Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PERANGKAT LUNAK ANALISIS TERSTRUKTUR

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pratikum Rekayasa Perangkat Lunak pada pertemuan kedua semester lima.

Disusun Oleh : Nama NIM : Fitriana Puspita Sari : 24010311130053

JURUSAN ILMU KOMPUTER/ INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2013/ 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Teori Analisis terstruktur merupakan teknik yang mendefinisikan spesifikasi fungsional perangkat lunak secara terstruktur melalui Data Flow Diagrams (DFD), Data Dictionary, Entity Relationship Diagram (ERD) dan State Transition Diagram (STD). Dalam melakukan analisis terstruktur dibutuhkan alat bantu yaitu perangkat pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan hasil pelaksanaan analisis terstruktur. Beberapa perangkat pemodelan analisis terstruktur tersebut diantaranya : 1. ERD (Entity Relationship Diagram) ERD adalah diagram yang menggambarkan keterhubungan antar data secara konseptual dimana didasarkan pada keterhubungan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari kumpulan objek (entitas) dan hubungan yang terjadi antar entitas tersebut disebut relasi (relationship). Elemen-elemen ERD: a. Entitas Merupakan suatu objek yang digambarkan dengan persegi panjang. b. Entitas Lemah Merupakan suatu objek yang lemah keberadaannya dalam ERD / bisa dianggap tidak terlalu dibutuhkan. c. Garis Penghubung Merupakan garis penghubung dari Entitas ke Relasi. d. Relasi Merupakan keterhubungan antara Entitas satu ke Entitas yang lainnya. e. Atribut Merupakan pelengkap/ penambah informasi untuk Entitas, sehingga Entitas menjadi lebih informatif. f. Generalisasi Merupakan identifikasi Atribut-atribut yang sama pada dua Entitas dan kemudian dilakukan generalisasi menjadi sebuah Entitas baru.

2. DFD (Data Flow Diagram) Diagram yang mempresentasikan bagaimana informasi keluar masuk dari dan ke dalam sistem perangkat lunak melalui proses yang mengubah informasi tersebut dan dimana informasi disimpan. Elemen-elemen DFD: a. Aliran Data (Data Flow) Berupa anak panah dimana sebagai tempat aliran informasi, setiap aliran data diberi nama sesuai dengan isi dari informasi yang mengalir bukan nama dokumennya. b. Proses Berfungsi merubah aliran data yang berupa informasi masukan menjadi keluaran, nama yang diberikan pada setiap proses harus dapat menjelaskan apa yang dilakukan oleh proses dan merupakan kata kerja, selain nama juga diberi nomor pada setiap proses. c. Penyimpanan Data (Data Store) Merupakan tempat informasi atau tempat informasi, saat informasi dibutuhkan Aliran Data mengalir dari Penyimpanan Data menuju Proses, sedangkan saat informasi akan disimpan Aliran Data mengalir dari Proses ke Penyimpanan Data. d. Entitas Eksternal (Terminator) Menggambarkan entitas yang berinteraksi dengan sistem yang berada di luar ruangan lingkup sistem, atau dapat disebut juga entitas sebagai konsumen dari sistem. Dapat berupa orang, unit organisasi, komputer eksternal atau sistem lain. Langkah dalam membuat DFD adalah sebagai beriku: 1. Identifikasi entitas luar, input, dan output Identifikasi terlebih dahulu semua entitas luar, input dan ouput yang terlibat di sistem. 2. Buat diagram konteks Diagram ini adalah diagram level tertinggi dari DFD yang menggambarkan hubungan sistem dengan lingkungan luarnya. Caranya : a. Tentukan nama sistemnya. b. Tentukan batasan sistemnya. c. Tentukan terminator apa saja yang ada dalam sistem. d. Tentukan apa yang diterima/diberikan external entity dari/ ke sistem.

