Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

B DENGAN DIAGNOSA KEBIDANAN GASTRITIS PADA IBU HAMIL


TRIMESTER III DI PUKESMAS KAYON PALANGKA RAYA

Oleh :
WAHYU
2022-04-14901-069

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROG RAM STUDI PROFESI NERS
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat Laporan Pendahuluan
Dan Asuhan Keperawatan pada Ny.B Dengan Diagnosa Medis Gastritis Pada Ibu
Hamil Trimester III Di Pukesmas Kayon palangka raya”. Laporan pendahuluan
ini disusun guna melengkapi parktik klinik program profesi Ners. Laporan
Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Winanti , S.Kep, Ners, S selaku koordinator Praktik Klinik Program
Studi Ners
4. Ibu Ayu Puspita, Ners, M.kep selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan praktik
propesi ners dipuskesmas kayon.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya,12 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA1
1.1 Konsep Kehamilan1
1.1.1 Definisi Kehamilan1
1.1.2 Etiologi2
1.1.3 Klasifikasi2
1.1.4 Patofisiologi3
1.1.5 Tanda-Tanda Kehamilan4
1.1.6 Tanda-tanda kehamilan yang berbahaya5
1.1.7 Komplikasi6
1.1.8 Penatalaksanaan7
1.2 Konsep Dasar Perawatan Payudara...........................................................9
1.2.1 Defenisi perawatan payudara.....................................................................11
1.2.2 Tujuan perawatan payudara................................................................................13
1.2.3 Manfaat perawatan payudara.....................................................................13
1.2.4 Dampak tidak melakukan perawatan payudara.........................................14
1.2.5 Pelaksanaan perawatan payudara.........................................................................15
1.3 Persiapan Persalinan..................................................................................17
1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan persalinan............................18
2.1 Manajemen Asuhan Keperawatan19
2.1.1 Pengkajian19
2.1.2 Diagnosa Keperawatan20
2.1.3 Intervensi Keperawatan22
2.1.4 Implementasi Keperawatan27
2.1.5 Evaluasi Keperawatan29
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL30
2.1 Analisis Data30
2.2 Prioritas Masalah43
2.3 Rencana Keperawatan46
2.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan48
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................50
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit
2.1.1 Definisi
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan
setiap pasangan suami istri. Setiap kehamilan diharapkan adalah lahirnya bayi
yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup
(Syahril, 2018).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo,
2009).
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi
ini mengakibatkan leukosit menuju ke dinding lambung sebagai respn terjadinya
kelainan pada bagian tersebut (Waluyo, 2018). Wanita hamil dengan gastritis
lebih rentan terhadap mual dan muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum)
(Syahril, 2018).

Penyakit gastritis sering terjadi pada kehamilan muda dengan keluhan seperti
mual, muntah-muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri di daerah epigastrium, dan
sebagainya. Keluhan ini hampir sama dengan gejala hiperemesis gravidarum. Bila
penyakit ini disebabkan oleh kehamilan, biasanya keluhan akan hilang setelah
trimester I. Kelainan gastrointestinal bisa timbul pada saat kehamilan atau
kelainan yang sebelumnya sudah ada akan bertambah berat sewaktu hamil
(Atiqoh, 2020).

