Anda di halaman 1dari 1

Advertisement

Home Berita Jabodetabek Jawa Timur Internas

Pemilu 2024 The Matchmaker

ADVERTISEMENT

detikNews / Berita

Mesin Waktu
Kisah Pemimpin Perang Turki:
Kalah di Austria, Dihukum Mati
oleh Sultan
Danu Damarjati - detikNews

Rabu, 25 Des 2019 23:13 WIB

Foto: Wazir Agung Turki Usmani, Merzifonlu Kara Mustafa Pasha


(Public Domain/Museum Wina/Wikimedia Commons)

Jakarta - Ujung hidup Merzifonlu Kara Mustafa


Pasha berakhir mengerikan. Dia dihukum mati oleh
Sultan Turki usai gagal menggempur jantung Eropa
Tengah, yakni Wina Austria.

Dilansir Encyclopaedia Britannica, Rabu


(25/12/2019), Kara Mustafa adalah Wazir Agung
atau Menteri Utama Turki Usmani yang memimpin
pengepungan Wina pada 1683. Dia lahir pada 1634
dan dihukum mati tepat pada tanggal ini, 25
Desember 1683 di Beograd, Serbia.

Dilansir dari buku karya Caroline Finkel, 'Osman's


Dream: The Story of The Ottoman Empire 1300-
1923', Sultan Turki Usmani saat itu, Sultan Mehmed
IV, tidak sepenuhnya setuju dengan aksi militer ke
Wina. Soalnya sudah ada Perjanjian Damai Vasvar
1664 sebelumnya, antara Turki Usmani-Dinasti
Habsburg. Kaum ulama juga tidak setuju dengan
invasi militer ke Wina. Di mata Sheikhul Islam,
penyerangan ke Wina tidak sah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga:
Legenda Perang Dunia I: Tentara Inggris vs
Jerman Pilih Main Bola

Namun Kara Mustafa sudah sangat ingin melakukan


penyerangan. Dia mulai melebih-lebihkan cerita
bahwa wilayah perbatasan di Barat sana sudah tidak
aman, demi meyakinkan Sultan agar setuju dengan
aksi militer ke Wina.

Meninggalkan segala pro-kontra, serdadu Turki


Usmani tetap berangkat ke Wina. Kepanikan
melanda para ningrat Dinasti Habsburg begitu tahu
pasukan Turki sudah mendekat ke Wina. Penguasa
Kekaisaran Suci Roma, Leopold I dan keluarganya
harus mengungsi dari Wina ke Passau, Jerman.
Pasukan Turki Usmani sampai di Austria dan
mengepung Wina pada 17 Juli hingga 12 September
1683.

Sultan Mehmed IV yang sedang berada di Beograd


(saat ini Ibu Kota Serbia) terkejut dengan kenekatan
Kara Mustafa Pasha Sang Wazir Agung. Dia heran
bagaimana bisa Kara Mustafa melancarkan invasi
tanpa mengindahkan sikap Sultan dan ulama.
Namun Sultan juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Halaman

1 2 3 Selanjutnya &

(dnu/gbr)

mesin waktu rubrik mesin waktu

5 Besar Capres Cawapres Favorit Kamu,


Siapakah yang Akan Unggul?
ADVERTISEMENT

Advertisement

Komentar (45)

Kirim Komentar !

YB Sarniem
1 Tahun yang lalu

Mau pakai strategi yang sama saat


menaklukan Konstantinopel dgn
mengepung benteng kota selama beberapa
bulan, yg nyerang bawa bekal
sebanyak2nya, tiap hari di tembak meriam,
bikin lobang untuk robohkan benteng,
200.000 pasukan Ottoman kepung benteng
yang di pertahankan 12.000 pasukan
profesional dan 5.000 rakyat yg
dipersenjatai. Bedanya Konstantinopel
berjuang sendiri dengan 7.000 pasukan,
sedangkan Wina dibantu pasukan dari
Polandia, Holy Roman, Negara Gereja,
Venesia, Bohemia dan Bavaria, total

Lihat 45 Komentar Lainnya

ADVERTISEMENT

Advertisement
!"#"$$"%&'()%"*+,"-'."-/
,01"#'2)%34"5'6034"5
1)-/"-'7"%/"'!4%"8
2)54$4%'9#5"-

Rekomendasi

detikNews detikJatim
Survei Capres LSI: Dugaan Penipuan
Prabowo 30,3%, Ganjar Miliaran Rupiah di Balik
26,9%, Anies 25,3% Laporan Hilang Pria Kota
Malang

detikJatim detikFinance
Kedok Keji Dimas THR PNS Sudah Mulai
Kanjeng Dukun Cair, Buat Pegawai
Pengganda Uang Swasta Kapan? Catat
Sekaligus Otak Tanggalnya!
Pembunuhan

Selengkapnya '

Berita Terkait

21 Mei 22 Tahun Lalu: Lengsernya Soeharto,


Akhir Cerita Orde Baru

Dubes AS Diculik di Hari Valentine, Tewas Saat


Dibebaskan

Permintaan Maaf PM Australia atas


Perampasan Anak Aborigin

Chord dan Lirik Mesin Waktu dari Budi Doremi

Pakar: Time Travel Secara Teori


Memungkinkan

ADVERTISEMENT

Advertisement

ADVERTISEMENT

Advertisement

img-alt

img-alt
part of

Redaksi . Pedoman Media Siber . Karir . Kotak Pos .


Info Iklan . Privacy Policy . Disclaimer

! " # $ %

Download aplikasi detikcom

play store app store app gallery

Copyright @ 2023 detikcom, All right reserved

Anda mungkin juga menyukai