Anda di halaman 1dari 12

PERMOHONAN PENULISAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini :


F-1
Nama : Widi Saputri
NIM : 102120111361
Program Studi : S1 – Akuntansi
Alamat : Komp. Manglayang Regency Blok A3 No. 13, Kel.
Cimekar, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung, Jawa Barat,
40623
No. HP : 088223670556

Mohon agar diizinkan menulis Skripsi pada Semester Gasal


Tahun Akademik 2022/ 2023
sks yang harus ditempuh : 144 sks
sks yang telah ditempuh : 135 sks
Sisa sks : 9 sks
No Mata Kuliah sks Nilai Keterangan
1 Usulan Penelitian 1
2 Tugas Akhir 6
3 Accounting Comprehensive 3
Jumlah sks 10

Menyetujui Bandung, 19 Oktober 2022


Ketua Program Studi Akuntansi Pemohon,

HJ. Devyanthi Sjarief , S.E., M.AK Widi Saputri


NIM : 102120111361
F-3.1
FORM PENGAJUAN SKRIPSI UNIVERSITAS INABA
SEMESTER: GASAL TAHUN AKADEMIK: 2023-2024

I. IDENTITAS MAHASISWA:
Nama : Widi Saputri
NIM : 102120111361
Program Studi : S1 – Akuntansi
Konsentrasi : Audit
Jumlah sks yang telah ditempuh : 135
IPK : 3.93