e. Gambarkan diagram konteks. 3. Buat diagram level nol Diagram ini adalah dekomposisi dari diagram konteks. Caranya : a. Tentukan proses utama yang ada pada sistem. b. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing proses ke/dari sistem sambil memperhatikan konsep keseimbangan (alur data yang keluar/masuk dari suatu level harus sama dengan alur data yang masuk/keluar pada level berikutnya). c. Apabila diperlukan, munculkan data store (master) sebagai sumber maupun tujuan alur data. d. Hindari perpotongan arus data e. Beri nomor pada proses utama (nomor tidak menunjukkan urutan proses). 4. Buat diagram level satu Diagram ini merupakan dekomposisi dari diagram level zero. Caranya : a. Tentukan proses yang lebih kecil (sub-proses) dari proses utama yang ada di level zero. b. Tentukan apa yang diberikan/diterima masing-masing sub-proses ke/dari sistem dan perhatikan konsep keseimbangan. c. Apabila diperlukan, munculkan data store (transaksi) sebagai sumber maupun tujuan alur data. d. Hindari perpotongan arus data. e. Beri nomor pada masing-masing sub-proses yang menunjukkan dekomposisi dari proses sebelumnya.C ontoh : 1.1, 1.2, 2 Kesalahan dalam pembuatan DFD: 1. Proses mempunyai input tetapi tidak menghasilkan output. Kesalahan ini disebut dengan black hole (lubang hitam), karena data masuk ke dalam proses dan lenyap tidak berbekas seperti dimasukkan ke dalam lubang hitam. 2. Proses menghasilkan output tetapi tidak pernah menerima input. Kesalahan ini disebut dengan miracle (ajaib), karena ajaib dihasilkan output tanpa pernah menerima input. 3. Input yang masuk tidak sesuai dengan kebutuhan proses 4. Data Store tidak memiliki keluaran

5. Data Store tidak memiliki masukan 6. Hubungan langsung antar entitas luar 7. Masukan langsung entitas data store 8. Keluaran langsun dari data store ke Entitas luar 9. Hubungan langsung antar data store 10. Data masukan dan keluaran yang tidak bersesuain dalam data store

B. Rumusan Masalah Kasus: Untuk memudahkan pengelolaan artikel ilmiah, diperlukan sebuah sistem pengelola artikel ilmiah yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan menentukan kategori artikel, menambahkan artikel, dan menghapus artikel. Sistem pengelola artikel tersebut dapat memberikan tanda bintang pada artikel2 ilmiah yang disukai oleh pengguna.

Rumusan masalah dari kasus diatas adalah: 1. Bagaimana membuat ERD sesuai dengan kasus yang diberikan. 2. Bagamana membuat diagram dekomposisinya. 3. Bagaimana membuat DFD untuk setiap level dari diagram dekomposisinya.

BAB II PEMBAHASAN

Untuk melakukan analisis terstruktur, maka dibuat ERD, diagram dekomposisi, dan DFD untuk kasus tersebut sebagai berikut. 1. ERD Pada diagram entity relationship tersebut, terdapat 3 entitas yang masing-masing memiliki atribut dan saling berhubungan satu sama yang lain, seperti terlihat dalam gambar dibawah ini.

2. Diagram Dekomposisi Pada diagram dekomposisi menggambarkan struktur dasar sebagai pembuatan DFD pada tahap selanjutnya. Pada diagram dekomposisi dibawah ini, penggalian sistem hanya sampai level 2 saja.

3. DFD a. DFD level 0 Berisi gambaran aliran data pada sistemm secara keseluruhan. DFD level nol sama dengan diagram komteks.

DFD level 1 Pada DFD level 1 menampilkan proses-proses pada level 1 secara detail berdasarkan proses apa saja yang dilakukan beserta dengan aliran datanya dan penyimpanannya.

DFD level 2 Pada DFD level 2 ini berupa penjabaran lebih lanjut tentang proses diatasnya. Biasanya proses yang lebih kompleks.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari penjelasan diatas, maka diperoleh kesimpulan: 1. Dalam membuat ERD penentuan entitas, atribut, dan relasi disesuaikan dengan apa saja yang terjadi dalam suatu sistem. 2. Dalam membuat Diagram dekomposisi, digali berdasarkan level yang paling atas (nol) hingga level paling akhir (hingga sistem tidak dapat dipecah lagi). 3. Data Flow Diagram berisi aliran-aliran data yang mengalir dalam sebuah sistem secara keseluruhan. 4. Jumlah proses yang masuk dan keluar pada entitas DFD harus konsisten.

Anda mungkin juga menyukai