Anda di halaman 1dari 15

Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul

Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

BAHAN BACAAN
MEMERIKSA KUALITAS BAHAN BAKU UTAMA (MATERIAL)

A Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan baku


utama (material)
Saat ini tuntutan konsumen selalu meningkat dan berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang
mengakibatkan cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk.
Semakin kompleks kebutuhan konsumen terhadap produk, maka semakin
banyak jenis produk yang diperlukan untuk memenuhi segmentasi pasar
sehingga tingkat persaingan di pasaran terus meningkat. Dengan kata lain
diperlukan produk yang berkualitas untuk bisa eksis di dunia industri sekarang
ini. Membicarakan tentang pengertian atau definisi kualitas dapat berbeda
makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat
bergantung pada konteksnya. Namun secara umum orang menyatakan bahwa
kualitas adalah sesuatu yang mencirikan tingkat dimana suatu produk
memenuhi keinginan atau harapan.
Pengendalian kualitas sangat dibutuhkan dalam memproduksi suatu barang
untuk menjaga kestabilan mutu hasil produksi dan sebagai salah satu usaha
untuk menemukan faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya
fungsi dalam proses suatu produksi sehingga bila terjadi gangguan dapat
segera dilakukan tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak produk yang
tidak sesuai dengan produksi.

Pengendalian mutu
Pengendalian mutu adalah semua usaha untuk menjamin agar hasil dari
pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan
konsumen.

Tujuan pengendalian mutu adalah agar tidak terjadi barang yang tidak
sesuai dengan standar mutu yang diinginkan terus menerus, bisa

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 1 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas


dan produsen tidak rugi.

Pemeriksaan bahan atau bahan utama secara detail meliputi :


 Handling : pegangan pada bahan.
 Grade : klasifikasi bahan berdasarkan standar point yang berlaku.
 Density : jumlah helai benang tiap satu inci, baik terhadap arah
lusi ataupun arah pakan.
 Bowing : Penyimpangan sudut yang terjadi antara arah panjang
bahan dan arah lebar bahan. Bowing terjadi bila garis lusi dan pakan tidak
membentuk sudut 90 derajat.
 Fastness : Ketahanan bahan terhadap pengaruh factor perlakuan fisik
dan kimia.

Tujuan pemeriksaan kualitas bahan utama adalah : untuk mengetahui


kualitas bahan yang berada dalam batas-batas toleransi yang diberkan pembeli
sebelum diproses menjadi produk masal, dengan kata lain semua bahan yang
ada di gudang harus berada dalam status berkualitas baik sesuai dengan yang
diinginkan oleh pembeli baik dilihat dari aspek seperti tersebut diatas.

Begitu pula dengan industri garment dalam memproduksi busana. Seringkali


terdapat kesalahan seperti bahan belang, bahan berlubang, cacat rajutan, kotor,
terdapat lubang gunting, salah jahit, dan masih banyak lagi.
Berikut akan dibahas lebih rinci jenis cacat dalam produksi garment, proses
pengendalian mutu, dan faktor yang mempengaruhinya.

Proses pengendalian kualitas produksi garment


Proses pengendalian produksi garment biasanya dilakukan dengan jalan
melakukan pengecekan pada semua departemen guna meminimalisir cacat dalam
produksi. Pengecekan yang dilakukan antara lain sebagi berikut :

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 2 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Diadakannya cek material atau bahan di departemen cutting untuk


mengetahui cacat material, sebelum bahan tersebut dipotong dalam bentuk
komponen.
 Setelah bahan dipotong dalam bentuk komponen dilakukan cek kualitas
potong dan ukuran komponen yang sebelumnya di mall atau digambar pola.
 Cek jahit gabungan dari komponen yang sudah lolos seleksi menjadi busana
setengah jadi.
 Cek jahit gabungan komponen dan accesoris menjadi busana jadi total.
 Cek barang jadi setelah di trimming atau dibatil dari sisa-sisa benang jahitnya.
 Cek barang jadi setelah busana di Ironing atau digosok dengan setrika uap.
 Cek barang jadi setelah masuk polybag dan packing.

