Anda di halaman 1dari 50

No.

Dok : 14/MT/LKMT/01
MATERI TARBIYYAH
LEMBAGA MARHALAH TAMHIDI Pokok Bahasan : Kisah Nabi Adam
KAJIAN MANHAJ ______________________ No.Kode PB : 1.2.4.14.125
TARBIYAH
MADAH : KISAH NABI Status Revisi : 0/0
( LKMT)
Jumlah Halaman : 55

I. Tujuan Umum Madah


Mengenalkan kepada peserta tabiyah para nabi dan rasul yang disebutkan dalam
Al-Quran agar dapat meneladani mereka dalam jihad, kesabaran, keimanan dan
ketakwaan.
II. Tujuan Khusus (Kognitif):
1. Peserta menjelaskan kebutuhan manusia kepada para nabi dan rasul
alaihimussalam.
2. Peserta dapat menjelaskan tugas atau peran para nabi dan rasul serta tabiat da’wah
mereka.
3. Peserta mampu membedakan antara nabi dengan rasul
4. Peserta dapat menyebutkan jumlah para nabi dan rasul yang disebutkan Al-Quran.
5. Peserta mampu memberikan dalil bahwa Adam as adalah manusia pertama yang
telah memakmurkan bumi.
6. Peserta mampu menjelaskan washaya (pesan-pesan) Allah swt kepada Adam dan
keturunannya.
7. Peserta mampu menyebutkan berapa kali Adam as disebutkan oleh Al-Quran.
8. Peserta mampu menyebutkan kisah Qabil & Habil serta pelajaran yang dapat
diambil darinya.
9. Peserta menjelaskan alasan penamaan Adam as.
10. Peserta menyebutkan berapa kali kata “Adam” disebutkan dalam Al-Quran.
11. Peserta menjelaskan dengan dalil bahwa Adam as diciptakan dari tanah.
12. Peserta menyebutkan dengan ringkas karakteristik Adam as.
13. Peserta menjelaskan risalah Adam as.
14. Peserta menyebutkan perjanjian yang telah diambil Allah swt atas anak-anak
Adam as di alam arwah.
15. Peserta menyebutkan kejahatan pertama yang terjadi di muka bumi.
16. Peserta bersyukur atas ni’mat Allah yang tak terhingga.
17. Peserta mampu membedakan antara nabi dengan rasul.
18. Peserta dapat mendiskusikan dan memilih pendapat apakah Adam as nabi dan
rasul?
19. Peserta mampu menolak pendapat-pendapat yang mengatakan bahwa Adam as
bukanlah manusia pertama yang tinggal di bumi (bahwa ada adam-adam lain
selainnya).
20. Peserta dapat beriltizam dengan adab-adab terhadap Kitab Allah swt dan Sunnah
Rasul-Nya.
21. Peserta berhenti (puas) dengan nash-nash yang tegas dan jelas dalam penciptaan
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 1
Adam as.
22. Peserta menyebutkan pendapat para ahli tafsir tentang siapa yang berbuat
kerusakan sebelum Adam as diciptakan.
23. Peserta menyebutkan pendapat-pendapat tentang makna kata al-khalifah.
24. Peserta menyebutkan maksud dari kekhilafahan manusia di bumi.
25. Peserta menyebutkan mazhahir (bentuk-bentuk) takrim (pemuliaan) Allah swt
terhadap Adam as.
26. Peserta menjelaskan makna sujud malaikat kepada Adam as.
27. Peserta menyebutkan beberapa makna sujud.
28. Peserta menjelaskan hikmah penciptaan Adam as dari tanah.
29. Peserta bersemangat untuk bersikap tawadhu’ dan tidak takabbur.
30. Peserta meringkas beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kisah Adam as.
31. Peserta menghindarkan diri dari Iblis dan para penolongnya.
32. Peserta membenci takabbur dan istibdad (kediktatoran).
33. Peserta ridha dengan hukum Allah swt dan hukum Rasul-Nya.
34. Peserta bersegera bertaubat dan mohon ampun.
35. Peserta berhati-hati terhadap ma’shiat dan dosa.
36. Peserta berbekal di dunia ini dengan apa saja yang bermanfaat baginya di akhirat.
37. Peserta berusaha mencari alasan untuk orang lain (atas kesalahan mereka).

III. Tujuan Afektif danPsikomotorik


1. Peserta dapat berhati-hati dan menghindari sikap bermusuhan yang dapat
menyebabkan terjadinya kejahatan.
2. Peserta menjauhi permusuhan karena urusan duniawi dan hawa nafsu.
3. Peserta menyegerakan taubat dan tidak taswif (menunda-nunda)nya.
4. Peserta mampu menerima nasihat dan menjauhi sikap ‘inad (membangkang)
yang pasti membawa akibat buruk baginya.
5. Peserta berlindung dari was-was syaithan dan rayuannya.

IV. Pilihan Kegiatan


Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Kisah Nabi Adam

2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang Kisah Nabi Adam
b. Berdikusi dan tanya jawab tetang Kisah Nabi Adam ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotor
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
Nabi Adam
3. Kegiatan Penutup:
a. Evaluasi
b. Tugas mandiri

V. Kegiatan Pilihan Pendukung

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 2
1. Menyiapkan kaset video dan audio
2. Menyediakan pojok khusus kisah nabi di perpustakaan
3. Menyediakan gamar dan peta untuk menjelaskan tempat-tempat penting
4. Menulis di Koran dan majalah
5. Menyelenggarakan musabaqah ilmiah untuk kalangan muda
6. Menyelenggarakan daurah (training) seni wawancara (dialog)
7. Menghafal ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan tema cerita
8. Menugaskan para khatib untuk mengupas pelajaran-pelajar berharga dari kisah di
atas
9. Menyelenggarakan kajian pekanan bagi anak-anak di rumah untuk membahas
sirah nabi
10. Mempersiapkan muhadharah (ceramah) umum tentang manhaj para nabi dalam
berdakwah.

VI. Sarana Taqwim dan Mutabaah


1. Menguji hasil pemahamannya dari kisah nabi dan rasul
2. Mendampinginya dalam setiap aktivitas pendukung
3. Mengawasinya dalam meluruskan pandangan ahlul kitab tentang nabi.
4. Memantau tingkat interaksinya dengan apa yang difahami dari kisah para nabi
5. melakukan interviu untuk mengukur tingkat penguasaannya dari apa yang pelajari
6. Melakukan klarafikasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan manhaj yang telah
ditetapkan.

VII. Sasaran Tarbiyah Dzatiyah


1. Mengenal referensi kisah nabi adam ‘alaihi salam
2. Menyeleksi kitab-kitab yang benar dan terpercaya dari kitab-kitab israiliyat dalam
pemaparan kisah nabi
3. Menyebutkan alasan iblis dengan penolakannya untuk sujud
4. Menjelaskan bukti-bukti dialog ilahi dengan malaikatnya tentang Adam ‘alaihi
salaam.
5. Menyebutkan hikmah ilahiyyah dengan diamanahkannya adam menjadi khalifah
di bumi.
6. Menerangkan segala persipan adam ‘alahi salam untuk khilafah dibumi dan
segenap perbekalannya.
7. Menjelaskan tabiat hubungan adam dan iblis sejak penciptaannya.
8. Menjelaskan mengapa adam malanggar larangan tuhannya dan bagaimana Allah
menerima taubatnya.
9. Menjelaskan perbedaan maksiatnya adam kepada tuhannya dengan dengan
maksirnya iblis laknatullah ‘alahi,
10. Menjelaskan hikmah penciptaan iblis dan mengapa allah menciptakan hawa.
11. Menjelaskan peranan wanita dari pemahaman penciptaan hawa.
12. Menyebutkan bagian israiliyat dari kisah penciptaan adam dan menegaskan sikap
alqur’an yang tegas, dan menangkal syubhat yang menyebar pada tema tersebut
13. Apa alasan iblis yang menjadikannya enggan sujud atas perintah Allah
14. Bagaimana sikap malaiakat ketika diperintahkan sujud
15. Apa hikmah ilahi dalam pengangkatan adam menjadi khalipah
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 3
16. Apakah iblis dari malaikat ? dan mengapa diberi sangsi?
17. Bagaimana iblis bisa sampai ke syurga setelah allah mengusirnya?
18. Dari apa siti hawa tercipta?
19. Di mana syurga yang ditempati adam dan terusir darinya?
20. Apakah Adam nabi dan rasul?
21. Apabila adam nabi mengapa ia maksiat? Sedangkan nabi itu maksum?
22. Apakah adam makhluk pertama manusia dan tidak ada yang lain yang sejenis.
23. Apa pelajaran yang dapat anda ambil dari kisah Adam

‫ مراجع التعليم الذاتي واالستيفاء‬:-


VIII. Referensi Belajar Mandiri dan pendalaman

0‫قصص األنبياء لعبد الوهاب النجار‬ -1


0‫قصص األنبياء البن كثير‬ -2
0‫قصص األنبياء ألحمد بهجت‬ -3
IX. Muhtawa

ADAM AS

Adam, sebuah nama untuk manusia pertama. Ada beberapa pendapat tentang
alasan penamaan Adam:
 Ad-Dhahhak berpendapat bahwa kata Adam (‫)آدم‬
َ berasal dari kata al-udmah (‫)األد َمة‬
ْ
yang berarti ُ‫الس ْمَرة‬
ُّ (coklat), dan Adam as berkulit coklat.
 Namun An-Nadhr berpendapat bahwa al-udmah (‫)األد َمة‬
ْ berarti putih (‫اض‬
ُ َ‫)البي‬
َ dan
Adam as menurutnya berkulit putih. Orang Arab berkata: ‫َأد َماء‬
ْ ٌ‫نَاقَة‬ (unta adma) jika
warnanya putih. Bentuk plural (jamak) nya adalah udm (‫)ُأد ٌم‬ ِ
ْ dan awaadim (‫)َأواد ُم‬
َ
ِ ‫)حو‬.
seperti humr (‫ )مُحٌْر‬dan hawaamir (‫امر‬ َ ُ َ
 Pendapat lain mengatakan bahwa al-udmah berarti materi (zat). Udmatul ardhi ( ُ‫ُْأد َمة‬
ِ ‫)اَألر‬
‫ض‬ ْ artinya zat yang berasal dari bumi yaitu tanah, dan Adam as memang
diciptakan dari tanah, sedangkan bentuk jamaknya adalah ‫آد ُم ْو َن‬
َ (adamuun). Pendapat
terakhir ini adalah pendapat yang lebih kuat, Said bin Jubair berkata: “Dinamakan
Adam karena ia diciptakan dari materi tanah.”

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 4
Nama lain Adam adalah Insan dan kuniyah-nya1 adalah Abul Basyar.
Kata Adam terulang dalam Al-Quran sebanyak 25 (dua puluh lima) kali, sembilan
diantaranya dalam bentuk mudhaf ilaih (disandarkan) dengan kata bani dan dzurriyyah,
seperti dalam firman Allah swt:
      
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. (Al-A’raf
(7): 31).2

Sedangkan kata al-insan yang bermakna Adam as terulang sebanyak 3 (tiga) kali,
salah satunya adalah firman Allah swt:
     
Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar (Ar-Rahman (55): 14).3

Kata turaab (tanah) yang menjadi asal penciptaan Adam as disebutkan 4 (empat)
kali, diantaranya:
        
  
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah… (Al-hajj (22):5).4

Kata thiin (tanah) disebutkan 6 (enam) kali, diantaranya:


        
Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu).
(Al-An’am (6):2).5

Kata khalifah yang terkait dengan Adam as disebutkan sekali saja yaitu surat Al-
Baqarah (2) ayat 30:
         
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi."

Sedangkan ayat-ayat yang berbicara tentang kisah Adam as dan anak cucunya
cukup banyak di dalam Al-Quran. Beberapa hal penting yang perlu dibahas terkait
dengan Nabi Adam as adalah:

Hakikat Pertama: Materi Penciptaannya

1
Kuniyah adalah sebutan untuk seseorang yang dimulai dengan kata Abu, Ummu, atau Ibnu, misalnya Abu
Bakar, Ummu Aiman, Ibnu Abbas. (penerjemah).
2
Untuk kata Adam yang disandarkan dengan kata dzurriyyah dapat dilihat dalam surat Maryam (19) ayat
58. (penerjemah).
3
Dua ayat yang lain adalah Al-Hijr (15): 26 dan As-Sajdah (32): 7.
4
Ayat-ayat lainnya adalah Ar-Rum (30): 20, Fathir (35): 11, Ghafir (40): 67.
5
Ayat-ayat lainnya adalah Al-A’raf (7): 12, As-Shafat (37): 11, Shad (38): 71 & 76, dan Al-Isra (17): 61.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 5
Materi penciptaan Adam as adalah tanah. Disebutkan dalam beberapa riwayat
bahwa Allah swt mengutus satu malaikat untuk mengambil tanah dari bumi dengan
mencampurkan tanah dari berbagai tempat di bumi. Dicampurkan antara tanah merah,
putih dan hitam, oleh karenanya anak keturunan Adam as pun berbeda warna kulitnya.
          
