Anda di halaman 1dari 40

TEORI EKONOMI MIKRO

TEORI PERILAKU &


KONSUMSI KONSUMEN
PENGAMPU : TRISNA ANGGREINI, SP., M.Sc
TEORI PERILAKU & KONSUMSI
KONSUMEN
➢ Konsumen adalah salah satu pelaku ekonomi yang selalu dihadapkan
pada berbagai alternatif pilihan, baik ketika mereka berada dipasar output
(pasar produk) maupun dipasar in-put (pasar faktor produksi).
➢ Teori Perilaku Konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa
jumlah barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi.
➢ Teori konsumsi konsumen adalah teori yang mempelajari bagaimana
manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian /
penggunaan barang dan jasa.
➢ Utilitas (nilai guna) adalah kemampuan sesuatu barang dalam memenuhi
kebutuhan manusia.
➢ Tujuan konsumen adalah memaksimalkan utilitas dengan batasan berupa
pendapatan dan harga yang bersangkutan
PENDEKATAN TEORI UTILITAS PADA PERILAKU
KONSUMEN
➢ Pendekatan Cardinal
1. Total Utility (TU)
2. Marginal Utility (MU)
➢ Pendekatan Ordinal / Analisis Kurva Indiference
1. Indifference curve
2. Budget line
➢ Pendekatan Revealed Preference
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN CARDINAL

Asumsi yang berlaku :


• Nilai guna dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif dan alat ukurnya
adalah uang.
• Uang dapat digunakan sebagai alat ukur apabila uang dipandang sebagai
subjek.
Contoh: Semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang dalam
mengkonsumsi suatu barang artinya barang tersebut mempunyai nilai
guna yang sangat tinggi bagi kehidupannya, maka semakin besar
pula kesediaan konsumen tersebut untuk mengorbankan uangnya,
sebaliknya semakin rendah nilai guna barang tersebut akan semakin
kecil pula kesediaan konsumen mengorbankan uangnya.
KONSEP UTILITAS
1. Total Utility (TU) yaitu jumlah keseluruhan kepuasan (utilitas)
yang diperoleh konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah
barang tertentu.

Hukum TU:
Increasing Total Utility, artinya semakin banyak barang yg
dikonsumsi persatuan waktu, semakin besar jumlah nilai guna
(TU) yg diperoleh, sampai pada satu titik tertentu (titik kepuasan
maksimal). Setelah titik ini tercapai penambahan jumlah barang
yg dikonsumsi akan menimbulkan TU yg menurun.
KONSEP UTILITAS (cont`d)
2. Marginal Utility (MU), yaitu pertambahan nilai guna
(kepuasan) yang diperoleh sebagai akibat dari pertambahan
satu unit barang yang dikonsumsi.

Hukum MU:
The Law of Diminishing Marginal Utility, artinya semakin
banyak suatu barang yg dikonsumsi pertambahan nilai guna
(kepuasan) yg diperoleh dari setiap pertambahan 1 unit barang yg
dikonsumsi akan menurun.
CONTOH:
KETERKAITAN JUMLAH KONSUMSI, NILAI TU & NILAI MU

Nilai MU diperoleh dari rumus:


Jumlah
Konsumsi TU MU MU = ∆TU = TUX – TUX-1
(Q)
∆Q QX – QX-1
0 0
10 MU = ∆TU = 18 - 10 = 8
1 10
8 ∆Q 2- 1
2 18
5
3 23
2
4 25
0
5 25
-3
6 22
-5
7 17
KURVA TU & MU

