Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Riset Akuntansi

Mercu Buana
JRAMB Online ISSN 2548-4338, Print ISSN 2460-1233

Vol XX, N0 XX, Bulan Tahun

PENGARUH SELF ASSESSMENT SYSTEM, KEADILAN, DAN


KETIDAKPERCAYAAN KEPADA PIHAK FISKUS TERHADAP
TINDAKAN TAX EVASION
Marissa1*, Indawati 2
1,2
Universitas Pamulang, Pamulang, Tangerang Selatan dan 15417, Indonesia
Email : 1chacaolivia21@gmail.com*, 2dosen02151@unpam.ac.id
*Penulis Korespondensi

Artikel Info
Diterima : xx-xx-xxxx Direvisi : xx-xx-xxxx Disetujui: xx-xx-xxxx Publikasi : xx-xx-
xxxx
Kata Kunci: Abstrak
Self Assessment Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self assement system, keadilan, dan
System, Keadilan, ketidakpercayaan kepada pihak fiskus terhadap tindakan penggelapan pajak studi empiris
Ketidakpercayaan Kantor Pelayan Pajak Pratama Serpong. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
kepada Pihak dan data primer yang didapatkan dengan menyebar kuesioner di KPP Pratama Serpong,
Fiskus, Tindakan dengan sampel sejumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Tax Evasion Rumus Slovin. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear berganda
dan uji MRA yang di dahului dengan uji asumsi klasik dan di olah menggunakan
program SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, self assement system
berpengaruh terhadap tindakan penggelapan pajak, keadilan tidak berpengaruh terhadap
tindakan penggelapan dan ketidakpercayaan kepada pihak fiskus berpengaruh terhadap
tindakan penggelapan serta self assement system, keadilan, dan ketidakpercayaan kepada
pihak fiskus secara simultan berpengaruh terhadap tindakan penggelapan pajak.

Keywords: the effect of the self-assessment system, tax fairnesss, and distrust of the tax
Tax Evasion authorities on tax evasion
Abstract
This study aims to determine the effect of the self-assessment system, tax fairnesss, and
distrust of the tax authorities on tax evasion in the empirical study of the Pratama
Serpong Tax Service Office. This study used quantitative methods and primary data
obtained by distributing questionnaires at KPP Pratama Serpong, with a sample of 100
respondents. The sampling technique uses the Slovin formula. This research used
multiple linear regression data analysis techniques and the MRA test which was
preceded by the classic assumption test and processed using the SPSS version 25
program. The results showed that the self-assessment system had an effect on tax
evasion, justice had no effect on tax evasion and distrust. to the tax authorities
influence the act of tax evasion. As well as the self-assessment system, justice, and
distrust of the tax authorities simultan eously affect acts of tax evasion

How to cite :
Marissa., Indawati. (2023). Pengaruh Self Assessment System, Keadilan, dan Ketidakpercayaan Kepada Pihak
Fiskus Terhadap Tindakan Tax Evasion. JRAMB, Vol(No), xx-yy. doi:
https://doi.org/10.26486/jramb.vxiy.xxyy

PENDAHULUAN
Negara berkembang seperti Negara Indonesia sangat membutuhkan dana untuk membiayai
pembangunan Negara. Salah satu pemasukan Negara yaitu berasal dari pajak. Pada penelitian
Darma (2022), Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak,
salah satunya dengan memperkuat aturan pajak melalui undang – undang perpajakan. Di sisi lain
tidak selamanya wajib pajak melaksanakan kewajibannya secara benar yang menyebabkan tidak

:
URL : https://ejurnal.mercubuana-yogya.ac.id/index.php/akuntansi/index
Email : jramb@mercubuana-yogya.ac.id
e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp ..
p-ISSN : 2460-1233