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia
menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). (Fathir (35): 11).

Kemudian tanah itu dibasahi dengan air sehingga bercampur satu dengan lainnya
(thiin laazib), Allah swt berfirman:
     
Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat. (As-Shafat (37): 11).

Kemudian tanah itu dibiarkan hingga kering (hingga bila diketuk menimbulkan
suara karena amat keringnya) dan berbau.
        
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Al-Hijr (15): 26).

Lalu Allah swt menyempurnakan dan membentuknya dengan kedua tangan-Nya,


meniupkan ruh dari sisi-Nya serta menjadikan baginya pendengaran, penglihatan dan
akal pikiran sehingga ia menjadi makhluk yang berbeda. Maha Suci Allah swt Rabbul
alamin.
         
           
        
      
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air
yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-
Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur. (As-Sajdah (32): 7-9).

‫آد َم‬
َ ‫"ل َخلَ َ"ق‬ َّ ‫ ((ِإ َّن اهللَ َع َّ"ز َو َج‬:‫ َي ُق ْو ُل‬ ‫اهلل‬ ِ ‫ول‬ َ ‫ت َر ُس‬ ُ ‫ َس ِم ْع‬:‫ال‬ َ َ‫ي ق‬ِّ ‫َع ْن َأبِي ُم ْو َسى اَأل ْش َع ِر‬
‫"اء ِم ْن ُه ُم‬
َ ""‫ج‬
"َ َ‫ ف‬،‫ض‬ ْ ‫آد َم َعلَى قَ " " " ْد ِر‬
ِ ‫اَألر‬ َ ‫"اء َب ُن" " ْ"و‬
َ ""‫ج‬
"َ َ‫ ف‬،‫ض‬ ِ ‫اَألر‬ ِ ِ َ ‫ض " " " ٍة َقب‬
ْ ‫ض " " " َها م ْن َجم ْي" " " ِع‬ َ َ ‫م ْن َق ْب‬
ِ
‫ رواه‬.))‫ب‬ ُ ِّ‫ َوالطَّي‬،‫ث‬ ُ ‫ َوالْ َخبِْي‬،‫ْح" َ"ز ُن‬
َ ‫" َوال‬،‫الس ْه ُل‬
َّ ‫ َو‬،‫ك‬ َ ِ‫ َو َب ْي َن ذل‬،‫اَألس َو ُد‬
ْ ‫ َو‬،‫ض‬ ُ َ‫اَألبي‬
ْ ‫ َو‬،‫اَألح َم ُر‬
ْ
.‫صحيح‬
ٌ ‫حس ٌن‬
َ ‫حديث‬
ٌ :‫الترمذي وقال‬
Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra berkata: Saya mendengar Rasulullah saw saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah swt telah menciptakan Adam as dari genggaman setiap jenis tanah
di bumi sehingga keturunan Adam berbeda-beda sesuai perbedaan tanah tersebut.
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 6
Diantara mereka ada yang merah, putih, atau diantaranya. Ada yang mudah (bahagia),
ada pula yang sulit (sedih), ada yang buruk dan ada pula yang baik.” (HR. Tirmidzi &
beliau berkata: hadits hasan shahih).
Hal ini amat penting untuk kita ketahui sebagai bingkai pemahaman kita terhadap
teori penciptaan dan perkembangan manusia sehingga kita tidak tersesat dengan asumsi-
asumsi yang tak berdasar sedikitpun.
        
     
Aku tidak menghadirkan mereka untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan
tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah Aku mengambil orang-orang
yang menyesatkan itu sebagai penolong. (Al-Kahfi (18): 51).

Hakikat Kedua: Karakteristik Penting Adam as


(1) At-Tafkir & At-Ta’allum (‫َّعلُّ ُم‬ ِ َّ
َ ‫)الت ْفك ْي ُر َوالت‬
At-tafkir (berpikir) dan at-ta’allum (belajar) adalah karakteristik Adam as yang amat
penting. Allah swt berfirman:
       
       
          
      
        
       
  
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"Mereka menjawab: "Maha
Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini."
Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?" (Al-baqarah (2): 31-33).

".‫ َو َح ِق ْي ِر َها‬،‫ َجلِ ْيلِ َها‬:‫اء َج ِم ْي ِع اَأل ْشيَ ِاء ُكلِّ َها‬ ِ ِ
ْ ُ‫ َعلَّ َمه‬:‫اس َو َن َف ٌر م َن التَّابِع ْي َن‬
َ ‫َأس َم‬ ٍ َّ‫ال ابْ ُن َعب‬
َ َ‫ق‬
Ibnu Abbas ra dan beberapa orang tabi’in berkata: “Allah swt mengajarkan kepada Adam
as nama-nama semua hal, yang besar maupun yang kecil.”1
1
Lihat Tafsir Al-Qurthubi : I/282, di dalamnya tersebut tabi’in yang dimaksud yaitu Ikrimah, Qatadah,
Mujahid dan Ibnu Jubair rahimahumullah. (penerjemah).

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 7
ِ ِ ِ
ْ ‫ لَ" ِو‬:‫ َفَي ُق ْولُو َن‬،‫((ويَ ْجتَ ِم ُع ال ُْمْؤ م ُن ْو َن َي ْو َم القيَ َامة‬
‫استَ ْش" َف ْعنَا" ِإلَى‬ َ :‫ال‬ َ َ‫ ق‬ ‫س َع ِن النَّبِ ِّي‬ ٍ َ‫َع ْن َأن‬
،ُ‫"ك َمالَِئ َكتَ ""ه‬ َ ""َ‫ َوَأ ْس "" َج َد ل‬،‫"ك اهللُ بِيَ"" ِ"د ِه‬ ِ ‫ت َأبُ ""و الن‬
َ ""‫َّاس َخلَ َق‬ َ ‫ َفيَ ""ْأُت ْو َن‬،‫َر ِّبنَ ""ا‬
َ ْ‫ َأن‬:‫ َفَي ُق ْولُ"" ْ"و َن‬،‫آد َم‬
.)‫)) (رواه البخاري‬...‫اء ُك َّل َش ْي ٍء‬ َ ‫َأس َم‬
ْ ‫ك‬ َ ‫َو َعلَّ َم‬
Dari Anas ra dari Nabi Muhammad saw bersabda: “… dan manusia berkumpul pada hari
kiamat lalu mereka berkata: Alangkah baiknya jika kita meminta syafaat kepada
seseorang agar menghadap Allah swt. Lalu mereka mendatangi Adam as dan berkata:
“Engkau adalah bapak semua manusia, Allah swt telah menciptakanmu dengan tangan-
Nya, memerintahkan malaikat sujud kepadamu dan telah mengajarkanmu nama-nama
segala sesuatu…” (HR. Bukhari).
Para ulama berkata bahwa Adam as lah yang pertama kali berbicara dengan
semua bahasa – Arab maupun selain Arab. Mereka berdalil dengan ayat 31 surat Al-
Baqarah di atas:
   
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya. (Al-Baqarah (2):31).
Karena mereka berpendapat bahwa semua bahasa termasuk dalam pengertian asma
(nama-nama) pada ayat tersebut. Mereka juga berdalil dengan sabda Rasulullah saw:

.))‫ص ْي َع ِة‬ ِ ‫آدم اَألسماء ُكلَّها حتَّى ال َق‬


َ ‫" َوال ُق‬،‫ص َعة‬
ْ َ َ َ َ ْ َ َ ‫((و َعلَّ َم‬
َ
Allah swt mengajarkan Adam as semuanya sampai qash’ah (tempat makanan untuk
sepuluh orang) dan qushai’ah (kurang dari sepuluh).1
Disamping itu Allah swt telah memberikan kepada Adam as kemampuan
mengenali karakteristik segala sesuatu dan sarana memanfaatkannya. Az-Zamakhsyari
berkata: “Allah swt telah mengajarkan Adam as keadaan segala sesuatu dan semua
manfaat yang terkait dengannya baik manfaat duniawi maupun dini (agama).”2
(2) An-Nis-yan dan Ad-Dha’f (‫ف‬
ُ ‫ِّسيَا ُن َوالض َّْع‬
ْ ‫)الن‬
Lupa (nis-yan) dan lemah (dha’f) adalah salah satu karakteristik Adam as.
Dalilnya adalah pelanggaran yang dilakukan Adam as dengan memakan dari pohon yang
terlarang:
           
Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan
perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. (Thaha (20): 115).
(3) At-takrim lahu fi dzatihi (‫)التَّ ْك ِريْ ُم لَهُ فِي ذَاتِِه‬

Pemuliaan Allah swt terhadap diri Adam as. Hal ini terbukti dengan
diperintahkanNya malaikat untuk sujud kepada Adam as:
1
Tafsir Al-Qurthubi: I/284.
2
Al-Kasyaf – Lihat: Adam as, Al-Bahi Al-Khuli.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 8
     
Dan (Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka.. (Al-baqarah (2): 34).
Juga dengan ditempatkanNya Adam as di surga-Nya:
       
        
 
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang zalim. (Al-baqarah (2): 35).
Juga dengan dipilihNya Adam as sebagai nabi dan rasul-Nya:
   
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam… (Ali Imran (3): 33).
Disebutkan dalam hadits syafaat:

.)‫)) (رواه الدارمي‬...ُ‫آد َم فَِإ َّن اهللَ َخلَ َقهُ بِيَ ِد ِه َو َكلَّ َمه‬ ِ
َ ‫((انْطَلِ ُقوا ِإلَى‬
Pergilah kepada Adam as karena Allah swt telah menciptakannya dengan tangan-Nya dan
berbicara (memberi wahyu) kepadanya… (HR. Ad-Darimi).
Ibnu ‘Athiyyah berkata: “Adam as adalah nenek moyang kita, Allah swt telah
memilihnya dengan menciptakannya dan mengutusnya sebagai rasul dan berbicara
kepadanya seperti disebutkan dalam hadits.”1
Allah swt juga telah memuliakannya dengan menundukkan untuknya dan anak
cucunya semua yang berada di langit dan bumi:
          
      
Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Al-jatsiyah (45):
13).
Allah swt juga telah memuliakan semua keturunan Adam dengan kewajiban
berpegangteguh kepada manhaj-Nya, firman Allah swt:
       
      
1
Al-Muharrar Al-Wajiz.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 9
  
Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan. (Al-Isra (17): 70).
        
       
    
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang
tiada putus-putusnya. (At-Tin (95): 4-6).
Dan Allah swt telah memuliakan Adam dengan kenabian dan kerasulan bagi
sebagian anak cucunya:
       
 
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam…
(Maryam (19): 58).

