Anda di halaman 1dari 38

1

SALINAN

WALI KOTA BANDUNG


PROVINSI JAWA BARAT
PERATURAN WALI KOTA BANDUNG
NOMOR 1335 TAHUN 2017
TENTANG
PENGADAAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BANDUNG,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 40 dan Pasal 42


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah, Perangkat Daerah yang telah
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) mempunyai kewenangan
untuk melakukan pengangkatan dan pemberhentian
Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD;
b. bahwa dalam upaya peningkatan pelayanan bidang
kesehatan, pada Rumah Sakit Daerah dan UPT. Dinas
Kesehatan telah diberlakukan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD),
harus didukung oleh sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi, dan untuk itu perlu dilakukan
pengaturan mengenai pola pengadaan, dan pengelolaan
dan pembinaan secara terpadu serta berkelanjutan yang
diatur dengan Peraturan Wali Kota;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Wali Kota tentang Pengadaan dan Pengelolaan
Sumber Daya Manusia pada Badan Layanan Umum
Daerah Bidang Kesehatan;

Mengingat....

https://jdih.bandung.go.id/home/
2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2009
tentang Sistem Kesehatan Kota Bandung;
13. Peraturan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
3

14. Peraturan Walikota Bandung Nomor 571 Tahun 2011


tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Bandung;
15. Peraturan Walikota Bandung Nomor 094 Tahun 2012
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Khusus Ibu
dan Anak Kota Bandung;
16. Peraturan Walikota Bandung Nomor 787 Tahun 2012
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Khusus Gigi
dan Mulut Kota Bandung;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG PENGADAAN DAN


PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG KESEHATAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Kota adalah Kota Bandung.
2. Pemerintah Daerah Kota adalah Wali Kota sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
Otonom.
3. Wali Kota adalah Wali Kota Bandung.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan
DPRD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah.
5. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan yang
selanjutnya disingkat BKPP adalah Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kota Bandung.
6. Dinas Kesehatan Kota Bandung yang selanjutnya disebut
Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Bandung.
7. Kepala ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
4

7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung yang selanjutnya


disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan
Kota Bandung.
8. Rumah Sakit Daerah yang selanjutnya disingkat RSD
adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kota yang
terdiri atas Rumah Sakit Umum Daerah, Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak, Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut.
9. Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kota Bandung yang selanjutnya disebut
BLUD UPT. Dinas adalah Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bandung yang telah
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD).
10. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat BLUD adalah Perangkat Daerah atau Unit Kerja
pada Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah
Kota yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dan dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
11. BLUD Bidang Kesehatan adalah Rumah Sakit Daerah
dan UPT. Dinas yang telah menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
12. Sumber Daya Manusia Badan Layanan Umum Daerah
yang selanjutnya disebut SDM BLUD Bidang Kesehatan
adalah pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang
bekerja pada Rumah Sakit Daerah dan UPT. Dinas yang
menerapkan PPK-BLUD yang terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil dan Pegawai BLUD Non Pegawai Negeri Sipil.
13. Kebutuhan praktek bisnis yang sehat, adalah
merupakan kepentingan BLUD untuk meningkatkan
Kinerja Keuangan dan Non Keuangan berdasarkan
kaidah-kaidah Manajemen yang baik.
14. Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya
disingkat RBA adalah dokumen perencanaan bisnis dan
pengangaran tahunan yang berisi program, kegiatan,
target kinerja dan anggaran BLUD.
15. Pemimpin ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
5

15. Pemimpin Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit


Daerah yang selanjutnya disebut Pemimpin BLUD RSD
adalah Direktur Rumah Sakit Daerah yang bertanggung
jawab terhadap Kinerja Operasional BLUD Rumah Sakit.
16. Pejabat Keuangan adalah Pejabat yang membidangi
Pengelolaan Keuangan BLUD.
17. Pejabat Teknis adalah Pejabat Struktural yang mengelola
pelayanan dan pendukung pelayanan Rumah Sakit atau
adminnistrasi pada UPT Dinas.
18. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
tertentu.
19. Pegawai Badan Layanan Umum Daerah Non Pegawai
Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai BLUD Non
PNS adalah Pegawai BLUD yang berasal dari Non PNS
yang telah memenuhi persyaratan tertentu sebagai
pegawai BLUD.
20. Gaji Non PNS adalah hak pegawai non PNS yang diterima
dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
BLUD Bidang Kesehatan yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, peraturan
kepegawaian atau perjanjian kerja bersama.
21. Tunjangan adalah setiap tambahan penghasilan kepada
SDM BLUD Bidang Kesehatan yang diberikan sesuai
dengan kinerjanya.
22. Honor adalah penghargaan berupa uang yang diberikan
kepada SDM BLUD Bidang Kesehatan atas jasa yang
telah dilakukan dengan jumlah sesuai kinerja.
23. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen SDM
BLUD yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal-usul, jenis kelamin, status pernikahan,
umur, atau kondisi kecacatan.
24. Formasi Pegawai adalah Kebutuhan Jumlah Tenaga
Tertentu yang dibutuhkan untuk mendukung
penyelesaian tugas BLUD Rumah Sakit atau BLUD UPT.
Dinas.

BAB ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
6

BAB II
ASAS, TUJUAN, PRINSIP DAN KODE ETIK

Bagian Kesatu
Asas

Pasal 2
(1) Pengelolaan SDM Bidang Kesehatan, berdasarkan asas:
a. proporsionalitas;
b. kinerja operasional;
c. keadilan dan kesetaraan;
d. profesionalisme;
e. akuntabilitas;
f. efektif dan efisien;
g. transparansi;
h. responsibilitas;
i. independensi; dan
j. produktifitas.
(2) Penerapan asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.