tercapainya target penerimaan pajak yang menjadi salah satu penyebab dari adanya tindakan tax
evasion atau penggelapan pajak
Menurut Farouq (2018) Tax Evasion (penggelapan pajak) merupakan suatu aktifitas dengan cara
penggelapan atau pengelakan pajak untuk menekan jumlah kewajiban dalam membayar pajak atau
bahkan menghilangkan seluruh jumlah kewajiban dalam membayar pajaknya dari yang semestinya
terutang dimana dilakukannya dengan melanggar ketentuan yang ada. Usaha yang digunakan oleh
wajib pajak untuk mengelak dari kewajiban yang sesungguhnya, dan merupakan perbuatan yang
melanggar undang-undang pajak. Tindakan tax evasion dapat dilihat dari beberapa kriteria yaitu
wajib pajak tidak melaporkan harta yang sesungguhnya, membayar beban pajak terutang tidak
sesuai yang telah dibebankan, tidak melaporkan surat pemberitahunan tahunan, menyampaikan
surat pemberitahunan tahunan dengan jumlah penghasilan yang lebih rendah daripada yang
sebenarnya di satu pihak dan atau melaporkan biaya yang lebih besar dibandingkan yang
sebenarnya lain pihak. Berdasarkan banyaknya fenomena penggelapan pajak membuat masyarakat
enggan untuk melaksanakan kewajiban pembayaran pajak nya serta anggapan bahwa pajak hanya
sebagai beban penghasilan tambahan bagi mereka (Ardianti, 2021)
Adanya fenomena tax evasion (penggelapan pajak) karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti kurangnya pengetahuan mengenai sistem perpajakan di Indonesia yaitu self assessment
system. Self assessment system merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Wajib pajak aktif
mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang tanpa pihak fiskus
ikut campur dan hanya mengawasi (Mardiasmo, 2019). Self assessment system dinilai memberikan
peluang yang lebih besar kepada seseorang atau wajib pajak untuk melakukan tindakan kecurangan
karena memberikan wewenang secara penuh kepada wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban
perpajakannya (Purwanto, 2018). Self assessment system juga dinilai belum cukup efektif dan
optimal mulai dari pendaftaran, bagaimana cara menghitung sendiri pajak yang harus dibayar
hingga pelaporan surat pemberitahuan tahunan (SPT) Wajib Pajak masih seringkali mengalami
kesulitan sehingga muncul keinginan wajib pajak untuk tidak melaporkan pajaknya, selain itu
pemilik perusahaan pasti ingin membayar dengan jumlah pajak yang rendah. Hal ini menjadikan
wajib pajak melakukan tindakan penggelapan pajak.
Faktor lain yang dianggap mempengaruhi tindakan tax evasion yaitu keadilan. Keadilan dalam
perpajakan akan mempengaruhi wajib pajak untuk melakukan penggelapan pajak (tax evasion).
Pajak akan dipandang adil apabila pajak yang dibebankan sebanding dengan kemampuan
membayar dan manfat yang akan diterima, sehingga wajib pajak merasakan manfaat dari beban
pajak yang telah dikeluarkan. Semakin tidak adil sistem perpajakan yang berlaku maka tingkat
kesadaran dalam membayar pajak akan semakin menurun, hal ini berarti bahwa kecenderungan
untuk melakukan penggelapan pajak semakin tinggi meskipun tidak dibenarkan karena melanggar
ketentuan yang berlaku.
Selain self assesment system dan keadilan fakor lain yang menyebabkan wajib pajak melakukan
tindakan tax evasion (pengelapan pajak) ialah karna adanya rasa ketidakpercayaan kepada pihak
fiskus. Wajib pajak kehilangan kepercayaan terhadap oknum perpajakan dan negara karena
khawatir pajak yang mereka bayarkan akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pelayan fiskus akan memengaruhi wajib pajak
untuk melakukan tax evasion dan mengakibatkan petugas pajak sulit mengumpulkan pajak dari
masyarakat yang mengakibatkan realisasi penerimaan pajak lebih rendah dari target.
Teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah Theory of Planned Behavior Menurut
Ajzen (1991) dalam penelitian Saputri & Kamil (2021) adalah teori yang meramalkan
pertimbangan perilaku karena perilaku dapat dipertimbangkan dan direncanakan. Teori ini
berusaha untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku manusia dalam konteks tertentu. Dalam
teori perilaku terencana (Theory Of Planned Behavior), faktor utama dari suatu perilaku yang
ditampilkan individu adalah intensi untuk menampilkan perilaku tertentu. Pada penelitian Nurfadila
(2020) theory of planned behavior membagi tiga macam alasan yang dapat mempengaruhi tindakan
yang diambil oleh individu, yaitu : Behavioral beliefs (keyakinan perilaku) yaitu kepercayaan-
kepercayaan mengenai kemungkinan akan terjadinya suatu perilaku. Dengan kata lain, behavioral
belief merupakan keyakinan dari individu akan hasil (outcome) dari suatu perilaku dan evaluasi.
Normative beliefs (keyakinan normatif) yaitu keyakinan tentang harapan normatif yang muncul