TU & MU
Sifat hubungan TU dgn MU:
25
1. Ketika kurva TU naik, nilai MU
positif & kurvanya diatas sumbu
20
horizontal
15 2. Ketika kurva TU maksimum
10
TU nilai MU nol, kurvanya
memotong sumbu horizontal
5
3. Ketika kurva TU menurun nilai
Q MU negatif dan kurvanya
0 1 2 3 4 5 6 7
dibawah sumbu horizontal
MU
KESEIMBANGAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KARDINAL
Seorang konsumen dikatakan dalam
equilibrium apabila konsumen tersebut
memperoleh kepuasan maksimum.
Kepuasan maksimum terjadi disaat: besar
pengorbanan yg dilakukan sama dengan
manfaat atau nilai guna yang diperoleh.
MUx = Px atau MUx = 1
Px
KESEIMBANGAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN
KARDINAL (Cont`d)
Px, MUx Kepuasan maksimum terjadi sepanjang kurva
MU.
MU Seperti pada titik B, C dan E, selalu terjadi
Px = MUx
B
Px3
Syarat Px = MUx
Dititik E → 0Px1 = EX1
A C D
Px2 Dititik C → 0Px2 = CX2
Dititik B → 0Px3 = Bx3
Px1 E
Jika Px dianggap sebagai harga barang X, hal
ini menunjukan bahwa kurva MUx tidak lain
Jumlah
Konsumsi adalah kurva permintaan, artinya :
0 X3 X2 X1
Kurva Demand = Kurva Marginal Utility

1. Jika Barang yg dikonsumsi hanya 1 barang = MUx = 1


Px
2. Jika barang dikonsumsi lebih dr satu = MUx = MUy
Px Py
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

Pendekatan ini mempunyai asumsi :


• Rationality ; konsumen diasumsikan rasional artinya ia memaksimalkan
utility dengan pendapatan pada harga pasar tertentu. Dan konsumen
dianggap mempunyai pengetahuan sempurna mengenai informasi pasar
• Utility adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup memberikan
rangking atau peringkat kombinasi mana saja yang ia sukai. Dengan
demikian, konsumen tidak perlu memberikan utilility atau satuan kepuasan
terhadap barang yang dikonsumsi.
• Menganut hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution artinya bila
konsumen menaikkan konsumsi barang yang satu akan menyebabkan
penurunan konsumsi barang yang lain dan dapat digambarkan dengan
kurva indeferen.
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL
(Cont`d)

• Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah


barang yang
• Bersifat consistency dan transitivity of choice artinya bila ,
A>B, B>C maka barang A lebih disukai dari B dan barang B
lebih disukai dari C kesimpulannya bahwa A>B>C maka A>C.
Kurva Indiferens
Adalah kurva yang menghubungkan titik – titik berbagai
kombinasi antara 2 barang yang dapat memberikan
kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Cirinya
adalah:
➢ Turun dari kiri atas ke kanan bawah, hal ini
disebabkan adanya faktor substitusi antara dua
barang yg dikonsumsi.
➢ Kurva Indiferens tidak berpotongan satu sama lain.
➢ Cembung terhadap titik origin.
Contoh Kurva Indeffernt
Jumlah
Marginal Rate of
Makanan
MRS = ∆M
Kombinasi
Makanan Pakaian
Substitution
(MRS=∆M/∆P)
∆P
(M) (P) 10 A
A 10 2
3 7 B
B 7 3
2 5 C
C 5 4
4 D
1
D 4 5 E
3
0,5 F
2
E 3 7 IC
0,3 Pakaian
F 2 10 0 2 3 4 5 7 10
INDEFFERENCE MAP (Peta Kurva Kepuasan Sama)
• Yaitu suatu gambaran Celana

yang memperlihatkan
kumpulan dari
beberapa IC dan
setiap kurva IC
mempunyai tingkat A B C
4
kepuasan berbeda. IC3
• Semakin jauh IC dari D
IC2
titik origin IC1
menunjukan tingkat
kepuasan semakin
tinggi
Baju
0 2 4 6
Budget Line (Garis Anggaran)
• Adalah suatu garis anggaran pengeluaran yg memperlihatkan
hubungan berbagai titik kombinasi dari dua macam barang yg
dikonsumsi dengan batas anggaran tertentu yg sama.
• Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang
terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran.
• Persamaan garis anggaran : I = XPx + YPy
I = Anggaran / Pendapatan yang tersedia
X = Jumlah barang X dan Px = harga barang X
Y = Jumlah barang Y dan Py = harga barang Y
Contoh Kasus:
Seorang konsumen mempunyai dana Rp. 100.000. Ia akan membeli
Pakaian dan Makanan. Harga Pakaian (Pp) = Rp. 10.000,- unit, Harga
Makanan (Pm) = Rp. 4.000,- per unit.
➢ Jika semua dana dibelikan untuk pakaian, maka jumlah pakaian
diperoleh 10 unit. (I / Pp = Rp. 100.000,- / Rp. 10.000,-)
➢ Jika semua dana dibelikan untuk makanan, maka makanan yg
didapat sebanyak 25 unit. (I / Pm = Rp. 100.000,- / Rp. 4.000,-)
Dana
Komb Jumlah Makanan Jumlah Pakaian
(Rp)
A 100.000 25 x 4000 = 100.000 0 x 10.000 = 0

