Anda di halaman 1dari 12

1

Analisa Putusan Mahkamah untuk menguji undang-undang


Konstitusi Nomor 103/PUU- terhadap Undang-Undang Dasar,
XX/2022
memutus sengketa kewenangan
Terkait Pengujian Materiil
Undang-Undang Nomor 7 lembaga negara yang
Tahun 2020 tentang Perubahan kewenangannya diberikan oleh
Ketiga Atas Undang-Undang
Undang-Undang Dasar, memutus
Nomor 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi pembubaran partai politik dan
memutus perselisihan tentang
Oleh :
hasil Pemilihan
Arvi Rudian Muis 71200111078
Umum”;.Pengujian terhadap
Mhd Aprizal A Nst 71200111046 Undang-Undang dilakukan
Rania Mauliza C Siregar apabila terdapat suatu kasus
71200111065 yang memiliki dasar hukum

Fakultas Hukum namun bertentangan dengan


Undang-Undang Dasar Negara
Universitas Islam Sumatera Utara
Republik indonesia Tahun
Abstrak
1945.Seperti pemberhentian
Pengujian materiil terhadap hakim konstitusi Aswanto oleh
Undang-Undang Nomor 7 Tahun DPR.
2020 tentang Perubahan Ketiga I. PENDAHULUAN
Atas Undang-Undang Nomor 24 A. Latar Belakang
Tahun 2003 tentang Mahkamah Mahkamah Konstitusi (MK)
Konstitusi diajukan kepada kembali menggelar sidang
mahkamah konstitusi sesuai pengujian materiil Pasal 10 ayat
dengan pasal 24C ayat (1) (1) huruf a Undang-Undang
Perubahan Keempat UUD 1945 Nomor 24 Tahun 2003 tentang
yang menyebutkan “Mahkamah Mahkamah Konstitusi, Pasal 57
Konstitusi berwenang mengadili angka 1 dan 2, dan Pasal 87
pada tingkat pertama dan terakhir huruf b Undang-Undang Nomor 7
yang putusannya bersifat final Tahun 2020 tentang Perubahan
2

Ketiga Atas Undang-Undang hukum selaku advokat yang


Nomor 24 Tahun 2003 tentang menangani perkara kekuasaan
Mahkamah Konstitusi (UU MK), kehakiman. Sehingga apabila
pada Selasa (15/11/2022). independensi hakim konstitusi
Sidang perkara Nomor 103/PUU- terus digerus oleh DPR,
XX/2022 yang diajukan oleh Zico Pemohon menilai akan alami
Leonard Djagardo banyak kerugian dari penafsiran
Simanjuntak selaku advokat ini Pasal 87 huruf b UU MK. “Untuk
dipimpin oleh Hakim Konstitusi apa mengajukan uji materiil ke
Arief Hidayat dengan didampingi MK jika nantinya akan ditolak
oleh Hakim Konstitusi oleh hakim yang telah digenggam
Wahiduddin Adams dan penguasa,” kata Zico.
Manahan M.P. Sitompul. Dalam sidang pendahuluan,
Pada sidang kedua dengan Pemohon mengajukan
agenda penyampaian perbaikan permohonan provisi atas urgensi
permohonan, Zico menyebutkan perkara yang diajukan ini untuk
beberapa hal yang telah segera diputus karena berkaitan
disempurnakan dalam dengan independensi Hakim
permohonannya. Salah satunya Konstitusi. Semakin lama perkara
adalah alasan mengenai pasal- bergulir, tekanan politik dari DPR
pasal yang diujikan tidak nebis en sebagai sesama lembaga tinggi
idem sebab pada Pasal 10 ayat negara akan mengakibatkan
(1) huruf a UU MK kendati telah ketidakstabilan sistem hukum di
diujikan dinyatakan tidak dapat Indonesia. Terlebih, saat ini DPR
diterima sehingga dapat kembali sudah menegaskan tidak akan
diujikan ke MK. Berikutnya, menganulir penggantian Hakim
sambung Zico, Pasal 87 huruf b Konstitusi Aswanto, sehingga
UU MK belum pernah diujikan ke menjadi penting agar tindakan
MK. Selanjutnya Pemohon juga DPR tersebut segera diadili oleh
telah mempertegas kedudukan kekuasaan kehakiman, in
3