(4) Al-I’tinas (‫اس‬ ِِ


ُ َ‫)االْئتن‬
I’tinas berarti kecenderungan untuk berkumpul dan berjiwa sosial. Allah swt telah
menciptakan Adam as dan keturunannya memiliki fitrah untuk senang berdekatan dan
berhubungan dengan sesama manusia. Boleh jadi kata “insan” (‫س ا ٌن‬ ‫ِإ‬
َ ْ‫ ) ن‬- yang berarti
seorang manusia - berhubungan dengan kata i’tinas yang keduanya berasal dari kata
“anisa” (‫ )َأنِس‬yang maknanya adalah senang mendekat. Meskipun pendapat yang lebih
َ
masyhur mengatakan bahwa kata insan berasal dari kata “nasiya” (‫ )نَ ِس ي‬yang maknanya
َ
lupa, namun tidak mengapa bila kita mengatakan bahwa kata insan berhubungan dengan
kedua-duanya.
Dalam bahasa Arab, masyarakat mengetahui bahwa al-makan al-anis (‫الْ َم َك ا ُن‬
‫س‬ ِ
ُ ‫ )اَألنْي‬artinya adalah tempat yang suka ditinggali oleh manusia; al-hayawan al-anis (
‫س‬ ِ
ُ ‫)احْلََي َوا ُن اَألنْي‬ adalah hewan jinak yang disukai manusia untuk tinggal bersamanya.
Sebaliknya, tempat yang tidak suka dijadikan tempat tinggal oleh manusia disebut al-
makan al-muhisy (‫ش‬ ِ
ُ ‫ )الْ َم َك ا ُن الْ ُم ْوح‬seperti hutan belantara dan penghuninya disebut al-
wuhusy (‫ش‬
ُ ‫الو ُح ْو‬
ُ ) atau binatang liar.
1

1
Al-Insan fil Quran, Ustadz Abbas Mahmud Al-‘Aqqad.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 10
(5) Al-ibtila (ُ‫)االبْتِالَء‬
ِ
Allah swt memberikan ibtila (ujian) kepada manusia, di mana unsur bumi (tanah)
dan unsur langit (ruh) menjadi satu bercampur pada diri manusia (Ada tarikan kebaikan
maupun kejahatan dalam jiwa manusia). Ada syetan yang terus menerus menunggu di
setiap jalan kebenaran yang ingin ditempuhnya sehingga Adam as dan Hawa pernah
tergoda olehnya meskipun peringatan ilahi telah diberikan kepada mereka berdua
sehingga mereka keluar dari surga dan hidup di bumi ini sampai batas waktu yang telah
ditentukan oleh Allah swt. Dan anak cucu Adam as akan tetap dalam ujian dan terancam
oleh godaan syaithan namun tidak ada yang dapat dikuasai oleh syaithan bila mereka
ikhlas dalam ketaatan kepada Allah swt. Allah swt berfirman:
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada
keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu
tidak melarangmu mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga).” Dan dia (syaitan)
bersumpah kepada keduanya: "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi
nasehat kepada kamu berdua." Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah
itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi
keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua
dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi kamu berdua?" Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah
menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. Allah
berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian
yang lain. dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari
.kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan". (Al-A’raf (7): 20-24)

       


      
          
       
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti
aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang
mukhlis (ikhlas) di antara mereka". Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus,
kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan
bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang
yang sesat.” (Al-Hijr (15): 39-42).

Hakikat Pertama: Risalah (Misi) Adam as

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 11
‫الر َسالَة‬
ِّ (misi) yang dikehendaki Allah swt dari Adam as adalah menjadi khalifah di
bumi:
         
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." (Al-baqarah (2): 30).
Az-Zamakhsyari berkata dalam Al-Kasyaf: “Yang dimaksud khalifah adalah
Adam as. Penyebutan Adam saja cukup untuk mewakili anak keturunannya seperti
penyebutan nenek moyang sebuah kabilah cukup mewakili kabilah itu. Seperti ucapan
Anda: “Mudhar”, “Hasyim” (maksudnya Banu Mudhar dan Banu Hasyim).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan: “Tampak bahwa Allah swt tidak
menginginkan Adam as semata. Karena jika hanya Adam yang dimaksud tidak layak
malaikat mengatakan:
      
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah?” (Al-baqarah (2): 30).
Sedangkan maksud malaikat adalah bahwa ada diantara keturunan Adam yang
melakukan perbuatan tercela itu.”
Khilafah ini menurut pendapat yang lebih kuat adalah amanah dari Allah swt
dalam menghukum dengan adil diantara hamba-hamba-Nya. Ibnu Jarir At-Thabari dalam
Jami’ul Bayan setelah menyebutkan riwayat Ibnu Abbas & Ibnu Mas’ud ra tentang
masalah ini mengatakan: “Maksud ayat ini sebagaimana riwayat Ibnu Mas’ud dan Ibnu
Abbas radhiyallahu’anhum: “Aku (Allah swt) akan menjadikan di bumi ini makhluk yang
akan mewakili-Ku dalam menghukum diantara hamba-hamba-Ku.” Dan khalifah itu
adalah Adam dan siapa saja yang yang berada dalam posisi yang sama dengannya yaitu
posisi ketaatan kepada Allah swt dan menghukum dengan adil diantara makhluk-
makhluk-Nya. Sedangkan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah tanpa alasan yang
benar bukanlah khalifah Allah swt dan bukanlah Adam as serta bukan pula hamba-
hamba-Nya yang taat kepada-Nya. Alasannya adalah karena kedua sahabat Rasulullah
saw tersebut telah mengabarkan bahwa Allah swt berkata kepada malaikat ketika mereka
bertanya kepada-Nya bahwa khalifah ini akan memiliki keturunan yang berbuat
kerusakan di bumi, saling hasad dan membunuh. Di sini Allah menyandarkan perbuatan
kerusakan dan menumpahkan darah kepada keturunan khalifah ini, bukan khalifah itu
sendiri.”

:‫ات اخْلِالَفَِة‬
ُ ‫ُم َق ِّو َم‬
ِ ‫ات اهلل واِإل مْيَا ُن بِِه وبِساِئِر َأر َك‬
ِ َ‫ان اِإل مي‬
.‫ان‬ ِ ‫ص َف‬
ِ ِ‫ العِْلم ب‬
ْ َ َ ُ
ِ ‫ النُّزو ُل علَى ح ْك ِم‬
. ‫اهلل يِف ُك ِّل َشْيٍئ‬ ُ َ ُْ
.)ُ‫اهلل َونَ ْش ُر ه َذا الْ َمْن َه ِج َومِح َ َايتُه‬
ِ ‫ض ِوفْق مْنه ِج‬
َ َ َ ِ ‫اَألر‬
ِ
ْ ُ‫(ع َم َارة‬
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 12
Adapun muqawwimat (penopang-penopang) khilafah ini adalah:
 Memiliki ilmu tentang sifat-sifat kesempurnaan Allah swt, sehingga keyakinan ini
mengantarkan kepada semua rukun iman (keimanan kepada-Nya, malaikat, kitab,
para rasul, hari akhir dan qadar baik maupun buruk).
 Menerapkan hukum-hukum Allah swt dalam setiap permasalahan.
Dengan bahasa lain: ‘imaratul ardh (memakmurkan bumi) sesuai manhaj Allah swt,
menyebarkan manhaj ini dan melindunginya dari makar musuh dan permainan orang
yang sia-sia.
Dengan risalah (misi) seperti ini, Adam as dan anak cucunya benar-benar diuji
dengan ujian yang berat karena ia diciptakan dari perpaduan antara ruh dan tanah,
sehingga ia harus mengkomposisikan antara keduanya di mana kepemimpinan atau
dominasi haruslah berada pada ruh. Bila kita ingat bahwa setan juga selalu menunggunya
di setiap jalan yang akan ditempuhnya bahkan seperti berjalan dalam pembuluh darahnya
seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits,1 ada makar manusia para pembantu setan,
ada ujian dunia berbentuk kesulitan maupun keindahannya, ditambah lagi dengan
panjangnya perjalanan ini, maka semua itu menambah beratnya ujian tersebut. Allah swt
berfirman:
      
    
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Al-Mulk (67): 2).

Hakikat Keempat
Allah swt telah mengambil janji dari anak-anak Adam untuk beribadah hanya
kepada-Nya dan meninggalkan penyembahan terhadap syaithan sejak mereka masih
berada di alam ruh, dan mereka berikrar untuk setia dengan janji tersebut.
        
        
         
 
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami

1
Yakni hadits yang diriwayatkan dari Ummul mu’minin Shafiyyah binti Huyay ra:
ِ ‫الش ْيطَا َن ي ْج ِري ِمن اِإْل نْس‬
‫ان َم ْج َرى الدَِّم‬ َّ ‫( ِإ َّن‬Sesunggunya setan berjalan pada diri manusia seperti aliran darah…)
َ ْ َ
(HR. Bukhari & Muslim). (Penerjemah).

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 13
menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)" (Al-a’raf (7): 172).
Namun setelah mereka keluar ke dunia, mereka terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok yang setia yaitu orang-orang yang beriman dan kelompok yang mengkhianati
perjanjian yaitu orang-orang kafir. Oleh karena itu Allah swt mengutus para rasul dan
menurunkan kitab-kitab kepada manusia untuk menjadi hujjah atas mereka (bukti bahwa
Allah swt telah menjelaskan kebenaran kepada manusia).
        
       
(mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-
rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa (4): 165).
        
    
Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan
telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (Fathir (35): 24).
     
      
        
        
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang
nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Al-hadid (57): 25).
Kemudian Allah Swt, memperingatkan manusia sejak awal dari musuh terbesar mereka,
yaitu iblis, sebagaimana Dia juga memperingatkan mereka dari tipu daya dunia. Firman
Allah swt:
       
     
        
       
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 14
 
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia
telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya
pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat
mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim
bagi orang-orang yang tidak beriman. (Al-a’raf (7): 27).
         
      
Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah
kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai
menipu memperdayakan kamu tentang Allah. (Fathir (35): 5).
Lalu Allah Swt menyeru manusia secara tegas untuk istiqamah dan bertaqwa dan
memperingatkan mereka dari kekafiran, melalui firman-Nya:
      
Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-
Nya dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. (Fushilat
(41): 6).
       
          
  
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa, itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Al-a’raf (7): 26).
       
         
     
        
Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang
menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka barangsiapa yang bertakwa dan
mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya. (Al-a’raf (7): 35-36).

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 15
Akan tetapi mereka tetap dalam kondisi demikian, yaitu ada yang beriman dan ada yang
kafir.

Hakikat kelima
Kejahatan pembunuhan pertama pada manusia dilakukan oleh anak Adam yang
pertama. Di mana pada suatu hari dua orang anak Adam as, Habil dan Qabil, sedang
duduk, mereka berkata: “Seandainya kita dapat mendekatkan diri kepada Allah dengan
berkurban…” Salah satu diantara mereka membawa kambing terbaik dan tergemuk yang
dimilikinya, yang lain membawa sebagian dari tanamannya, lalu turunlah api dan
membakar kambing dan membiarkan tanaman begitu saja. Pada saat itu tanda pengabulan
adalah api yang turun dan membakar kurban.
Yang tidak diterima kurbannya berkata kepada saudaranya: “Akan kubunuh
engkau.” Saudaranya menjawab: “Aku tidak akan melawan untuk kepentingan diriku,
sesungguhnya aku amat takut kepada Allah swt Rabbul ‘alamin. Kalau engkau
membunuhku aku ingin engkau membawa dosa membunuh dan dosa yang telah ada pada
pundakmu.”
Ia bermaksud menakut-nakuti saudaranya dari dosa membunuh, dan sama sekali
tidak pernah memanas-manasinya karena hal itu bertentangan dengan hadits:

)‫ب لَِن ْف ِس ِه)) (متفق عليه‬


ُّ ِ‫َأِلخْي ِه َما حُي‬
ِ ‫ب‬ َّ ِ‫َأح ُد ُك ْم َحىَت حُي‬ ِ
َ ‫((الَ يُْؤ م ُن‬
Tidak beriman seseorang diantara kamu sampai ia mencintai untuk saudaranya apa saja
yang ia cintai untuk dirinya sendiri. (Muttafaq ‘alaih).
ِ ِ ِِ
َ ‫ فَ ِإ ْن مَلْ يَ ْس تَ ِط ْع فَبِ َق ْلبِ ِه َوذل‬،‫ فَ ِإ ْن مَلْ يَ ْس تَ ِط ْع فَبِل َس انِِه‬،‫((م ْن َرَأى ِمْن ُك ْم ُمْن َك ًرا َف ْلُيغَِّي ْرهُ بِيِ ده‬
‫ك‬ َ
.)‫ان)) (رواه مسلم‬ ِ َ‫َأضعف اِإل مْي‬
ُ َْ
Siapa diantara kamu melihat kemunkaran hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya,
jika tidak sanggup maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan
itulah selemah-lemah iman. (HR. Muslim).
Namun saudaranya itu telah terpedaya (oleh setan) lalu membunuhnya kemudian
menyesal. Allah swt berfirman:

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang
sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah
seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata
(Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah Hanya
menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". "Sungguh kalau kamu
menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan
menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut
kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam." "Sesungguhnya Aku ingin agar kamu kembali
dengan (membawa) dosa (membunuh)ku dan dosamu sendiri, Maka kamu akan menjadi

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 16
penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim."
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya,
sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.
Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk
memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat
saudaranya berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat
seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu
jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal. (Al-Maidah (5): 26-31).

