Finishing merupakan proses akhir pada line produksi. Pendistribusian pakaian jadi dilakukan
ke bagian finishing untuk dilakukan penanganan produk sehingga produk tersebut sesuai
standar dan siap untuk dikemas. Proses finishing yang dilakukan di PT Sansan Saudaratex
Jaya Unit 1 terdiri dari :
Cek by Pcs
Merupakan bagian pengecekan barang yang masuk pada bagian finishing, barang diterima
dari proses QC endline pada bagian sewing bersamaan dengan bon pengiriman yang telah
dicap QC pass, maka dilakukan proses pengecekan barang oleh operator finishing dengan
menghitung jumlah barang yang masuk. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jumlah secara
actual dan mencocokkan jumlah yang ada pada laporan harian hasil produksi yang ada
pada bagian QC endline. Operator finishing membuat catatan yang berisikan, style,
Purchase Order (PO), waktu dan jumlah barang. Maka barang yang telah dihitung dan
dimasukkan ke dalam plastic besar dan diberi memo dengan keterangan antara lain : ON,
jumlah per size, dan warna lalu operator finishing membuat bon pengiriman ke bagian
buttoning jika produk memerlukan proses tersebut atau mengirimkan bon ke bagian
steaming untuk dilakukan proses gosok
Button Fixing
Membuat lubang kancing merupakan proses melakukan pembuatan rumah kancing yang
digunakan sebagai pengait kancing pada sebuah pakaian. Sedangkan memasang kancing
merupakan proses pelatakan kancing pada tempat yang disesuaikan dengan lubang
kancing. Membuat lubang kancing dan memasang kancing merupakan proses terpisah dari
proses penjahitan. Mesin yang digunakan untuk membuat lubang kancing dan memasang
kancing yaitu menggunakan masin khusus yang diperuntukkan untuk proses tersebut
Setelah proses pembuatan kancing dan memasang kancing selesai, dilakukan QC kancing
untuk memeriksa kualitas dari hasil proses tersebut. Kemudian, setelah QC kancing selesai,
dilakukan proses gunting benang untuk membersihkan benang-benang yang tersisa pada
pakaian. Tahap selanjutnya yaitu melakukan QC DC yang merupakan pemeriksaan akhir
yang dilakukan pada pakaian secara keseluruhan.
b. QC after steam
merupakan proses untuk memastikan barang hasil dari gosok apakah sudah atau belumnya
sesuai dengan standar dengan approval buyer dan mengecek produk tersebut apakah
terdapat tidaknya kotor atau defect, proses ini dilakukan oleh bagian QC pada finishing.
Proses yang dilakukan dengan cara pengecekan secara random dengan berkeliling
mengecek hasil dari yang dikerjakan oleh tiap operator, apabila ditemukannya ketidaksuaian
hasil gosok pada standar approval maka bagian QC akan mengingatkan operator untuk
mengikuti standar approval, jika ditemukannya kotor atau defect maka akan dikumpulkan
dan dilakukan permak. Bagian QC after steam juga bertugas memindahkan hasil gosok
yang dikerjakan dari operator bagian steaming ke rak penyimpanan sementara untuk
menunggu ke proses selanjutnya.
d. Folding (Melipat)
Merupakan proses melipat baju sebelum dikemas dengan polybag sesuai dengan ukuran
atau ketentan dari buyer. Dalam melakukan proses folding dapat menggunakan paper
berbentuk persegi untuk mempermudahkan dalam melipat. Dalam melakukan proses
folding, perlu memahami approval folding dan memastikan bahwa aksesoris folding sesuai
dengan yang dipakai pada approval packing. Size pada hangtag dan size pada label perlu
dicek kembali agar sesuai. Selain itu juga perlu mengecek ulang hasil folding sesuai dengan
approval.
e. QC Akurasi
merupakan proses pengecekan kesesuaian dan kelengkapan pada produk dengan
memperhatikan dari visual seperti apakah terdapatnya noda/kotoran dan defect serta
kelengkapan aksesoris produk seperti hangtag sesuai dengan rincian produk dan label
memastikan apakah sudah sesuai pada produk. Pengecekan dilakukan secara keseluruhan
produk (100%), proses tersebut dilakukan oleh bagian QC pada finishing. Apabila terdapat
noda/defect maka akan dipisahkan untuk dilakukan permak dan jika terdapat hangtag yang
salah maka akan dilakukan pemasangan hangtag ulang.