II. RENCANA PENELITIAN


1 Masalah : Properti dan real estate merupakan salah satu sektor perusahaan jasa
Penelitian
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan sektor properti
dan real estate cenderung mengalami perkembangan yang sangat pesat serta
meningkat setiap tahunnya sebab tanah memiliki ketersediaan yang bersifat
tetap sedangkan jumlah penduduk di negara Indonesia selalu mengalami
peningkatan yang menjadi indikasi bertambahanya kebutuhan manusia akan
tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan dan sebagainya. (Putri &
Nuswandari, 2023)
Kontribusi sektor properti dan real estate merupakan salah satu sektor
strategis dalam perekonomian nasional. Industri sektor properti bahkan telah
memiliki sumbangsih untuk membangkitkan banyak sektor industri lainnya
yang beririsan. Berdasarkan riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB
UI), Sektor Properti dan Real Estate, 2018-2022 berkontribusi besar terhadap
penciptaan nilai output perekonomian (Omzet) sebesar Rp 4,74 triliun hingga
Rp 5,78 triliun per tahunnya. (Sumber : www.industri.kontan.co.id, 2023)
Sektor real estate menjadi sangat strategis karena berperan signifikan
dalam menggerakkan sektor konstruksi yang mempunyai efek pengganda
dan menyerap tenaga kerja yang besar. Meningkatnya pertumbuhan sektor
real estat akan mendorong pergerakan aktivitas investasi domestik. Oleh
karena itu, pemerintah konsisten terus mendorong agar ekosistem sektor real
estat menjadi semakin kondusif sehingga terjangkau bagi masyarakat,
menarik bagi pengembang, dan kompetitif bagi perbankan. (Sumber :
www.news.detik.com, 2023). Seiring dengan perkembangannya, terdapat 85
perusahaan sektor properti dan real estate yang tercatat di BEI. Dengan
begitu, sebagai perusahaan yang go public, mereka diwajibkan untuk
menyampaikan leporan keuangan setiap tahunnya.
Perusahaan terbuka wajib menyajikan laporan keuangannya, hasil
akhir perusahaan sebagai hasil pertanggungjawaban perusahaan dalam
menyampaikan informasi tentang aktivitas perusahaan. Laporan keuangan
perusahaan harus dilaporkan dengan waktu yang tepat. Pembuatan laporan
keuangan berguna bagi pengguna informasi keuangan tetapi kenyataannya,
masih banyak perusahaan yang melaporkan laporan keuangannya terlambat
(Dewayani et al, 2017). Laporan keuangan adalah suatu bentuk instrumen
yang wajib dibuat oleh suatu perusahaan demi mendukung keberlangsungan
suatu perusahaaan, terutama bagi perusahaan yang telah go public dimana
laporan keuangan menjadi sumber informasi yang penting bagi investor yang
akan menanamkan modalnya. (Abas et. al, 2022).
Peraturan OJK nomor 29/PJOK 04/2016 Pasal 17 membahas
Peraturan Sistem Keuangan mengatur tentang laporan tahunan perseroan
terbatas publik yang akan memberikan sanksi administratif kepada
perusahaan karena melanggar ketentuan penyelenggaraan jasa keuangan.
Sanksi akan diberikan dalam bentuk tertulis, denda yang meminta operasi
bisnis, pembekuan operasi bisnis, mencabut izin usaha, pembatalan
persetujuan dan pembatalan pendaftaran. Otoritas Jasa Keuangan memiliki
kewenangan membuat keputusan terhadap perusahaan yang bertindak tidak
sesuai aturan yang berlaku ini (www.ojk.go.id). Aturan penyampaian laporan
keuangan telah ditetapkan sehingga apabila tidak dilaporkan sesuai dengan
ketentuan pelaporan maka berindikasi negatif terhadap kualitas laporan
keuangan (Yanto dan Kusumawardani, 2023).
Dalam pengumuman tertanggal 11 April 2023, Kepala Divisi
Penilaian Perusahaan BEI menyebutkan bahwa batas waktu penyampaian
laporan keuangan auditan yang berakhir pada 31 Desember 2022 jatuh pada
31 Maret 2023. Berdasarkan pemantauan pada 31 Maret 2023, sebanyak 821
emiten dari 853 perusahaan tercatat wajib menyampaikan laporan keuangan
auditan per 31 Desember 2022. Kemudian 7 perusahaan memiliki tahun buku
berbeda dan 25 emiten tidak wajib menyampaikan laporan keuangan karena
sahamnya baru tercatat setelah 31 Desember 2022. Dari perusahaan-
perusahaan tersebut, 678 emiten telah menyampaikan laporan keuangan yang
berakhir 31 Desember 2022 secara tepat waktu dan 143 perusahaan yang
wajib melaporkan tepat waktu belum menyampaikan laporan keuangan per
31 Desember 2022 (Sumber : www.market.bisnis.com, diakses 2023)
Sehubungan dengan banyaknya perusahaan yang terlambat
menyampaikan laporan keuangannya, itu berarti banyak pula perusahaan
yang mengalami audit delay. Audit Delay pada dasarnya merupakan waktu
yang diperlukan dalam penyelesaian audit. Audit Delay terjadi karena
laporan keuangan yang dipublikasikan harus diaudit terlebih dahulu oleh
akuntan yang independen. Berdasarkan peraturan Otorotas Jasa Keuangan
Nomor /POJK.04/2021 pasal 5 ayat 1 menjelaskan bahwa emiten atau
perusahaan wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan pada akhir bulan
ketiga setelah tahun buku berakhir. Bapepam-LK dalam Keputusan Ketua
Bapepam Nomor KEP-346/BL/2011 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala nomor 2 butir c bahwa laporan keuangan tahunan
yang disertai dengan laporan auditor independen wajib disampaikan kepada
Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada
akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
(www.ojk.go.id, 2023)
Salah satu perusahaan yang mengalami audit delay 4 tahun berturut-
turut dari tahun 2019 sampai tahun 2022 adalah PT Duta Anggada Realty
