Anda di halaman 1dari 37

●▪☆6 Prinsip Negosiasi Revolution (TDW)

Salam dahsyat untuk smartlistener.


Apa kabar?
Kabarnya cuma dahsyat atau dahsyat banget.
Kebetulan hari ini kabarnya mbahnya dahsyat banget.
Always dahsyat coca cola.
Pak tung dua pekan lalu kita membahas 7 teknik negosiasi ala
Harvard.
Masih saya ingat banget gitu ya.
Nah minggu ini dihari selasa kita masih membahas ttg
negosiasi.
Tapi ini 6 PRINSIP NEGOSIASI REVOLUTION.
Dan biasanya yg suka pakai kata revolution itu adalah pak
tung.
Karena ini sudah seperti trade mark nya pak tung.
Ada marketing revolution, leadership revolution, ada life
revolution, financial revolution.
Nggk cuma pejuang revolusi aja, tapi hidup kita pun perlu
revolusi.
Perlu percepatan yg berubahnya cepet.
Nah 6 prinsip negosiasi revolution ini seperti apa sih, dan apa
bedanya dan kenapa kita butuh revolusi dalam hal negosiasi
ini pak tung?
Jadi sering kali kita miss karena kita tidak punya prinsip
prinsip sedemikian sehingga pada waktu kita bernegosiasi
hasilnya tidak sesuai dgn yg kita kehendakin.
Untuk itu sebelum kita bernegosiasi, kita sebetulnya harus
punya prinsip terlebih dahulu.
Bahwa nanti dalan bernegosiasi, saya tidak akan lepas dari
prinsip ini.
Nah dgn demikian ketika kita memegang prinsip, hasilnya
tentu saja akan lebih berbeda dari pada kita tidak punya
pegangan.
Ok baik, ini harus sebagai pegangan kita. Ibaratnya kalo
minggu lalu itu pak tung mengedepankan kalo misalnya ala
harvard itu , ternyata mereka sangat sangat personal ya,
mereka itu sangat sangat sistematis juga. Dan juga
mengedepankan yg namanya kedekatan, intimesi negitu ya
pak tung ya.
Bukan hanya hasil tapi relationship juga diutamakan.
Keren.
Itu prinsip utamanya.
Oh masih ingat dua minggu, keren ya.
Karena semua dicatat pak tung.
Nah pak tung, kalo misalnya dalam revolution ini tetep
adressing relationship atau gimana?
Yess... walaupun ada unsur nanti hasil dan relationship.
Tapi dalam hal ini prinsip prinsip didalam negosiasi itu tadi,
adalah awal sebelum semuanya dimulai i.
Jadi yg didalam hati kita pegang.
Pokoknya saya akan punya prinsip ini dulu gitu ya.
Jadi apapun yg terjadi saya pegang ini, tidak lepas dari 6 hal
ini.

Lalu prinsip negosiation revolution ini yg paling dahsyat itu


karena apanya pak tung?
Karena ternyata bisa kita praktekkan didalam relationship
kita, dalam bisnis, terhadap anak buah, terhadap atasan,
terhadap partner kerja, terhadap pasangan hidup kita.
Jadi dalam segala sudut kehidupan ini, ternyata kita bisa
praktekkan.
Itu yg sangat2 dahsyat hasilnya.
Itu khasnya pak tung gitu ya, pokoknya semua bisa diterapin
gitu ya.
Dan jangan lupa juga lo, smartlistener. Sambil anda
mendengarkan dan juga menyimak siaran kami lewat radio
smart fm networks dan juga jaringan radio sonora. Anda juga
bisa sms atau whatsapp. Dgn nomer yg sama. Di
08121112959. Dan jangan lupa juga cantumkan alamat email
anda, karena ada manfaat juga yg akan diberikan oleh pak
tung. Apa itu pak tung?
Betuk sekali, jadi bagi anda yg kirim nama, email dan apapun
komentar ataupun istilahnya masukkan atau pertanyaan,
ataupun tidak ada pertanyaan tidak ada masukkan pun.
Seperti yg kemaren saya untuk pertama kalinya memberikan
18 istilahnya taktik negosiasi untuk mendapatkan
kesepakatan.
Nah kemaren saya bilang gitu, yg pertama dan bisa jadi yg
terakhir.
Kemudian karena banyak permintaan yg saya dapat, pak tung
masih temen saya belum dapat gini, apakah masih bisa
dibukak lagi, ini bener bener the last one.
Jadi the last one saya akan bagikan melalui email 18 taktik
untuk mendapatkan kesepakatan.
18 taktik negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan yg saya
renungkan hampir 48 tahun.
Oh kira kira taktik taktik untuk negosiasi itu apa saja, dan
beserta contoh contohnya kasusnya begitu ya.
Saya akan berikan melalui email, ini bener bener terakhir.
Jadi minggu depan saya tidak akan menawarkan sama sekali.
Dengar dan pegang kata2 saya.
Saya hanya ngasih hadiah untuk pertama dan yg kali ini
terakhir.
Kalo kemaren bisa jadi yg terakhir, kalo kali ini bisa jadi yg
terakhir.
Caranya bagaimana mbak lina?
Silahkan sms ataupun whatsapp kami di nomer yg sama.
08121112959.
Pak tung kita masih lanjutkan kembali 6 prinsip negosiasi
revolution seperti apa dan apa bedanya dgn teknik negosiasi
lainnya. Dan juga prinsip prinsip negosiasi lainnya.
Masih akan kita lanjutkan.