Dengan demikian anak Adam yang telah membunuh saudaranya itu mendapatkan
dosa setiap pembunuhan zalim(sengaja) yang terjadi di dunia setelah itu, karena dialah
yang pertama kali mencontohkannya sebagaimana hadits Rasulullah saw yang
diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud ra:

))‫اَألو ِ"ل كِ ْف ٌل ِم ْن َد ِم َها َأِلنَّهُ ََّأو َل َم ْن َس َّن ال َق ْت َل‬ َ ‫س ظُل ًْما ِإالَّ َكا َن َعلَى ابْ ِن‬
َّ ‫آد َم‬ ٌ ‫((الَ ُت ْقتَ ُل َن ْف‬
.)‫(متفق عليه‬
Tidak ada satu jiwapun yang terbunuh dengan aniaya kecuali anak Adam yang pertama
mendapat bagian dari darahnya, karena ialah yang pertama kali mencontohkan kejahatan
membunuh. (Muttafaq ‘alaih).

Hakikat Keenam
Bahwa keturunan Adam as semuanya diperintahkan untuk selalu tahadduts
menyebut-nyebut nikmat-nikmat Allah swt kepada mereka diantaranya adalah nikmat
perhiasan yang halal, makan dan minum secara normal dan wajar (tidak berlebihan).
        
        
        
         
       

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari
Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang
mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-
orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat."
Demikianlah kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (Al-
a’raf (7): 31-32).

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 17
Penciptaan Adam as dalam Al-Quran Al-Karim
Allah swt berfirman:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang
yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana." Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada
mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-
nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa
sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu
lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?" Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman
kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali
Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir. Dan kami
berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan
janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang
zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari
keadaan semula dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh
bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan." Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari
Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu!
Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti
petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati". Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka
itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al-baqarah (2): 30-39).
Allah swt berfirman:
           
    
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah"
(seorang manusia), maka jadilah dia. (Ali Imran (3): 59).
Firman Allah swt:
       
       

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 18
        
     
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu. (An-nisa (4): 1).
      
      
        
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (Al-Hujurat (49): 13).
         
        
        
    
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan
isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu
mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu).
Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah,
Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh,
tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". (Al-a’raf (7): 189).
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu,
kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", maka
.merekapun bersujud kecuali iblis, dia tidak termasuk mereka yang bersujud
11. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam)
di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya:
Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
12. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah, sesungguhnya kamu
termasuk orang-orang yang hina".
13. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".
14. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 19
15. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-
benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
16. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka,
dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur (taat).
17. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi
terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-
benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya".
18. (dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di
surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu
berdua termasuk orang-orang yang zalim."
19. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan
kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan
berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan
supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang
yang kekal (dalam surga)".
20. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah
termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua",
21. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya.
Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-
auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.
Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang
kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
22. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri,
dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami,
niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
23. Allah berfirman: "Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh
bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan
kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah
ditentukan".
24. Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari
bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
Sebagaimana Allah swt berfirman di ayat lain:
       
 
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan
mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang
lain. (Thaha (20): 55).

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 20
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin
sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah
liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka
tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Maka bersujudlah para malaikat itu
semuanya bersama-sama, kecuali iblis, ia enggan ikut besama-sama (malaikat) yang
sujud itu. Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-
sama mereka yang sujud itu?" Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada
manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk" Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena
sesungguhnya kamu terkutuk. Dan Sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai
hari kiamat". Berkata Iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku
sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka
Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh sampai hari (suatu)
waktu yang telah ditentukan.Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.
Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". Allah berfirman: "Ini
adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-
Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut
kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat
yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya. Jahannam
itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang
.tertentu dari mereka. (Al-hijr (15): 26-44)

Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua
kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. dia berkata: "Apakah aku akan sujud
kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah
kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika
Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan Aku
sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". Tuhan berfirman: "Pergilah,
barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka
Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan
hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan
kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan
berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. dan
tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka, dan cukuplah
Tuhan-mu sebagai Penjaga". (Al-isra (17): 61-65).
      
        

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 21
      
     
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam.” Maka sujudlah mereka kecuali iblis, dia adalah dari golongan jin, maka ia
mendurhakai perintah Tuhannya. patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya
sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?Aamat buruklah
Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (Al-Kahfi (18): 50).
Firman Allah swt:
Dan Sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan
perintah itu), dan tidak kami dapati padanya kemauan yang kuat. Dan (ingatlah) ketika
Kami berkata kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud
kecuali iblis, ia membangkang. Maka kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis)
adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia
mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan
sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas
matahari di dalamnya". Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan
berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan
yang tidak akan binasa?" Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah
bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun
(yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian
Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Allah
berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi
musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu
barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta,
padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah,
telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula)
pada hari ini kamupun dilupakan". (Thaha (20): 115-126).
Katakanlah: "Berita itu adalah berita yang besar, yang kamu berpaling daripadanya. Aku
tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang Al mala'ul a'la (malaikat) itu ketika
mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa
sesungguhnya Aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata". (Ingatlah) ketika
Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia
dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya
roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya". Lalu
seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis; dia menyombongkan diri
dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman: "Hai iblis, apakah yang
menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku?
Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang
(lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku
dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". Allah berfirman: "maka keluarlah

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 22
kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya
kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan". Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri
tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya
kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah
ditentukan waktunya (hari kiamat)". Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan
menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara
mereka. Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran
itulah yang Ku-katakan". Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam
dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka
kesemuanya. Katakanlah (hai Muhammad): "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu
atas da'wahku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. Al Quran
ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan
mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi. (Shad (38): 67-88).

Apakah Adam as Seorang Nabi & Rasul?


Pembahasan
Mungkin ada yang bertanya: “Apakah Adam as itu seorang nabi?”
Jawabnya tentu saja “ya” dan tidak ada perdebatan dalam masalah ini. Memang
benar bahwa Al-Quran tidak menyatakan dengan tegas tentang kenabian Adam as
sebagaimana nabi-nabi yang selainnya seperti Nuh as, Ibrahim as, Yunus as, dan Musa
as. Akan tetapi Al-Quran menyebutkan bahwa Allah swt berbicara langsung kepada
Adam (mukhatabah) tanpa perantara lebih dari sekali, dan mukhathabah tanpa perantara
adalah salah satu jenis wahyu sebagaimana difirmankan oleh Allah swt:
           
         
  
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang
utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.1
Dalam seruan langsung ini juga terkandung taklif (pembebanan kewajiban) untuk
mengikuti petunjuk dari Allah swt untuknya dan anak keturunannya:
         
        
         
    
1
Di belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar kalam Ilahi akan tetapi dia tidak dapat melihat-
Nya seperti yang terjadi kepada nabi Musa a.s.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 23
Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu
menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-
Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan
celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta". (Thaha (20): 123-124).
Di samping itu, hadits Rasulullah saw pun secara tegas menyatakan kenabian
Adam as.
ِ ِ ‫ ُق ْلت يا رسو َل‬:‫ال‬
َ " :‫َأي اَألنْبِيَاء َك ا َن ََّأول؟ قَ َال‬
."‫آد ُم‬ ُّ ،‫اهلل‬ ُْ َ َ ُ َ َ‫ ق‬ ‫َر َوى اِإل َم ُام َأمْح َ ُد َع ْن َأيِب ْ ذٍَّر‬
ِ ‫ ي ا رس و َل‬:‫ ُق ْلت‬:‫ال‬
‫ َك ِم‬:‫اهلل‬ َ َ‫ ق‬،"‫ " َن َع ْم نَبِ ٌّي ُم َكلَّ ٌم‬:‫ال‬ َ َ‫ يَ ا َر ُس ْو َل اهلل ََأو نَيِب ّ َك ا َن؟ ق‬:‫ت‬
َُْ َ ُ ُ ‫ُق ْل‬
."‫ش " َر‬
َ ‫س "ةَ َع‬
َ ‫ " َخ ْم‬:‫ُأخ َرى‬
ْ ً‫ال َم َّرة‬ َ َ‫ض " َعةَ َع ْش " َر َج ّم" اً غَ ِف ْي""راً" َوق‬
ْ ِ‫ "ثَالَثُ ِماَئ ٍة َوب‬:‫ال‬
َ َ‫الْ ُم ْر َس لُ ْو َن؟ ق‬
".‫ " َن َع ْم نَبِ ٌّي ُم َكلَّ ٌم‬:‫ قَ َال‬."ٌّ ‫آد ُم نَيِب‬ ِ
َ :‫ يَا َر ُس ْو َل اهلل‬:‫ت‬ ُ ‫ُق ْل‬
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar ra bahwa Abu Dzar berkata: Aku (Abu Dzar)
berkata: “Ya Rasulullah, siapakah nabi pertama? Nabi bersabda: “Adam” Aku berkata:
“Adam seorang nabi?” Beliau berkata: “Nabi yang diajak berbicara.” Aku berkata: ”Ya
Rasulullah, berapakah jumlah para rasul?” Beliau bersabda: “Tiga ratus sekian belas
orang, jumlah yang banyak.” Kali lain beliau berkata: “Lima belas.” (tiga ratus lima
belas). Aku (Abu Dzar) berkata: “Apakah Adam seorang nabi?” Beliau menjawab: “Ya,
nabi yang diajak bicara (oleh Allah swt).”1

‫ ((َأنَ"ا َس"يِّ ُد َولَ ِ"د‬:‫ص"لَّى اللَّهُ َعلَْي ِ"ه َو َس"لَّ َم‬ ِ ُ "‫"ال رس‬ ٍ ‫ي َعن َأبِي س ِع‬ ِِ
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫يد ق‬ َ ْ ُّ ‫َر َوى الت ِّْرمذ‬
ِ ِ ‫آدم يوم ال ِْقيام ِة واَل فَ ْخر وبِي" ِ"دي لِ""واء الْح "م‬
ُ‫آد َم فَ َم ْن ِس" َواه‬ َ ‫خ َ"ر َو َم""ا م ْن نَبِ ٍّي َي ْو َمِئ ٍذ‬
"ْ َ‫"د َواَل ف‬ َْ ُ َ ََ َ َ َ َ َ َْ ََ
.))‫ض‬ ْ ُ‫ش ُّق َع ْنه‬
ُ ‫اَأْلر‬ َ ‫ت لَِواِئي َوَأنَا ََّأو ُل َم ْن َت ْن‬
َ ‫ِإاَّل تَ ْح‬
Imam At-Tirmidzi telah meriwayatkan dari Abu Sa’id ra bahwa beliau berkata:
Rasulullah saw telah bersabda: “Aku adalah pemimpin anak Adam pada hari kiamat, dan
aku tak bermaksud membanggakan diri sedikitpun.2 Di tanganku lah bendera Al-hamd
(segala pujian)3, dan aku tak bermaksud membanggakan diri sedikitpun. Tidak ada
seorang nabi pun hari itu, Adam dan lainnya, kecuali berada di bawah benderaku. Dan
akulah yang pertama kali dibangkitkan dari tanah.”4
Adapun pertanyaan apakah Adam as adalah seorang rasul? Masalah ini
diperselisihkan oleh para ulama.

1
Musnad Imam Ahmad: V/178, cetakan Al-maktab Al-islami, Beirut.
2
Maksudnya beliau tidak merasa bangga karena hal itu beliau peroleh semata-mata karena pemberian Allah
swt. Dan beliau menyampaikannya semata menaati perintah-Nya agar diketahui oleh ummatnya. (Lihat
Tuhfah Al-Ahwadzi tentang syarah hadits ini – Penerjemah).
3
Maksudnya: karena Rasulullah saw adalah makhluk Allah swt yang paling terpuji, maka beliau pantas
mendapatkan panji atau bendera pujian tersebut. (Penerjemah).
4
Juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah. Lihat: Al-Fath Al-Kabir: I/274, cetakan Al-Halabi.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 24
Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa kerasulan itu dimulai sejak Nuh as
dengan sandaran firman Allah swt:
         
      
       
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa
yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa
yaitu: tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. (Asy-Syura (42): 13).
Juga dengan hadits tentang syafaat:

.)‫((اْئ ُـت ْوا ُن ْوحاً َّأو َل َر ُس ْو ٍل)) (رواه البخاري‬


Datanglah kepada Nuh, rasul pertama. (HR Bukhari).1
Hal ini mendorong kita untuk mengetahui perbedaan antara nabi dengan rasul.
Banyak berkata bahwa rasul adalah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah swt
dengan sebuah syari’at dan diperintahkan menyampaikannya. Sedangkan nabi adalah
seseorang yang diberikan wahyu oleh Allah swt dengan sebuah syari’at dan tidak
diperintahkan menyampaikannya.
Definisi ini dihafal oleh kebanyakan para penuntut ilmu.
Namun ketika diperhatikan, perbedaan seperti ini tidak lah teliti, karena
mengabaikan tugas dan fungsi nabi (yakni tabligh) dan menganggap bahwa wahyu yang
diberikan kepadanya seperti tersimpan begitu saja dan tak bermanfaat bagi siapapun.
Kalau begitu lalu apakah tugas seorang nabi kalau tidak menyampaikan (berdakwah)!?
Padahal kita tahu sejak kecil bahwa diantara sifat yang lazim (harus ada) pada diri para
nabi dan rasul adalah shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah?!
Dapat kita katakan bahwa mekipun terdapat perbedaan antara nabi dan rasul
seperti isyarat Al-Quran:
          
       
         
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi,
melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-
godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan
itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (Al-haj (22): 52).
Di mana huruf wawu (artinya “dan”) antara kata rasul dan nabi adalah huruf ‘athaf yang
berfungsi menunjukkan perbedaan, namun terdapat pula kesamaan antara keduanya
dalam fungsi tabsyir (memberi kabar gembira) dan indzar (memberi peringatan).

