Anda di halaman 1dari 44

BAB 6

Teori
Perilaku
Konsumen
KELOMPOK 1
HIJANATIL MASPUPAH (20221610071)
MUSYAFFA KAMIL FIRDAUS (20221610137)
TEORI PERILAKU & KONSUMSI KONSUMEN

▪ Konsumen adalah salah satu pelaku ekonomi yang selalu dihadapkan pada
berbagai alternatif pilihan, baik ketika mereka berada dipasar output (pasar produk)
maupun dipasar in-put (pasar faktor produksi).
▪ Teori Perilaku Konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang
dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi.
▪ Teori Konsumsi Konsumen adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia /
konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang
dan jasa.
▪ Utilitas (Nilai guna) adalah kemampuan sesuatu barang dalam memenuhi
kebutuhan manusia.
▪ Tujuan Konsumen adalah memaksimalkan utilitas dengan batasan berupa
pendapatan dan harga yang bersangkutan
PENDEKATAN TEORI UTILITAS PADA PERILAKU
KONSUMEN

▪ Pendekatan Kardinal
1. Total Utility (TU)
2. Marginal Utility (MU)
▪ Pendekatan Ordinal / Analisis Kurva Indiference
1. Indifference curve
2. Budget line
▪ Pendekatan Revealed Preference
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN
KARDINAL

Asumsi yang berlaku :


▪ Nilai guna dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif dan alat ukurnya
adalah uang.
▪ Uang dapat digunakan sebagai alat ukur apabila uang dipandang sebagai
subjek.
Contoh : Semakin tinggi tingkat kepuasan seseorang dalam mengkonsumsi
suatu barang artinya barang tersebut mempunyai nilai guna yang sangat tinggi
bagi kehidupannya, maka semakin besar pula kesediaan konsumen tersebut
untuk mengorbankan uangnya, sebaliknya semakin rendah nilai guna barang
tersebut akan semakin kecil pula kesediaan konsumen mengorbankan uangnya.
KONSEP UTILITAS

Total Utility (TU) yaitu jumlah keseluruhan kepuasan (utilitas) yang diperoleh
konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.

Hukum TU :
Increasing Total Utility, artinya semakin banyak barang yg dikonsumsi persatuan
waktu, semakin besar jumlah nilai guna (TU) yg diperoleh, sampai pada satu titik
tertentu (titik kepuasan maksimal). Setelah titik ini tercapai penambahan jumlah
barang yg dikonsumsi akan menimbulkan TU yg menurun.
KONSEP UTILITAS

Marginal Utility (MU), yaitu pertambahan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh
sebagai akibat dari pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.

Hukum MU :
The Law of Diminishing Marginal Utility, artinya semakin banyak suatu barang yg
dikonsumsi pertambahan nilai guna (kepuasan) yg diperoleh dari setiap
pertambahan 1 unit barang yg dikonsumsi akan menurun.
CONTOH :
KETERKAITAN JUMLAH KONSUMSI, NILAI TU & NILAI MU

Jumlah Nilai MU diperoleh dari rumus:


Konsumsi TU MU
(Q)
MU = ∆TU = TUX – TUX-1
0 0
10
∆Q QX – QX-1
1 10
8
2 18 MU = ∆TU = 18 - 10 = 8
5 ∆Q 2- 1
3 23
2
4 25
0
5 25
-3
6 22
-5
7 17
KURVA TU & MU

Utility Sifat hubungan TU dengan MU :


25
1. Ketika kurva TU naik, nilai MU
20 positif & kurvanya diatas sumbu
15 horizontal
TU 2. Ketika kurva TU maksimum nilai
10
MU nol, kurvanya memotong
5 sumbu horizontal
Quantity 3. Ketika kurva TU menurun nilai
1 2 3 4 5 6 7
0 MU negatif dan kurvanya
MU dibawah sumbu horizontal
MU = TU’ MU – ∆TU atau MUx = ∆TUx
Secara matematik : ∆Q ∆X
KESEIMBANGAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN
KARDINAL

Seorang konsumen dikatakan dalam equilibrium apabila konsumen tersebut


memperoleh kepuasan maksimum. Kepuasan maksimum terjadi disaat: besar
pengorbanan yg dilakukan sama dengan manfaat atau nilai guna yang diperoleh.
1. Pengorbanan yang dilakukan = biaya yang di keluarkan setiap menambah
satu unit barang = harga barang per unit
2. Manfaat / Nilai guna yang diperoleh = marginal utility yang di dapat ketika
menambah satu unit barang yang dikonsumsi

