MODUL 6 KELOMPOK 3 Pemb MTK SD 2 1
MODUL 6 KELOMPOK 3 Pemb MTK SD 2 1
(MODUL 6)
(Makalah Pembelajaran Matematika SD)
Disusun Oleh: Kelompok 3
Berikut ini akan kami berikan macam-macam dari bangun ruang, mulai dari
bangun ruang sisi datar yang meliputi kubus, balok, prisma, dan limas.
Hingga bangun ruang sisi lengkung yang meliputi kerucut, tabung, dan bola.
Kubus merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam
sisi serupa yang berwujud bujur sangkar. Kubus juga dikenal dengan nama lain
yaitu bidang enam beraturan. Dalam memahami pembelajaran bangun ruang,
maka kita akan mempelajari tentang luas permukaannya. Sedangkan yang
dimaksud dengan luas daerah permukaan atau surface bangun ruang adalah
jumlah luas daerah seluruh permukaannya, yaitu luas daerah bidang-bidang
sisinya..
Kubus memiliki 6 buah sisi berupa bujur sangkar atau persegi yang kongruen atau
sama dan sebangun. Luas setiap daerah sisinya sama dengan luas daerah persegi yang
rusuknya a cm yaitu = a2 cm2. Jadi, luas daerah seluruh bidang sisi kubus atau luas daerah
permukaan kubus = 6 a2 cm2. Karena pada proses pembelajaran di atas menggunakan satuan a
sebagai sembarang bilangan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa luas daerah
permukaan kubus sama dengan luas daerah seluruh bidang sisi kubus = enam x kuadrat yang
menyatakan ukuran panjang rusuknya. Rumus Luas daerah permukaan Kubus: 6 s x s = 6 s2
Perhatikan sebuah
B. Luas Daerah balok ABCDEFGH yang
Permukaan Balok dibatasi oleh enam daerah
persegi panjang yang sepasang-
pasang kongruen. Hal ini
berarti bahwa sebuah balok
memiliki 6 Sisi yang sepasang-
pasang sama luasnya.
Jika kita akan menentukan luas daerah semua sisi ABCDEFGH yang rusuk-rusuk
utamanya p cm l cm dan t cm atau dengan kata lain memiliki ukuran panjang p lebar l dan tinggi
t. Dari gambar diatas tampak bahwa sisi-sisi yang berhadapan ABCD dan EFGH kongruen luas
daerahnya masing-masing (p x l) cm2 = pl cm2. Kemudian sisi-sisi berhadapan ADHE dan BCGF
kongruen, lalu daerahnya masing-masing (l x t) cm2, selanjutnya sisi ABFE dan CDHG
kongruen, luas daerahnya masing-masing (p x t) cm2.
Luas daerah permukaan balok sama dengan luas daerah seluruh sisi balok yang dapat dipandang
sebagai jumlah luas daerah bidang alas dan bidang atas ditambah dengan jumlah daerah semua
sisi tegaknya. Hal ini berarti:
Jumlah luas daerah bidang alas dan bidang atas = 2 pl cm2.
Jumlah luas daerah semua sisi tegak = (2 pt + 2 lt) cm2.
Luas daerah permukaan balok = luas daerah seluruh bidang sisi balok = (2 p l + 2 p
t + 2 lt) atau 2 (pl + pt + lt) cm2
Dengan memperhatikan proses pembelajaran di atas, maka luas daerah permukaan balok sama
dengan luas daerah bidang bidang sisi balok sama dengan 2 kali jumlah hasil kali sepasang-
sepasang rusuk utamanya yang berlainan
C. Luas Daerah Permukaan Prisma
Prisma merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi dimana alas dan juga tutupnya kongruen serta
sejajar berbentuk segi-n. Sisi-sisi tegak dalam prisma memiliki beberapa bentuk, antara lain: persegi,
persegi panjang, atau jajargenjang. Dilihat dari tegak rusuknya, prisma terbagi menjadi dua macam,
yaitu: prisma tegak dan prisma miring.
.