Prosedur pemeriksaan bahan utama:


1). Periksalah total panjang bahan dan tentukan panjang bahan yang akan
diperiksa sesuai kaidah penentuan sample pemeriksaan.
2). Pilih gulungan bahan atau rol bahan yang akan dijadikan sample pemeriksaan.
3). Periksa dan ukur lebar bahan dengan batas toleransi kurang lebih ½ inci,
periksa bungkus gulungan bahan.
4). Periksa dan rasakan “ handling” bahan apakah telah sesuai dengan standar
yang ditentukan.
5). Periksa tetal lusi dan tetal pakan pada bahan dengan batas toleransi kurang
lebih 2 helai per inci.
6). Periksa warna bahan dengan cara memotong bahan 20 cm dari pinggir bahan
kearah tengah bahan kedua sisi lebar bahan, kemudian lakukan perbandingan
warna bahan.
7). Catat seluruh kerusakan bahan pada lembar kertas pemeriksaan.
8). Jika ditemukan cacat bahan lebih dari tiga point pada satu tempat tertentu,
beri tanda dengan label TAG-PIN.
9). Standar point untuk panjang bahan 48-55 yards; grade –A; tanpa cacat
sepanjang gulungan bahan, Grade B ; cacat dengan total point kurang dari
30, dan Grade C ; cacat dengan total point lebih dari 30.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 3 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengendalian kualitas produksi garment.


Dalam memproduksi garment banyak faktor yang mempengaruhi kualitas produk
yang dihasilkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain sebagai berikut:
a. Manusia
Sumber daya manusia adalah unsur utama yang menentukan dalam proses
pengendalian kualitas yaitu tenaga kerja yang mempunyai komitmen, dedikasi,
tanggung jawab, dan loyalitas yang tinggi yang sangat mempengaruhi dari
kualitas produk yang dihasilkan. Ketelitian dari pengerjaan barang yang akan
dihasilkan yang menentukan bagus tidaknya barang yang akan dihasilkan.
b. Mesin
Mesin sebagai alat pendukung pembuatan suatu produk memungkinkan berbagai
variasi dalam bnetuk, jumlah dan kecepatan proses penyelesaian kerja.
Pengaturan tata letak mesin-mesin produksi dilakukan untuk memperlancar
proses produksi yang efektif dan efisien. Mesin dapat membantu mengurangi
jumlah produk cacat yang diakibatkan oleh kelalaian tenaga kerja pada saat
proses produksi. Faktor usia mesin merupakan salah satu penentu dari produk
yang dihasilkan. Semakin tua mesin yang digunakan semakin banyak produk
yang dihasilkan kurang dari kualitas standar. Selain faktor usia mesin terdapat
ketepatan dan kecepatan dalam seting mesin yang sangat berpengaruh terhadap
kualitas yang dihasilkan. Tingkat eror atau tingkat kerusakan mesin yang
digunakan juga berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan semakin banyak
mesin yang rusak dalam memproduksi maka akan semakin banyak cacat yang
terdapat dan akan memperlambat proses produksi.
c. Waktu
Faktor waktu dalam menentukan baik tidaknya produk yang dihasilkan sangat
berpengaruh. Bila waktu pengerjaannya lama atau panjang bisa dipastikan
kualitasnya akan semakin bagus. Bila waktunya sedikit atau mendesak maka
proses produksi kurang teliti sehingga cacat yang dihasilkan kemungkinan
banyak. Dalam memproduksi diusahakan karyawan di PT. Asrindo Indty Raya
menghasilkan kualitas yang semaksimal mungkin walaupun waktunya sedikit.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 4 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam produksi garment disarankan sebagai


berikut.
1.Hendaknya lebih menekankan kepada karyawan untuk dapat memperhatikan
kebersihan lingkungan dan alat yang digunakan terutama pada mesin jahit yang
digunakan supaya pelumas mesin dan debu atau tanah, tidak banyak mengotori
bahan yang digunakan.
2. Penyebab-penyebab ketidak sesuaian pada proses produksi garment dapat
diantisipasi dengan cara memperketat seleksi karyawan yang bekerja sesuai
dengan keahliaan dan memberikan pengarahan pada karyawan terutama pada
operator mesin jahit agar lebih memperhatikan dan berhati-hati.

