Anda di halaman 1dari 16

E-ISSN: 2809-4166

K A S T A Received : 24 November 2022


Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan Revised : 22 Desember 2022
Website: http://ejournal.baleliterasi.org/index.php/kasta Accepted : 25 Desember 2022

EVALUASI KURIKULUM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM DI MTSN 1 BELUMAI REJANG LEBONG

1
Hasni Rumiana, 2Deri Wanto
1,2
Institut Agama Islam Negeri Curup
*Corensponds email: hasnirumiana10@gmail.com

ABSTAK
Penelitian ini bertujuan untuk perencanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama, pelaksanaan
evaluasi pembelajaran pendidikan agama, hasil evaluasi pembelajaran pendidikan agama.
pendekatan kualitatif serta menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. alat pengumpulan
data menggunakan, yaitu observasi, dokumentasi, angket dan wawancara. hasil dari penelitian
ialah sebagai berikut: (1) Perencanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama di Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang Lebong Tahun 2022 pendidikan agama sudah mampu
mengembangkan silabus serta RPP secara mandiri sinkron dengan potensi siswa dan terbiasa
meniru contoh yang sudah ada; (2) pelaksanaan evaluasi pembelajaran pendidikan agama di MTs
Negeri 1 Belumai Rejang Lebong Tahun 2022 adalah Pendidik agama belum sepenuhnya
melaksanakan tahap-tahap penilaian sesuai dengan standar evaluasi dan KKM, (3) hasil evaluasi
pembelajaran pendidikan agama di MTs Negeri 1 Belumai Rejang Lebong Tahun 2022 yang
diperoleh peserta didik sudah mencapai hasil yang baik diatas batas minimal kelulusan (KKM)
yaitu 70. diperlukan bagi ketua sekolah dan para pendidik MTs Negeri 1 Belumai Rejang Lebong
khususnya pendidik pendidikan agama buat meningkatkan kompetensi profesionalnya supaya
dapat menjalankan tugasnya secara optimal.
Kata kunci : Evaluasi Program Pembelajaran, Pendidikan Agama.
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan sedang diguncang oleh banyak sekali perubahan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat, serta ditantang untuk menjawab banyak sekali konflik lokal
dan perubahan global yang terjadi begitu pesat. Perubahan serta permasalahan tadi meliputi
pasar bebas (free trade) tenaga kerja bebas (free labour) dan perkembangan IPTEK yang
sangat cepat. Hal tersebut mendukung pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan
yang harus dilakukan terus menerus. sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai sarana
dalam membentuk watak bangsa. Peningkatan sumber daya manusia ialah dimensi penting
dalam proses pembangunan nasional yang berkaitan dengan dimensi ekonomi, sosial,
budaya serta agama.Usaha peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaian. Keduanya saling terkait,
sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Selanjutnya

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 192


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang
baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik. Oleh sebab itu pengembangan
sumber daya manusia wajib mendapatkan perhatian secara sungguh-sungguh sesuai
perencanaan secara sistematik dan rinci menuju masa depan. buat menaikkan kualitas
sumber daya manusia salah satunya adalah melalui jalur pendidikan serta secara formal
pendidikan di selenggarakan oleh sekolah. dalam proses penyelenggaraan pendidikan pada
sekolah terjadi proses belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor, baik guru, siswa,
materi, fasilitas maupun lingkungan. pada usaha untuk mencapai tujuan itu seluruh kegiatan,
fasilitas, atau dana serta daya diorientasikan untuk pencapaian misi atau tujuan tadi. dalam
usaha untuk mencapai tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan sudah sinkron
dengan tujuan, sejauh mana proses untuk mencapai tujuan itu di tempuh, adakah faktor yang
menghambat usaha itu serta bagaimana mengatasinya. Upaya untuk mengetahui hal tersebut
dilakukan melalui penilaian. Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen
yang tidak kalah penting dengan proses pembelajaran. saat proses pembelajaran dicermati
menjadi proses perubahan tingkah laku siswa, peran penilaian proses pembelajaran menjadi
sangat penting. penilaian adalah suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa serta
menginterpretasi berita untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh
siswa. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran ihwal kualitas
pembelajaran sebagai akibatnya pada gilirannya akan bisa membantu pengajar
merencanakan strategi pembelajaran.(Arikunto, 2021)
Bagi siswa sendiri, sistem evaluasi yang baik akan mampu memberikan motivasi
untuk selalu meningkatkan kemampuannya. penilaian program pembelajaran artinya suatu
proses untuk mendapatkan isu tentang hasil pembelajaran.(Nuriyah, 2016) dengan demikian
focus evaluasi pembelajaran ialah hasil, baik hasil yang berupa proses juga berupa produk.
info yang akan terjadi pembelajaran ini kemudian dibandingkan menggunakan hasil
pembelajaran yang sudah ditetapkan. Jika hasil konkret pembelajaran sesuai menggunakan
yang akan terjadi nyata yang ditetapkan, maka pembelajaran dikatakan efektif. sebaliknya,
Bila yang akan terjadi nyata pembelajaran tidak sinkron dengan hasil pembelajaran yang
ditetapkan, maka pembelajaran kurang efektif.Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 193


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
pada peserta didik. Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas
mengajar dan aktivitas belajar. Proses belajar-mengajar merupakan dua peristiwa yang
berbeda, tetapi keduanya memiliki hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi
yang saling mempengaruhi dan menunjang satu sama lain.(Pane & Dasopang, 2017)
Dengan demikian fokus evaluasi pembelajaran adalah pada hasil, baik hasil yang
berupa proses maupun produk. Informasi hasil pembelajaran ini kemudian dibandingkan
dengan hasil pembelajaran yang telah ditetapkan. Jika hasil nyata pembelajaran sesuai
dengan hasil yang ditetapkan, maka pembelajaran dapat dikatakan efektif. Sebaliknya, jika
hasil nyata pembelajaran tidak sesuai dengan hasil pembelajaran yang ditetapkan, maka
pembelajaran dikatakan kurang efektif. Pendidik menggunakan berbagai alat evaluasi sesuai
karakteristik kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Dalam bidang pendidikan,
pendidikan agama mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan umum. Tujuan
pendidikan agama adalah melatih peserta didik untuk memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama selaras dengan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Sebagai salah satu pilar pembangunan sumber daya manusia, kualitas pendidikan
agama sangat penting bagi pembangunan negara, bahkan dapat dikatakan bahwa masa depan
bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas.(Hia et al., 2022)
Evaluasi terhadap program studi PAI juga mutlak diperlukan guna memperoleh data
yang nyata tentang situasi atau keadaan yang akan dipertimbangkan nantinya dalam
menentukan kebijakan selanjutnya. Penilaian proyek dalam pembelajaran PAI merupakan
penilaian terhadap proses pembelajaran interaksi guru-siswa atau teacher-involved
learning.(Wafi & Artikel, 2017). Tujuan penilaian adalah untuk memperoleh beberapa
informasi yang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Membuat pelaksanaan
evaluasi bermakna. Agar penilaian menghasilkan informasi yang sebenarnya, diperlukan
sejumlah faktor pendukung. Dari berbagai faktor yang diperlukan untuk evaluasi, guru
memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan evaluasi.(View of Konsep
Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam, n.d.) Kegiatan untuk mengidentifikasi
materi sebaiknya masuk dalam ranah kognitif, afektif, atau psikomotorik, dan saat guru
menyusun rencana pembelajaran (RPP), mengidentifikasi jenis atau metode penilaian yang
akan dilakukan dalam pembelajaran. Evaluasi hasil belajar ranah kognitif dengan
menggunakan teknik tes.(Redzali, n.d.) Format tes masa depan untuk mengukur ranah
kognitif di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang Lebong meliputi: tes lisan di

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 194


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
kelas dan tes lisan di kelas. tes tertulis baik dalam bentuk pilihan ganda, uraian obyektif,
uraian bebas, jawaban atau isian singkat maupun menjodohkan. Sedangkan penilaian ranah
afektif berbentuk laporan diri siswa yang menunjukkan konsistensi perilaku yang
mengandung nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang biasanya dilakukan
dengan mengisi angket. Selain itu dilakukan dengan pengamatan guru dalam pembelajaran
maupun di luar jam pelajaran yang terkait dengan minat dan sikap siswa dalam belajar dan
memerlukan lembar pengamatan. Contoh nilai afektif yang dinilai di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 1 Belumai Rejang Lebong adalah seperti Fokusnya pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam, kedisiplinannya dalam mempelajari mata pelajaran agama di sekolah,
motivasinya yang kuat untuk mempelajari lebih jauh tentang kurikulum agama Islam yang
diterimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam.
Namun dalam bidang gerakan spiritual, ketika guru Pendidikan Agama Islam Madrasah
Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang Lebong tidak melakukan proses praktikum atau tes
kinerja siswa, kegiatan penilaian dilakukan dengan mengukur keterampilan. Akibatnya
siswa hanya dapat memahami satu materi dan tidak mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah
yang sebenarnya, dan bentuk pengujian dalam bidang gerakan spiritual juga harus dilakukan
oleh guru pendidikan agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang
Lebong. , yang meliputi penilaian yang diberikan oleh kepala sekolah , seperti gerakan doa
dan rutinitas mandi.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara kerja atau
metode kerja yang sistematis (dilakukan secara terencana dan cermat) untuk memecahkan
masalah dengan menemukan fakta dan kesimpulan yang dapat memahami, menjelaskan,
memprediksi dan mengendalikan keadaan.(Jonathan & Militina, 2019)
Metode deskriptif dapat digunakan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
menyelidiki dengan menggambarkan atau menggambarkan keadaan subjek penelitian saat
ini (individu, lembaga, komunitas, dan lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang muncul atau
yang muncul. Ya. Sumber data kualitatif berupa kata-kata dan tindakan, selebihnya
merupakan data tambahan berupa dokumen. Dalam penelitian ini penentuan lokasi
dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, baik dari segi ekonomi (kemampuan
peneliti menanggung biaya) maupun secara kualitatif (kebenaran lokasi

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 195


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
penelitian).Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang
Lebong. Prosedur pengumpulan data yang terdapat dalam suatu penelitian akan
memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara valid dan fleksibel, yang pada
gilirannya memungkinkan dirumuskannya generalisasi yang obyektif. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu: a.) Observasi Non Partisipan.
B.) Teknik Komunikasi Langsung. 3.) Dokumentasi. Adapun alat pengumpul data yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah : a.) Pedoman wawancara, b.) Catatan
lapangan. c.) Kamera.(Jonathan & Militina, 2019) Teknis analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, Atur data, pisahkan menjadi unit
yang dapat dikelola, cari dan temukan pola, temukan apa yang penting dan apa yang telah
Anda pelajari, dan putuskan apa yang akan diberitahukan kepada orang lain.
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumen, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori-kategori, menguraikannya ke dalam unit-unit, mengolahnya,
menyusunnya menjadi pola, memilih yang penting dan yang tidak penting. akan diteliti, dan
ditarik kesimpulan sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain. Data yang berhasil dikumpulkan peneliti tidak selalu sesuai dengan kebenaran fokus
penelitian, dan bahkan dapat dipalsukan atau dilebih-lebihkan. Untuk itu perlu dilakukan
pengecekan terhadap data yang terkumpul agar peneliti dapat memiliki tingkat kepercayaan
yang tinggi saat melakukan pengecekan terhadap data tersebut.(Jonathan & Militina, 2019)

PEMBAHASAN

Dalam perencanaan evaluasi program pembelajaran pendidikan agama di Madrasah


Tsanawiyah Negeri 1 Belumai menggunakan evaluasi formatif. Penggunaan perencanaan
evaluasi program pembelajaran evaluasi formatif, dikarenakan evaluasi formatif mengacu
pada evaluasi yang muncul selama proses atau produk itu dirancang. Hal itu tergambar dari
pernyataan kepala sekolah “Perencanaan evaluasi program pembelajaran pendidikan agama
di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai menggunakan evaluasi formatif. Penggunaan
perencanaan evaluasi program pembelajaran evaluasi formatif, dikarenakan evaluasi
formatif mengacu pada evaluasi yang muncul selama proses atau produk itu dirancang”.
Penggunaan penilaian formatif dipergunakan buat memperbaiki
pengembangan, dan dapat dikatakan sebagai penilaian berkelanjutan yang mengiringi upaya

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 196


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
pengembangan atau proses perubahan yang lebih besar . penilaian formatif sangat poly
digunakan, contohnya, waktu melakukan implementasi acara atau sistem pengajaran baru.
Hal itu tergambar dari pernyataan “evaluasi formatif umumnya digunakan untuk
memperbaiki pengembangan, dan bisa dikatakan menjadi evaluasi berkelanjutan yang
mengiringi upaya pengembangan atau proses perubahan yang lebih akbar. penilaian formatif
sangat banyak dipergunakan, contohnya, ketika melakukan implementasi program atau
sistem pedagogi baru”
Begitu juga pengawas, memberikan saran dan masukan terhadap perencanaan
pembelajaran yang dibuat oleh pendidik. Hal ini dilakukan oleh pengawas agar perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh pendidik sesuai dengan standar penyusunan, tetap mengacu
pada kurikulum yang ada serta Ada strategi yang lebih efektif dan efisien dalam proses
pembelajaran nanti. sehingga rencana yang dikembangkan oleh pendidik bisa diterapkan
sesuai menggunakan situasi sekolah. Inilah yang disampaikan kepala sekolah “Pengawas
memberikan saran serta masukan terhadap RPP yang dikembangkan oleh pendidik. Hal ini
dilakukan sang pengawas agar planning studi yang disusun pendidik memenuhi standar
penyusunan, tetap mengacu di kurikulum yang terdapat, dan dimutakhirkan nanti pada
proses pembelajaran. strategi yang efektif dan efisien sehingga agar acara-program yang
dikembangkan oleh pendidik dapat diterapkan sesuai dengan situasi sekolah.
Implementasi Penilaian Pembelajaran PAI di Madrasah Tsanawyah Negeri
Belumai, kec. padang ulak tanding dilaksanakan pada awal kegiatan, tengah kegiatan
pembelajaran akhir kegiatan pembelajaran. Evaluasi ini termasuk jenis evaluasi formatif.
Penilaian disini tidak hanya berbentuk formatif akan tetapi juga sub sumatif dan sumatif,
yang pelaksanaannya membutuhkan waktu khusus untuk melaksanakan evaluasi sehingga
evaluasi benar-benar telah disiapkan secara matang, begitu pula pelaksanannya. Karena
untuk melihat hasil selama proses pembelajaran tidak mungkin evaluasi langsung
dilaksanakan sepenuhnya. Untuk itu penilaian yang berbentuk sub sumatif (mid semester)
dilaksanakan tidak lain bertujuan untuk melihat hasil dari kegiatan yang telah berlangsung
selama beberapa kali pertemuan. Begitu pula untuk evaluasi semester yang bertujuan untuk
melihat tingkat penguasaan materi peserta didik dari awal pertemuan hingga akhir. Hasil
wawancara dari guru PAI “pelaksanaan penilaian pembelajaran dilaksanakan di awal
aktivitas, tengah aktivitas pembelajaran akhir kegiatan pembelajaran. penilaian ini termasuk
jenis penilaian formatif. evaluasi disini tidak hanya berbentuk formatif akan tetapi juga sub

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 197


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
sumatif dan sumatif, yang pelaksanaannya membutuhkan saat khusus buat melaksanakan
penilaian sebagai akibatnya evaluasi benar-benar sudah disiapkan secara matang, begitu juga
pelaksanannya. karena buat melihat yang akan terjadi selama proses pembelajaran tidak
mungkin penilaian eksklusif dilaksanakan sepenuhnya. buat itu penilaian yang berbentuk
sub sumatif (mid semester) dilaksanakan tidak lain bertujuan untuk melihat yang akan
terjadi berasal kegiatan yang telah berlangsung selama beberapa kali pertemuan. Begitu juga
buat penilaian semester yang bertujuan buat melihat taraf penguasaan materi peserta didik
berasal awal pertemuan hingga akhir”
Pretest (tes awal) adalah tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai. Tes
awal pada mata pelajaran PAI peserta didik dilaksanakan random, yaitu pendidik mengarah
peserta didik buat menjawab pertanyaan secara lisan perihal materi yang telah dibahas
minggu kemudian, tes ini buat melihat apakah siswa telah paham dan masih ingat materi
yang sudah dijelaskan minggu lalu serta siswa disuruh membaca sebagian ayat apakah pada
bacaannya telah sesuai dengan kaedah tajwid atau belum. Tes Tengah kegiatan yaitu tes
yang dilaksanakan pada sela- sela atau di saat-waktu eksklusif selama proses pembelajaran
berlangsung. Tes ini bertujuan buat mengukur aspek afektif menggunakan cara mengamati
(observasi pribadi) siswa pada mengikuti pembelajaran. penilaian pengamatan dilaksanakan
setiap proses belajar mengajar berlangsung yaitu di sela-sela ketika pendidik menunjukan
materi dengan melihat keseriusan, kerajinan, ketekunan siswa serta tanya pribadi kepada
siswa apakah sudah paham materi tersebut ataukah belum.
Post-Test yaitu test yang diberikan setelah proses pembelajaran berakhir. Tes
ini bertujuan untuk mengetahui hingga dimana pencapaian atau dominasi peserta didik
terhadap bahan pelajaran yang disampaikan mencakup pengetahuan, pemahamaan serta
ketrampilan setelah mengikuti proses aktivitas belajar. Adapun teknik yang dipergunakan
pada penilaian ini yaitu tes tertulis (pilihan ganda dan uraian).
Teknik yang digunakan dalam evaluasi ini yaitu tes tertulis, yang terdiri dari
pilihan ganda serta uraian. yang akan terjadi wawancara asal pengajar PAI “Penugasan ini
dilaksanakan agar siswa tidak lupa dengan materi yang sudah diberikan serta peserta didik
mau belajar, karena berdasarkan pendidik jika siswa tidak diberikan tugas (PR) maka
mereka tidak akan belajar. Setiap siswa diharuskan memiliki buku Lomba Kompetensi
Siswa dan buku tugas khusus. buku tersebut setiap mau mengikuti pembelajaran harus
dikumpulkan dan akan dikembalikan setelah dikoreksi. evaluasi tugas ini termasuk evaluasi

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 198


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
buat mengukur aspek kognitif dan hasilnya dipergunakan menjadi bahan pertimbangan
menyampaikan nilai akhir (nilai rapor). evaluasi ini mengajarkan peserta didik agar selalu
bertanggungjawab pada apa yang telah didapatkan di kelas. Hal itu tergambar asal
pernyataan. sesuai hasil pengamatan (obeservasi) yang dilakukan sang penulis, maka
diperoleh data yang menunjukan bahwa buat evaluasi mid semester atau ulangan tengah
semester pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Belumai, kec. padang ulak tanding,
dilaksanakan setelah dua kali ulangan harian atau sesudah menuntaskan empat utama
bahasan.”
Sesuai hasil penelitian di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai, kecamatan.
padang ulak tanding, ditemukan bahwa baik hasil penilaian berasal ulangan harian, mid
semester, penugasan, maupun akibat tes semester bertujuan untuk mengukur tingkat
dominasi siswa selesainya satuan pelajaran terselesaikan juga setelah beberapa proses
pembelajaran. Adapun yang akan terjadi asal ulangan harian, ulangan praktik, penugasan
dan pengamatan difungsikan buat memperbaiki kinerja pendidik dalam pengelolaan
pembelajaran selanjutnya. Sedangkan hasil asal semesteran difungsikan buat melihat
kemampuan terhadap materi dari awal hingga akhir yang sudah diberikan. yang akan terjadi
penilaian keseluruhan buat menyampaikan nilai rapor peserta didik diperoleh asal akibat
nilai ulangan harian, hasil asal pengamatan perilaku siswa, hasil asal nilai praktik, yang akan
terjadi dari nilai tugas, nilai MID semester, serta semesteran, baik secara pribadi ada catatan
spesifik maupun tidak. Proses perhitungan akhir nilai rapor diambilkan berasal rata-
homogen nilai yang akan terjadi ulangan harian, hasil tugas, akibat MID semester, dan nilai
hasil semester. Proses perhitungan nilai rapor tersebut diperoleh dengan memakai rumus:
NR = RNH + NT + NMS + NS
4
Keterangan :
NR : Nilai Rata-rata