Pasal 3
(1) Asas proporsionalitas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf a, adalah mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban pegawai.
(2) Asas kinerja operasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf b, paling sedikit
mempertimbangkan indikator keuangan, pelayanan,
mutu, dan manfaat bagi masyarakat.
(3) Asas keadilan dan kesetaraan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) huruf c, adalah pengaturan
penyelenggaraan pegawai harus mencerminkan rasa
keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan
akan fungsi dan peran sebagai pegawai.
(4) Asas ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
7

(4) Asas profesionalitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal


2 ayat (1) huruf d, adalah setiap pegawai mengutamakan
keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(5) Asas akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf e, adalah setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan pegawai harus dapat dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(6) Asas efektif dan efisien sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf f, adalah penyelenggaraan
menajemen pegawai sesuai dengan target atau tujuan
dengan tepat waktu dan perencanaan yang ditetapkan.
(7) Asas transparansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf g, adalah setiap pegawai BLUD Bidang
Kesehatan dapat dengan mudah mengakses dan
memperoleh informasi mengenai pelayanan yang
diinginkan.
(8) Asas responsibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) huruf h, adalah pertanggungjawaban dari
bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis
wewenang (line authority) dan pelimpahan wewenang.
(9) Asas independensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf i, adalah independen dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang
dalam operasional BLUD dan tetap sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(10) Asas produktifitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) huruf j, adalah secara efektif merumuskan
tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-
cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara
efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.

Bagian ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
8

Bagian Kedua
Tujuan

Pasal 4
Tujuan pengadaan dan pengelolaan SDM BLUD Bidang
Kesehatan, untuk:
a. mewujudkan pelayanan yang berkualitas; dan
b. memenuhi kebutuhan tenaga yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan.

Bagian Ketiga
Kode Etik

Pasal 5
BLUD Bidang Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya menerapkan kode etik masing-masing dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III
JENIS DAN STATUS SDM BLUD
BIDANG KESEHATAN

Bagian Kesatu
Jenis

Pasal 6
Jenis SDM BLUD Bidang Kesehatan, terdiri atas:
a. PNS; dan
b. Pegawai Non PNS.

Bagian kedua
Status

Pasal 7
(1) PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a,
merupakan PNS di lingkungan Pemerintah Daerah Kota
yang ditempatkan pada BLUD Bidang Kesehatan.

(2) Pegawai ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
9

(2) Pegawai Non PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6


huruf b, adalah Pegawai BLUD Non PNS yang diangkat dan
diberhentikan sebagai pegawai BLUD RSD atau UPT Dinas
melalui perjanjian kerja.
(3) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
perjanjian antara SDM BLUD Non PNS dengan BLUD
Bidang Kesehatan yang dibuat pada saat pengangkatan
sebagai SDM BLUD.
(4) Perjanjian kerja untuk pengangkatan dan pemberhentian
sebagai pegawai pada:
a. BLUD RSD disahkan oleh Pemimpin BLUD RSD;
b. BLUD UPT. Dinas disahkan oleh Kepala Dinas.

Pasal 8
(1) SDM BLUD Bidang Kesehatan melaksanakan kebijakan
yang ditetapkan oleh Wali Kota dan/atau Pemimpin BLUD
atau Kepala Dinas.
(2) SDM BLUD Bidang Kesehatan bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.

BAB IV
TUGAS, FUNGSI DAN PERAN

Bagian Kesatu
Tugas

Pasal 9
SDM BLUD Bidang Kesehatan bertugas:
a. melaksanakan kebijakan bidang kesehatan yang
ditetapkan oleh Wali Kota dan/atau Pemimpin BLUD atau
Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan
berkualitas; dan
c. melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan
penelitian bidang kesehatan.

Bagian ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
10

Bagian Kedua
Fungsi

Pasal 10
SDM BLUD Bidang Kesehatan mempunyai fungsi sebagai:
a. pelaksana kebijakan bidang kesehatan;
b. pelaksana pelayanan kesehatan; dan
c. pelaksana pendidikan, pelatihan dan penelitian bidang
kesehatan.

Bagian Ketiga
Peran

Pasal 11
SDM BLUD Bidang Kesehatan berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang dilakukan secara profesional, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.

BAB V
JABATAN, PEJABAT PENGELOLA DAN PEGAWAI
PADA BLUD BIDANG KESEHATAN

Bagian Kesatu
Jabatan

Pasal 12
Jabatan SDM BLUD Bidang Kesehatan, terdiri dari:
a. Pejabat Pengelola BLUD; dan
b. Pegawai BLUD.

Bagian Kedua
Pejabat Pengelola

Pasal 13
(1) Pejabat pengelola BLUD Bidang Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, terdiri atas:
a. Pemimpin;
b. Pejabat Keuangan; dan
c. Pejabat Teknis.
(2) Sebutan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
11

(2) Sebutan Pemimpin, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat disesuaikan
dengan nomenklatur yang berlaku pada BLUD Bidang
Kesehatan.

Pasal 14

(1) Jabatan pengelola BLUD Bidang Kesehatan untuk posisi


jabatan Pemimpin dan Pejabat Keuangan harus berasal
dari PNS.
(2) Jabatan pengelola BLUD Bidang Kesehatan untuk posisi
jabatan teknis dapat berasal dari PNS dan/atau tenaga
profesional Non PNS yang diangkat sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 15
Pejabat Pengelola BLUD Bidang Kesehatan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya, dapat dibantu oleh
Pembantu Pejabat Pengelola yang berasal dari PNS dan/atau
Non PNS.

Bagian Ketiga
Pegawai

Pasal 16
Pegawai BLUD Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 huruf b, dapat berasal dari PNS dan Non PNS.

Bagian Keempat
Pengangkatan dan Pemberhentian
Jabatan SDM BLUD Bidang Kesehatan

Pasal 17
(1) Untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pada BLUD
Bidang Kesehatan dapat dilakukan pengangkatan dan
pemberhentian jabatan SDM BLUD Bidang Kesehatan yang
berasal dari PNS dan Non PNS.

(2) Pengangkatan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
12

(2) Pengangkatan dan pemberhentian jabatan SDM BLUD


Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang berasal dari PNS, berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Pengangkatan dan pemberhentian jabatan SDM BLUD
Bidang Kesehatan untuk formasi jabatan Pejabat Teknis
yang berasal dari Non PNS ditetapkan oleh Wali Kota.