B 100.000 20 x 4000 = 80.000 2 x 10.000 = 20.000

C 100.000 15 x 4000 = 60.000 4 x 10.000 = 40.000

D 100.000 10 x 4000 = 40.000 6 x 10.000 = 60.000

E 100.000 5 x 4000 = 20.000 8 x 10.000 = 80.000

F 100.000 0 x 4000 = 0 10 x 10.000 = 100.000


CONTOH FUNGSI BUDGET LINE (BL)
Dengan dana Rp. 100.000,-
Harga Barang X = Px= Rp.10.000,- dan
Harga barang Y = Py = Rp. 4.000,-

Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py

100.000 = X 10.000 + Y 4.000


4.000 Y = 100.000 – 10.000 X
Y = 100.000 / 4.000 – 10.000 / 4.000 X

Fungsi BL = Y = 25 – 2,5 X
Kurva Budget Line
Makanan
1. Garis lurus AF menunjukan garis anggaran
25
A pengeluaran sebesar Rp. 100.000,- untuk
membeli dua barang konsumsi makanan
dan pakaian. Titik A memperlihatkan
20 B semua dana dihabiskan untuk membeli
makanan dan titik F semua dana
dibelikan untuk pakaian.
15 C
2. Titik-titik yg lain seperti B, C, D & E
merupakan macam-macam kombinasi yg
D
mungkin dapat dibeli dengan dana yg
10
sama.

5 E

F
Pakaian
0 2 4 6 8 10
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BL
Bentuk fungsi atau kurva BL dapat berubah apabila dipengaruhi
oleh:
1. Faktor Harga,
Jika P turun BL bergeser menjauhi titik origin
Jika P naik BL bergeser sejajar mendekati titik origin

2. Faktor Pendapatan,
Bila I berkurang BL bergeser sejajar mendekati titik origin
Bila I bertambah BL bergeser sejajar menjauhi titik origin
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BL (Cont`d)
Y Keterangan Gambar
A a) Kurva AB → Fungsi BL sebelum
Gambar A dipengaruhi perubahan harga barang X
b) Kurva AB’ → Fungsi BL jika dipengaruhi
harga barang X turun
c) Kurva AB” → Fungsi BL bila dipengaruhi
harga barang X naik
d) Sedangkan Harga Barang Y tetap tidak
berubah

X
0 B” B B’
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BL (Cont`d)
Y

A’
Gambar B Keterangan Gambar
a) Kurva AB → Fungsi BL sebelum
A
dipengaruhi perubahan pendapatan
b) Kurva A’B’ → Fungsi BL jika
A” dipengaruhi pendapatan naik
c) Kurva A”B” → Fungsi BL jika
dipengaruhi pendapatan turun.

X
0 B” B B’
Contoh: Perubahan Fungsi BL
Dengan dana Rp. 100.000,-
Harga Barang X = Px= Rp.10.000,- dan
Harga barang Y = Py = Rp. 4.000,-

Fungsi BL sebelum pengaruh perubahan harga & Pendapatan


Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py

100.000 = X 10.000 + Y 4.000


4.000 Y = 100.000 – 10.000 X
Y = 100.000 / 4.000 – 10.000 / 4.000 X

Fungsi BL = Y = 25 – 2,5 X
Contoh: Perubahan Fungsi BL
Jika harga barang X naik menjadi Rp. 12.000,- sedangkan I
dan Py tetap fungsi BL berubah menjadi BL’

Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py

100.000 = X 12.000 + Y 4.000


4.000 Y = 100.000 – 12.000 X
Y = 100.000 / 4.000 – 12.000 / 4.000 X

Fungsi BL’ = Y’ = 25 – 3 X
Contoh: Perubahan Fungsi BL
Jika pendapatan naik menjadi Rp. 120.000,- sedangkan Px
dan Py tetap fungsi BL berubah menjadi BL’

Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py

120.000 = X 10.000 + Y 4.000


4.000 Y = 120.000 – 10.000 X
Y = 120.000 / 4.000 – 10.000 / 4.000 X

Fungsi BL’ = Y’ = 30 – 2,5 X


KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL
Secara ordinal seorang konsumen dikatakan dalam equilibrium apabila
keinginan konsumen sama persis dengan kemampuan konsumen.