RNH : Rata-Rata Nilai Harian

NT : Nilai Tugas

NMS : Nilai Mid Semester

NS : Nilai Semester

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 199


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
Berdasarkan data hasil nilai yang diperoleh dapat diketahui bahwa seluruh
peserta didik untuk nilai rapor mendapatkan nilai total rata-rata di atas batas standar
penilaian atau kriteria yang ditentukan (kriteria kelulusan minimal/KKM). Hal ini
menunjukkan bahwa proses pembelajaran PAI berjalan dengan dengan baik, yaitu dengan
ditunjukkannya hasil nilai keseluruhan peserta didik baik yang berada diatas standar
penilaian. Sandar penilaian mata pelajaran PAI untuk semua aspek ditentukan oleh pendidik
dengan batas nilai 70. Untuk itu, peserta didik yang nilai rapornya berada di atas standar
penilaian maka dianggap sudah mampu dan menguasai materi yang telah diajarkan. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil hasil belajar (nilai) satu pelajaran yang digunakan untuk
sampel, yaitu nilai pada mata pelajaran Fiqih pada kelas VII, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa nilai tersebut dapat dijadikan sampel untuk mewakili mata pelajaran pendidikan
agama Islam (PAI) yang lainnya.
Berasal hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai pelaksanaan
penilaian, dapat diketahui bahwasanya evaluasi memiliki arti penting serta manfaat yang
akbar bagi siswa, pendidik (pendidik), sekolah dan bagi orang tua siswa. Bagi siswa hasil
evaluasi, memberikan gosip wacana sejauh mana peserta didik sudah menguasai bahan
pelajaran yang telah disampaikan pendidik, sebagai akibatnya menggunakan evaluasi
peserta didik bisa mengukur kemampuannya sendiri. Mereka sebagai termotivasi buat selalu
belajar mengenai mata pelajaran PAI menggunakan sebaik-baiknya, dan belajar membaca
Al-Quran dengan baik serta benar supaya mendapatkan nilai yang lebih baik.
Hasil penilaian pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam
(PAI) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai, kecamatan. padang ulak tanding
kabupaten Rejang Lebong diperoleh guna melihat sejauhmana syarat belajar yang diciptakan
mampu atau tidak pada rangka membantu siswa buat terampil pada implementasi pada
antaranya bisa mempraktekkan sholat dengan baik sinkron aturan serta bisa membaca al-
quran secara fasih dan sahih sesuai kaedah bacaan. jika akibat yg ditunjukan kurang yg
dibutuhkan maka sekolah akan memberikan perhatian khusus terkait menggunakan
pembelajaran, mungkin menggunakan menambah fasilitas yang dapat mendukung
keberhasilan pembelajaran meliputi; penambahan kitab -kitab wacana PAI, alat peraga, dan
lain-lain. Hal itu tergambar asal pernyataan.
1. Perencanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 1 Belumai Rejang Lebong

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 200


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
Sesuai data perencanaan penilaian di bab sebelumnya dapat diketahui bahwa
kegiatan evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 1 Belumai, kecamatan. padang ulak tanding sudah direncanakan menggunakan
matang sinkron dengan prinsip-prinsip evaluasi. Hal ini mampu dibuktikan menggunakan
data wacana acara semester (PROMES) mata pelajaran PAI yang dengan jelas
mengalokasikan ketika tersendiri bagi aplikasi aktivitas evaluasi. Bila lebih dipandang di
jadwal evaluasi mid semester dan evaluasi semester ditemukan kesesuaian antara jadwal
akademik dan ketika aplikasi evaluasi yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Rejang Lebong. Hal ini setidaknya mampu menjadi ilustrasi bahwa berasal segi saat evaluasi
sahih-sahih telah direncanakan serta dipertimbangkan dengan sesama.
Sementara dari segi perencanaan metode serta teknik evaluasi yg akan digunakan
ditemukan adanya kesesuaian antara item test/teknik evaluasi yang digunakan menggunakan
aspek yang akan dinilai, baik di silabus maupun rencana aplikasi Pembelajaran (RPP) dapat
dicermati adanya perencanaan yang cermat mengenai metode serta teknik evaluasi sesuai
kesesuaian masing-masing bentuk penilaian tersebut buat mengukur yang akan terjadi
belajar siswa bersama keragaman aspeknya. sebagai model, perencanaan jenis penilaian
unjuk kerja (praktik) di materi Al-Qur’an Surat At-Tin, Hadits perihal menuntut ilmu serta
materi lainya untuk mengukur ketrampilan baca tulis peserta didik, mengartikan, serta
ketrampilan mempraktekkan gerakan atau mekanisme kegiatan mirip di penyembelihan
binatang serta ibadah haji. Penggunaan teknik penilaian bentuk uraian buat mengetahui
kemampuan dominasi konsep peserta didik ihwal materi yang sudah diajarkan. Demikian
juga teknik evaluasi diri buat menilai sikap serta perilaku siswa, khususnya berkaitan
menggunakan implementasi ajaran-ajaran islam yang sudah dipelajari mirip, kandungan QS.
At-Tin yang menganjurkan buat beramal sholeh dan anjuran rajin menuntut ilmu.
Dengan demikian, bisa dipahami bahwa pada tahap perencanaan teknik dan metode
evaluasi benar-benar mempertimbangkan faktor Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) pada masing-masing topik ajar. Sehingga perencanaan baik metode maupun
materi yang akan diteskan sesuai dengan tujuan diberikannya pokok bahasan tersebut.
Dengan kata lain evaluasi benar mengukur dan sesuai tujuan dan materi yang telah
diajarkan. Hal ini penting berkenaan dengan karakteristik tiap topik ajar PAI yang tidak
hanya diorientasikan pada pengembangan salah satu aspek potensi peserta didik dan
meniadakan aspek lainya. Melainkan, mencakup tiga ranah sekaligus, baik kognitif, afektif