Dalam rangka memeriksa kualitas bahan baku utama ( material), pengetahuan


yang diperlukan adalah:
1. Pemeriksaan kualitas bahan baku utama sesuai dengan standar
mutu seperti pada: konstruksi bahan, cacat bahan, kekuatan
bahan sesuai dengan standar yang berlaku.
Bahan Utama
Bahan utama merupakan bahan pokok yang menyusun suatu produk
busana.
Pemilihan suatu bahan juga berdasarkan kecocokan bahan tersebut dengan
desain busana yang akan dibuat, maka dari itu perlu diketahui kecocokan
bahan dengan desain busana. Setiap bahan memiliki karakteristik sendiri-
sendiri. Oleh karena itu, sebelum memilih bahan perlu mengetahui sifat dan
penggunaanya.

Pengecekan bahan utama dan pelengkap perlu dan wajib dilakukan karena
ini adalah sebagai persyaratan untuk mempermudah jalanya produksi
sehingga dalam produksi nanti tidak terjadi terganggu sehingga kuantitas
dan qualitas bisa terjamin produktifitas bisa tercapai, pengecekan bahan
utama dan pendukung ini perlu di buat dokumentasi dan dicatat sebagai
acuan dan persyaratan jaminan kualitas.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 5 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Kualitas bahan utama diperiksa


sesuai dengan standar yang telah
di tentukan
Standar yang telah ditentukan:
 kualitas warna bahan
 kualitas motif (apabila ada
motif)
 kualitas tenun bahan apakah
benar-benar bagus
 kualitas lebar bahan apakah
sesuai dengan pesanan

Jenis cacat dalam produksi garment


Cacat yang terjadi dalam produksi garment dapat dikelompokan dalam
dua bagian yaitu sebagai berikut :
Cacat material.
Dalam cacat material ini biasanya cacat yang terjadi sebelum pengolahan
bahan menjadi busana. Cacat meterial ini dapat terjadi dalam pengiriman
maupun dalam memproduksi bahan yang akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan busana.

Cacat material antara lain sebagai berikut:


1) Bahan shadding
Ketidak sesuaian warna bahan sebelum diolah menjadi busana. Bahan
yang akan digunakan adalah bahan yang sesuai standar yaitu yang
warnanya sama dan tidak terdapat belang atau warna beda dalam satu
rol atau satu lot bahan. Jika dalam satu rol atau satu lot bahan
mengalami
1 warna yang berbeda maka bahan tersebut sudah dikatakan cacat.
2) Bahan banyak berlubang
Sebelum bahan digunakan untuk bahan busana, dicek apakah bahan
banyak berlubang apakah tidak. Walaupun lubang yang terdapat cukup
kecil, bahan tersebut sudah dikatakan cacat. Lubang pada bahan dapat
terjadi karena beberapa hal, antara lain tersangkut pada waktu
pengiriman.
3 )Bahan banyak benang yang putus

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 6 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Bahan yang dalam rajutanya banyak benang yang putus, bahan


tersebut
sudah dikatakan cacat biasanya benang yang putus dalam rajutanya
dikarenakan faktor dalam memproduksi bahan untuk bahan baku
busana.
4) Bahan banyak yang kotor
Jika dalam bahan banyak kotoran bahan tersebut sudah dikatakan
cacat.
Kotor dalam bahan banyak disebabkan oleh factor dalam
mendistribusikan bahan tersebut. Kotor yang banyak terjadi diakibatkan
air yang mengenai bahan, sehingga ada bekas tertinggal dalam bahan
tersebut.

