Anda di halaman 1dari 8

2.

Alat dan Teknik Pengembangan SIM-Grafik (6 Klasifikasi)

1. HIPO Diagram. Digunakan pada metodologi HIPO dan metodologi lainnya


HIPO (Hierarchy Plus Input-Process-Output), adalah alat dokumentasi program yang
berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam system digambarkan oleh fungsi
utamanya.
Tujuan Utama HIPO
a. Untuk memberikan struktur yang memungkinkanfungsi suatu sistem dapat
dimengerti.
b. Untuk menguraikan fungsi-fungsi yang akan dikerjakan olehsustu program,
bukan untuk mengkhususkan pernyataanprogram yang dipakai untuk
melaksanakan fungsi-fungsi tersebut.
c. Untuk memberikan deskripsi visual dari input yang akandipakai serta output
yang akan dihasilakan oleh masing-masing fungsi pada tiap-tiap tingkat
diagram.
d. Tujuan HIPO yang paling penting adalah untuk menghasilkanoutput yang
benar dan dapat memenuhi kebutuhan user.
Jenis-jenis Diagram dalam Paket HIPO
Paket HIPO berisi tiga jenis diagram, yaitu :
a. Daftar Isi Visual/ Visual Tabel of Contents (VTOC), yang terdiri dari satu
diagram hirarki atau lebih. Pada diagram ini nama dan nomor dari program
HIPO diitentifikasikan. Struktur paket diagram dan hubungan fungsi juga
diidentifikasikan dalam bentuk hirarki.

b. Diagram Ringkasan/ Overview Diagram yaitu suatu seridiagram fungsional.


Masing-masing diagram dihubungkan dengan salah satu fungsi sistem. Input
pada diagram ini berisis item-item data yang dipakai oleh proses, sedangkan
proses merupakan urutan langkah-langkah yang menelaskan fungsi yang
sedang dijalankan untuk menghasilkan suatu output. Output berisikan item-
item data yang dihasilkan dan diubah oleh proses. Anak panah pada diagram
ringkasan dari input ke proses menunjukan hubungan antara item data di input
dan langkah-langkah proses, sedangkan anak panah dari proses ke output
menunjukan hubungan tahap-tahap proses dan item data output.

c. Diagram Rinci/ Detail Diagram yaitu suatu seri diagram fungsional dan
masing-masing diagram dihubungkan dengan sebuah sub-fungsi sistem.
Fungsi dari diagram ini adalah menjelaskan fungsi-fungsi khusus, menunjukan
item-item output dan input yang khusus dan menunjukan diagram rinci
lainnya.
2. Data Flow Diagram. Digunakan pada metodologi Structured System Analysis and
Design
Digunakan untuk menggambarkan suatu system yang telah ada atau system baru yang
akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana
data tersebut menglir (misalnya lewat telpon, surat dan sebaginya) atau lingkungan
fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, mcrifile, harddisk, tape,
diskette dan lain sebagianya)
BENTUK DFD
Terdapat dua bentuk DFD yaitu DFD fisik (physical data flow diagram= PDFD) dan
DFD logika logika (logical data flow diagram= LDFD). DFD Fisik lebih menekankan
pada bagian proses sistem diterapkan sedangkan DFD logika lebih menekankan pada
proses-proses apa yang terdapat pada sistem.

