Jumlah barang X 6 7
MUx 6 4
Jumlah barang Y 6 8
MUy 6 4
Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 7 unit dengan kepuasan marjinal
MUx = 4, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 8 dengan kepuasan marjinal; MUy = 4. harga
barnag X (Px) = Rp. 1 dan harga barang Y (Py) = Rp. 1. kombinasi konsumsi barang X dan barang Y ini
memenuhi syarat keseimbangan 1, yaitu;
MUx MUy 6 p6
Px Py 2 2
Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 7 unit dengan kepuasan marjinal
MUx = 4, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 8 dengan kepuasan marjinal; MUy = 4 harga
barang X (Px) = Rp. 1 dan harga barang Y (Py) = Rp. 1. Kombinasi konsumsi barang X dan Barang Y
ini memenuhi syarat keseimbangan1, yaitu:
MUx MUy 4 4
Px Py 2 2
Jawaban
UAS
Setelah mempertimbangkan syarat keseimbangan1 diperoleh 2 kombinasi jumlah barang X dan barang
Y yang harus dikonsumsi agar konsumen tersebut memperoleh kepuasan yang maksimum. Kemudian
berdasarkan 2 macam kombinasi tersebut dipilih kombinasi yang memenuhi syarat keseimbangan
berikutnya, yaitu:
Syarat keseimbangan II: Px(Qx) + Py(Qy) = 1
Rp. 1(Qx) + Rp. 1(Qy) = Rp. 12
X + Y = 12
2.
a. Jumlah barang X keseimbangan bagi perusahaan A adalah 60 unit. Karena pada tingkat produksi tersebut
harga
(P) sama dengan biaya marjinal (MC), yang merupakan persyaratan kondisi keseimbangan bagi perusahaan di
pasar persaingan sempurna. Pada tingkat output sebanyak 60 unit, perusahaan menderita rugi. Karena pada
tingkat output tersebut harga barang X (P) = Rp. 555 lebih kecil daripada biaya rata-rata (AC) = Rp. 7
b. Rugi yang diderita perusahaan A dari barang X adalah;
π = TR – TC
= (P X Q) – (AC X Q)
= (Rp. 5 X 60 unit) – (Rp. 7 X 60 unit)
= Rp. 300 – Rp. 420
= - Rp. 120
Jadi perusahaan A menderita rugi sebesar Rp.
120
c. Dalam jangka pendek sebaiknya perusahaan tidak perlu mentup usahanya. Alasan saya karena jika perusahaan
tersebut menutup usahanya, maka akan menderita rugi sebesar biaya tetap. Sedangkan jika terus beroperasi,
maka perusahaan akan rugi lebih kecil daripada biaya rata-rata. Sebagian dari biaya tetap dapat ditutup dengan
kelebihan harga terhadap biaya variabel.
3.
a. Diskriminasi harga derajat 1
Pada first degree price discrimination (FPD), harga ditetapkan berbeda untuk setiap jumlah unit produk atau
untuk setiap konsumen dan harga yang ditetapkan itu persis sama dengan harga maksimum yang konsumen
bersedia untuk membayarnya (willing to pay = WTP). Jadi harga ditetapkan berbeda untuk pembelian 1 unit, 2
unit, 3 unit dst, atau secara grafis harga ditetapkan berbeda sepanjang kurva permintaan yang dihadapi
perusahaan. Sebagai contoh. misalnya seorang dokter memberlakukan tarif konsultasi yang berbeda-beda pada
setiap pasiennya. Sebuah dealer mobil bisa saja menetapkan harga yang berbeda untuk merek mobil yang sama
kepada 10 orang konsumen yang berbeda. Kriteria inilah yang menyebabkan FPD sulit atau bahkan tidak
mungkin untuk untuk dipraktikan. Bagaimana mungkin perusahaan dapat mengisolasi pembeli yang satu dengan
yang lainnya agar mereka tidak saling memberi tahu berapa harga jual yang ditetapkan perusahaan. Apabila
Jawaban
UAS
perusahaan mampu melakukannya, maka perusahaan akan memperoleh laba maksimum dari setiap unit produk
yang dijualnya
c. Diskriminasi derajat ketiga (third price discrimination = TPD) merupakan bentuk diskriminasi harga yang
paling umum untuk dipraktikan, yaitu ketika perusahaan mengelompokan pasar atau konsumen menjadi dua atau
lebih (submarket). Misalnya penerbit internasional menetapkan harga buku teks soft cover yang lebih murah
daripada yang hardcover. Produsen juga dapat menempuh strategi dumping yaitu menetapkan harga yang lebih
mahal untuk pasar domestic dibandingkan dengan pasar internasional (ekspor). Perusahaan penerbangan juga
sering melakukan diskriminasi harga, yaitu menetapkan harga lebih murah bagi calon penumpang yang memesan
tiketnya minimal satu hari sebelumnya dengan yang membeli langsung pada akhir-akhir pemberangkatan (last
minute).
4.
a. Peningkatan kesejahteraan oleh perusahaan akan berdampak pada berkurangnya permintaan perusahaan akan
tenaga kerja, tetapi malah akan menambah penawaran akan tenaga kerja.
b. Deregulasi pemerintah yang mendorong perkembangan investasi pun akan berdampak pada permintaan dan
penawaran tenaga kerja meningkat, dikarenakan dengan banyaknya investasi yang berupa pembangunan
perusahaan perusahaan ini akan membuat banyaknya permintaan dan penawaran akan tenga kerja.
c. Peningkatan Upah Minimum Regional akan mengakibatkan permintaan akan tenaga kerja berkurang, disisi
lain akan mengakibatkan penawaran akan tenaga kerja bertambah
d. Peningkatan mutu pendidikan dari tenaga kerja akan mengakibatkan baik permintaan maupun penawaran akan
tenaga kerja bertambah