Anda di halaman 1dari 19

PERATURAN BUPATI RAJA AMPAT

NOMOR 05 TAHUN 2009

TENTANG

KAWASAN KONSERVASI
LA UT DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI RAJA AMPAT,

Menimbang bahwa sesuai dengan kewenangan otonomi yang diberikan


kepada daerah, pemerintah daerah berwenang menentukan
kebijakan yang'ielevan dengan kondisi obyektif dan karakteristik
wilayahnya terhadap potensi sumberdaya alam yang tersedia
untuk dimanfaatkan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat
lahir bathin;
'

bahwa wilayah pesisir dan laut Kabupaten Raja Ampat memiliki


keanekaragaman hayati yang tinggi, maka harus dilindungi dan
dikelola serta dimanfaatkan secara bertanggungjawab-
berdasarkan prinsip pelestarian fungsi lingkungan; '

bahwa berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 31 Tahun


2004 tentang Perikanan, maka dalam rangka pengelolaan
sumberdaya ikan perlu dilakukan upaya konservasi ekosistem,
konservasi jenis ikan dan konservasi genetika ikan di wilayah
pesisir dan laut;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b, dan c , perlu ditetapkan dalam Peraturan Bupati
tentang Kawasan Konservasi Laut Kabupaten Raja Ampat.

Mengingat 1) Undang-Undang Nomor Tahun 1967 tentang Ketentuan-


11
ketentuan PokokPertambangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 22, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 283 1);

2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan


Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten—Kabupaten di
Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1969 Nomor 47; Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2907);
3) Undang-Undang Nomor Tahun 1973 tentang Landas Kontinen
1

Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1973


Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 2994);
4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3260);
5) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3299);
6) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan
United Nations Convention On The Law Of The Sea (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3319);
7) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
8) Undang—Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427);
9) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 98,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3493);
10) Undang—Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501);
11)Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996
Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3647);
12) Undang—Undang Nomor 5 tahun 1994 tentang pengesahan
United Nations “Convention on Biological Diversity (Konvensi
Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai Keanekaragaman Hayati)
_,

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 4 l )


13)Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3699);
14) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 1 Tahun
2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus 'bagi Provinsi Papua menjadi Undang—
Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 112; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4884)
15) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4169);
16) Undang-Undang Nomor 26_ Tahun 2002 tentang Pembentukan
Kabupaten Sarmi, Keerom, Sorong Selatan, Raja Ampat
Pegunungan Bintang, Yahukimo, Tolikara, Waropen, Kaimana,
Boven Digoel, Mappi, Asmat, Teluk Bintuni, Wondama di
Propinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4245);
l7)Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 43 89);
18) Undang—Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433)
19) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagai mana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2005
20) tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4548);
21)Undang—Undang- Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 443 8);
22) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran, Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725)
23)Undang Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84)
24) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan
Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1998 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3776);
25) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3816);
26) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 383 8);
27) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia thnor 3952);
28) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2002 tentang Hak dan
Kewajiban Kapal Asing dalam Melaksanakan Lintas Damai
Melalaui Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4209);
29) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2002 tentang Ilak dan
Kewajiban Kapal dan Pesawat Udara Asing dalam
Melaksanakan Hak Lintas Alur Laut Kepulauan Melalui Alur
Laut Kepulauan Yang Ditetapkan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4210);
30) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2002 tentang Daftar
Koordinat Geografis Tilik—titik Garis Pangkal Kepulauan
Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002
Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4211);
31)Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah::in
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
32) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi
Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4779)
33) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun
2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir (lun
Pulau Pulau Kecil
34) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17 'l'ahun
2008 tentang Kawasan Konservasi di wilayah Pesisir clan Pulau
Pulau Kecil.
35) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18 Tahun
2008 tentang ram Pengelolaan Wilatah Pesisir dan Pulau Pulau
Kecil.
36) Peraturan Daerah Kabupaten Raja Ampat Nomor 27 Tahun 2008
Tentang Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Raja
Ampat.