Kita lanjutkan kembali 6 prinsip negosiasi revolution,


bersama tung desem waringin.
Prinsipnya apa sih pak tung, apa sih bedanya gitu ya.
Kayaknya negosiasi, negosiasi aja, sama gitu ya. Lalu apa yg
membedakan, yg ada revolusi nya ini loh.
Jadi revolusi itu membuat hasil jauh lebih cepat.
Nah untuk itu kita harus butuh pegangan.
Banyak orang ketika maju ke meja negosiasi ataupun sedang
bernegosiasi, mereka tidak punya prinsip.
Dan ketika mereka di nego ke banyak hal, mereka bingung
gitu ya.
Karena ndak punya pegangan.

Nah ini prinsip yg pertama, ini menarik gitu ya.


Prinsipnya apa pertama?
Prinsip pertama adalah tidak ada aturan dalam bernegosiasi,
maka apapun dapat dilakukan.
Tidak ada aturan.
Maksutnya tidak ada aturan, seperti bebas bebas aja atau
gimana pak tung?
Maksutnya , bukan berarti kita harus boleh semena mena
menghajar orang, terus kemudian menindas dan segala
macem. Tidak.
Tetapi maksutnya disini bahwa tidak ada aturan dalam
bernegosiasi, maka apapun dapat dilakukan , dari yg paling
hitam sampai putih.
Maksutnya, kita yg harus melakukan yg hitam gitu ya. No.
Tapi dalam bernegosiasi kita tidak boleh berasumsi bahwa
lawan negosiasi kita adalah orang yg adil dan bijaksana.
Bahwa lawan kita adalah orang yg beretika. Tidak mungkin
dia tega. Tidak mungkin dia melanggar norma norma. Tidak
mungkin dia ingkar. Pasti orangnya baik, preketek.
Terus?
Bukan berarti kita yg akan menggunakan jurus hitam, endak.
Tapi dgn adanya bahwa prinsip, bahwa tidak ada aturan
dalam bernegosiasi, maka apapun dapat dilakukan, anda
tidak pernah tau bahwa siapa yg anda ajak negosiasi ini dan
sikapnya seperti apa.
Jadi ibaratnya, kita ini itu ya pak tung ya, bersiap untuk segala
kemungkinan gitu, dgn tidak adanya aturan ini.
Iyah..
Ketika saya didalam kehidupan ini banyak negosiasi dan
banyak deal begitu ya.
Nah banyak hal ternyata, yg nanti gampang, itu ternyata
akhirnya tidak gampang.
Karena?
Karena negosiasi tidak kesepakatan lebih awal, tidak ada
tertulis lebih awal.
Misalnya jaman dulu, pertama kali saya lagi mau charter
helikopter , keliling keliling kemana wah happy lah. Ngajak
fotografer gitu ya.
Fotografernya jugak sudah biasa motret di seminar saya.
Nah iya iya oke.
Berapa?
Wis pak gampang nanti.
Nah itukan sudah kenal kan, udahlah gampang nanti.
Dan bagi dia sendiri juga happy, karena dia endak pernah
naik helikopter.
Dan terus kemudian dia bawa asisten lagi.
Oh iya.
Misalnya anaknya sendiri.
Sampek diatas ,turun. Kemudian , tolong hasilnya mana?
Oh iya pak tapi harus bayar dulu.
Mendadak bayarnya buanyak banget.
Jauh lebih buanyak berkali kali lipat dibanding yg begini.
Pak saya merasa tidak enak, kan gitu ya.
Tapi itu presepsi saya bahwa, ternyata ketika dia meng-
gampangkan, dia menggunakan satu jurus. Nah kamu sudah
terlanjur to.
Apa kamu mau nyater lagi. Wong Nyater mahal.
Oh iya, dan ini seringkali terjadi lo pak tung, misalnya kita
udah kenal sama pihak lain atau orang lain gitu ya, udah lah
gampang nanti aja.
Kalo yg gampang didepan justru ndak enak dibelakang.
Negosiasi diawal, biar jelas ya pak tung.
Negosiasi didepan, tertulis berapa.
Itu pengalaman.
Dan akhirnya ndak enak jugak, waktu kejadian jadi endak
enak.
Ada jugak yg misalnya, pak ini kebetulan ya kita batalkan yg...
Mislanya begini.
Ada satu orang janji kepada kita untuk memberikan satu
hadiah A.
Nah kemudian kita nego A plus B.
Ternyata dia mau, terus ditengah jalan dia nyesel.
Pak tolong dibatalkan ya, agreementnya ini , kan sama2
agreement di notaris karena paketnya itu kalo harusnya A
dan B.
Ternyata kemudian pak dibatalkan ya. Ok kalo untuk
dibatalkan, nah terus kan berarti yg A tetep to.
Oh iya tetep, tapi nanti aja.
Nanti kita buat aja perjanjian, baru tidak langsung disaat itu.
Nah ternyata yg dibatalkan bukan hanya B nya. Tapi A dan B
dibatalkan sekalian.
Padahal menurut perjanjian, yg harusnya dibatalkan B.
Nanti nanti nanti nanti nanti.
Tapi tidak langsung.
Jadi kita endak pernah tau, bahwa lawan kita itu apakah iya
lawan kita itu adalah orang yg bijaksana, beretika, atau orang
tidak baik.
Tidak mungkin cegah lah dia.
Dan dia sudah iya masak ingkar janji sih.
Eitss segala sesuatu bisa terjadi.
Lebih baik iya endak tertulis didepan.
Mengantisipasi gitu ya pak tung.
Nah jadi dgn prinsip yg nomer satu ini bahwa tidak ada
aturan lo dalam bernegosiasi, maka apapun dapat dilakukan.
Dan ketika mungkin endak, sekali lagi. Kita sendiri yg terjadi
seperti itu. Bukan bermaksud kita itikadnya negatif, tapi
ketika kita negosiasi, kemudian kita ngomong "yes ok he,em..
aku mau ngasih kamu A"
Kalo kamu sukses ini tak kasih A.
Mungkin enggak kita sendiri lupa?
Sangat mungkin.
Sudah ternegosiasi to, sudah deal to.
Orang tertulis aja bisa lupa kok.
Lo saya dulu itu tanda tangan ini to.
Jangan jangan dipalsukan, haha.
Jadi penting dipahami bahwa lawan negosiasi kita dapat
melakukan apapun demi mencapai tujuan yg diinginkan.
Jadi kelihatannya dia memang sengaja mau membatalkan A
dan B.
Nah kita setuju dgn B.
Tapi perjanjiannya tidak dibuat, bahwa yg dibatalkan itu kan ,
ya sudah A dan B kita batalkan dulu ya pak ya , nanti kita buat
perjanjian baru untuk bahwa dealnya A.
Ok...
Tapi tidak langsung saat itu.
Nah karena tidak langsung saat itu, nanti. Nantinya
kapan?..tekk selesai.
Lo kan sudah batal pak, memang A dan B.
Lohhh bukannya dulu.
Dulu kapan?
Orang tertulis aja bisa lupa.
Karena penting juga yg kemaren disampaikan oleh pak tung,
adalah waktu gitu ya.
Yess... jadi kalo anda deal, ada waktu pelaksanaannya.
You never nous.
Loh kadang jugak, kita pribadi tidak bisa memenuhi.
Mungkin, endak?
Mungkin.
Karena kan perjanjiannya saat ini, kita merasa bahwa. Kayak
yg kemaren misalnya tambang batu bara. Wah kita merasa
bahwa, harganya tinggi terus misalnya. Ternyata turun, nah
sekarang kita loh. Kan waktu sudah berubah, jadi kita harus
negosiasi baru gitu ya.
Tapi ada orang orang tertentu yg ndak peduli.
Dipikirnya itu perjanjiannya seumur hidup.
Lo kamu sudah sekali ngomong, ya forever enever.
Kecuali cinta ya sekali ngomong sudah ya, eh enggak ya.
Nah ini kalo anda dalam negosiasi, memang salah satunga
mengenal tipe komunikasi lawan bicara kita.
Kalo kita mau jadi negosiator handal gitu ya.
Itu ada cerita itu.
Jadi ceritanya begini...
Satu hari yg cerita yg istrinya itu sebetulnya tipe
pendengaran.
Kalo tipe pendengaran, dia butuh di rayu pakai suara.
Sedangkan suaminya tipe penglihatan.
Jadi isrtinya protes, papa kamu itu sebetulnya sayang enggak
sih sama aku?...
La mama kan bisa lihat.
Karena tipe penglihatan, hanyalah lihatlah saya gitu ya.
Loh mama bisa lihat.
Ya ndak cukup to pak, ya papa itu bok ngomong i love you
kenapa sih?
Ngomong apa?
Bok ngomong i love you.
Lo karena dia endak biasa ngomong.
Bok lihat maa lihat sikap saya seperti ke mama seperti apa.
Mama kan bisa memberi arti.
Ya kurang papa, harus i love you.
Karena tipe pendengaran, itu tipe komunikasinya dia harus
mendengar.
Jadi ngelihat doang endak puas.
Belum terpuaskan.
Terus kemudian, bok mama tuh lihat saya.
Disuruh ngelihat ngelihat ngelihat terus.
Karena papanya tipe pengelihatan, mamanya mintak denger.
Akhirnya papanya, lemes jugak karena disuruh ngomong i
love you dan papa nya sering ndak bisa, ndak biasa ngomong
i love you.
Banyak laki laki seperti itu gitu ya.
Terus kemudian, papa mbok ngomong i love you kenapa sih.
Terus kemudian kapan ma?
Kapan papa ngomong terakhir itu?
Dulu pada waktu kita menikah.
Nah itu maa tandanya papa itu orang yg bisa dipercaya, sekali
ngomong ndak usah diulang lagi. Katanya gitu haha.
Nah ok... terkait dgn negosiasi ini gitu ya pak tung ya.