Nama Penulis 1, et.al (Judul artikeldan ditulis 5 kata pertama……)


e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp..
p-ISSN : 2460-1233

akibat pengaruh orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normatif beliefs and
motivation to comply). Control Beliefs (keyakinan bahwa perilaku dapat dilaksanakan) adalah
keyakinan atas keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang ditampilkan
dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal tersebut mendukung atau menghambat perilakunya
tersebut (perceived power). Hal yang mungkin menghambat saat perilaku ditampilkan dapat berasal
dari diri pribadi maupun dari eksternal, faktor lingkungan.
Sistem self assessment system untuk dapat menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri
besarnya pajak terkadang disalahgunakan oleh wajib pajak seperti tidak menyampaikan surat
pemberitahuan tahunan (SPT) dengan benar. Pengenaan besarnya biaya pajak yang akan
dibayarkan dirasa tidak adil membuat wajib pajak merasa terbebani. Keadilan pajak yang dirasa
wajib pajak kurang membuat kurangnya rasa kepercayaan kepada pihak fiskus. Wajib pajak yang
merasa ragu oleh pegawai pajak karena takut pajak yang telah disetorkan akan disalahgunakan
membuat wajib pajak akan melakukan tindakan tax evasion (penggelapan pajak) untuk mengurangi
atau tidak membayar kewajiban pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Styarini dan Nugrahani
(2020) menunjukkan bahwa self assessment system berpengaruh terhadap tax evasion. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nurfadila (2020) menunjukkan bahwa keadilan berpengaruh
terhadap tax evasion. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2019) juga menunjukkan bahwa
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus berpengaruh terhadap tax evasion.
H1 : Diduga terdapat pengaruh Self Assessment System, Keadilan, dan Ketidakpercayaan Kepada
Pihak Fiskus Terhadap Tindakan Tax Evasion
Self Assessment System akan berhasil dengan baik jika wajib pajak dianggap mampu
menghitung pajak, memahami undang – undang perpajakan yang sedang berlaku, mempunyai
kejujuran yang tinggi, dan menyadari akan arti pentingnya membayar pajak, dimana ciri-ciri self
assessment system adalah adanya kepastian hukum, sederhana perhitungannya, mudah
pelaksanaanya, lebih adil dan merata, dan perhitungan pajak dilakukan oleh wajib pajak. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nurbiyansari dan Handayani (2021) menunjukan bahwa self
assessment system berpengaruh secara signifikan terhadap tax evasion.
H2 : Diduga terdapat pengaruh Self Assessment System Terhadap Tindakan Tax Evasion
Keadilan begitu penting bagi wajib pajak dalam pelaksanaan pemungutan pajak dan dalam
pembayaran pajak karena akan menimbulkan pengaruh terhadap sikap wajib pajak dalam
melaksanakan dan melakukan pembayaran kewajiban pajak mereka. Wajib pajak merasa bahwa
pajak merupakan suatu beban. Oleh karena itu wajib pajak memerlukan kepastian bahwa wajib
pajak akan mendapatkan perlakuan yang adil dalam pengenaan dan pemungutan pajak. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Saputri dan Kamil (2021) menunjukkan bahwa keadilan
berpengaruh terhadap penggelapan pajak.
H3 : Diduga terdapat pengaruh Keadilan Terhadap Tindakan Tax Evasion
Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus merupakan kurangnya kepercayaan wajib pajak terhadap
pegawai pajak akan uang pajak yang dibayarkan. Para wajib pajak melihat banyaknya kasus –
kasus yang dilakukan oleh pihak fiskus dan kurangnya pengetahuan akan sanksi pajak serta
kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak membuat wajib pajak enggan membayarkan pajak
yang terhutang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniawati dan Fitriyah (2021) menunjukkan
bahwa ketidakpercayaan kepada pihak fiskus berpengaruh terhadap tax evasion.
H4 : Diduga terdapat pengaruh Ketidakpercayaan Kepada Pihak Fiskus Terhadap Tindakan Tax
Evasion

METODE
Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kuantitatif Asosiatif. Lokasi
penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Populasi dalam penelitian
ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Serpong adalah 146.253 orang. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tax evasion sebagai variabel dependen, self assessment
system, keadilan, dan ketidakpercayaan kepada pihak fiskus sebagai variabel independen dan
dinilai menggunakan skala likert dengan menyebarkan kuesioner. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode simple random sampling dan berdasarkan perhitungan rumus
slovin dengan batas toleransi kesalahan sebesar 10% maka didapat sampel penelitian yang

Nama Penulis pertama, et.al (Judul artikel dan ditulis 5 kata pertama)
e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp ..
p-ISSN : 2460-1233

digunakan dalam penelitian ini adalah sejumlah 100 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di
KPP Pratama Serpong. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
analisis data statistik deskriptif, uji kualitas data berupa uji validitas dan realibilitas, uji asumsi
klasik berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji regresi linear
berganda, uji hipotesis berupa uji koefisien determinasi, uji f, dan uji t.
Adapun indikator yang diteliti dalam penelitian ini adalah tax evasion (Andaniawati dan
Walangitan, 2021) yaitu: tidak menyampaikan surat pemberitahuan tahunan, menyampaikan surat
pemberitahuan tahunan dengan cara yang tidak benar, tidak menyetorkan pajak yang telah dipungut
atau dipotong, dan mendaftarkan diri atau tidak menyalahgunakan nomor pokok wajib pajak. Self
assessment system (Styarini dan Nugrahani, 2020) yaitu: mendaftar sebagai wajib pajak,
menghitung sendiri pajak, membayar sendiri pajak, dan melaporkan sendiri pajak dan menyetorkan
pajak. Keadilan (Liefa dan Dewi, 2020) yaitu: Prinsip manfaat dari penggunaan uang yang
bersumber dari pajak, prinsip kemampuan dalam membayar kewajiban pajak, keadilan horizontal
dan keadilan vertikal dalam pemugutan pajak, keadilan dalam penyusunan undang - undang pajak,
dan keadilan dalam penerapan ketentuan perpajakan. Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
(Yuniawati dan Fitriyah, 2021) yaitu: persepsi terhadap kinerja fiskus, adanya kecurigaan terhadap
pengalokasian pajak, dan kurangnya pengetahuan tentang perpajakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Self Assesment System 100 15 25 21,31 2,557
Keadilan 100 6 25 17,88 4,337
Ketidakpercayaan kepada 100 18 25 22,59 2,075
pihak fiskus
Tax Evasion 100 14 25 20,99 2,195
Valid N (listwise) 100
Sumber : Olah Data melalui SPSS 25
Uji statistik Deskriptif pada tabel 1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Besarnya nilai self
assessment system pada 100 sampel kuesioner mempunyai nilai rata – rata sebesar 21,31 dengan
nilai minimum 15, nilai maksimum 25, dan standar deviasi sebesar 2,557. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai rata – rata lebih besar dari pada nilai standar deviasi sehingga mengindikasikan bahwa
nilai self assesment system adalah baik. Besarnya nilai keadilan pada 100 sampel kuesioner
mempunyai nilai rata – rata sebesar 17,88 dengan nilai minimum 6, nilai maksimum 25, dan standar
deviasi sebesar 4,337. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata – rata lebih besar dari pada nilai
standar deviasi sehingga mengindikasikan bahwa nilai keadilan adalah baik. Besarnya nilai
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus pada 100 sampel kuesioner mempunyai nilai rata – rata
sebesar 22,59 dengan nilai minimum 18, nilai maksimum 25, dan standar deviasi sebesar 2,075. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai rata – rata lebih besar dari pada nilai standar deviasi sehingga
mengindikasikan bahwa nilai ketidakpercayaan kepada pihak fiskus adalah baik. Besarnya nilai
tindakan tax evasion pada 100 sampel kuesioner mempunyai nilai rata – rata sebesar 20,99 dengan
nilai minimum 14, nilai maksimum 25, dan standar deviasi sebesar 2,195. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai rata – rata lebih besar dari pada nilai standar deviasi sehingga mengindikasikan bahwa
nilai Y adalah baik.

Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan model yang dinamakan valid jika r hitung > r
tabel dengan rumus yang digunakan untuk mencari r tabel adalah: df = n – 2 α 10%. Dalam
penelitian ini jumlah responden adalah 100 maka df = 100 – 2 = 108 dengan r tabel sebesar 0,1654.