Memperhatikan :a. Penyerahan pengelolaan sebagian wilayah laut Sayang clan


Wayag, Teluk Mayalibit, Selat Dampier, Ayau dan Asia, Kolipu
'dan Boo, dan Misool Timur Selatan oleh masyarakat adin
dimasing-masing wilayah tersebut kepada Pemerintah Kabupaten
Raja Ampat di Waiwo pada tanggal 15 Desember 2006.

b. Pendeklarasian Kawasan Konservasi Laut Daerah oleh Bupati


Raja Ampat di Waiwo pada tanggal 15 Desember 2006.

c. Deklarasi Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Raja


Ampat oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
di Waisai pada tanggal '12 Mei 2007.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI RAJA AMPAT TENTANG KAWASAN


KONSERVASI LAUT DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Kawasan Konservasi Laut Daerah selanjutnya disebut KKLD, adalah Kawasan


Konservasi Perairan yang dikelola oleh daerah yang didefinisikan sebagai kawasan
pesisir, termasuk pulau-pulau kecil dan perairan sekitarnya, yang memiliki
sumberdaya hayati dan karakteristik sosial budaya spesifik yang dilindungi secara
hukum atau cara lain yang efektif.

Wilayah Pesisir daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi
oleh perubahan di darat dan di laut.
,;
U)
Kawasan Pesisir adalah bagian dari wilayah pesisir yang memiliki fungsi tertentu
berdasarkan karakteristik fisik, biologi, sosial dan ekonomi untuk dipertahankan
keberadaannya.

Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua
ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya.

Zonasi adalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui penetapan
batas-batas fungsional dalam kawasan konservasi sesuai dengan potensi sumberdaya
dan daya dukung serta proses-proses ekologis yang berlangsung sebagai sutu
kesatuan dalam ekosistem pesisir.

6. Rencana Strategis adalah rencana yang memuat arah kebijakan lintas sektor untuk
perencanaan pembangunan melalui penetapan tujuan, sasaran dan strategi yang luas,
serta target pelaksanaan dengan indikator yang tepat untuk memantau rencana
ditingkat daerah.

Rencana Pengelolaan adalah rencana yang memuat susunan kerangka kebijakan,


prosedur dan tanggung jawab dalam rangka pengkoordinasian pengambilan
keputusan diantara berbagai instansi/lembaga pemerintah mengenai kesepakatan
penggunaan sumberdaya atau kegiatan pembangunan di zona yang ditetapkan dalam
kawasan konservasi.

Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Konservasi Laut Daerah adalah suatu proses


perencanaan, pemanfaatan, pengendalian serta pengawasan sumberdaya pesisir dan
laut secara berkelanjutan yang melibatkan banyak pihak baik dalam tataran
pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan Lembaga Swadaya Masyarakat, yang
selain bersifat partisipasi, juga mengandung maksud adanya pembagian peran,
manfaat dan tanggung jawab.
Pengelolaan adaptif adalah suatu tipe pengelolaan sumber daya alam dimana
pengambilan keputusan merupakan bagian dari proses terus—menerus yang berbasis
ilmiah dan meliputi pengujian, monitoring, dan evaluasi terhadap strategi-strategi
yang diterapkan, dan memadukan pengetahuan terbaru ke dalam pendekatan—
pendekatan pengelolaan yang berdasarkan temuan-temuan ilmiah dan kebutuhan—
kebutuhan masyarakat, dan hasilnya digunakan untuk memodifikasi kebijakan,
strategi dan praktik pengelolaan.

10. Jejaring KKLD adalah rangkaian beberapa KKLD yang secara ekologis dan bio—fisik
berkaitan satu dengan lainya yang meliputi aspek oseanografi, bioekologi perikanan
dan daya tahan lingkungan yang pengelolaannya dilakukan secara terpadu
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan dan Pesisir.

ll . Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan di daerah.

12. Daerah adalah Kabupaten Raja Ampat


13 .Masyarakat adalah masyaiakat pesisir Kabupaten Raja Ampat yang bermukim di
dalam dan sekitar kawasan konservasi dan mata pencahariannya tergantung pada
pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut, terdiri dari masyarakat lokal yang
merupakan komunitas nelayan, pembudidaya ikan dan bukan nelayan.

14 .Dinas adalah satuan perangkat. kerja daerah yang bertanggung jawab dibidang
kelautan dan perikanan.

15. Unit Pengelola KKLD adalah satuan unit organisasi pengelola kawasan konservasi
yang merupaka bagian unit dari dinas/SKPD yang menangani konservasi laut. _

. BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

Peraturan Bupati ini berlaku pada setiap orang, baik warga negara Indonesia maupun
warga negara asing dan badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, yang
melakukan kegiatan di wilayah KKLD maupun kegiatan lain yang mempengaruhi
keutuhan ekosistem KKLD Kabupaten Raja Ampat;

BAB III

ASAS TUJUAN DAN SASARAN

P&M3.