BAB VI
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
JABATAN SDM BLUD BIDANG KESEHATAN

Bagian Kesatu
Kedudukan Pegawai BLUD
Bidang Kesehatan

Pasal 18
(1) Pegawai BLUD Bidang Kesehatan yang berasal dari Non
PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b,
merupakan bagian dari pegawai Pemerintah Daerah Kota.
(2) Pegawai BLUD Bidang Kesehatan yang berasal dari Non
PNS, tidak secara otomatis diangkat menjadi Calon PNS.
(3) Untuk dapat diangkat menjadi Calon PNS, Pegawai BLUD
Bidang Kesehatan harus mengikuti semua proses seleksi
Calon PNS yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Kontrak atau Perjanjian Kerja

Pasal 19
(1) Pegawai BLUD Bidang Kesehatan yang berasal dari Non
PNS, dipekerjakan berdasarkan kontrak atau perjanjian
kerja.
(2) Kontrak atau perjanjian kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), paling singkat 1 (satu) tahun dan dapat
diperbaharui apabila dibutuhkan dan memenuhi syarat
yang ditentukan.
Pasal ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
13

Pasal 20
(1) Pegawai BLUD Bidang Kesehatan Non PNS yang
mengajukan pengunduran diri atas permintaan sendiri
sebelum masa kerjanya berakhir sebagaimana tercantum
dalam perjanjian kerja, diberikan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diantaranya berupa pengembalian biaya pendidikan bagi
Pegawai BLUD Bidang Kesehatan yang telah diberikan
pada saat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bidang
Kesehatan.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diinformasikan kepada Calon
Pegawai BLUD Bidang Kesehatan pada saat
penandatanganan kontrak kerja dan tercantum dalam
perjanjian kerja.

Bagian Ketiga
Pertanggung Jawaban Kegiatan

Paragraf 1
Laporan Pertanggung Jawaban

Pasal 21
(1) Pemimpin BLUD UPT. Dinas bertanggungjawab dan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan
kepada Kepala Dinas.
(2) Pemimpin BLUD RSD bertanggungjawab dan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Wali
Kota melalui Kepala Dinas.
(3) Tanggung jawab dan laporan pertanggungjawaban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk posisi
jabatan Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis pada:
a. BLUD RSD disampaikan kepada Pemimpin BLUD;
b. BLUD UPT. Dinas disampaikan kepada Kepala Dinas.

Paragraf ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
14

Paragraf 2
Pejabat Kuasa Pengguna/Pengguna
Anggaran/Barang pada BLUD Bidang Kesehatan

Pasal 22
(1) Pemimpin BLUD RSD merupakan Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang.
(2) Pemimpin BLUD UPT. Dinas merupakan Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran/Barang.

Bagian Keempat
Tugas dan Fungsi

Paragraf 1
Tugas dan Fungsi Pemimpin
BLUD Bidang Kesehatan

Pasal 23
(1) Pemimpin BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (1) huruf a, mempunyai fungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan BLUD Bidang
Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Pemimpin BLUD RSD mempunyai tugas
sebagai berikut:
a. memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan BLUD;
b. menyusun rencana strategis bisnis BLUD;
c. menyiapkan RBA;
d. mengusulkan calon Pejabat Keuangan dan Pejabat
Teknis kepada Wali Kota sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundangan-undangan; dan
f. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada Wali Kota
dan ditembuskan kepada Kepala Dinas.
(3) Untuk ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
15

(3) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud


pada ayat (1), Pemimpin BLUD UPT. Dinas mempunyai
tugas sebagai berikut:
a. memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan BLUD;
b. menyusun rencana strategis bisnis BLUD;
c. menyiapkan RBA;
d. mengusulkan calon Pejabat Keuangan dan Pejabat
Teknis kepada Kepala Dinas untuk ditetapkan oleh
Wali Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD
selain pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan
perundangan-undangan; dan
f. menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada Kepala
Dinas yang dilanjutkan kepada Wali Kota.

Paragraf 2
Tugas dan Fungsi Pejabat Keuangan
BLUD Bidang Kesehatan

Pasal 24
(1) Pejabat Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (1) huruf b, mempunyai fungsi sebagai
penanggungjawab keuangan pada BLUD Bidang
Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pejabat Keuangan Bidang Kesehatan mempunyai
tugas sebagai berikut:
a. mengoordinasikan penyusunan RBA;
b. menyiapkan DPA-BLUD;
c. mengelola pendapatan dan biaya;
d. menyelenggarakan pengelolaan kas;
e. menyelenggarakan penatausahaan keuangan BLUD;
f. mengelola utang-piutang;
g. menyusun dan menyelenggarakan kebijakan
pengelolaan barang dan aset tetap;

g. menyelenggarakan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
16

h. menyelenggarakan investasi jangka pendek maupun


jangka panjang:
i. menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan;
j. menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan; dan
k. menyusun Standar Operasional Prosedur bidang
Keuangan.

Paragraf 3
Tugas dan Fungsi Pejabat Teknis
BLUD Bidang Kesehatan

Pasal 25
(1) Pejabat Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (1) huruf b, mempunyai fungsi sebagai
penanggungjawab teknis pada masing-masing bidang.
(2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Pejabat Teknis BLUD Bidang Kesehatan
mempunyai tugas:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA; dan
c. menyusun usulan kebijakan dan standar operasional
prosedur pada masing-masing bidang untuk
ditetapkan lebih lanjut oleh pemimpin BLUD;
d. menyusun usulan bagan alur penyelesaian pekerjaan
pada bidang masing-masing untuk ditetapkan lebih
lanjut oleh pemimpin BLUD; dan
e. menyusunan laporan pertanggung jawaban kinerja
operasional pada masing-masing bidang sebagai
bahan laporan kepada pemimpin BLUD.
(3) Tugas Pejabat Teknis BLUD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), berkaitan dengan mutu, standarisasi,
administrasi, peningkatan kualitas SDM dan peningkatan
sumber daya lainnya.

BAB ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
17

BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu
Hak dan Kewajiban
SDM BLUD Bidang Kesehatan dari PNS

Pasal 26
(1) SDM BLUD Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (1) yang berasal dari PNS
mempunyai hak dan kewajiban sebagai SDM BLUD.
(2) Pemenuhan hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dalam pelaksanaannya berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
SDM BLUD Bidang Kesehatan Non PNS

Pasal 27
(1) SDM BLUD Bidang Kesehatan yang berasal dari Non PNS
berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan dan honor lainnya;
b. cuti;
c. perlindungan; dan
d. pengembangan kompetensi.
(2) SDM BLUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai kewajiban sebagai berikut:
a. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah yang
sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab;
f. menunjukkan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
18

f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,


perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang,
baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan pada BLUD RSD atau BLUD UPT.
Dinas.