Pengujian cacat bahan

Fabric Inspection Machine


Mesin pemeriksa bahan adalah mesin yang dipakai untuk memeriksa
bahan sebelum dipotong, dengan maksud memeriksa apakah ada cacat-
cacat bahan saat pembuatan bahan tersebut. Cacat yang dimaksud
adalah cacat berupa : benang putus, nep, penumpukan benang ke arah
horisontal/ vertikal dll.
Catatan :
Peralatan – peralatan uji yang memerlukan kalibrasi harus dilakukan
kalibrasi secara berkala pada departemen terkait, misalnya neraca,
timbangan.

Menyiapkan bahan/produk yang akan di tes.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 7 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Pada prinsipnya pengendalian kualitas dilakukan dari proses awal, ketika


sample dibuat dan dilakukan secara berurutan dari proses ke proses hingga
barang tersebut akan dikirim/di ekspor.
Proses pemeriksaan biasanya dilakukan pada tahapan:
 Pembuatan sample garmen
 Pembuatan sample bahan/ accesoris
 Bahan/ accesories datang
 Proses- proses di produksi ( di bagian : Potong, jahit, finishing )
 Saat akan di kirim.
Sample-sample/ bahan uji dapat diambil pada tahap-tahap tersebut secara
acak.
Pada Pemeriksaan bahan bahan sebelum potong biasanya dilakukan 100%.
Untuk menghindari barang – barang yang cacat. Karena di bagian potong
inilah tanggung jawab dari bahan akan langsung berada di tangan
produsen, bila bahan telah dipotong. Tetapi bila bahan cacat maka masih
bisa dikembalikan kepada pembuat bahan.
Melaksanakan tes unjuk kerja/pengawasan
Melakukan standar pengujian pada desain/ garmen:
1). Proto/ salesman sample
Proto sample adalah contoh baju yang dipergunakan untuk keperluan
persetujuan desain oleh pembeli. Biasanya saat pemeriksaan kita harus
memperhatikan pada penjelasan tentang baju yang diberikan oleh
pembeli (deskripsi). Misal apakah baju tersebut lengan panjang atau
pendek, bagaimana bentuk kerah, bagaimana bentuk lengkung lingkar
lengan, menggunakan kancing/ tutup tarik atau tidak, ada kantong atau
tidak, ada ragam hias (border/printing) atau tidak dll.
Melalui proto sample ini pembeli akan menilai pula cara kerja produsen,
apakah dia bisa mengerjakan atau tidak. Oleh sebab itu penting sekali
memeriksa contoh baju ini sebelum dikirim kepada pembeli. Sample ini
akan menjadi gambaran awal tentang produsen. Pada tahap ini
kemungkinan terjadi perubahan desain masih mungkin terjadi, karena

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 8 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

mungkin saja setelah pembeli mendapat sample tersebut akan


melakukan beberapa perbaikan.
2). Sample Approval
Bila Pembeli telah setuju dengan sample proto, maka tahap selanjutnya
adalah sample yang akan dipakai untuk produksi masal, biasanya pada
tahap ini sudah tidak ada lagi perubahan desain. Biasanya pada tahap
ini belum menggunakan bahan yang sebenarnya akan dipergunakan
oleh produksi, tetapi menggunakan bahan yang tersedia di gudang
produsen (Available fabric).
3). Pre Production Sample
Ketika Bahan utama/ bahan telah datang maka dibuat sample awal
produksi (PP Sample) yang menggunakan bahan yang sebenarnya
akan digunakan dalam produksi masal. Pada tahap ini saple harus
diperiksa karena berkaitan dengan kondisi real dari bahan yang akan
dipakai. Apakah bahan itu mempunyai penyusutan/mulur atau tidak.
Pengujian bahan pada mesin pemeriksa bahan, biasanya dilakukan untuk
mengetahui seberapa banyak cacat-cacat bahan dalam jumlah yard
tertentu.
Untuk patokan pemeriksaan beberapa perusahaan menggunakan standard
”Four Point system” untuk bahan-bahan rajut, dan ”Ten Point system” untuk
bahan-bahan tenun.
2. Pemeriksaan bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan
desain yang diminta seperti: jenis bahan dan warna.
a. Melakukan pengujian pada bahan
 Pengujian Warna
Pengujian warna pada bahan perlu dilakukan, karena dalam setiap
lot pencelupan ada kemungkinan perbedaan warna (kapasitas
mesin pencelupan terbatas). Misal bila kita mempunyai pesanan
bahan dengan warna tertentu sebanyak 10.000 yards, padahal
sekali pencelupan sebuah mesin hanya mampu sekitar 400 yards,
maka untuk 10.000 yards akan dilakukan pencelupan sebanyak 25
kali. Kemungkinan terjadinya perbedaan warna bisa terjadi karena

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 9 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

perbedaan formula bahan pewarna mungkin berbeda, suhu


pencelupan berubah, lama waktu pencelupan berbeda, kualitas air,
bahkan mungkin saja kualitas bahan ’grey’ nya berbeda. Jadi
pemeriksaan terhadap warna bahan harus dilakukan.

Pemeriksaan warna bahan


Proses pemeriksaan biasanya dilakukan dalam light Box yang
memiliki lampu khusus. Lampu Neon TL biasa, dipergunakan
pada saat kita memeriksa di dalam ruangan kerja, tetapi untuk
melihat dengan jelas, maka kadang kita harus melihatnya
dengan sinar yang cukup, yaitu dibawah sinar matahari jam 12,
maka dari itu disimulasikan dalam light box dengan lampu neon
dengan pencahayaan day light. Untuk membaca arah warna, kita
tidak bisa melihat dengan mata telanjang, tetapi kita bisa
menggunakan lampu-lanpu khusus yaitu lampu Ultra Violet atau
Lampu Infra red. Sehingga bila ada 2 bahan dengan warna yang
sama, bila di taruh dibawah ke dua jenis lampu ini akan tetap
berbeda bila arah warnanya berbeda.
Pengujian Luntur (Colour fastness)
Setiap garmen akan mendapat perlakuan pencucian, oleh sebab
itu perlu dilakukan pengujian apakah warna tersebut tahan
terhadap proses cuci atau tidak?, Untuk bahan-bahan tertentu
akan dicuci dalam proses dengan suhu tertentu, maka warna
tersebut harus tetap berthan (tidak luntur) sekalipun dikenai
perlakuan cuci dengan suhu yang dipersyaratkan.
Cara melakukan pengujian ini adalah :
 Memotong Bahan sebesar minimal 30 X 30 Cm
 Melihat cara petunjuk cucian yang dibrikan oleh pihak
pembeli, apakah boleh menggunakan bahan kimia, chlorine,
boleh menggunakan mesin cuci, suhu pencucian,dll.
 Perlakukan proses cuci seperti yang tercantum dalam label
petunjuk cucian.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 10 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Ambil Kondisi air dalam 2 gelas ukur dengan jumlah yang


sama ( 1 gelas dipakai untuk mencuci, sedang 1 gelas
digunakan senagai pembanding ).
 Bila setelah dicuci dengan kondisi tersebut warna air tidak
berubah warna (mengikuti warna bahan), maka bahan
tersebut tidak luntur.
 Biasanya tes luntur ini bisa juga dilakukan di laboratorium
khusus yang ditunjuk oleh pihak pembeli.
Pengujian susut/mulur
Pengujian susut dilakukan sebelum proses potong bahan, untuk
memeriksa apakah lebar bahan berubah atau tidak, pada bahan-
bahan tertentu (terutama bila pada proses finishing bahan tidak
terlalu baik) akan terjadi penyusutan bahan. Tentunya
penyusutan bahan akan berpengaruh pada ukuran busana.
Untuk busana yang memerlukan ukuran yang pas, penyusutan
bahan akan berakibat fatal pada bentuk/ ukuran busana. Selain
itu bila terjadi penyusutan maka hal ini akan berpengaruh pada
pemakaian jumlah bahan. Tidak jarang produsen harus
melakukan perubahan marker, karena marker tidak sesuai
lebarnya dengan kondisi bahan yang menyusut.

Cara melakukan test penyusutan bahan adalah sbb :


 Memotong Bahan sebesar minimal 40 X40 Cm
 Gambar Bujur sangkar dengan Ukuran 30X30 cm dengan
spidol yang tahan air.
 Beri tanda bahan arah lebar dan arah panjangnya
 Buat catatan lebar dan panjang bahan (30X30 Cm)
 Melihat cara petunjuk cucian yang dibrikan oleh pihak
pembeli, apakah boleh menggunakan bahan kimia, chlorine,
boleh menggunakan mesin cuci, suhu pencucian, cara gosok,
suhu gosok dll.
 Perlakukan proses cuci dan gosok seperti yang tercantum
dalam label petunjuk cucian.
 Bila setelah dicuci dan digosok , ambil bahan itu dan letakan
dalam ke adaan normal diatas meja. Kemudian diukur arah
panjang dan lebar bahan.
 Bila terjadi perubahan panjang & lebar bahan, hal tersebut
menunjukan penyusutan/ mulur bahan.
 Catat kembali : Lebar dan panjang bujur sangkar setelah
proses tersebut.
Catatan : Pengukuran selalu dilakukan pada garis bagian dalam
baik sebelum dan sesudah proses.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 11 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

Timbangan Electric
Timbangan ini diperlukan untuk menghitung berat bahan
(gramasi), biasanya bahan akan dipotong seluas 100 cm2 ,
berupa bahan yang dipotong bundar dengan alat Crooping,
Timbangan ini mempunyai tingkat ketelitian s/d 1/100 gram, dan
sangat sensitif oleh sebab itu biasanya ditutupi dengan kaca,
agar tidak terpengaruh oleh hembusan angin sekalipun saat
menimbang bahan.
Pengujian gramasi bahan
Tebal tipis suatu bahan, terutama untuk bahan-bahan bahan
rajut ditentukan oleh gramasinya. Gramasi ini dipakai pula
sebagai patokan untuk pemesanan bahan. Pembeli menentukan
gramasi bahan dikarenakan, pembeli menyesuaikan dengan
kondisi cuaca, perasaan (feeling) yang diberikan bahan dengan
ketebalan tertentu/berat tertentu dalam suatu luas tertentu.
Gramasi di hitung dengan menggunakan alat crooping, untuk
mendapatkan bahan seluas 100 cm2 .

Crooping
Crooping adalah alat
pemotong bahan yang
memiliki luas potong
seluas 100 cm2 dengan
bentuk lingkaran, atau
potongan bahan dengan
bentuk lingkaran
dengan diameter =
11,287 cm . Crooping ini
memiliki pisau yang
diputar diatas bantalan
karet.
Cara pengujian gramasi adalah sbb :
 Ambil Bahan yang akan diuji
 Potong dengan alat crooping
 Taruh hasil potongan dalam timbangan elektrik yang
mempunyai tingkat ketelitian minimal 1/100 gram

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 12 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

 Bila didalam timbangan menunjukan 2,75 gram maka hal itu


menunjukan bahwa dalam 100 cm2 berat bahan tersebut
adalah 2,75 gram.
 Bila kita konversikan ke 1 m2, maka berat bahan tersebut
menjadi 275 gram/m2.

Prosedur pemeriksaan bahan utama :


 Periksalah total panjang bahan dan tentukan panjang bahan yang akan
diperiksa sesuai kaidah penentuan sample pemeriksaan.
 Pilih gulungan bahan atau rol bahan yang akan dijadikan sample
pemeriksaan.
 Periksa dan ukur lebar bahan dengan batas toleransi kurang lebih ½ inci,
periksa bungkus gulungan bahan.
 Periksa dan rasakan “ handling” bahan apakah telah sesuai dengan
standar yang ditentukan.
 Periksa tetal lusi dan tetal pakan pada bahan dengan batas toleransi
kurang lebih 2 helai per inci.
 Periksa warna bahan dengan cara memotong bahan 20 cm dari pinggir
bahan kearah tengah bahan kedua sisi lebar bahan, kemudian lakukan
perbandingan warna bahan.
 Catat seluruh kerusakan bahan pada lembar kertas pemeriksaan.
 Jika ditemukan cacat bahan lebih dari tiga point pada satu tempat
tertentu, beri tanda dengan label TAG-PIN.
 Standar point untuk panjang bahan 48-55 yards;
o Grade –A; tanpa cacat sepanjang gulungan bahan,
o Grade B ; cacat dengan total point kurang dari 30,
o Grade C ; cacat dengan total point lebih dari 30.
3. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan kualitas bahan
sesuai prosedur kerja di industri
Setiap Hasil dari pemeriksaan yang didapat akan dilakukan pencatatan guna
dilakukan perbandingan dengan sample/patokan/standar yang telah
disetujui oleh pembeli. Kemudian data-data tersebut di konversikan
terhadap patokan pihak pembeli untuk dapat diputuskan apakah, barang/
produk dapat dilanjutkan atau tidak.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 13 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

B Keterampilan yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan baku


utama (material)
1. Memeriksa kualitas bahan baku utama sesuai dengan standar
mutu seperti pada: konstruksi bahan, cacat bahan, kekuatan bahan
sesuai dengan standar yang berlaku.
1) Menguji Warna
2) Memeriksa warna bahan
3) Menguji luntur (Colour fastness)
4) Menguji susut/mulur
5) Menguji gramasi bahan (tebal tipis suatu bahan)
2. Memeriksa bahan baku yang akan digunakan sesuai dengan desain
yang diminta seperti: jenis bahan dan warna.
1) Memeriksa total panjang bahan dan menentukan panjang bahan yang
akan diperiksa sesuai kaidah penentuan sample pemeriksaan.
2) Memilih gulungan bahan atau rol bahan yang akan dijadikan sample
pemeriksaan.
3) Memeriksa dan mengukur lebar bahan dengan batas toleransi kurang
lebih ½ inci, memeriksa bungkus gulungan bahan.
4) Memeriksa dan merasakan “ handling” bahan apakah telah sesuai dengan
standar yang ditentukan.
5) Memeriksa tetal lusi dan tetal pakan pada bahan dengan batas toleransi
kurang lebih 2 helai per inci.
6) Memeriksa warna bahan dengan cara memotong bahan 20 cm dari
pinggir bahan kearah tengah bahan kedua sisi lebar bahan, kemudian
melakukan perbandingan warna bahan.
7) Mencatat seluruh kerusakan bahan pada lembar kertas pemeriksaan.
8) Jika ditemukan cacat bahan lebih dari tiga point pada satu tempat
tertentu, beri tanda dengan label TAG-PIN.
9) Standar point untuk panjang bahan 48-55 yards;
 Grade –A; tanpa cacat sepanjang gulungan bahan
 Grade B ; cacat dengan total point kurang dari 30
 Grade C ; cacat dengan total point lebih dari 30.

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 14 dari 24
Modul - Versi 2018
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Busana Jadi, Penjahitan GAR.CM03.004.01
dan Pembuatan Busana sesuai Pesanan

3. Mencatat dan melaporkan hasil pemeriksaan kualitas bahan sesuai


prosedur kerja di industri.
 Melakukan pencatatan guna dilakukan perbandingan dengan sample/
patokan/standar yang telah disetujui oleh pembeli.
 Mengkonversikan data-data tersebut terhadap patokan pihak pembeli
untuk dapat diputuskan apakah, barang/produk dapat dilanjutkan atau
tidak.

C Sikap kerja yang diperlukan dalam memeriksa kualitas bahan baku


utama (material)
Harus bersikap secara:
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa kualitas bahan baku utama (material)
2. Taat asas dalam memeriksa kualitas bahan baku utama (material)

Judul Modul: Mengawasi Mutu Pekerjaan Busana (Quality Control)


Pembuatan Blus Halaman: 15 dari 24
Modul - Versi 2018

Anda mungkin juga menyukai