Penetapan dan pengelolaan jejaring KKLD berdasarkan pada asas:


Pertimbangan bukti ilmiah,
Pertimbangan kearifan lokal,
Pertimbangan kondisi sosial ekonomi masyarakat,
99959!”

Bagian integral dan alat pendukung untuk pembangunan daerah yang berkelanjutan,
Pencegahan tangkap lebih,
Pendekatan kehati—hatian,
Pemanfaatan secara berkelanjutan,
Keterpaduan pengembangan wilayah pesisir, laut dan darat,
cwe?

Pengelolaan adaptif.

Pasal 4

Jejaring KKLD bertujuan untuk membentuk suatu kawasan laut dan pesisir yang
dilindungi dan berfungsi:
Ft. Mempertahankan fungsi reproduksi dan stok ikan, seperti tempat pemijahan ikan,
habitat induk ikan, dan lainnya;
b. Sebagai kawasan wisata bahari yang ramah lingkungan;
c. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya laut
yang lestari;
d. Pendidikan, penelitian dan pengembangan;

-. Pasal 5

Sasaran penetapan jejaring KKLD Kabupaten Raja Ampat meliputi:


&. Terbentuknya kawasan konservasi laut yang dikelola secara bersama oleh pemerintah,
masyarakat; dan pemangku kepentingan lainnya.
b. Tercapainya kelestarian sumberdaya ikan dan biota lainnya sebagai salah satu sumber
penting perekonomian masyarakat;
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan KKLD
beserta mekanisme pelaksanaan dan pengawasannya;
Tercapainya keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara manusia dan
sumberdaya ikan beserta biota lainnya;
Tersedianya sumberdaya ikan dan lingkungannya untuk generasi masa depan; dan
Th
Terjadinya pemanfaatan sumberdaya ikan dan biota lainnya secara terkendali dan
berkelanjutan.

BAB IV

CAKUPAN, NAMA, LUAS DAN BATAS JEJARING KAWASAN KON SERV ASi
LAUT DAERAH
'
Pasal 6 '

Menetapkan seluruh Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Raja Ampat


sebagai Jejaring Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kabupaten Raja
Ampat .
Cakupan jejaring KKLD Raja Ampat meliputi wilayah pesisir, laut dan pulau—pulau
kecil yang terdapat didalamnya seluas kurang lebih 1.125.940 ha.

KKLD yang dimaksud dalam ayat ?. diatas adalah sebagai berikut:


a.KKLD Kepulauan Ayau-Asia seluas 101.440 ha terdiri dari dua wilayah yaitu
kepulauan Asia meliputi kawasan yang dihubungkan dengan titik batas pada
koordinat 1310 15” 44” BT dan 010 06” 08” LU, menuju Tenggara pada
koordinat l31o 17” 48” BT dan 010 04” 26” LU, menuju Barat Daya pada
koordinat 131013”22” BT dan 00() 58” 59” LU, menuju Barat Laut pada
koordinat l3loll”17”BT dan 010 00” 45” LU dan menuju Utara Timur Laut
pada titik awal batas. Kepulauan Ayau seluas 94.970 ha meliputi kawasan yang
dihubungkan dengan titik batas pada koordinat 1310 06” 22” BT dan 000 40” 40”
LU menuju keTimur pada koordinat 1310 14” 36” BT dan 00(” 40” 40” LU
::"
4

;.
,e.—.:;

menuju ke Selatan pada koordinat 131014”36””BT dan 000 25' 08” LU menuju
Barat Daya pada koordinat 131007”57”BT dan 00019”55” LU menuju Barat
__..W__

.a:

pada koordinat 1300 53” 35” BT dan 000 19” 52” LU menuju Utara pada
)

afc-…;;

.;.;..—

koordinat 1300 53” 35” BT dan 000 27” 19” LU menuju ke Timur pada
, koordinat 1310 01” 58” BT dan OOC> 27” 19” LU menuju Timur laut pada titik
__

.
awal batas.
,wfei…;…meezs…'..-

…,…
b. KKLD Sayang-Wayag dengan luas 155.000 ha, yang meliputi kawasan yang
dihubungkan dengan titik batas pada koordinat 129o 49”50” BT dan 0024114”
…—

v
*.
. LU. menuju Tenggara pada koordinat 1300 21” 10” BT dan 00 10” 42” LU,
menuju Barat Daya pada koordinat 130” 17” 11” BT dan 000 02” 44” LU,
g'»
4