casu Mahkamah Konstitusi. of the constitution, MK harus


Permohonan provisi akan menegakkan keadilan dengan
pemeriksaan sangat prioritas dan telah terjadi pelanggaran hak-hak
juga supaya Mahkamah konstitusional melalui penafsiran
menangguhkan segala tindakan lain dari Pasal 87 huruf b UU MK
yang bertujuan untuk mengganti yang ditafsirkan lain oleh DPR
Hakim Konstitusi yang sedang dan menggerus kemerdekaan
menjabat dengan cara maupun dan independensi MK.
prosedur di luar dari ketentuan B. Perumusan Masalah
dalam Pasal 23 UU MK, serta 1. Apa yang menyebabkan Zico
tidak dibenarkan pula Leonard Djagardo Simanjuntak
menerbitkan ketetapan yang mengajukan pengujian materiil
mengesahkan tindakan tersebut ke Mahkamah Konstitusi ?
sebagaimana Pemohon mintakan 2. Bagaimana tindakan yang
dalam petitum provisi. dilakukan oleh DPR terhadap
Permohonan Pemohon sangatlah pencopotan Hakim konstitusi
didasari pada alasan yang kuat, Aswanto?
sifatnya non nobis solum, sed C. Teori Analisa
omnibus (not for us alone, but for Dalam penelitian ini
everyone), karena independensi menggunakan teori pengumpulan
MK sebagai guardian of data dengan cara membaca
constitutional rights sedang putusan nomor 103/PUU-
menjadi pertaruhan. Sementara XX/2022 serta mengumpulkan
alasan pengujian data- data yang dapat ditemukan
permohonan, Pemohon menyebu dalam berjalannya kasus ini.
tkan Pasal 87 huruf b UU MK
yang ditafsirkan lain telah
menggerus kemerdekaan dan
independensi MK. Dengan
demikian, sebagai final interpreter
4

II. PEMBAHASAN mereka mengintervensi

A. Faktor yang menyebabkan Mahkamah Konstitusi dengan


Zico Leonard Djagardo mengganti hakim yang menjadi
Simanjuntak mengajukan “wakil” mereka, ini tentu sudah
pengujian materiil ke
melanggar hak-hak konstitusional
Mahkamah Konstitusi
Pemohon untuk mendapatkan
1. Kerugian Konstitusional
keadilan melalui kekuasaan
Dalam putusan nomor kehakiman yang merdeka.
103/PUU-XX/2022 disebutkan Sebab, untuk apa mengajukan
Zico Sangat kaget dan khawatir perkara pengujian undang-
ketika mendengar kabar bahwa undang di Mahkamah Konstitusi
DPR mencopot Hakim Konstitusi jika nanti hasilnya pasti ditolak
Aswanto dan menggantinya oleh karena hakim adalah “wakil”
dengan Sekjen MK Guntur pembentuk undang-undang?.
Hamzah. Sebab, secara frontal Oleh karenanya,
Ketua Komisi III DPR Bambang independensi Mahkamah
Wuryanto menyampaikan alasan Konstitusi yang sedang digerus
penggantian Aswanto adalah oleh DPR melalui upaya
murni politik karena tidak memiliki mengganti hakim konstitusi agar
komitmen dengan DPR dan sejalan dengan mereka, adalah
menganulir produk DPR, padahal suatu bentuk pelanggaran
Aswanto adalah hakim konstitusi terhadap hak konstitusional zico
perwakilan dari DPR. Peristiwa ini untuk mendapatkan
tentu secara langsung memiliki perlindungan, pemajuan,
dampak terhadap Pemohon penegakan, dan pemenuhan hak
Zico sangat membutuhkan asasi manusia sebagai tanggung
independensi hakim dalam jawab negara, yakni salah
memutus. Oleh karenanya, ketika satunya melalui Mahkamah
DPR secara frontal terang Konstitusi yang independen dan
benderang menyampaikan merdeka. Ini akan menimbulkan
5