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 201


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
maupun psikomotor. Oleh karenanya, metode dan teknik evaluasi yang digunakan juga
harus relefan dengan masing-masing aspek yang diukur.
Pada tahap akhir yakni proses penyusunan instrumen test yang akan digunakan
telah diupayakan dengan baik. Hal ini mampu ditinjau di model instrumen evaluasi yang
direncanakan buat mengetahui tingkat ketuntasan dominasi siswa perihal topik yang sudah
disampaikan. Begitu juga intrumen evaluasi buat mengetahui aspek kognitif maka instrumen
yang digunakan memakai tes tes tertulis, ad interim untuk mengukur aspek afektif maka
instrumennya memakai skala perilaku. Sedangkan buat mengukur aspek psikomotor-pun
instrumen evaluasi berbentuk tes unjuk kerja atau ulangan praktik. Hal ini nampak kentara
bahwa intrumen yang dipergunakan sinkron dengan tujuan yang hendak dicapai. untuk
detail tentang intrumen evaluasi baik buat aspek kognitif, afektif, serta psikomotor dapat
dicermati pada RPP
Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan buat membentuk aktivitas dapat
berjalan menggunakan baik, di sertai menggunakan berbagai langkah yang antisipatif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga aktivitas tersebut mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan.
2. Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 1 Belumai Rejang Lebong
Berdasarkan data penelitian yang sudah disampaikan pada bab sebelumnya dapat
diketahui bahwa proses pelaksanaan penilaian atau penerapan seperangkat planning
penilaian bisa ditinjau berdasarkan bagiannya masing-masing. asal segi ketika, tujuan, dan
ruang lingkupnya, pelaksanaan evaluasi di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang
Lebong dibagi menjadi penilaian satuan kegiatan, penilaian beberapa aktivitas, evaluasi
tengah semester, dan penilaian akhir semester. Masing-masing aktivitas penilaian tersebut
penting pada pembelajaran mengingat pentingnya aktivitas pemantauan terhadap proses
belajar mengajar secara terus menerus. pelaksanaan tersebut mampu dikelompokkan sebagai
penilaian proses serta evaluasi hasil. evaluasi hasil mampu dilihat dari ulangan harian,
ulangan praktik, mid semester, serta ulangan semester. ad interim penilaian proses dapat
dicermati pada waktu pembelajaran berrlangsung yg mencakup penilaian awal aktivitas,
tengah kegiatan dan akhir kegiatan.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan poleh pendidik PAI Madrasah Tsanawiyah Negeri 1
Belumai Rejang Lebong Madrasah Tsanawiyah Negeri pada tiap satuan kegiatan secara

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 202


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
simpel bisa menjadi patokan, baik bagi pendidik maupun lembaga untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan di satuan aktifitas belajar mengajar. menggunakan demikian
sikap dan tindakan selanjutnya bisa segera diambil. Hal ini berarti peningkatan efektifitas
dan kualitas pembelajaran bisa diupayakan tanpa harus menunggu waktu. Demikian pula
kegiatan penilaian yang lain, mirip penilaian harian, MID semester, dan semester yang
secara umum sudah dilaksanakan dengan maksimal . aplikasi penilaian secara terus
menerus mirip yang telah diterapkan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang
Lebong memiliki nilai positif berupa peningkatan serta pemugaran terhadap proses belajar
mengajar yang berlangsung. sementara dari segi bentuk serta contoh penilaian yang
dipergunakan bisa dipahami perbedaan pertimbangan dan tujuan berasal masing-masing
jenis evaluasi yang diterapkan. Sebagai contoh, evaluasi unjuk kerja (performance) yang
lebih ditujukan untuk mengetahui tingkat ketrampilan peserta didik dalam membaca,
memahami suatu peristiwa dan memperagakan rangkaian gerakan menggunakan sahih.
penilaian tertulis (paper and pencil tes) yang lebih diorientasikan buat mengetahui dominasi
konsep peserta didik. penilaian diri, serta perilaku dilakukan melalui aktivitas pengamatan
(observasi) yang bertujuan untuk mencari informasi tentang sikap dan perilaku peserta didik
serta pengamalan terhadap norma- norma agama yang sudah dipelajari.
Aspek kognitif menjadi aspek kemampuan yang sangat erat kaitanya
menggunakan kemampuan intelektual harus dievaluasi menggunakan bentuk dan model
yang tepat, mirip: tes tertulis, penugasan, proyek serta lainya. tapi tidak demikian
menggunakan aspek kemampuan psikomotor yang lebih bekerjasama dengan tingkat
ketrampilan dan tentu membutuhkan bentuk penilaian yang lebih tepat, seperti: demonstrasi
serta simulasi, serta praktik. Demikian juga pada aspek afektif yang sangat berafiliasi
dengan perilaku dan sikap peserta didik dan wajib dinilai melalui pengamatan perilaku,
bukan melalui tes tertulis serta berita umum menggunakan mengajukan pertanyaan perihal
baik dan buruk.(Hamzah, 2012) Relefansi antara contoh serta bentuk penilaian
menggunakan aspek yang diukur akan sangat berdampak di tingkat validitas gosip yang
akan terjadi belajar yang diperoleh melalui kegiatan penilaian. Tanpa adanya relefansi
beberapa hal di atas tidak menutup kemungkinan akibat yang diperoleh tidak akan
mempunyai taraf objektifitas serta validitas yang tinggi. Hal ini berarti, berita yang akan
terjadi tadi secara absolut tidak akan valid Bila dipergunakan sebagai bahan pengambilan
tindakan selanjutnya. Pada penilaian aspek psikomotor kekurangan berada pada kurang