”gawangnya…
menuju Barat 129() 54” 48” BT dan 00005” 17” LU, menuju Barat Laut pada
koordinat 129 o 44” 06” dan 0 0 11” 48” dan menuju Utara Timur Laut kembali
ke titik awal batas. " ,
c. KKLD Selat Dampier dengan luas 303,200 ha, yang meliputi kawasan yan g
dihubungkan dengan titik batas pada koordinat 1300 27” 12” BT dan 0 ”3 ”23”
1

LS menuju ke Timur menyusuri garis pantai pada batas pasang tertinggi air laut,
menemui koordinat 130039”11” BT dan 0002516” LS menuju ke Timur pada
koordinat [300 42” 00” BT dan 000 24” 27” LS menyusuri garis pantai pada
batas pasang tertinggi air laut ke arah Tenggara sampai koordinat 130” 47 ”07”
BT dan 0002647” LS ke arah Selatan pada koordinat 1300 47* 47” BT dan 00” "

29” 38“ LS, menuju Tenggara pada koordinat 131“ 04” 33” BT dan 00“ 46” 01”
LS menuju ke arah Tenggara pada koordinat 1310 13” 28” BT dan 010 00, 59”
LS menuju ke arah Selatan pada koordinat 1310 13” 28” BT dan 010 02” 23” LS
menuju ke arah Barat Daya pada koordinat 1310 11” 03” BT dan 010 06” 48” LS
menuju ke arah Barat pada koordinat 1310 03” 18” BT dan 01“ 06” 48” LS
** menuju, selanjutnya menyusuri garis pantai pada batas pasang tertinggi air laut
ke arah Barat Laut pada koordinat 1300 37” 51” BT dan 000 57” 45” LS menuju
ke arah Barat Laut pada koordinat 1300 36” 36” BT dan 000 54” 48” LS
selanjutnya menyusuri sepanjang garis pantai pada batas tertinggi air laut ke
arah Timur Pulau Batanta, terus ke arah Utara, Barat dan ke Selatan sampai
menemui koordinat 1300 23” 08” BT dan 000 55” 34” LS menuju ke Barat
sampai menemui koordinat 1300 21” 04” BT dan 000 55” 34” LS menuju ke
Timur Laut kembali ke titik awal batas.

d. KKLD Teluk Mayalibit dengan luas 53.100 ha, yang meliputi kawasan yang
dihubungkan dengan titik batas pada koordinat 1300 52” 30” BT dan 000 25” 22”
LS menyusuri garis pantai Teluk Mayalibit pada pasang tertinggi air laut ke
arah Timur, Utara, Timur, Selatan, Timur pada koordinat 1310 05” 28” BT dan
000 19” 24” LS ke arah Selatan pada koordinat 1310 05” 45” BT dan 000 24” 02”
LS menuju ke arah Barat pada koordinat 1300 54” 02” BT dan 00” 27” 06” 38
menuju ke Utara kembali ke titik awal batas.
e.KKLD Kepulauan Kofiau dan Boo dengan luas 170.000 ha, yang meliputi
kawasan yang dihubungkan dengan batas pada koordinat 1290 14, 47” BT dan
10 07' 37" LS menuju ke Timur koordinat 1290 59” 32” BT dan 10 07” 28“
LS menuju ke Selatan pada koordinat 1300 00” 01” BT dan 1” 127 49”LS,
selanjutnya menuju ke Barat Daya pada koordinat 1290 24, 34” BT dan 10 25'“
31” LS dan menuju ke Barat Laut kembali ke titik awal batas.

f.KKLD Misool Timur Selatan dengan luas 343.200 ha, yang meliputi kawasan
yang dihubungkan dengan batas sebelah Utara pada koordinat 1300 27” 22.8”
BT dan 1049'57.0” LS, menuju Timur Laut pada koordinat 130O 29'547” dan
10 49” 39.6” LS, kemudian ke tenggara dengan koordinat 1300 51, 45.8” BT
dan 10 50” 04.7” LS, menuju tenggara ke titik koordinat 131() 03” 09.0” BT dan
20 16” 12.2” LS, kemudian ke Barat pada koordinat 1300 03” 23.2” BT dan 02
16” 12.5” LS dan ke Utara pada koordinat 130 03* 23.0” BT dan 02 01, 37.6”
LS, selanjutnya menuju ke titik awal batas mengikuti garis pantai pada batas
pasang tertinggi.

