Abstract
This study aims to determine how the tax compliance in the city of Kendal Regency. The
variables used in this research are Self Assessment System, Equality Principle, and Tax
Compliance. This study focuses on data on taxpayers in Kendal Regency. The data collection
method used in this study is the method of distributing online questionnaires to 104 Civil
Servants in Kendal Regency. Analysis of the data used is multiple linear regression analysis.
Based on the research that has been done, it is proven that the self-assessment system has an
effect on tax compliance while the principle of equality has no effect on tax compliance.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepatuhan perpajakan yang ada di
Kota Kabupaten Kendal. Variabel yang digunakan dalam penellitian ini yaitu Self
Assessment System, Asas Equality, dan Kepatuhan Pajak. Penelitian ini berfokus pada data
Wajib Pajak yang ada di Kabupaten Kendal. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penyebaran kuesioner secara online kepada 104
Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kendal. Analisis data yang digunakan ialah analisis
regresi linear berganda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa self
assessment system berpengaruh terhadap kepatuhan pajak sedangkan asas equality tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan pajak.
321
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 13 No : 01
Tahun 2022 e- ISSN: 2614 – 1930
terhadap pelayanan publik, dan tingkat individu pada kepatuhan pajak. Oleh
pengetahuan tentang wajib pajak (Awan & karena itu dapat berpotensi kehilangan
Hannan, 2014; Gangl et al., 2014; Loo penerimaan pajak yang besar. Dengan
Ern, Chen; Ho Juan, 2005). demikian diperlukan penyuluhan yang
Terdapat beberapa faktor yang dapat lebih rutin oleh fiskus yang memiliki tugas
mempengaruhi wajib pajak yaitu sistem untuk memberikan penyuluhan kepada
administrasi perpajakan suatu negara, masyarakat. Pentingnya transparasi dalam
pelayanan yang diberikan terhadap wajib melakukan pelaporan transaksi karena
pajak, penegakan hukum tentang dapat mempengaruhi terhadap jumlah
perpajakan, pemeriksaan pajak dan tarif pajak terutang yang dibayarkan.
pajak. (Alm, Kirchler, & Stephan, 2012). Ketidaksesuaian pajak terutang yang
Di Indonesia, tingkat kepatuhan dibayar berarti wajib pajak yang
masyarakat dalam melakukan pembayaran bersangkutan termasuk dalam wajib pajak
pajak sendiri masih rendah, situsasi ini yang tidak patuh.
dapat menimbulkan hilangnya potensi Terdapat beberapa penelitian
pajak yang besar. Penelitian yang sebelumnya tentang self assessment
dilakukan Zahara (2019) menyatakan system. Penelitian yang dilakukan oleh
bahwa regulasi perpajakan yang rumit Lasmaya and Fitriani (2017) membahas
merupakan salah satu faktor rendahnya mengenai pengaruh self assessment system
kepatuhan pajak masyarakat. Upaya terhadap kepatuhan wajib pajak, Satyawati
pemerintah untuk meningkatkan and Cahjono (2017) membahas pengaruh
penerimaan pajak yaitu dengan cara self assessment system dan informasi
membuat perubahan dalam sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pemungutan pajak. Strategi pemerintah pajak, Manuputty and Sirait (2016)
yaitu dengan cara menerapkan sistem self membahas mengenai pengaruh
assessment system. pengetahuan perpajakan dan penerapan
Sebelum berlakunya sistem self self assessment system terhadap kesadaran
assessment system Indonesia pernah wajib pajak serta dampaknya terhadap
menggunakan sistem official self kepatuhan wajib pajak. Pemberlakuan
assessment system. Pergantian sistem sistem pembayaran pajak self assessment
pemungutan pajak ini merupakan cara system dapat berjalan dengan baik jika
pemerintah agar dapat meningkatkan masyarakat memahami tentang pajak
kemandirian dari wajib pajak dalam hal dengan baik, moral pajak yang baik,
pembiayaan negara (Kpp & Jeruk, 2013). tingkat kedisiplinan terhadap pajak yang
Masyarakat di Jawa Tengah terutama tinggi dan tingkat keyakinan wajib pajak
di Kendal masih rendah akan terhadap negara. Menurut Kirchler (2007);
kepatuhannya terhadap pajak. Kesadaran Kirchler et al., (2008); Sidharta (2017);
dan kepedulian wajib pajak, menurut Zuana K. R., Sidharta (2014) menyatakan
Bupati Mirna, sangat diharapkan, karena dalam menjalankan self assessment system
pajak merupakan andalan sumber ini bertujuan agar masyarakat dapat
penerimaan negara untuk mewujudkan bersungguh-sungguh memahami tentang
kesejahteraan bangsa (Negoro, 2016). syarat perhitungan pajak dan peraturan
Masih terdapat wajib pajak yang belum perpajakan yang berlaku. Menurut
terdaftar dikarenakan kurangnya kesadaran Manuputty & Sirait (2016) menyatakan
322
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 13 No : 01
Tahun 2022 e- ISSN: 2614 – 1930
Nilai Nilai
Stand sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Rata ar Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Variabel N Terend Terting
-rata Devia
ah gi seluruh variabel bebas yaitu Self
si
Self 10 0 25 19,8 3,898 assessment dan Asas Equality secara
assessm 0 0 bersama-sama berpengaruh signifikan
ent
System
terhadap Kepatuhan Pajak.
Asas 10 0 25 19,5 3,836 Uji T atau uji parsial yaitu
Equality 0 0
Kepatuh 10 6 30 25,8 4,094 digunakan untuk menguji apakah masing-
an Pajak 0 7
masing variabel independen berpengaruh
Sumber: Data diolah, 2021
terhadap variabel dependen, uji t
Pada Tabel 2 penelitian ini menunjukkan koefisien regresi pada tiap
menunjukkan bahwa jumlah data yang
variabel independen (Ghozali, 2013).
diteliti sebanyak 100. Self assessment
System berada pada mean 19,80 dengan Berdasarkan hasil penelitian yang
nilai minimum 0 dan nilai maksimum 25 telah dilakukan pada kolom signifikansi
serta standar deviasi 3,898. Berdasarkan dapat dilihat hubungan antara tiap-tiap
data tersebut dapat diartikan bahwa variabel bebas terhadap variabel terikat
variabel self assessment system yang dijelaskan sebagai berikut:
mengidentifikasikan hasil yang baik atau Tabel 3. Uji T
tidak terjadi penyimpangan data, karena Variabel Koefisi T Sig Kesimpu
nilai rata-rata lebih besar dari standar en tes lan
deviasinya. Regresi Hipotesis
Kemudian asas Equality memiliki Konstant 7,861 6,56 ,00
nilai mean sebesar 19,50 dengan nilai a 4 0
minimum 0 dan nilai maksimum 25, serta Self ,789 8,04 ,00 Hipotesis
standar deviasi 3,836. Menurut data Assessm 8 0 1
tersebut dapat diartikan bahwa variabel ent diterima
Asas Equality mengidentifikasikan hasil Asas ,123 1,23 ,22 Hipotesis
yang baik atau tidak terjadi penyimpangan Equality 2 1 2 ditolak
data, karena nilai rata-rata lebih besar dari F Value 123,43
standar deviasinya. 7
2
Untuk kepatuhan pajak, mean R Value ,718
menunjukkan nilai sebesar 25,87 dengan Adjusted ,712
nilai minimum 6 dan maksimum 30 serta R2 Value
standar deviasi 4,094. Hasil data tersebut
dapat diartikan bahwa variabel kepatuhan
Pengaruh Self assessment System
pajak mengidentifikasikan hasil yang baik
atau tidak terjadi penyimpangan data, terhadap Kepatuhan Pajak
karena nilai rata-rata lebih besar dari Berdasarkan pada Tabel 3
standar deviasinya menunjukkan bahwa self assessment
Berdasarkan tabel pengujian diatas system mempunyai nilai koefisien regresi
memperlihatkan hasil bahwa nilai F hitung B 0,751 dan nilai hitung t hitung sebesar
sebesar 123,437 dan nilai signifikansi 8,048 dengan nilai signifikansi
325
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 13 No : 01
Tahun 2022 e- ISSN: 2614 – 1930
menunjukan angka 0,000 nilai tersebut Hasil analisis regresi linier berganda
dibawah dari batas signifikansi 0,05. menunjukkan bahwa variabel pengaruh
Kepatuhan masyarakat terhadap penerapan self assessment system (X1)
perpajakan, ketika sistem pemungutan mempunyai pengaruh yang signifikan
pajak beralih dari official assessment terhadap kepatuhan wajib pajak di KP2KP
(proses penghitungan dilakukan oleh Kendal. Hal ini dapat diartikan, semakin
Ditjen Pajak) menjadi self assessment tinggi penetapan jumlah pajak yang
(proses penghitungan dilakukan sendiri terutang mandiri menyetor serta
oleh wajib pajak) seperti sekarang ini, hal menyampaikan Surat Pemberitahuan
inidapat dilihat pada indicator dalam (SPT) secara benar dan tepat, maka
variabel Pelaksanaan Self Assessment semakin tinggi pula tingkat kepatuhan
System yang harus diberi focus perhatian. wajib pajak dalam melaksanakan dan
Oleh karena itu dapat ditarik memenuhi kewajibannya (Dhesty, 2012).
kesimpulan bahwa secara parsial hipotesis Sedangkan penelitian sebelumnya
pertama yang menyatakan bahwa self yang dilakukan oleh Desi (Astuti &
assessment system berpengaruh terhadap Achadiyah, 2016) yang menyatakan
kepatuhan pajak, diterima. bahwa sosialisasi perpajakan dan
Hasil penelitian ini membuktikan pelaksanaan self assessment system tidak
jika hipotesis diterima atau Self assessment berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
System memiliki pengaruh terhadap wajib pajak atas pajak rumah kos.
Kepatuhan Pajak di KP2KP Kendal. Keberhasilan dari kepatuhan wajib
Sehingga dapat dikatakan bahwa wajib pajak ini sangat tergantung kepada sistem
pajak yang berdomisili di tempat tersebut self assessment dan kepatuhan ini akan
melaksanakan kegiatan perpajakannya tumbuh berkembang di kalangan
dengan baik serta memahami mengenai masyarakat bila implementator yaitu KPP
ketentuan perpajakan yang berlaku (Kantor Pelayanan Pajak) menyadari pula
sehingga memudahkan wajib pajak dalam akan pentingnya kegiatan sosialisasi
melaksanakan kegiatan perpajakannya mengenai sistem self asessment, yang
secara mandiri dan dapat dikatakan bahwa mana sudah jelas bahwa sistem tersebut
wajib pajak yang berdomisili di tempat segala sesuatunya diserahkan kepada wajib
tersebut telah mengerti dan melaksanakan pajak dalam hal melapor dan
kegiatan perpajakannya dengan baik. membayarnya.
Penelitian ini sejalan dengan Pengaruh Asas Equality terhadap
penelitian dari Eliyah, dkk. (2016) dan Kepatuhan Pajak
Setiawan, (2017) mengenai pengaruh self
assessment terhadap kepatuhan wajib Didasarkan pada tabel di atas
pajak maka memperoleh hasil yang positif menunjukkan bahwa asas Equality
signifikan karena semakin sering wajib mempunyai nilai koefisien regresi B 0,115
pajak melaksanakan kegiatan dan nilai t hitung sebesar 1,232 dengan
perpajakannya secara mandiri maka akan nilai signifikansi menunjukan angka 0,221
menambah rasa patuh dari wajib pajak nilai tersebut diatas dari batas signifikansi
tersebut dalam menjalankan kegiatan 0,05. Sehingga bisa di tarik kesimpulan
perpajakannya, bahwa secara parsial hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa asas equality
326
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 13 No : 01
Tahun 2022 e- ISSN: 2614 – 1930
yang bersumber dari pajak negara, dimana Berdasarkan hasil analisis data dapat
wajib pajak menganggap bahwa disimpulkan bahwa : Self assessment
perwujudan keadilan dalam perpajakan System memiliki pengaruh terhadap
belumlah maksimal (Averti dan Kepatuhan Pajak. Hal ini menunjukkan
Suryaputri, 2019). Dalam hal ini bahwa semakin tinggi semakin tinggi
pemerintah harus mengantisipasi masalah penetapan jumlah pajak yang terutang
yang sangat mendasar yang selalu mandiri, ketepatan menyetor serta
dijumpai dalam pemungutan dan menyampaikan Surat Pemberitahuan
pengalokasian dana pajak, yaitu (SPT) secara benar dan tepat, maka
bagaimanakah cara mewujudkan keadilan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan
pajak. wajib pajak.
Asas Equality tidak berpengaruh
SIMPULAN terhadap Kepatuhan Pajak di KP2KP
Penelitian ini dilakukan untuk Kendal. Hal ini timbul karena adanya
mengetahui pengaruh self assessment belum maksimal atau pemerataan nilai
system berpengaruh dan asas keadilan manfaat dan belum adil dari pemerintah
terhadap kepatuhan wajib pajak orang atas pembayaran pajak penghasilan.
pribadi di salah satu KP2KP Kota Kendal.
Kirchler, E., Hoelzl, E., & Wahl, I. (2008). Suyanto, & Setiawan, A. (2017). Pengaruh
Enforced versus voluntary tax Kinerja Account Representative, Self
compliance : The “ slippery slope ” Assessment System, dan Pemeriksaan
framework Enforced versus voluntary Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan
tax compliance : The ‘“ slippery slope Wajib Pajak. Ekuilibrium : Jurnal
”’ framework. Journal of Economic Ilmiah Bidang Ilmu Ekonomi, 12(1),
Psychology, 29(2), 210–225. 77.
https://doi.org/10.1016/j.joep.2007.05 https://doi.org/10.24269/ekuilibrium.
.004 v12i1.428
Kpp, P., & Jeruk, K. (2013). Efektifitas Zuana K. R., Sidharta, I. (2014). Sistem
pelaksanaan, 8(1), 17–35. informasi pemotongan pph 21 atas
329
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Universitas Pendidikan Ganesha, Vol : 13 No : 01
Tahun 2022 e- ISSN: 2614 – 1930
330