Setelah prinsip pertama , tidak ada aturan dalam


bernegosiasi. Lalu prinsip apa yg kemudian juga harus kita
miliki ketika kita bernegosiasi?
Nah prinsip yg kedua kita harus melakukan 3C.
Apa tuh 3C?
Cermat, cerdik, dan cepat.
Jadi 3C tuh begini...
Jadi cermat itu seperti minggu yg lalu saya sampaikan, bahwa
orang janji "oh ya saya janji ya, kamu kalo sukses tak kasih
teh" misalnya begitu.
Tehnya apa sih?
Teh basi, teh olong, teh kamomail, teh apa? Berapa banyak?
Nah kalo kita tidak cermat dalam melakukan negosiasi.
Otomatis kita tidak jelas apa yg diperjanjikan.
Kurang tepat.
Dari saya punya partner bisnis bertahun tahun begitu ya.
Jadi beberapa kali jugak mengalami hal yg , aduh diplintir
disini.
Sudah pakai lawyer yg bagus, pakai notaris yg bagus, kita
sudah siapkan hukumnya. Heh ada lubang aja.
Tapi itu pengalaman yg luar biasa.
Makanya kalo kita bisa menggunakan notaris yg memang
betul betul berpengalaman dalam deal deal yg sudah biasa
tersebut. Tentu saja akan jauh lebih aman dari pada kita
perjanjian sendiri gitu ya.
Jadi cermat ini tidak perku harus kita yg cermat, tapi kita
butuh penasehat penasehat yg memang sudah terbiasa.
Ahlinya di bidang tersebut.
Sehingga tidak ada lubang yg bisa diartikan lain.
Lo bagi ku ini kopi kok.
Lo bagi ku ini teh.
Padahal yg dikasih kopi.
Kan ndak bisa ngomong.
Itu sama2 kita jelas teh, tapi saya maunya teh hijau.
Dikasih teh hitam.
Bagi aku itu masih hijau kok.
Kan cilaka.
Yg tertulis aja teh hijau. Tetep aja ada orang yg bisa ngasih
kita teh hitam.
Lo bagi aku itu agak ijo, loooo kan ngeyel toh gitu.
Jadi yg tertulis cermat aja, itu bisa dipersepsikan lain, apalagi
tidak cermat.
Janjinya teh. Ciloko.
Teh apa gitu ya, hahaha.
Ok 2 prinsip negosiasi revolution, sudah dibahas.
Lo belum baru satu sepertiga atau 1/3.
Mengenai 3C nya baru CERMAT.
Belum cerdik dan cepatnya ya pak tung ya.
Tapi kita akan lanjutkan kembali, karena kita masih ada
waktu juga ya pak tung. Di dua segmen berikutnya di
smartbisnis talk.
Bagi anda yg tertarik hasil perenungan tubg desem waringin
soal taktik taktik untuk mendapatkan kesepakatan itu seperti
apa begitu ya. Jadi ini versi seumur hidup. Rangkuman gitu
ya.
Jadi anda tinggal sms atau whatsapp, nama dan email anda,
ke 08121112959.
Ok kita lanjutkan kembali di sekmen ketiga mengenai 6
prinsip negosiasi revolution.
Nah prinsip yg pertama tadi setelah saya pikir2 iya juga ya
pak tung ya. Seringkali kita itu penting banget untuk
bernegosiasi dgn jelas, meskipun kita itu kadang2 mikir kalo
orang itu kelihatannya baik, padahal belum tentu. Orang
nyangka kita orang baik, tapi ya mungkin aja kita khilaf gitu
ya.
Ok kita perlu antisipasi ya, di segala situasi.
Karena kita sendiri itupun, belum tentu istilahnya. Walaupun
kita ber-itikad baik, belum tentu kita menjalankan baik,
karena kita bisa jadi lupa jugak.
Nah itu dia.
Orang kita tanda tangan aja bisa lupa. Nah apalagi endak
tanda tangan.
Kalo negosiasi kesepakatan, ya harus dibuatkan tertulis nya.
Nah makanya perlu juga prinsip yg kedua. Cermat , cerdik
dan juga cepat.
Nah cermat tadi sudah dijelaskan detail , spesifik kata pak
tung ya.
Nah cerdiknya ini yg seperti apa pak tung?
Cerdik itu berarti kita berpikir kreatif dalam mencari solusi,
mendapatkan tujuan yg diinginkan.
Tapi kalo kita bukan cerdik, melainkan emosional. Itu hasilnya
marah doang.
Misalnya ada satu hari. Satu orang negosiasi dgn saya.
Pak tung pokoknya kalo endak mau, batal aja.
Karena dia yg sudah pegang uang gitu ya.
Jadi dia push batal, karena dia pengen mendapatkan komisi
yg lebih.
Padahal perjanjiannya sebetulnya bukan seperti itu.
Sekarang begitu dia sudah terima uang dia yg pegang uang,
hayo batal enggak pokoknya aku dikasih komisi yg lebih.
Nah kita harus cerdik cerdik.
Kita amankan dahulu toh.
Nah kalo kita emosi, marah. Oh kalo gitu aku ndah usah
bisnis, ambilin semua.
Berarti malah kita malah nggk dapat bagian.
Karena uangnya sekarang posisinya ditangan dia.
Batal atau enggak? Hayo, batal atau saya dikasih komisi yg
gede?
Padahal dia yg pegang duit nya semua ini.
Kalo batal kan, malah dapat dia semua. Kita ndak dapat bagi