BAB VI

PERLUASAN JEJARING KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH

"Pasal 7

1. Jejaring KKLD Raja Ampat dapat ditambah dan atau diperluas sesuai dengan
kebutuhan.
2. Perluasan dan pembentukan KKLD baru akan dikaji terlebih dahulu melalui
pertimbangan ilmiah, dan selanjutnya akan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VII

PENGELOLAAN KAWASAN

Pasal 8

Pengelolaan KKLD dilaksanakan dengan menetapkan zonasi di dalam kawasan oleh


Pemerintah Daerah bersama masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dengan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
(1) Zona inti/utama;
(2) Zona» pemanfaatan perikanan berkelanjutan;
(3) Zona pemanfaatan lainnya
.
Pasal 9

(1) Zona inti sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) antara lain diperuntukkan :

perlindungan mutlak habitat dan populasi ikan serta alur migrasi biota laut;
perlindungan ekosistem pesisir yang unik dan/atau rentan terhadap perubahan;
perlindungan situs budaya/adat tradisional;
053-997?“

penelitian;
pendidikan.
(2) Zona pemanfaatan terbatas sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) antara lain
diperuntukkan:
a. perlindungan habitat dan populasi ikan;
b. pariwisata dan rekreasi;
c. penelitian dan pengembangan;
(1. pendidikan.

(3) Zona pemanfaatan lainnya yang karena fungsi dan kondisinya di peruntukan sebagai
zona rehabilitasi.

Pasal 10

Pengelolaan KKLD sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 di masing-masing


kawasan dikembangkan melalui sistem jejaring karena terdapat keterlntbangan
ekosistem antar KKLD tersebut.

PaSal 1 1

Pengelolaan Jejaring KKLD dilakukan melalui kegiatan identifikasi dan inventarisasi,


pengelolaan habitat dan populasi, pemanfaatan sumberdaya ikan dan jasa lingkungan,
pengembangan sosial ekonomi masyarakat, penelitian dan pendidikan, serta pengawasan
dan pengendalian.

'
r Pasal 12

Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi KKLD dilakukan oleh dinas/ SKPD dengan
melibatkan masyarakat setempat dan para pihak terkait yang secara teknis dilaksanakan
oleh unit pengelola KKLD yang berada dibawah dinas/SKPD dimaksud.
Pasal 13

Pengelolaan KKLD dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan peran serta aktit'
masyarakat, LSM dan pemangku kepentingan lainnya dengan membentuk Sekretariat
Bersama sebagai wadah koordinatif.

Pasal 14

Pengelolaan KKLD dikonsultasikan dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat.

BAB VIII

PENGENDALIAN DAN PENGAWVASAN

Pasal 15
*
Pengendalian dan pengawasan Jejaring KKLD dilakukan oleh dinas/SKPD dengan
melibatkan instansi/lembaga terkait dan para pemangku kepentingan lainnya.

Pasal 16

(1) Pemerintah Daerah menentukan pengendalian terhadap kegiatan pennnfaalan


sumberdaya laut atau kegiatan lainnya di lokasi KKLD, sesuai dengan peruntukan
zonasi KKLD.
(2) Pengendalian yang dimaksud adalah dalam hal kegiatan penangkapan, pemanfaatan,
pembudidayaan ikan dan biota lainnya secara komersial atau besar—besaran serta
penangkapan ikan dengan penggunaan alat tangkap yang merusak.

B A B VIII

KETENTUAN LARANGAN

Pasal 17

(1) Setiap orang atau badan hukum dilarang melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan jejaring KKLD.
(2) Perubahan terhadap keutuhan jejaring KKLD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi mengurangi, menghilangkan/perubahan fungsi ekosistem kearah negatif.

Pasal 18

Setiap orang atau badan hukum dilarang untuk menyalahgunakan peruntukan kawasan
(zona) sebagaimana diatur dalam pasal 9 dalam peraturan ini

' BAB IX

SANKSI

Pasal 19

Setiap orang dan/atau badan hukum yang melakukan tindak pidana, perbuatan melawan hukum
dan/atau pelanggaran administratif berkenaan dengan pengelolaan Jejaring Kawasan Konservasi ;
Laut Daerah dikenai sanksi berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

BAB X

PEMBIAYAAN

Pasal 20

1. Biaya pengelolaan KKLD Raja Ampat akan dibebankan kepada Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Raja Ampat, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Propinsi Papua Barat;-Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
pungutan perikanan, pungutan jasa konservasi, serta sumber-sumber pendanaan lain
yang tidak bertentangan dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
BAli fi?
KETENTUA ?; iii-;?»IEZT'E'tf?

Pasal 2”

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada (Hwan: -..Lu.gi-;Lm. Neri“ SCille on::u
mengetahuinya, memerintahkan pengumfa 1. "..-f ,..
l't_:_1lLll'.:cl …;…
_. a.. ' ' '
nu menu-..;
u…. zl &

penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Raja Ampat.


"»'-"*z;-l-:z'=.nf.li : Waisai
13335102.er : 1655061 2009

blum"! RAJA AMPAT


CAP/TTD
_
DRS. l'riAHCUS WANMA, M.Si
Diundangkan di : Waisai
Pada tanggal : 16 April 2009
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN RAJA AMPAT
CAP/'I'I'D
ABNER KAISIEPO, S.Sos
PEMBINA UTAMA MUDA
NIP 640 009 448
LEMBARAN DAERAH x_i.
NOMOR 03 2

Untuk salinan yang sah sesuai dengan asi iya, &

TARlS DAERAH KABUPATEN RAJA AM PAT

ESAU GAMAN, SH
PENATA
NIP. 0400 040 470
Salinan Peraturan ini disampaikan kepa J. 53 3; :
_
1. Menteri Perikanan dan Kelautan Republik iminnosli (_ii Jlnlxzas'la;
2. Gubernur Provinsi Papua Barat di Manokwari ;
3. Ketua DPRD Provinsi Papua Barat di Man (» kw '3: 3;

4. Kepala Inspektorat Provinsi Papua Barat di Nam -.' ' —

5. Kepala Bappeda Provinsi Papua Barat di Alamku". ;-


6._ Kepala Biro Keuangan Setda Provinsi Pa pun BA mt ui ).ianfvl-m'ari
7. Kepala Kepala Dinas Perikanan dan Kelau an PrG'Jirasi Papua Barat tliMzmokwari;
8; Kepala Dinas Kebudayaan danPariwisata Provinsi Papua Ba mt di Manokwari;
9. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Provinsi Papua Barat di Manokwu ri;
10. Pimpinan Bank Papua Cabang Waisai di Wang.—.a,-
11. Ketua DPRD Kabupaten Raja Ampat di Wa i.… ; &

12. Kepala inspektorat Kabupaten Raja Ampat di ; '».N.":'.5f:.;>._i

13. Kepala Bappeda Kabupaten Raja Am pat di Wa.-2

14. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaba…? ':n Raja Ampat;
15. Kepala Bagian Hukum Setda Kabupaten Raja f“. lt di lVaiszzi;
16. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Dzul—z .ir. lampit… Raja Ampat tli
Waisai;
17. Kepala Bagian Keuangan Setda Kabupaten Raja “.mpat Lii Waisai;
18. Yang bersangkutan untuk diketahui dan Lllillix'fiflnli ka n.
»

na...…»
I-.»XMPIRAK 1
: lil-.EIA'I'URAN BUPATI RAJA AMRJX'I“
N<_)fvif) 105 TAI 2009
EUN !
'I”.f*—.NGG;“A.L 16 APRIL 2009

PETA KKLD KEPULAUAN AYAU — ASIA

Wr'tii'laT 13300097 ”wwf—“157 131533 BT

IJI“15'54'ETI'*6'6'I.IZ,:__ 4;
':

!!!”!7'Jd'r'T1'V'z5'LU
'

].A.
r

(' …

m !
T:”
'..gr—uuum ASIA
_] :

bg: tiwi/'U'frnfwxuu
'

..
.—
,

.
_ --— _
_- __ —
< _
___—
_

_, —__…
u

x“; … /

Legenda :

Batas Kawasan Konsewesu


.
A
. Pemukiman
?
_
&

3
-'

[::) Daratan
?
*
.

Fringing Reel
“ 6333“ NOI

.

Kawasan Konservasi Laut

xx
mmanrwco-w
_

ananta-muna
'

-
KedeiemeMmotor)
[___ :
> 200

“_ '

|
!