Tbk (DART). Perusahaan tersebut di audit oleh KAP Purwantono, Sungkoro,
dan Surja yang berafiliasi dengan the big four, Ernst and Young (EY) selama
4 tahun berturut-turut. Pada tahun 2019 PT Duta Anggada Realty Tbk
menyampaikan laporan keuangannya pada tanggal 30 Juni 2020 sehingga
mengalami audit delay selama 181 hari. Di tahun berikutnya PT Duta
Anggada Realty Tbk mengalami audit delay selama 140 hari. Di tahun
berikutnya audit delay yang terjadi adalah 96 hari. Dan tahun lalu audit delay
mengalami kenaikan lagi menjadi 118 hari. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan lamanya audit tenure, audit delay tetap terjadi (www.idx.co.id, 2023)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi audit delay yang
pertama yaitu ukuran perusahaan. Menurut Hery, (2018:11-12) “ukuran
perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh suatu
perusahaan.” Perusahaan besar di indikasikan memiliki audit delay lebih
pendek. Hal ini dikarenakan perusahaan besar dimonitor secara ketat oleh
pihak eksternal, sehingga perusahaan tersebut memiliki tekanan yang lebih
tinggi. Selain itu, juga dikarenakan perusahaan yang besar memiliki tingkat
pengendalian internal yang tinggi, yang mana memudahkan auditor untuk
melaksanakan tugasnya, sehingga audit delay menjadi lebih pendek.(Devina
dan Fidiana, 2019)
Faktor selanjutnya yaitu kompleksitas operasi perusahaan.
Kompleksitas operasi perusahaan tingkatannya bergantung pada keberadaan,
jumlah dan lokasi unit perusahaan (cabang) serta diverifikasi jalur produk
dan pasarnya. (Dewi dan Challen, 2018 : 103). Perusahaan yang mempunyai
kompleksitas perusahaan atau anak perusahaan yang cukup kompleks
menyebabkan ruang lingkup pekerjaan auditor semakin luas, sehingga
menyebabkan lamanya auditor menyelesaikan pengauditannya (audit delay)
(Sari dan Sujana, 2022)
Perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha dan pasar serta anak
perusahaan cenderung membutuhkan rentang waktu yang panjang dalam
audit laporan keuangan. Namun, Kantor Akuntan Publik akan menyediakan
tim audit untuk melakukan pemeriksaan pada perusahaan yang memiliki
kompleksitas operasi tinggi dengan memberikan penugasan kepada auditor
dalam jumlah yang dibutuhkan sehingga entitas yang memiliki kompleksitas
operasi perusahaan yang tinggi dapat mempublikasikan laporan keuangan
secara tepat waktu. (Handayani et al, 2022)
Audit tenure juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi audit
delay. Menurut Junaidi (2016:40) “Audit Tenure merupakan lamanya
hubungan antara partner dari KAP dengan klien.” Hubungannya dengan audit
delay yaitu terkait dengan independensi auditor yang bisa berkurang karena
semakin lama hubungan kerja dengan klien akan menimbulkan kedekatan
pribadi antara auditor dan klien sehingga ada celah bagi KAP untuk menunda
penyelesaian audit. Alasan kedua adalah auditor yang memiliki hubungan
kerja yang relatif lama dengan perusahaan telah memahami karakteristik
perusahaan dan uji kepatuhan perusahaan yang telah dilakukan membuat
auditor berpikir untuk melakukan pengurangan auditor yang justru
menyebabkan terjadinya audit delay karena dengan kondisi perusahaan klien
yang dapat berubah sewaktu-waktu. (Wulandari dan Wiratmaja, 2017)
Tetapi menurut Dewanto dan Darsono (2023), audit delay akan
semakin pendek jika audit tenure-nya panjang. Semakin lama auditor
bekerjasama dengan klien, pengalaman dan pengetahuan mengenai
operasional dan karakteristik klien akan lebih memadai. Hal ini akan
mempermudah kerja auditor sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk
melaporkan keuangan.
Adapun Leverage yang termasuk kedalam faktor terjadinya audit
delay. Menurut (Ibhagui & Olokoyo, 2018) “Leverage adalah Pengguna
aset dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang memiliki
biaya tetap dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial
pemegang saham.” Leverage rasio memperlihatkan berapa hutang yang
digunakan perusahaan ini menggambarkan hubungan antara utang
perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio leverage digunakan untuk
mengukur tingkat aset perusahaan yang telah di biayai oleh penggunaan
utang. Tingginya debt to equity rasio (DER) mencerminkan tingginya risiko
keuangan perusahaan. Risiko yang tinggi mengindikasikan bahwa
perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan
berita buruk bagi citra perusahaan di mata publik. Hal ini menyebabkan
manajemen akan menunda pelaporan keuangannya, sehingga audit delay-
nya menjadi lama (Lai, Tran, Hoang & Nguyen, 2020).
Sedangkan perusahaan yang memiliki leverage rendah, audit delay-
nya lebih pendek/singkat. Hal ini didukung oleh penelitian (AlFaruqi, 2020)
dan (Himawan & Venda, 2020), yang menyatakan jika leverage berpengaruh
positif signifikan terhadap audit delay.
Berikut ini adalah tabel data analisis sampel perusahaan yang diambil
dari Laporan Keuangan perusahaan manufaktur sub sektor properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2015-2022.
Ukuran Komplek Audit Leverage Audit
Nama Perusahaan sitas Tenure Delay
Kode Perusa Tahun Operasi (X4)
haan (X1) Perusaha (X3) (Y)
an (rasio)
(X2)
(ln) (tahun) (hari)
(satuan)
2021
URB PT Urban Jakarta 29,03 2 1 1,01 102
N Propertindo Tbk
2022 29,08 2 1 1,10 195
PT Bhakti 2021 27,20 0 2 0,52 117
BAPI Agung
Propertindo
2022 27,22 0 1 1,09 219
Tbk