BAB VIII
MANAJEMEN SDM BLUD BIDANG KESEHATAN

Bagian Kesatu
Manajemen SDM BLUD

Pasal 28
Manajemen SDM BLUD Bidang Kesehatan diselenggarakan
berdasarkan Sistem Merit.

Bagian Kedua
Manajemen SDM BLUD Bidang Kesehatan dari PNS

Pasal 29
Manajemen SDM BLUD Bidang Kesehatan yang berasal dari
PNS, berpedoman kepada ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bagian Ketiga
Manajemen SDM BLUD Bidang Kesehatan Non PNS

Paragraf 1
Bentuk Manajemen

Pasal 30
Manajemen SDM BLUD Bidang Kesehatan yang berasal dari
Non PNS, meliputi:
a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. pengangkatan;
d. penilaian kinerja;
e. penggajian dan tunjangan;
f. pengembangan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
19

f. pengembangan kompetensi;
g. pemberian penghargaan;
h. disiplin;
i. pemutusan hubungan perjanjian kerja;
j. perlindungan; dan
k. cuti.

Paragraf 2
Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan

Pasal 31
(1) Setiap BLUD Bidang Kesehatan wajib menyusun rencana
kebutuhan, jumlah dan jenis jabatan serta penempatan
SDM berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban
kerja yang dikoordinasikan oleh Dinas.
(2) Penyusunan rencana kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
SDM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per-1
(per satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
(3) Setelah berkoordinasi dengan Dinas, Pemimpin BLUD
mengusulkan formasi kebutuhan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) kepada Wali Kota melalui Kepala
BKPP.
(4) Atas usulan formasi kebutuhan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), Wali Kota menetapkan kebutuhan atau
formasi SDM BLUD Non PNS untuk BLUD Bidang
Kesehatan.

Paragraf 3
Pengadaan

Pasal 32
(1) Pengadaan Pegawai BLUD Bidang Kesehatan yang berasal
dari Non PNS dilakukan melalui tahapan:
a. perencanaan;
b. pengumuman lowongan;
c. penyampaian lamaran;

d. seleksi ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
20

d. seleksi;
e. pengumuman hasil seleksi; dan
f. pengangkatan menjadi Pegawai BLUD Bidang
Kesehatan Non PNS.
(2) Untuk pengadaan pegawai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dibentuk Panitia penerimaan pegawai pada:
a. BLUD UPT. Dinas ditetapkan oleh Kepala Dinas;
b. BLUD RSD ditetapkan oleh Pemimpin BLUD RSD.
(3) Pelaksanaan pengadaan Pegawai BLUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dikerjasamakan dengan
Pihak Ketiga, untuk pelaksanaannya berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 4
Pengangkatan

Pasal 33
Dalam pengadaan pegawai BLUD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (1), dapat dilakukan pengangkatan SDM
BLUD Non PNS dengan formasi jabatan, terdiri dari:
a. Pejabat Teknis;
b. Pembantu Pejabat Pengelola; dan
c. Pegawai.

Pasal 34
Pengangkatan Pejabat Teknis Non PNS pada BLUD Bidang
Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, dilakukan
melalui mekanisme sebagai berikut:
a. pejabat teknis Non PNS pada BLUD RSD ditetapkan oleh
Wali Kota atas usul Pemimpin BLUD;
b. pejabat teknis Non PNS pada BLUD UPT. Dinas
ditetapkan oleh Wali Kota atas usul Kepala Dinas setelah
berkoordinasi dengan Pemimpin BLUD UPT. Dinas.

Pasal 35
(1) Pejabat Teknis BLUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
33 huruf a, diusulkan berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
a. berkewarganegaraan Indonesia;
b. berstatus PNS dan/atau Non PNS;

c. memiliki ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
21

c. memiliki kompetensi dasar, bidang dan khusus.


(2) Kompetensi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, meliputi:
a. integritas;
b. kepemimpinan;
c. perencanaan;
d. penganggaran;
e. pengorganisasian;
f. kerja sama; dan
g. fleksibel.
(3) Kompetensi bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, meliputi:
a. orientasi pada pengelolaan keuangan untuk
mendukung pelayanan;
b. orientasi pada kualitas pengelolaan keuangan;
c. berpikir analitis;
d. berpikir konseptual;
e. keahlian tekhnikal;
f. manajerial;
g. profesional; dan
h. memiliki inovasi.
(4) Kompetensi khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, meliputi:
a. pendidikan Sarjana S1 (strata satu) bidang kesehatan
atau S1 (strata satu) lainnya;
b. bagi calon Pejabat Teknis pada BLUD RSD
diutamakan telah mengikuti pelatihan pengelolaan
pelayanan perumahsakitan;
c. bagi calon Pejabat Teknis pada BLUD UPT. Dinas,
diutamakan telah mengikuti pelatihan pengelolaan
BLUD UPT; dan
d. diutamakan memiliki pengalaman jabatan.

Pasal 36
(1) Pengangkatan Pembantu Pejabat Pengelola sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33 huruf b yang berasal dari Non
PNS, pada:
a. BLUD RSD diangkat oleh pemimpin BLUD RSD;
b. BLUD UPT. Dinas diangkat oleh Kepala Dinas.
(2) Pengangkatan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
22

(2) Pengangkatan Pembantu Penjabat Pengelola, harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berkewarganegaraan Indonesia;
b. berstatus PNS dan/atau Non PNS;
c. memiliki kompetensi sesuai dengan bidang yang
dibutuhkan.