hasil.
Betul to?...
Ya kita harus cerdik cerdik to.
Ya kita bilang, ok deh. Pakai modelnya kemaren, jadi kasih
alternatif. Jadi bukan YA atau TIDAK.Tapi dikasih Timing,
alternatif. A dgn Syarat, B dgn syarat.
Contohnya dgn cerdik langsung ngomong, ok lah pak yg
sudah terjadi kita pakai kesepakatan yg lama, apalagi
kesepakatan yg lama ada yg tertulis sudahan. Boleh enggak
kita yg baru aja nanti bapak pakai komisinya seperti itu. Tapi
kalo yg lama, kita pakai deal. Yg sudah terjadi kan memang
berarti bisnisnya sudah tertulis.
Komisi haknya bapak tidak seperti itu, komisi saya yg lebih
gede. Bagi komisi to.
Tapi nanti yg kemudian hari, ya untuk bapak boleh seperti
itu.
Dia mikir.. oke deh yws.
Tapi kan sudah dibayar dulu.
Tapi kalo sudah marah dulu?..
Kita tidak cerdik , melainkan pakai emosi?
Ini orang kok, sudah tertulis lo. Notaris ada bahwa bagian
saya sekian, bagiannya dia segitu. Sekarang dia yg begitu
pegang duit, ngajak batal. Kalo batal, dia yg ambil semua
malah an. Kan ndak make sense orang ini. Dan mintak nya
jauh lebih gede dari pada yg sudah disepakatin.
La pertanyaannya sekarang.
Kalo batal , diambil duitnya 100 persen kita ndak dapat
semua. Kalo misalnya kita pakai emosi hasilnya seperti itu.
Kita cerdik cerdik aja.
Ya sudahlah. Karena ini basicnya sudah ada tertulisnya pak.
Yg sudah terjadi, pakai yg lama aja.
Artinya dalam negosiasi ini kita tidak boleh emosi ya pak tung
ya.
Iyesss...
Tampilkan emosi boleh, adalah bagian dari taktik.
Tapi emosi yg taktik, sama emosi yg bener bener bisa
menghancurkan itu kayak apa ya pak tung?
Bedanya gini... jadi ini pertanyaan yg smart.
Jadi mbak lina pertanyaannya tajem.
Jadi kalo kita menggunakan emosi yg untuk bagian dari
taktik. Itu adalah sebetulnya kita tidak emosi, tapi kita boleh
tampilkan "bahwa saya tidak sukak", "bahwa kita marah".
Pandangannya seperti apa, gesturnya seperti apa?
Ya gesturnya, kita mundur atau mau gebrak meja silahkan.
Mau tinggalkan ruangan silahkan.
Kalo memang kelihatannya yg lawannya tidak make sense
gitu ya.
Tidak make sense sama sekali dan kita nothing to lose. Dan
kemudian itu adalah salah satu part dari taktik anda,
silahkan.
Munculkan emosi boleh.
Tapi tetep munculkan emosi dgn taktik untuk mendapatkan
kebaikan.
Bukan untuk menimbulkan perpecahan.
Kalo misalnya salah sasaran, kita berfikir itu adalah taktik tapi
ternyata kemudian malah jadi berantakan, dan nggk jadi
negosiasi gimana pak?
Nah itu power question.
Itu yg akan kita bahas minggu depan gitu ya.
Kita akan bertanya, ok maaf tadi saya emosi boleh itu kita
ulangi lagi.
Nah itu kita tanyak. Langsung kita bangun kita relationship
lagi.
Kita boleh anggep itu tidak ada. Kita ulangi lagi dari awal ya.
Boleh, itu power question gitu ya. Yg kita akan bahas minggu
depan, yaitu topiknya power question.
Bagaimana seni bertanya yg membangun relationship. Dan
kemudian memenangkan bisnis. Dan mempengaruhi orang
lain seperti apa. Ilmu bertanya.
Ok baik... artinya dalam bernegosiasi itu kita nggk bener2
nggk boleh kehilangan arah dan kendali.
Yess...
Harus benar2 sadar dan siaga ibaratnya, seperti itu ya pak
tung ya.
karena kalo enggak, emosi udah keluar, negosiasi malah
berantakan gitu ya.
Kalo negosiasi yg tanpa emosi yg bukan bagian dari taktik, itu
suka ndak suka langsung wenggg marah.
Nah kalo marah itu, akibatnya malah tidak terjadi
kesepakatan. Malah rugi.
Tapi ada orang kan, masa bodoh. Siapa yg suruh kamu
menghina saya. Wulululu.
Nah keluarin dulu jeder, tapi tanpa arah tanpa strategi,
sedemikian sehingga hasilnya hancur dua duanya.
Hasilnya nggk dapat, relationshipnya hilang.
Padahal tujuan dari negosiasi itu adalah selain hasil,
relationship itu sendiri ya pak tung ya.
Ok C yg ketiga cepat. Apakah negosiasi memang harus
dilakukan dgn cepat?
Tidak selalu.
Tetapi secara umum, kalo kita lebih cepat. Istilahnya lebih
cepat satu tahap. Maksutnya cepat ini bukan berarti kita
tergesa gesa, tapi kita sudah memikirkan kemungkinan
kemungkinan. Kayak main catur gitu ya. Jadi kita cepat itu
sudah ,oh plus minus dia akan kesana... jadi kita satu tahap
