Teori
Perilaku
Konsumen
KELOMPOK 1
HIJANATIL MASPUPAH (20221610071)
MUSYAFFA KAMIL FIRDAUS (20221610137)
TEORI PERILAKU & KONSUMSI KONSUMEN
▪ Konsumen adalah salah satu pelaku ekonomi yang selalu dihadapkan pada
berbagai alternatif pilihan, baik ketika mereka berada dipasar output (pasar produk)
maupun dipasar in-put (pasar faktor produksi).
▪ Teori Perilaku Konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang
dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi.
▪ Teori Konsumsi Konsumen adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia /
konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang
dan jasa.
▪ Utilitas (Nilai guna) adalah kemampuan sesuatu barang dalam memenuhi
kebutuhan manusia.
▪ Tujuan Konsumen adalah memaksimalkan utilitas dengan batasan berupa
pendapatan dan harga yang bersangkutan
PENDEKATAN TEORI UTILITAS PADA PERILAKU
KONSUMEN
▪ Pendekatan Kardinal
1. Total Utility (TU)
2. Marginal Utility (MU)
▪ Pendekatan Ordinal / Analisis Kurva Indiference
1. Indifference curve
2. Budget line
▪ Pendekatan Revealed Preference
PERILAKU KONSUMEN DENGAN PENDEKATAN
KARDINAL
Total Utility (TU) yaitu jumlah keseluruhan kepuasan (utilitas) yang diperoleh
konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.
Hukum TU :
Increasing Total Utility, artinya semakin banyak barang yg dikonsumsi persatuan
waktu, semakin besar jumlah nilai guna (TU) yg diperoleh, sampai pada satu titik
tertentu (titik kepuasan maksimal). Setelah titik ini tercapai penambahan jumlah
barang yg dikonsumsi akan menimbulkan TU yg menurun.
KONSEP UTILITAS
Marginal Utility (MU), yaitu pertambahan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh
sebagai akibat dari pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi.
Hukum MU :
The Law of Diminishing Marginal Utility, artinya semakin banyak suatu barang yg
dikonsumsi pertambahan nilai guna (kepuasan) yg diperoleh dari setiap
pertambahan 1 unit barang yg dikonsumsi akan menurun.
CONTOH :
KETERKAITAN JUMLAH KONSUMSI, NILAI TU & NILAI MU
▪ Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang yang
▪ Bersifat consistency dan transitivity of choice artinya bila , A>B, B>C maka
barang A lebih disukai dari B dan barang B lebih disukai dari C kesimpulannya
bahwa A>B>C maka A>C.
INDIFFERENCE CURVE
Jumlah
Marginal Rate of
Makanan
MRS = ∆M
Kombinasi
Makanan Pakaian
Substitution
(MRS=∆M/∆P)
∆P
(M) (P) 10 A
A 10 2
3 7 B
B 7 3
2 5 C
C 5 4
4 D
1
D 4 5 E
3
0,5
F
2
E 3 7 IC
0,3
Pakaian
F 2 10 0 2 3 4 5 7 10
INDEFFERENCE MAP (Peta Kurva Kepuasan Sama)
yang memperlihatkan
kumpulan dari
beberapa IC dan setiap
kurva IC mempunyai
tingkat kepuasan 4
A B C
berbeda. IC3
D
IC2
Semakin jauh IC dari IC1
titik origin menunjukan
tingkat kepuasan Baju
semakin tinggi 0 2 4 6
BUDGET LINE (Garis Anggaran)
Y = 1 - Px
Fungsi Budget Line
Py Py X
CONTOH KASUS :
Jika semua dana dibelikan untuk pakaian, maka jumlah pakaian diperoleh 10
unit. (I / Pp = Rp. 100.000,- / Rp. 10.000,-)
Jika semua dana dibelikan untuk makanan, maka makanan yg didapat
sebanyak 25 unit. (I / Pm = Rp. 100.000,- / Rp. 4.000,-)
Komb Dana (Rp) Jumlah Makanan Jumlah Pakaian
F
Pakaian
0 2 4 6 8 10
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BL
Y Keterangan Gambar
A
a) Kurva AB → Fungsi BL sebelum
Gambar A dipengaruhi perubahan harga barang X
b) Kurva AB’ → Fungsi BL jika dipengaruhi
harga barang X turun
c) Kurva AB” → Fungsi BL bila dipengaruhi
harga barang X naik
d) Sedangkan Harga Barang Y tetap tidak
berubah
X
0 B” B B’
PERUBAHAN KURVA / FUNGSI BUDGET LINE
A’
Gambar B Keterangan Gambar
a) Kurva AB → Fungsi BL sebelum
A
dipengaruhi perubahan pendapatan
b) Kurva A’B’ → Fungsi BL jika
A” dipengaruhi pendapatan naik
c) Kurva A”B” → Fungsi BL jika
dipengaruhi pendapatan turun.