1
Ibnu ‘Asakir dalam At-Tarikh dari Anas. Lihat: Faidul Qadir III/961.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 25
Sehingga yang kita ambil tentang perbedaan antara nabi dengan rasul adalah pendapat
Al-Alusi yang mengatakan bahwa:

.ُ‫ث لَِت ْق ِديْ ِر َش ْر ِع َم ْن َق ْبلَه‬ َ ِ‫الر ُس ْو َل ُه َو َم ْن ُْأو ِح َي ِإلَْي ِه ب‬


ُ ‫" َوالنَّبِ ُّي ُه َو ال َْم ْبعُ ْو‬،‫ش ْر ٍع َج ِديْ ٍد‬ َّ
َّ ‫أن‬
Rasul adalah seseorang yang diberi wahyu oleh Allah swt dengan syariat baru, sedangkan
nabi adalah orang yang diutus untuk menetapkan dan syariat rasul sebelumnya.
Maksudnya: rasul datang membawa syariat baru atau hukum-hukum yang terinci
sebagaimana makna syariat dalam risalah mereka seperti firman Allah swt:
         
 
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu. (Asy-Syura (42): 13).
Sedangkan nabi diutus tidak membawa syariat baru tapi sekadar menetapkan
syariat sebelumnya, atau ia datang dengan membawa prinsip umum da’wah yaitu dasar-
dasar keimanan kepada Allah swt dan kaidah-kaidah akhlak yang suci, serta tidak
mengandung hukum-hukum yang baru.
Diantara dalil yang menunjukkan bahwa seorang nabi harus menjalankan
perannya menyampaikan wahyu yang telah disampaikan kepadanya ialah:
1. Firman Allah swt:

      


 
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus
para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. (Al-baqarah (2): 213).
Ayat ini menerangkan bahwa para nabi adalah para pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan dan hal itu juga adalah tugas para rasul tanpa perbedaan pendapat di kalangan
para ulama seperti difirmankan-Nya:
        
       
(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-
rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa (4): 165).
2. Allah swt menjelaskan bahwa tugas para nabi Bani Israil dalam firman-Nya
terkait dengan Taurat:
        
     
       
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 26
 
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi
oleh nabi-nabi yang menyerahkan diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah
dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (Al-maidah (5): 44).
Di mana nabi-nabi tersebut memutuskan dengan Taurat dan tentunya menyampaikannya
(hukm wa tabligh).
3. Demikian pula ayat yang mengisyaratkan perbedaan antara nabi dan rasul yaitu:

...        


Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang
nabi… (Al-haj (22): 52).
Ayat ini dengan tegas menyebutkan kata “arsalna” (Kami telah mengutus) para nabi
sebagaimana Allah swt mengutus para rasul.1
4. Hadits Rasulullah saw:

‫((ِإنَّهُ مَلْ يَ ُك ْن نَيِب ٌّ َقْبلِ ْي ِإالَّ َكا َن َحقًّا َعلَْي ِه َأ ْن يَ ُد َّل َُّأمتَهُ َعلَى خَرْيِ َم ا َي ْعلَ ُم هُ هَلُ ْم َويُْن ِذ ُر ُه ْم َش َّر َم ا‬
.)‫ (رواه مسلم‬.))‫َي ْعلَ ُمهُ هَلُ ْم‬
Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun sebelumku kecuali diwajibkan kepadanya
menunjuki ummatnya kepada kebaikan yang ia ketahui dan memperingatkan mereka
terhadap keburukan yang ia ketahui. (HR. Muslim).2
Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa nabi diberi wahyu berupa syariat
namun tidak menyampaikannya kepada ummatnya, hal ini jelas bertentangan dengan
konsekuensi kenabian bahkan masuk kategori menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah swt dan kita wajib menyucikan para nabi dari perbuatan tersebut.

Apakah Adam as adalah Manusia Pertama?

Kandungan Materi:
Zhahir (makna yang lebih kuat) dari beberapa nash (teks) Al-Quran menunjukkan
bahwa Adam as adalah manusia pertama tanpa dapat dibantah seperti terkandung dalam
penjelasan berikut ini:
1. Penisbatan manusia yang diberikan selalu kepada Adam as di mana ada beberapa

1
Kata “mengutus” menunjukkan ada ummat atau objek dakwah bagi setiap nabi. Ini menunjukkan bahwa
seorang nabi ditugaskan untuk menyampaikan (tabligh) kepada ummatnya. (Penerjemah).
2
Shahih Muslim: Kitab Al-Imarah. Lihat: An-Nawawi ‘ala Muslim: XII/234, Mathba’ah Mishriyyah.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 27
ayat Al-Quran yang berbunyi: َ ‫( يَا بَنِي‬Hai anak keturunan Adam). Sedangkan
‫آد َم‬ 1

tentang Adam as sendiri Allah swt berfirman kepada malaikat:

        



(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah". (Shad (38): 71).
Ini adalah pemberitaan tentang penciptaan makhluk baru di bumi seperti juga
firman-Nya:
       
 
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (Al-baqarah (2): 30).
Makhluk baru yang diciptakan dari tanah ini adalah awal mula kemunculan
manusia dan ia tidak dapat dinisbatkan kecuali kepada Adam as. Sedangkan
keturunannya diciptakan melalui proses pernikahan antara laki-laki dan
perempuan seperti firman-Nya:
        
          

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina. (As-sajadah (32): 7-8).
2. Dalam hadits syafaat yang terkenal terdapat juga penjelasan bahwa Adam as
adalah bapak manusia dan bukan orang lain. Disebutkan dalam Shahihain (dua
kitab hadits shahih – Shahih Bukhari & Shahih Muslim) bahwa ketika kesulitan
dan keadaan berat menimpa manusia yang bediri di mahsyar, sebagian orang
berkata kepada sebagaian lain agar mendatangi Adam, lalu mereka
mendatanginya kemudian berkata:

‫ك ِم ْن ُر ْو ِح ِه َو ََأمَر الْ َماَل ِئ َكةَ فَ َس َج ُد ْوا‬ ِ ِِ


َ ‫ك اللَّهُ بِيَده َو َن َف َخ فْي‬
َ ‫ت َأبُو الْبَ َش ِر َخلَ َق‬
َ ْ‫آد ُم َأن‬َ ‫((يَا‬
))...‫ك‬ َ ِّ‫ك ا ْش َف ْع لَنَا ِإىَل َرب‬
َ َ‫ل‬
“Hai Adam, engkau adalah bapak manusia, Allah swt telah menciptakanmu
dengan Tangan-Nya, meniupkan kepadamu langsung ruh ciptaan-Nya, dan
memerintahkan malaikat untuk sujud kepadamu lalu merekapun sujud.. mintalah

1
Ada 5 ayat Al-Quran yang mengandung ungkapan “Ya Bani Adam”: empat ayat di surat Al-Araf (surat
ke-7) yaitu ayat 26, 27, 31 dan 35, dan satu ayat di surat Yasin (surat ke-36) ayat 60. (Penerjemah).

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 28
syafaat untuk kami kepada Tuhanmu…”1
Dari penjelasan di atas tidaklah benar pendapat yang dikemukakan oleh beberapa
penulis bahwa telah ada sebelumnya adam-adam lain atau spesies manusia sebelum
Adam as.
Diantara yang berpendapat demikian adalah Ustadz ‘Afif Thabarah dalam
bukunya ‘Ma’al Anbiya Fil Quranil Karim” (Bersama Para Nabi Dalam Al-Quran) dalam
salah satu pembahasan yang berjudul “Adam bukanlah yang pertama kali tinggal di
bumi”.2
Demikian pula yang disebutkan oleh Syaikh ‘Abdul Wahhab An-Najjar dalam
bukunya “Qashash Al-Anbiya” bahwa sejak dulu dan sekarang ada orang-orang yang
mengklaim bahwa penduduk negeri lebih dahulu ada sebelum penciptaan Adam seperti
penduduk India… Bisyr Al-Ma’arri tentang keberadaan adam-adam lain selain Adam as
berkata:

‫آدِم‬
َ ‫آد ٌم َعلَى ِإثـْـ ـ ـ ِر‬
َ ُ‫☼ َق ْبـ ـلَه‬ َ ‫َجــاِئٌز َأ ْن يَـ ُك ْو َن‬
‫آد ُم َه ـ ـ َذا‬
Boleh saja di samping Adam as ini, sebelumnya ada adam demi adam yang lain.
Al-Fakhr Ar-Razi dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Al-Imam
Muhammad bin Ali Al-Baqir yang mengatakan: “Telah berlalu sebelum Adam as, bapak
kita, seribu adam lain atau lebih.” Kemudian Al-Fakhr Ar-Razi menanggapi dengan
komentar yang mengesankan beliau membolehkannya: “Aku berpendapat bahwa
perkataan ini (adanya manusia sebelum Adam as) tidak bertentangan dengan keyakinan
akan adanya permulaan alam semesta. Bagaimanapun, silsilah manusia harus berakhir
kepada manusia pertama, yang juga adalah seorang manusia. Adapun bahwa manusia
pertama itu adalah bapak kita Adam as, tidak dapat kita tetapkan kecuali melalui dalil
sam’i (Al-Quran & Hadits).”3
Namun sekali lagi, semua pendapat di atas hanyalah klaim yang bertentangan
dengan dalil. Menurut Ustadz Al-Bahi Al-Khuli pendapat seperti itu adalah ijtihad yang
penuh ketergelinciran di mana ia mengakibatkan seseorang men-ta’wil-kan4 ayat-ayat Al-
Quran tanpa alasan yang kuat. Dalam kajian ilmiah, ia merupakan madzhab orang-orang
yang meninggalkan sesuatu yang meyakinkan (al-yaqin) lalu mengambil dugaan-dugaan
(zhan), dan dalam tinjauan agama, ia adalah madzhab mereka yang tidak melepaskan
agama dan kehormatannya dari hal-hal yang syubhat.5
Diantara adab kita terhadap Al-Quran dan Sunnah Rasul-Nya kita berhenti atau
mencukupkan diri dengan nash-nash keduanya karena nash-nash tersebut tegas dan jelas,
kemudian kita menyerahkan apa-apa yang tidak dijelaskan Allah swt dan Rasul-Nya
1
Shahih Bukhari: Kitab At-Tauhid, Bab Firman-Nya “Allah berbicara kepada Musa” hadits No 6962;
Shahih Muslim: Kitab Al-Iman, Bab Kedudukan Terendah Penghuni Surga, hadits No 287. Teks di atas
adalah lafazh Muslim.
2
Hal 45, cetakan ke-empat.
3
Tafsir Ar-Razi: V/267, cetakan kedua – 1324 H ketika menafsirkan ayat-ayat di surat Al-Fajr.
4
Ta’wil dalam hal ini maksudnya: beralih dari makna yang lebih kuat (misalnya makna hakiki) ke makna
yang lebih lemah (misalnya makna kiasan). Ta’wil baru dibenarkan jika ia didukung oleh dalil yang kuat.
(Penerjemah).
5
Kitab: Adam alaihis salam, hlm 124, cetakan ke-3 – 1394 H.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 29
kepada ilmu Allah swt.

