Anda di halaman 1dari 1

Sebenarnya bukan karena faktor tertariknya.

Tetapi adalah faktor kebutuhan dan faktor


keumuman di masyarakat.
Klo membangun usaha sendiri, umumnya harus butuh modal. Dan untuk mendapatkan modal, itu
tidak mudah apalagi bagi yang masih memulai start dari tidak memiliki apa-apa. Yang saya
sampaikan ini yang umum-umum aja lho ya, barangkali di luar sana ada yang emang jago dan
mentalitasnya kuat sebagai pengusaha ya beda lagi.
Mendapatkan modal di bank juga harus ada jaminannya. Mendapatkan modal ke teman/ saudara
juga kudu ada kepercayaan. Dan yang terpenting ada pertanyaan yang kudu dijawab oleh pelaku
usaha ini sendiri yaitu : Mampukah ? Benarkah akan fight nantinya ? Ini perlu perenungan agak
lama. Ndak bisa dijawab seketika. Karena manusia ada memiliki sifat anget-anget tahi ayam. DI
awal-awal semangat banget. Kemudian begitu menemui hambatan sedikit langsung lemes dan
mundur. Ini sudah sering saya jumpai di kalangan teman-teman saya, bahkan saya sendiri sering
merasa begitu.
Belum lagi untuk urusan kebutuhan yang terus ada. Biaya hidup ini seperti argo. Seakan kita naik
taxi yang kita menghasilkan atau tidak menghasilkan, argonya tetap berjalan. Dan jalan paling
gampang untuk membayar argo adalah dengan mendapatkan pendapatan rutin bulanan. Dan
tentu saja konsekuensinya adalah dengan bekerja. Meskipun itu yang harus dilakukan sebagian
besar orang berkata tidak masalah.
Jadi atas pertimbangan yang masuk akal tersebut kebanyakan orang lebih memilih untuk bekerja.
Dan emang sudah sunnatullah-nya seperti itu. Yang menjadi pengusaha sedikit.
Jadi kurasa klo memang kita merasa belum levelnya pengusaha secara mentality kesiapan,
jangan coba-coba, lebih baik jadi karyawan.
Tapi jadi karyawan juga bisa lho disambi menjadi pebisnis. Dan ini tidak butuh modal
sebenarnya. Tinggal sepinter-pinternya kita melihat peluang di perusahaan tempat kita bekerja.

Anda mungkin juga menyukai