Kepuasan Maksimum terjadi Ketika


MUx = Px atau MUx = 1
Px
KESEIMBANGAN KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN KARDINAL

MUx, Px Kepuasan maksimum terjadi sepanjang kurva


MU.
MU
Seperti pada titik B, C dan E, selalu terjadi
Px = MUx
B
Px3 Syarat Px = MUx
Dititik E → 0Px1 = EX1
Px2 A C D Pengorbanan = Dititik C → 0Px2 = CX2
Harga per unit
Dititik B → 0Px3 = Bx3
Px1 E
Mux Jika Px dianggap sebagai harga barang X, hal
Qx ini menunjukan bahwa kurva MUx tidak lain
0 X3 X2 X1 adalah kurva permintaan, artinya :
Kurva Demand = Kurva Marginal Utility
1. Jika Barang yg dikonsumsi hanya 1 barang = MUx = 1
Px
2. Jika barang dikonsumsi lebih dr satu = MUx = MUy
Px Py
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

Pendekatan ini mempunyai asumsi :


▪ Rationality artinya konsumen diasumsikan rasional artinya ia memaksimalkan
utility dengan pendapatan pada harga pasar tertentu. Dan konsumen dianggap
mempunyai pengetahuan sempurna mengenai informasi pasar
▪ Utility adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup memberikan rangking atau
peringkat kombinasi mana saja yang ia sukai. Dengan demikian, konsumen tidak
perlu memberikan utilility atau satuan kepuasan terhadap barang yang
dikonsumsi.
▪ Menganut hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution artinya bila konsumen
menaikkan konsumsi barang yang satu akan menyebabkan penurunan konsumsi
barang yang lain dan dapat digambarkan dengan kurva indeferen.
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN ORDINAL

▪ Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang yang
▪ Bersifat consistency dan transitivity of choice artinya bila , A>B, B>C maka
barang A lebih disukai dari B dan barang B lebih disukai dari C kesimpulannya
bahwa A>B>C maka A>C.
INDIFFERENCE CURVE

Indifference curve dalah kurva yang menghubungkan titik - titik berbagai


kombinasi antara dua barang yang dapat memberikan kepuasan yang sama
bagi seorang konsumen.
Cirinya adalah:
 Turun dari kiri atas ke kanan bawah, hal ini disebabkan adanya faktor
substitusi antara dua barang yg dikonsumsi.
 Indifference Curve tidak berpotongan satu sama lain.
 Cembung terhadap titik origin.
CONTOH INDIFFERENCE CURVE

Jumlah
Marginal Rate of
Makanan
MRS = ∆M
Kombinasi
Makanan Pakaian
Substitution
(MRS=∆M/∆P)
∆P
(M) (P) 10 A
A 10 2
3 7 B
B 7 3
2 5 C
C 5 4
4 D
1
D 4 5 E
3
0,5
F
2
E 3 7 IC
0,3
Pakaian
F 2 10 0 2 3 4 5 7 10
INDEFFERENCE MAP (Peta Kurva Kepuasan Sama)

 Yaitu suatu gambaran Celana

yang memperlihatkan
kumpulan dari
beberapa IC dan setiap
kurva IC mempunyai
tingkat kepuasan 4
A B C
berbeda. IC3
D
IC2
 Semakin jauh IC dari IC1
titik origin menunjukan
tingkat kepuasan Baju
semakin tinggi 0 2 4 6
BUDGET LINE (Garis Anggaran)

▪ Adalah suatu garis anggaran pengeluaran yg memperlihatkan hubungan


berbagai titik kombinasi dari dua macam barang yg dikonsumsi dengan batas
anggaran tertentu yg sama.
▪ Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau
sebelah kiri garis anggaran.
▪ Persamaan garis anggaran
I = X Px + Y Py I = Besar dana / Pendapatan yang tersedia
X = Jumlah barang X dan Px = harga barang X
Y Py = 1 - XPx Y = Jumlah barang Y dan Py = harga barang Y

Y = 1 - Px
Fungsi Budget Line
Py Py X
CONTOH KASUS :

Seorang konsumen mempunyai dana Rp. 100.000. Ia akan membeli Pakaian


dan Makanan. Harga Pakaian (Pp) = Rp. 10.000,- unit, Harga Makanan (Pm) =
Rp. 4.000,- per unit.