Gambar di atas menunjukkan 4 buah prisma yang bersifat bahwa dua di antara sisi-sisinya
kongruen dan sejajar. Gambar (a), (b), (c) adalah prisma tegak karena sisi atas dan sisi alasnya tegak
lurus rusuk-rusuk tegaknya. Pada prisma tegak, sisi-sisi tegaknya berbentuk persegi panjang.
Sedangkan Gambar (d) adalah prisma miring. Dari keempat gambar prisma tersebut dengan mudah
kita dapat menentukan luas daerah bidang-bidang sisi suatu prisma.
Rumus menghitung luas Prisma adalah luas daerah bidang-bidang sisi prisma tersebut, yaitu luas
daerah alas + luas daerah atas + jumlah luas daerah sisi-sisi yang lain atau Luas = (2 x luas alas) + (luas
seluruh bidang tegak).
=
250 π cm 2
Volume adalah suatu ukuran yang menyatakan besar suatu bangun ruang. Mengukur volume
berarti membandingkan besar sesuatu dengan sesuatu yang memiliki besar tertentu yaitu sesuatu
E. bangun ruang yang menjadi patokan yang disebut satuan volume atau volume satuan. Patokan satuan
Volume volume yang dipakai sebagai ukuran suatu bangun ruang Biasanya berupa bangun ruang yang lebih
kecil. Kita dapat menggunakan bangun ruang apapun sebagai patokan satuan volume, misalnya
kubus kecil, batu bata, kelereng dan sebagainya.
F. Volume Balok Perhatikan balok pada gambar a. Pada balok tersebut ada 6
kubus satuan yang dapat ditempatkan pada panjangnya, 4 kubus
satuan pada lebarnya dan 3 kubus satuan pada tingginya.
Banyaknya kubus satuan yang dapat ditempatkan pada alas balok 4
x 6 = 24. Karena ada tiga lapisan kubus satuan yang dapat
memenuhi balok tersebut, sehingga volume balok pada gambar a
adalah 3 x 24 = 72 kubus satuan. Bagaimana volume balok pada
gambar b tentunya dengan mudah dapat dilihat volumenya 8 kubus
satuan.
Contoh: dengan menghitung banyaknya kubus satuan kita akan menentukan volume
bangun seperti tampak pada gambar dibawah ini:
Penyelesaian: a. Pada gambar a a ada tiga lapis kubus. Tiap lapis terdiri
dari 6 x 3 kubus. Jadi, volumenya adalah 6 x 3 x 3 = 54
kubus satuan.
b. Pada gambar b dapat kita lihat lapisan paling bawah ada
3 x 3 + 1 = 10 kubus satuan. Pada lapisan kedua
terdapat 3 x 3 = 9 kubus. Pada lapisan yang paling atas
terdapat 2 x 3 = 6 kubus. V = 10 + 9 + 6 = 25 kubus
satuan.
F. Volume Kubus
Perhatikan prisma tegak beraturan bersisi n. Jika n bertambah makin besar, maka akan
mendapatkan prisma yang sisi alas dan atasnya tidak dapat dibedakan dengan lingkaran. Dalam hal ini
prisma menjadi tabung, sehingga rumus volume prisma tegak yaitu luas alas x tinggi juga berlaku
untuk volume tabung.
Karena alas tabung berbentuk lingkaran dan rumus luas lingkaran untuk
jari-jari r adalah πr2, maka rumus untuk volume tabung dapat dinyatakan dalam
bentuk:
V = Volume tabung
= luas alat x tinggi
= πr2t
Perlu diketahui, π (pi) adalah suatu bilangan tetap yang merupakan nilai
perbandingan antara keliling lingkaran dengan garis tengah (diameter) lingkaran.
Nilai π mendekati 3,14 atau ada juga yang menyatakan dengan . Jadi, volume
tabung yang jari-jari lingkaran atasnya dinyatakan dengan r dan tingginya
dinyatakan dengan t adalah V = volume tabung.
Suatu tangki berbentuk tabung tertutup, berisi minyak tanah. Bila tinggi tabung
70 cm dan diameter 40 cm. Tentukan berapa liter volume dari tangki tersebut
(ambil π = .