preseden buruk karena di Zico memiliki legal standing


kemudian hari, lembaga yang untuk menguji Pasal 87 huruf b
mengajukan hakim konstitusi Undang-Undang Mahkamah
(MA, Presiden, dan DPR) akan Konstitusi oleh karena adanya
bisa mengganti siapapun hakim kerugian konstitusional yang
konstitusi kapan saja dengan timbul akibat tafsir sesuka hati
mengganggap hakim konstitusi DPR terhadap surat konfirmasi
adalah “wakil” mereka. dari Mahkamah Konstitusi yang
Juga, tindakan DPR tersebut didasarkan kepada Pertimbangan
yang tidak didasarkan kepada Hukum terkait penafsiran Pasal
dasar hukum apapun, adalah 87 huruf b Undang-Undang
suatu perbuatan inkonstitusional. Mahkamah Konstitusi, sebab
Padahal sesuai ketentuan hak-hak konstitusional Pemohon
konstitusi, DPR hanya berhak untuk mendapatkan keadilan
mengajukan hakim konstitusi, melalui kekuasaan kehakiman
bukan menjadikan mereka yang merdeka menjadi
“wakil”nya dan mengontrol terlanggar.
mereka dengan cara mengganti Selanjutnya, Pemohon(Zico)
ketika tidak sejalan. Hal ini adalah stakeholder akan
menunjukkan DPR tidak tunduk Mahkamah Konstitusi yang
pada ketentuan konstitusi merdeka dan independen. Bagi
maupun ketentuan prosedural Pemohon, tindakan DPR tersebut
yang terdapat dalam Pasal 23 sejatinya sangat inkonstitusional
dan Pasal 87 huruf b Undang- dan karenanya harus
Undang Mahkamah Konstitusi. diperkarakan untuk dinyatakan
Padahal, siapapun, termasuk secara terang benderang
DPR, harus tunduk kepada inkonstitusional. Sayangnya,
pembatasan yang ditentukan oleh legal remedy untuk
Undang-Undang sebagaimana memperkarakan hal tersebut
amanat Konstitusi. tidak ada saat ini, sebab upaya
6

hukum yang harusnya ditempuh upaya hukum Constitutional


tersebut adalah melalui Complaint sebagai kewenangan
Constitutional Complaint agar Mahkamah Konstitusi.
tindakan DPR diputus dan Sayangnya, prinsip yang
dinyatakan sebagai tindakan sama tidak dipatuhi oleh banyak
inkonstitusional; individu, maupun lembaga
Dengan tiadanya negara lain, bahkan oleh
perlindungan hukum yang adil lembaga tinggi negara. Kasus
dari tiadanya Constitutional seperti yang dilakukan oleh
Complaint, Zico sangat presiden yang menyatakan tidak
mengalami kerugian mengikatnya pertimbangan
konstitusional, sebab dalam putusan MK sehingga wakil
sebuah negara hukum, ada menteri tidak bermasalah
sebuah lembaga tinggi negara rangkap jabatan, adalah suatu
yang secara terang benderang hal yang sebenarnya sudah
melakukan tindakan sering terjadi. Bahkan, tindakan
inkonstitusional namun tidak DPR yang 7 sesuka hatinya
dapat diadili. Namun, apabila ada mengganti hakim konstitusi
mekanisme Constitutional dengan berlandaskan surat
Complaint, Dia dapat konfirmasi dari Mahkamah
memperkarakan tindakan DPR Konstitusi, adalah suatu bukti
tersebut agar diputus dan nyata bahwa DPR tidak tunduk,
dinyatakan sebagai tindakan atau setidak-tidaknya tidak
inkonstitusional. Karenanya, Zico mengindahkan, pertimbangan MK
memiliki legal standing untuk dalam Putusan Mahkamah
menguji Pasal 10 ayat (1) Konstitusi Nomor 96/PUU-
Undang-Undang Mahkamah XVIII/2020. DPR justru
Konstitusi demi tercapainya memberikan tafsir sendiri
perlindungan Hukum yang adil terhadap makna surat konfirmasi
bagi Pemohon dengan adanya tersebut yang nyata-nyata
7

bertentangan sekali dengan meletakkan posisi kekuasaan


hakikat surat konfirmasi tersebut kehakiman sebagai pemilik final
sebagaimana termaktub dalam akan apa itu hukum. Adalah
Pertimbangan Putusan keniscayaan bagi hakim, ketika
Mahkamah Konstitusi Nomor mereka memutus, mereka harus
96/PUU-XVIII/2020; tunduk pada konstitusi sebagai
2. Alasan Permohonan hukum tertinggi. Hakim tidaklah
Mahkamah Konstitusi adalah tunduk kepada entitas eksekutif
final interpreter of the sebagai eksekutor peraturan,
constitution, di dalam negara maupun legislatif sebagai
hukum sebagai mekanisme pembentuk peraturan. Namun,
check and balances terhadap tunduk kepada produk hukum
eksekutif dan legislatif, serta yang sudah dibuat sesuai
bertanggung jawab melindungi hierarkinya dengan konstitusi
dan menegakkan hak sebagai hukum tertinggi;
konstitusional warga negara, Pada masa reformasi,
sehingga pasal 87 huruf b keinginan IKAHI (Ikatan Hakim
Undang-Undang Mahkamah Indonesia) yang terus mendorong
Konstitusi yang ditafsirkan lain agar adanya Pengujian Undang-
telah menggerus kemerdekaan Undang di Indonesia terwujud.
dan independensi Mahkamah Dalam Rapat Dengar Pendapat
Konstitusi antara Panitia Ad Hoc I dengan
Pada hakikatnya, Mekanisme ISEI, YLBHI, PBHI dan IKADIN
Judicial Review lahir sebagai pada 17 Februari 2000 akhirnya
suatu legal remedy terhadap digagaslah sebuah Mahkamah
kekuasaan penguasa (eksekutif Konstitusi untuk melakukan
dan legislatif) agar tercipta check Pengujian Undang-Undang
and balances dalam berjalannya sebagai kekuasaan kehakiman
pemerintahan. Perkara Marbury v yang merdeka dan independen.
Madison secara tegas Setelah 56 tahun negara ini
8

berdiri, barulah ada kesepakatan produk DPR, maka itu bukanlah


bersama pada tahun 2001 untuk kemajuan tapi justru suatu
menciptakan sebuah lembaga kemunduran.
tersendiri dalam kekuasaan DPR secara tenderang
kehakiman yang berfungsi untuk benderang menyatakan
melakukan Pengujian Undang- mengganti Hakim Konstitusi
Undang. Aswanto dengan Guntur Hamzah
Zico menjelaskan kembali oleh karena murni pertimbangan
fakta sejarah tersebut untuk politik, sebab Aswanto tidak
mengingat bahwa independensi memiliki komitmen dengan DPR.
kekuasaan kehakiman dan Ini menunjukkan bagaimana
pengujian undangundang intervensi politik ke dalam ranah
bukanlah sesuatu yang hukum kekuasaan kehakiman.
didapatkan dengan cuma-cuma Pada hakikatnya,
(taken for granted). Semuanya kemerdekaan hakim adalah
adalah produk sejarah dan sebagai basis untuk menjatuhkan
memakan waktu yang sangat putusan yang murni didasarkan
lama dengan pengorbanan dan pada pertimbangan hukum.
perjuangan banyak sekali pihak. Apabila ada alien elements maka
Kemajuan ini didapat bukan pertimbangan hukum tersebut
sebagai sesuatu yang instan, akan tergeser karena tergerus,
namun perjuangan yang memiliki sehingga akibatnya tidak lagi
nilai tersendiri. Oleh karenanya, pertimbangan tersebut menjadi
apabila sekarang kemerdekaan pertimbangan hukum, tapi
dan independensi Mahkamah didominansi oleh pertimbangan
Konstitusi itu hendak digerus oleh lain seperti misalnya
kekuasaan yang bernama DPR pertimbangan politik yang
dengan cara mengganti hakim mengutamakan kepentingan
konstitusi yang tidak sepaham hakim itu sendiri, dan bukannya
dengan DPR dan menganulir murni pertimbangan hukum yang
9

rasional (rasio legis). bagian “Mengingat” dalam


Sesungguhnya, salah satu Undang-Undang.
progresivitas hukum untuk Tindakan DPR yang
menjamin kemerdekaan kemudian menafsirkan surat
Mahkamah Konstitusi adalah konfirmasi inilah yang kemudian
dengan tidak adanya lagi dijadikan celah mengintervensi
periodisasi sehingga Hakim Hakim Konstitusi sehingga
Konstitusi tidak lagi bertanggung menggerus Mahkamah Konstitusi
jawab kepada lembaga yang merdeka dan independen.
pengusungnya. Namun Bagi DPR, mereka sebagai
sayangnya, penafsiran pasal lembaga negara tidak terikat
terhadap pasal 87 huruf b kepada pertimbangan hukum
Undang-Undang Mahkamah dalam Putusan MK sehingga
Konstitusi di dalam Putusan kemudian menafsirkan sendiri
Mahkamah Konstitusi Nomor surat konfirmasi tersebut sebagai
96/PUU-XVIII/2020 terkait surat surat untuk mengganti hakim
konfirmasi, telah ditafsirkan sesuai keinginan mereka. Ini
kembali oleh DPR sebagai akan menimbulkan preseden
lembaga pembentuk Undang- buruk karena di kemudian hari,
Undang sebagai surat konfirmasi lembaga yang mengajukan hakim
mengganti Hakim Konstitusi konstitusi (MA, Presiden, dan
Aswanto yang tidak sejalan DPR) akan bisa mengganti
dengan DPR. Pada dasarnya, siapapun hakim konstitusi kapan
siapapun dan lembaga negara saja karena mengganggap hakim
manapun boleh saja menafsirkan konstitusi adalah “wakil” mereka.
konstitusi. DPR pun ketika Dengan demikian,
membentuk Undang-Undang, Mahkamah Konstitusi adalah final
menafsirkan konstitusi di mana interpreter of the constitution,
mereka menafsirkannya pada sebagai mekanisme check and
balances terhadap eksekutif dan
10