lebih maju dibanding, kalo mungkin rekan negosiasi kita, dari
pada ngomong lawan kan ndak enak ya. Teman negosiasi kita
itu tadi. Jadi kita memikirkan kemungkinan kemungkinan,
pertanyaan pertanyaan, serta jawaban jawaban yg diberikan
dalam sebuah negosiasi.
Jadi kita cepat. Kalo dia begini, saya akan tanya begini. Dia
begini, saya akan begini. Jadi kita sudah siap.
Jadi kita siap segala kemungkinan yg akan dia ajukan.
Oh mungkin, dia akan mengajukan begini. Berarti saya akan
begini.
Dia saya ajukan begini, saya akan begini.
Dgn kecepatan seperti ini, tentu saja membuat kita jauh lebih
mudah untuk menjawab dan memberikan sebuah tawaran.
Dari pada kalo kita tidak siap.
Seperti pembicara misalnya begitu.
Pembicara yg sudah ngomong, oh minggu depan saya akan
ngomong ttg ini. Tentu saja dia akan lebih siap, dari pada
datang "ngomong apa ya??" Hahhaha. Misalnya begitu.
Itulah artinya, cepatnya itu dilihat dari konteks isi ya pak
tung.
Ada persiapannya.
Betul.
Jadi apapun serangannya, ibaratnya udah tau, ini mau dibales
pakai loop pakas smash atau dichoke atau apa gitu ya pak
tung ya.
Persis seperti lawyer. Ternyata pada waktu. Saya kan kuliah
hukum, pernah jadi mahasiswa teladan di sebuah fakultas
hukum.
Nah pada waktu saya aktif di LPH, kemudian aktif membantu
di suatu seorang lawyer gitu ya.
Mereka sebelum beracara, sebelum masuk di pengadilan.
Mereka punya satu yg namanya, istilahnya lawyer setan.
Maksutnya lawyer setan itu gimana ya... jadi istilahnya dia yg
meng-counter terus. Kamu ngomong gini, saya counter gini.
Jadi supaya orangnya siap. Terlatih.
Jadi pihak lawan seperti apa, jadi dia jauh lebih siap.
Kalo lawannya ngomong gini, gimana?.. kalo nanti jaksa nya
begini, ngomong begini , bagaimana?
Yes simulasi.
Jadi segala, namanya devil advokat.
Devil advokat itu dia men-challenge anda dgn pemikiran yg
berlawanan terus.
Sehingga ketika pikirannya yg berlawanan tadi, argumen yg
berlawanan tadi keluar, anda siap.
Kalo dia keberatan, seperti apa. Anda jelasinnya.
Ada enggak alternatif yg lain.
Kemudian kalo dia keberatan lagi? kalo dia memberikan
ancaman?
Kalo dia walk away?
Kalo dia begini?
Apa persiapan kita?...
Jadi dgn kita sudah latihan seperti ini , kita jauh lebih cepat
dalam waktu negosiasi, karena memang sudah
mengantisipasi dan terlatih.
Sudah terlatih dan juga terbiasa, jadi tau bagaimana cara
menghadapinya ya pak tung.
Yess.
Ok 2 prinsip negosiasi revolution, sudah kita bahas bersama
dgn pak tung.
Kita masuk prinsip yg ketiga ya pak tung ya. Masih ada sedikit
waktu disekmen ketiga ini. Silahkan.
Jadi yg ketiga itu, secara umum. Kecuali tadi bagian dari
strategi.
Kita harus tenang, ramah dan sopan.
Terus ini penjelasannya seperti apa ya?
Gini... kalo anda mau bisa jadi cerdik tadi gitu ya.
Cerdik tadi kan, bener bener mengatur strategi dgn benar.
Ngomong dgn ditata.
Itu memang kita butuh tenang.
Tenang, ramah, sopan. Handal mengendalikan emosi gitu ya.
Karena logika kita, akan jauh berjalan lebih baik, kalo kita
tidak emosional.
Kita boleh marah dan tegas dalam negosiasi. Tapi sekali lagi,
harus dipastikan hal tersebut memang sudah direncanakan,
bukan karena terpancing emosi oleh lawan negosiasi kita.
Jadi kalo misalnya negosiasi dalam keadaan terburu buru,
dalam keadaaan tidak tenang, itu hasilnya.
Kalo anda tidak ramah anda tidak disukai, kalo tidak sopan
anda tidak di sukai.
Hasilnya pasti kurang gitu.
Hasilnya banyak mlesetnya lah gitu ya.
Tidak sesuai dgn apa yg diinginkan ya pak tung ya.
Yess.
Apakah dari para negosiator ulung ini pak tung, mereka
memang menerapkan prinsip prinsip ini, sehingga mereka
hampir selalu berhasil dalam negosiasi nya pak tung?
Jadi bukan selalu berhasil.
Tapi keberhasilannya akan meningkat lebih pesat, dari pada
kalo mereka tidak mempunyai prinsip prinsip seperti ini.
Ok, baik. Sudah tiga kita bahas yak.
Tiga prinsip dari 6 prinsip negosiasi revolution bersama pak
tung yg kita bahas. Masih ada 3 lagi.
Kita akan bahas lagi disekmen akhir, dalam smartbisnis talk.
Kita jeda dulu untuk beberapa informasi komersial berikut,
kami akan segera kembali.