Penyelesaian:
V = Volume tabung
= πr2t
= cm3 = 88.000 cm3
= 88 dm3 = 88 liter.
Jadi, volume tangki tersebut adalah 88 liter.
KEGIATAN
LUAS DAN VOLUME LIMAS,
BELAJAR 2 KERUCUT, DAN BOLA
a. Mintalah mereka untuk membelah buah itu menjadi tepat dua bagian yang sama
besarnya. (Gambar 6.22(a))
b. Mintalah mereka mengukur luasdaerah lingkaran besar itu dengan seutas tali
halus tetapi padat. (Gambar 6.22(a))
c. Kemudian mintalah mereka mengukur luas permukaan bola itu dengan cara
melilit bola oleh benang yang sama atau sejenis. (Gambar 6.22(a))
d. Mintalah mereka membandingkan antara panjang benang yang dipakai untuk
melilit daerah lingkaran bola itu. (Gambar 6.22(a))
3. Ternyata benang yang dipakai pada gambar 6.22(c) panjangnya empat kali
panjang benang yang dipakai pada gambar 6.22(b) sama denganluas daerah
lingkaran jari-jari r, maka luas permukaan bola yang berjari-jari R adalah 4 x
πR2 atau L =4πR2
4. Selanjutnya diperiksa dan didiskusikan penemuan dari setiap kelompok yang
diberi bola berbeda-beda panjang jari-jarinya dan ternyata penemuannya akan
sama, yaitu luas permukaan bola sama dengan empat kali luas daerah lingkaran
besarnya atau L= 4 π r2
Alternatif lain dari proses pembelajaran penemuan rumus volume limas dilakukan dengan
metode laboratorium, yaitu sebagai berikut:
• kita siapkan prisma dan limas yang luas alas dan tingginya sama
• isilah limas dengan air atau pasir hingga penuh, kemudian pindahkan ke dalam prisma dan
D. Volume tentunya tidak akan penuh, bila ingin penuh kita harus mengulangi dua kali lagi, sehingga
Limas menjadi tiga kali.
• Hal ini berarti volume prisma tiga kali volum limas, atau volume limas volume prisma.
Sedangkan volume prisma adalah luas alas kali tinggi. Jadi, volume limas sdlsh luas alas x
tinggi
• Ulangi beberapa limas dan prisma lain asalkan luas alas dan tingginya sama seperti
ditunjukkan oleh gambar 6.24
E. Volume Kerucut
Suatu kerucut (gambar 6.25) dapat dianggap sebagai limas dengan alas
lingkaran,sehingga rumus volume limas juga berlaku untuk volume kerucut.
Melalui penyelesaian dalam proses pembelajaran seperti di atas, dengan mudah
kita mendapat rumus volume kerucut, yaitu sebagai berikut:
Volume kerucut = volume limas
= luas alas x tinggi
= πr 2t (luas alas kerucut = luas lingkaran = π r 2).
Alternatif lain proses pembelajaran penemuan rumus volume kerucut yang
melibatkan siswa dengan metode penemuan dan metode laboratoriuma sebagai
berikut:
Kita siapkan beberapa pasang tabung (silinder) dengan kerucut yang
mempunyai luas alas dan tinggi yang sama
Ambillah sepasang tabung dan kerucut yang luas alas dan tingginya sama.
Kemudian isilah kerucut dengan air/pasir hingga penuh, lalu pindahkan ke
dalam tabung. Akan Nampak bahwa untuk dapat memenuhi isi tabung
diperlukan tiga kali isi kerucut.
Dari proses penemuan secara laboratorium seperti diatas, akan diperoleh satu
kesimpulan bahwa:
Volume kerucut = volume tabung
Karena volome tabung dengan jari-jari r dan tinggi t adalahr πr 2t, berarti
Volume kerucut = πr 2t
Contoh Soal:
Tentukanlah volume sebuah
kukusan yang berbentuk
kerucut dengan diameter 40
cm dan tinggi 27 cm.
Penyelesaian:
Volume kerucut = V
= πr2t = π( ) 2 27 = 3600
cm3
F. Volume Bola