2.1.2 Anatomi Fisiologi


a. Anatomi Organ Reproduksi Wanita
Keterangan:
1) Vagina Vagina merupakan jaringan membran muskulo membranosa
berbentuk tabung yang memanjang dari vulva ke uterus berada diantara
kandung kemih dianterior dan rectum di posterior.
2) Uterus Uterus adalah organ muskuler yang berongga dan berdinding tebal
yang sebagian tertutup oleh peritoneum atau serosa. Berfungsi untuk
implantasi, memberi perlindungan dan nutrisi pada janin, mendorong
keluar janin dan plasenta pada persalinan serta mengendalikan pendarahan
dari tempat perlekatan plasenta. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang
gepeng dan terdiri atas dua bagian yaitu bagian atas berbentuk segitiga
yang merupakan badan uterus yaitu korpus dan bagian bawah berbentuk
silindris yang merupakan bagian fusiformosis yaitu serviks. Saluran ovum
atau tuba falopi bermula dari kornus (tempat masuk tuba) uterus pada
pertemuan batas superior dan lateral. Bagian atas uterus yang berada diatas
kornus disebut fundus. Bagian uterus dibawah insersi tuba falopi tidak
tertutup langsung oleh peritoneum, namun merupakan tempat pelekatan
dari ligamentum latum. Titik semu serviks dengan korpus uteri disebut
isthmus uteri. Bentuk dan ukuran bervariasi serta dipengaruhi usia dan
paritas seorang wanita. Sebelum pubertas panjangnya bervariasi antara
2,5-3,5 cm. Uterus wanita nulipara dewasa panjangnya antara 6-8 cm
sedang pada wanita multipara 9-10 cm. Berat uterus wanita yang pernah
melahirkan antara 50-70 gram, sedangkan pada wanita yang belum pernah
melahirkan 80 gram atau lebih. Pada wanita muda panjang korpus uteri
kurang lebih setengah panjang serviks, pada wanita nulipara panjang
keduanya kira-kira sama. Sedangkan pada wanita multipara, serviks hanya
sedikit lebih panjang dari sepertiga panjang total organ ini.
Bagian serviks yang berongga dan merupakan celah sempit disebut dengan
kanalis servikalis yang berbentuk fusiformis dengan lubang kecil pada
kedua ujungnya, yaitu ostium interna dan ostium eksterna. Setelah
menopause uterus mengecil sebagai akibat atropi miometrium dan
endometrim. Istmus uteri pada saat kehamilan diperlukan untuk
pembentukan segmen bawah rahim. Pada bagian inilah dinding uterus
dibuka jika mengerjakan section caesaria trans peritonealis profunda.
Suplay vaskuler uterus terutama berasal dari uteri aterina dan arteri
ovarika. Arteri uterina yang merupakan cabang utama arteri hipogastrika
menurun masuk dasar ligamentum latum dan berjalan ke medial menuju
sisi uterus. Arteri uterina terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu arteri
serviko vaginalis yang lebih kecil memperdarahi bagian atas serviks dan
bagian atas vagina. Cabang utama memperdarahi bagian bawah serviks
dan korpus uteri. Arteri ovarika yang merupakan cabang aorta masuk
dalam ligamentum latum melalui ligamentum infundibulopelvikum.
Sebagian darah dari bagian atas uterus, ovarium dan bagian atas
ligamentum latum.dikumpulkan melalui vena yang didalam ligamentum
latum, membentuk pleksus pampiniformis yang berukuran besar,
pembuluh darah darinya bernuara di vena ovarika. Vena ovarika kanan
bermuara ke vena cava, sedangkan vena ovarika kiri bermuara ke vena
renalis kiri. Persyarafan terutama berasal dari sitem saraf simpatis, tapi
sebagian juga berasal dari sistem serebrospinal dan parasimpatis. Cabang-
cabang dari pleksus ini mensyarafi uterus, vesika urinaria serta bagian atas
vagina dan terdiri dari serabut dengan maupun tanpa myelin. Uterus
disangga oleh jaringan ikat pelvis yang terdiri atas ligamentum latum,
ligamentum infundibolupelvikum, ligamentum kardialis, ligamentum
rotundum dan ligamentum uterosarkum. Ligamentum latum meliputi tuba,
berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat.
Ligamentum infundibolupelvikum merupakan ligamentum yang menahan
tuba falopi yang berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di
dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran limfe, arteria dan vena
ovarika. Ligamentum kardinale mencegah supaya uterus tidak turun,
terdiri atas jaringan ikat yang tebal dan berjalan dari serviks dan puncak
vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak
pembuluh darah antara lain vena dan arteria uterine. Ligamentum
uterosakrum menahan uterus supaya tidak bergerak, berjalan dari serviks
bagian belakang, kiri dan kanan ke arah os sacrum kiri dan kanan, sedang
ligamentum rotundum menahan uterus antefleksi dan berjalan dari sudut
fundus uteri kiri dan kanan ke daerah ingunal kiri dan kanan.
3) Serviks Uteri Serviks merupakan bagian uterus yang terletak di bawah
isthmus di anterior batas atas serviks yaitu ostium interna, kurang lebih
tingginya sesuai dengan batas peritoneum pada kandung kemih. Ostium
eksterna terletak pada ujung bawah segmen vagina serviks yaitu portio
vaginalis. Serviks yang mengalami robekan yang dalam pada waktu
persalinan setelah sembuh bisa menjadi berbentuk tak beraturan, noduler,
atau menyerupai bintang. Serviks memiliki serabut otot polos, namun
terutama terdiri dari jaringan kolagen, jaringan elastin serta pembuluh
darah. Selama kehamilan dan persalinan, kemampuan serviks untuk
meregang merupakan akibat pemecahan kolagen.Mukosa kanalis
servikalis merupakan kelanjutan endometrium. Mukosanya terdiri dari satu
lapisan epitel kolumner yang menempel pada membran basalis yang tipis.
4) Korpus Uteri Dinding korpus uteri terdiri dari 3 lapisan, yaitu
endometrium, miometrium dan peritoneum.
a) Endometrium Endometrium merupakan bagian terdalam dari uterus,
berupa lapisan mukosa yang melapisi rongga uterus pada wanita yang
tidak hamil. Endometrium berupa membran tipis berwarna merah muda,
menyerupai beludru, yang bila diamati dari dekat akan terlihat ditembusi
oleh banyak lubang-lubang kecil yaitu muara kelenjar uterine. Tebal
endometrium 0,5-5 mm. Endometrium terdiri dari epitel permukaan,
kelenjar dan jaringan mesenkim antar kelenjar yang didalamnya terdapat
banyak pembuluh darah. Kelenjar uterine berbentuk tubuler dalam
keadaan istirahat menyerupai jari jemari dari sebuah sarung tangan.
Sekresi kelenjar berupa suatu cairan alkalis encer yang berfungsi menjaga
rongga uterus tetap lembab.
b) Miometrium Miometrium merupakan lapisan dinding uterus yang
merupakan lapisan muskuler. Miometrium merupakan jaringan pembentuk
sebagian besar uterus, terdiri kumpulan otot polos yang disatukan jaringan
ikat dengan banyak serabut elastin di dalamnya. Selama kehamilan
miometrium membesar namun tidak terjadi perubahan berarti pada otot
serviks. Dalam lapisan ini tersusun serabut otot yang terdiri atas tunikla
muskularis longitudinalis eksterna, oblique media, sirkularis interna dan
sedikit jaringan fibrosa.
c) Peritonium Peritoneum merupakan lapisan serosa yang menyelubungi
uterus, dimana peritoneum melekat erat kecuali pada daerah di atas
kandung kemih dan pada tepi lateral dimana peritoneum berubah arah
sedemikian rupa membentuk ligamentum latum