P. Er (!
g
8
&
UO'SI'JNT 077an
&
.

("darurat-w


*

&
. _

'

ms'lmr'wvnuu
.- '
A

._
.“
:.
XX “
.
. »Sumhr:
!.Cuurvlhhu
!.”!than S...?mi'im
tio l.!OOS
1
mv…wrsrgu
130-45' BT 131-00- BT 131315' BT 131330' BT
I.;M'IPIRxRTJ ?. : PER—XTUE-IAN IBUPA'I'I RAJA A.“x1P.f*3'I"
NOMOR 05 TAI H FN 200!)
'
'

TANGGAL 16 APRIL 2009


PETA KKU.) S YANG - WAYAG

nrwm 13090?sz 130010'8T xsom'm



' '
'
.


1

; :

€.»

%
;

»
.

1204493???
"'

ff :.
0“24'4

U!
_)
"5 5
[”ia-.F…
<
5
“c

Legenda :

A Bates Kawasan Konservasi


Daratan
'

&
-

Fn'nging Reef

& Patch Reef


Kawasan Konservasi Laut

130'21'10'81' 5945'2'233(m““)
o' o'4z'w
7"
:

-.
LS
<200
0'10' %“
X? Indeks Peta

nun

129'54'48'87'
0'5'17'1. U

g
&
;
' .
130.177]
a'zw'w
"87“

Kep. Sept-ang H
"'
&.an :
_
.

1. Con-cumbu Imun-doni. 2009


_
2 the Mumu Con-snow. m
129'50'81' 130'00' BT 130'10'81' 130 '20' BT
13…xaiwaxw—3»; 3 : PERATURAN BUPATI RAJA AMPAT
FiLm/101105TAHUN 2009 x

'I'ANGGAL 16 APRIL 2009


_

Mil".— Ki—CID SELAT DAMPIER

133"??? RT 153172904 1.335“??? BT

]
(___… ":v.
.. __.
- __
i .
;
.
._ _
_
;

, ff.
, (.
arung? Wageo
'.…
P.
_

__, ,
o.
_
_ !
4

”' ”" LS :”, ' ,


i

431650553181 .*
'.!
'
.'
;' (Fo! 13 .. LS
(__,
- …'

I..)

: [.bui
»

.r ' ,._ BTm


:
( u m _ '
-.—. '

”..…
.,
…. _
UCP-17“
C“ 31 (L I.S_
'
ur
.
_x 29" 3,3" Ls

3
5 C 5 15 Km
&AQ-Ei;“'“*'*f€a?£;€vgf"*“'

?) '

.*)

b Legenda :

:; A Bates Kawasan Konservasi


.Pemukiman

__
(__: Daratan
Fringing Reel
Mangrove
Kawasan Konservasi Laut
Kedalaman (meter)
(”_" > 200
.
< 200

Indeks Peta

””M"“
0'51'41'"

Sumbu :

. 1. Connewelion lmemational. 2009


2. the Natan Cenunancy.20t5

130'20' BT '
130'40' BT 131'00' B'l'
LAMiii-LAN 4 : l?!?!-lk?!.IRAN I- .
.*X x' 1-3 '-
."1,*vA1.'XkI

N OMOR 05 Tik
TANGGAL 16 x

PETA KKLD TELUK ?x'IAY/XUBKT

“(k“… &; & & A?:Rw: n'

"24
3
. gon; ayer

P. Waigeo

Legenda

..
:

Bates Kawasan Konservasi


Pemukiman

__
_ ] Daratan
Fringing Roe!
Mangrove
Kawasan Konservasi Lau!
Kedalaman (motor)
f" _] > 200

Sumbu:
I. Cmunnbn Intim-M' ”|JOB!
z TM Hmm anun-mmm
131300' BT
I.,AIVIPIRAN 5 : PERATUR/"xN BLUE—”(YI RAJA AMPA'I“
NOMOR 05 "r.-u %1,551 206.119 *

lANGCL-KL 16 APP—Lii, 20534)

PETA KKU) K EPULAUAN KOE-'LXU PAN 1300


129 ”_ m 13. …. _” 13.7' cq BY


_J .

h
i

O
?

//
123' M' (T" m'
1' OT” 5?“ LS

//
073/7/er/fcxxzwc
( " /// / /
' »
_, '
f/ z ”C % 1

/ _
.

Legenda:
- Pemukiman
Daratan
&? Teuxnbu Kutang
7//, x.… Konservasi …
&
Kedalaman (Meter)
:: <200
>200

:
Indeks Peta

' "na..….fm'
TW“
'
'

n' .:
*
*
;
'

'
vas-ans .'.qu
; , __;

&
'”.mw '”. (N' ST
'
'
inuwaT
LANWIRAN 6 : PERATURAN BUR/“n'? RAJA A :“APAT 7

NOMOR 05 TAHU ! Q “4009


1

"[ ANGGAL IO AVR I,


X

2009

PETA KKU) MISOOL TIM JR SELATAN

,.
; __fT
!

