FINISHING GARMENT
DESAIN FASHION SYAR’I DAN GARMEN
Disusun oleh :
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan kita Kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah ini dengan judul “Finishing Garment”.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir.
Dalyono, MSI., C.Text ATI. Selaku dosen pengampu mata kuliah Desain Fesyen
Syar’i dan Garmen UII yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menyelesaikan tugas ini. Selain itu, kami sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan bagi pembaca
tentang proses finishing garment.
Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya
kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada perusahaan industri manufaktur, kegiatan produksi merupakan suatu
kegiatan yang cukup penting. Bahkan dalam berbagai macam pembicaraan, dikatakan
bahwa produksi merupakan dapurnya perusahaan tersebut. Apabila pada kegiatan
produksi terdapat berbagai macam hambatan dalam proses produksi, maka akan
menimbulkan berbagai kerugian baik material maupun nonmaterial. Sehingga
diperlukan pengendalian kualitas dalam suatu perusahaan untuk meminimalisasi biaya
operasional dalam produk, serta dapat memenuhi standar kualitas dari waktu yang
telah ditentukan sebelumnya.
Definisi kualitas menurut Crosby (1979:58) adalah conformance of
requirement adalah sesuai dengan kebutuhan atau standar. Suatu produk berkualitas
jika memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Secara default kualitas meliputi
bahan baku, proses manufaktur, dan produk jadi. Sementara itu, menurut
Feigenbaum (1986:7) Kualitas adalah kepuasan pelanggan penuh (full customer
satisfaction). Suatu produk dianggap berkualitas tinggi jika dapat memuaskan
sepenuhnya kepada konsumen.
Mencapai tujuan produksi dengan jaminan kualitas, kontrol kualitas
merupakan kegiatan yang sangat perlu dilaksanakan dalam setiap kegiatan produksi
karena kualitas barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan cermin
keberhasilan setiap perusahaan di mata masyarakat. Jika kualitas barang atau
pelayanan yang diberikan buruk, konsumen sendiri yang langsung tahu bahwa
perusahaan yang membuat produk juga tidak bagus. Jika kualitasnya barang yang
diproduksi bagus, maka konsumen menciptakan nilai secara langsung baik untuk
bisnis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Finishing Garment
Para pelaku bisnis garmen perlu mengetahui alur proses garmen karena akan
berpengaruh pada kinerja dan produktivitas perusahaan berdasarkan kinerja proses
alur garmen yang akan dihasilkan. Di era modernisasi yang semakin maju seperti
sekarang yang menjadikan teknologi menjadi aktor utama. Dalam proses
pembuatannya pun dunia fashion tidak luput menggunakannya.
Proses finishing adalah langkah terakhir dalam proses pemrosesan lebih lanjut
dalam industri pakaian. Oleh karena itu proses produksi sangat penting untuk
kualitas produk jadi. Barang garmen yang yang telah selesai atau di-finishing
merupakan gambaran dari seluruh pekerjaan atau proses yang dilakukan sejak awal
proses pembuatan bahan mentah hingga proses finishing.
Proses pengolahan terdiri dari tahapan tahapn proses yang memerlukan tingkat
kontrol yang sama. Kegagalan dalam satu tahapan dapat menyebabkan proses
selanjutnya tidak berhasil dengan baik. Kesalahan yang terjadi kadang kala tidak
bisa diperbaiki dalam proses finishing, contohnya kesalahan dalam pemotongan,
kulit sobek akibat shaving, dan lain lain.
2. Ironing
Barang yang telah diproses lalu akan dirapikan dengan penyetrikaan, setelah
garmen di iron makan akan dichecking lagi oleh QC finishing (sebelum masuk
area packing. Fungsi dari tahap ironing yaitu sebagai berikut:
a. Shaping. Dalam pakaian dart dan seam digunakan agar membentuk ukuran
yang tepat kepada pemakainya. Agar meningkatkan keindahan dan daya tarik
bentuk yang diciptakan dengan menggunakan dart dan seam maka perlu
dilakukan pressing. Dalam beberapa kasus, pengecilan atau peregangan
dilakukan pada bagian pakaian agar terbentuk dengan sempurna.
b. Memberi lipatan jika perlu. Pressing atau menyetrika dilakukan untuk
meningkatkan keindahan dan menjahit yang tepat.
c. Menghilangkan lipatan dan kerutan yang tidak diinginkan. Selama pembuatan
pakaian berbagai jenis lipatan dan crinkles yang tidak diinginkan muncul. Hal
ini dapat terbentuk karena pencucian pakaian. Untuk menghilangkan kerutan
dan lipatan yang tidak diinginkan dari pakaian maka harus ditekan atau
disetrika.
d. Underpressing. Agar bisa dijahit dengan mudah sebelum proses menjahit
beberapa bagian membutuhkan minimum pressing hal itu disebut dengan
underpressing. Underpressing dilakukan untuk membuat mantel, jaket, dan
celana panjang dalam industri siap pakai.
e. Final Pressing. Setelah membuat pakaian, pengepresan dilakukan sebelum
melipat yang disebut pengepresan akhir atau final pressing. Pressing atau
menyetrika dilakukan untuk memberikan keindahan pakaian dan untuk
memberikan penampilan datar dan rapi pada pakaian.
f.
3. QC Finishing
Aspek utama dari quality control adalah penetapan kontrol yang jelas dan
tegas. Kontrol ini membantu dalam standarisasi produksi dan meminimalisir
kesalahan dengan menentukan aktivitas produksi mana yang harus diselesaikan.
Tugas quality control dalam tahap finishing adalah melakukan pengecekan pada
produk yang sudah jadi dan siap didistribusikan ke pedagang grosir, ritel atau
konsumen. Produk yang diterima oleh distributor dan konsumen harus sudah
lolos quality control dan memenuhi standar kualitas agar tidak ada kritik dari
konsumen. Berikut beberapa tugas pada proses quality control:
4. Folding
Proses melipat pakaian sesuai dengan permintaan dari Buyer sebelum dikemas
dalam polybag dan masuk ke dalam carton box. Sebelum dikemas dalam polybag
terlebih dahulu perlu memasangkan aksesoris seperti hang tag / price ticket, size
sticker, size strip dan aksesoris lainnya sesuai worksheet dari Buyer.
Dengan adanya kemajuan teknologi pada saat ini tidak sedikit dari perusahaan
garmen menerapkan penggunaan proses folding dengan menggunakan mesin
otomatis untuk melipat hasil garmen lebih rapi sehingga perusahaan bisa lebih
banyak menghemat waktu.
5. Packing
Pengemasan merupakan bagian penting dari suatu produk, yang harus
mendapat
banyak perhatian masyarakat. Hal ini berkaitan dengan merancang &
memproduksi paket yang sesuai untuk suatu produk. Pengemasan juga mengacu
pada proses desain,evaluasi, dan produksi paket. Pengemasan dapat digambarkan
sebagai system terkoordinasi dalam mempersiapkan barang untuk transportasi,
pergudangan, logistik, penjualan, dan akhir.
Dalam proses ini pakaian yang telah lolos quality control dan telah dilakukan
repairing maka akan dilakukan mengemas pakaian dan dimasukkan ke dalam
polybag atau plastic bag (jika diperlukan adanya tambahan hanger maka harus
ditambahkan) satu persatu, dan memasukkannya dalam carton box sesuai dengan
regulasi masing-masing Buyer dan garmen siap untuk dikirim. Tujuan dari
packing adalah untuk menjaga kebersihan dan terhindar dari kotoran dari debu,
suhu udara dan kelembaban yang dapat mempengaruhi kualitas pakaian.