Pada suatu tingkat konsumsi tertentu, utilitas total yang diterima oleh konsumen dari
mengkonsumsi komoditas akan mencapai suatu maksimum dan utilitas marjinalnya akan
menjadi nol. Ini merupakan titik kejenuhan/puncak. Unit-unit tambahan dari komoditas
menyebabkan utilitas total turun dan utilitas marjinal menjadi negatif karena masalah
penyimpanan atau pembuangan.
Contoh: Tabel 1 berikut ini menyajikan utilitas total seorang individu dari mengkonsun
berbagai alternatif jumlah komoditas X per unit waktu.
Tabel 1
0 0 ....
1 10 10
2 18 8
3 24 6
4 28 4
5 30 2
6 30 0
7 28 -2
Kolom 1 dan 3 tabel tersebut menunjukkan utilitas marjinal (MU) indvidu untuk komoditas
X. Setiap nilai kolom (3) diperoleh dengan mengurangkan dua nilai berurutan pada kolom(2).
Jika konsumsi X individu bergerak dari nol ke 1 unit, TU bergerak dari nol ke 10 util dan
2 TEORI PERMINTAAN
memberikan MU 10 util. Semakin banyak individu mengkonsumsi barang X per unit waktu,
maka Mux akan turun.
Semakin berkurang nya MUx yang didapat dengan lebih banyak X yang dikonsumsi
menandakan adanya prinsip utilitas marjinal yang menurun/berkurang.
KESEIMBANGAN KONSUMEN
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
= = ...
𝑃𝑥 𝑃𝑦
Tabel 2
Q 1 2 3 4 5 6 7 8
MUx 16 14 12 10 8 6 4 2
MUy 11 10 9 8 7 6 5 4
Tabel 2 menyajikan skedul MUx dan MUy seorang individu. Anggaplah bahwa hanya ada
dua barang yang tersedia dan Px = Rp2 sementara Py = Rp1; pendapatan individu sebesar
Rp12 per periode waktu dan semuanya dibelanjakan. Jika semua pendapatan individu
tersebut dibelanjakan untuk membeli komoditas X, maka jumlah yang dapat dibeli sebanyak
6 unit X, dan total utilitas yang diterimanya adalah sebanyak 66 util. Kalau semua
pendapatannya dibelanjakan untuk barang Y, maka unit yang diterima adalah 8 unit barang Y
dan sisa pendapatannya sebesar Rp4 dan total utilitas yang diterima sebanyak 60 util.
Individu harus memutuskan berapa jumlah barang X dan Y yang harus dikonsumsi agar
diperoleh kepuasan atau utilitas maksimum dengan informasi yang ada. Agar individu berada
dalam posisi keseimbangan, maka jumlah barang X yang dibeli sebanyak 3 unit dan barang Y
sebanyak 6 unit. MUx yang diterima individu untuk barang X terakhir yang dibeli adalah 12
util dan MUy untuk barang Y terakhir yang dibeli adalah 6 util. Utilitas total yang diterima
individu dari mengkonsumsi kedua barang tersebut sebesar 93 util.
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦 12 6
= atau =
𝑃𝑥 𝑃𝑦 2 1
3 TEORI PERMINTAAN
Dengan menggunakan tabel 2 diatas, anggaplah bahwa kita ingin memperoleh kurva
permintaan barang X individual. Dari tabel itu kita ketahui bahwa individu ini ingin
memaksimumkan utilitas total dari pengeluarannya dengan membeli 3 unit X dengan harga
Rp2 dan harga Y adalah Rp1. Dengan menurunkan harga X dari Rp2 menjadi Rp1, individu
ini akan berada pada keseimbangan baru. Individu ini mencapai keseimbangan baru bila 6
unit X dengan harga Rp1 dibeli.
𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦 6 6
= atau =
𝑃𝑥 𝑃𝑦 1 1
Px
0 3 6 Qx
4 TEORI PERMINTAAN
Pergerakan dari satu titik keseimbangan konsumen ke titik keseimbangan yang lain
dapat dipecah kedalam efek substitusi dan efek pendapatan. Efek substitusi menyatakan
bahwa bila harga barang turun, individual mensubstitusi komoditas ini untuk yang lain (yang
harganya tetap). Efek substitusi ini bekerja untuk meningkatkan jumlah yang diminta dari
komoditas yang harganya turun.
Efek pendapatan menyatakan bahwa, jika harga suatu komoditas turun, daya beli dari
pendapatan individual konstan meningkat. Dengan kata lain pendapatan riil meningkat.
Ketika ini terjadi, individual cenderung membeli lebih banyak komoditas yang harganya
turun, bila komoditasnya barang normal dan turun bila komoditasnya barang inferior.
Qy
yy
16
11
A C
2
4 B
2 1
0 16 Qx
11