DA PT Duta 2021 22,61 5 7 1,63 96


RT Anggada 241
Realty Tbk 2022 22,59 5 8 2,10

PT Bakrieland 2021 30,09 13 1 0,43 241


EL
Development
TY
Tbk 2022 29,92 14 1 0,36 248
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, analisis data perusahaan manufaktur sub
sektor properti dan real estate berfluktuasi setiap tahunnya. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi audit delay diantaranya yaitu ukuran perusahaan.
Yang terjadi pada PT. Bakrieland Development Tbk di tahun 2021 dan 2022
mengalami peningkatan ukuran perusahaan dari 29,03 menjadi 29,08
beriringan dengan audit delay yang mengalami peningkatan pada tahun 2021
selama 102 hari dan tahun 2022 selama 195 hari. Hal ini bertentangan dengan
teori yang dinyatakan oleh Devina dan Fidiana (2019) bahwa perusahaan
besar di indikasikan memiliki audit delay lebih pendek dikarenakan
perusahaan besar dimonitor secara ketat oleh pihak eksternal, sehingga
perusahaan tersebut memiliki tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, juga
dikarenakan perusahaan yang besar memiliki tingkat pengendalian internal
yang tinggi, yang mana memudahkan auditor untuk melaksanakan tugasnya,
sehingga audit delay menjadi lebih pendek.
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Devina dan Fidiana (2019)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang di proksikan dengan Ln total
aset mempunyai pengaruh negatif terhadap audit delay. Sebab, semakin besar
perusahaan cenderung melaporkan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan
perusahaan dalam skala besar memiliki sistem pengendalian internal yang
baik sehingga audit delay menjadi lebiih pendek. Namun hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad et al.
(2023) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap audit delay.
Lalu faktor kedua yaitu kompleksitas operasi perusahaan, dapat
dilihat pada PT Bhakti Agung Propertindo Tbk tidak memiliki anak
perusahaan sedangkan audit delay meningkat dari tahun 2021 selama 117
hari, dan pada tahun 2022 menjadi 219 hari. Hal ini bertentangan dengan teori
yang dinyatakan Sari dan Sujana (2022) “Perusahaan yang mempunyai
kompleksitas perusahaan atau anak perusahaan yang cukup kompleks
menyebabkan ruang lingkup pekerjaan auditor semakin luas, sehingga
menyebabkan lamanya auditor menyelesaikan pengauditannya (audit
delay)”. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ambia et al (2022)
menyatakan bahwa kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap
audit delay. Namun hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad et al. (2023) yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Faktor yang ketiga yaitu audit tenure. Dapat dilihat pada tabel di atas,
PT Duta Anggada Realty Tbk di audit oleh KAP yang sama selama 8 tahun
berturut-turut yaitu oleh KAP Purwantono, Sungkoro, dan Surja yang
berafiliasi dengan the big four, Ernst and Young (EY). Namun audit delay
yang terjadi pada perusahaan tersebut mengalami peningkatan di tahun 2021
selama 96 hari menjadi 241 hari di tahun 2022. Hal ini bertentangan dengan
teori yang dinyatakan oleh Junaidi (2016:40) yang menyatakan bahwa Audit
Tenure dalam jangka panjang dapat meningkatkan kompetensi auditor.
Semakin lama auditor bekerjasama dengan klien, pengalaman dan
pengetahuan mengenai operasional dan karakteristik klien akan lebih
memadai. Hal ini akan mempermudah kerja auditor sehingga tidak
membutuhkan waktu lama untuk melaporkan keuangan. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Yanthi et al. (2020) audit tenure berpengaruh negatif
terhadap audit delay, sedangkan menurut penelitian Ambia et al. (2022) audit
tenure tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Faktor yang terakhir adalah leverage. Dari tabel diatas, PT Bakrieland
Development Tbk yang diukur mengunakan debt to equity ratio (DER) dapat
disimpulkan bahwa perusahaan dengan baik mengendalikan asset yang
dibiayai oleh hutang. Tetapi audit delay yang terjadi mengalami peningkatan
pada tahun 2021 selama 241 hari menjadi 248 hari pada 2022. Hal ini
bertentangan dengan teori yang dinyatakan oleh Fahmi (2016:127) leverage
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset
perusahaan dibiayai dengan utang Semakin kecil leverage berarti semakin
pendek pula waktu audit yang diperlukan karena tidak memerlukan banyak
pengujian, sebaliknya semakin tinggi leverage maka semakin panjang pula
waktu penyelesaian audit yang diperlukan. Menurut penelitian
AlFaruqi,(2020) dan Himawan & Venda (2020), yang menyatakan jika
leverage berpengaruh positif signifikan terhadap audit delay, sedangkan
menurut penelitian Ptri, Pagalung, dan Pontoh (2021), yang menyatakan
bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan hasil penelitian
terdahulu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, Audit
Tenure, dan Leverage terhadap Audit Delay (Studi Pada Perusahaan Sub
Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015- 2022).”
2 Rencana : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan,
Judul Audit Tenure, dan Leverage terhadap Audit Delay (Studi pada
Perusahaan Sub Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2022)
3 Lokasi : Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penelitian
4 Model : Ukuran Perusahaan
Penelitian
Kompleksitas Operasi
Perusahaaan Audit Delay
Audit Tenure