Kita lanjutkan kembali smartbisnis talk, bersama pak tung


desem waringin mengenai 6 prinsip negosiasi revolution.
Dalam semua segi loh, kita butuh untuk bernegosiasi ya pak
tung ya.
Bahkan pak tung sendiri mengirimkan muritnya untuk belajar
ttg negosiasi ini ke harvard langsung ya pak tung.
Ke harvard, ke M.I.T , terus belajar.
Sebegitu seriusnya, untuk mempelajari mengenai negosiasi.
Nah 3 prinsip sudah kita pelajaari pak tung ya, nah prinsip
berikutnya biar tuntas nih pak tung, biar nggk penasaran. Apa
lagi prinsip yg harus kita miliki ketika kita mau mulai untuk
bernegosiasi pak tung?
Betul.
Jadi yg keempat adalah jangan mudah berkata tidak dan
jangan mudah menerima jawaban tidak.
Maksutnya seperti apa?
Untuk mendapatkan yg terbaik.
Berbagai macam opsi , sebaiknya kita selalu menghindari
kata tidak. Semaksimal mungkin.
"Oh kalau itu aku tidak mau"
Dari pada ngomong, kalo itu tidak mau.
Misalnya bisa sih, kalo seperti itu, alangkah baiknya ada
syaratnya.
Nahhhh kan gitu ya.
Atau bisa enggak pakai alternatif yg lain.
Jadi kita bukan langsung ngomong TIDAK terlebih dahulu.
Karena begitu TIDAK, langsung menghentikan percakapan
sering kali gitu ya.
Jadi boleh , enggak? Boleh.
Kalo in purpose. Setelah itu anda punya jalan exit close nya
begitu ya.
Dgn menghindari kata tidak. Maka kita diharapkan bisa
berpikir lebih kreatif untuk mencari solusi, syaratnya seperti
apa , kombinasi hasil yg kita inginkan.
Sebaliknya kita juga jangan dgn mudah menerima jawaban
tidak, dari lawan kita.
Apabila kita menerima jawaban Tidak bisa. Kita bisa langsung
menanggapi dgn cara " bagaimana ya caranya supaya bisa?"
Contohnya pada waktu saya mau hujan uang. Masih ingat?
Ada orang gila, hujan uang lewat pesawat terbang.
Bagi bagi uang, itu acara marketing ya.
Jadi waktu saya launching marketing revolution. saya hujan
uang lewat pesawat terbang, dilarang oleh kapolda metro
jaya.
Saya utus GM saya, pak diki m sidik. Saya ajarin, pokoknya
kalo dia bilang Tidak bisa, boleh kita tanyak. Pemikirannya
boleh tau pak? Kenapa tidak bisanya?
Cuman dua kali.
Selanjutanya, setelah anda tau tidak boleh.
Anda tanyak, supaya boleh? Supaya bisa?
Itu tanyak nya berapa? 20 kali ok.
Jadi pada waktu dia bilang, pak boleh tau pak pertimbangan
nya apa, mungkin pak kapolda.
Hahaha Ini ternyata jurus negosiasi nya. Ketika orang bilang
tidak, supaya boleh gimana?
Mustinya kan ada syaratnya pak, supaya boleh.
Oh kita keamanannya kurang ini, karena kita baru untuk
mengamankan pak sby pada waktu lari karena 1 juni 37 ribu
orang. PDI baru memerahkan, karena hari kesaktian
pancasila. Memerahkan jakarta 30.000 orang. Takut rusuh.
Kalo begitu berarti masalahnya jumlah keamanannya tidak
memadai untuk disenayan. Kalo ditempat lain pak?
Supaya boleh , apakah tempat lain boleh?
Langsung kita kasih usulan jugak. Kasih alternatif.
Wah kemayoran. Ok deh, saya majuin.
Maju ke pak kapolda. Pak kapolda bilang, sat set mohon maaf
pak kan ndak boleh.
Kalo misalnya, kenapa kok endak boleh?
Karena ini keamanannya tetap kurang, jadi kemayoran kita
jugak ndak bisa mengamankan anda.
Kalo gitu supaya boleh pak?
Misalnya waktu lain, atau mungkin tempat lainnya. Supaya
boleh?
Begitu kita tanyak supaya boleh terus , mendadak ada
kapolres pulau seribu. wah gimana kalo dipulau seribu?
Loh kemudian GM saya telepon ke saya. Pak tung dipulau
seribu gimana? Cocok , deal.
Loh Kan endak ada yg rebutan? Tenang gitu loh.
Yg penting itu wartawannya. Orang kita itu bukan untuk
amal, tapi untuk mendapatkan sorotan mas media kok.
Jadi yg penting bukan yg rebutan. Yg penting wartawannya.
Loh bapak mau datang ke pulau seribu? Ya mau lah.
Kapal kita bawain, terus kemudian yg rebutan kan ndak ada.
Jadi wartawan nya dapat bagian lebih banyak toh.
Happy toh.
Kalo endak ada yg mau rebutan, saya kerahkan saudara
suadara saya.
Jadi everybody happy.
Wartawan happy, ndak usah pengamanan khusus. Polisinya
jugak happy.
Terus yg datang disana, dapat duit lebih banyak karena
disebar dipulau seribu.
Jadi prinsipnya memang jangan kebanyakan kata enggak ya.
Kita tanyak, supaya boleh?
Supaya bisa?
Mestinya ada syaratnya, supaya boleh.
Kira kira supaya boleh?
Maju lagi ke kapolda. Kapoldanya bilang, endak boleh.
Karena sudah terlanjur ngomong ke wartawan.
Oh kalo gitu supaya boleh?
Ya ditempat yg lain aja.
Bisa bantu tempat lain.
Supaya bisa? Supaya boleh? Supaya bisa?
Mendadak dapat diserang.
Dan tempatnya apa? Aman sekali.
Kok bisa aman? Lapangan sepak bolanya kopassus.
Saya tanyak mereka, aman kan?
Aman pak tung.
Ini orang lewat aja di prit suruh push up. Ndak ada yg berani.
Ada jalan raya, enggak ada pak. Aman pak.
Ini teknik yg layak ditiru ya pak tung ya, supaya boleh atau
supaya bisa dgn syarat tertentu.
Ini prinsip yg keempat.