 Jika semua dana dibelikan untuk pakaian, maka jumlah pakaian diperoleh 10
unit. (I / Pp = Rp. 100.000,- / Rp. 10.000,-)
 Jika semua dana dibelikan untuk makanan, maka makanan yg didapat
sebanyak 25 unit. (I / Pm = Rp. 100.000,- / Rp. 4.000,-)
Komb Dana (Rp) Jumlah Makanan Jumlah Pakaian

A 100.000 25 x 4000 = 100.000 0 x 10.000 = 0

B 100.000 20 x 4000 = 80.000 2 x 10.000 = 20.000

C 100.000 15 x 4000 = 60.000 4 x 10.000 = 40.000

D 100.000 10 x 4000 = 40.000 6 x 10.000 = 60.000

E 100.000 5 x 4000 = 20.000 8 x 10.000 = 80.000

F 100.000 0 x 4000 = 0 10 x 10.000 = 100.000


CONTOH FUNGSI BUDGET LINE (BL)

Dengan dana Rp. 100.000,-


Harga Barang X = Px= Rp.10.000,- dan
Harga barang Y = Py = Rp. 4.000,-
Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py
100.000 = X 10.000 + Y 4.000
4.000 Y = 100.000 – 10.000 X
Y = 100.000 / 4.000 – 10.000 / 4.000 X
Fungsi BL = Y = 25 – 2,5 X
KURVA BUDGET LINE
Makanan
1. Garis lurus AF menunjukan garis
25
A anggaran pengeluaran sebesar Rp.
100.000,- untuk membeli dua barang
konsumsi makanan dan pakaian. Titik
20 B A memperlihatkan semua dana
dihabiskan untuk membeli makanan
dan titik F semua dana dibelikan untuk
C
15 pakaian.

D 2. Titik-titik yg lain seperti B, C, D & E


10
merupakan macam-macam kombinasi
yg mungkin dapat dibeli dengan dana
5 E yg sama.

F
Pakaian
0 2 4 6 8 10
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BL

Bentuk fungsi atau kurva BL dapat berubah apabila dipengaruhi oleh:


1. Faktor Harga,
Jika P turun BL bergeser menjauhi titik origin
Jika P naik BL bergeser sejajar mendekati titik origin
2. Faktor Pendapatan,
Bila I berkurang BL bergeser sejajar mendekati titik origin
Bila I bertambah BL bergeser sejajar menjauhi titik origin
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BL

Y Keterangan Gambar
A
a) Kurva AB → Fungsi BL sebelum
Gambar A dipengaruhi perubahan harga barang X
b) Kurva AB’ → Fungsi BL jika dipengaruhi
harga barang X turun
c) Kurva AB” → Fungsi BL bila dipengaruhi
harga barang X naik
d) Sedangkan Harga Barang Y tetap tidak
berubah

X
0 B” B B’
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BUDGET LINE

A’
Gambar B Keterangan Gambar
a) Kurva AB → Fungsi BL sebelum
A
dipengaruhi perubahan pendapatan
b) Kurva A’B’ → Fungsi BL jika
A” dipengaruhi pendapatan naik
c) Kurva A”B” → Fungsi BL jika
dipengaruhi pendapatan turun.

X
0 B” B B’
CONTOH : PERUBAHAN FUNGSI BUDGET LINE

Dengan dana Rp. 100.000,-


Harga Barang X = Px= Rp.10.000,- dan
Harga barang Y = Py = Rp. 4.000,-
Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py
100.000 = X 10.000 + Y 4.000
4.000 Y = 100.000 – 10.000 X
Y = 100.000 / 4.000 – 10.000 / 4.000 X
Fungsi BL = Y = 25 – 2,5 X
CONTOH : PERUBAHAN FUNGSI BUDGET LINE

Jika harga barang X naik menjadi Rp. 12.000,- sedangkan I dan Py tetap fungsi
BL berubah menjadi BL’
Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py

100.000 = X 12.000 + Y 4.000


4.000 Y = 100.000 – 12.000 X
Y = 100.000 / 4.000 – 12.000 / 4.000 X

Fungsi BL’ = Y’ = 25 – 3 X
CONTOH : PERUBAHAN FUNGSI BUDGET LINE

Jika pendapatan naik menjadi Rp. 120.000,- sedangkan Px dan Py tetap fungsi BL berubah
menjadi BL’

Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py

120.000 = X 10.000 + Y 4.000


4.000 Y = 120.000 – 10.000
Y = 120.000 / 4.000 – 10.000 / 4.000 X

Fungsi BL’ = Y’ = 30 – 2,5 X


KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL

Secara ordinal seorang konsumen dikatakan dalam equilibrium apabila keinginan konsumen
sama persis dengan kemampuan konsumen.
Keinginan konsumen dinyatakan dengan Indifference Curve (IC) dan
Kemampuan konsumen dinyatakan dengan Budget Line (BL)
Secara teori keseimbangan konsumen terjadi ketika BL bersinggungan dengan IC.

Contoh :
Dana yg tersedia untuk membeli makanan & pakaian Rp.75.000,-
Harga Makanan dan Pakaian masing-masing Pm = Rp. 2.500 & Pp = Rp.3.000,-
Keseimbangan konsumen terjadi ketika konsumen mengkonsumsi makanan 18 unit dan
pakaian 10 unit.
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL

Makanan 1. Kurva IC1, IC2 & IC3 merupakan kurva


kepuasan sama yg masing-masing
mempunyai tingkat kepuasan yg berbeda &
30 A tingkat kepuasan IC1<IC2<IC3
2. Kurva AB merupakan kurva BL. Titik A,R,E,S
& B berada pd kurva BL yg sama, artinya
R memiliki anggaran yg sama sebesar Rp.
75.000,-
Kurva BL 3. Keseimbangan ada pd titik E, artinya
E keseimbangan konsumen terjadi ketika
18 menkonsumsi makanan 18 unit & pakaian
10 unit. Dengan ttl anggaran 18 x
15 Rp.2.500+10xRp.30.000= Rp.75.000
IC3
4. Kepuasan di titik R & S berada pd tingkat
S IC2 kepuasan IC1 bukan equiblirium dan
konsumen tdk mencapai kepuasan
B IC1 maksimum
Pakaian
5. Kepuasan pd IC3 tidak mungkin dicapai
0 10 20 25
karena berada diluar garis batas anggaran
AB.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
KONSUMEN

Kurva Price Consumption Curve (PCC) yaitu kurva yg terjadi akibat dari
perubahan harga dan mengakibatkan garis anggaran (BL) bergeser/ berubah
Makanan
IC1 IC2
A IC3

E1

E2
E1
PC
C

Pakaian
0 B1 B2 B3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
KONSUMEN

Kurva Income Consumption Curve (ICC) yaitu kurva yg terjadi akibat dari
perubahan pendapatan dan mengakibatkan garis anggaran (BL) bergeser/
berubah Makanan

IC3
A3
IC2
ICC
A2 IC1

A1 E3
E2
E1

Pakaian
0 B1 B2 B3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
KONSUMEN

Hubungan PCC dengan Kurva Permintaan


Didalam analisis ordinal terbentuknya kurva permintaan dapat ditemukan melalui derivasi dari
kurva PCC.
Contoh :
1. Seorang konsumen mempunyai pendapatan sebesar I=Rp.600.000,- akan membeli pakaian
dan makanan. Harga pakaian perunit Pp=Rp. 25.000,- dan harga makanan perunit
Pm=Rp.15.000,- . Dengan pendapatan, harga makanan dan pakaian tersebut konsumen
berada dalam kondisi equilibrium apabila mengkonsumsi pakaian 10 unit dan makanan 25
unit.
2. Jika hrga pakaian berubah turun misalkan Pp’=Rp.15.000,- sedangkan harga pakaian tetap.
Equilibrium konsumen tercapai dengan mengkonsumsi pakaian 20 unit dan makanan 20 unit.
3. Jika harga pakaian turun lagi menjadi Pp”=Rp.10.000,- sedangkan harga pakaian tetap.
Equilibrium konsumen tercapai dengan mengkonsumsi pakaian 33 unit dan makanan 18 unit.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
KONSUMEN