Pasal 37
(1) Pengangkatan Pegawai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 huruf c, dilakukan melalui seleksi penerimaan
Pegawai.
(2) Syarat dan ketentuan pengangkatan pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk:
a. BLUD RSD ditetapkan oleh Pemimpin BLUD; dan
b. BLUD. UPT ditetapkan oleh Kepala Dinas.
(3) Pelaksanaan pengangkatan Pegawai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), wajib dilaporkan kepada Wali
Kota melalui BKPP dan ditembuskan kepada Dinas paling
lambat 1 (satu) bulan sejak dilakukan penempatan SDM
BLUD, pada masing-masing unit kerja BLUD Bidang
Kesehatan.
(4) Pengangkatan Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dilaksanakan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis
dan produktif guna meningkatkan mutu pelayanan.

Pasal 38
(1) Untuk calon pegawai BLUD Bidang Kesehatan yang telah
lulus dalam seleksi penerimaan pegawai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), wajib menandatangani
perjanjian kerja, menjalani status pegawai percobaan dan
mengikuti orientasi dalam masa waktu tertentu.
(2) Terhadap Pegawai BLUD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang telah melalui status pegawai percobaan dan
masa orientasi, diangkat menjadi Pegawai BLUD Non PNS
Bidang Kesehatan.
(3) Pengangkatan sebagai Pegawai BLUD Non PNS pada:
a. BLUD UPT. Dinas ditetapkan oleh Kepala Dinas; dan
b. BLUD RSD ditetapkan oleh Pemimpin BLUD.

Paragraf ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
23

Paragraf 4
Penilaian Kinerja

Pasal 39
(1) Penilaian kinerja SDM BLUD bertujuan menjamin
objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati
berdasarkan perjanjian kerja antara Pemimpin BLUD
dengan pegawai yang bersangkutan.
(2) Penilaian kinerja SDM BLUD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat
individu dan tingkat unit atau organisasi dengan
memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang
dicapai, dan perilaku pegawai.
(3) Penilaian kinerja SDM BLUD dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
(4) Penilaian kinerja terhadap SDM pada:
a. BLUD RSD dilaksanakan oleh Pemimpin BLUD RSD;
b. BLUD UPT. Dinas dilaksanakan oleh Kepala Dinas.

Pasal 40
(1) Penilaian kinerja SDM BLUD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 ayat (4), dapat didelegasikan secara
berjenjang kepada atasan langsung dari SDM BLUD.
(2) Penilaian kinerja SDM BLUD dapat mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
(3) Hasil penilaian kinerja SDM BLUD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), digunakan sebagai acuan dalam menilai
kinerja SDM, pada:
a. BLUD RSD disampaikan kepada Pemimpin BLUD; dan
b. BLUD UPT. Dinas disampakan kepada Kepala Dinas.
(4) Hasil penilaian kinerja SDM BLUD dimanfaatkan untuk
menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja,
pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi.
(5) SDM BLUD yang tidak mencapai target kinerja dapat
diberhentikan setelah melalui proses pemberhentian
pegawai.

(6) Hasil ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
24

(6) Hasil penilaian target kinerja SDM sebagaimana dimaksud


pada ayat (4), untuk:
a. BLUD RSD ditetapkan oleh Pemimpin BLUD; dan
b. BLUD UPT. Dinas ditetapkan oleh Kepala Dinas.

Paragraf 6
Penggajian dan Tunjangan

Pasal 41
(1) BLUD Bidang Kesehatan dalam memberikan gaji,
tunjangan dan honor lainnya dilakukan secara adil dan
layak kepada SDM BLUD Bidang Kesehatan
(2) Gaji, tunjangan dan honor lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan berdasarkan beban kerja,
tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan.
(3) Gaji, tunjangan dan honor lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dapat dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah atau pendapatan
operasional BLUD Bidang Kesehatan sesuai dengan
kebijakan Daerah Kota.
(4) Gaji, tunjangan dan honor lainnya diberikan kepada SDM
BLUD sesuai dengan pendapatan operasional pelayanan
pada BLUD Bidang Kesehatan.
(5) Khusus untuk SDM BLUD Bidang Kesehatan yang
berstatus tenaga mitra dapat diberikan honor lainnya
sesuai dengan perjanjian kontrak kerja.

Paragraf 7
Pengembangan Kompetensi

Pasal 42
(1) Pegawai BLUD diberikan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi dan karir.
(2) Kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperuntukan bagi
pegawai yang telah memiliki masa kerja paling lama 2
(dua) tahun dan/atau sesuai kebutuhan serta
kemampuan BLUD Bidang Kesehatan.
(3) Pengembangan kompetensi SDM BLUD Bidang Kesehatan
direncanakan dan dievaluasi setiap tahun.
(4) Hasil evaluasi pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dipergunakan sebagai salah satu
dasar untuk pembuatan perjanjian kerja selanjutnya.
(5) Evaluasi ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
25

(5) Evaluasi pengembangan kompetensi pada SDM:


a. BLUD RSD dilaksanakan oleh Pemimpin BLUD; dan
b. BLUD UPT. Dinas dilaksanakan oleh Kepala Dinas.

Pasal 43
(1) SDM BLUD Bidang Kesehatan diberikan kesempatan
untuk mengembangkan karir.
(2) Pengembangan pola karir sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), untuk SDM:
a. BLUD RSD diatur oleh Pemimpin BLUD; dan
b. BLUD UPT. Dinas diatur oleh Kepala Dinas.

Paragraf 8
Pemberian Penghargaan

Pasal 44
(1) SDM BLUD Bidang Kesehatan yang telah menunjukkan
kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, dan berprestasi serta telah bekerja paling
lama 5 (lima) Tahun secara terus menerus diberikan
penghargaan.
(2) Pegawai BLUD Non PNS yang meninggal dunia dalam
melaksanakan tugas diberikan penghargaan.
(3) Bentuk penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2), untuk SDM:
a. BLUD RSD ditetapkan oleh Pemimpin BLUD;
b. BLUD UPT. Dinas ditetapkan oleh Kepala Dinas.

Paragraf 9
Disiplin

Pasal 45
(1) SDM BLUD Bidang Kesehatan wajib untuk memenuhi
kewajiban dan menghindari larangan yang diberlakukan
di lingkungan BLUD Bidang Kesehatan.
(2) Setiap SDM BLUD Bidang Kesehatan harus disiplin dan
menjamin terpeliharanya tata tertib guna mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas.
(3) BLUD ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
26

(3) BLUD Bidang Kesehatan wajib menegakan sikap disiplin


terhadap SDM BLUD dan melaksanakan berbagai upaya
peningkatan kedisiplinan kerja.
(4) SDM BLUD yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin.
(5) Pengenaan hukuman disiplin terhadap SDM:
a. BLUD RSD diatur oleh Pemimpin BLUD;
b. BLUD UPT. Dinas diatur oleh Kepala Dinas.