X
0 B” B B’
CONTOH : PERUBAHAN FUNGSI BUDGET LINE
Jika harga barang X naik menjadi Rp. 12.000,- sedangkan I dan Py tetap fungsi
BL berubah menjadi BL’
Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py
Fungsi BL’ = Y’ = 25 – 3 X
CONTOH : PERUBAHAN FUNGSI BUDGET LINE
Jika pendapatan naik menjadi Rp. 120.000,- sedangkan Px dan Py tetap fungsi BL berubah
menjadi BL’
Rumus Fungsi BL → I = X Px + Y Py
Secara ordinal seorang konsumen dikatakan dalam equilibrium apabila keinginan konsumen
sama persis dengan kemampuan konsumen.
Keinginan konsumen dinyatakan dengan Indifference Curve (IC) dan
Kemampuan konsumen dinyatakan dengan Budget Line (BL)
Secara teori keseimbangan konsumen terjadi ketika BL bersinggungan dengan IC.
Contoh :
Dana yg tersedia untuk membeli makanan & pakaian Rp.75.000,-
Harga Makanan dan Pakaian masing-masing Pm = Rp. 2.500 & Pp = Rp.3.000,-
Keseimbangan konsumen terjadi ketika konsumen mengkonsumsi makanan 18 unit dan
pakaian 10 unit.
KESEIMBANGAN KONSUMEN PENDEKATAN ORDINAL
Kurva Price Consumption Curve (PCC) yaitu kurva yg terjadi akibat dari
perubahan harga dan mengakibatkan garis anggaran (BL) bergeser/ berubah
Makanan
IC1 IC2
A IC3
E1
E2
E1
PC
C
Pakaian
0 B1 B2 B3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
KONSUMEN
Kurva Income Consumption Curve (ICC) yaitu kurva yg terjadi akibat dari
perubahan pendapatan dan mengakibatkan garis anggaran (BL) bergeser/
berubah Makanan
IC3
A3
IC2
ICC
A2 IC1
A1 E3
E2
E1
Pakaian
0 B1 B2 B3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
KONSUMEN
Jika terjadi perubahan harga dari suatu barang konsumsi ini akan berdampak untuk munculnya efek pendapatan
dan efek substitusi dikarenakan:
1. Hubungan Efek harga dengan Efek Pendapatan
a) Jika harga barang konsumsi naik terjadi penurunan riel income, artinya kemampuan beli pendapatan yg
dimiliki akan turun, sehingga konsumen akan membeli barang konsumsi lebih sedikit berarti terjadi efek
pendapatan
b) Jika harga barang konsumsi turun terjadi kenaikan riel income, artinya kemampuan beli pendapatan yg
dimiliki akan naik, sehingga konsumen akan membeli lebih banyak, berarti terjadi efek pendapatan.
2. Hubungan Efek Pendapan dengan Efek Subtitusi
a) Jika riel income turun, konsumen akan mengurangi pembelian terhadap barang konsumsi tertentu,
kemudian mencari dan mengganti barang konsumsi tersebut dengan barang lain yg lebih murah tapi
kegunaannya sama, berarti terjadi efek substitusi.
b) Jika riel income naik, konsumen akan menambah pembelian barang konsumsi tertentu dengan
mengurangi pembelian terhadap barang lain yg kegunaannya sama, berarti terjadi efek substitusi
CONTOH :
EFEK HARGA, PENDEPATAN & SUBSTITUSI
1. Jika konsumen mempunyai dana sebesar Rp. 120.000,- yg akan dibelanjakan untuk membeli
barang konsumsi yaitu ikan & telur. Harga ikan Rp.10.000,- per Kg dan telur Rp.8.000,- per
kg. Dengan kondisi tersebut konsumen akan berada dalam equiblirium jika 50% dananya
dibelanjakan untuk ikan (yaitu Rp.60.000,- sehingga jumlah ikan yg dibeli 6 Kg dan sisanya
untuk telur (Rp.60.000,- sehingga telur yg dibeli sebanyak 7,5Kg).
2. Kemudian hrga telur turun 50% sehingga menjadi Rp. 4.000,- per Kg dan ini akan
menyebabkan riel income konsumen naik dan garis BL bergeser. Keseimbangan konsumen
akan berubah dimana konsumen akan dapat membeli ikan tetap 6Kg dan telur bertambah
15Kg. Perubahan atau perpindahan keseimbangan konsumen tersebut merupakan efek
harga yang dapat menimbulkan efek pendapatan.
3. Konsumen ingin mempertahankan tingkat kepuasan dalam berkonsumsi sebelum hrga telur
turun. Hal ini menyebabkan dana yang diperlukan dapat dikurangi dari Rp. 120.000,- menjadi
Rp.80.000,- sehingga garis anggaran bergeser mendekati ke kiri dan menyinggung kurva
kepuasan semula dan terjadi perubahan keseimbangan konsumen dan ini merupakan efek
pendapatn mempengaruhi munculnya efek substitusi.
CONTOH :
EFEK HARGA, PENDEPATAN & SUBSTITUSI
Ikan
a) Pergeseran keseimbangan dari titik
E1 ke E2 merupakan efek harga thdp
12
permintaan telur bertambah sebesar
7,5k
b) Pergeseran keseimbangan dari titik
E2 ke E3 merupakan efek
8
pendapatan thdp permintaan telur
berkurang sebesar 5 Kg
E1 E2 c) Pergeseran keseimbangan dari titik
6
E1 ke E3 merupakan efek subsidi
E3 terhdapa permintaan telur bertambah
4 IC2 sebesar 2,5Kg.
IC1
Telur
0 7,5 10 15 20 30
BL1 BL2 BL3
TEORI PERILAKU KONSUMEN
“REVEALED PREFERENCE”
Teori Revealed Prefernce pada prinsipnya menunjukan bahwa pokok dalam teori
konsumen bisa diterangkan atas dasar “pilihan yang diungkapkan”. (Revealed
Prefernce) konsumen dalam memilih berbagai macam barang yang dihadapinya
dengan syarat konsumen konsisten dalam preferensinya akan barang satu
dibandingkan barang lainnya.
Menurut ekonom Kelvin Lancaster, bahwa yg menimbulkan kepuasan bukanlah
konsumsi “barang” dalam artian sehari-hari, tetapi ada unsur-unsur yg bersifat
lebih fundamental dari “barang” itu sendiri.
Contoh:
Sepiring nasi didalamnya mengandung unsur sekian gram karbohidrat dan
protein, dalam sebuah strawberry mengandung vitamin C dan zat antioksidant,
dalam sebuah pakain mengandung kehangatan dan kebanggan. Unusur-unsur
karakteristik itulah yg dapat memuaskan konsumen bukan sepiring nasi, sebuah
strawberry atau sebuah pakaian.
TEORI PERILAKU KONSUMEN
“REVEALED PREFERENCE”
Pisang
10
Unit Proteint (Karakteristik I)
8 B
Jagung
5
D
A
2
1 C
0 1 2 4 10
TEORI PERILAKU KONSUMEN DI PASAR INPUT
Pada pasar tenaga kerja konsumen akan dihadapkan pada dua hal, yaitu:
a. Keinginan untuk memperoleh pendapatan
b. Keinginan untuk mendapatkan waktu luang untuk istirahat jika dikaitkan
dengan perkembangan tingkat upah
Upah
S.Tk
W4 D S.Tk: Kurva Supply Tenaga Kerja
W1 : Tingkat upah perjam Rp. 2.000,-
W3 C W2 : Tingkat upah perjam Rp. 5.000,-
W3 : Tingkat upah perjam Rp.10.000,-
W4 : Tingkat upah perjam Rp.15.000,-
W2 B
A
W1
Waktu /
Jam perhari
0 6 10 12 18 24
TEORI PERILAKU KONSUMEN DI PASAR MODAL
Tingkat Bunga
Tabungan
A B
r1
E
rE
F
C
r2
Investasi
Jumlah Dana
0 df da de dc db
Click icon to add picture