hal ini terjadi akibat perusahaan telah memiliki akuntan
profesional dalam menyusun laporan konsolidasinya sehingga auditor sudah melakukan
perencanaan dan pembagian tugas yang sesuai sebelum melakukan proses audit. Selain
itu, perusahaan dengan anak perusahaan cenderung menggunakan jasa kantor akuntan
publik dengan sumber daya yang lebih besar sehingga tidak akan mempengaruhi
terjadinya audit delay.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Utami & Nazar (2021) yang
menyatakan bahwa perusahaan dengan anak perusahaan cenderung mempengaruhi
waktu yang dibutuhkan auditor dalam melakukan proses audit, hal ini terjadi karena
ruang lingkup pekerjaan auditor semakin luas (Sari & Sujana, 2021). Lokasi, unit
operasi, diversifikasi jalur serta produk anak perusahaan cenderung mempengaruhi
220 Pengaruh Kompleksitas Audit, Ukuran Perusahaan_______________________________
waktu yang dibutuhkan auditor karena ruang lingkup pekerjaan auditor yang semakin
luas (Nurkholik & Amaliyah, 2021).
diukur berdasarkan total asset dinilai lebih stabil jika dibandingkan apabila dinilai
berdasarkan market value atau tingkat penjualan. Menurut Sambuaga & Santoso (2020)
perusahaan besar belum tentu memiliki pengendalian internal yang baik.
signifikan secara langsung terhadap audit fee sehingga hipotesis 4 (Ha4) diterima.Hal
ini sejalan dengan penelitian Fahrie & Hakim (2021) yang menyatakan bahwa semakin
besar perusahaan, akan meningkatkan audit fee. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Sibuea & Arfianti (2021) yang menyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka
akan menyebabkan auditor semakin lama dalam melakukan proses audit serta
membutuhkan sumber daya lebih untuk melakukan pemeriksaan sehingga proses audit
menjadi lebih rumit dan mempengaruhi audit fee. Kemudian menurut Panjaitan &
Haryanto (2021) biaya audit yang dikeluarkan perusahaan besar akan lebih tinggi
dibandikan perusahaan kecil karena transaksi yang dilakukan lebih luas sehingga
auditor perlu mengumpulkan bukti audit yang lebih banyak. Menurut Rahman & Utami
(2021), semakin besar total sales perusahaan akan meningkatkan audit fee. Selain itu,
menurut Fisabilillah et al. (2020) staff audit dalam melakukan proses audit pada
perusahaan besar cenderung banyak untuk memeriksa bukti-bukti audit yang ada
sehingga mempengaruhi audit fee yang dikeluarkan perusahaan.
Ukuran perusahaan yang diukur berdasarkan besaran total asset yang dimiliki
perusahaan mempengaruhi audit fee. Waktu yang dibutuhkan auditor dalam melakukan
proses audit pada perusahaan besar cenderung lebih lama karena transaksi yang terjadi
dalam perusahaan luas sehingga proses audit menjadi lebih rumit karena auditor perlu
mengumpulkan bukti audit yang lebih banyak sehingga akan memengaruhi audit fee.
Selain itu, perusahaan besar cenderung menggunakan jasa auditor berskala
internasional dengan staff audit yang cenderung banyak untuk memeriksa bukti audit
secara keseluruhan sehingga audit fee yang dikeluarkan perusahaan menjadi lebih
besar. Audit fee merupakan biaya yang dihasilkan dari teori keagenan/agency cost pada
auditor karena telah melakukan jasa audit suatu perusahaan. Apabila ukuran perusahaan
semakin besar, biaya jasa audit yang dikeluarkan tentu akan meningkat sesuai dengan
risiko yang dihadapi auditor.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Sanusi & Purwanto (2017)
yang menyatakan bahwa besaran perusahaan berdasarkan total asset tidak
mempengaruhi audit fee karena ukuran perusahaan hanya salah satu indikator dalam
menentukan audit fee.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
kompleksitas audit tidak berpengaruh terhadap audit delay dan audit fee, ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay dan berpengaruh positif secara
langsung terhadap audit fee. Sedangkan audit delay berpengaruh positif terhadap audit
fee. Simpulan terakhir adalah audit delay tidak memediasi pengaruh kompleksitas audit
maupun ukuran perusahaan terhadap audit fee.