Pasal 46
(1) Kewajiban yang wajib dilaksanakan oleh SDM BLUD
Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
ayat (1), adalah sebagai berikut:
a. setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Pemerintah yang
sah;
b. menandatangani surat pernyatan tidak menuntut
diangkat sebagai PNS/ASN;
c. bersedia ditugaskan pada Unit Kerja BLUD Bidang
Kesehatan;
d. melaksanakan pekerjaan dengan jujur, cermat, teliti
dan bersedia menanggung segala akibat yang terjadi
karena kelalaiannya;
e. menghindari segala sesuatu yang dapat merugikan
kepentingan BLUD Bidang Kesehatan;
f. melaksanakan tugas yang dibebankan dengan sebaik-
baiknya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggungjawab;
g. mentaati ketentuan jam kerja yang ditetapkan;
h. memakai pakaian sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di lingkungan BLUD Bidang Kesehatan;
i. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan dan
merugikan BLUD Bidang Kesehatan;
j. memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional, kompeten, jujur, transparan, dan tidak
diskriminatif;
j. mematuhi ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
27

k. mematuhi peraturan internal yang berlaku di


lingkungan BLUD Bidang Kesehatan dan peraturan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
l. menggunakan dan memelihara aset dengan sebaik-
baiknya.
(2) Larangan yang wajib dijauhi oleh SDM BLUD Bidang
Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat
(1), adalah sebagai berikut:
a. melakukan tindakan yang dapat menurunkan
kehormatan atau martabat BLUD Bidang Kesehatan;
b. menyalahgunakan wewenang;
c. menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan
pribadi dan/atau orang lain dengan menggunakan
kewenangan orang lain;
d. menjadi pegawai atau bekerja di tempat lain dalam
lingkup BLUD Bidang Kesehatan atau di luar
lingkungan BLUD Bidang Kesehatan pada jam kerja;
e. memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan atau meminjamkan barang bergerak atau
tidak bergerak, dokumen atau surat berharga milik
BLUD Bidang Kesehatan secara tidak sah;
f. melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman
sejawat, teman kerja atau orang lain di dalam maupun
di luar lingkungan kerja dengan tujuan untuk
keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan BLUD
Bidang Kesehatan;
g. melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan
suatu tindakan yang dapat menghalangi atau
mempersulit salah satu pihak yang dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yang dilayani;
h. menghalangi berjalannya tugas kedinasan; dan
i. turut serta dalam kampanye calon Presiden/Wakil
Presiden, Gubernur/Wakil Gubernur, Wali Kota/Wakil
Wali Kota, DPR, DPD dan DPRD dengan cara terlibat
dalam kegiatan kampanye.

Paragraf ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
28

Paragraf 10
Pemutusan Hubungan Perjanjian Kerja

Pasal 47
(1) SDM BLUD Bidang Kesehatan yang melakukan
pelanggaran atas perjanjian kerja dapat dilakukan
pemutusan hubungan perjanjian kerja, dengan cara
hormat dan tidak hormat.
(2) Pemutusan hubungan kerja dengan cara hormat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan
kriteria sebagai berikut:
a. jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
b. meninggal dunia;
c. atas permintaan sendiri;
d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah
yang mengakibatkan pengurangan SDM BLUD Non
PNS; atau
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak
dapat menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan
perjanjian kerja yang disepakati.
(3) Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan cara
tidak hormat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diberikan dengan kriteria sebagai berikut:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
b. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena
melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 (dua) tahun dan tindak pidana
tersebut dilakukan dengan tidak berencana;
c. melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat; atau
d. tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati
sesuai dengan perjanjian kerja.

Pasal ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
29

Pasal 48
(1) Batas Usia Perjanjian Kerja Pegawai BLUD Non PNS paling
tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun, kecuali profesi
tertentu yang dibutuhkan.
(2) Profesi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah sebagai berikut:
a. batas usia Perjanjian Kerja pada usia 60 (enam puluh)
tahun, untuk profesi: Dokter/Dokter Spesialis/Dokter
Gigi/Dokter Gigi Spesialis serta tenaga lainnya yang
dibutuhkan;
b. batas Usia Perjanjian Kerja pada usia 60 (enam puluh)
tahun, untuk profesi sub spesialis dan/atau
konsulen;
c. batas Usia Perjanjian Kerja dapat diperpanjang
sampai usia paling tinggi 65 (enam puluh lima) Tahun
untuk pegawai dengan profesi tertentu atas
pertimbangan pihak BLUD Bidang Kesehatan.
(3) Untuk pegawai BLUD Non PNS yang bekerja sampai batas
usia perjanjian kerja terlama diberikan uang bonus
sebesar 1 (satu) bulan gaji terakhir.
(4) Untuk pegawai BLUD Non PNS yang telah menjadi peserta
BPJS ketenagakerjaan, apabila terjadi pemutusan
hubungan kerja, akan mendapat seluruh hak BPJS
ketenagakerjaan yang diberikan dengan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 11
Perlindungan
Pasal 49

(1) Pemerintah Daerah Kota wajib memberikan perlindungan


berupa:
a. jaminan hari tua;
b. jaminan kesehatan;
c. jaminan kecelakaan kerja;
d. jaminan kematian; dan
e. bantuan hukum.
(2) Bentuk ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
30

(2) Bentuk perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf a sampai dengan d, dilaksanakan sesuai dengan
sistem jaminan sosial nasional.
(3) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e, diberikan kepada SDM BLUD Bidang Kesehatan yang
sedang menghadapi perkara di Pengadilan terkait dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dilaksanakan sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional BLUD Bidang
Kesehatan.

Paragraf 12
Cuti
Pasal 50
Pegawai BLUD Bidang Kesehatan diberikan hak cuti,
terdiri dari:
a. cuti tahunan;
b. cuti sakit;
c. cuti melahirkan;
d. cuti karena alasan penting;
e. cuti besar; dan
f. cuti bersama.