f. Rasio garment
merupakan proses mengelompokkan garment per size dan per carton dengan
menyesuaikan order. Pengelompokkan garment dilakukan dengan menggunakan carton
stock yang ada, yang terdiri dari rasio solid garment dan rasio assort garment. Rasio solid
garment merupakan pengolompokkan garmen dengan memasukkan satu size yang sama
kedalam carton dan rasio assort garment merupakan pengelompokkan garment dengan
memasukkan beberapa size yang berbeda ke dalam carton sesuai dengan packing list.
i. Packing (Pengepakan)
Pengepakan (packing) adalah kegiatan untuk mengemas pakaian jadi ke dalam kemasan
yang telah direncanakan sebelumnya sebelum dikirim kepada pemesan atau dipasarkan.
Tujuan pengepakan diantaranya adalah untuk melindungi produk dari kerusakan,
memudahkan dalam penanganan, menambah nilai estetika dan memudahkan saluran
distribusi. Garmen yang sudah melewai metal detector, kemudian akan mulai dikemas.
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum pengemasan antara lain yaitu : pengecekan
akurasi seperti memastikan aksesoris sudah benar, cara melipatnya apakah sudah benar,
hingga pengecekan size apakah sudah sesuai.
Setelah itu garmen dimasukkan ke dalam carton dengan menghitung quantity sesuai
dengan packing list dan operator membuat report akurasi 100%, lalu carton ditimbang untuk
mengetahui apakah sudah sesuai garment pada carton tersebut dan setelah itu carton dicap
akurasi packing sebagai identitas untuk mengetahui operator siapa yang melakukan proses
tersebut.
Ketentuan dan cara pengepakan garmen yang digunanakan adalah sebagai berikut:
1) Solid size solid colour
Sistem pengepakan yang didalamnya terdapat sejumlah pakaian jadi dengan ukuran warna
yang sama.
2) Solid colour assorted size
Sistem pengepakan yang di dalamnya terdapat sejumlah pakaian jadi dengan warna yang
sama namun ukuran yang berbeda.
3) Hanger with carton
Sistem pengepakan menggunakan hanger atau gantungan baju yang kemudian dimasukan
kedalam karton dalam ukuran yang sama atau berbeda.
4) Hanger polybag and carton
Sitem pengepakan menggunakan hanger lalu diberi polybag untuk menjaga produk.
Sebelum dimasukan kedalam carton berdasarkan ukuran dan tujuan pengiriman. Produk
digantungkan terlebih dahulu lalu dicek kuantitas serta size nya.
j. Packing Audit
merupakan proses pengecekan setelah dilakukan nya proses packing untuk memastikan
barang yang telah dipacking dapat lolos atau tidaknya sebelum dlakukannya pre-final dan
final inspection. Proses ini dilakukan oleh bagian QC pada finishing. Langkah – langkah
yang dilakukan dalam proses tersebut antara lain sebagai berikut :
1) Melakukan random cek/ sampling menggunakan AQL sebagai acuan nya, berdasarkan
jumlah karton ada
2) Karton yang dicek akan dilakukan cek pada tiap produk yang ada di dalam carton
dengan mengecek produk dari terdapatnya defect atau tidak, memastikan kelengkapan
aksesoris dan PO serta ON apakah sudah sesuai pada produk tersebut.
3) Melakukan pengecekan suhu pada carton dan garment dengan menggunakan alat aqua
boy, alat tersebut untuk mengukur suhu yang ada pada karton dan produk, hal ini
bertujuan untuk menghindari garmen yang ada didalam karton mengalami jamur jika
suhu yang diukur tidak sesuai dengan standar. Caranya dengan menusukkan alat
tersebut pada karton bagian atas, samping, dan bawah serta meletakkan pada
tumpukan produk pada bagian atas dan bawah. Apabila suhu yang diukur pada garment
tersebut tidak sesuai standar, maka garment tersebut akan dipindahkan kembali ke dry
room selama 2 jam agar suhu yang ada pada garment tersebut sesuai dengan standar.