A. DFD Fisik (physical data flow diagram= PDFD)


DFD fisik lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang sudah ada
(sistem lama). Penekanan DFD fisik adalah bagaimana proses proses sistem
diterapkan (dengan cara apa, oleh siapa, dan di mana), termasuk proses proses manual
di dalamnya.
DFD Fisik harus memuat :
 Proses-proses manual
 Nama arus data harus menunjukkan penerapannya seperti nomor formulir dan
medianya, waktu mengalirnya, dsb. Dengan kata lain, nama arus data harus
memuat keterangan yang cukup terinci untuk menunjukkan Bagaimana
pemakaian sistem memahami kerja sistem
 Simpanan data dapat menunjukkan simpanan non komputer
 nama dari simpanan data harus menunjukkan tipe penerapannya Apakah
manual atau terkomputerisasi
 proses harus menunjukkan nama pem-proses, Yaitu orang, Departemen,
sistem komputer, atau nama program komputer yang mengeksekusi proses
tersebut
B. DFD logika logika (logical data flow diagram= LDFD)
DFD logika lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan
diusulkan (sistem baru). Untuk sistem komputerisasi penggambaran DFD logika
hanya akan menunjukkan kebutuhan proses sistem, dan umumnya yang digambarkan
hanya proses-proses secara komputer saja.
PENGGAMBARAN DFD
Tidak ada aturan baku untuk menggambarkan DFD, tapi dari berbagai referensi yang
ada, secara garis besar :
1. Buat diagram konteks
Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yg menggambarkan hubungan
sistem dengan lingkungan luarnya.
Caranya :
• Tentukan nama sistemnya.
• Tentukan batasan sistemnya.
• Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem.
• Tentukan apa yang diterima / diberikan terminator dari / pada sistem.
• Gambarkan diagram konteks.
2. Buat diagram level zero
Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks
Cara :
• Tentukan proses utama yang ada pada sistem.
• Tentukan apa yang diberikan / diterima masing‐masing proses pada / dari sistem
sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar /masuk dari suatu
level harus sama dengan alur data yang masuk / keluar pada level berikutnya)
• Apabila diperlukan, munculkan simpanan data (master) sebagai sumber maupun
tujuan alur data
• Gambarkan diagram level zero.
 Hindari perpotongan arus data dengan membuat duplikat dari simpanan data
atau terminator. Duplikasi pada terminator dapat disimbolkan dengan garis
miring ( / ) atau asteriks ( *). Sedangkan pada simpanan data dapat digunakan
asteriks ( * ) atau garis vertikal ( | ).
 Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses).
3. Buat diagram level Satu
Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero.
Cara :
• Tentukan proses yang lebih kecil (sub‐proses) dari proses utama yang ada di level
zero.
• Tentukan apa yang diberikan / diterima masing‐masing sub‐proses pada / dari sistem
dan perhatikan konsep keseimbangan.
• Apabila diperlukan, munculkan simpanan data (transaksi) sebagai sumber maupun
tujuan alur data.
• Gambarkan DFD level Satu
 Hindari perpotongan arus data dengan membuat duplikat dari simpanan data
atau terminator..
 Beri nomor pada masing‐masing sub‐proses yang menunjukkan
 dekomposisi dari proses sebelumnya. Contoh : 1.1, 1.2, 2.1
4. DFD level dua, tiga, ..
Diagram ini merupakan dekomposisi dari level sebelumnya. Proses dekomposisi
dilakukan sampai dengan proses siap dituangkan ke dalam program. Aturan yang
digunakan sama dengan level satu

3. Structured Chart.
Proses Membuat Structure Chart
Untuk membuat sebuah structure chart, terdapat empat tahapan proses yang dapat
dilakukan:
Tahap 1: Mengidentifikasi Modul dan Level. Pada tahap ini, analis dapat
mengidentifikasi modul dan level dengan melakukan konversi proses yang ada pada
DFD ke dalam modul-modul structure chart. Perbedaan tingkatan atau level yang
telah dibuat pada DFD diterjemahkan ke dalam modul dengan tingkatan yang berbeda
pula pada structure chart. Pada gambar di bawah, DFD level konteks (level-context
DFD) ditempatkan pada bagian tertinggi dari structure chart untuk merepresentasikan
modul kontrol yang mengatur keseluruhan fungsi sistem. Lalu di bawahnya
ditempatkan DFD Level 0 sebagai modul subordinat.
Tahap 2: Mengidentifikasi Hubungan Spesial. Pada tahap ini, yang dilakukan
adalah menambahkan notasi loop (iterasi) dan conditional line (garis kondisi). Hal ini
dilakukan untuk merepresentasikan modul mana yang bersifat perulangan ataupun
modul yang bersifat opsional.
Tahap 3: Menambahkan Couples. Pada tahap ini, analis mengidentifikasi
informasi yang terdapat di antara modul-modul. Informasi ini dapat berupa atribut
suatu data atau parameter kontrol. Informasi yang berupa atribut data dinotasikan oleh
panah dengan lingkaran kosong. Sedangkan informasi yang berupa parameter kontrol
dinotasikan oleh panah dengan lingkaran penuh.
Tahap 4: Meninjau dan Merevisi Structure Chart. Pada tahap ini, analis akan
meninjau ulang dan melakukan revisi terhadap structure chart versi pertama yang
telah dibuat berdasarkan DFD, use case, dan definisi kebutuhan pengguna. Namun
masih terdapat bagian yang perlu dilakukan konfirmasi yang sesuai dengan informasi
yang ada dalam proses bisnis ataupun perubahan yang diinginkan pengguna.
4. SADT Diagram. Digunakan pada metodologi SADT
Structured Analysis and Design Technique, memandang suatu system terdiri dari dua
hal : benda (obyek, dokumen atau data) dan kejadian (kegiatan yang dilakukan oleh
orang, mesin atau prangkat lunak). Menggunakan dua tipe diagram yaitu, diagram
kegiatan (activity diagrams, disebut actigrams) dan diagra m data (data diagrams
disebut datagrams)

