Ancaman serius kerusakan hutan di Sumatera Utara mencakup kebakaran hutan, perluasan kawasan
pertanian/perkebunan dan infrastruktur, pembalakan liar (illegal logging), perburuan satwa, dan
belum optimalnya pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam upaya perlindungan kawasan hutan.
Disamping itu program ketahanan pangan atau food estate di Sumatera Utara perlu kajian mendalam
perihal program tersebut, karena berpotensi meningkatnya deforestasi, memicu bencana ekologis.
Menyikapi permasalahan ini, diperlukan gerakan sinergis multi pihak didukung dengan kebijakan
politik yang berpihak kepada kepentingan lingkungan yang lestari dan berkeadilan.
Sumatera Tropical Forest Journalism (STFJ) dan Dewan Kehutanan Daerah Sumut menggagas sebuah
kegiatan diskusi multipihak untuk mendorong dialog produktif guna perbaikan pengelolaan kawasan
hutan tersisa di Sumatera Utara. Berkaitan dengan hal tersebut, kami mengundang Bapak untuk
menghadiri dan berpartisipasi dalam kegiatan ini yang akan diselenggarakan pada :
Hari/Tanggal : Selasa/21 Maret 2023
Waktu : 14.00 Wib – Selesai
Tempat : Taman Cadika Pramuka Jl Karya Wisata , Medan.
Agenda : Dialog Strategi Penyelamatan Kawasann Hutan Tersisa Sumatera Utara
Demikianlah undangan ini kami sampaikan atas kehadiran Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih
Wasalam
Panut Hadisiswoyo Rahmad Suryadi
Ketua Dewan Kehutanan Daerah Sumatera Utara Ketua STFJ
Term of Reference
Dialog Strategi Penyelamatan Kawasan Hutan Tersisa Sumatera Utara
1. Latar Belakang
Badan Pusat Statistik pada tahun 2018 melansir luas hutan lindung di Sumatera Utara
1.199.336,15 ha, suaka alam dan pelestarian alam 420.949,84 ha, hutan produksi terbatas 634
935,06 ha, hutan produksi tetap 674 856,32 ha, hutan produksi dapat dikonversi 79 030,44 ha.
Data tersebut didapat dari Dinas Kehutanan Sumatera Utara berdasarkan SK 8088/MENLH-
PKTL/KUH/PLA.2/11/2018 tentang Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan
Provinsi Sumatera Utara.
Setidaknya ada enam ancaman serius yang dihadapi hutan di Sumatera Utara, yaitu kebakaran
hutan, perluasan kawasan pertanian/perkebunan dan infrastruktur, pembalakan liar (illegal
logging), perburuan satwa, dan lemahnya kebijakan pemerintah dalam upaya perlindungan
kawasan hutan .
Ancaman lainnya yang menjadi perhatian serius adalah program ketahanan pangan atau food
estate di Sumatera Utara. Perlu kajian mendalam prihal program tersebut, karena berpotensi
meningkatnya deforestasi, musnahnya flora fauna dan memicu bencana yang akan menjadi
sumber penderitaan masyarakat.
Menyikapi permasalahan ini, diperlukan gerakan sinergis dari semua pihak untuk melindungi
hutan di Sumatera Utara. Selain itu dibutuhkan juga kemauan politik yang kuat dari pemerintah
untuk tetap menjaga kelestarian hutan. Pemerintah bersama pihak terkait bersungguh-sungguh
dan bermufakat melindungi hutan di Sumatera Utara terutama kawasan hutan yang memiliki
nilai konservasi tinggi.
STFJ dan Dewan Kehutanan Daerah Sumatera Utara menggagas sebuah kegiatan diskusi
multipihak untuk mendorong dialog produktif meghasilkan solusi-solusi untuk perbaikan
pengelolaan kawasan hutan tersisa di Sumatera Utara
2. Nama Kegiatan : Dialog Strategi Penyelamatan Kawasann Hutan Tersisa Sumatera Utara
kondisi hutan di Sumatera Utara
3. Lokasi:
Pandawa Cafe, Taman Cadika Medan
4. Tujuan Khusus:
- Melalui sarasehan ini diharapkan menjadi penyadartahuan dan mendapatkan solusi untuk
mencegah kerusakan hutan di Sumatera Utara.
- Meningkatnya partisipasi dari berbagai pihak membantu pemangku kebijakan dalam
mencegah kerusakan hutan di Sumatera Utara.
5. Output:
- Terlaksananya sarasehan serta terciptanya solusi dan kolaborasi dalam sebuah
pergerakan untuk kepentingan konservasi di Sumatera Utara.
7. Narasumber :
- Kepala Balai BBKSDA SUMUT
- Kepala Balai BBTNGL
- Kepala Balai TNBG
- Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup SUMUT
- Direktur WALHI Sumatera Utara
- Ketua Dewan Kehutanan Daerah Sumatera Utara
8. Peserta :
- Pemerintah, NGO, Mahasiswa, masyarakat dan jurnalis
9. Susunan Acara
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Narasumber
17.00-18.00 Penutupan