b. Organ Generatif Eksterna

Gambar 2.1.2. Organ Reproduksi Eksterna Pada Wanita


Keterangan :
1) Mons Veneris Mons veneris adalah bagian menonjol diatas simfisis.Pada
wanita dewasa ditutupi oleh rambut kemaluan.pada wanita umumnya batas
atasnya melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah
sampai sekitar anus dan paha.
2) Labia Mayora (bibir-bibir besar) Terdiri atas bagian kanan dan kiri,
lonjong mengecil ke bawah,terisi jaringan lemak serupa dengan yang ada
di mons veneris. Ke bawah dan belakang kedua labia mayora bertemu dan
membentuk kommisura posterior.
3) Labia Minora (bibir-bibir kecil) Labia Minora adalah suatu lipatan tipis
dari kulit sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu
dan membentuk diatas klitoris preputium klitoridis dan dibawah klitoris
frenulum klitoridis.Ke belakang kedua bibir kecil bersatu dan membentuk
fossa navikulare. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak
glandula sebasea dan urat saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat
sensitif dan dapat mengembang.
4) Klitoris Kira-kira sebesar kacang ijo tertutup oleh preputium klitoridis,
terdiri atas glans klitoridis , korpus klitoridis, dan dua krura yang
menggantungkan klitoris ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan
yang dapat mengembang , penuh urat saraf dan amat sensitive
5) Vulva Bentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka ke belakang dan
dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan
dibelakang oleh perineum; embriologik sesuai sinus urogenitalis. Di vulva
1-1,5 cm di bawah klitoris ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang
kemih) berbentuk membujur 4-5 mm dan .tidak jauh dari lubang kemih di
kiri dan kanan bawahnya dapat dilihat dua ostia skene. Sedangkan di kiri
dan bawah dekat fossa navikular terdapat kelenjar bartholin, dengan
ukuran diameter ± 1 cm terletak dibawah otot konstriktor kunni dan
mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2 cm yang bermuara di vulva. Pada
koitus kelenjar bartolin mengeluarkan getah lendir.
6) Bulbus Vestibuli Sinistra et Dekstra Terletak di bawah selaput lendir vulva
dekat ramus os pubis, panjang 3-4 cm, lebar 1-2 cm dan tebal 0,51- 1cm;
mengandung pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio
kavernosus dan muskulus konstriktor vagina. Saat persalinan kedua bulbus
tertarik ke atas ke bawah arkus pubis, tetapi bagian bawahnya yang
melingkari vagina sering mengalami cedera dan timbul hamatoma vulva
atau perdarahan
7) Introitus Vagina Mempunyai bentuk dan ukuran berbeda , ditutupi selaput
dara (hymen). Himen mempunyai bentuk berbeda – beda.dari yang
semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang- lubang atau yang ada
pemisahnya (septum); konsistensi nya dari yang kaku sampai yang lunak
sekali. Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung
jari sampai yang mudah dilalui oleh 2 jari. Umumnya himen robek pada
koitus. Robekan terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan sampai dasar
selaput dara. Sesudah persalinan himen robek pada beberapa tempat.
8) Perineum Terletak antara vulva dan anus , panjangnya rata-rata 4 cm.
2.1.3 Etiologi
Ibu hamil memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap infeksi kuman
Helicobacter pylori yang diketahui dapat memicu gastritis. Gastritis pada ibu
hamil juga bisa disebabkan oleh berbagai hal :
1). Makan dalam porsi yang terlalu banyak atau makan terlalu cepat 2).
Merokok
3). Terlalu sering makan-makanan tinggi lemak, coklat, makanan pedas, dan
asam
4). Waktu makan terlalu malam atau dekat dengan waktu tidur
5). Gemar minum-minuman berkafein dan berkarbonasi, seperti kopi, teh,
cokelat, dan soda
6). Langsung beraktivitas fisik setelah makan Kecemasan dan stress
7). Langsung tidur atau berbaring setelah makan .Perubahan hormone
Salah satu penyebab gastritis pada ibu hamil adalah naiknya kadar hormone
progesterone. Perubahan hormone ini menyebabkan otot kerongkongan bagian
bawah melemah. Otot kerongkongan seharusnya berkontraksi dan menutup
saluran antara kerongkongan dan lambung setelah makanan turun ke lambung.
Namun pada saat hamil, otot kerongkongan cenderung melemah sehingga asam
lambung mudah naik ke kerongkongan.
2.1.4 Klasifikasi
2.1.4.1 Gastritis Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar
merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna durasi penyembuhan
gastritis akut kurang dari 6 bulan. Salah satu bentuk gastritis akut yang
manifestasi klinisnya adalah :
1. Gastritis akut erosive
Disebut erosive apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada
mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
2. Gastritis akut hemoragik
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan
mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
kontunuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada
mukosa lambung tersebut.

2.1.4.2 Gastritis Kronis


Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat menahun yaitu lebih dari 6 bulan masa penyembuhannya. Gastritis
kronik diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut:
1. Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan; edema, serta perdarahan
dan erosi mukosa.
2. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa pada
perkembangannya dibuhungkan dengan ulkus dan kanker lambung, serta
anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari penurunan jumlah sel
parietal dan sel chief.
3. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul- nodul pada
mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis, dan hemoragik.

