Anda di halaman 1dari 6

Untuk mengecek pemahaman Anda tentang materi, Coba Anda jawab pertanyaan berikut ini.

1. Dawson dalam Tarigan (1994:3) menjelaskan hubungan antara berbicara dan


mendengarkan. Tulislah kedua hubungan tersebut?
2. Pada dasarnya pengembangan keterampilan menyimak itu dibedakan atas 4 (empat)
tataran pokok ( Soedjiatno, 1983:18). Jelaskan keempat tataran pokok tersebut?
3. Jelaskan secara singkat pengertian tentang;
1. Menyimak Kritis
2. Menyimak Kreatif
3. Menyimak Eksploratif.
4. Keberhasilan menyimak dikemukakan oleh Priyatmi (2000) ditentukan oleh
keterampilan-keterampilan. Tulislah keterampilan-keterampilan tersebut?

Jawaban :

NO. 1

A.Komunikasi seperti dalam gambar misalnya berupa khotbah di masjid. Di sini hanya satu
pihak yang berbicara. Pihak lain hanya mendengarkan.
Dawson dalam Tarigan (1994:3) menjelaskan hubungan antara berbicara dan mendengarkan,
sperti berikut ini,
1. Ujaran biasanya dipeljari melalui mendengarkan dan meniru. Dengan demikian, materi
yang didengarkan dan direkam dalam ingatan berpengaruh terhadap kecakapan berbicara
seseorang,
2. Ujaran seseorang mencerminkan pemakaian bahasa di lingkungan keluarga dan
masayrakat tempatnya hidup, misalnya dalam penggunaan intonasi, kosakata, dan pola-pola
kalimat,
3. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemapuan mendengarkan berarti pula
membantu kulitas berbicara,
4. Bunyi suarua yang didengar merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap
kemampuan berbicara seseorang. Oleh karena itu suara dan materi yang berkualitas baik yang
didengar dari seseroang guru, rekaman-rekaman atau cerita-cerita yang erbnilai tinggi sangat
membantu anak atau seseoang guru yang sedang belejar berbicara.
Guna melengkapi pembicaraan kita mengenai hubungan antara berbicara dan mendengarkan,
berikut ibi dipaparkan diagram hubungan tersebut menuruy Tarigan (1994:4) dengan beberapa
modifikasi,
Menyimak Sifat Berbicara
Langsung Interaktif Langsung/tak langsung
Apresiatif Interaktif Prooduktif
Reseptif
fungsional Eskpresif
Gambar 1.8
Diagram hubungan berbicara dan mendengarkan

B. HUBUNGAN MENDENGARKAN DENGAN MEMBACA


Seperti telah disnggung pada kegiatan terdahulu, mendengarkan dan membaca sama-sama
merupakan keterampilan berbhasa yang bersifat reseptif. Mendengarkan berkaitan dengan
penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktivitas berbahasa ragam
tulis. Ini sejalan dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Tarigan (1994:4) melalui diagram
berikut ini.
Mendengarkan Reseptif Lisan (hasil berbicara)
Membaca (menerima informasi) Tulisan (hasil menulis)
Gambar 1.7
Diagram hubungan mendengarkan dan membaca

Dalam gambar tersebut bukan hanya menggambarkan antara mendengarkan dan membaca,
melainkan juga memperlihatkan kaitan antara menyimak dan berbicara serta membaca dan
menulis

Sehubungan dengan kaitan antara mendengrakan dan membaca ini, Subyakto Nababan
(1993:153) menjelaskannya dalam diagram berikut ini.

Melalui diagram di atas tampak jelas bahwa baik mendengarkan maupun membaca merupakan
kegiatan berbahasa yang bersifar reseptif. Perbedaannya hanya pada objek yang menjadi focus
perhatian awal yang menjadi stimulus. Pada mendengrakan focus perhatian berupa suara,
sedangkan pada membaca adalah tulisan. Kemudian baik penyimak maupun pembaca
melakukan aktivitas pengidentifikasian terhadap unsure-unsur bahasa yang berupa suara
maupun berupa tulisan, yang selanjutnya diikuti dengan proses decoding guna memperoleh
pesan yang berupa konsep, idea tau informasi.
2. Pada dasarnya pengembangan keterampilan menyimak itu dapat dibedakan atas empat
tataran pokok sebagai berikut:

1. Tataran identifikasi

Tataran identifikasi tidak lain adalah tahap pengenalan. Tahap ini akan melibatkan kita untuk
mulai terampil menganal berbagai jenis bunyi suatu bahasa, kata-kata, frase-frase, kalimat
dalam hubungan timbal balik antarstruktur, baik atas pertimbangan waktu, modifikasi,
bahkan juga logika.

2. Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi.

Tataran identifikasi dan seleksi tanpa rentasi adalah tataran menyimak dimana penyimak
diharapkan memperoleh kemampuan mengenal dan memahami suatu unit kontinum
bunyi/ujaran, tetapi belumdtnuntut adanya kemampuan retensi (kemampuan mencamkan,
menyimpan, dan memproduksikan) hasil pemahaman tersebut. Pada tataran ini penyimak
hanya dituntut mampu mengenal, memahami maksud tuturan, belum dituntut adanya
kemampuan mengingat-ingat.

3. Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek.

Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek adalah tataran
menyimak yang menuntut penyimak mengenal bunyi-bunyi dan kemampuan memahami,
tetapi masih dalam taraf terpimpin. Misalnya, dengan memberikan daftar pertanyaan terlebih
dahulu kepada penyimak supaya dapat dipelajarai sebelum bahan simakan diberikan.

4. Tataran identifikasi dengan seleksi rentesi jangka panjang.

Tataran identifikasi dengan seleksi rentesijangka panjang adalah taraf menyimak yang
menuntut penyimak utuk mampu mengenal bunyi-bunyi dalam kontinum bunyi yang
panjang, mampu memahami makna pesan secara teat, dengan kemampuan mengingat dalam
jangka waku yang relatif lama.

Proses menyimak merupkan proses interaktif yang mengubah bahasa lisan menjadi makna
dalam pikiran. Dengan demikian, menyimak tidak sekedar mendengarkan.[4] Mendengar
merupakan komponen integral dalam menyimak. Kegiatan berpikir atau menangkap makna
dari apa yang didengar merupakan bagian dari proses menyimak.

Faris menguraikan proses menyimak atas 3 tahapan. Pertama, menerima masukan auditori
(auditory input). Penyimak menerima pesan lisan. Mendengar pesan saja tidak menjamin
berlangsungnya pemahaman. Kedua, memperhatikan masukan auditori. Penyimak
berkonsentrasi (secara fisik dan mental) pada apa yang disajikan penutur. Ketiga,
menafsirkan dan berinteraksi dengan masukan auditori. Penyimak tidak sekedar
mengumpulkan dan menyimpan pesan, tetapi juga mengklafikasi, membandingkan, dan
menghubungkan pesan dengan pengetahuan awal (previousknowledge). Penyimak juga
menggunakan strategi prediksi-konfirmasi secara cepat.

NO 3.

Menyimak Kritis
Menyimak kritis adalah menyimak yang dalam aktivitasnya menitikberatkan pada upaya mencari
kesesuaian apa yang didengarkan dengan isi materi yang didengarkan. Fokus menyimak kritis adalah
mencermati dan mencari fakta dari sumber informasi yang didengar untuk menilai kesesuaiannya
dengan gagasan atau ide yang ada dalam materi yang didengar.
Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif merupakan suatu aktivitas mendengarkan yang tidak berhenti sampai pada
mendengarkan informasi, melainkan suatu aktivtas mendengarkan yang berusaha mereproduksi
informasi yang didengar untuk menghasilkan sesuatu dalam bentuk lain, seperti interpretasi dan
pemaknaan sehingga menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan daya imajinasi.
Kemampuan imajinasi penyimak menjadi faktor penentu untuk menciptakan pemahaman terhadap
apa yang didengar. Dengan kemampuan imajinasinya, penyimak dapat memberikan apresiasi terhadap
apa yang didengarnya.

Menyimak Eksploratif
adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan
informasi baru. Sebagai salah satu jenis menyimak intensif, menyimak eksploratif memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
1. Menyimak Eksploratif adalah Menyimak Pemahaman
Pemahaman ialah suatu aspek pikiran tentang suatu objek. Pemahaman merupakan
hasil dari proses memahami terhadap suatu bahan simakan. Kita dikatakan memahami objek
jika melakukan kegiatan menyimak seluruh objek itu.
Pada dasarnya orang yang melakukan jegiatan menyimak eksploratif bertujuan untuk
memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Menyimak Eksploratif prioritas utamanya
adalah memahami makna pembicaraan.
2. Menyimak Eksploratif Memerlukan Konsentrasi Tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan perhatian baik pikiran, perasaan, ingatan pada satu
objek.
Agar dapat melakukan konsentrasi yang tinggai maka perlu dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu:
a. Menjaga pikiran agar tidak terpecah
b. Perasaan tenang dan tidak bergejolak
c. Perhatian terpusat pada objek yang sedang disimak
d. Kita harus mampu menghindari berbagai hal-hal yang dapat menganggu kegiatan menyimak,
baik internal maupun eksternal.
3. Menyimak Eksploratif ialah Memahami Bahasa Formal
Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal (resmi), misalnya
ceramah, diskusi, dan temu ilmiah. Bahasa yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah
bahasa resmi atau bahan baku yang lebih menekankan pada makna.
4. Menyimak Eksploratif Diakhiri dengan Reproduksi Bahan Simakan
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah dipahami.
Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu tulis (menulis,
mengarang), dan lisan (berbicara).
Reproduksi dilakukan setelah menyimak. Fungsi reproduksi, antara lain:
a. Mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang.
b. Mengetahui kemampuan daya serap kita.
c. Untuk mengukur kemampuan integratif antara menyimak dengan menulis atau mengarang.
d. Untuk mengetahui tingkat pemahaman kita tentang bahan yang telah kita simak (Kamijan dan
Suyono, 2002: 12)
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh
perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan menyimak kita akan
menemukan hal-hal berikut:
a. Menemukan gagasan baru.
b. Menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu.
c. Dapat menemukan topik-topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang akan datang.
d. Dapat menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru (cf. Tarigan 1990:47)
Untuk dapat menyimak eksploratif, kita harus memiliki modal, pengetahuan,
pengalaman, dan konnsep-konsep tentang segala sesuatu. Semakin kaya kita akan informasi,
pengetahuan, pengalaman, dan konsep-konsep, semakin besar pula kesiapan kita untuk
mengolah gagasan-gagasan yang tertuang dalam bahan simakan.
Ciri-ciri menyimak eksploratif, yaitu:
a. Memahami apa yang disimak
b. Penuh konsentrasi
c. Pemahaman terhadap materi simakan akan menghasilkan sebuah produk
d. Memberikan penilaian terhadap bahan yang disimak dan untuk melakukan penilaian seorang
penyimak harus melakukan eksplorasi pengetahuan terkait dengan bahan simakan.
Mendengarkan kritis adalah kegiatan mendengarkan penuh yang memberikan penilaian
objektif dan menentukan keaslian, kebenaran, kekuatan dan kelemahan bahan bacaan.
Mendengarkan kreatif adalah kegiatan mendengarkan yang bertujuan untuk
mengembangkan imajinasi dan kreativitas peserta didik. Kreativitas pendengar meniru
pengucapan atau bunyi bahasa asing atau lokal dan mengungkapkan ide yang sama dengan
pembicara, tetapi dengan struktur dan pilihan kata yang berbeda, merekonstruksi pesan yang
disampaikan, dalam materi.Hal ini dapat dicapai dengan mengedit instruksi atau saran
berdasarkan mendengar. Mendengarkan eksplorasi adalah kegiatan mendengarkan yang
dilakukan dengan cermat untuk mendapatkan informasi baru. Di akhir kegiatan, pendengar
yang mengajukan pertanyaan menemukan ide-ide baru, informasi baru, informasi tambahan
dari disiplin ilmu tertentu, tema baru yang dikembangkan dari disiplin ilmu tertentu, dan unsur
bahasa baru.

Anda mungkin juga menyukai