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 203


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
menyeluruhya penggunaan bentuk unjuk kerja pada materi atau topik yang justru sangat
membutuhkan peragaan. sementara di evaluasi aspek afektif yang hanya dilakukan satu kali
dalam satu semester masih sangat kurang. pelaksanaan penilaian mirip di atas kentara tidak
memenuhi prinsip terus menerus (continue). Jika demikian halnya, maka proses pemugaran
proses pembelajaran buat meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik baru bisa diambil
pada akhir semester atau dua kali pada setahun. dengan demikian, tidak mampu diupayakan
penanganan lebih dini buat menaikkan perilaku peserta didik melalui proses pembelajaran
yang berlangsung.
Berasal penjalasan pada atas bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan penilaian
pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang Lebong baik evaluasi proses maupun
evaluasi akibat, kedua-duanya dalam pelaksaannya tidak sinkron menggunakan dengan
perencanaan yang telah dirancang. Walaupun sebagian perencanaan telah dilaksankan
dengan baik, akan tetaapi sebagian lain belum tersentuh sama sekali. Hal paling banyak
dilaksanakan dan sesuai menggunakan perencanaan adalah pada evaluasi buat mengukur
aspek kognitif, sedangkan buat penilaian afektif dan psikomotor secara kentara didesain
dengan baik tapi pada pelaksanaannya kuraang maksimal dan jauh asal yang
direncanaakan. Jika diteliti lebih lanjut tentang pelaksanaan penilaian buat aspek afektif
yang hanya dilakukaan di ketika proses pembelajaran berlangsung dan di waktu shalat
berjamaah serta saat istirahat, tidak menutup kemungkinan evaluasi tak bisa mewakili
penilaian yang valid serta berkesinambungan apalagi menyeluruh, sebab obyek yang diamati
sangat banyak apalagi tidak dibantu menggunakan adanya catatan khusus maka penilaian
hanya mampu menggambarkan keadaan siswa secara umum saja tidak secara personal.
3. Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai
Rejang Lebong
Data penilaian yang diperoleh dari beberapa kegiatan evaluasi belum mampu
menyajikan informasi valid mengenai tingkat kemampuan peserta didik secara utuh. Data
tersebut masih berbentuk data mentah dan terpisah dari beberapa aspek kemampuan
keagamaan peserta didik. Oleh karenanya, perlu pengolahan agar mampu menyajikan
informasi tentang kemampuan belajar peserta didik secara utuh, baik pada ranah kognitif,
afektif maupun psikomotor. Dengan demikian, informasi yang diperoleh dapat dipahami dan
bisa dijadikan bahan acuan pengambilan sikap dan tindakan selanjutnya. Berdasarkan
abstraksi proses pengolahan data evaluasi yang telah dipaparkan pada bab III terdapat