Keinginan konsumen dinyatakan dengan Indifference Curve (IC) dan


Kemampuan konsumen dinyatakan dengan Budget Line (BL)

Secara teori keseimbangan konsumen terjadi ketika BL bersinggungan


dengan IC.

Contoh:
Dana yg tersedia untuk membeli makanan & pakaian Rp.75.000,-
Harga Makanan dan Pakaian masing-masing Pm = Rp. 2.500 & Pp =
Rp.3.000,- .
Keseimbangan konsumen terjadi ketika konsumen mengkonsumsi
makanan 18 unit dan pakaian 10 unit.
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL (Cont`d)
1. Kurva IC1, IC2 & IC3 merupakan kurva
kepuasan sama yg masing-masing
Makanan mempunyai tingkat kepuasan yg berbeda &
tingkat kepuasan IC1<IC2<IC3
30 A 2. Kurva AB merupakan kurva BL. Titik A,R,E,S &
B berada pd kurva BL yg sama, artinya
memiliki anggaran yg sama sebesar Rp.
R 75.000,-
3. Keseimbangan ada pd titik E, artinya
Kurva BL keseimbangan konsumen terjadi ketika
E menkonsumsi makanan 18 unit & pakaian 10
18 unit. Dengan ttl anggaran 18 x
Rp.2.500+10xRp.30.000= Rp.75.000
15 4. Kepuasan di titik R & S berada pd tingkat
IC3
S kepuasan IC1 bukan equiblirium dan
IC2 konsumen tdk mencapai kepuasan
IC1 maksimum
B
Pakaian 5. Kepuasan pd IC3 tidak mungkin dicapai
0 10 20 25 karena berada diluar garis batas anggaran
AB.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN KONSUMEN
1. Kurva Price Consumption Curve (PCC) yaitu kurva yg terjadi akibat dari
perubahan harga dan mengakibatkan garis anggaran (BL) bergeser/ berubah
Makanan
IC1
IC2
A IC3

E1

E2
E1
PCC

Pakaian
0 B1 B2 B3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN KONSUMEN (Cont`d)
2. Kurva Income Consumption Curve (ICC) yaitu kurva yg terjadi akibat dari
perubahan pendapatan dan mengakibatkan garis anggaran (BL) bergeser/ berubah
Makanan

