Anda di halaman 1dari 3

Nama : Janira Calistasani

NIM : 21305144014
Kelas : Matematika B’21

1. Tabel 2. Praktik Pelaksanaan Ibadah antara Syariah dan Fiqih


No. Praktik/Amalan Syariah Fiqih
1. Salat Subuh 
2. Membaca qunut waktu salat subuh 
3. Melakukan ibadah haji 
4. Berwudhu sebelum melaksanakan salat 
5. Fatwa MUI 
6. Pemimpin Perempuan 
7. Pencatatan Perkawinan 
8. Praktik Ziarah 
9. Toleransi/Tasamuh 
10. Puasa Ramadhan 

2. Hafalan 5 surat yang turun di Mekkah


a. Ad-Dhuha
b. Al-Insyirah
c. Al-Kafirun
d. Al-Ma’un
e. At-Takasur

3. Ringkasan suatu permasalahan yang diselesaikan secara ijtihad


Permasalahan : Penanganan Pandemi Covid-19 dalam Pandangan Fiqih Islam
Sumber : https://www.setneg.go.id/
https://ejournal.uinib.ac.id/
Penanganan Pandemi Covid-19 dalam Pandangan Fiqih Islam

Covid-19 merupakan virus yang berakibat fatal pada keselamatan jiwa manusia.
Dampak yang ditimbulkan sangat luas, sehingga memaksa semua negara menetapkan
kebijakan khusus untuk menanggulanginya. Wakil Presiden, Ma'ruf Amin,
menyampaikan bahwa hampir di semua negara terutama yang berpenduduk muslim,
para ulama melakukan ijtihad untuk menetapkan fatwa yang relevan dengan kondisi
pandemi ini agar menjadi panduan di negara masing-masing seperti untuk tenaga medis,
para penderita, ataupun umat Islam pada umumnya.
Dalam ajaran islam, ijtihad merupakan bagian dari fiqih (tata cara dan aturan-
aturan dalam pelaksanaan ibadah) yang mempunyai karakter solutif terhadap
permasalahan yang muncul. Untuk Itu pendekatan fiqih dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk mengahadapi pandemi
Covid-19. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini sejalan dengan fiqih
islam. Pertimbangan paling utama dalam penetapan fatwa atau kebijakan adalah
menjaga keselamatan jiwa, menjaga keberlangsungan agama melalui rukhshah, dan
menjaga perekonomian.
Fatwa yang dikeluarkan ulama diharapkan dapat menjadi panduan dalam
beribadah, membangun kesadaran dan solidaritas umat, serta kaitannya dengan
perekonomian umat. Terkait fatwa mengenai panduan dalam beribadah, seperti fatwa
lockdown masjid yang dikeluarkan MUI menuai pro dan kontra. MUI dipandang
diperalat oleh pihak tertentu dalam konspirasi menjauhkan umat dari mesjid.
Sebelumnya, pemerintah menjadikan social distancing dalam upaya memutus mata
rantai penyebaran virus corona.
Fatwa ini dilatarbelakangi oleh permintaan dan dorongan kuat dari pemerintah
karena adanya reaksi menolak dilakukannya lockdown masjid. Peniadaan ibadah di
mesjid meliputi shalat Jumat, shalat jamaah dan shalat sunnah. Pengurusan jenazah
yang terpapar COVID 19 juga harus dilakukan sesuai protokol medis yang
dilaksanakan oleh pihak yang berwenang dengan tetap memperhatikan ketentuan
syariat. Fatwa ini berorientasi memutus mata rantai penyebaran virus corona
sebagaimana yang direkomendasikan ahli, kemudian menjadi kebijakan pemerintah.
Solusi melalui ijtihad :
Ditetapkannya fatwa-fatwa atau kebijakan adalah menjaga keselamatan jiwa,
menjaga keberlangsungan agama melalui rukhshah, dan menjaga perekonomian. Fatwa
yang dikeluarkan ulama diharapkan dapat menjadi panduan dalam beribadah,
membangun kesadaran dan solidaritas umat, serta kaitannya dengan perekonomian
umat.

Metode yang digunakan :


Metode istinbat digunakan dalam menetapkan fatwa berupa pendekatan manhaji
dengan mempertimbangkan Maqashid Al-Syariah.

Anda mungkin juga menyukai