2.1.5 Patofosiologi
1) Gastritis Akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia, obat- obatan dan
alcohol, makanan pedas, panas maupun asam. Pada pasien yang mengalami
stress akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus), yang
akan meningkatkan produksi asam klorida (HCI) didalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
2). Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory (H. pylory)
gastritis kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B, tipe A (sering
disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung. Tipe B (kadang disebut sebagai gastritis) mempengaruhi antrum dan
pylorus (ujung bawah lambung dekat duodenum) ini dihubungkan dengan
bakteri pylory. Factor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan atau
obat-obatan dan alcohol, merokok, atau refluks isi usus kedalam lambung (Doni
dkk, 2019).
WOC GASKRITIS
Infeksi mukosa lambung Iritasi mukosa lambung Peradangan asam lambung

Peningkatan asam lambung

B2 B4 B5 B6
B1 B3

Penurunann Sekrisi mukosa stres Aktivitas lambung Preadangan mukosa hiperemis


mitilitas meningkat
gastrilintestinal meningkat lambung

Stimulant nervus vagus Mukosa menipis


Erosi mukosa Asam lambung
lambung meningkat Nyeri
Nyeri perut

Refleks enteric lambung Penurunan absorpasi


Erosi lapisan Mual muntah Nafsu makan absorpsi
Pola nafas tidak pembuluh darah menurun
Hormon gastrin Penurunan
efektif volume darah
Masukan cairan merah
tidakn ade Penurunan Hb
pendarahan dan Albumin,
Peningkatan asam kuat/kehalingan
cairan penurunan BB Penurunan O2
lambung

Initasi Mukosa lambung


Resio Kelemahan fisik
Resiko kekurangan Defisit Nutrisi
pendarahan volume cairan

Nyeri akut Intoleransi


aktivitas
2.1.6 Manifestasi klinis
Gejala maag yang umum pada ibu hamil :

1. Mengalami panas dan sensasi terbakar pada dada (heartburn).


2. Perut terasa kembung, penuh, dan tidak nyaman.
3. Sering bersendawa.
4. Mual dan muntah.
5. Mulut terasa asam.

2.1.7 Komplikasi
Menurut (Doni dkk, 2019) komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada
gastritis :
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas
2) Ulkus esophagus Naiknya asam lambung bisa memicu luka pada dinding
kerongkongan yang disebut dengan istilah ulkus esophagus. Pada awalnya
asam lambung yang naik akan menyebabkan radang, tetapi seiring
berjalannya waktu, radang bisa menjadi semakin parah yang akhirnya
membentuk luka. Ibu hamil mungkin akan mengalami gangguan makan
akibat rasa nyeri dan kesulitan menelan makanan (disfagia)
3) Striktur esophagusTidak hanya menimbulkan luka, radang di area
kerongkongan akibat asam lambung juga bisa berdampak lebih buruk, yaitu
membentuk jaringan parut. Terbentuknya jaringan parut akan menyebabkan
kerongkongan menyempit sehingga mengakibatkan kesulitan dalam menelan
makanan
4) Esophagus barretYaitu kerusakan pada bagian bawah saluran yang
menghubungkan mulut dan lambung (esophagus). Esophagus barret biasanya
akibat dari paparan berulang terhadap asam lambung.
5) Perforasi dan anemia karena gangguan absorbs vitamin B12

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan darah Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H.
Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu
tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan
lambung karena gastritis.
2. Uji napas ureaSuatu metode diagnostic berdasarkan prinsip bahwa urea di
ubah oleh ureaseH. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan
karbondioksida (CO2). CO2 cepat di absobsi melalui dinding lambung dan
dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan fesesTes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H.Pylori
dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah
dalam feses. Hal ini menunjukkan Adanya pendarahan dalam lambung.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas, Dengan tes ini dapat terlihat Adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak
terlihat dari sinar x. tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah
selang kecil yang fleksibel (Endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam
esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu di anastesi sebelum endoskop dimasukkan untuk
memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil
sedikit sampel (Biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan
dibawa ke laboratorium untuk di periksa. Tes ini memakan
waktukurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek
dari anastesi menghilang kurang lebih 1 atau 2 jam.
5. Rontgen saluran cerna bagian atasTes ini akan melihat Adanya tanda-
tanda gastritis atau penyakit pencernaaan lainnya. Biasanya akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum di rontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
6. Analisis lambung Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan
tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu
tabung nasogastrik dimasukkan kedalam lambung dan dilakukan aspirasi
isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis besar (basal acid aoutput)
tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis
sindrom zolinger-elison (Doni dkk, 2019).

2.1.9 Penatalaksanaan Medis


Menurut (Doni dkk, 2019), pengobatan pada gastritis meliputi :

1. Anti koagulan : bila da pendarahan pada lambung


2. Antasida : pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena
untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda,
untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan anatsida dan istirahat.

3. Histonin : ranitidine dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam


lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
4. Sulcralfate : diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
meliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.
5. Pembedahan : untuk mengangkat gangrene dan perforasi, gastrojejunuskopi/
reseksi lambung : mengatasi obstruksi pylorus.
Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi :

Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari


alcohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral. Bila pendarahan terjadi, maka penatalaksanaan
adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang
sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian
agen penyebab.
1). Untuk menetralisasi asam digunakan antasida umum (missal : alumunium
hidroksida) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka
encer.
2). Bila korosi luas atau berat, emetic, dan lafase dihindari karena bahaya
perforasi. Terapi pendukung mencakup intubasi analgesic dan sedative,
antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan,
untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien
sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan
proses keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
2.2.1.1 Anamnese
1. Identitas Klien
Lakukan pengkajian pada identitas klien dan isi identitasnya yang
meliputi: nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,
dan tanggal pengkajian serta siapa yang bertanggung jawab terhadap
klien
2. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh badan lemah, demam, nadi cepat, nafas sesak,
badan menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka operasi.
1. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh badan lemah, demam, nadi cepat, nafas
sesak, badan menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka operasi.
Pengeluaran darah dari jalan lahir yang tetap berwarna merah dalam
beberapa hari post partum atau lebih dari 2 minggu post partum,
leukorea dan lochea berbau menyengat.
b. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik,
hemofilia, mioma uteri, riwayat preeklamsia, trauma jalan lahir,
kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat implantasi plasenta
retensi sisa plasenta.
2) Riwayat penyakit keluarga, riwayat keluarga yang pernah/sedang
menderita hipertensi, penyakit jantung, preeklamsia, penyakit
keturunan, hemofilia, dan penyakit menular.
c. Riwayat obstetrik
1) Riwayat menstruasi meliputi menarche, lamanya siklus,
banyaknya, baunya, dan keluhan saat haid.
2) Riwayat perkawinan meliputi usia perkawinan, kawin yang
keberapa, dan usia hamil.
d. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
1) Riwayat hamil meliputi waktu hamil muda, hamil tua, dan pernah
adanya abortus.
2) Riwayat persalinan meliputi tuanya kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin, kesulitan saat bersalin, anak lahir hidup
atau tidak, dan panjang anak saat lahir.
3) Riwayat nifas meliputi keadaan lochea, perdarahan, ASI cukup
atau tidak, kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, dan
kontraksi.
e. Riwayat kehamilan sekarang
1) Hamil muda : keluhan selama hamil muda.
2) Hamil tua : keluhan selama hamil, peningkatan berat badan, suhu,
nadi, pernapasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat
mual, dan keluhan lain.
3) Riwayat ANC (AnteNatal Care) meliputi : tempat pelayanan,
jumlah kunjungan, perawatan serta pengobatan yang didapat.
f. Riwayat persalinan sekarang
Meliputi tempat pelayanan, jumlah kunjungan, perawatan serta
pengobatan yang di dapat.
g. Riwayat seksual, termasuk riwayat PMS sebelumnya, jumlah pasangan
seksual pada saat ini, frekuensi aktifitas seksual secara umum.
h. Gaya hidup, penggunaan obat intravena atau pasangan yang
menggunakan obat intravena, merokok, alkohol, gizi buruk, tingkat
stres yang tinggi.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum/penampilan umum meliputi tingkat energi, ekspresi
wajah, tingkat kesadaran, dan keadaan emosi klien.
b. Tanda – tanda vital : nadi lebih dari 100 kali per menit, suhu 38˚C atau
lebih.

2.2.2 Diagnosa keperawatan


1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit
2.2.3 Intervensi keperawatan
Diagnosa Kriteria hasil Intervensi
1.Nyeri akut setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi skala nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 1x7 jam 2. Monitor TTV
imflamasi mukosa diharapkan nyeri klien 3. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
lambung berkurang. meredakan nyeri
Kriteria hasil : 4. Berikan teknik nonfarmakologis
5. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
1. Nyeri berkurang atau
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
hilang
7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Klien tampak tenang
8. Ajarkan teknik relaksasi dan teknik distraksi
9. Kolaborasi pemberian obat analgetic sesuai indikasi

2. Nutrisi kurang dari Setelah di lakukan perawatan 1. Anjurkan pasien untuk makan sedikit demisedikit dengan porsi kecil
selama 1x7 jam diharapkan
kebutuhan tubuh b/d namun sering.
suhu tubuh dapat menurun
anorexia dan teratasi. 2. Berikan makanan yang lunak dan makanan yang di sukai pasien/di
Kriteria hasil :
gemari.
1. Keadaan umum cukup
3. lakukan oral higyne 2x sehari
2. Turgor kulit baik - BB
4. timbang BB pasien setiap hari dan pantau turgor kulit,mukosa bibir
meningkat
dll
3. Kesulitan menelan
5. Konsultasi dengan tim ahli gizi dalam pemberian menu.
berkurang
3.Volume cairan kurang Setelah diberikan asuhan 1. Penuhi kebutuhan individual. Anjurkan klien untuk minum (dewasa :
dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 1x7 jam
40- 60 cc/kg/jam).
berhubungan dengan diharapkan tingkat infeksi
intake yang tidak klien menurun. 2. Awasi tanda-tanda vital, evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan
adekuat dan output Kriteria hasil :
membran mukosa
cair yang berlebih 1. Mempertahankan volume
(mual dan muntah) cairan adekuat dengan 3. Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan pada
dibuktikan oleh mukosa
defekasi Berikan terapi IV line sesuai indikasi .
bibir lembab.
2. turgor kulit baik 4. Kolaborasi pemberian cimetidine dan ranitidine
3. pengisian kapiler
berwarna merah muda
4. input dan output
seimbang.

4. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas.
keperawatan selama 1 × 7
b/d kelemahan fisik 2. Berikan lingkungan yang tenang.
Jam diharapkan adl kembali
normal dengan hasil kriteria 3. Berikan bantuan dalam aktivitas.
hasil
4. Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.
1. Klien dapat beraktivitas
tanpa bantuan, 5. Tingkatkan tirah baring atau duduk dan berikan obat sesuai dengan
2. Skala aktivitas 0-1 indikasi
5. Ansietas b/d kurang Setelah diberikan asuhan 1. Awasi respon fisiologi misalnya: takipnea, palpitasi, pusing, sakit
keperawatan selama 1x7 jam
pengetahuan tentang kepala, sensasi kesemutan.
diharapkan citra tubuh klien
penyakit meningkat. 2. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.
1.Mengungkapkan perasaan
3. Berikan informasi yang akurat.
dan pikirannya secara
terbuka 4. 4.Berikan lingkungan yang tenang untuk istirahat.
2.Melaporkan berkurangnya
5. Dorong orang terdekat untuk tinggal dengan pasien.
cemas dan takut
3. Mengungkapkan mengerti 6. unjukan teknik relaksasi
tentangpeoses penyakit
Mengemukakan
4. menyadari terhadap apa
yang diinginkannya yaitu
menyesuaikan diri terhadap
perubahan fisiknya
1.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan.(Setiadi : 2012).
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan di mana perawat memberikan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien (Potter &
Perry:2009).
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,
mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Wahyu


Nim : 2018.c.10a.0950
Program Studi : Profesi Ners
Tanggal Praktek : 10 Oktober 2022
Hari/tanggal/jam pengkajian : Rabu, 12 Oktober 2022 pukul 09.00 WIB