IC3
A3
IC2
ICC
A2 IC1

A1
E3
E2
E1

Pakaian
0 B1 B2 B3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN KONSUMEN (Cont`d)
3. Hubungan PCC dengan Kurva Permintaan
Didalam analisis ordinal terbentuknya kurva permintaan dapat ditemukan
melalui derivasi dari kurva PCC.
Contoh:
1. Seorang konsumen mempunyai pendapatan sebesar I=Rp.600.000,- akan
membeli pakaian dan makanan. Harga pakaian perunit Pp=Rp. 25.000,- dan
harga makanan perunit Pm=Rp.15.000,- . Dengan pendapatan, harga makanan
dan pakaian tersebut konsumen berada dalam kondisi equilibrium apabila
mengkonsumsi pakaian 10 unit dan makanan 25 unit.
2. Jika hrga pakaian berubah turun misalkan Pp’=Rp.15.000,- sedangkan harga
pakaian tetap. Equilibrium konsumen tercapai dengan mengkonsumsi pakaian
20 unit dan makanan 20 unit.
3. Jika harga pakaian turun lagi menjadi Pp”=Rp.10.000,- sedangkan harga
pakaian tetap. Equilibrium konsumen tercapai dengan mengkonsumsi pakaian
33 unit dan makanan 18 unit.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN KONSUMEN (Cont`d)
4. Hubungan ICC dengan Kurva Enggel
Kurva Enggel Ordinal yaitu kurva yg memperlihatkan bagaimana pengaruh
perubahan pendapatan seseorang terhadap perubahan permintaannya untuk
suatu barang.
Contoh:
1. Seorang konsumen mempunyai pendapatan sebesar I=Rp.300.000,- akan
membeli pakaian dan makanan. Harga pakaian perunit Pp=Rp. 25.000,- dan
harga makanan perunit Pm=Rp.15.000,- . Dengan pendapatan, harga makanan
dan pakaian berada dalam kondisi equilibrium apabila 50% dari dananya
digunakan untuk pakaian & sisanya 50% untuk makanan.
2. Jika pendapatan naik I’=Rp.450.000,- sedangkan harga pakaian & makanan
tetap. Equilibrium konsumen tercapai tetap ketika 50% dari dananya digunakan
untuk pakaian dan sisanya 50% lagi untuk makanan.
3. Jika pendapatan naik lagi menjadi I’=Rp.600.000,- dan harga pakaian dan
pakaian tetap. Equilibrium konsumen tercapai tetap ketika 50% dari dananya
digunakan untuk pakaian & sisanya 50% untuk makanan.
EFEK HARGA, PENDAPATAN & SUBSTITUSI (Next week)
Jika terjadi perubahan harga dari suatu barang konsumsi ini akan berdampak untuk
munculnya efek pendapatan dan efek substitusi dikarenakan:
1. Hubungan Efek harga dengan efek pendapatan
a) Jika harga barang konsumsi naik terjadi penurunan riel income, artinya kemampuan
beli pendapatan yg dimiliki akan turun, sehingga konsumen akan membeli barang
konsumsi lebih sedikit berarti terjadi efek pendapatan
b) Jika harga barang konsumsi turun terjadi kenaikan riel income, artinya kemampuan
beli pendapatan yg dimiliki akan naik, sehingga konsumen akan membeli lebih
banyak, berarti terjadi efek pendapatan.
2. Hubungan efek pendapatan dengan efek substitusi
a) Jika riel income turun, konsumen akan mengurangi pembelian terhadap barang
konsumsi tertentu, kemudian mencari dan mengganti barang konsumsi tersebut
dengan barang lain yg lebih murah tapi kegunaannya sama, berarti terjadi efek
substitusi.
b) Jika riel income naik, konsumen akan menambah pembelian barang konsumsi
tertentu dengan mengurangi pembelian terhadap barang lain yg kegunaannya sama,
berarti terjadi efek substitusi.
Contoh:
EFEK HARGA, PENDEPATAN & SUBSTITUSI
1. Jika konsumen mempunyai dana sebesar Rp. 120.000,- yg akan dibelanjakan untuk
membeli barang konsumsi yaitu ikan & telur. Harga ikan Rp.10.000,- per Kg dan telur
Rp.8.000,- per kg. Dengan kondisi tersebut konsumen akan berada dalam
equiblirium jika 50% dananya dibelanjakan untuk ikan (yaitu Rp.60.000,- sehingga
jumlah ikan yg dibeli 6 Kg dan sisanya untuk telur (Rp.60.000,- sehingga telur yg
dibeli sebanyak 7,5Kg).
2. Kemudian hrga telur turun 50% sehingga menjadi Rp. 4.000,- per Kg dan ini akan
menyebabkan riel income konsumen naik dan garis BL bergeser. Keseimbangan
konsumen akan berubah dimana konsumen akan dapat membeli ikan tetap 6Kg dan
telur bertambah 15Kg. Perubahan atau perpindahan keseimbangan konsumen
tersebut merupakan efek harga yang dapat menimbulkan efek pendapatan.
3. Konsumen ingin mempertahankan tingkat kepuasan dalam berkonsumsi sebelum
hrga telur turun. Hal ini menyebabkan dana yang diperlukan dapat dikurangi dari Rp.
120.000,- menjadi Rp.80.000,- sehingga garis anggaran bergeser mendekati ke kiri
dan menyinggung kurva kepuasan semula dan terjadi perubahan keseimbangan
konsumen dan ini merupakan efek pendapatn mempengaruhi munculnya efek
substitusi.
Contoh (Cont`d):
EFEK HARGA, PENDEPATAN & SUBSTITUSI
Ikan