Khalifah & Khilafah


Al-Quran menyebut Adam, bapak manusia, dengan ungkapan khalifah:

      


       
     
        
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (Al-Baqarah (2): 30).
Apa makna khalifah di sini? Tampaknya dari pertanyaan malaikat kita melihat
bahwa ada jenis makhluk sebelumnya yang hidup di bumi berbuat kerusakan dan
menumpahkan darah. Mereka adalah kelompok-kelompok jin seperti yang disebutkan
oleh hadits riwayat Al-Hakim dari Ibnu Abbas ra bahwa beliau berkata:
ِ ‫ بِ" " "َألْ َف "ي َع" " ٍ"ام ال‬-  ‫آدم‬ ِ ‫اَألر‬ ِ ِ – ‫َك" ""ا َن فِيه" ""ا‬
‫ْج ُّن َبنُ " ""و‬ ْ َ َ ‫أي‬ ْ – ‫"ل َأ ْن يُ ْخلَ " " َ"ق‬ َ " " ‫ض – َق ْب‬ ْ ‫َأي في‬ َْ
‫ث اهللُ َعلَْي ِه ْم‬ ِ ‫اَألر‬ ِ ِ ‫اَألر‬ ِ ِّ "‫الج‬
َ ‫ض َب َع‬ ْ ‫س" " ُدوا في‬ َ ْ‫ َفلَ َّما َأف‬،‫اء‬َ ‫ِّم‬
َ ‫ض َو َس" " َف ُك ْوا ال ""د‬ ْ ‫س" " ُدوا في‬ َ ْ‫ فََأف‬،‫"ان‬ َ
.‫ْج ُْأو ُه ْم بِ َج َزاِئ ِر الْبُ ُحو ِر‬
َ ‫وه ْم َحتَّى َأل‬ َ َ‫ُج ُن ْوداً ِم َن ال َْمالَِئ َك ِة ف‬
ُ ُ‫ض َرب‬
Dua ribu tahun sebelum Adam diciptakan, bumi ini telah dihuni oleh jin anak keturunan
Jaan, mereka berbuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah. Ketika mereka telah
berbuat kerusakan, Allah swt mengutus tentara dari malaikat yang memukul mereka
hingga menyingkirkan mereka ke pulau-pulau di lautan.1
Pertanyaan malaikat: "Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?” semata-mata
ingin mengetahui tentang hikmah penciptaan khalifah berdasarkan pengalaman mereka
sebelumnya dengan bangsa jin yang telah berbuat kerusakan dan menumpahkan darah.
Atau mungkin pula malaikat memprediksi kerusakan yang akan terjadi berdasarkan ilham
dan fitrah mereka yang bersih.
Lalu Allah swt menjawab dengan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." Maksudnya: Aku mengetahui maslahat yang lebih besar
dengan penciptaan khalifah ini dibandingkan kerusakan yang kalian sebutkan. Karena
Aku akan menjadikan diantara mereka para Nabi, para Rasul, shiddiqun, syuhada,

1
Tafsir At-Thabari I/157 cetakan ke-3, th 1398 H.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 30
shalihun, ahli ibadah, orang-orang Zuhud, para wali, orang-orang yang dekat dengan-Ku
(muqarrabun), ulama yang beramal, orang-orang yang khusyu’ dan orang-orang yang
mengikuti para rasul alahimus salam.
Dapat juga diartikan bahwa khalifah adalah salah satu diantara khulafa (banyak
khalifah/pengganti).

      


   
Kemudian Kami jadikan kamu pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah
mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat. (Yunus (10): 14).

      


        
      
Dan Dia lah yang menjadikan kamu para pengganti yang berkuasa di bumi dan dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-
An’am (6): 165).
         
        
       
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir,
maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang
kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka. (Fathir (35): 39).

Imam At-Thabarabi meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri bahwa yang


dimaksud khalifah adalah keturunan Adam yang menggantikan bapak mereka, juga setiap
generasi yang menggantikan generasi sebelumnya.
Ada pula yang mengartikan khalifah dengan khalifatullah (pemegang mandat dari
Allah) dalam arti yang melaksanakan hukum-hukum Allah swt di muka bumi,
melaksanakan pesan-pesan Allah swt dan menjaga hukum-hukum-Nya. Diantara ayat
yang bermakna seperti ini adalah ayat tentang Nabi Dawud as:
     
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi
(Shad (38): 26).

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 31
Sebagian ulama mengecam pendapat yang mengatakan bahwa manusia adalah
khalifatullah. Inti alasannya adalah bahwa khalifah adalah pengganti atau wakil bagi
pihak yang tidak mampu, tidak hadir atau mangkat. Hal ini tidak laik dinisbatkan kepada
Allah swt yang selalu bersama hamba mengawasi mereka:
          
dan dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan. (Al-Hadid (57): 4).
          
          
   
Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada (pula)
pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan dia berada
bersama mereka di manapun mereka berada. (Al-Mujadilah (58): 7).
Mungkin juga mereka mengambil kisah yang disebutkan oleh Ibnu Khaldun
dalam Mukaddimah-nya bahwa Abu Bakar ra melarang sahabat yang memanggilnya
khalifah Allah, beliau mengatakan: “Aku adalah khalifah Rasulullah saw.”1
Sebenarnya keberatan ini tidak perlu terjadi karena makna yang mereka jelaskan
dari ungkapan “khalifatullah” cukup jauh dari pemikiran seorang muslim. Tetapi makna
yang hadir dalam benak seorang muslim dari kalimat khalifatullah adalah manusia
sebagai khalifah Allah swt dalam menyebarkan aqidah tauhid, rambu kebaikan dan
keadilan di muka bumi ini.
Dan masalahnya seperti yang disampaikan oleh ahli tafsir Abus-Su’ud: Allah swt
tidak membutuhkan hal ini. Akan tetapi karena keterbatasan peneriman khilafah, dan
ketidak layakannya menerima langsung dari, maka kekhilafahan secara khusus diberikan
kepada salah seorang bangsa manusia. 2 jumhurul mufssirin (Mayorotas ahli tafsir)
menyebutkan dua makna ini sekaligus.
Abus-Su’ud mengatakan dalam tafsirnya: “Yang dimaksudkan dengan khilafah
dari sisi Allah swt adalah dalam melaksanakan hokum-hukum-Nya, menerapkan
perintah-perintahNya pada manusia pengelolaan makhluk lainnya. Dan khilafah hanya
diberikan kepada penghuni bumi.3
Fakhrurrazi dan An Nasafi menyebutkan senada dengannya. 4
Hanya saja Al Khazin setelah menuturkan dua makna tadi melakukan tarjih pada
salah satunya: “Dan yang benar adalah bahwa ia dinamankan khalifah karena menjadi
kahlifah Allah di muka bumi untuk menegakkan ketentuan dan menerapkan keputusan-
Nya.5
1
Mukaddimah Ibnu Khaldun, hlm 191, cetakan IV, thn 1398 H.
2
82-81 :‫ ص‬/1 ‫ ج‬، ‫ تفسير أبو السعود‬.
3
81 :‫ ص‬،‫المرجع السابق‬
4
‫ في ذلك كتب التفسير لهؤالء العلماء عند تفسير أية الخالفة في سورة البقرة‬:‫ انظر‬.
5
40 :‫ ص‬/1 ‫ ج‬، ‫ تفسير الخازن‬.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 32
Selanjutnya, bahwa manusia itu tidak diciptakan tanpa tujuan atau main-main:
         
  
116. Maka Maha Tinggi Allah, raja yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain
Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. QS. Al Mukminun: 116
Hanya saja ia berperan untuk menjadi khalifahdi muka bumi, menegakkan
kebenaran dan keadilan, menebar kebaikan, kemaslahatan dan ketaqwaan di sana,
mengumandangkan kalimat Allah dengan menegakkan sunnah kauniyah dan syar’iyyah
di sana. Firman Allah:
      
         
     
165. Dan dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS.Al
An’am: 165
       
       
      
Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, QS.
Al Mulk: 1-2

Maka hendaklah manusia memikul perannya dengan sungguh-sungguh dan


bersemangat, dan merasakan adanya pertanggungjawaban dan bahaya di baliknya.

PENGHORMATAN DAN PEMULIAAN


Setelah Allah ciptakan Adam dan meniupkan ruh padanya. Allah perintahkan para
malaikat untuk menyambut makhluk baru itu dengan penyambutan penghormatan dan
pemuliaan, hal ini tampak dalam perintah Allah kepada para malaikat untuk bersujud
kepadanya.
        
        
 

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 33
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan
Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan
bersujud kepadanya". QS. Shaad: 71-72
Dalam dua ayat ini terdapat beberapa pemuliaan yang Allah khususkan kepada
Adam, yaitu:
1. Allah cipatakan dalam bentuk terbaik, paling sempurna, seperti yang ada dalam kata
“Taswiyah”
2. tiupan ruh
3. Perintah kepada para malaikat untuk bersujud kepadanya.
Sujud malaikat kepada Adam adalah sujud tahiyyah (penghprmatan) dan takrim
(pemuliaan), bukan sujud penyembahan dan peribadatan. Sebab sujud ibadah tidak boleh
dilakukan kecuali kepada Allah swt. Dan Allah tidak pernah menyuruh siapapun
menyembah selain-Nya.
Dari itulah tidak ada pembenaran bagi anggapan aneh sebagian orientalis tentang
penetapan sujud para malaikat kepada Adam dalam Islam, padahal yang diakui dalam
agama ini adalah sikap tegas terhadap masalah tauhid dan penolakan kemusyrikan, serta
mengkafirkan orang yang bersujud kepada selain Allah.1
Mereka lupa bahwa sujud ini adalah untuk memenuhi perintah Al Khaliq,
mengakui Kekuasaan dan Keagungan-Nya pada makhluk baru ini. Dan Allah telah
mencatat kutukan abadi-Nya atas Iblis karena menolak perintah sujud ini.
        
         
        
     
Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka
yang sujud itu?". Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang
Engkau Telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam
yang diberi bentuk" Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, Karena Sesungguhnya kamu
terkutuk, Dan Sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat". QS. Al
Hijr: 32-35
Sujud di sini bukan untuk penyembahan dan pengagungan, akan tetapi untuk
pemuliaan dan penghormatan.
Hanya saja sebagian orang berpandangan bahwa sujud di situ bukanlah sujud
yang dikenal dalam shalat, yaitu dengan meletakkan dahi di atas tanah, tetapi dengan
menundukkan kepala yang terdapat unsure pemuliaan dan penghormatan.
Al Qurthuby mengatakan dalam tafsirnya: “Ada kaum yang berkata, bukanlah ini
sujud yang biasa sekarang ini, dengan meletakkan dahi di atas tanah, akan tetapi sujud
1
‫ ط دار الهالل‬، 27 :‫ ص‬، ‫ اإلسالم وأباطيل خصومه " لألستاذ العقـاد‬P‫ " كتاب حقائق‬:‫ انظر‬.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 34
dalam makna lughawinya (bahasa), yaitu: merendah dan taat, artinya mereka patuh
kepada Adam dan mengakui kemuliaannya1.
Al ‘Aqqad berkata: Kata sujud telah diketahui maknanya dalam bahasa Arab,
sebelum bangsa Arab mengenal shalat dalam Islam. Mereka tidak pernah memahaminya
bahwa kata sujud itu hanya bermakna ibadah, bukan lainnya. Karena mereka biasa
mengatakan : Sajadtu=’aghdhadhtu (aku tundukkan kepala) asjada ‘ainahu=ghadhdha
minha (memejamkan matanya) sajadatinnakhlatu (pohon kurma itu merunduk), sajada
(menundukkan kepalanya untuk menghormati) sajada li ‘azhimin (menghormatinya,
tenang di hadapannya).
Tidak ada pertentangan antara makna kalimat ini, antara sujud kepada Adam dan
tauhidullah. Sujud ini adalah untuk ta’zhim.
Dalam Al Qur’an terdapat beberapa bukti kata sujud dengan makna lughawi, yaitu
merunduk, diantaranya firman Allah:
   
Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada nya. QS. Ar
Rahman: 6
         
    
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk
yang melata di bumi dan (juga) para ma]aikat, sedang mereka (malaikat) tidak
menyombongkan diri. QS. An Nahl: 49
Nabi Yusuf mengungkapkan:
        
      
(ingatlah),
ketika Yusuf Berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku 2 , Sesungguhnya Aku
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud
kepadaku."QS. Yusuf:4
Dalam ayat lain:
           
    
        
            
  
1
273 :‫ ص‬/1 ‫ ج‬:‫ تفسير القرطبي‬.
2
bapak Yusuf a.s. ialah Ya'qub putera Ishak putera Ibrahim a.s.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 35
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di
bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata
dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang Telah
ditetapkan azab atasnya. dan barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun
yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia kehendaki. QS. Al Hajj:
18
Maka kata sujud itu memiliki beberapa makna dan tampilan lain, selain yang ada
dalam shalat. Dan sangat mungkin, sujud para malaikat kepada Adam adalah seperti
yang ada dalam makna ini.
Meskipun kepada makna pertama ada kecenderungan, karena secara zhahir
perintah pada kata: “faqa’u” terdapat kesan bahwa seruan itu kepada para malaikat untuk
serentak sujud kepada Allah, sebagai penghormatan kepada Adam.
Sujud diarahkan untuk menghormati Adam. Penghormatan kepada Adam adalah
penghormatan kepada anak cucunya. Penghormatan kepada Adam tidak terbatas pada hal
ini saja, akan tetapi Allah memuliakan manusia dalam bentuk-bentuk lain lagi.
1. Allah telah muliakan Adam dalam bentuk penciptaan yang paling baik bentuk dan
sosoknya.
      
