Anda di halaman 1dari 2

1.

Maraknya pembubaran organisasi islam seperti Front Pembela Islam, Hizbut Tahrir
dan organisasi lainnya di Indonesia menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Bagaimana menurut pendapat saudara dari sudut pandang sosiologi mengenai hal ini?
Jawaban:
Menurut pendapat saya dari sudut pandang sosiologi mengenai hal ini, meski aktivitas
maupun pergerakan organisasi kemasyarakatan tersebut ada hal- hal yang berlawanan
dengan prinsip- prinsip kehidupan yang diamanatkan oleh Pancasila serta peraturan
perundang- undangan yang berlaku, bukan berarti proses pembubaran yang dicoba
oleh pemerintah bisa diamini begitu saja. Karena kewenangan yang dipunyai
pemerintah berpotensi memunculkan keputusan yang parsial tanpa memikirkan aspek
keadilan serta kemanfaatan. Normal untuk dimengerti apabila pembubaran tersebut
didasarkan pada kenyataan kalau organisasi kemasyarakatan tersebut tidak
menjunjung besar prinsip silih menghargai serta menghormati sehingga Pemerintah
lewat Departemen Hukum serta HAM mencabut status tubuh hukum organisasi
kemasyarakatan yang dianggap telah melanggar ketentuan yang berlaku. Namun,
harus disadari bahwa indonesia adalah negara hukum didasarkan pada Pasal 1 ayat (3)
UUD 1945 yang telah menegaskan bahwa, “Negara Indonesia adalah negara hukum”.
Negara hukum sebagaimana disebut A.V. Dicey sebagai “The Rule of Law” memiliki
karakteristik, yaitu: Supremacy of Law, Equality Before the Law dan Due Process of
Law. Menurut Atif Latipulhayat kalau pembatasan kebebasan berserikat serta
berkumpul serta pula pembubaran organisasinya mensyaratkan terdapatnya majelis
hukum yang mandiri serta imparsial. Dengan perkataan lain wajib dicoba dengan
proses yang adil ataupun due process of law. Due process of law bukan konsepsi
teknis yang cuma menyangkut teknis serta mekanisme peradilan semata, hendak
namun ia merupakan sesuatu proses serta perlakuan yang adil (just and fair treatment)
yang membagikan tempat serta peluang kepada mereka yang hak serta kebebasannya
terancam buat membela hak- haknya. Disini butuh ditegaskan kalau kedudukan
majelis hukum jadi sangat penting dalam rangka meneguhkan negeri hukum yang
dianut oleh indonesia. keterlibatan majelis hukum dalam memutus sengketa
pembubaran partai politik hendak lebih mencerminkan tujuan hukum buat
memperoleh kepastian hukum, keadilan serta kemanfaatan. dengan kata lain butuh
didesain suatu proses peradilan yang kilat, simpel serta bayaran ringan dalam rangka
menunjang proses hukum yang akan diputus oleh majelis hukum. .
2. Seberapa besar pengaruh kelompok sosial terhadap perilaku dalam kehidupan
sehari-hari saudara? Silahkan diceritakan disertai dengan dampak-dampak yang
dirasakan.
Jawaban:
Sangat besar pengaruh kelompok sosial terhadap sikap dalam kehidupan sehari-hari
saya, dimana dalam kehidupan sehari-hari, manusia mempunyai 2 kemampuan, ialah
kemampuan subjektif serta kemampuan objektif. Lewat kemampuan subjektif,
manusia bisa berlaku selaku subjek yang mengendalikan serta pengaruhi area serta
dengan kemampuan objektif, manusia bisa dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya.
Secara antropologis, bisa diyakini kalau selaku makhluk hidup manusia hendak
senantiasa hadapi pergantian, perkembangan serta pertumbuhan. Proses ini hendak
berjalan secara alamiah. Pertama, kelompok bisa membagikan pengaruh yang besar
pada orang. Perilaku, nilai serta sikap kita selaku individu banyak sekali dipengaruhi
oleh interaksi kita dengan anggota kelompok yang lain terhadap organisasi kelompok
lain. Kedua, kelompok bisa membagikan pengaruh yang kokoh terhadap kelompok
lain serta terhadap organisasi. Banyak tugas-tugas pekerjaan dalam organisasi
dilaksanakan oleh kelompok serta keberhasilan organisasi banyak sekali didetetapkan
oleh efektifnya kelompok di dalamnya. Ketiga, menekuni dinamika kelompok bisa
menolong menjelaskan sikap.
Sumber referensi:
Pendapat Pribadi
https://www.kemhan.go.id/badiklat/wp-content/uploads/2021/06/tmp_23263-
HANJAR-DINAMIKA-KELOMPOK-1337505722.pdf
file:///C:/Users/WIN%20-%2010/Downloads/5417-13977-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai