Anda di halaman 1dari 37

LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG

(MODUL 6)
(Makalah Pembelajaran Matematika SD)
Disusun Oleh: Kelompok 3

1. Diana Eka Rahayu Putri


2. Putri Aulia Lestari
3. Siti Bashoriyah Al Qowin
4. Dewi Atikasari
5. Afita Nur Seha

UPBJJ BANDAR LAMPUNG


FKIP UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2024
KEGIATAN BELAJAR 1 BAB II
LUAS DAN VOLUME KUBUS, PEMBAHASAN
BALOK, PRISMA, DAN TABUNG

A. Luas Daerah 1. Pengertian Bangun Ruang


Permukaan Kubus Bangun ruang adalah bangun matematika yang memiliki isi atau volume. Bisa juga disebut
bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan
bangun tersebut. Pada setiap bangun ruang tersebut mempunyai rumusan dalam menghitung luas
maupun isi atau volumenya. Macam-macam bangun ruang ialah prisma, balok, kubus, limas,
tabung, kerucut dan bola. Namun yang akan kita bahas dalam makalah ini hanyalah prisma, balok,
kubus.

Berikut ini akan kami berikan macam-macam dari bangun ruang, mulai dari
bangun ruang sisi datar yang meliputi kubus, balok, prisma, dan limas.
Hingga bangun ruang sisi lengkung yang meliputi kerucut, tabung, dan bola.
Kubus merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam
sisi serupa yang berwujud bujur sangkar. Kubus juga dikenal dengan nama lain
yaitu bidang enam beraturan. Dalam memahami pembelajaran bangun ruang,
maka kita akan mempelajari tentang luas permukaannya. Sedangkan yang
dimaksud dengan luas daerah permukaan atau surface bangun ruang adalah
jumlah luas daerah seluruh permukaannya, yaitu luas daerah bidang-bidang
sisinya..
Kubus memiliki 6 buah sisi berupa bujur sangkar atau persegi yang kongruen atau
sama dan sebangun. Luas setiap daerah sisinya sama dengan luas daerah persegi yang
rusuknya a cm yaitu = a2 cm2. Jadi, luas daerah seluruh bidang sisi kubus atau luas daerah
permukaan kubus = 6 a2 cm2. Karena pada proses pembelajaran di atas menggunakan satuan a
sebagai sembarang bilangan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa luas daerah
permukaan kubus sama dengan luas daerah seluruh bidang sisi kubus = enam x kuadrat yang
menyatakan ukuran panjang rusuknya. Rumus Luas daerah permukaan Kubus: 6 s x s = 6 s2

Perhatikan sebuah
B. Luas Daerah balok ABCDEFGH yang
Permukaan Balok dibatasi oleh enam daerah
persegi panjang yang sepasang-
pasang kongruen. Hal ini
berarti bahwa sebuah balok
memiliki 6 Sisi yang sepasang-
pasang sama luasnya.
Jika kita akan menentukan luas daerah semua sisi ABCDEFGH yang rusuk-rusuk
utamanya p cm l cm dan t cm atau dengan kata lain memiliki ukuran panjang p lebar l dan tinggi
t. Dari gambar diatas tampak bahwa sisi-sisi yang berhadapan ABCD dan EFGH kongruen luas
daerahnya masing-masing (p x l) cm2 = pl cm2. Kemudian sisi-sisi berhadapan ADHE dan BCGF
kongruen, lalu daerahnya masing-masing (l x t) cm2, selanjutnya sisi ABFE dan CDHG
kongruen, luas daerahnya masing-masing (p x t) cm2.
Luas daerah permukaan balok sama dengan luas daerah seluruh sisi balok yang dapat dipandang
sebagai jumlah luas daerah bidang alas dan bidang atas ditambah dengan jumlah daerah semua
sisi tegaknya. Hal ini berarti:
Jumlah luas daerah bidang alas dan bidang atas = 2 pl cm2.
Jumlah luas daerah semua sisi tegak = (2 pt + 2 lt) cm2.
Luas daerah permukaan balok = luas daerah seluruh bidang sisi balok = (2 p l + 2 p
t + 2 lt) atau 2 (pl + pt + lt) cm2
Dengan memperhatikan proses pembelajaran di atas, maka luas daerah permukaan balok sama
dengan luas daerah bidang bidang sisi balok sama dengan 2 kali jumlah hasil kali sepasang-
sepasang rusuk utamanya yang berlainan
C. Luas Daerah Permukaan Prisma

Prisma merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi dimana alas dan juga tutupnya kongruen serta
sejajar berbentuk segi-n. Sisi-sisi tegak dalam prisma memiliki beberapa bentuk, antara lain: persegi,
persegi panjang, atau jajargenjang. Dilihat dari tegak rusuknya, prisma terbagi menjadi dua macam,
yaitu: prisma tegak dan prisma miring.
.

Gambar di atas menunjukkan 4 buah prisma yang bersifat bahwa dua di antara sisi-sisinya
kongruen dan sejajar. Gambar (a), (b), (c) adalah prisma tegak karena sisi atas dan sisi alasnya tegak
lurus rusuk-rusuk tegaknya. Pada prisma tegak, sisi-sisi tegaknya berbentuk persegi panjang.
Sedangkan Gambar (d) adalah prisma miring. Dari keempat gambar prisma tersebut dengan mudah
kita dapat menentukan luas daerah bidang-bidang sisi suatu prisma.
Rumus menghitung luas Prisma adalah luas daerah bidang-bidang sisi prisma tersebut, yaitu luas
daerah alas + luas daerah atas + jumlah luas daerah sisi-sisi yang lain atau Luas = (2 x luas alas) + (luas
seluruh bidang tegak).

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini:


Diketahui sebuah prisma yang berbentuk kubus dengan jumlah panjang semua rusuknya 60 cm.
Hitunglah luas daerah permukaan prisma yang berbentuk kubus tersebut.
C. Luas Daerah Permukaan Tabung

Bangun tabung merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang


mempunyai tutup dan alas yang berbentuk sebuah lingkaran dengan memiliki
ukuran yang sama dan diselimuti oleh persegi panjang.Sifat Tabung
1. Tabung memiliki 3 buah sisi, 1 persegi panjang, 2 lingkaran.
2. Tidak memiliki rusuk.
3. Tidak memiliki titik sudut.
4. Tidak memiliki bidang diagonal.
5. Tidak memiliki diagonal bidang.
6. tabung memiliki sisi alas serta sisi atas berhadapan yang kongruen.
7. Tinggi tabung merupakan jarak titik pusat bidang lingkaran alas
dengan titik pusat lingkaran atas.
8. Bidang tegak tabung berwujud lengkungan yang disebut sebagai
selimut tabung.
9. Jaring-jaring tabung berwujud 2 buah lingkaran serta 1 persegi
panjang.
Perhatikan gambar di atas, sebuah tabung dan jaring-jaringnya yaitu tabung yang bidang
tegaknya atau bidang lengkungnya (selimutnya) tegak lurus kepada alas tabung dan bidang atasnya
sejajar dengan bidang alasnya. Gambar (a) adalah sebuah tabung tegak yang alasnya merupakan sebuah
lingkaran dengan jari-jari r, demikian juga alas atasnya berupa lingkaran dengan jari-jari r. Jika
permukaan tabung (gambar a) dibuka, maka salah satu bentuk jaring-jaringnya adalah seperti gambar
(b).
Jaring-jaring tabung ini terdiri dari tiga rangkaian bangun datar yaitu dua buah lingkarang
berjaring-jaring r dan sebuah persegi panjang dengan ukuran panjang 2πr (panjang keliling lingkaran
atas atau alas) dan lebarnya adalah t (tinggi tabung). Selajutnya luas daerah jaring-jaring tersebut
dapat kita hitung sebagai berikut:
Rumus pada Tabung

 luas daerah lingkaran atas = π x r2


 luas daerah lingkaran alas = π x r2
 Luas daerah persegi panjang = 2 x π x r x t

Jadi, luas daerah permukaan tabung:

L = luas bidang alas + luas bidang alas + luas bidang


lengkung tabung
= π r2 + π r2 + 2 π r t
= 2 π r2 + 2 π r t
= 2 π r (r + t)
contoh

Diketahui sebuah tabung berdiameter 10 cm dengan tinggi 20 cm. Tentukanlah:


a. Luas bidang daerah lengkung tabung
b. Luas seluruh permukaan tabung
a. Luas bidang daerah lengkung tabung =2πrt
Penyelesaian: = 2 π . 5 . 20
= 200 π cm2
b. Luas tutup dan alasnya
= 2 πr2
= 2. π . 52 = 50 π
Luas seluruh permukaan
tabung =
(50 π + 200 π) cm 2

=
250 π cm 2
Volume adalah suatu ukuran yang menyatakan besar suatu bangun ruang. Mengukur volume
berarti membandingkan besar sesuatu dengan sesuatu yang memiliki besar tertentu yaitu sesuatu
E. bangun ruang yang menjadi patokan yang disebut satuan volume atau volume satuan. Patokan satuan
Volume volume yang dipakai sebagai ukuran suatu bangun ruang Biasanya berupa bangun ruang yang lebih
kecil. Kita dapat menggunakan bangun ruang apapun sebagai patokan satuan volume, misalnya
kubus kecil, batu bata, kelereng dan sebagainya.

F. Volume Balok Perhatikan balok pada gambar a. Pada balok tersebut ada 6
kubus satuan yang dapat ditempatkan pada panjangnya, 4 kubus
satuan pada lebarnya dan 3 kubus satuan pada tingginya.
Banyaknya kubus satuan yang dapat ditempatkan pada alas balok 4
x 6 = 24. Karena ada tiga lapisan kubus satuan yang dapat
memenuhi balok tersebut, sehingga volume balok pada gambar a
adalah 3 x 24 = 72 kubus satuan. Bagaimana volume balok pada
gambar b tentunya dengan mudah dapat dilihat volumenya 8 kubus
satuan.
Contoh: dengan menghitung banyaknya kubus satuan kita akan menentukan volume
bangun seperti tampak pada gambar dibawah ini:

Penyelesaian: a. Pada gambar a a ada tiga lapis kubus. Tiap lapis terdiri
dari 6 x 3 kubus. Jadi, volumenya adalah 6 x 3 x 3 = 54
kubus satuan.
b. Pada gambar b dapat kita lihat lapisan paling bawah ada
3 x 3 + 1 = 10 kubus satuan. Pada lapisan kedua
terdapat 3 x 3 = 9 kubus. Pada lapisan yang paling atas
terdapat 2 x 3 = 6 kubus. V = 10 + 9 + 6 = 25 kubus
satuan.
F. Volume Kubus

Kubus merupakan balok, sehingga volumenya dapat dicari dengan


menggunakan aturan untuk balok dengan panjang, lebar, dan tinggi yang sama.
Jadi, jika suatu kubus mempunyai ukuran rusuk a cm, maka akan dapat
ditunjukkan bahwa kubus tersebut memuat a x a x a = a 3 kubus satuan, maka
Volume kubus sama dengan pangkat tiga dari bilangan yang menyatakan
rusuknya atau Volume kubus = a x a x a = a 3 cm3
H. Volume Prisma
Pada kegiatan pembelajaran ini akan melibatkan siswa secara aktif dengan
bantuan benda-benda konkret. Alternatif kegiatannya dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Misalkan, mintalah anak membentuk balok dari lilin
atau plastisin dengan ukuran panjang (p), lebar (l), dan
tinggi (t) menurut keinginannya. Misal panjang, lebar,
dan tingginya berturut-turut 4 cm, 5 cm, dan 6 cm,
seperti ditunjukkan oleh gambar diatas.
2. Bagilah lilin yang berbentuk balok (prisma tegak
segiempat tersebut) dengan cara memotong vertikal
oleh benang senar atau pisau sepanjang bidang
Gambar (a) diagonal seperti tampak pada gambar dibawah ini,
sehingga diperoleh prisma segitiga tegak yang
kongruen.
3. Kemudian mintalah anak untuk menggabungkan dua
prisma segitiga tegak sehingga didapatkan prisma segitiga
tegak seperti ditunjukkan pada gambar (b). Akibatnya
tentu saja volume prisma tegak yang baru (gambar (b))
sama dengan volume balok pada gambar (a). (Ingat salah
satu sifat volume bangun ruang).
Volume balok =pxlxt
= L x t (L = luas
alas)
Luas alas balok = luas alas prisma = L
Volume prisma tegak =V
= L x t ( L = luas alas, t = tinggi)
Gambar (b)
I. Volume Tabung (Silinder)

Perhatikan prisma tegak beraturan bersisi n. Jika n bertambah makin besar, maka akan
mendapatkan prisma yang sisi alas dan atasnya tidak dapat dibedakan dengan lingkaran. Dalam hal ini
prisma menjadi tabung, sehingga rumus volume prisma tegak yaitu luas alas x tinggi juga berlaku
untuk volume tabung.
Karena alas tabung berbentuk lingkaran dan rumus luas lingkaran untuk
jari-jari r adalah πr2, maka rumus untuk volume tabung dapat dinyatakan dalam
bentuk:

V = Volume tabung
= luas alat x tinggi
= πr2t
Perlu diketahui, π (pi) adalah suatu bilangan tetap yang merupakan nilai
perbandingan antara keliling lingkaran dengan garis tengah (diameter) lingkaran.
Nilai π mendekati 3,14 atau ada juga yang menyatakan dengan . Jadi, volume
tabung yang jari-jari lingkaran atasnya dinyatakan dengan r dan tingginya
dinyatakan dengan t adalah V = volume tabung.

V = 3,14 x r2 x t (bila π = 3,14)


Atau
V = x r2 x t (bila π = )
contoh

Suatu tangki berbentuk tabung tertutup, berisi minyak tanah. Bila tinggi tabung
70 cm dan diameter 40 cm. Tentukan berapa liter volume dari tangki tersebut
(ambil π = .

Penyelesaian:

V = Volume tabung
= πr2t
= cm3 = 88.000 cm3
= 88 dm3 = 88 liter.
Jadi, volume tangki tersebut adalah 88 liter.
KEGIATAN
LUAS DAN VOLUME LIMAS,
BELAJAR 2 KERUCUT, DAN BOLA

limas adalah bangun ruang yang mempunyai bidang alas segi


A. Luas Permukaan banyak dan dari bidang alas tersebut dibentuk suatu sisi
Limas berbentuk segitiga yang akan bertemu pada satu titik

Selanjutnya untuk menentukan luas daerah permukaan limas, tentunya


harus kita jumlahkan luas daerah alasnya dengan luas daerah seluruh
permukaan sisi-sisi tegaknya, sehingga luas permukaan limas tersebut
merupakan luas daerah bidang-bidang sisi limas tersebut. Hal ini
tentunya tergantung pada bentuk segi banyak yang menjadi alas dan
sisi-sisi segitiga limas tersebut. Demikian pula kaitannya dengan
jarring-jaring limas, maka luas permukaan limas sama saja dengan luas
daerah rangkaian bangun jarring-jaring limas tersebut.
Contoh:
Diketahui segiempat beraturan dengan ukuran panjang rusuk-rusuk
alasnya 10 cm. Ukuran panjang apotemanya 12 cm (apotema adalah tinggi
segitiga sama kaki yang merupakansisi tegak limas). Tentukan luas permukaan
limas tersebut!
Kita perhatikan kembali limas segi empat beraturan T.ABCD seperti
ditunjukkan pada gambar 6.18 dengan AB = BC = CD = AD = 10 cm,dan TE =
12 cm.
Luas permukaan limas = luas daerah bidang-bidang sisi
limas
= luas alas + 4 luas sisi tegaknya
= (10.10) + 4.(½. 10 .12)
= 100 + 240
= 340
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah 340 cm 2.
B. Luas Permukaan
Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang sisi lengkung yang menyerupai limas segitiga beraturan
yang bidang alasnya berbentuk lingkaran. Selanjutnya dalam proses pembelajaran disini dapat
kita lakukan dengan bantuan kertas karton dan gunting untuk membuat kerucut dan jaring-
jaringnya. Adapun alternatif kegiatannya dapat kita lakukan dengan meminta anak untuk
membawa bekas makanan yang berbentuk kerucut dari karton atau membangun kerucut dar I
jaring-jaringnya.

Selanjutnya untuk mencari luas daerah juring ditunjukkan sebagai berikut:


Busur ABA =
Keliling lingkaran berpusat T

Luas juring TABA =


Luas lingkaran berpusat T

Jadi, luas juring TABA = x πs2 = π rs.


Jadi, pada kerucut berlaku :
Luas daerah pemukaan kerucut = luas daerah bidang-bidang sisi kerucut
= Luas bidang lengkung (selimut) + luas daerah sisi alas
= π rs + r2
= π.r (s +r)
Contoh Soal:
Diketahui sebuah kukusan
berbentuk kerucut lingkaran
tegak dengan diameter lingkaran
alasnya 69 cm dan tingginya 40
cm. Hitunglah luas daerah:
a. Bidang lengkung kerucut
b. Seluruh permukaan kerucut
Karena ukuran panjang diameter (AB) dari lingkaran alas 60 cm, maka ukuran jari-
jarinya = r = ½ diameter = ½ x 60 =30 cm (AC = BC)
Dalam segitiga ACT berlaku teorema Pythagoras:
Garis pelukis = s = 2+t2 = = 50 cm (TA = TB)
a. Luas daerah bidang lengkung kerucut
= luas daerah selimut kerucut
= luas daerahjuring T.ABA
= π rs
= π x 30 x 50 = 1500 π cm2
b. Luas daerah seluruh permukaan kerucut
= luas daerah bidang-bidang sisi kerucut
= luas daerah bidang lengkung + luas daerah bidang alas
= π r (s +r)
= π x 30 (50 +30)
= 2400 π cm2
Dalam segitiga ACT berlaku teorema Pythagoras :
Garis pelukis = s = √ r² + t² =√ 900 + 1600 = 50 cm ( TA = TB
C. Luas Permukaan Bola

Dalam kegiatan pembelajaran pemahaman luas daerah permukaan bola,


rumusnya akan diperoleh dengan bantuan luas luas daerah tembereng bola dan
luas daerah setengah bola.
Jika sebuah bola yang berpusat di titik M dengan ukuran jari-jari R dan
kita tulis bola (M,R) (Gambar 6.21 (b), dipotong oleh sebuah bidang menurut
lingkaran yang berpusat diNdengan jari-jari r ditulis lingkaran (N,r), maka
tiap-tiap bagian bangun bola itu disebut dengan tembereng bola (gambar
6.21(a)).
Karena tembereng bola seperti diatas juga dapat terjadi dengan
memutar busur lingkaran AC mengelilingi garis tengah AB (Gambar
6.211(a)). Jadi suatu tembereng bola dibatasi oleh sebagaian dari suatu bola
dan sebuah bidang lingkaran. Garis yang melalui pusat lingkaran ini dan
tegaklurus padanya sampai pada titik potongnya dengan bagian bola tadi,
adalah tinggi tembereng (AN dan BN).
Proses pembelajaran diatas adalah salah satu alternatif diskusi dalam menentukan
rumus ruas daerah permukaan bola. Namun ada alternatif lain dari proses pembelajaran
penemuan rumus luas permukaan bola. Alternatif ini dilakukan dengan menggunakan metode
penemuan dan laboratorium dnegan rincian sebagai berikut:
1) Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi sebuah bola
atau buah yang berbentuk bola. Besar bola yang kita berikan pada setiap kelompok
berbeda-beda.
2) Mintalah anak-anak membandingkan luas daerah permukaan bola dnegan luas daerah
lingkaran besarnya melalui beberapa kegiatan pembelajaran berikut:
a. Mintalah mereka untuk membelah buah itu menjadi tepat dua bagian yang sama
besarnya. (Gambar 6.22(a))
b. Mintalah mereka mengukur luasdaerah lingkaran besar itu dengan seutas tali halus tetapi
padat. (Gambar 6.22(a))
c. Kemudian mintalah mereka mengukur luas permukaan bola itu dengan cara melilit bola
oleh benang yang sama atau sejenis. (Gambar 6.22(a))
d. Mintalah mereka membandingkan antara panjang benang yang dipakai untuk melilit
daerah lingkaran bola itu. (Gambar 6.22(a))
1) Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi sebuah bola
atau buah yang berbentuk bola. Besar bola yang kita berikan pada setiap kelompok
berbeda-beda.
2) Mintalah anak-anak membandingkan luas daerah permukaan bola dnegan luas daerah
lingkaran besarnya melalui beberapa kegiatan pembelajaran berikut:

a. Mintalah mereka untuk membelah buah itu menjadi tepat dua bagian yang sama
besarnya. (Gambar 6.22(a))
b. Mintalah mereka mengukur luasdaerah lingkaran besar itu dengan seutas tali
halus tetapi padat. (Gambar 6.22(a))
c. Kemudian mintalah mereka mengukur luas permukaan bola itu dengan cara
melilit bola oleh benang yang sama atau sejenis. (Gambar 6.22(a))
d. Mintalah mereka membandingkan antara panjang benang yang dipakai untuk
melilit daerah lingkaran bola itu. (Gambar 6.22(a))
3. Ternyata benang yang dipakai pada gambar 6.22(c) panjangnya empat kali
panjang benang yang dipakai pada gambar 6.22(b) sama denganluas daerah
lingkaran jari-jari r, maka luas permukaan bola yang berjari-jari R adalah 4 x
πR2 atau L =4πR2
4. Selanjutnya diperiksa dan didiskusikan penemuan dari setiap kelompok yang
diberi bola berbeda-beda panjang jari-jarinya dan ternyata penemuannya akan
sama, yaitu luas permukaan bola sama dengan empat kali luas daerah lingkaran
besarnya atau L= 4 π r2
Alternatif lain dari proses pembelajaran penemuan rumus volume limas dilakukan dengan
metode laboratorium, yaitu sebagai berikut:
• kita siapkan prisma dan limas yang luas alas dan tingginya sama
• isilah limas dengan air atau pasir hingga penuh, kemudian pindahkan ke dalam prisma dan
D. Volume tentunya tidak akan penuh, bila ingin penuh kita harus mengulangi dua kali lagi, sehingga
Limas menjadi tiga kali.
• Hal ini berarti volume prisma tiga kali volum limas, atau volume limas volume prisma.
Sedangkan volume prisma adalah luas alas kali tinggi. Jadi, volume limas sdlsh luas alas x
tinggi
• Ulangi beberapa limas dan prisma lain asalkan luas alas dan tingginya sama seperti
ditunjukkan oleh gambar 6.24
E. Volume Kerucut

Suatu kerucut (gambar 6.25) dapat dianggap sebagai limas dengan alas
lingkaran,sehingga rumus volume limas juga berlaku untuk volume kerucut.
Melalui penyelesaian dalam proses pembelajaran seperti di atas, dengan mudah
kita mendapat rumus volume kerucut, yaitu sebagai berikut:
Volume kerucut = volume limas
= luas alas x tinggi
= πr 2t (luas alas kerucut = luas lingkaran = π r 2).
Alternatif lain proses pembelajaran penemuan rumus volume kerucut yang
melibatkan siswa dengan metode penemuan dan metode laboratoriuma sebagai
berikut:
Kita siapkan beberapa pasang tabung (silinder) dengan kerucut yang
mempunyai luas alas dan tinggi yang sama
Ambillah sepasang tabung dan kerucut yang luas alas dan tingginya sama.
Kemudian isilah kerucut dengan air/pasir hingga penuh, lalu pindahkan ke
dalam tabung. Akan Nampak bahwa untuk dapat memenuhi isi tabung
diperlukan tiga kali isi kerucut.
Dari proses penemuan secara laboratorium seperti diatas, akan diperoleh satu
kesimpulan bahwa:
Volume kerucut = volume tabung
Karena volome tabung dengan jari-jari r dan tinggi t adalahr πr 2t, berarti
Volume kerucut = πr 2t
Contoh Soal:
Tentukanlah volume sebuah
kukusan yang berbentuk
kerucut dengan diameter 40
cm dan tinggi 27 cm.

Penyelesaian:

Volume kerucut = V
= πr2t = π( ) 2 27 = 3600
cm3
F. Volume Bola

Untuk dapat menunjukkan volume bola dnegan jari-jari 0001


tertentu, maka terlebih dahulu harus memperhatikan volume juring
bola. Juring bola ialah benda yang terdiri atas sebuah tembereng bola
dan sebuah kerucut yang lingkaran alasnya bersekutu, sedangkan
puncak kerucut berimpit dengan pusat bola (gambar 6,27). Juring
bola semacam itu juga dapat terjadi dengan cara memutar juring
lingkaran MAE mengelilingi MA (lihat gambar 6.27).
Jika R adalah jari-jari bola dan t
adalah tinggi tembereng, maka
volume juring bola atau V = πR2t.
Alternatif lain proses pembelajaran penemuan rumus volume bola ungtuk para siswa di
jenjang pendidikan dasar dapat dilakukan dengan metode penemuan dan metode
laboratorium. Kegiatannya dapat dilakukan melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas
deegan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perhatikan sebuah bola M dengan jari-jari R seperti ditunjukkan pada gambar 6.29 (a)
2. Mintalah siswa untuk mengisi bola M dengan air/pasir sampai benar-benar penuh
3. Perlihatkanlah sebuah tabung tanpa tutup denga jari-jari lingkaran alas dan atasnya
sama dengan jari-jari bola ( R) dan tingginya sama dengan diameter bola (t =2R
atau R = t) seperti ditunjukkan dengangambar 6.29(b).
4. Mintalah anak menuangkan pasir/air dari bola ke dalam tabung
5. Kemudian lakukan diskusi dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan seperti
berikut:
a. Apakah tabung terisi penuh dneganpasir/air dari bola M?
b. Berapa bagian tabung yang terisi pasir/air yang berasal dari bola M?
c. Berapa volume tabung yang jari-jari lingkaran alasnya R dan tingginya t?
d. Apa yangdapat kita simpulkan dari volume bola hubungannya dengan
volume tabung?
6. Dari hasil diskusi, diharapkan siswa dapat menyimpulkan bahwa pasir/air yang
berasal dari bila M hanya dapat memenuhi dari tabung tersebut. Karena dalam
kegiatan belajar yang telah lalu volume tabung adalah πR 2t, sedangkan tinggi
tabung diketahui 2R, maka volume tabung menjadi πR 2 x 2R = π2R3
7. Dari hasil diskusi tersbeut jelaslah bahwa hubungan antara volume bola dengan
volume tabung mengakibatkan kita dapat menemukan volume bola M dengan
8. jari-jari R, yaitu:
Volume bola =V
= Volume tabung
= x 2πR3
= πR3
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai