importir pemiliknya telah menyelesaikan kewajiban formalitas kepabeanannya. Impor atas barang
yang akan dipakai mengandung makna bahwa barang impor tersebut ditujukan untuk digunakan
atau dikonsumsi di dalam daerah pabean Indonesia.
Handphone/telepon seluler, komputer genggam, dan komputer tablet (HKT) yang dibuat, dirakit,
dan dimasukkan untuk diperdagangkan dan atau digunakan di wilayah Indonesia wajib melalui
sertifikat.
Agar HKT dapat digunakan dan tersambung dengan jaringan bergerak seluler nasional di daerah
pabean, maka perangkat HKT harus dapat memenuhi syarat-syarat yang sebagaimana tercantum
pada Pasal 3 Peraturan DJBC No. PER-05/BC/2020 tentang Tata Cara Pemberitahuan dan
Pendaftaran International Mobile Equipment Identity (IMEI) Atas Perangkat Telekomunikasi Dalam
Pemberitahuan Pabean. Pasal 3 menyebutkan bahwa:
“(1) Untuk dapat tersambung dengan jaringan bergerak seluler nasional di dalam daerah pabean,
Perangkat Telekomunikasi:
a. asal impor;
b. yang dikeluarkan dari Kawasan Berikat ke tempat lain dalam daerah pabean; dan
c. yang dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari Kawasan Bebas, wajib memiliki IMEI yang
terdaftar di Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.
(2) IMEI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberitahukan kepada Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai pada saat Perangkat Telekomunikasi akan:
a. diimpor untuk dipakai; atau
b. dimasukkan atau dikeluarkan ke atau dari Kawasan Bebas.”
Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah sebagai institusi yang bertindak sebagai
border protection. Aparatur Bea dan Cukai diharapkan dapat menjadi filter terhadap masuknya
barang-barang asing yang berpotensi mengganggu kehidupan ekonomi maupun sosial politik Bangsa
Indonesia. Untuk kepentingan proteksi, pemerintah Indonesia menerapkan aturan mengenai
Larangan dan Pembatasan (Lartas) yang dikeluarkan oleh beberapa institusi pemerintah, dalam hal
ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang mengatur Lartas alat dan/atau
perangkat telekomunikasi.
Melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 1 tahun 2020 tentang Pengendalian
Alat dan/atau Perangkat Telekomunikasi yang Tersambung ke Jaringan Bergerak Seluler melalui
identifikasi Intenational Mobile Equipment Identity, pemerintah meningkatkan perlindungan kepada
masyarakat dari penggunaan alat dan/atau perangkat telekomunikasi yang tidak memenuhi
persyaratan teknis dan/atau hasil kejahatan serta mendukung pencegahan dan mengurangi
peredaran alat dan/atau perangkat telekomunikasi yang dinyatakan ilegal sesuai peraturan
perundang-undangan melalui identifikasi Intenational Mobile Equipment Identity (IMEI).
Lalu apa peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)? DJBC berperan sebagai eksekutor di pintu
masuk pelabuhan/Bandar Udara atas HKT yang tidak sesuai dengan Lartas Kemenkominfo
sebagaimana yang telah dijabarkan di atas.
Referensi:
1. Peraturan DJBC No. PER-05/BC/2020 tentang Tata Cara Pemberitahuan dan Pendaftaran
International Mobile Equipment Identity (IMEI) Atas Perangkat Telekomunikasi Dalam
Pemberitahuan Pabean.
2. Surono. (2020). ADBI4235 – Kepabeanan dan Cukai (Edisi 3)/2 SKS/6 modul. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
3. Artikel pada website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika
https://kominfo.go.id/content/detail/26141/sia-sia-membeli-ponsel-ilegal/0/artikel. Sia-Sia
Membeli Ponsel Ilegal. Diakses pada 19 April 2023.