Pasal 51
(1) Hak cuti tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
ayat (1), diberikan kepada Pegawai BLUD Non PNS yang
telah memiliki masa kerja 1 (satu) tahun dan masih
terikat dalam perjanjian kerja, dengan lama cuti 12 (dua
belas) hari kerja.
(2) Untuk Pegawai BLUD Non PNS yang sedang menjalankan
cuti tetapi dalam masa cuti ada kepentingan dinas yang
sangat mendesak wajib untuk hadir.
(3) Hak cuti tahunan Pegawai BLUD Non PNS dinyatakan
gugur, apabila hak cuti tidak digunakan hingga muncul
hak cuti tahun berikutnya.
(4) Pegawai BLUD Non PNS hanya dapat mengambil cuti
apabila sudah ada persetujuan dari atasan langsung.

(5) Pegawai ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
31

(5) Pegawai BLUD Non PNS wajib menyerahkan formulir ijin


cuti yang telah disetujui oleh atasan langsung kepada
bagian kepegawaian paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pengambilan cuti.

Pasal 52
(1) Setiap SDM BLUD Non PNS berhak untuk mendapatkan
cuti sakit.
(2) SDM BLUD Non PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari
sampai dengan 14 (empat belas) hari, dapat mengajukan
permohonan cuti sakit dengan melampirkan surat
keterangan sakit dari dokter dan permohonan cuti sakit
diajukan secara tertulis, kepada:
a. Pemimpin BLUD untuk yang bekerja pada BLUD RSD;
b. Kepala Dinas untuk yang bekerja pada BLUD UPT.
Dinas; atau
c. pejabat yang menerima delegasi wewenang untuk
memberikan hak atas cuti sakit.
(3) Apabila permohonan ijin cuti sakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dikabulkan, maka diberikan hak
cuti sakit paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
(4) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), paling sedikit memuat pernyataan tentang
perlunya diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan
lain yang diperlukan.
(5) SDM BLUD Non PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya
dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan/atau ayat (3), dipertimbangkan untuk dilakukan
pemutusan hubungan kerja.

Pasal 53
(1) SDM BLUD Non PNS yang mengalami kecelakaan pada
saat menjalankan tugas dan kewajibannya, berhak atas
cuti sakit sampai sembuh dari penyakitnya.
(2) Selama menjalankan masa cuti sakit, SDM BLUD Non
PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berhak untuk
menerima penghasilan selaku SDM BLUD Non PNS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
32

Pasal 54
(1) Setiap SDM BLUD Non PNS berhak untuk mendapatkan
cuti melahirkan.
(2) Cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diberikan untuk kelahiran anak pertama sampai dengan
kelahiran anak ketiga, dengan masa cuti selama 3 (tiga)
bulan.
(3) SDM BLUD Non PNS yang menggunakan hak atas cuti
melahirkan tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun
yang bersangkutan.
(4) Untuk dapat menggunakan hak atas cuti melahirkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SDM BLUD Non
PNS harus mengajukan permohonan dengan melampirkan
surat keterangan dari dokter/bidan dan diajukan secara
tertulis kepada:
a. Pemimpin BLUD untuk yang bekerja pada BLUD RSD;
atau
b. Kepala Dinas untuk yang bekerja pada BLUD UPT.
Dinas.
(5) Selama menggunakan hak cuti melahirkan, SDM BLUD
Non PNS hanya menerima gaji SDM BLUD Non PNS.

Pasal 55
(1) Setiap SDM BLUD Non PNS berhak atas cuti alasan
penting, apabila:
a. ibu, bapak, isteri atau suami, anak, adik, kakak,
mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal
dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam
huruf a, meninggal dunia dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan SDM
BLUD Non PNS yang bersangkutan, harus mengurus
hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal
dunia; atau
c. melangsungkan perkawinan.

(2) Permohonan ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
33

(2) Permohonan cuti karena alasan penting diajukan secara


tertulis oleh SDM BLUD Non PNS kepada:
a. Pemimpin BLUD untuk yang bekerja pada BLUD RSD;
atau
b. Kepala Dinas untuk yang bekerja pada BLUD UPT.
Dinas.
(3) Lamanya cuti karena alasan penting untuk SDM BLUD
Non PNS yang bekerja pada:
a. BLUD RSD ditentukan oleh Pemimpin BLUD;
b. BLUD UPT. Dinas ditentukan oleh Kepala Dinas.
(4) Cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), diberikan paling lama 7 (tujuh) Hari.

Pasal 56
(1) Setiap SDM BLUD Non PNS berhak untuk mendapatkan
cuti besar.
(2) SDM BLUD Non PNS yang telah bekerja paling singkat 5
(lima) tahun secara terus menerus berhak untuk
mendapatkan cuti besar yang diberikan paling lama 3 (tiga)
bulan.
(3) Ketentuan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus
menerus sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikecualikan
untuk SDM BLUD Non PNS yang masa kerjanya belum
mencapai 5 (lima) tahun, bagi yang melaksanakan cuti
untuk kepentingan agama.
(4) SDM BLUD Non PNS yang menggunakan hak atas cuti
besar, tidak berhak atas cuti tahunan dalam tahun yang
bersangkutan.
(5) Untuk mendapatkan hak atas cuti besar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), SDM BLUD Non PNS mengajukan
permohonan secara tertulis kepada:
a. Pemimpin BLUD untuk yang bekerja pada BLUD
RSD;
b. Kepala Dinas untuk yang bekerja pada BLUD UPT.
Dinas; atau
c. pejabat yang menerima delegasi wewenang dari
Pemimpin BLUD atau Kepala Dinas untuk
memberikan hak atas cuti besar.
(6) Hak ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
34

(6) Hak cuti besar diberikan secara tertulis kepada SDM


BLUD Non PNS oleh:
a. Pemimpin BLUD untuk yang bekerja pada BLUD RSD;
b. Kepala Dinas untuk yang bekerja pada BLUD UPT.
Dinas; atau
c. pejabat yang menerima delegasi wewenang dari
Pemimpin BLUD atau Kepala Dinas untuk
memberikan hak atas cuti besar.
(7) Hak cuti besar untuk masa cuti paling lama 3 (tiga) bulan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditangguhkan
penggunaannya apabila ada kepentingan dinas yang
sangat mendesak oleh:
a. Pemimpin BLUD untuk yang bekerja pada BLUD
RSD;
b. Kepala Dinas untuk yang bekerja pada BLUD UPT.
Dinas; atau
c. pejabat yang menerima delegasi wewenang dari
Pemimpin BLUD atau Kepala Dinas untuk
memberikan hak atas cuti besar.
(8) Penangguhan hak atas cuti besar sebagaimana dimaksud
pada ayat (7), dikecualikan untuk SDM BLUD Non PNS
yang melaksanakan kegiatan keagamaan.

Pasal 57
(1) Cuti bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50
huruf f, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari
Pemerintah.
(2) Cuti bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
mengurangi hak cuti tahunan.
(3) SDM BLUD Non PNS yang karena jabatannya tidak
diberikan hak atas cuti bersama, hak cuti tahunannya
ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak
diberikan.

Paragraf ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
35

Paragraf 13
Ketentuan lain terkait Cuti

Pasal 58
SDM BLUD Non PNS yang sedang menggunakan hak atas cuti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf a, huruf b,
huruf e, dan huruf f yang dipanggil kembali untuk bekerja
karena keadaan mendesak maka jangka waktu cuti yang
belum dijalankan tetap menjadi haknya.

BAB IX
HARI KERJA DAN JAM KERJA

Pasal 59
(1) Hari kerja efektif atau jam kerja efektif, paling sedikit 37,5
(tiga puluh tujuh koma lima) jam dalam 1 (satu) Minggu.
(2) Jam kerja dan hari libur bagi SDM BLUD Non PNS yang
melaksanakan non shift mengikuti jam kerja efektif PNS.
(3) Jam kerja dan libur bagi tenaga shift mengikuti jadwal
yang telah ditentukan.
(4) Setiap SDM BLUD Non PNS wajib hadir pada waktunya
dan mengisi daftar hadir, baik manual dan/atau
elektronik melalui sarana yang disediakan oleh BLUD
Bidang Kesehatan.

BAB X
Kerja Lembur

Pasal 60
SDM BLUD Bidang Kesehatan dapat melaksanakan kerja
lembur atas perintah Pemimpin BLUD atau Kepala Dinas atau
atasan langsung dengan ketentuan sebagai berikut:
a. paling lama 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari kerja dihitung
sesudah waktu kerja, kecuali hal yang mendesak/darurat;
b. waktu kerja lembur pada hari libur/besar/nasional, paling
lama 8 (delapan) jam;
c. kerja lembur tidak berlaku bagi pegawai yang
melaksanakan perjalanan dinas; dan
d. kurang ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
36

d. kurang dari 1 (satu) jam tidak dihitung sebagai kerja


lembur.

Pasal 61
SDM BLUD Bidang Kesehatan yang melaksanakan kerja
lembur yang berhubungan dengan program pemerintah
berhak memperoleh upah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB XI
PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

Pasal 62
Dalam hal terjadi perkawinan antara SDM BLUD Bidang
Kesehatan dan berada dalam lingkungan 1 (satu) unit kerja,
maka salah satu pihak dari pasangan suami-istri
sebagaimana termaksud, harus dipindahkan keunit
organisasi atau unit kerja yang lain dalam lingkungan BLUD
Bidang Kesehatan.

Pasal 63
(1) Setiap perkawinan atau perceraian yang dilakukan oleh
SDM BLUD Bidang Kesehatan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam hal terjadi perubahan status SDM BLUD akibat
perkawinan atau perceraian, maka pihak yang
bersangkutan harus mentaati ketentuan peraturan
perundang-undangan.

BAB XII
PENYELESAIAN SENGKETA

Bagian Kesatu
Tata Cara Penyelesaian Sengketa
untuk SDM BLUD PNS

Pasal 64
Dalam hal terjadi sengketa antara BLUD Bidang Kesehatan
dengan SDM BLUD yang berasal dari PNS, diselesaikan
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Bagian ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
37

Bagian Kedua
Tata Cara Penyelesaian Sengketa
untuk SDM BLUD Non PNS

Pasal 65
Penyelesaiaian perselisihan antara BLUD Bidang Kesehatan
dengan SDM BLUD Non PNS, dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut:
a. tahap kesatu, musyawarah dan mufakat pada tingkat
permulaan dengan atasan langsung;
b. tahap kedua, apabila tahap kesatu tidak tercapai
penyelesaian perselisihan, maka setelah 7 (tujuh) hari
kalender, dilakukan kembali musyawarah dan mufakat
pada tingkat manajemen atau Direksi dengan melibatkan
pejabat yang berwenang dibidang kepegawaian;
c. tahap ketiga, apabila tahap kedua tidak tercapai
penyelesaian perselisihan, maka dalam waktu 14 (empat
belas) hari kalender, atas inisiatif SDM BLUD Non PNS
atau BLUD Bidang Kesehatan, untuk penyelesaian
perselisihan dapat melibatkan pihak mediator.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 66
Dengan berlakunya Peraturan Wali Kota ini, seluruh Pegawai
yang telah bekerja pada RSD dan/atau UPT. Dinas, dialihkan
dan diterima sebagai SDM BLUD Non PNS Bidang Kesehatan,
dengan pengalihan status dan dapat berhenti atau
mengakhiri hubungan kerja, apabila tidak bersedia
melanjutkan kontrak kerja.

BAB ...

https://jdih.bandung.go.id/home/
38

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 67
Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Wali Kota ini dalam Berita Daerah
Kota Bandung.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 29 Desember 2017
WALI KOTA BANDUNG,

TTD.

MOCHAMAD RIDWAN KAMIL

Diundangkan di Bandung
pada tanggal 29 Desember 2017
SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDUNG,

TTD.

YOSSI IRIANTO

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2017 NOMOR 69

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM
PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG,

H. BAMBANG SUHARI, SH
NIP. 19650715 198603 1 027

https://jdih.bandung.go.id/home/

Anda mungkin juga menyukai