Anda di halaman 1dari 7

1. Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X dan barang Y.

Harga
barang X per unit (Px) adalah Rp. 2 dan harga barang Y per unit (Py) adalah Rp. 1. Anggaran
yang tersedia untuk membeli kedua macam barang tersebut adalah Rp. 12. Tingkat kepuasan
marjinal (MU) dalam mengkonsumsi sejumlah barang X dan barang Y dapat dilihat pada tabel
berikut:

a. Tentukan berapa banyak barang X dan jumlah barang Y yang harus dikonsumsi oleh
konsumen tersebut agar dicapai kepuasan yang maksimum (kondisi keseimbangan
konsumen).

Syarat keseimbangan I :

Syarat keseimbangan II :
Px (Qx) + Py (Qy) = 1

Pada Px = Rp. 2 dan Py = Rp. 1, agar terpenuhi syarat keseimbangan I, maka tingkat konsumsi
(jumlah barang) adalah pada MUx/Px = MUy/Py. Harga barang X= Rp. 2 dan harga barang Y =
Rp. 1, maka kombinasi jumlah barang X dan jumlah barang Y yang memenuhi MUx/2 =MUx/1,
yaitu MUx = 2MUy. Tabel berikut ini kombinasi yang memenuhi MUx = 2MUy.

Jumlah barang X 1 2 3 4 5

MUx 10 8

Jumlah barang Y 4 5 6 7 8

MUy 8 7 6 5 4

Misalnya, jika jumlah barang X yang dikonsumsi X = 1 unit dengan kepuasan marjinal MUx= 16,
maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 4 dengan kepuasan marjinal MUy = 8. Harga
barang X (Px) = 2 dan harga barang Y (Py) = 1. Kombinasi konsumsi barang X dan barang Y ini
memenuhi syarat keseimbangan I, yaitu :

Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 2 unit dengan kepuasan
marjinal MUx = 14, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 5 dengan kepuasan marjinal;
MUy = 7. Harga barang X (Px) = 2 dan harga barang Y (Py) = I. kombinasi konsumsi barang X
dan barang Y ini memenuhi syarat keseimbangan I, yaitu :
Setelah mempertimbangkan syarat keseimbangan I diperoleh 5 kombinasi jumlah barang X
dan barang Y yang harus dikonsumsi agar konsumen tersebut memperoleh kepuasan
maksimum. Kemudian berdasarkan 5 macam kombinasi tersebut dipilih kombinasi yang
memenuhi syarat keseimbangan berikutnya, yaitu :

Syarat keseimbangan II : Px (Qx) + Py (Qy) = I


Rp. 2 (Qx) + Rp. (Qy) = Rp 12

Kombinasi X Y MUx MUy Pengeluaran Anggaran

1 1 4 16 8 6 12

2 2 5 14 7 9 12

3 3 6 12 6 12 12

4 4 7 10 5 15 12

5 5 8 8 4 26 12

Syarat keseimbangan II terpenuhi jika pengeluaran konsumen untuk mengkonsumsi barang X


dan barang Y sama dengan anggaran yang tersedia untuk mengkonsumsi barang tersebut.
Total pengeluaran untuk membeli barang X dan barang Y adalah harga barang X dikali jumlah
barang Y yang dikonsumsi. Misalnya konsumen memilih kombinasi I, yaitu mengkonsumsi I
unit barang X dan 4 unit barang Y. Total pengeluaran konsumen adalah Rp. 2 (1) + Rp. 1 (4) =
Rp. 6. Pengeluaran untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y pada kombinasi I lebih kecil
daripada anggaran yang tersedia untuk membeli (mengkonsumsi) kedua jenis barang tersebut.
Pada kombinasi konsumsi ini konsumen belum mencapai kondisi keseimbangan (memperoleh
kepuasan yang maksimum). Agar diperoleh kepuasan yang maksimum, konsumen akan
mencari kombinasi jumlah barang X dan jumlah barang Y. Berdasarkan 5 kombinasi jumlah
barang X dan jumlah barang Y tersebut, kombinasi jumlah barang yang besarnya pengeluaran
untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y adalah kombinasi 3. kombinasi 3 menunjukkan
jumlah barang X yang dikonsumsi adalah 3 unit dan jumlah yang barang Y yang dikonsumsi
adalah 6 unit. Total pengeluaran untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y pada kombinasi
ini adalah Rp. 2 (3) + Rp. 1 (6) = Rp. 12. Total pengeluaran sebesar Rp. 12 sama dengan
anggaran yang tersedia untuk membeli (mengkonsumsi) barang X dan barang Y, yaitu Rp. 12.

b. Jika harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp. 1, tentukan kondisi keseimbangan yang baru.

Syarat keseimbangan I :

Syarat keseimbangan II :
Px (Qx) + Py (Qy) = 1
Jika harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp. 1 pada Px = Rp. 1 dan harga barang Y tetap,
yaitu Px = Rp. 1. Agar terpenuhi syarat keseimbangan 1 adalah tingkat konsumen (jumlah
barang) pada MUx/Px = MUy/Py Harga barang X = Rp. 1 dan harga barang Y = Rp. 1 maka
kombinasi jumlah barang X dan jumlah barang Y memenuhi MUx/I yaitu MUx = MUy. Tabel
berikut ini kombinasi yang memenuhi MUx = MUy

Jumlah barang X 6 7

MUx 6 4

Jumlah barang Y 6 8

MUy 6 4

Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 7 unit dengan kepuasan
marjinal MUx = 4, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 8 dengan kepuasan marjinal;
MUy = 4. harga barang X (Px) = Rp. 1 dan harga barang Y (Py) = Rp. 1. kombinasi konsumsi
barang X dan barang Y ini memenuhi syarat keseimbangan 1, yaitu :

Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 7 unit dengan kepuasan
marjinal MUx = 4, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 8 dengan kepuasan marjinal;
MUy = 4 harga barang X (Px) = Rp. 1 dan harga barang Y (Py) = Rp. 1. Kombinasi konsumsi
barang X dan Barang Y ini memenuhi syarat keseimbangan1, yaitu :

Setelah mempertimbangkan syarat keseimbangan1 diperoleh 2 kombinasi jumlah barang X


dan barang Y yang harus dikonsumsi agar konsumen tersebut memperoleh kepuasan yang
maksimum. Kemudian berdasarkan 2 macam kombinasi tersebut dipilih kombinasi yang
memenuhi syarat keseimbangan berikutnya, yaitu :

Syarat keseimbangan II : Px(Qx) + Py(Qy) = 1


Rp. 1(Qx) + Rp. 1(Qy) = Rp. 12
X + Y = 12

Kombinasi X Y MUx MUy Pengeluaran Anggaran

1 6 6 6 6 12 12

2 7 8 4 4 15 12

Syarat keseimbangan II terpenuhi jika pengeluaran konsumsi untuk mengkonsumsi barang X


dan barang Y sama dengan anggaran yang tersedia untuk mengkonsumsi barang tersebut.
Total pengeluaran untuk membeli barang X dan barang Y adalah harga barang X dikali jumlah
barang yang dikonsumsi ditambah harga barang Y dikali jumlah barang Y yang dikonsumsi.
Misalnya konsumen memilih kombinasi I, yaitu mengkonsumsi dengan 6 unit barang X dan 6
unit barang Y. total pengeluaran konsumen adalah Rp. 1(6) + Rp. 1(6) = Rp. 12. Pengeluaran
untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y pada kombinasi I sebesar Rp. 12 sama dengan
anggaran yang tersedia untuk membeli (mengkonsumsi) kedua jenis barang tersebut. Pada
kombinasi konsumsi ini konsumen telah mencapai kondisi keseimbangan (memperoleh
kepuasan maksimum). Sedangkan pada kombinasi 2, jumlah barang X yang dikonsumsi adalah
7 unit dan jumlah barang Y yang dikonsumsi pada kombinasi ini adalah Rp. 1(7) + Rp. 1(8) = Rp.
15. Total pengeluaran sebesar Rp. 15, yaitu lebih besar dari anggaran konsumen untuk
membeli kedua barang tersebut. Konsumen tidak mampu membeli (mengkonsumsi) barang X
dan barang Y sebanyak seperti pada kombinasi 2, karena anggaran yang tersedia untuk
membeli (mengkonsumsi) barang X dan barang Y hanya Rp.12.

2. Perusahaan A menghasilkan barang X yang dijual di pasar persaingan sempurna. Harga jual
barang X di pasar adalah Rp. 5. Kurva biaya yang dihadapi perusahaan A untuk memproduksi
barang X dan kurva permintaan barang X bagi perusahaan A seperti pada gambar berikut :

a. Tentukan jumlah barang keseimbangan bagi perusahaan A. Pada kondisi keseimbangan


tersebut, apakah perusahaan dapat memperoleh laba?

Jumlah barang X keseimbangan bagi perusahaan A adalah 60 unit. Karena pada tingkat
produksi tersebut harga (P) sama dengan biaya marjinal (MC), yang merupakan persyaratan
kondisi keseimbangan bagi perusahaan di pasar persaingan sempurna. Pada tingkat output
sebanyak 60 unit, perusahaan mengalami kerugian. Karena pada tingkat output tersebut
harga barang X (P) = Rp. 555 lebih kecil daripada biaya rata-rata (AC) = Rp. 7

b. Tentukan besarnya laba/rugi yang terjadi pada perusahaan A pada kondisi keseimbangan
tersebut.

Rugi yang diderita perusahaan A dari barang X adalah :


π = TR – TC
= (P X Q) – (AC X Q)
= (Rp. 5 X 60 unit) – (Rp. 7 X 60 unit)
= Rp. 300 – Rp. 420
= - Rp. 120

Jadi perusahaan A mengalami kerugian sebesar Rp. 120,-


c. Dalam jangka pendek, apakah perusahaan sebaiknya menutup usahanya? Bagaimana alasan
saudara!
Dalam jangka pendek sebaiknya perusahaan tidak perlu menutup usahanya. Alasan saya
karena jika perusahaan tersebut menutup usahanya, maka akan menderita rugi sebesar biaya
tetap. Sedangkan jika terus beroperasi, maka perusahaan akan rugi lebih kecil daripada biaya
rata-rata. Sebagian dari biaya tetap dapat ditutup dengan kelebihan harga terhadap biaya
variabel.

3. Salah satu strategi umum yang diterapkan dalam kegiatan operasi perusahaan adalah strategi
harga dikarenakan proses penentuan harga merupakan salah satu komponen penting dalam
penentuan keputusan dan proses alokasi sumberdaya dalam perusahaan. Perusahaan dalam
mengambil keputusan tentang strategi penentuan harga dalam produknya perlu
mempertimbangkann karakteristik produk, permintaan konsumen, tingkat persaingan produk
dari perusahaan lainya. Dengan adanya tingkat persaingan dari perusahaan lain oleh karena itu
perusahaan pesaing melakukan diskriminasi harga. Berikan analisis beserta contoh penerapan
dari pertimbangan suatu perusahaan menerapkan:

a. Diskriminasi harga derajat 1 (perfect price discrimination)

Merupakan kondisi di mana harga setiap output yang dijual oleh perusahaan tepat sama
dengan harga maksimum yang mau dibayarkan oleh calon pembeli (reservation price), di
mana calon pembeli berada dalam kondisi indiferens untuk membeli atau tidak membeli.
Dalam hal ini, perusahaan akan mampu meraup seluruh surplus konsumen. Terkait dengan
penetapan harga jual dalam praktik diskriminasi derajat pertama ini, perusahaan cenderung
menerapkan harga yang berbeda-beda untuk setiap unit barang yang dijual kepada pembeli.
Di samping itu, perusahaan juga tahu pasti kemauan membeli (willingness to pay) dari
pembeli.

Contoh :
- Dokter di wilayah terpencil yang menerapkan harga untuk jasanya kepada pasien
berdasarkan kemampuan pasiennya.
- Penjual berlian yang menentukan harga berlian berdasarkan analisis terhadap kemauan
calon pembeli untuk membayar.

b. Diskriminasi harga derajat 2

Perbedaan diskriminasi harga derajat pertama dan derajat kedua adalah lebih rendahnya
surplus konsumen yang mampu diraih oleh perusahaan yang menerapkan strategi diskriminasi
harga akibat ketidakmampuan perusahaan untuk menerapkan harga output-nya pada tingkat
harga maksimum yang mau dibayarkan oleh calon pembeli (reservation price).

Contoh :
- Praktik declining rate schedules, yaitu pemberlakukan tingkat harga per unit produk yang
semakin rendah untuk pembelian produk dalam jumlah yang semakin banyak ( seperti
diskon bagi produk pakaian untuk pembelian lebih dari dua potong di supermarket atau
harga yang lebih rendah bagi produk minuman tertentu dengan syarat membeli produk
makanan tertentu ).
- Penerapan harga produk yang lebih murah untuk produk yang memiliki tanda khusus
( kupon ) atau yang memiliki kartu belanja di supermarket tertentu.

c. Diskriminasi harga derajat 3

Bentuk diskriminasi harga ini terjadi ketika perusahaan menerapkan harga yang berbeda
untuk produk yang sama pada pasar dengan karakteristik berbeda. Harga yang diterapkan
untuk pasar dengan tingkat elastisitas permintaan yang rendah (kurang elastis) cenderung
lebih rendah dibandingkan dengan pasar dengan tingkat elastisitas harga yang lebih tinggi
(lebih elastis).

Contoh :
- Penerapan harga listrik PLN yang membedakan antara rumah tangga dan industri ( tarif
listrik per unit untuk industri lebih mahal )
- Penerapan harga tiket seminar akademis yang berbeda antara mahasiswa S1 , mahasiswa
S2 dan S3, dan praktisi ( harga tiket masuk untuk mahasiswa S2 cenderung lebih murah ).

4. Pada era Covid-19 seperti sekarang ditambah lagi dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja
kondisi permintaan dan penawaran dalam pasar tenaga kerja di Indonesia merupakan
pertimbangan yang penting bagi pihak manajemen bisnis/perusahaan maupun pemerintah.
Beberapa faktor berikut mempunyai potensi untuk mempengaruhi keseimbangan pasar tenaga
kerja di Indonesia. Dengan menggunakan asumsi yang biasa dipergunakan dalam teori
permintaan dan penawaran, jelaskan dampak dari perubahan faktor-faktor dibawah ini
terhadap keseimbangan pasar tenaga kerja di Indonesia, faktor-faktor tersebut yaitu sebagai
berikut :

a. Peningkatan kesejahteraan oleh perusahaan

Peningkatan kesejahteraan oleh perusahaan akan berdampak pada berkurangnya permintaan


perusahaan akan tenaga kerja, tetapi malah akan menambah penawaran akan tenaga kerja.
peningkatan kesejahteraan merupakan salah satu motivasi perusahaan kepada karyawannya,
sehingga karyawan merasa nyaman dan dihargai setiap kinerjanya.

b. Deregulasi pemerintah yang mendorong perkembangan investasi

Deregulasi pemerintah yang mendorong perkembangan investasi pun akan berdampak pada
permintaan dan penawaran tenaga kerja meningkat, dikarenakan dengan banyaknya investasi
yang berupa pembangunan perusahaan perusahaan ini akan membuat banyaknya permintaan
dan penawaran akan tenaga kerja.
c. Peningkatan tingkat upah minimum regional (UMR) yang berada di atas tingkat upah
keseimbangan pasar tenaga kerja

Peningkatan Upah Minimum Regional akan mengakibatkan permintaan akan tenaga kerja
berkurang, di sisi lain akan mengakibatkan penawaran akan tenaga kerja bertambah. UMR
merupakan standar bagi tenaga kerja untuk mendapatkan kehidupan yang layak, dengan
tingkat upah yang tinggi, maka akan semakin banyak tenaga kerja yang tertarik untuk
bergabung diperusahaan tersebut.

d. Peningkatan mutu pendidikan dari tenaga kerja

Peningkatan mutu pendidikan dari tenaga kerja akan mengakibatkan baik permintaan maupun
penawaran akan tenaga kerja bertambah. Dengan meningkatnya mutu tenaga kerja maka
daya saing tenaga kerja juga ikut meningkat, namun hal ini tentu harus diikuti dengan daya
serap industri terhadap tenaga kerja agar tingkat pengangguran dapat menurun.

Sumber : Buku Materi Pokok EKMA4312 - Ekonomi Manajerial Universitas Terbuka Edisi 2

Anda mungkin juga menyukai