legislatif, serta bertanggung hormat dilakukan apabila hakim


jawab melindungi dan konstitusi dipidana penjara sesuai
menegakkan hak konstitusional dengan putusan inkracht
warga negara, sehingga pasal 87 pengadilan, melakukan
huruf b Undang-Undang perbuatan tercela, tidak
Mahkamah Konstitusi yang menghadiri persidangan tanpa
ditafsirkan lain telah menggerus alasan yang sah, melanggar
kemerdekaan dan independensi sumpah atau janji jabatan,
Mahkamah Konstitusi. sengaja menghambat MK
B. Tindakan yang dilakukan memberi putusan, rangkap
oleh DPR terhadap pencopotan jabatan, tidak lagi memenuhi
Hakim konstitusi Aswanto syarat sebagai hakim konstitusi,
Pencopotan Aswanto secara serta melanggar kode etik dan
sepihak oleh DPR RI merupakan pedoman perilaku hakim
pelanggaran hukum. Pasal 23 konstitusi.
ayat 4 UU MK telah menyatakan Pemberhentian Aswanto
bahwa pemberhentian hakim MK yang langsung digantikan oleh
hanya dapat dilakukan melalui Guntur Hamzah tidak pula sesuai
Keputusan Presiden atas dengan bunyi Pasal 19 UU MK
permintaan Ketua Mahkamah yang mengharuskan pencalonan
Konstitusi. Alasannya pun diatur hakim konstitusi dilaksanakan
secara limitatif dalam Pasal 23 secara transparan dan
ayat 1 dan 2 UU MK. partisipatif. Lebih lanjut,
Pemberhentian dengan hormat pemilihan hakim konstitusi juga
dilakukan atas alasan-alasan harus dilaksanakan secara
diantaranya karena meninggal objektif dan akuntabel. Selain
dunia, mengundurkan diri, melanggar hukum, tindakan
berusia 70 tahun, dan sakit pencopotan ini sarat akan
jasmani atau rohani. Adapun kepentingan politis dan mutlak
pemberhentian secara tidak keputusan subjektif kelembagaan
11

yang berangkat dari asumsi liar Kondisi demikian membuat kita


tak berdasar segelintir pihak- patut menduga bahwa ke depan
pihak yang merasa, “Aswanto MK atau Hakim MK yang dipilih
gagal mewakili (kepentingan) DPR sangat kental dengan
DPR RI”. Hakim MK tidak boleh muatan kepentingan politik
tunduk kepada siapapun dan tertentu dan hanya akan menjadi
apapun kecuali Konstitusi dan alat pelindung bagi regulasi
Hak Asasi Manusia (HAM) serta predatoris ciptaan DPR RI dari
nilai kebenaran dan keadilan. upaya pengujian oleh publik.
Tindakan ini mengacaukan III. Kesimpulan
prinsip ketatanegaraan dan 1. Faktor-faktor yang
merusak independensi, menyebabkan Zico Leonard
kemandirian, kebebasan dan Djagardo Simanjuntak
kekuasaan hakim sebagai Prinsip mengajukan pengujian materiil
universal maupun kelembagaan ke Mahkamah Konstitusi
MK. Pengisian jabatan hakim MK dikarenakan dia memiliki
melalui 3 cabang kekuasaan alasan serta mengalami
Presiden, DPR dan Mahkamah kerugian konstitusional atas
Agung tidak dimaksudkan untuk Undang-Undang Nomor 7
mewakili kepentingan masing- Tahun 2020 tentang
masing institusi, melainkan untuk Perubahan Ketiga Atas
menjamin independensi MK Undang-Undang Nomor 24
sebagai penjaga konstitusi. Jika Tahun 2003 tentang
dibiarkan, tindakan ini hanya Mahkamah Konstitusi serta
merupakan bentuk dominasi dan tindakan pencopotan hakim
kontrol legislatif terhadap konstitusi Aswanto yang dinilai
kekuasaan kehakiman yang diintervesi politik oleh
berimplikasi pada posisi DPR,yang pada dasarnya
Indonesia yang semakin jauh dari lembaga konstitusi merupakan
koridor negara hukum dan HAM. lembaga yang independen
12

yang bebas dari intervensi


pihak mana pun.
2. Tindakan yang dilakukan DPR
atas pencopotan sepihak
Hakim Konstitusi Aswanto
merupakan tindakan
pelanggaran yang dinilai
bertentangan dengan Undang-
Undang Mahkamah Konstitusi
itu sendiri.Mahkamah
Konstitusi sebagai lembaga
independen tidak boleh
adanya intervensi DPR bahkan
lembaga eksekutif
sekalipun.Marwah seorang
hakim konstitusi tidak boleh
dilecehkan oleh pihak mana
pun.

Anda mungkin juga menyukai