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . QS.
At Tin: 4
2. Allah telah tundukkan apa yang ada di langit dan di bumi sesuai dengan
kebutuhannya.
          
      

Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. Al
Jatsiyah: 13
3. Allah muliakan manusia dengan ilmu pengetahuan, yang membantunya
melaksanakan perannya dalam hidup:
      
      
         

31. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 36
benar!"
32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain
dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; QS.Al Baqarah: 31-32
4. Allah muliakan dengan kekuatan akal yang mampu menangkap hakekat banyak
hal, dan rahasia dari yang ada.
5. Allah muliakan dengan sifat-sifat mulia yang merupakan pancaran dari sifat
rububiyah, seperti ilmu, kemampuan, pendengaran dan penglihatan.
Dan Islam hadir mengumandangkan kemuliaan ini dengan jelas dan gambling,
sehingga membuka pintu kemuliaan dan obsesi, memenuhi hatinya dengan tsiqah dan
kemuliaan.
Bandingkanlah pemuliaan yang diberikan Islam dengan teori-teori filsafat modern
tentang manusia, yang memandangnya sebagai makhluk paling rugi dan celaka. Manusia
dilihat tidak lebih dari serangga hina, atau belatung yang ada di sampah kehidupan,
seperti yang diungkapkan oleh Syarter. Atau memandangnya tidak lebih dari seekor kera
yang Allah ciptakan untuk bermain-main dalam waktu yang panjang dan melelahkan
seperti yang dikatakan oleh Netch.1
Dengan ini pula dapat diperoleh data betapa jahatnya orientalis J. A Geronbawm
dalam bukunya “HADHARATUL ISLAM/peradaban Islam, ketika mengatakan: Dan
Islam sejak semula tidak pernah mengakui, kecuali sedikit sekali, dan Al Qur’an
memaksa mereka untuk menerima kehinaan asal-usulnya secara fisik.2
Ungkapan ini betul-betul dusta. Sebab manusia belum pernah mendapatkan
pemuliaan seperti yang diberikan Islam. Penjelasan Islam tentang asal-usul manusia dari
air dan tanah, adalah pengakuan terhadap realitas yang tidak mungkin ditolak, seperti
yang diungkapkan secara logis dan dikuatkan oleh penelitian-penelitian ilmiah.
Jika dilakukan uraian terhadap fisik manusia maka akan ditemukan susunan
seperti yang terdapat dalam susunan tanah bumi ini-sebab manusia adalah bagian
segumpal darinya- seperti hidrogin,besi, kalsium, potassium, karbon, dst… demikian juga
ketika manusia mati, fisiknya akan terurai kepada bahan dasar yang membentuk tanah
bumi ini.
Dan Islam ketika mengajak manusia melihat asal penciptaannya, sesungguhnya
hanya untuk mengingatkannya akan kelemahan asalnya, mengingatkan ketidak
berdayaannya sehingga tidak melampaui batas, dan tersesat dari jalan lurus.
    

dan manusia dijadikan bersifat lemah. QS.An Nisa’: 28


mengingatkannya pada asalnya agar tidak sombong
     

1
43 ‫ مع األنبياء في القرآن الكريم – عفيف طبارة‬.
2
ibid

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 37
Bukankah kami menciptakan kamu dari air yang hina ?1 QS. Al Mursalat: 20
Pada waktu yang sama tidak menjadikan fisik sebagai landasan dalam keutamaan
atau pemuliaan. Semua manusia berasal dari sisi ini dari segi keberadaannya. Tidak ada
yang lebih utama yang membedakannya dari yang lain.

‫أبوهــم آدم واألم حــواء‬ : ‫الناس من جهة التمثـيل أكفـاء‬


‫يفاخـرون به فالطين والماء‬ : ‫فإن يكن لهم في أصلهم شـرف‬

Manusia itu dari sisi bentuknya sama, Adam ayahnya dan ibunya
Jika ada kemuliaan dari asal muasal yang dibanggakan, maka itulah tanah dan air
Islam memperhitungkan kemuliaan manusia pada titik lain eksistensinya, yaitu
sisi ruhiyah. Dari sisi inilah terdapat karakteristik manusia yang berhak dimuliakan dan
dibanggakan, dan makhluk lain memberikan penghormatan.
Dari itulah Islam menanggalkan kebanggaan unsur tanah atau kedekatan nasab
dengan generasi masa lalu.

‫ أو ليكــونن أهــون‬،‫ لينتهين قوم يفتخرون بآبائهم‬،‫" كلكم آلدم وآدم من تراب‬
)2(
"‫على اهلل من الجعالن‬
“Semua kalian dari Adam, dan Adam terbuat dari tanah.sungguh mereka mau
berhenti membanggakan nenek moyangnya, atau Allah jadikan mereka lebih hina dari
belatung.
)3(
"‫"من بطأ به عمله لم يسرع به نسبه‬
Barang siapa yang lambat amalnya, maka nasabnya tidak akan mengangkatnya.

‫ مـؤمن تقي‬،‫ وفخرهـا باآلبـاء‬، ‫"أيها النـاس إن اهلل أذهب عنكم عبيـة الجاهليـة‬
)4(
"‫ والناس بنو آدم وآدم من تراب‬،‫وفاجر شقي‬
Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah hilangkan dari kalian kebanggaan
jahiliyah, dan nenek moyang. Mukmin yang bertaqwa dan pendurhaka yang celaka.
1
yang dimaksud dengan air yang hina ialah air mani.
2
()،‫ فإذا شمت رائحة طيبة ماتت‬،‫ والجعالن دويبة سوداء تعيش على القاذورات‬،‫البراز عن حذيفة‬
37 :‫ص‬/5 ‫ انظر فيض القدير ج‬.
3
()/ 1 ‫" والدارمي ج‬.. ‫مؤمن كرب ٍة‬
ٍ ‫رواه مسلم عن أبي هريرة في حديث طويل أوله "من نفس عن‬
‫ ط دار الفكر‬، 99 : ‫ ص‬.
4
()‫ ط بيروت‬، 361 :‫ ص‬/ 2 ‫ ج‬،‫ مسند اإلمام أحمد‬.
________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 38
Manusia adalah anak cucu Adam dan Adam berasal dari tanah.
Kehormatan manusia berpulang kepada aspek ruhiyah bukan pada sisi tanahnya.
Berpulang kepada tiupan dari atas bukan segenggam tanah yang rendah. Dengan aspek
ruh manusia mampu mengemban pancaran sifat-sifat dari Yang Maha Tinggi,
menjadikannya mendengar dan melihat, hidup, berbicara, membuat malaikat siap
menyambutnya dengan senang.
Sedang sisi kedua adalah segumpal tanah, yang mudah lapuk, keras dan a lot.
Kemuliaan manusia tergantung pada dominasi sisi ruhiyah. Hidup bukanlah fisik
semat, atau kesenangan saja.

ً‫من الحياة أن يلقى لبوسا‬ : ‫لحا اهلل صعلــوكاً مناه وهمــه‬


ً‫ومطعما‬
Allah membenci si miskin, yang obsesi dan cita-citanya. Dalam hidup ini hanya
pakaian dan makanan.
Kemudian Islam datang mengingatkan manusia akan nilai materialnya,
menyadarkannya akan status etikanya. Manakah yang masih kurang? Islam tidak
membiarkan aspek material manusia, bahkan memberikan perhatian padanya. Arahan
Nabi Muhammad sangat jelas menunjukkan perhatian terhadap fisik manusia dan
kebersihannya, sehingga bisa tampil dalam keadaan yang indah.
Islam membangun interaksi sesama manusia atas dasar pengakuan akan eksistensi
manusia secara keseluruhan, fisiknya, ruhnya, akalnya, hatinya, hobinya, dan
perasaannya. Sebagaimana Islam meletakkan dasar perbaikan di atas prinsip ini.
Kebahagiaan manusia dan ketenangannya dalam hidup tidak akan terwujud tanpa
terpenuhinya dua sisi ini bersamaan. Inilah Islam yang menegaskannya pada setiap taujih
(arahan), syariah (hokum) dan adabnya (etika).

Apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut
Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek
moyangmu1 , atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia
ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah
baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang
bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka"2. Mereka Itulah orang-orang yang mendapat bahagian
daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. QS. Al
Baqarah: 200-202

‫دروس من قصة آدم‬


1
adalah menjadi kebiasaan orang-orang Arab Jahiliyah setelah menunaikan haji lalu Bermegah-megahan
tentang kebesaran nenek moyangnya. setelah ayat Ini diturunkan Maka memegah-megahkan nenek
moyangnya itu diganti dengan dzikir kepada Allah.

2
inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 39
PELAJARAN DARI KISAH ADAM ALAIHISSALAM
Dalam kisah Adam ini terdapat beberapa pelajaran yang patut direnungkan dan dijadikan
cermin, kami ungkapkan di antaranya:
1. Setelah penjelasan Allah tentang prinsip-prinsip penugasan yang terdapat dalam
perintah dan larangan-Nya, seperti pada ayat:
       
       


(dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di
surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu
berdua termasuk orang-orang yang zalim." QS. Al A’raf: 19
Setelah itu kita dapati peringatan Allah kepad Adam tentang adanya hambatan-
hambatan yang akan menghalanginya melaksanakan tugas ini. yaitu dalam bentuk
permusuhan abadi dengan Iblis, dalam surah lain:
       
   

Maka kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu
dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu
berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. QS. Thaaha: 117
Iblis adalah hambatan pertama bagi manusia sejak menerima tugas. Dan iblis
telah menetapkan dirinya selama hidupnya untuk hal ini. sejak di usir dari surga
karena menolak perintah ia minta untuk ditangguhkan sampai hari kiamat.dan
permintaan itu dikabulkan:
        
 

Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya1 sampai waktu mereka dibangkitkan".


Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
QS. Al A’raf: 14-15
Dan iblis ditangguhkan tidak untuk diam atau tidur, tetapi untuk mengintai

1
Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya
berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 40
manusia dan menggodanya ke manapun ia menuju.
       

82. Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau Aku akan menyesatkan mereka
semuanya,
83. Kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka 1. QS. Shaad

Dan jelas sekali dari kisan di atas bahwa permusuhan ini terjadi di manapun
berada, ia akan dating kapan dan di manapun arahnya.
      
        
       


16. Iblis menjawab: "Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat). QS. Al A’raf
Dan Iblis memliki banyak pembantu dari bangsa manusia
      
        
        

112. Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-
syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan
kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia)2 [499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
QS. Al An’am

1
[1304] yang dimaksud dengan mukhlis ialah orang-orang yang Telah diberi taufiq untuk mentaati segala
petunjuk dan perintah Allah s.w.t.

2
[499] maksudnya syaitan-syaitan jenis jin dan manusia berupaya menipu manusia agar tidak beriman
kepada nabi.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 41
Akan tetapi mereka tidak akan berdaya di hadapan orang yang berpegang teguh
dengan agama Allah:
       
  
       
 

99. Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Tuhannya.
100. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi
pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. QS. An Nahl.

2. Adam melakukan kesalahan di hadapan Rabbnya, akan tetapi dengan cepat


kembali dan meminta ampun kepada Rabbnya yang Maha Perkasa:
       
   
23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada
kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. QS. Al A’raf.

Sedangkan iblis menambhakan durhaka besarnya itu dengan meneruskannya dan


mendebat Allah Yang Maha Perkasa, menolak perintah-Nya.
    
61. …. "Apakah Aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari
tanah?" QS. Al Isra.
         
 
12. … menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari
api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". QS.Al A’raf
Ini jelas kufur. Dari itulah Al Khaliq swt mengusirnya dari surga dan dijauhkan
dari rahmat Allah.
         