Hubungan ICC dengan Kurva Enggel


Kurva Enggel Ordinal yaitu kurva yg memperlihatkan bagaimana pengaruh perubahan pendapatan
seseorang terhadap perubahan permintaannya untuk suatu barang.
Contoh :
1. Seorang konsumen mempunyai pendapatan sebesar I=Rp.300.000,- akan membeli pakaian dan
makanan. Harga pakaian perunit Pp=Rp. 25.000,- dan harga makanan perunit Pm=Rp.15.000,- .
Dengan pendapatan, harga makanan dan pakaian berada dalam kondisi equilibrium apabila 50% dari
dananya digunakan untuk pakaian & sisanya 50% untuk makanan.
2. Jika pendapatan naik I’=Rp.450.000,- sedangkan harga pakaian & makanan tetap. Equilibrium
konsumen tercapai tetap ketika 50% dari dananya digunakan untuk pakaian dan sisanya 50% lagi
untuk makanan.
3. Jika pendapatan naik lagi menjadi I’=Rp.600.000,- dan harga pakaian dan pakaian tetap. Equilibrium
konsumen tercapai tetap ketika 50% dari dananya digunakan untuk pakaian & sisanya 50% untuk
makanan.
EFEK HARGA, PENDAPATAN & SUBSTITUSI
(Next Week)

Jika terjadi perubahan harga dari suatu barang konsumsi ini akan berdampak untuk munculnya efek pendapatan
dan efek substitusi dikarenakan:
1. Hubungan Efek harga dengan Efek Pendapatan
a) Jika harga barang konsumsi naik terjadi penurunan riel income, artinya kemampuan beli pendapatan yg
dimiliki akan turun, sehingga konsumen akan membeli barang konsumsi lebih sedikit berarti terjadi efek
pendapatan
b) Jika harga barang konsumsi turun terjadi kenaikan riel income, artinya kemampuan beli pendapatan yg
dimiliki akan naik, sehingga konsumen akan membeli lebih banyak, berarti terjadi efek pendapatan.
2. Hubungan Efek Pendapan dengan Efek Subtitusi
a) Jika riel income turun, konsumen akan mengurangi pembelian terhadap barang konsumsi tertentu,
kemudian mencari dan mengganti barang konsumsi tersebut dengan barang lain yg lebih murah tapi
kegunaannya sama, berarti terjadi efek substitusi.
b) Jika riel income naik, konsumen akan menambah pembelian barang konsumsi tertentu dengan
mengurangi pembelian terhadap barang lain yg kegunaannya sama, berarti terjadi efek substitusi
CONTOH :
EFEK HARGA, PENDEPATAN & SUBSTITUSI

1. Jika konsumen mempunyai dana sebesar Rp. 120.000,- yg akan dibelanjakan untuk membeli
barang konsumsi yaitu ikan & telur. Harga ikan Rp.10.000,- per Kg dan telur Rp.8.000,- per
kg. Dengan kondisi tersebut konsumen akan berada dalam equiblirium jika 50% dananya
dibelanjakan untuk ikan (yaitu Rp.60.000,- sehingga jumlah ikan yg dibeli 6 Kg dan sisanya
untuk telur (Rp.60.000,- sehingga telur yg dibeli sebanyak 7,5Kg).
2. Kemudian hrga telur turun 50% sehingga menjadi Rp. 4.000,- per Kg dan ini akan
menyebabkan riel income konsumen naik dan garis BL bergeser. Keseimbangan konsumen
akan berubah dimana konsumen akan dapat membeli ikan tetap 6Kg dan telur bertambah
15Kg. Perubahan atau perpindahan keseimbangan konsumen tersebut merupakan efek
harga yang dapat menimbulkan efek pendapatan.
3. Konsumen ingin mempertahankan tingkat kepuasan dalam berkonsumsi sebelum hrga telur
turun. Hal ini menyebabkan dana yang diperlukan dapat dikurangi dari Rp. 120.000,- menjadi
Rp.80.000,- sehingga garis anggaran bergeser mendekati ke kiri dan menyinggung kurva
kepuasan semula dan terjadi perubahan keseimbangan konsumen dan ini merupakan efek
pendapatn mempengaruhi munculnya efek substitusi.
CONTOH :
EFEK HARGA, PENDEPATAN & SUBSTITUSI
Ikan
a) Pergeseran keseimbangan dari titik
E1 ke E2 merupakan efek harga thdp
12
permintaan telur bertambah sebesar
7,5k
b) Pergeseran keseimbangan dari titik
E2 ke E3 merupakan efek
8
pendapatan thdp permintaan telur
berkurang sebesar 5 Kg
E1 E2 c) Pergeseran keseimbangan dari titik
6
E1 ke E3 merupakan efek subsidi
E3 terhdapa permintaan telur bertambah
4 IC2 sebesar 2,5Kg.