• Pergeseran keseimbangan dari titik E1


12 ke E2 merupakan efek harga thdp
permintaan telur bertambah sebesar
7,5kg
• Pergeseran keseimbangan dari titik E2
8 ke E3 merupakan efek pendapatan thdp
permintaan telur berkurang sebesar 5
Kg.
E1 E2
6 • Pergeseran keseimbangan dari titik E1
ke E3 merupakan efek subsidi terhdapa
E3 permintaan telur bertambah sebesar
4 IC2 2,5Kg.
IC1

Telur
0 7,5 10 15 20 30
BL1 BL2 BL3
TEORI PERILAKU KONSUMEN: “REVEALED PREFERENCE”
Teori Revealed Prefernce pada prinsipnya menunjukan bahwa pokok dalam teori
konsumen bisa diterangkan atas dasar “pilihan yang diungkapkan”. (Revealed
Prefernce) konsumen dalam memilih berbagai macam barang yang dihadapinya
dengan syarat konsumen konsisten dalam preferensinya akan barang satu
dibandingkan barang lainnya.

Menurut ekonom Kelvin Lancaster, bahwa yg menimbulkan kepuasan bukanlah


konsumsi “barang” dalam artian sehari-hari, tetapi ada unsur-unsur yg bersifat lebih
fundamental dari “barang” itu sendiri.

Contoh:
Sepiring nasi didalamnya mengandung unsur sekian gram karbohidrat dan protein,
dalam sebuah strawberry mengandung vitamin C dan zat antioksidant, dalam
sebuah pakain mengandung kehangatan dan kebanggan. Unusur-unsur
karakteristik itulah yg dapat memuaskan konsumen bukan sepiring nasi, sebuah
strawberry atau sebuah pakaian.
TEORI PERILAKU KONSUMEN: “REVEALED PREFERENCE” (Cont`d)

Pisang
10

8
Unit Proteint (Karakteristik I)
B

Jagung
5
D

A
2
1 C

0 1 2 4 10
Unit Karbohidrat (Karakteristik II)
TEORI PERILAKU KONSUMEN DI PASAR INPUT
➢ Dua agen utama pengambil keputusan dalam perekonomian adalah
rumah tangga dan perusahaan.
➢ Rumah tangga dan perusahaan berinteraksi dalam dua jenis pasar, yaitu:
pasar output (barang) dan pasar input (faktor produksi), dengan
interaksi diantara keduanya dalam bentuk yang paling sederhana: rumah
tangga meminta barang atau jasa (pasar output) dan menawarkan faktor-
faktor produksi (pasar input), sedangkan perusahaan menawarkan
barang/jasa (pasar output) dan meminta faktor-faktor produksi (pasar
input).
➢ Jadi pasar input yaitu rumah tangga konsumen dipasar input akan
bertindak sebagai supplier, karena mereka akan menawarkan faktor
produksi seperti tenaga kerja dan dana yang diperlukan untuk kegiatan
produksi.
➢ Ada 2 pendekatan TPK : Pasar Tenaga Kerja dan Pasar Modal
TEORI PERILAKU KONSUMEN DIPASAR TENAGA KERJA
Pada pasar tenaga kerja konsumen akan dihadapkan pada 2 hal, yaitu:
a. Keinginan untuk memperoleh pendapatan
b. Keinginan untuk mendapatkan waktu luang untuk istirahat jika dikaitkan dengan
perkembangan tingkat upah
Upah

S.Tk S.Tk: Kurva Supply Tenaga Kerja


D
W4 W1 : Tingkat upah perjam Rp. 2.000,-
W2 : Tingkat upah perjam Rp. 5.000,-
W3 C
W3 : Tingkat upah perjam Rp.10.000,-
W4 : Tingkat upah perjam Rp.15.000,-

B
W2
A
W1
Waktu /
Jam perhari
0 6 10 12 18 24
TEORI PERILAKU KONSUMEN DI PASAR MODAL
Pada pasar modal konsumen akan dihadapkan pada 2 hal, yaitu:
a. Menggunakan pendapatan sekarang untuk mendanai pengeluaran masa depan, artinya
konsumen disini akan berhemat untuk menabung.
b. Menggunakan pendapatan masa depan untuk mendanai pengeluaran sekarang, artinya
konsumen akan meminjam uang untuk berinvestasi.
Tingkat Bunga
Tabungan
A B
r1
E
rE
F
C
r2

Investasi

Jumlah Dana

0 df da de dc db

Anda mungkin juga menyukai