Leverage
5 Alat : Analisis Statistik Deskriptif
Analisis Analisis Statistik Verifikatif
 Uji Asumsi Klasik
 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
 Uji Korelasi Berganda
 Uji Koefisien Determinasi
Pengujian Hipotesis
 Uji Parsial (t-test)
 Uji Simultan (f-test)
6 Judul : 1. PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
Jurnal UKURAN KAP, AUDIT TENURE, DAN SOLVABILITAS
(minimal TERHADAP AUDIT DELAY
5 jurnal) Nina Devina, Fidiana.
Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 8, No. 2, 2019.
E-ISSN 2460-0585

Hasil Penelitian:
1. Ukuran perusahaan, berpengaruh negatif terhadap audit delay.
2. Audit tenure tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

2. PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, UKURAN


PERUSAHAAN, KOMPLEKSITAS OPERASI PERUSAHAAN,
DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY.
Christiane, Grace Sabrina; Indrabudiman, Amir; Handayani, Wuri Septi.
Jurnal Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen, 2022, 3.3: 263-278.

Hasil Penelitian:
Leverage dan kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Audit Delay

3. LEVERAGE, FIRM SIZE, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN


PUBLIK TERHADAP AUDIT DELAY
Yohanes Diferaldolorenzo Setiawan, Maryati Rahayu, Jayanti Apri
Emarawati
JURNAL IKRATH-EKONOMIKA Vol 6 No 2 Juli 2023
P-ISSN : 2654-4946 E-ISSN : 2654-7538
Hasil Penelitian:
1. Leverage dan ukuran kantor akuntan publik memiliki pengaruh negatif
terhadap Audit delay
2. Firm size memiliki pengaruh positif terhadap Audit delay

4. PENGARUH AUDIT TENURE, UKURAN KAP, PERGANTIAN


AUDITOR, DAN OPINI AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY
Kadek Dian Prisma Yanthi, Luh Komang Merawati, Ida Ayu
Budhananda Munidewi
Jurnal Kharisma Volume 2 No Tahun 2020
E-ISSN: 2716-2710

Hasil Penelitian:
Audit tenure berpengaruh negatif terhadap audit delay

5. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Reputasi KAP, Ukuran


Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan, dan Reputasi
Auditor, terhadap Audit Delay
Wuri Septi Handayani, Amir Indrabudiman, Grace Sabrina Christiane
Jurnal Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen Vol.3 No. 3 2022
ISSN: 2716-0807

Hasil Penelitian:
ukuran perusahaan, dan kompleksitas operasi perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay

Bandung,
Pembimbing Ketua Program Studi Ak Mahasiswa ybs,

Hj.Devyanthi Syarif, SE., M.Ak Widi Saputri

Anda mungkin juga menyukai