   
13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu sepatutnya
menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 42
termasuk orang-orang yang hina". AL A’raf
Allah tetapkan laknat kepadanya dan para pengikutnya.
       
     

43. Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang Telah diancamkan
kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya.
44. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk
golongan yang tertentu dari mereka. QS. Al Hijr.
Demikianlah kaidah setiap orang yang menolak hukum syar’iy –apalagi yang
telah diketahui secara aksiomatic dari agama- dan tidak menganggap bahwa yang
telah Allah turunkan tidak wajib diterapkan, maka ia telah mengikuti jalan yang
pernah dirintis oleh iblis.
Adapun orang yang mengalami kelemahan sesaat dalam menjalankan tugas dari
Allah, karena kelemahan dan kelalaian, kemudian ia segera menyadarinya seperti
yang dikatakan Adam alaihissalam:
       
   
23. Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami
sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada
kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. QS. Al A’raf.
        
        

70. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh;
Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS. Al Furqan.

"‫ وال صغيرة مع اإلصرار‬،‫("ال كبيرة مع االستغفار‬1).


Tidak ada dosa besar yang disertai istighfar, dan tidak ada dosa kecil, yang dilakukan dengan terus
menerus. HR. Ad Dailamiy, Ath Thabrani
Sesungguhnya perintah Allah harus dijaga, dilindungi, dan diterima dengan penuh
penyerahan, penghormatan dari seluruh manusia.
        
          
1
()437 ‫ ص‬6 ‫ انظر فيض القدير جـ‬.‫ والطبراني‬،‫ الديلسي في مسند الفردوس‬.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 43
     
36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya Maka
sungguhlah dia Telah sesat, sesat yang nyata. QS. AL Ahzab
        
        
 
65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan,
Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap
putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. QS. An
Nisa
Dan siapapun yang melakukan seperti yang dilakukan adalah iblis menolak
perintah Tuhannya, atau mengungkapkan pandangannya yang berbeda dengan
perintah Allah, atau memutuskan bukan dengang yang telah Allah putuskan.
Maka ia berhak mendapatkan hukum yang pernah dijatuhkan kepada iblis, karena
pengikut itu mengikuti hukum yang diikuti. Dan Allah swt telah melarang kita
mengikuti dan mentaati syetan, dan menyebutkan sebagai ibadah. Firman Allah:
        
      
      
        

60. Bukankah Aku Telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu
tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi kamu",
61. Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. inilah jalan yang lurus.
62. Sesungguhnya syaitan itu Telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu,
Maka apakah kamu tidak memikirkan ?. QS. Yasin
Demikianlah, dengan memahami perberbedaan antara ma’siyat Adam alaihisalam
dan ma’siyah iblis, penerapan Islam menempati posisi penitng dalam kehidupan.

3. Manusia senantiasa dinaungi dengan pertolongan Allah swt, dijaga dengan


lindungan dan kasih sayang Allah jika berada dalam perintah-Nya, berjalan di atas
ajaran-Nya. Ketika itulah diberikan anugerah Allah dalam bentuk barakah dan

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 44
rahmat.
       
         
 
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin
Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana.
Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang
yang bersyukur. QS. Al A’
       
      
   
96. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah
kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya. QS. Al A’raf
Sedangkan ketika jauh dari kitabullah dan wahyu-Nya, maka tercabutlah
selendang taqwa dan keamanan, menempatkan diri pada penyebab kesempitan
dan kecelakaan.
        
  
        
       
 

124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya


baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta".
125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan Aku dalam
keadaan buta, padahal Aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"
126. Allah berfirman: "Demikianlah, Telah datang kepadamu ayat-ayat kami,
Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari Ini kamupun dilupakan".
QS. Thaaha.
Dan Adam ketika berada dalam keindahan surga, berpakaian lengkap, bersenang-
senang terpenuhi semua kebutuhannya primer maupun komplementer tanpa susah
payah, demikian juga Hawa.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 45
       
      

118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan
telanjang,
119. Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan
ditimpa panas matahari di dalamnya". QS. Thaha.
Dan ketika keduanya makan buah, melanggar perintah Allah terbukalah auratnya,
dan telanjang tanpa pakaian.
       
       

22. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu
daya. tatkala keduanya Telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya
aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun
surga….QS. AL A’raf.

ً‫تجرد عرياناً وإ ن كان كاسيا‬ : ‫إذا المرء لم يلبس ثياباً من التقى‬

Jika seseorang tidak mengenakan pakaian taqwa, maka ia bugil telanjang


meskipun kelihatannya berpakaian
Inilah kaidah AL Qur’an yang mengungkapkan dengan tegas.
       
       
      
 

112. Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang
dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari
segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena
itu Allah merasakan kepada mereka pakaian 1 kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. QS. AnNahl

1
Maksudnya: kelaparan dan ketakutan itu meliputi mereka seperti halnya Pakaian meliputi tubuh mereka.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 46
4. Dapat diambil dari firman Allah:
      
Bahwa Adam alaihissalam sejak awal mula diciptakan adalah untuk menjadi
penghuni bumi. Adapaun keberadaannya di surga saat itu adalah untuk waktu
sementara, berbekal diri untuk dirinya dan anak cucunya dengan bimbingan yang
diperlukan sebagai khalifah setelah itu. Firman Allah:
        
         
     
     

38. Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika
datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih
hati".
39. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami, mereka itu
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. QS. Al Baqarah.
Turunnya Adam alaihissalam adalah untuk menegakkan risalah di muka bumi. Ia
turun tidak dengan kehinaan dan pengusiran, akan tetapi turun dengan disertai
rahmat dan pertolongan Allah. Sebab sangat mungkin jika surga itu memang
mejadi tempat menetapnya maka Allah akan menghukumnya dengan hukuman
lain selain dikeluarkan darinya, seperti celaan, cibiran, atau keluar sementara dari
surga, dll.
Akan tetapi Adam alaihissalam diciptakan dari tanah agar menjadi khalifah di
sana berdasarkan teks Al Qur’an yang jelas. Tidak ada makhluk lain yang dapat
mengelolanya, mengenali karakteristiknya. Karena Adamlah yang beasal dari
tanah, kembali ke tanah, hubungannya dengan tanah adalah hubungan anak
dengan induknya.
Seseorang pernah bertanya kepada Al Hasan Al Bashriy: “Adam itu diciptakan
untuk berada di langit atau di bumi? Jawab Hasan: “Ia diciptakan untuk berada di
bumi. Ia berkata: “Bagaimana pendapatmu jika Adam berpegang teguh dengan
perintah Allah dan tidak makan buah itu? Jawab Hasan: “Pasti dia makan buah
itu, karena ia memang diciptakan untuk menghuni bumi.1
Hadits dialog Adam dan Musa alaihimassalam menguatkan makna ini, seperti
yang terdapat dalam shahih Al Bukhary dan Muslim. Dari Abu Hurairah ra
berkata:

‫ أنت ال""ذي أخ""رجت الن""اس ب""ذنبك" من‬:‫"ح""اج موس""ى آدم عليهم""ا الس""الم فق""ال ل""ه‬
1
581 :‫ ص‬/ 4 ‫ ج‬، ‫سير أعالم النبالء‬

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 47
‫ ي ""ا موس ""ى أنت ال ""ذي اص ""طفاك اهلل برس ""الته" وبكالم ""ه‬:‫" ق ""ال آدم‬.‫الجن ""ة وأش ""قيتهم‬
.‫علي قب""ل أن يخلق"ني‬
َّ ‫أتلومني على أمر قد كتب""ه اهلل علي قب"ل أن يخلق""ني أو ق"دره‬
.)1("‫ فحج آدم موسى‬:  ‫قال رسول اهلل‬
Nabi Musa berkata kepada Nabi Adam alaihimassalam: Engkaulah yang karena
dosamu membuat manusia keluar dari surga dan sengsara. Adam menjawab:
Wahai Musa, Engkaulah yang dipilih Allah dengan risalah, dan berdialog dengan-
Nya. Apakah Engkau salahkan aku atas urusan yang telah Allah tetapkan atasku
sebelum aku diciptakan. Rasulullah saw bersabda: Adam menjawab pertanyaan
Musa dengan kuat.
Ibnu Katsir berkata: hadits ini diriwayatkan dengan banyak redaksi, dan focus
dalam kitab shahihain dan lainnya adalah bahwa Nabi Musa menyalahkan Adam
karena mengeluarkan dirinya dan anak cucunya dari surga. Adam berkata: Aku
tidak mengeluarkan kamu semua dari surga, sesungguhnya yang mengeluarkan
kalian adalah yang mengeluarkanku karena makan buah, yang telah menetapkan
dan menentukan itu sebelum aku diciptakan adal Allah swt. Lalu mengapa kamu
salahkan aku atas sesuatu yang tidak ada hubungannya denganku, lebih dari aku
dilarang makan buah lalu aku memakannya. Pengeluaran dari surga sebagai
konsekwensi hal ini bukanlah perbuatanku. Aku bukan mengeluarkan kalian,
bahkan diriku sendiri dari surga. Sesungguhnya hal ini adalah keputusan Allah,
yang pasti ada hikmahnya. Dari itulah Adam alaihissalam menjawab pertanyaan
Musa.
Kemudian Ibnu Katsir berkata: Dan barang siapa yang mendustakan hadits ini,
maka ia tergolong pembangkang. Hadits ini adalah hadits mutawatir dari Abu
Hurairah ra, orang yang berada dalam puncak keadilan, hafalan dan ketelitian.
Kemudian diriwayatkan pula dari para sahabat lainnya.
5. Kemdian jika Adam lupa dan makan buah yang dilarang mendekatinya, ternyata
ia menyesali salahnya dan meminta ampunan Allah, dan Allah memberinya
ampunan dan rahmat seketika itu pula. Dan semua bekas kesalahan telah bersih
total dengan taubat ini.
         
  

37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat 2 dari Tuhannya, Maka Allah
menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang. QS. AL Baqarah.

1
()‫ رواه البخاري ومسلم وغيرهما‬.
2
tentang beberapa kalimat (ajaran-ajaran) dari Tuhan yang diterima oleh Adam sebahagian ahli tafsir
mengartikannya dengan kata-kata untuk bertaubat.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 48
Maka Adam tidak turun ke muka bumi kecuali dengan lembaran bersih tidak ada
bekas dosa dan salah. Maka tidak ada dosa warisan yang dibebankan di leher
manusia sejak kelahirannya seperti yang difahami oleh gereja. Tidak ada juga
penebus dosa seperti kata gereja bahwa Isa ibn Maryam disalib untuk menebus
dosa manusia dari kesalahan Adam.
Kesalahan Adam adalah kesalahan pribadi yang dan selesai dengan taubat, dan
Allah memilihnya menjadi nabi. Masalah keselahan sudah selesai tidak ada lagi
yang tersisa, kecuali bekal pengalaman yang membantu manusia dalam
pertarungan panjang sepenjang zaman.
      
122. Kemudian Tuhannya memilihnya1 Maka dia menerima taubatnya dan
memberinya petunjuk. QS. Thaaha
6. Tidak ada lagi kesalahan setelah bertaubat dan terpilih. Tidak ada lagi dosa
warisan yang diterima anak cucu. Setiap orang menghadapi hidup ini dengan
bersih tanpa dosa yang ia warisi. Tidak ada dosa yang membebani punggunnya.
Firman Allah:
     
Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain 2. QS. Fathir. 28
     
38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang Telah diperbuatnya, QS. AL
Muddatstsir
Dan manusia dengan sikap perbuatanya sendiri akan dapat menjaga lembarannya
ini tetap bersih sampai berjumpa kembali dengan Rabbnya. Dan sama saja bagi
yang dapat menjaganya bersih atau menodainya dengan penyimpangan, maka ia
tidak akan dihisab (diperhitungkan) kecuali yang telah ia perbuat sendiri, dan
tidak ada urusan dengan perbuatan dosa orang lain.
         
 

39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya,
40. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). QS.An Najm
       

1
Maksudnya: Allah memilih nabi Adam a.s. untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.
2
Maksudnya: masing-masing orang memikul dosanya sendiri-sendiri.

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 49
       
      

13. Dan tiap-tiap manusia itu Telah kami tetapkan amal perbuatannya
(sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan kami keluarkan baginya pada
hari kiamat sebuah Kitab yang dijumpainya terbuka.
14. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab
terhadapmu". QS. Al Isra

________________________________
Materi Tarbiyah Tamhidi, madah kisah nabi, pb. Nabi Adam 50

Anda mungkin juga menyukai