Kita selesaiin dulu pak tung ya.


Boleh boleh.
Sampai yg keenam, karena waktu kita tinggal sebentar.
Prinsip berikutnya?
Jadi semua hal, yg Kelima.
Semua hal dapat dinegosiasikan, tapi tidak semua hal layak
untuk di negosiasikan.
Yg enggak layak, yg seperti apa pak tung?
Kalo bagi saya misalnya sayur gitu.
375 ditawar 275 boleh enggak?
Hahaha. Nawarnya keterlaluan ya pak tung, itu udah murah.
Saya bayar dia 500, dia juga untung.
Ya sudah gitu ya pak tung ya.
Jadi ketika sesuatu hal itu istilahnya mempengaruhi
kehidupan kita dalam resiko yg cukup besar, positifnya cukup
besar dan waktunya cukup lama. Ya layak kita negosiasikan.
Tetapi kalo bagi kita tidak begitu beresiko , dan waktunya
terlalu wis thing time untuk negosiasi terhadap hal hal
tersebut.
Something kita ngomong, penghasilan mu itu berapa? Terus
luangkan waktu untuk negosiasi itu berapa lama?
Uh 2 jam 3 jam, berhasil menghematkan 25 rupiah.
Itu kan tidak layak untuk di negosiasikan.
Nah ini murit saya pada waktu, saya berangkatkan ke
harvard. Pada waktu itu dia bileng begini, emm pak tung kita
cobak langsung latihan negosiasi.
Langsung dia kirim surat sama harvard.
Harvard begini loh, saya kan ngambil juga di MIT, jadi
ngambil banyak begini, dan jumlahnya bagi orang indonesia
itu cukup mahal. Karena US dollar jugak naik begitu besarnya
di indonesia kita jelaskan seperti ini. Apakah diperkenankan,
bisa mendapatkan diskon?
Dapat email balasan.
Harvard sekelas intitusi harvard memberikan diskon 20
persen, keren toh?... why not, lumayan 20 persen dari berapa
ribu US. Lumayan sak lumayan lumayan nya.
Jadi inilah prinsip ke 5 , bahwa semua dapat di negosiasikan
tapi tidak semua layak untuk dinegosiasikan.
Ada hal hal yg tidak usah lah dinegosiasikan. Ya udah lah.
Happy happy lah.

Ok prinsip terakhir dari negosiasi revolution?