Keterbatasan
Terdapat beberapa keterbatasan yang memberikan pengaruh terhadap penelitian
ini. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah nilai adjusted R2 masih belum
optimal
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruqi, R. A. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Komite Audit dan
Kompleksitas Audit Terhadap Audit Delay. Jurnal REKSA: Rekayasa Keuangan,
Syariah, Dan Audit, 7(1), 25–36.
Anggriani, B., & Susanti, M. (2021). Pengaruh Kompleksitas Audit dan Risiko
Keuangan Terhadap Audit Fee Perusahaan Perbankan di BEI 2019-2020. Jurnal
Ekonomis, 14(3D), 89–101.
Azhari, F., & Nuryatno, M. (2020). Peran Opini Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit
Terhadap Ketepatan Pelaporan Keuangan. Jurnal Magister Akuntansi Trisakti,
7(1), 61–84.
Bank Indonesia. (2019). Laporan Perekonomian Indonesia 2019. Laporan
Perekonomian Indonesia 2019
Bank Indonesia. (2021). Laporan Perekonomian Indoensia 2021.
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Pages/LPI_2021.aspx
Bappenas. (2019). Perkembangan Ekonomian Indonesia dan Dunia Triwulan I Tahun
2019.
Bappenas. (2021a). Laporan Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan
IV Tahun 2020.
Bappenas. (2021b). Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia Triwulan II Tahun
2021.
Bela, S., Soegiarto, D., & Salisa, N. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Kompleksitas
Perusahaan dan Pergantian Auditor Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan LQ45
di BEI Tahun 2015-2019. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 12(2), 85–96.
Fahrie, M. H., & Hakim, M. Z. (2021). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas
Klien, dan Risiko Perusahaan Terhadap Audit Fee. Prosiding SNAM PNJ, 8(3).
Fisabilillah, P. D., Fahria, R., & Praptiningsih. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Risiko Perusahaan, dan Profitabilitas Klien Terhadap Audit Fee. Jurnal Ilmiah
________________________________________________________Nathasya/Yohanes 225
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi,
18(1), 19–34.
Siregar, S. F., Devi, Girsang, R. D., Anggeresia, W., & Ginting. (2020). Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Kompleksitas Audit, Audit Delay, dan Tipe
Kepemilikan Terhadap Audit Fee. Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi Dan
Akuntansi), 4(3), 406–423.
Utami, A. D. P., & Nazar, M. R. (2021). Pengaruh Audit Tenure, Kompleksitas Operasi
dan Profitabilitas Terhadap Audit Delay (Studi Pada Perusahaan Properti, Real
Estate dan Bangunan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2015-
2019). E-Proceeding of Management, 8(5), 4847–4854.
Wijayanti, S., & Effriyanti. (2019). Pengaruh Penerapan IFRS, Audit Effort, dan
Kompleksitas Operasi Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Jasa
Real Estate). Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Akuntansi, 13(1), 33–48.
Yulianti, N., Agustin, H., & Taqwa, S. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Kompleksitas Audit, Risiko Perusahaan, dan Ukuran KAP Terhadap Fee Audit
(Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun
2014-2017). Jurnal Eksplorasi Akuntansi (JEA), 1(1), 217–235.
Yusica, M., & Sulistyowati, W. A. (2020). Penentuan Audit Fee Ditinjau Dari
Kompleksitas Perusahaan, Internal Audit dan Risiko Audit. Jurnal Akademi
Akuntansi, 3(1), 69–79.
Zielma, A., & Widyawati, D. (2019). Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Kompleksitas
Perusahaan dan Audit Tenur Berpengaruh Terhadap Audit Fee. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, 8(10), 1–19.