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 204


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
beberapa realitas dilapangan yang perlu ditelaah lebih lanjut. Tidak seperti proses
pelaksanaan evaluasi yang telah terdapat relefansi antara bentuk, model dan jenis yang
digunakan dengan masing-masing aspek yang dinilai.
Pada bagian pengolahan hasil tersebut bila dicermati proses penilaian yang
komprehensip dan relevan tersebut tidak ditindak lanjuti dengan pengolahan hasil yang
komprehensip pula. Sehingga hasil yang didapatkan kurang mewakili seluruh aspek, artinya
hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan prinsip evaluasi, yaitu prinsip menyeluruh. Realitas
ini dapat diperhatikan pada pengolahan nilai raport yang hanya menggunaan hasil
pengukuran aspek kognitif saja dan mengabaikan dua aspek lainya, yaitu aspek afektif dan
psikomotor. Penggunaan rumus penghitungan nilai (NR=RNH+NT+NMS+NS/4)
mencerminkan kurang menyeluruhnya proses penghitungan nilai. Baik nilai harian, nilai
tugas, nilai mid semester dan nilai semester semuanya masuk dalam klasifikasi kemampuan
intelektual atau aspek kognitif peserta didik. Sementara aspek yang tidak kalah pentingnya
dalam menentukan nilai seperti aspek afektif dan psikomotor harus menjadi perhitungan
pula dalam menentukan nilai akhir. Mengacu pada pertimbangan bahwa nilai raport
merupakan data prestasi atau kemampuan peserta didik selama satu semester dan meliputi
seluruh aspek kemampuan, maka secara praktis proses penghitungan nilai harus didasarkan
pada kalkulasi nilai atau kemampuan pada ketiga aspek secara menyeluruh, bukan sebatas
nilai aspek kognitif saja.
Sekalipun data evaluasi/prestasi belajar siswa menerangkan hasil yang relatif
memuaskan (memenuhi baku KKM yang ditetapkan), tapi nilai yang dicantumkan tersebut
belum mampu dinyatakan mewakili semua aspek kemampuan belajar siswa. Perolehan hasil
belajar siswa melalui aktivitas penilaian tadi tidak lebih hanya adalah data prestasi pada
aspek kognitif saja. Jika demikian halnya, maka data hasil belajar siswa yang tercantum
dalam raport tidak kurang mempunyai tingkat validitas yang tinggi. sebab, kurangnya salah
satu prinsip utama yang harus terpenuhi pada kegiatan penilaian belajar mengajar, yakni
prinsip menyeluruh (mencakup seluruh aspek kemampuan peserta didik)
Kegunaan akibat yang dinyatakan baik dari segi perhitungan tentu saja tidak hanya
sebagai pengambil keputusan bagi pendidik, tapi tidak kalah pentingnya bagi siswa sendiri,
karena menggunakan mengetahui yang akan terjadi yang diperolehnya maka bagi peserta
didik yang nilainya kurang memuaskan di kelanjutannya akan lebih semangat serta
termotivasi untuk menerima akibat yang lebih baik ketimbang sebelumnya, serta akan

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 205


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
menghasilkan siswa lebih rajin pada belajar. Begitu pula bagi orang tua siswa Jika melihat
yang akan terjadi yang diperoleh anaknya sudah baik maka orang tua akan merasa suka dan
lebih semangat buat kelanjutan belajar anaknya kelak. kebalikannya Bila dampak belajar
anaknya tidak baik atau kurang memuaskan pastinya mereka akan mempermasalahkan
apakah terdapat yang keliru dengan pembelajaran di kelas menggunakan menanyakan
kepada anak juga di pihak sekolah atau mampu memakai menyampaikan perhatian yang
lebih lagi di anaknya.
SIMPULAN

Berdasarkan hasil gambaran data yang diperoleh dalam penelitian penilaian program
pembelajaran pendidikan agama di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang Lebong
bisa ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Perencanaan evaluasi pembelajaran pendidikan
agama pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang Lebong guru pendidikan
agama sudah bisa membuatkan silabus dan RPP secara berdikari sinkron menggunakan
potensi peserta didik serta juga terbiasa meniru model yg sudah ada. (2)Implementasi
evaluasi pembelajaran pendidikan agama merupakan sebagai berikut : (a) guru pendidikan
agama belum sepenuhnya melaksanakan tahap-tahap penilaian sesuai dengan standar
evaluasi. (b) guru Pendidikan agama belum membuat perencanaan penilaian mirip
penyusunan serta pengembangan kisi-kisi penilaian. (c) guru pendidikan agama belum
melaksanakan acara pengayaan buat siswa yang sudah tuntas lebih awal, serta (d) guru
pendidikan agama belum menganalisis hasil ulangan harian dengan menggunakan acuan
KKM yang telah ditetapkan. (3) Hasil evaluasi pembelajaran pendidikan agama pada
Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Belumai Rejang Lebong menunjukkan baik karena hasil
rata-rata akhir yang diperoleh siswa berada pada atas batas minimal kelulusan 70.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2021). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3 (R. Damayanti (ed.). 1–400.

Hamzah, S. H. (2012). Aspek Pengembangan Peserta Didik: Kognitif, Afektif, Psikomotorik.


Dinamika Ilmu. https://doi.org/10.21093/DI.V12I1.56

Hia, A. R., Triatmaja, D., Fauzi, R., & Solin, S. N. A. (2022). Implementasi Evaluasi Program
Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Sukaramai. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2),
12175–12180. ttps://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/4394

Jonathan, L. C. A. R., & Militina, T. (2019). Panduan Praktis Metode Penelitian. 114.

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 206


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |
https://books.google.co.id/books?id=ur5mEAAAQBAJ

Nuriyah, N. (2016). EVALUASI PEMBELAJARAN: Sebuah Kajian Teori. Edueksos : Jurnal


Pendidikan Sosial dan Ekonomi, 3(1).
https://www.jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/edueksos/article/view/327

Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. FITRAH: Jurnal
Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, 3(2), 333–352. http://jurnal.iain-
padangsidimpuan.ac.id/index.php/F/article/view/945

Redzali, N. (n.d.). Evaluasi Program Pembelajaran.

View of Konsep Evaluasi Dalam Pembelajaran Pendidikan Islam. (n.d.). Diambil 7 November
2022, dari https://journal.uir.ac.id/index.php/althariqah/article/view/1775/1150

Wafi, A., & Artikel, I. (2017). KONSEP DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM. EDURELIGIA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 1(2), 133–139.

KASTA: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya, dan Terapan 207


| Vol. 2 | No.3 | Desember | 2022 | | | Hal. | 192-207 |

Anda mungkin juga menyukai