Anda di halaman 1dari 4

Jawaban UAS

Matakuliah Ekonomi Manajerial (EKMA4312)


1. Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika kombinasi jumlah barang X dan barang Y
dikonsumsi memenuhi syarat keseimbangan sebagai berikut:
Syarat keseimbangan I:
MUx MUy
Px Py
Syarat keseimbangan II:
Px (Qx) + Py (Qy) = 1
Pada Px = Rp. 2 dan Py = Rp. 1, agar terpenuhi syarat keseimbangan I, maka tingkat konsumsi (jumlah
barang) adalah pada MUx/Px = MUy/Py. Harga barang X= Rp. 2 dan harga barang Y = Rp. 1, maka
kombinasi jumlah barang X dan jumlah barang Y yang memenuhi MUx/2 =MUx/1, yaitu MUx = 2MUy.
Table berikut ini kombinasi yang memenuhi MUx = 2MUy.
Jumlah barang X 1 2 3 4 5
MUx 10 8
Jumlah barang Y 4 5 6 7 8
MUy 8 7 6 5 4
Misalnya, jika jumlah barang X yang dikonsumsi X = 1 unit dengan kepuasan marjinal MUx= 16, maka
jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 4 dengan kepuasan marjinal MUy = 8. Harga barang X (Px) = 2
dan harga barang Y (Py) = 1. Kombinasi konsumsi barang X dan barang Y ini memenuhi syarat
keseimbangan I, yaitu:
MUx MUy 16 p8
Px Py 2 1
Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 2 unit dengan kepuasan marjinal
MUx = 14, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 5 dengan kepuasan marjinal; MUy = 7. Harga
barang X (Px) = 2 dan harga barang Y (Py) = I. kombinasi konsumsi barang X dan barang Y ini
memenuhi syarat keseimbangan I, yaitu:
MUx MUy 14 7
Px Py 2 1
Setelah mempertimbangkan syarat keseimbangan I diperoleh 5 kombinasi jumlah barang X dan barang
Y yang harus dikonsumsi agar konsumen tersebut memperoleh kepuasan maksimum. Kemudian
berdasarkan 5 macam kombinasi tersebut dipilih kombinasi yang memenuhi syarat keseimbangan
berikutnya, yaitu:
Syarat keseimbangan II: Px (Qx) + Py (Qy) = I
Rp. 2 (Qx) + Rp. (Qy) = Rp 12
Kombinasi X Y MUx MUy Pengeluaran Anggaran
1 1 4 16 8 6 12
2 2 5 14 7 9 12
3 3 6 12 6 12 12
4 4 7 10 5 15 12
5 5 8 8 4 26 12
Syarat keseimbangan II terpenuhi jika pengeluaran konsumen untuk mengkonsumsi barang X dan
barang Y sama dengan anggaran yang tersedia untuk mengkonsumsi barang tersebut. Total pengeluaran
untuk membeli barang X dan barang Y adalah harga barang X dikali jumlah barang Y yang dikonsumsi.
Misalnya konsumen memilih kombinasi I, yaitu mengkonsumsi I unit barang X dan 4 unit barang Y.
Total pengeluaran konsumen adalah Rp. 2 (1) + Rp. 1 (4) = Rp. 6. Pengeluaran untuk mengkonsumsi
barang X dan barang Y pada kombinasi I lebih kecil daripada anggaran yang tersedia untuk
membeli (mengkonsumsi) kedua jenis barang tersebut. Pada kombinasi konsumsi ini konsumen belum
mencapai kondisi keseimbangan (memperoleh kepuasan yang maksimum). Agar diperoleh
kepuasan yang maksimum, konsumen akan mencari kombinasi jumlah barang X dan jumlah barang
Y. Berdasrkan 5 kombinasi jumlah barang X dan jumlah barang Y tersebut, kombinasi jumlah
barang yang besarnya pengeluaran untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y adalah kombinasi 3.
kombinasi 3 menunjukkan jumlah barang X yang dikonsumsi adalah 3 unit dan jumlah yang barang Y
yang dikonsumsi adalah 6 unit. Total pengeluaran untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y pada
kombinasi ini adalah Rp. 2 (3)
Jawaban UAS
Matakuliah Ekonomi Manajerial (EKMA4312)
+ Rp. 1 (6) = Rp. 12. Total pengeluaran sebesar Rp. 12 sama dengan anggaran yang tersedia untuk membeli
(mengkonsumsi) barang X dan barang Y, yaitu Rp. 12.
2. Konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum jika kombinasi jumlah barang X dan barang Y
dikonsumsi memenuhi syarat keseimbangan sebagai berikut:
Syarat keseimbangan I:
MUx MUy
Px Py
Syarat keseimbangan II:
Px (Qx) + Py (Qy) = 1
Jika harga barang X turun dari Rp. 2 menjadi Rp. 1 pada Px = Rp. 1 dan harga barang Y tetap, yaitu
Px
= Rp. 1. Agar terpenuhi syarat keseimbangan 1 adalah tingkat konsumen (jumlah barang) pada MUx/Px
= MUy/Py Harga barang X = Rp. 1 dan harga barang Y = Rp. 1 maka kombinasi jumlah barang X dan
jumlah barang Y memenuhi MUx/I yaitu MUx = MUy. Tabel berikut ini kombinasi yang
memenuhi MUx = MUy.

Jumlah barang X 6 7
MUx 6 4
Jumlah barang Y 6 8
MUy 6 4

Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 7 unit dengan kepuasan marjinal
MUx = 4, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 8 dengan kepuasan marjinal; MUy = 4. harga
barnag X (Px) = Rp. 1 dan harga barang Y (Py) = Rp. 1. kombinasi konsumsi barang X dan barang Y ini
memenuhi syarat keseimbangan 1, yaitu;
MUx MUy 6 p6
Px Py 2 2
Demikian juga pada kombinasi jumlah barang X yang dikonsumsi X = 7 unit dengan kepuasan marjinal
MUx = 4, maka jumlah barang Y yang dikonsumsi Y = 8 dengan kepuasan marjinal; MUy = 4 harga
barang X (Px) = Rp. 1 dan harga barang Y (Py) = Rp. 1. Kombinasi konsumsi barang X dan Barang Y
ini memenuhi syarat keseimbangan1, yaitu:
MUx MUy 4 4
Px Py 2 2
Jawaban
UAS
Setelah mempertimbangkan syarat keseimbangan1 diperoleh 2 kombinasi jumlah barang X dan barang
Y yang harus dikonsumsi agar konsumen tersebut memperoleh kepuasan yang maksimum. Kemudian
berdasarkan 2 macam kombinasi tersebut dipilih kombinasi yang memenuhi syarat keseimbangan
berikutnya, yaitu:
Syarat keseimbangan II: Px(Qx) + Py(Qy) = 1
Rp. 1(Qx) + Rp. 1(Qy) = Rp. 12
X + Y = 12

Kombinasi X Y MUx MUy Pengeluaran Anggaran


1 6 6 6 6 12 12
2 7 8 4 4 15 12
Syarat keseimbangan II terpenuhi jika pengeluaran konsumsi untuk mengkonsumsi barang X dan barang
Y sama dengan anggaran yang tersedia untuk mengkonsumsi barang tersebut. Total pengeluaran untuk
membeli barang X dan barang Y adalah harga barang X dikali jumlah barang yang dikonsumsi ditambah
harga barang Y dikali jumlah barang Y yang dikonsumsi. Misalnya konsumen memilih kombinasi I,
yaitu mengkonsumsi dengan 6 unit barang X dan 6 unit barang Y. total pengeluaran konsumen adalah
Rp.
1(6) + Rp. 1(6) = Rp. 12. Pengeluaran untuk mengkonsumsi barang X dan barang Y pada kombinasi I
sebesar Rp. 12 sama dengan anggaran yang tersedia untuk membeli (mengkonsumsi) kedua jenis barang
tersebut. Pada kombinasi konsumsi ini konsumen telah mencapai kondisi keseimbangan (memperoleh
kepuasan maksimum). Sedangkan pada kombinasi 2, jumlah barang X yang dikonsumsi adalah 7 unit dan
jumlah barang Y yang dikonsumsi pada kombinasi ini adalah Rp. 1(7) + Rp. 1(8) = Rp. 15. Total
pengeluaran sebesar Rp. 15, yaitu lebih besar dari anggaran konsumen untuk membeli kedua barang
tersebut. Konsumen tidak mampu membeli (mengkonsumsi) barang X dan barang Y sebanyak seperti pada
kombinasi 2, karena anggaran yang tersedia untuk membeli (mengkonsumsi) barang X dan barang Y
hanya Rp.12.

2.
a. Jumlah barang X keseimbangan bagi perusahaan A adalah 60 unit. Karena pada tingkat produksi tersebut
harga
(P) sama dengan biaya marjinal (MC), yang merupakan persyaratan kondisi keseimbangan bagi perusahaan di
pasar persaingan sempurna. Pada tingkat output sebanyak 60 unit, perusahaan menderita rugi. Karena pada
tingkat output tersebut harga barang X (P) = Rp. 555 lebih kecil daripada biaya rata-rata (AC) = Rp. 7
b. Rugi yang diderita perusahaan A dari barang X adalah;
π = TR – TC
= (P X Q) – (AC X Q)
= (Rp. 5 X 60 unit) – (Rp. 7 X 60 unit)
= Rp. 300 – Rp. 420
= - Rp. 120
Jadi perusahaan A menderita rugi sebesar Rp.
120
c. Dalam jangka pendek sebaiknya perusahaan tidak perlu mentup usahanya. Alasan saya karena jika perusahaan
tersebut menutup usahanya, maka akan menderita rugi sebesar biaya tetap. Sedangkan jika terus beroperasi,
maka perusahaan akan rugi lebih kecil daripada biaya rata-rata. Sebagian dari biaya tetap dapat ditutup dengan
kelebihan harga terhadap biaya variabel.

3.
a. Diskriminasi harga derajat 1
Pada first degree price discrimination (FPD), harga ditetapkan berbeda untuk setiap jumlah unit produk atau
untuk setiap konsumen dan harga yang ditetapkan itu persis sama dengan harga maksimum yang konsumen
bersedia untuk membayarnya (willing to pay = WTP). Jadi harga ditetapkan berbeda untuk pembelian 1 unit, 2
unit, 3 unit dst, atau secara grafis harga ditetapkan berbeda sepanjang kurva permintaan yang dihadapi
perusahaan. Sebagai contoh. misalnya seorang dokter memberlakukan tarif konsultasi yang berbeda-beda pada
setiap pasiennya. Sebuah dealer mobil bisa saja menetapkan harga yang berbeda untuk merek mobil yang sama
kepada 10 orang konsumen yang berbeda. Kriteria inilah yang menyebabkan FPD sulit atau bahkan tidak
mungkin untuk untuk dipraktikan. Bagaimana mungkin perusahaan dapat mengisolasi pembeli yang satu dengan
yang lainnya agar mereka tidak saling memberi tahu berapa harga jual yang ditetapkan perusahaan. Apabila
Jawaban
UAS
perusahaan mampu melakukannya, maka perusahaan akan memperoleh laba maksimum dari setiap unit produk
yang dijualnya

b. Diskriminasi harga derajat 2


Umumnya harga ditetapkan berbeda untuk setiap sejumlah pembelian (range of output). Model ini disebut juga
sebagai non-linear pricing dan bentuknya dapat berupa quantity discount, two-part tariff dengan bonus tetap atau
variabel. Penerapan diskriminasi harga jenis kedua banyak kita temui dalam keseharian, dan sangat umum
dilakukan oleh pedagang. Misalnya ketika membeli baju di grosir Mangga Dua, harga satu potongnya Rp
100.000,00. Tetapi jika membeli satu lusin, harga/potongnya bisa turun menjadi Rp 75.000 dan bila 2
lusin
harga/potongnya lebih murah lagi menjadi Rp60.000. Apabila mengikuti contoh di atas, maka SDP sering
disetarakan declining block price. Contoh lain adalah perbedaan harga per unit pada pembelian grosir dan
pembelian eceran. Jadi bila penjualan memberikan diskon dan sejenisnya, tidak serta-merta penjual itu berbaik
hati, tetapi sebaliknya justeru ia sedang berusaha meraup keuntungan yang lebih besar. Contoh berikutnya adalah
perbedaan tarif PDAM berdasarkan volume penggunaan air. PDAM Kota Bandung menetapkan tarif/m3 untuk
golongan pelanggan 2A2 yaitu Rp2000 untuk penggunaan 0 - 10m3 , Rp3600 untuk 11 – 20m3, Rp5700/m3 21 –
30m3 , dan Rp8800 untuk diatas 30 m3, dst.

c. Diskriminasi derajat ketiga (third price discrimination = TPD) merupakan bentuk diskriminasi harga yang
paling umum untuk dipraktikan, yaitu ketika perusahaan mengelompokan pasar atau konsumen menjadi dua atau
lebih (submarket). Misalnya penerbit internasional menetapkan harga buku teks soft cover yang lebih murah
daripada yang hardcover. Produsen juga dapat menempuh strategi dumping yaitu menetapkan harga yang lebih
mahal untuk pasar domestic dibandingkan dengan pasar internasional (ekspor). Perusahaan penerbangan juga
sering melakukan diskriminasi harga, yaitu menetapkan harga lebih murah bagi calon penumpang yang memesan
tiketnya minimal satu hari sebelumnya dengan yang membeli langsung pada akhir-akhir pemberangkatan (last
minute).

4.
a. Peningkatan kesejahteraan oleh perusahaan akan berdampak pada berkurangnya permintaan perusahaan akan
tenaga kerja, tetapi malah akan menambah penawaran akan tenaga kerja.
b. Deregulasi pemerintah yang mendorong perkembangan investasi pun akan berdampak pada permintaan dan
penawaran tenaga kerja meningkat, dikarenakan dengan banyaknya investasi yang berupa pembangunan
perusahaan perusahaan ini akan membuat banyaknya permintaan dan penawaran akan tenga kerja.
c. Peningkatan Upah Minimum Regional akan mengakibatkan permintaan akan tenaga kerja berkurang, disisi
lain akan mengakibatkan penawaran akan tenaga kerja bertambah
d. Peningkatan mutu pendidikan dari tenaga kerja akan mengakibatkan baik permintaan maupun penawaran akan
tenaga kerja bertambah

Anda mungkin juga menyukai