,

|
. -. _
A
|

W“
i

& o a …
…. "“"".
__

f …

i ";“: .na n 55“


31%“ S.”… 43101“ 4

xx.
:

La…:
'

' x"
—_

. M.;-nm
x & &

Mun
Munmu…nLlu
;
1

_
x
x. *. m sr n'
"

g
_
)

g
; ..:;d__.__..o,4g“L..-...._.___7__.. ___…_.5
.

| mam n.
;

?
I'll" "'.-|"

s s
=

_.

,…
,

g.
_ _
.

__ _g
:

_ _
4

..
_
1
;
:. ..
*.
;)cr .,“
;
_
!

%
JAA-;

.> KX
'. :

' arti:?
»

44—1'v'15'a'._- _ ._ _
'
X '

.
X.
RM.!
:

'
mur
'
xx

"
,

um: -' ; urm


i

…' ..- urun


Out.“
*

_|. _ _____ _ ___…_..-. _


_ .!…
. ' Sanh-' :
lum-…
:

! | : …'
1. Canton-lon
tsu-'n! mm;-mt IW.-vw ms "sue IWIBU'E umi” :" '
… conan“,
i

'. LAMPIRAN 7: PERATURAN BUPATI RAJA AMP/YI”


NOMOR 05 TAHUN 2009
:
_:

130' BT 1.31“ BT

_: .IIvHRIYH '

3 K x“ “XX NASI-"RX XM
I.M'T mm “uma,… » =,
run u.….x untu
*?

:; 'kxm
*
1
i
*
:

3 ."l .! um : 1.125.944! Hu .__

_.
_ .
_ .

'
. . .

i
._

.
;

;. .

1
';
.5

KKLD .ch. AYAU-Asm


!

(101.440 Ha)
5 0 5 10 Km
j

l'o


]
A.,-3.136 ”5;ng
' ,,

Legon“:
(

)”
.; mm.-|
Z!
Km.-n Kemmu!
,

Batn »n
%
K”"A)?J
.?
3—-

__Dnrut-n
.
f&

&

_Pum
Non
Rn'
mmm
__
“—
EM __ .

3 “"Di” R'" KKU.) KEP. WAYAG . SAY mc.


Muna…. (155.000 Ha)
Kewu.) Kons-van LM %

Kedalaman (molor)
'“
> 700 ucrn7mer
riflltlf
;

…'

_
:

1 mrmmr T
;

arum! %
017710 _

...… __ .. .jx N.“_ ”:” :;


b _ ..- ..… . _. ____ ;-
.

.
.

' :.
'
:“" L:… &???
' '
_ &

'“. '
u-a
».
_
f
". "
.
.
' 5: ...m u.…

'
_.

"
!
"" '.
"“
P. nama .
'
(53.100 Ha)
».
'
'
&” Wufu.-
9,31.
a..….
'.Cnm*o….m
1!»…cunnm.m
'J .

? (MI

: :

KKLO SU tx CAJ-(Piti?
(303.300 …)

! ,
,,

V
_.

."
0) _”

___—___. _. ___... ..__


..
.
..

'nz'arrm-u
'

: _T" RSA/AMIT!
'w'nrnw-u ' X_ "

xx “*T'Ex
'
.

.x ' .“.x
']

(
.

'., ,
W'M'Bolwkunno' - '
. (' !
…;?-

|
1
In““
5 V.; ' ' -

*
.

| _. Unri-n'“ '
W- ' .:.?"
“'
5:90…
-» (x

$(
.
_.
.*.
,
' 9.3; ' &
n_n-, _

im” x- 'Brl'uw'm

IJHHJ'BTI'W'SY'I;
ff» *
YM.-ww“
'

ia
Rm;
'

»KKLD MISOOL "

(343.200 Hu)
'

x__ JRFJIVE'EfI'SHU'LS' :
_
““?,

' (0 “
.! wol r”

"&wr!
a—fx-aqu .. w
& ___—_- _—
_

I;"

'.
IW7I'IH'M'H1

130' BT
*.
.
'
ET

f.
&.

nama.

Anda mungkin juga menyukai