Namanya the power of ngeyel.
Nih pak tung banget, hahaha.
Supaya bisa? Supaya boleh? Pie carane?..
Apa ini pal tung prinsip yg terakhir the power of ngeyel?
Ketika keberhasilan sebuah negosiasi sedikit banyak
ditentukan oleh level persistensi atau ngeyel atau kegigihan
dari sang negosiator.
Salah satu contoh, angka boleh plus minus, karena saya tidak
begitu, ini bisa jadi ternak distorsi.
Tapi begini... saya pernah baca satu statistik, untuk orang di
insuren. Ternyata orang yg ditolak oleh orang yg sama, lebih
dari 5 kali. Orang ini menghasilkan omset 67% atau 76%. Bisa
jadi terbalik.
Dari seluruh asuransi tersebut.
Jadi begini.. orang yg ditolak pertama, oleh orang yg sama, yg
kemudian sudah kabur. Itu omsetnya ternyata cumak sekian
persen dari total dari penghasilan, dari insuren tadi.
Tapi orang yg ditolak 5 kali lebih, 5 kali keatas. Ada yg 6 kali 7
kali, oleh orang yg sama. Tentu saja orang yg berpotensi
begitu ya. Mereka menghasilkan orang orang yg ditolak ini
tadi. Ditolak masih maju lagi, besok datang lagi, masih kekeh.
Itu menghasilkan omset 76% dari total insuren omsetnya.
Itu buah dari kegigihan.
Jadi tidak ada yg menggalahkan kegigihan. Not iven
kecerdasan, not iven hoki. Hoki hanya sekali kok.
Tapi kalo kegigihan, berkali kali.
Karena itu sesuatu yg diusahakan gitu ya, diperjuangkan ya
pak tung ya.
Yess.
Apakah kegigihan itu sama dgn kengeyelan pak tung?
Jadi beda tipis antara dablek dgn gigih.
Bedanya apa sih gitu ya? Pertanyaan yg very smart.
Pertanyaan nya gini, kalo yg namannya ndablek itu kita sudah
tau tidak berhasil, masih kita ngotot.
Tapi kalo yg namanya tangguh, kita tau bahwa itu berhasil
maka kita tidak pernah menyerah. Beda enggak?
Beda.
Bedanya kita sudah tau dari , oh ini plus mines ndak mungkin
ini.
Kalo endak mungkin ya kita ngeyel terus, ya itu namanya
dablek, keras kepala.
Tapi kalo kita, enggk kok endak ada salahnya kok, ini terbukti
kok. Kalo orang orang yg 5 kali 6 kali ngotot gini lebih
berhasil, saya akan 5 kali 6 kali. Statistik berbicara kok.
Saya semakin banyak ditolak, semakin berhasil. No problem.
Di tolak lagi, give me more.
Tapi meskipun diluar orang ngelihatnya sama, gitu pak tung.
Ini orang dablek banget. Ini orang ngeyel banget. Ini orang
kok kekeh banget. Gitu ya. Sementara ada yg mungkin, dia
tau pasti hasilnya apa, sementara ada juga yg enggak tau,
sebenarnya ini bisa atau enggak sih, gitu kan pak tung.
Tapi kan kelihatan dari luar kan sama saja, gitu pak tung.
Kita hanya bisa hakimi, ketika waktu berlalu.
Dan lihat hasilnya.
Yess.
Orangnya sukses enggak sih?
Jadi terbukti semua perjuangannya pak tung ya.

Ok.. kesimpulan deh dari 6 prinsio negosiasi revolution ini


sebagai penutup, untuk smart listener. Silahkan pak tung.
Nomer satu, bahwa tidak ada aturan dalam bernegosiasi.
Maka apapun dapat dilakukan. Jadi hati hati.
Kemudian yg kedua, kita harus 3C.
Cermat, cerdik dan cepat.
Kemudian yg ketiga, harus tenang, ramah dan sopan.
Yg keempat, tidak mudah berkata tidak dan tidak mudah
menerima jawaban tidak.
Yg kelima, semua dapat di negosiasikan, tapi tidak semua hal
layak dinegosiasikan.
Pilih pilih yg dinegosiasikan.
Yg keenam, the power of ngeyel, persisten, ngotot, ini akan
membuat kita berhasil.

Nah bagi smart listener yg saya cintai, yg ingin anda


mendapatkan 18 teknik negosiasi, taktiknya. Untuk
mendapatkan kesepakatan, hasil pemikiran tung desem
waringin melalui email.
Ini yg terakhir kalinya saya tawarkan, minggu depan tidak
akan saya beri sama sekali gitu ya.
Anda silahkan, anda kasih nama dan email.
Dan bila anda ingin mendapatkan training secara gratis dari
murit saya yg ke harvard dan yg ke MIT.
Uhh dapat ilmu langsung dari orang yg langsung belakar dari
harvard ceritanya pak tung ya. Wow.
Yess..
Bahkan bisa secara gratis anda hanya tinggal beli tiket
pesawat dan hotelnya saja, karena orangnya datang dari
surabaya.
Terus ada biaya uang sakunya saja.
Uang makan, uang kecil saja.
Karena harusnya kalo anda bayar ke harvard kan minimal
8000 US habis.
Jadi ini anda akan mendapatkan secara gratis, dgn cara
gimana?
Anda ketik nama anda dan email anda, serta tulis bahwa saya
ingin mendapatkan training perusahaan ini, syaratnya apa?
Kondisinya apa? Silahkan anda SMS ke nomer yg sama tadi.
08121112959. Sekarang jugak.
Biar komplit ya pak tung ya.
Enggak cuman penjelasan direkaman di radio, ada juga lewat
email.
Perusahan yg ingin training ilmu ala harvard, kirim lewat
email.
Semua akan dijelaskan nanti.

Semoga ini semua bermanfaat pak tung ya. Bagi berkah buat
semua.
Biar nggk cuman pak tung yg jadi milionaire ya.
Semuanya dong bisa.
Jadi triliuner.
Amin amin amin.
Kita akhiri smart bisnis talk untuk pagi hari ini. Saya alenia
mohamel dan tung desem waringin. Saya mengucapkan
salam dahsyat.

......

Anda mungkin juga menyukai