Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA PASEIN


TENTANG TB PARU DAN BATUK EFEKTIF DI RUANG
GARDENIA RSUD DR.DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Di susun oleh:

1. Mariyana Sutrinsi (2022-04-14901-045)


2. Teguh Saputra (2022-04-14901-062)
3. Tetenia Diyanti (2022-04-14901-063)
4. Viona Rizky Febriasesa (2022-04-14901-068)
5. Wenie (2022-04-14901-071)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
LAPORAN KEGIATAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA PASEIN


TENTANG TB PARU DAN BATUK EFEKTIF DI RUANG
GARDENIA RSUD DR.DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Target Praktek Keperawatan


Medikal Bedah Program Studi Profesi Ners

Di susun oleh:

1. Mariyana Sutrinsi (2022-04-14901-045)


2. Teguh Saputra (2022-04-14901-062)
3. Tetenia Diyanti (2022-04-14901-063)
4. Viona Rizky Febriasesa (2022-04-14901-068)
5. Wenie (2022-04-14901-071)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Pendidikan Kesehatan Disusun oleh Kelompok II E Program


Studi Profesi Ners
Angkatan : Ners X (sepuluh)
Judul : TB Paru dan Batuk Efektif

Telah melaksanakan laporan pendidikan kesehatan sebagai persyaratan


untuk memenuhi target praktek stase Keperawatan medikal Bedah di ruang
Gardenia pada program studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka
Harap Palangka Raya.

Mengetahui

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Takesi Arisandy,Ners., M.Kep Ociliven Chornelyn,S.Kep.,Ners

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan karunia-Nya lah kami selaku penulis laporan kegiatan yang berjudul
“Pentingnya TB Paru dan Batuk Efektif ” yang mana laporan kegiatan ini
sebagai salah satu tugas untuk memenuhi Target Praktek Stase Keperawatan
Medikal Bedah Di Ruang Garnedia Pada Keluarga Pasien
Saat penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka
Raya
2. Takesi Arisandy, Ners., M.Kep selaku Dosen Pembimbing Akademik
Kelompok II E Stase Keperawatan Medikal Bedah Di STIkes Eka Harap
Palangka Raya
3. Oclivien Chornelyn, S.Kep.,Ners selaku CI Pembimbing Lahan Kelompok II
E di Ruang Gardenia RSUD Dr.Doris Syvlanus Palangka Raya
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini masih jauh dari
sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.

Palangka Raya, 20 Oktober 2022

Kelompok II E

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan............................................................................1
1.2.1. Tujuan Umum.....................................................................1
1.2.2. Tujuan Khusus....................................................................2
1.3. Manfaat...........................................................................................2
1.3.1. Bagi Keluarga Pasien di Ruang Gardenia...........................2
1.3.2. Bagi Institusi Eka Harap.....................................................2
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1. Konsep Dasar Tuberkulosis............................................................3
2.1.1. Definisi Tuberkulosis..........................................................3
2.1.2. Etiologi Tuberkulosis..........................................................3
2.1.3. Manifestasi klinis Tuberkulosis..........................................3
2.1.4. Komplikasi tuberkulosis paru.............................................5
2.1.5. Penatalaksanaan/Pengobatan Tuberkulosis.........................6
2.1.6. Pencegahan tuberkulosis.....................................................7
2.2. Konsep Dasar Batuk Efektif...........................................................9
2.2.1. Pengertian Batuk Efektif.....................................................9
2.2.2. Indikasi Batuk Efektif.........................................................9
2.2.3. Manfaat Batuk Efektif.......................................................10
2.2.4. Langkah Batuk Efektif......................................................10
BAB 3 METODE DAN MEDIA PENYULUHAN........................................11
3.1. Metode..........................................................................................11
3.2. Media............................................................................................11
BAB 4 PELAKSANAAN KEGIATAN..........................................................12
4.1. Tahap Persiapan............................................................................12

iv
4.2. Tahap Pelaksanaan.......................................................................12
4.3. Tahap Evaluasi.............................................................................12
BAB 5 PENUTUP............................................................................................14
5.1. Kesimpulan...................................................................................14
5.2. Saran.............................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
SATUAN ACARA PENYULUHAN................................................................17
RENCANA KEGIATAN...................................................................................17

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Sumber
penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang
dikeluarkannya (Kemenkes RI, 2014). Tuberkulosis (TB) adalah infeksi bakteri
yang dapat menyerang hampir semua bagian tubuh, tetapi paling sering
menyerang paru-paru, kondisi ini disebut ‘tuberkulosis paru-paru’ (Queensland
Health, 2017).
Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit ini
masih menjadi masalah kesehatan global. Diperkirakan sepertiga dari populasi
dunia sudah tertular TB paru, dimana sebagian besar penderita TB paru adalah
usia produktif (15-50 tahun). Tahun 2013 terdapat 9 juta kasus baru dan 1,5 juta
kematian akibat penyakit TB paru (WHO, 2014).
Batuk efektif merupakan batuk yang dilakukan dengan sengaja.Namun
dibandingkan dengan batuk biasa, batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang
terencana atau dilatih terlebih dahulu, sehingga menghambat berbagai penghalang
atau menghilangkan penutup saluran pernapasan. Teknik batuk efektif akan
memberikan banyak manfaat, diantaranya untuk melonggarkan dan melegakan
saluran pernapasan maupun mengatasi sesak napas akibat adanya lendir yang
memenuhi saluran pernapasan. Lendir baik dalam bentuk dahak (sputum) maupun
sekret dalam hidung, timbul akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan
maupun karena sejumlah penyakit yang diderita oleh seorang individu.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pendidikan kesehatan di ruang gardenia RSUD
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya adalah agar memberikan informasi kepada
keluarga pasien tentang TB paru dan Batuk efektif

1
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Tuberkulosis Paru
a. Pengertian Tuberkulosis Paru
b. Penyebab/Etiologi Tuberkulosis
c. Tanda dan gejala Tuberkulosis Paru
d. Komplikasi Tuberkulosis Paru
e. Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru
f. Cara Pencegahan Tuberkulosis Paru
2) Batuk Efektif
a. Pengertian Batuk Efektif
b. Indikasi Batuk Efektif
c. Manfaat Batuk efektif
d. Langkah Batuk Efektif

1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Keluarga Pasien di Ruang Gardenia
Kepada keluarga pasien di Ruang Gardenia mampu mengetahui tentang
TB Paru dan Batuk Efektif dan dapat mempraktekannya. Diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan tentang TB Paru dan Batuk Efektif dan
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1.3.2. Bagi Institusi Eka Harap
Agar institusi dapat menerapkan penyuluhan tentang TB paru dan Batuk
efektif

2
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA

2.
2.1. Konsep Dasar Tuberkulosis
2.1.1. Definisi Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit infeksius terutama menyerang parenkim
paru. TB paru adalah suatu penyakit yang menular yang disebabkan oleh Bacil
mycobacterium tuberculosis yang merupakan salah satu penyakit saluran
pernafasan bagian bawah. Sebagian besar bakteri M. tuberculosis masuk ke dalam
jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang
dikenal sebagai focus primer (Wijaya & Putri, 2013)
Tuberkulosis paru merupakan suatu penyakit infeksi menular yang di
sebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang paling umum
mempengaruhi paru-paru (Zihni, 2019: 63). Kuman tuberkulosis menular melalui
udara. Apabila penderita TB batuk atau bersin, ia akan menyebarkan 3.000 kuman
ke udara. Kuman tersebut ada dalam percikan dahak, yang disebut dengan droplet
nuclei (Pralambang & Setiawan, 2021: 61).
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Tuberculosis bisa menyerang bagian paru- paru dan dapat
menyerang semua bagian tubuh (Puspasari, 2019:102)
2.1.2. Etiologi Tuberkulosis
Mycobacterium tuberculosis dapat menular lewat semburan air liur ketika
pengidap TBC batuk, bersin, bicara, tertawa atau bernyanyi. Meskipun cara
penularannya mirip dengan pilek atau flu, TBC tidak menular semudah itu.
Seseorang perlu berkontak dekat dengan pengidap TBC dalam waktu lama
(beberapa jam) untuk bisa tertular penyakit ini. 
2.1.3. Manifestasi klinis Tuberkulosis
Menurut Naga (2014:27) gejala umum penyakit tuberkulosis ini adalah
batuk berdahak yang lebih dari 2 minggu. Namun gejala ini dibedakan menjadi
dua gejala yaitu:
2.1.1.1. Gejala Klinik, meliputi :
1) Batuk

3
Batuk merupakan gejala yang timbul paling awal dan merupakan
gangguan yang paling sering dikeluhkan, biasanya batuk ringan
sehingga dianggap batuk biasa atau akibat dari rokok. Batuk ringan
menyebabkan sekret akan terkumpul dan menyebabkan batuk berubah
menjadi batuk produktif.
2) Dahak
Dahak pada awalnya keluar dalam jumlah sedikit dan bersifat mukoid
dan akan berubah menjadi mukopurulen atau kuning kehijauan sampai
menjadi purulen dan kemudian apabila sudah terjadi perlunakan akan
berubah menjadi kental.
3) Batuk darah
Darah yang dikeluarkan oleh pasien berupa bercak-bercak darah,
gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah yang sangat
banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah dan
beratringannya tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang
pecah.
4) Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri yang ringan. Gejala pleuritis
luas dapat menyebabkan nyeri bertambah berat. Nyeri yang dirasakan
dibagian aksila dan ujung skapula.
5) Sesak nafas atau dispneu
Sesak nafas atau dispneu merupakan gejala lanjutan dari TB paru akibat
adanya obstruksi saluran pernapasan dan thrombosis yang dapat
mengakibatkan gangguan difusi, hipertensi pulmonal dan korpulmonal.
2.1.1.2. Gejala Umum meliputi :
1) Demam
Demam merupakan gejala awal yang paling sering terjadi, peningkatan
panas badan terjadi pada siang atau sore hari.
2) Menggigil
Menggigil terjadi apabila panas badan meningkat dengan cepat, tetapi
tidak diikuti pengeluaran panas.
3) Keringat malam

4
Keringat malam umumnya timbul akibat proses lebih lanjut dari
penyakit.
4) Penurunan nafsu makan
5) Manifestasi toksemia atau racun dapat mengakibatkan penurunan nafsu
makan atau anoreksia dan penurunan berat badan yang lebih sering
dikeluhkan pada proses progresif.
6) Badan lemah
Badan lemah dapat disebabkan oleh kerja berlebihan atau energi yang
dibutuhkan tidak seimbang dengan aktivitas yang dikerjakan dan
keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan. Sedangkan gejala
lainya adalah seperti batuk bercampur darah, sesak nafas dan nyeri
dada, nafsu makan berkurang, lemas, demam atau meriang
berkepanjangan dan berkeringat di malam hari meskipun tidak
melakukan kegiatan. Gejala ini akan semakin parah apabila seorang
suspek tidak memeriksakan diri kesehatannya. Namun dalam kasus
reactivation tuberculosis, infeksi awal tuberkulosis mungkin telah
lenyap, tetapi bakterinya tidak mati, tetapi hanya tidur untuk sementara
waktu.
2.1.4. Komplikasi tuberkulosis paru
Penyakit tuberculosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan
menimbulkan komplikasi. Komplikasi di bagi atas komplikasi dini dan
komplikasi lanjut (Bahar, 2009).
2.1.4.1 Komplikasi dini:
1) Pleuritis Adalah inflamasi atau perladangan pleura, pleuritis dapat
disebabkan oleh infeksi, cedera atau tumor, keadaan ini bisa
terjadi sebagai komplikasi dari penyakit paru khususnya
pneumonia atau kadangkadang dari penyakit TB. Abses paru atau
influenza gejalanya berupa batuk, panas, menggigil, nyeri yang
tajam serta menusuk yang bertambah parah ketika pasien menarik
napas dan pernapasan yang cepat serta dangkal.
2) Efusi pleura Tipe pleuritis yang ditandai oleh implamasi dan
eksudasi cairan serosa dalam kavum pleura.

5
3) Empiema Pengumpulan pus dalam sebuah rongga, istilah ini
paling sering digunakan pada rongga pleura.
4) Laringitis Implamasi selaput mukosa laring yang bisa akut atau
kronis, laringitis dapat menyertai demam, selesma, merokok, dan
terkena asap yang mengiritasi laring.
2.1.4.2 Komplikasi lanjut
1) Obstruksi jalan napas
2) Kerusakan parengkim berat
3) Amiloidosis Penimbunan glikoprotein seperti malam (lilin) yang
disebut amiloit dan terjadi pada berbagai organ seperti jantung,
ginjal serta hati. Amiloidosis bisa terjadi primer atau sekunder
kalau menyertai kelainan malignan infeksi kronis dan inflamasi.
4) Karsinoma paru Tumor atau kanker paru.
2.1.5. Penatalaksanaan/Pengobatan Tuberkulosis
Menurut Kemenkes RI (2019:28) Pengobatan tuberkulosis Antara Lain :
2.1.1.3. Pengobatan TB bertujuan untuk :
1) Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas
pasien
2) Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan
3) Mencegah kekambuhan TB
4) Mengurangi penularan TB kepada orang lain
5) Mencegah perkembangan dan penularan resistan obat
2.1.1.4. Prinsip Pengobatan TB :
Obat Anti-Tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam
pengobatan TB. Pengobatan TB merupakan salah satu upaya paling efisien untuk
mencegah penyebaran lebih lanjut dari bakteri penyebab TB.
Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip:
1) Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan obat anti-tuberkulosis (OAT) yang
tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi
2) Diberikan dalam dosis yang tepat
3) Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (pengawas
menelan obat) sampai selesai masa pengobatan.

6
4) Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap
awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan.
2.1.1.5. Tahapan pengobatan TB terdiri dari 2 tahap, yaitu :
1) Tahap awal
Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap ini
adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman
yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian
kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien
mendapatkan pengobatan. Pengobatan tahap awal pada semua pasien
baru, harus diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan
pengobatan secara teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan
sudah sangat menurun setelah pengobatan selama 2 minggu pertama.
2) Tahap lanjutan
Pengobatan tahap lanjutan bertujuan membunuh sisa-sisa kuman yang
masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten sehingga pasien
dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan. Durasi tahap
lanjutan selama 4 bulan. Pada fase lanjutan seharusnya obat diberikan
setiap hari.
2.1.6. Pencegahan tuberkulosis
Sejauh ini cara terbaik untuk mencegah tuberculosis adalah dengan
diagnosis kasus infeksi dengan cepat dan setelah diagnosis ditegakkan kemudian
memberikan pengobatan dan penanganan yang tepat. Perawatan di rumah sakit di
anjurkan pada fase awal, dalam hal ini dengan perawatan di rumah sakit
menghindarkan penyebaran tuberculosis di lingkungan tempat tinggal dari
penderita. Selain itu memungkinkan penderita untuk mendapatkan penanganan
yang tepat dan istirahat yang cukup yang dapat mempercepat masa
penyembuhannya, yang mungkin sulit untuk didapatkan dilingkungan tempat
tinggalnya. Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya infeksi, antara lain :
2.1.6.1 Terhadap infeksi TB
1) Pencegahan terhadap sputum yang infeksius yaitu, dengan isolasi
penderita, mengobati serta ventilasi rumah harus baik.

7
2) Pengelolaan sputum dengan cara meludah pada suatu wadah atau
tempat yang tertutup.
3) Pasteurillisasi oleh karena banyak susu sapi yang menderita TB.
2.1.6.2 Meningkatkan daya tahan tubuh
1) Memperbaiki standar hidup yaitu makan 4 sehat 5 sempurna,
perumahan dengan ventilasi yang cukup, tidur teratur dan olaraga.
2) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan vaksinasi BCG. Salah satu
metode pencegahan lainnya adalah dengan vaksinasi BCG. Vaksin
BCG berasal dari M. bovis yang dilemahkan vaksin BCG cukup aman
dan sangat jarang menimbulkan komplikasi yang serius.
(Aditama,2009. hlm 59).
2.1.6.3 Pencegahan dengan mengobati penderita yang sakit, terapi INH diberikan
kepada:
1) Semua orang yang kontak dengan pasien TB Paru
2) Pasien yang toraks fotonya mencurigakan proses TBC yang lama.
3) Pasien TBC yang inaktif
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit
tuberkulosis. Pencegahan-pencegahan berikut dapat dikerjakan oleh penderita,
masyarakat maupun petugas kesehatan (Naga, 2014:31).
2.1.1.6. Bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan
menutup mulut saat batuk dan meludah atau membuang dahak tidak pada
sembarang tempat.
2.1.1.7. Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan
meningkatkan ketahanan terhadap bayi, yaitu dengan memberikan
vaksinasi BCG.
2.1.1.8. Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan
memberikan penyuluhan tentang penyakit tuberkulosis, yang meliputi
gejala, bahaya dan akibat yang ditimbulkannya terhadap kehidupan
masyarakat pada umumnya.
2.1.1.9.Petugas kesehatan juga harus segera melakukan pengisolasian dan
pemeriksaan terhadap orang-orang yang terinfeksi atau dengan
memberikan pengobatan khusus kepada penderita tuberkulosis.

8
Pengobatan dengan cara menginap di rumah sakit hanya dilakukan
bagi penderita dengan kategori berat dan memerlukan pengembangan
program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki pengobatan jalan.
2.1.1.10. Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan
desinfeksi seperti cuci tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian
khusus terhadap muntahan atau ludah anggota keluarga yang terjangkit
penyakit ini (piring, tempat tidur, pakaian) dan menyediakan ventilasi
rumah dan sinar matahari yang cukup.
2.1.1.11. Melakukan imunisasi orang-orang yang melakukan kontak
langsung dengan penderita seperti keluarga, perawat, dokter, petugas
kesehatan yang lain dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang
positif tertular.

2.2. Konsep Dasar Batuk Efektif


2.2.1. Pengertian Batuk Efektif
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar dimana dapat
energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak
secara maksimal
2.2.2. Indikasi Batuk Efektif
2.2.2.1.COPD / PPOK (Penyakit paru obstruktif kronik) Penyakit ini sitandai oleh
hambatan aliran udara disaluran nafas yang bersifat progresif non
reversible atau reversible parsial. Ppok terdiri dari bronkitis kronik dan
emfisema atau gabungan keduanya.
2.2.2.2.Empisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara
distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
2.2.2.3.Fibrosis
2.2.2.4.Asma
Merupakan gangguan inflamasi pada jalan nafas yang ditandai oleh
opstruksi, aliran udara nafas dan respon jalan nafas yang berlebihan
terhadap berbagai bentuk rangsangan.
2.2.2.5.Chest infection
2.2.2.6.Pasien bedrest atau post operasi

9
2.2.3. Manfaat Batuk Efektif
Memahami pengertian batuk efektif beserta tekhnik melakukannya akan
memberikan manfaat. Diantaranya, untuk melonggarkan dan melegakan saluran
pernapasan maupun mengatasi sesak napas akibat adanya lendir yang memenuhi
saluran pernapasan. Lendir, baik dalam bentuk dahak (sputum) maupun sekret
dalam hidung, timbul akibat adanya infeksi pada saluran pernapasan maupun
karena sejumlah penyakit yang di derita seseorang.
Bahkan bagi penderita tuberkulosa (TB), batuk efektif merupakan salah
satu metode yang dilakukan tenaga medis untuk mendiagnosis penyebab penyakit.
Tidak sedikit penderita yang justru mengalami kondisi yang semakin memburuk
meski pengobatan telah dilakukan.
Bahkan sejumlah penelitian menemukan, tak kurang satu orang dari 4 atau
5 penderita TB mengalami kematian, terutama akibat terlambat memberikan
pengobatan maupun kesalahan dalam melakukan diagnosis sehingga pengobatan
menjadi tidak efektif.
2.2.4. Langkah Batuk Efektif
2.2.2.7.Anjurkan minum air hangat
2.2.2.8.Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan
dan letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
2.2.2.9.Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).
1) Tarik nafas dalam 3-5 kali, pada tarikan nafas yang terakhir, nafas ditahan
1-2 detik
2) Keluarkan dahak dengan bunyi Ha..Ha atau Huf..Huf..
3) Mengoptimalkan batuk agar dapat keluar dengan maksimal
4) Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

10
BAB 3
METODE DAN MEDIA PENYULUHAN

3.
3.1. Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan
Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu. Kemudian ada satu istilah lain yang erat kaitannya dengan dua istilah ini,
yakni tekhnik yaitu cara yang spesifik dalam memecahkan masalah tertentu yang
ditemukan dalam melaksanakan prosedur.
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan Penyuluhan kesehatan pada
Keluarga Pasien di Ruang Gardenia RSUD dr. Sylvanus Palangka Raya meliputi:
1. Metode Ceramah
Ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam jumlah yang relatif besar.
2. Tanya – Jawab
Tanya – jawab dapat merangsang keingintahuan belajar, menstimulasi
imajinasi anak-anak belajar dan memotivasi untuk memperoleh pengetahuan
yang baru
3.2. Media
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan
informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak
dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti “perantara” atau
“pengantar”, yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan Jadi, dalam
pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak.
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan Penyuluhan kesehatan pada
Keluarga Pasien di Ruang Gardenia RSUD dr. Sylvanus Palangka Raya meliputi :
1. Leaflet

11
2. Banner
BAB 4
PELAKSANAAN KEGIATAN

Adapun tahap dalam kegiatan yaitu :


4.
4.1. Tahap Persiapan
Adapun tugas yang dilakukan oleh Mahasiswa (i) dalam tahap persiapan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat STIKes Eka Harap Palangka Raya
meliputi:
1) Melakukan persiapan bahan yang akan digunakan dalam penyuluhan dua
hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
2) Melakukan persiapan media yang akan digunakaan dalam penyuluhan dua
hari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.
3) Melakukan role play sehari sebelum dilaksanakan kegiatan penyuluhan.

4.2. Tahap Pelaksanaan


Adapun tugas yang dilakukan oleh tim dalam tahap pelaksanan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat STIKes Eka Harap Palangka Raya meliputi;
1) Penyuluhan dilakukan pada pukul 13.00 – 14.30 WIB sampai dengan selesai
di ruang gardenia di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2) Peserta yang hadir sejumlah 8 orang dari keluarga pasien ruang gardenia di
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
3) Menyiapkan tempat sesuai dengan rencana yang dilakukan di ruang
gardenia Peran mahasiswa sesuai dengan uraian tugas yang sudah
ditetapkan pada kegiatan penyuluhan.
4) Penggunaan bahasa sudah komunikatif dan dapat dimengerti oleh keluarga
pasien ruang gardenia di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

4.3. Tahap Evaluasi


1) Evaluasi Struktur

12
a. Mempersiapkan tempat didalam ruang gardenia di RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dan media sesuai dengan perencanaan.
b. Organisasi sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan dalam perencanaan.
2) Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dimulai pada pukul 13.00 – 14.30 WIB sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
b. Jumlah keluarga pasien di Ruang gardenia 8 orang
3) Evaluasi Hasil
a. Semua keluarga pasien diruang Gardenia mengerti apa yang
disampaikan oleh penyuluh.
b. Keluarga pasien berperan aktif selama kegiatan penyuluhan
berlangsung.

13
14
BAB 5
PENUTUP

5.
5.1. Kesimpulan
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan di Ruang Gardenia RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dengan topik “TB Paru dan Batuk Efektif ”
Keluarga pasien di ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
mampu mengetahui dan mengerti topik tersebut, keluarga pasien di Ruang
Gardenia dapat berperan aktif dalam evaluasi penyuluhan tersebut. Keluarga
pasien dapat memahami dan mengerti topik penyuluhan sehingga dapat diterapkan
sebagai pendidikan.

5.2. Saran
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan di Ruang Gardenia RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya dengan topik “TB Paru dan Batuk Efektif”
diharapkan :
a. Pihak institusi dapat melaksanakan penyuluhan kembali di Ruang Gardenia
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
b. Pihak Ruang Gardenia RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dapat
menerima dengan baik jika diadakan penyuluhan kembali.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. (2019). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementrian


Kesehatan RI.
Kowalak, J. (2011). Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC.
Rab, T. (2010).Ilmu penyakit paru. Jakarta: TIM.
Tamsuri, A. (2008). Asuhan keperawatan klien gangguan pernafasan. Jakarta: EGC.

16
Lampiran
SAP
Leaflet
Absensi Peserta
Dokumentasi

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN
RENCANA KEGIATAN

A. Satuan Acara Penyuluhan


1) Topik
Pendidikan kesehatan tentang Tuberkulosis Paru dan Batuk efektif.
B. Sasaran
keluarga pasien diruang Gardenia
C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Adapun tujuan umum adalah untuk memberikan Pendidikan Kesehatan
pada keluarga pasien tentang penyakit Tuberkulosis Paru dan Batuk Efektif di
Ruang Gardenia RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2) Tujuan Khusus
3) Tuberkulosis Paru
g. Pengertian Tuberkulosis Paru
h. Penyebab/Etiologi Tuberkulosis
i. Tanda dan gejala Tuberkulosis Paru
j. Komplikasi Tuberkulosis Paru
k. Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru
l. Cara Pencegahan Tuberkulosis Paru
4) Batuk Efektif
e. Pengertian Batuk Efektif
f. Indikasi Batuk Efektif
g. Manfaat Batuk efektif
h. Langkah Batuk Efektif
D. Materi
Adapun garis besar materi dalam pendidikan kesehatan adalah;
1. Konsep penyakit Tuberkulosis Paru
2. Konsep Batuk Efektif

18
E. Metode
Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan
pada keluarga pasien tentang penyakit Tuberkulosis Paru dan Batuk efektif di
Ruang Gardenia RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, meliputi :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
F. Media
Adapun media metode yang digunakan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan pada keluarga pasien tentang penyakit Tuberkulosis Paru dan Batuk
efektif di Ruang Gardenia RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, meliputi :
1. Banner
2. Leaflet

G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Selasa, 18 Oktober 2022
2. Pukul : 11.00 S/d Selesai
3. Alokasi Waktu : 27 menit
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan :
- Membuka kegiatan 1. Menjawab salam 2 Menit
dengan mengucapkan
salam 2. Mendengarkan dan
- Menjelaskan tujuan dari memperhatikan
tujuan penyuluhan
- Menyebutkan materi yang
akan diberikan
- Kontrak waktu
penyampaian materi
2 Menjelaskan materi tentang : 1. Mendengarkan,
1) Tuberkulosis Paru
dengan seksama 10 menit
b. Pengertian
Tuberkulosis Paru 2. Mengajukan
c. Penyebab/Etiologi
pertanyaan
Tuberkulosis
d. Tanda dan gejala
Tuberkulosis Paru

19
e. Komplikasi
Tuberkulosis Paru
f. Penatalaksanaan
Tuberkulosis Paru
g. Cara Pencegahan
Tuberkulosis Paru
2) Batuk Efektif
b. Pengertian Batuk
Efektif
c. Indikasi Batuk Efektif
d. Manfaat Batuk efektif
e. Langkah Batuk Efektif

3 Tanya jawab: 1. Bertanya tentang


- Memberikan kesempatan
materi yang telah 10 menit
peserta untuk bertanya
diberikan
4 Evaluasi : 1. Menjawab 3 menit
- Memberikan pertanyaan pertanyaan perawat
akhir dan evaluasi

5 Terminasi: 1. Mendengarkan 2 menit


- Menyimpulkan bersama- 2. Menjawab salam
sama hasil kegiatan
penyuluhan
- Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam

H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Teguh Saputa
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat, diskusi) yang menjadi pengarah pada acara pembicaraan atau
pendiskusian masalah.
Tugas :
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan dosen pembimbing dan anggota kelompok.
3. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi.
5. Mengatur jalannya diskusi.

20
2) Penyaji : Wenie
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan
memberitahukan kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan
selanjutnya kepada peserta-peserta diskusinya.
Tugas :
1. Menyampaikan materi penyuluhan.
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator : Tetenia Diyanti
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
3. Membuat dan mengedarkan absen peserta penyuluhan.
4. Membagikan konsumsi.
4) Dokumentator : Viona Rizky Febriasesa
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan dokumen
pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
kesehatan.

5) Notulen : Mariyana Sutrisni


Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,
seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara. Ditulis
oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting.
Tugas :
1. Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.

21
2. Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan penyuluhan.
3.1.9 Denah Pelaksanaan
Seting Tempat :

Keterangan :

Moderator

: Peserta

: Fasilitator & Dokumentasi

: Penyaji

Dokumentasi Penkes

22
Gambar 1.1. Penyaji menyampaikan materi

Gambar 1.2. notulen Membagikan leaflet

23
Gambar 1.3. Penyuluhan selesai

24

Anda mungkin juga menyukai