Anda di halaman 1dari 4

5.

PENGUATAN PENGAWASAN

Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan organisasi Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Buntok yang bersih dan bebas dari korupsi. Target yang ingin dicapai melalui program ini adalah:
1. Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara;
2. Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negara;
3. Menurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang.

Atas dasar hal tersebut, maka terdapat beberapa indikator yang perlu dilakukan untuk menerapkan penguatan
pengawasan, yaitu:
A. PENGENDALIAN GRATIFIKASI
1. Rutan Kelas IIB Buntok telah melakukan public campaign tentang pengendalian gratifikasi melalui pemasangan
spanduk dan banner larangan gratifikasi, dan sosialisasi pengendalian gratifikasi ke pegawai.
2. Rutan Kelas IIB Buntok mengimplementasikan pengendalian gratifikasi dengan cara: (a) Membentuk Unit
Pengendali Gratifikasi (UPG); (b) Pemasangan kamera pengawas (CCTV).
B. PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH (SPIP)
Yang meliputi beberapa tahap yaitu:
a. Membangun lingkungan pengendalian melalui : (1) Melakukan sosialisasi SPIP serta kode etik; (2) Membentuk Tim
SPIP; (3) Melaksanakan pengawasan dan monitoring pada layanan yang berupa sosialisasi SPIP.
b. Melakukan penilaian risiko
c. Melakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi
d. Menginformasikan dan mengimplementasikan SPIP kepada seluruh pihak terkait melalui sosialisasi SPIP kepada
pegawai melalui apel pagi dan sore.

C. PENGADUAN MASYARAKAT
Penerapan layanan pengaduan masyarakat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
a. Implentasi Kebijakan Pengaduan Masyarakat direalisasikan melalui : (1) Menunjuk petugas Pengaduan
Masyarakat; (2) Menyediakan petugas/ruang/loket/kotak khusus pengaduan; (3) Menyediakan informasi sarana
penyampaian pengaduan; (4) Pengelolaan Pengaduan melalui Media WEB, aplikasi ELAPOR, Facebook, Instagram.
b. menindak lanjuti pengaduan masyarakat.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi
D. WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS)
Penerapan whistle blowing system dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
a. Melakukan Internalisasi tentang Whistle-Blowing System pada seluruh pegawai melalui apel pagi/sore;
b. Menyediakan aplikasi Whistle Blowing System;
c. Melakukan evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System dari Inspektorat Jenderal
d. Menindaklanjuti hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System dari Inspektorat Jenderal

E. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN


Penerapan Penanganan Benturan Kepentingan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
a. Melakukan identifikasi/pemetaan
b. Melakukan internalisasi penanganan Benturan Kepentingan kepada pegawai;
c. Menerapkan penempatan pegawai pada jabatan tertentu tanpa ada konflik kepentingan
d. Melakukan evaluasi
e. Menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan Benturan Kepentingan
F. PENYAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI
a. Melakukan penyampaian laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK bagi pegawai yang wajib
LHKPN.
b. Melakukan penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) melalui aplikasi Sistem
Informasi Pelaporan Harta Kekayaan (SiHARKA) bagi pegawai yang tidak wajib LHKPN.

Anda mungkin juga menyukai