IC1

Telur
0 7,5 10 15 20 30
BL1 BL2 BL3
TEORI PERILAKU KONSUMEN
“REVEALED PREFERENCE”

Teori Revealed Prefernce pada prinsipnya menunjukan bahwa pokok dalam teori
konsumen bisa diterangkan atas dasar “pilihan yang diungkapkan”. (Revealed
Prefernce) konsumen dalam memilih berbagai macam barang yang dihadapinya
dengan syarat konsumen konsisten dalam preferensinya akan barang satu
dibandingkan barang lainnya.
Menurut ekonom Kelvin Lancaster, bahwa yg menimbulkan kepuasan bukanlah
konsumsi “barang” dalam artian sehari-hari, tetapi ada unsur-unsur yg bersifat
lebih fundamental dari “barang” itu sendiri.
Contoh:
Sepiring nasi didalamnya mengandung unsur sekian gram karbohidrat dan
protein, dalam sebuah strawberry mengandung vitamin C dan zat antioksidant,
dalam sebuah pakain mengandung kehangatan dan kebanggan. Unusur-unsur
karakteristik itulah yg dapat memuaskan konsumen bukan sepiring nasi, sebuah
strawberry atau sebuah pakaian.
TEORI PERILAKU KONSUMEN
“REVEALED PREFERENCE”

Pisang
10
Unit Proteint (Karakteristik I)

8 B

Jagung
5
D

A
2
1 C

0 1 2 4 10
TEORI PERILAKU KONSUMEN DI PASAR INPUT

 Dua agen utama pengambil keputusan dalam perekonomian adalah


rumah  tangga dan perusahaan. 
 Rumah tangga dan perusahaan berinteraksi dalam dua jenis pasar, yaitu: pasar
output (barang) dan pasar input (faktor produksi), dengan interaksi diantara
keduanya dalam bentuk yang paling sederhana: rumah tangga meminta barang
atau jasa (pasar output) dan menawarkan faktor-faktor produksi (pasar input),
sedangkan perusahaan menawarkan barang/jasa (pasar output) dan meminta
faktor-faktor produksi (pasar input).
 Jadi pasar input yaitu rumah tangga konsumen dipasar input akan bertindak
sebagai supplier, karena mereka akan menawarkan faktor produksi seperti
tenaga kerja dan dana yang diperlukan untuk kegiatan produksi.
 Ada 2 pendekatan TPK : Pasar Tenaga Kerja dan Pasar Modal
TEORI PERILAKU KONSUMEN DIPASAR TENAGA KERJA

Pada pasar tenaga kerja konsumen akan dihadapkan pada dua hal, yaitu:
a. Keinginan untuk memperoleh pendapatan
b. Keinginan untuk mendapatkan waktu luang untuk istirahat jika dikaitkan
dengan perkembangan tingkat upah
Upah

S.Tk
W4 D S.Tk: Kurva Supply Tenaga Kerja
W1 : Tingkat upah perjam Rp. 2.000,-
W3 C W2 : Tingkat upah perjam Rp. 5.000,-
W3 : Tingkat upah perjam Rp.10.000,-
W4 : Tingkat upah perjam Rp.15.000,-
W2 B
A
W1
Waktu /
Jam perhari
0 6 10 12 18 24
TEORI PERILAKU KONSUMEN DI PASAR MODAL

Pada pasar modal konsumen akan dihadapkan pada 2 hal, yaitu:


a. Menggunakan pendapatan sekarang untuk mendanai pengeluaran masa
depan, artinya konsumen disini akan berhemat untuk menabung.
b. Menggunakan pendapatan masa depan untuk mendanai pengeluaran
sekarang, artinya konsumen akan meminjam uang untuk berinvestasi.
TEORI PERILAKU KONSUMEN DI PASAR MODAL

Tingkat Bunga
Tabungan
A B
r1
E
rE
F
C
r2

Investasi

Jumlah Dana

0 df da de dc db
Click icon to add picture

Add a Slide Title -


5
Thank you
For Attention 

Anda mungkin juga menyukai