3.1 pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. B
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Dayak/ Indonesia
Pendidikan terkahir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Gol. Darah : O
Alamat : Jl. Nila Putih
Diagnosa Medis : Gastritis
Tanggal Ke Pukesmas : 12 Oktober 2022
Tanggal Pengkajian : 12 Oktober 2022
3.1.2 Identitas Suami
Nama : Tn. Y
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Dayak/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Gol. Darah : O
Hubungan dengan pasien : Suami
3.1.3 Status Kesehatan
3.1.3.1 Keluhan utama :
Klien mengeluh nyeri pada bagian ulu hati dan perut sebelah kanan
bawah serta sreing merasa mual
3.1.3.2 Riwayat Kesehatan sekarang :
Pada tanggal 12 Oktober 2022 jam 09.00 klien dibawa ke pukesmas
diruang KIA klien dikaji dengan keluhan dibagian ulu hati terasa nyeri dan
sering merasakan mual muntah , tidak nafsu makan dan klien juga
mentakan merasa lemas dan sesak dan pusing, nyeri yang dirasakan secara
mendadak dan hilang timbul dengan P: nyeri saat bergerak, Q: nyeri terasa
nyut-nyutan, R: lokasi nyeri pada bagian ulu hati , S: skala nyeri 1-10 (6
sedang), T: dengan durasi 1 menit.
3.1.3.3 Riwayat Kesehatan yang lalu:
Pasien sebelumnya sudah pernah mengalami persalinan anak pertama di
RS
3.1.3.4 Riwayat Kesehatan keluarga:
Pasien dan keluarga pasien memiliki penyakit menurun asma
Genogram Keluarga

Keterangan :
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
3.1.4 Riwayat obstetric dan ginekologi
3.1.4.1 Riwayat Ginekologi
1. Riwayat menstruasi Pasien mengatakan haid pertama pada usia 13 tahun ,
pasien mengatakan lamanya haid : 4-5 hari Siklus 28 hari banyaknya : ±
50cc/hari Sifat darah (warna, bau/gumpalan, dysmenorhoe), cair dan
merah HPHT 19 Januari 2022 Taksiran persalinan : 26 Oktober 2022
2. Riwayat Perkawinan (suami dan istri) Lamanya pernikahan : 5 tahun
Pernikahan yang ke :1
3. Riwayat Keluarga Berencana : Klien mengatakan ingin memberi asi
ekslusif pada bayi nya

3.1.4.2 Riwayat Obstetri


1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 2 P 1 A 0 (usia
kehamilan 38 minggu)

No Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis BB Masalah Keadaan


partus hamil partus penolon kelamin ha la Ni Ba anak
g mi hi fa yi
l r s
1. 20 40 sponta Rumah Laki-laki 2,8 - - - - Baik
april mingg n sakit Kg
2020 u

2. Riwayat Kehamilan sekarang :


Keluhan waktu hamil klien mengatakan mual-mual, muntah, dan tidak
nafsu makan pada trisemester III, imunisasi, imunisasi tt dilakukan tiga
kali, penurunan bb selama hamil 2 kg pemeriksaan kehamilan teratur.
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Ruang KIA Pukesmas
Kayon
2.1.4.3 Pemerikasaan Fisik
1. Ibu
Keadaan umum S: 36˚C, N: 96x/menit, RR: 21x/menit, TD: 120/70mmHg,
BB sebelum hamil 49 kg, BB 61 kg, Tinggi Badan 156 cm.
- Kepala : Warna rambut hitam, keadaan bersih, ada rontok dan tidak ada
massa, benjolan dan nyeri tekan.
- Muka : Tidak ada oedema dan tidak ada cloasma gravidarum
- Mulut : Bibir kering kemerahan, tidak ada sariawan, mulut dan gigi bersih ,
fungsi pengecapan baik, keadaan mulut bersih, fungsi menelan baik
- Mata : Konjunctiva tidak enemis, sclera putih tidak ada ikterik, fungsi
penglihatan baik tidak menggunakan alat bantu apapun.
- Hidung : Tidak ada pendarahan/peradangan, fungsi penciuman baik
- Telinga : Pendengaran baik, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada pembesaran KGB
- Daerah dada :Bunyi jantung lup-dup, retraksi dada normal, tidak ada
perubahan payudara, bentuk buah dada simetris, hyperpigmentasi areola,
keadaan putting susu bersih, , keadan bersih, , tidak ada nyeri
Abdomen : -Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px, teraba bundar, keras,
tidak rata dan tidak melenting kemungkinan bokong
janin
Leopold II : pada perut ibu sebelah kanan teraba panjang dan keras
seperti papan kemungkinan punggung janin dan bagian
kiri perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil
kemungkinan ekstremitas janin.
Leopold III : pada perut ibu bagian bawah teraba bulat, keras, dan
masih bisa digoyangkan, kepala janin belum masuk
PAP.
Leopold IV : pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, melenting
dan sudah masuk PAP.

-
- Genetalia eksternal : Bersih
- Anus : Tidak ada haemoroid
- Ekstermitas atas & bawah : Ada reflex patella, tidak ada varises, tidak ada
oedema, bentuk simetris, tidak ada kram
Masalah keperawatan : Nyeri akut dan defisit nutrisi dan risiko
kekurangan valume cairan

2.1.4.4 Pola Aktivitas Sehari-hari


1) Pola Nutrisi
Pasien makan 2x/hari Jenis makanan nasi, sayur, buah dan lauk-pauk
Makanan yang disukai : makanan yang disukai, Makanan yang tidak
disukai kambing Makanan pantang / alergi udang. Nafsu makan kurang
baik Porsi makan 1 porsi tidak habis (jumlah dan jenis) Seperti susu, air
putih dan teh, pasien minum air putih 4 gelas per hari
Masalah keperawatan :
2) Pola Eliminasi
- Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi : 1x/hari. Warna:warna kuning kecoklatan. Bau: bau khas
dengan konsistensi lunak. Konsistensi: tidak ada keluhan BAB. Masalah /
Keluhan: tidak ada
- Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi : 5-6x/sehari. Warna : warna kuning jernih. Bau : bau khas
amoniak Masalah / Keluhan : tidak ada masalah.
3) Pola tidur dan istirahat
Tidur malam lebih kurang 8 jam dari jam 21:00 – 05:00 wib, tidur siang
lebih kurang 3 jam dari jam 14:00 – 16:00 wib.
4) Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan : pasien sambil dibantu keluarga Olah raga :
Selama hamil klien berjalan - jalan disekitar rumah tiap paginya Kegiatan
pasien di waktu luang : berkumpul dengan keluarganya.
5) Personel Hygiene
Mandi 3 kali sehari pagi,siang dan sore mandi secara menyeluruh dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Keramas hanya 4 kali seminggu,
frekuensi gosok gigi 3x sehari, kuku bersih
6) Ketergatungan fisik
Tidak merokok, tidak minum minuman keras, tidak memakai obat-obatan.
2.1.4.5 Aspek Psikososial dan Spiritual
1. Pola pikir dan persepsi
- ibu telah mengetahu cara memberi ASI dan memberi makanan tambahan
pada bayi
- ibu merencanakan akan memberikan ASInya pada bayinya .
- Jenis kelamin: laki-laki sesuai dengan harapan
- Siapa yang membantu merawat bayi dirumah : suami dan nenek bayi
- ibu telah mengetahui nutrisi ibu menteteki : mengetahui
- Apakah hamil ini diharapkan : iya
- ibu merencanakan untuk mengimunisasikan bayinya : iya merencanakan
- ibu telah mengetahui cara memandikan dan merawat tali pusat : iya
2. Persepsi diri
- Hal yang amat dipikirkan saat ini : kesehatan bayi
- Harapan setelah menjalani perawatan : ingin cepat sembuh dan dapat
beraktifitas seperti biasanya
3. Konsep diri
- body image: Pasien seorang yang sakit yang perlu perawatan
- Peran: pasien adalah seorang ibu yang harus merawat dan membesarkan
anaknya
- Ideal diri: ingin cepat pulih
- Identitas diri: seorang wanita dan seorang ibu
- Harga diri: pasien tidak merasa rendah diri
4. Hubungan/Komunikasi
- Bicara : jelas/relevan/mampu mengekpresikan/mampu mengerti orang lain
: mampu
- Bahasa utama : bahasa Indonesia, Bahasa daerah : Dayak
- Yang tinggal serumah : Suami, a
- Adat istiadat yang dianut : -
- Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami
- Motivasi daru suami :-
- Apakah suami perokok :Tidak
- Kesulitan dalam keluarga :-
5. Kebiasaan Seksual
- Gangguan hubungan seksual : Tidak ada
- Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : kurang
6. Sistem nilai - kepercayaan
- Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan Yang Maha Esa
- Apakah Tuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda : penting
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : Kristen
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah Sakit,
sebutkan : Kristen protestan

Pemerikasaan Penunjang
Laboratorium tanggal 12 Oktober 2022 pkl 09.00 wib

No Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 HB 13.2 g/dL L :14.0-16.0 gr/dl
P :12.0-14.0 gr/dl
2 Golongan darah O A/B/O/AB
4 Anti-HIV Non Reaktif Non Reaktif
5 Spilis Non Reaktif Non Reaktif
6 HbsAg Non Reaktif Non Reaktif

Palangka Raya,12 Oktober 2022


Mahasiswa

Wahyu
ANALISA DATA

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Refleks enteric lambung Nyeri Akut
- Klien mengatakan nyeri
pada Ulu Hati/
- Klien mengatakan nyeri Peningkatan asam
terasa nyut-nyutan, lambung
- P: nyeri saat bergerak
- Q: nyeri terasa nyut
nyutan Nyeri ulu hati
- R: lokasi nyeri di luka
persalinan
Nyeri Akut
- S: sekala nyeri 1-10 (6)
- T: durasi 1 menit

DO:
- tampak meringis dan
kesakitan
- tampak tidak bebas saat
bergerak
- tampak lemas dan pucat
- klien tampak gelisah
- skala nyeri 6 (sedang)
- TTV:
TD: 120/70 mmHg
N: 92x/menit
S: 36˚C
RR: 21x/menit
DS : Perubahan nafsu makan Defisit Nutrisi
- Klien mengatakan ”kurang pada ibu hamil
nafsu makan dan Mual & ↓
Muntah”
DO: Mual muntah
1. Nafsu makan klien ↓
berkurang Ketidakmampuan
2. Klien makan 1 porsi
tidak habis menelan makanan
3. Mual & Muntah ↓
4. BB: saat hamil 61 kg
ada penurunan 2 kg Defisit Nutrisi
5. TTV :
TD : 120/70mmHg,
N:92x/menit,
S:36oC,
RR: 21x/menit

Ds : Klien mengeluh mual Aktivitas lambung Resiko kekurangan


muntah, minum 4
meningkat volume cairan
gelas sehari
Do :
- Bibir kering Asam lambung
kemerahan
- Klien lemas meningkat
- dehidrasi : bibir
kering
- BB :61 kg Mual muntah
TTV:
TD: 120/70 mmHg
N: 92x/menit Resiko kekurangan
S: 36˚C volume cairan
RR: 21x/menit

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan kenaikan asam lambung nyeri di ulu hati d.d klien


tampak meringis dan kesakitan klien tampak tidak bebas saat bergerak,
tampak lemas dan pucat,klien tampak geisha, skala nyeri 6 (sedang), TTV:
TD: 120/70 mmHg, N: 92x/menit, S: 36,˚C, RR: 22x/menit
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai dengan Klien
mengatakan ”kurang nafsu makan dan mual muntah” Nafsu makan klien
berkurang, Klien makan 1 porsi tidak habis, Mual & Muntah (+), BB: saat
hamil 61 kg ada penurunan BB 2 kg, TTV : TD 120/70mmHg, N:92x/menit,
S:36oC, RR: 21x/menit.
3. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. B


Ruang Rawat : KIA

No Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi


1 Nyeri akut berhubungan kenaikan asam setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
lambung nyeri di ulu hati d.d klien keperawatan selama 1x4 jam intensitas nyeri
tampak meringis dan kesakitan klien diharapkan nyeri klien 2. Identifikasi skala nyeri
tampak tidak bebas saat bergerak, berkurang. 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
tampak lemas dan pucat,klien tampak Kriteria hasil : nyeri
geisha, skala nyeri 6 (sedang), TTV: 1. Keluhan nyeri menurun (5) 4. Identifikasi respon nyeri non verbal
TD: 120/70 mmHg, N: 92x/menit, S: 2. Meringis menurun (5) 5. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
36,˚C, RR: 22x/menit 3. Gelisah menurun (5) 6. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Nama Pasien : Ny. B
Ruang Rawat : KIA

2. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status nutrisi


dengan faktor psikologis keperawatan selama 1x4 jam 2. Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta
ditandai dengan Klien maka status nutrisi membaik kebutuhan kalori
mengatakan ”kurang nafsu dengan kriteria hasil: 3. Timbang berat badan secara rutin
makan dan mual muntah” 1. Kekuatan otot pengunyah 4. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Nafsu makan klien meningkat (5) 5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
berkurang, Klien makan 1 2. Kekuatan otot menelan 6. Ajarkan diet yang diprogramkan
porsi tidak habis, Mual & meningkat (5) 7. Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi
Muntah (+), BB: saat hamil 3. Berat badan membaik (5) pemicu pengeluaran makanan (mis.pengeluaran yang
61 kg ada penurunan BB 2 4. Frekuensi makan disengaja, muntah, aktivitas berlebihan)
kg, TTV:TD 120/70mmHg, membaik (5) 8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
N:92x/menit, S:36oC, RR: 5. Nafsu makan membaik (5) dan jenis nutrien yang dibutuhkan
21x/menit. 6. Bising usus membaik (5)
Nama Pasien : Ny. B
Ruang Rawat : KIA

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan/Intervensi


3 Volume cairan kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x4 jam 1. Monitor status hidrasi
kebutuhan tubuh berhubungan diharapkan Cairan kembali seimbang dengan Kriteria 2. Catat intake-output dan hitung balas cairan
dengan intake yang tidak adekuat hasil: 24 jam
dan output cair yang berlebih (mual 1. muntah klien berkurang dari 3x sehari 3. Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
dan muntah) 2. Mukosa bibir klien kembali lembab 4. Berikan caira intravena
3. Klien tidak terlihat lemas 5. Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
4. Klien tidak menunjukan tanda-tanda dehidrasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanda tangan
Hari / Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama Perawat
Diagnosa 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, S: Klien mengatakan nyeri masih ada
intensitas nyeri O:
Rabu 12 Oktober 2022
2. Mengidentifikasi skala nyeri - Skala nyeri 3
09:00 wib 3. mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan - keluhan nyeri klien agak menurun
nyeri - Meringis klien berkurang
4. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal (08:30) - Klien diberikan nonfarmokologis
5. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri berupa terapi musik
6. Memberikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri - pasien tampak rileks saat setelah
(sebutkan tehniknya) dilakukan relaxasi wahyu

A: Masalah teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
Tanda tangan
Hari / Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama Perawat
Diagnosa 2 1. Mengidentifikasi status nutrisi
S: Klien mengatakan masih “kurang
Rabu, 12 Oktber 2021 2. Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta
nafsu makan”
09:00 wib kebutuhan kalori
O:
3. Menimbang berat badan secara rutin
- Klien nafsu makan membaik
4. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Klien tampak makan 1 porsi
5. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein habis
6. Mengajarkan diet yang diprogramkan - Klien tampak makan makanan
yang diberikan seperti buah-
7. Menganjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan buahan
situasi pemicu pengeluaran makanan (mis.pengeluaran yang - BB bertambah
- TTV :
disengaja, muntah, aktivitas berlebihan) - TD 120/70mmHg, wahyu
8. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori - N:92x/menit,
dan jenis nutrien yang dibutuhkan
- S:36oC,
- RR: 21x/menit
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Tanda tangan
Hari / Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama Perawat
Diagnosa 3 1. Memonitor intake dan output cairan S : klien mengatakan sering mula
rabu 12, Oktober 2022 2. Mengatur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi muntah
pasien O:
09:00 wib
3. Mendokumentasikan hasil pemantauan - Mukosa bibir klien tampak kering
4. Menjelaskan tujuna prosedur pemantauan - Intake output 300 mL Wahyu
5. Menginformasikan hasil pemantauan - Mual muntah
- lemas
A : Masalah teratasi
P: lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Marmi, (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Dewi, Vivian Nanny Lia; Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika
Beaty A.N, 2011. Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan.
Yogyakarta: 55283.
_________, 2012. Obstetri Williams.Dialihbahasakan oleh Brahm U. Jakarta:
Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: ANDI

Anda mungkin juga menyukai