Gambar 4. Diagram Dalam SADT


5. Warnier atau Orr Diagram. Digunakan pada metodologi Warnier atau Orr
WARNIER/ORR DIAGRAM (W/O)
W/O adalah metodologi yang dikembangkan oleh Jean Doimininique Warnier pada
awal tahun 1970-an dan dikembangkan lebih lanjut oleh Ken Orr. W/O mirip dengan
hierarchy chart yang dibuat secara vertikal dan dikembangkan secara horizontal.
Metode ini membantu rancangan struktur program dengan mengidentifikasi hasil
output dan pengolahan dan kemudian bekerja mundur untuk menentukan langkah-
langkah dan kombinasi dari masukanyang diperlukan untuk menghasilkan mereka.
Metode grafis yang digunakan dalam digunakan dalam Warnier/Orr diagram
membuat tingkat dalamsistem jelas dan pergerakan data yang di antara mereka hidup.
ELEMEN DASAR
Warnier / Orr diagram menunjukkan proses dan urutan di mana mereka dilakukan.
Setiap proses didefiniskan secara hirarkis yakni terdiri dari set subproses, yang
mendefinisikannya. Pada setiap tingkat, proses ini ditunjukkan dalam braket bahwa
kelompok-kelompok komponennya. Karena proses dapat memiliki subproses yang
berbeda, Warnier/Orr diagram menggunakan satu set kurung untuk menunjukkan
setiap tingkat dari sistem. Faktor penting dalam s/w definisi dan pengembangan
adalah iterasi atau pengulangan dan perubahan. Warnier / Orr diagrammenunjukkan
hal ini dengan sangat baik
Constructs di Warnier/Orr Diagram
Ada empat konstruksi dasar yang digunakan pada Warnier / Orr diagram: hirarki,
urutan, pengulangan, dan pergantian. Ada juga dua konsep yangsedikit lebih maju
yang kadang"kadang diperlukan concurrency dan rekursi.
Menggunakan Warnier / Orr diagram
Untuk mengembangkan diagram Warnier / Orr, analis bekerja mundur, mulai dengan
output sistem dan menggunakan hasil analisis berorientasi. Di atas kertas, bergerak
pengembangan dari kanan ke kiri. Pertama output dimaksudkan atau hasil dari proses
tersebut didefiniskan. Pada tingkat berikutnya yang ditunjukkan oleh inklusi dengan
braket, langkah-langkah yang diperlukan untuk menghasilkan output didefinisikan.
Setiap langkah pada gilirannya ditetapkan lebih lanjut. Tambahan kurung kelompok
proses yang diperlukan untuk memproduksi hasil pada tingkat berikutnya
6. Jackson's Diagram .Digunakan pada metodologi Jackson's System Development
Jackson’s System Develpoment (JSD) membangun suatu model dari dunia nyata
(real world) yang menyediakan subyek-subyek permasalahan dari system.

Disamping alat-alat berbentuk grafik yang digunakan pada suatu metode tertentu,
terdapat pula beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya umum dapat digunakan pada
semua metodologi yang ada. Alat-alat ini berupa bagan yang diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting)


a. Bagan alir sistem (system flowchart)
b. Bagan alir program (program flowchart)
 Bagan alir logika progam (program logic flowchart)
 Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program
flowchart)
c. Bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart) atau yang disebut juga dengan
bagan alir formulir (form flowchart).
d. Bagan alir hubungan database (database relationship flowchart)
e. Bagan alir proses (process flowchart)
f. Gantt chart
2. Bagan untuk menggambarkan tata letak (layout charting)
3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personal relationship
a. Bagan distribusi kerja (working distribution chart)
b. Bagan organisasi (organization chart)

Teknik yang tersedia untuk pengembangan sistem biasanya tidak khusus untuk suatu
metodologi tertentu namun dapat digunakan untuk semua metodologi yang ada. Teknik-
teknik tersebut adalah:

a. Teknik manajemen proyek, yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT
(ProgramEvaluation and Review Technique) yang digunakan untuk penjadualan
proyek.
b. Teknik menemukan fakta (fact finding technique) yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada.
Teknik-teknik ini diantaranya adalah:
 Wawancara
 Observasi
 Daftar pertanyaan/ kuesioner
 Pengumpulan sampel (sampling)
c. Teknik analisis biaya/manfaat (cost-effectiveness analysis atau cost-benefit analysis)
d. Teknik untuk menjalankan rapat
e. Teknik inspeksi / walkthrough.

Perancangan Sistem. Link URL :


http://directory.umm.ac.id/SIP/Bahasan4_Peranc_Terstruktur.pdf. Diakses pada 30
Maret 2023

Roth, R. M., Dennis, A., & Wixom, B. H. (2013). System Analysis and Design 5th Edition.
Singapore: Jogn Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai