Anda di halaman 1dari 4

1 TEORI PERMINTAAN

TEORI PERMINTAAN KONSUMEN:


Pendekatan Utilitas

Utilitas Total dan Marjinal

Permintaan seorang individual suatu komoditas tertentu dikarenakan kepuasan atau


utilitas yang berasal dari mengkonsumsi komoditas tersebut. Semakin banyak unit dari suatu
komoditas yang yang dikonsumsi individu per unit waktu, semakin besar utilitas total yang
diperoleh. Meskipun utilitas total meningkat, utilitas marjinal yang diterima dari
mengkonsumsi setiap unit tambahan komoditas menurun.

Pada suatu tingkat konsumsi tertentu, utilitas total yang diterima oleh konsumen dari
mengkonsumsi komoditas akan mencapai suatu maksimum dan utilitas marjinalnya akan
menjadi nol. Ini merupakan titik kejenuhan/puncak. Unit-unit tambahan dari komoditas
menyebabkan utilitas total turun dan utilitas marjinal menjadi negatif karena masalah
penyimpanan atau pembuangan.

Contoh: Tabel 1 berikut ini menyajikan utilitas total seorang individu dari mengkonsun
berbagai alternatif jumlah komoditas X per unit waktu.

Tabel 1

(1) Qx (2) TUx (3) MUx

0 0 ....

1 10 10

2 18 8

3 24 6

4 28 4

5 30 2

6 30 0

7 28 -2

Kolom 1 dan 3 tabel tersebut menunjukkan utilitas marjinal (MU) indvidu untuk komoditas
X. Setiap nilai kolom (3) diperoleh dengan mengurangkan dua nilai berurutan pada kolom(2).
Jika konsumsi X individu bergerak dari nol ke 1 unit, TU bergerak dari nol ke 10 util dan
2 TEORI PERMINTAAN

memberikan MU 10 util. Semakin banyak individu mengkonsumsi barang X per unit waktu,
maka Mux akan turun.

Semakin berkurang nya MUx yang didapat dengan lebih banyak X yang dikonsumsi
menandakan adanya prinsip utilitas marjinal yang menurun/berkurang.

KESEIMBANGAN KONSUMEN

Tujuan seorang konsumen yang rasional adalah untuk memaksimumkan kepuasan


atau utilitas total yang berasal dari pengeluaran nya. Tujuan ini dicapai atau dikatakan berada
pada keseimbangan, ketika konsumen mengeluarkan pendapatannya dalam cara yang
sedemikian sehingga kepuasan atau utilitas dari pengeluaran rupiah terakhir pada berbagai
komoditas adalah sama. Keseimbangan ini secara matematis dapat diekspresikan sebagai
berikut ini.

𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦
= = ...
𝑃𝑥 𝑃𝑦

dengan batasan bahwa PxQx + PyQy + ... = M (pendapatan individu).

Tabel 2

Q 1 2 3 4 5 6 7 8
MUx 16 14 12 10 8 6 4 2
MUy 11 10 9 8 7 6 5 4

Tabel 2 menyajikan skedul MUx dan MUy seorang individu. Anggaplah bahwa hanya ada
dua barang yang tersedia dan Px = Rp2 sementara Py = Rp1; pendapatan individu sebesar
Rp12 per periode waktu dan semuanya dibelanjakan. Jika semua pendapatan individu
tersebut dibelanjakan untuk membeli komoditas X, maka jumlah yang dapat dibeli sebanyak
6 unit X, dan total utilitas yang diterimanya adalah sebanyak 66 util. Kalau semua
pendapatannya dibelanjakan untuk barang Y, maka unit yang diterima adalah 8 unit barang Y
dan sisa pendapatannya sebesar Rp4 dan total utilitas yang diterima sebanyak 60 util.

Individu harus memutuskan berapa jumlah barang X dan Y yang harus dikonsumsi agar
diperoleh kepuasan atau utilitas maksimum dengan informasi yang ada. Agar individu berada
dalam posisi keseimbangan, maka jumlah barang X yang dibeli sebanyak 3 unit dan barang Y
sebanyak 6 unit. MUx yang diterima individu untuk barang X terakhir yang dibeli adalah 12
util dan MUy untuk barang Y terakhir yang dibeli adalah 6 util. Utilitas total yang diterima
individu dari mengkonsumsi kedua barang tersebut sebesar 93 util.

𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦 12 6
= atau =
𝑃𝑥 𝑃𝑦 2 1
3 TEORI PERMINTAAN

PxQx + PyQy = M atau (2)(3) + (1)(6) = 12

ASAL KURVA PERMINTAAN INDIVIDUAL

Dengan menggunakan prinsip utilitas marjinal yang menurun dan konsep


keseimbangan konsumen, kita dapat memperoleh kurva permintaan seorang individu untuk
barang tertentu. Pertama-tama kita mulai dari kondisi keseimbangan konsumen. Dari
keseimbangan ini kita dapat satu titik kurva permintaan individual untuk komoditas yang
dipertimbangkan. Kita kemudian memperkenankan harga barang berubah. Perubahan harga
ini berakibat keseimbangan juga berubah. Untuk mencapai titik keseimbangan yang lain
jumlah barang yang diminta harus berubah. Dari kondisi keseimbangan baru ini kita
memperoleh titik lain kurva permintaan individu suatu barang. Kemudian titik-titik yang
dikehendaki tersebut saling dihubungkan dengan suatu garis sehingga menghasilkan kurva
permintaan individu suatu barang.

Dengan menggunakan tabel 2 diatas, anggaplah bahwa kita ingin memperoleh kurva
permintaan barang X individual. Dari tabel itu kita ketahui bahwa individu ini ingin
memaksimumkan utilitas total dari pengeluarannya dengan membeli 3 unit X dengan harga
Rp2 dan harga Y adalah Rp1. Dengan menurunkan harga X dari Rp2 menjadi Rp1, individu
ini akan berada pada keseimbangan baru. Individu ini mencapai keseimbangan baru bila 6
unit X dengan harga Rp1 dibeli.

𝑀𝑈𝑥 𝑀𝑈𝑦 6 6
= atau =
𝑃𝑥 𝑃𝑦 1 1

PxQx + PyQy = M atau (Rp1)(6) + (Rp1)(6) = Rp12

Px

0 3 6 Qx
4 TEORI PERMINTAAN

EFEK SUBSTITUSI DAN EFEK PENDAPATAN

Pergerakan dari satu titik keseimbangan konsumen ke titik keseimbangan yang lain
dapat dipecah kedalam efek substitusi dan efek pendapatan. Efek substitusi menyatakan
bahwa bila harga barang turun, individual mensubstitusi komoditas ini untuk yang lain (yang
harganya tetap). Efek substitusi ini bekerja untuk meningkatkan jumlah yang diminta dari
komoditas yang harganya turun.

Efek pendapatan menyatakan bahwa, jika harga suatu komoditas turun, daya beli dari
pendapatan individual konstan meningkat. Dengan kata lain pendapatan riil meningkat.
Ketika ini terjadi, individual cenderung membeli lebih banyak komoditas yang harganya
turun, bila komoditasnya barang normal dan turun bila komoditasnya barang inferior.

Qy
yy
16

11

A C

2
4 B

2 1

0 16 Qx
11

Panah BC pengaruh pendapatan.

Panah AB pengaruh substitusi

Panah AC pengaruh total

Anda mungkin juga menyukai