Nama Penulis 1, et.al (Judul artikeldan ditulis 5 kata pertama……)


e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp..
p-ISSN : 2460-1233

Pengujian validitas variabel independen dan dependen dalam penelitian ini menggunakan SPSS
versi 25 sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Hasil Uji Validitas
Variabel r Hitung r Tabel Hasil
0,1654
Self Assessment System 0,635 Valid
0,1654
0,684 Valid
0,1654
0,765 Valid
0,1654
0,721 Valid
0,1654
0,671 Valid
0,1654
Keadilan 0,885 Valid
0,1654
0,848 Valid
0,1654
0,622 Valid
0,1654
0,865 Valid
0,1654
0,893 Valid
0,1654
Ketidakpercayaan kepada Pihak Fiskus 0,718 Valid
0,1654
0,819 Valid
0,1654
0,779 Valid
0,1654
0,623 Valid
0,1654
0,704 Valid
0,696 0,1654
Tax Evasion Valid
0,757 0,1654
Valid
0,729 0,1654
Valid
0,608 0,1654
Valid
0,638 0,1654
Valid
Sumber : Olah Data melalui SPSS 25

Uji Reliabilitas
Dalam penelitian ini, variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,70. Adapun
hasil dari pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 25 adalah sebagai
berikut:

Nama Penulis pertama, et.al (Judul artikel dan ditulis 5 kata pertama)
e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp ..
p-ISSN : 2460-1233

Tabel 3. Hasil Uji Realibilitas


Variabel Standart Hasil Cronbach’s Keterangan
Cronbach’s Alpha
Alpha
Self Assessment System 0,7 0,730 Reliabel

Keadilan 0,7 0,885 Reliabel

Ketidakpercayaan kepada pihak 0,7 0.766 Reliabel


fiskus
Tax Evasion 0,7 0.705 Reliabel

Sumber : Olah Data melalui SPSS 25

Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan cara yaitu dengan uji normal Probability
p-plot menggunakan SPSS versi 25 dalam penelitian ini dapat di lihat sebagai berikut:

Grafik 1. Hasil Uji Normalitas Probability p-plot

Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai torelance > 0,1 atau nilai VIF < 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas


Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 8,769 2,788 3,146 0,002
Self Assesment 0,200 0,082 0,233 2,441 0,016 0,950 1,052
System
Keadilan 0,023 0,049 0,045 0,464 0,644 0,927 1,078
Ketidakpercayaan 0,334 0,100 0,316 3,351 0,001 0,975 1,026
kepada pihak
fiskus
Sumber : Olah Data melalui SPSS 25

Dari hasil perhitungan yang ada pada tabel hasil uji multikolonieritas variabel bebas menunjukan
tidak ada masalah multikolonieritas. Dapat dilihat bahwa nilai tolerance self assessment system
sebesar 0,950 > 0,1 atau nilai VIF sebesar 1,052 < 10, nilai tolerance keadilan sebesar 0,927 > 0,1
atau nilai VIF sebesar 1,078 < 1, nilai tolerance ketidakpercayaan kepada pihak fiskus sebesar

Nama Penulis 1, et.al (Judul artikeldan ditulis 5 kata pertama……)


e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp..
p-ISSN : 2460-1233

0,975 > 0,10 atau nilai VIF sebesar 1,026 < 10, sehingga dapat disimpulkan bebas dari
multikolonieritas.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 25 dan dilakukan dengan
uji Scatterplot.

Grafik 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot

Berdasarkan grafik Scatterplot diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk
memprediksi pengaruh self assessment system, keadilan, dan ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
terhadap tindakan tax evasion.

Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8,769 2,788 3,146 0,002
Self Assesment System 0,200 0,082 0,233 2,441 0,016

Keadilan 0,023 0,049 0,045 0,464 0,644


Ketidakpercayaan kepada 0,334 0,100 0,316 3,351 0,001
pihak fiskus

Sumber : Olah Data melalui SPSS 25

Persamaan regresi di atas memperlihatkan hubungan antara variabel bebas (Independen) dengan
variabel terikat (Dependen) secara parsial. Berdasarkan persamaan regeresi tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa : Nilai konstata adalah 8,769 yang artinya jika tidak terjadi perubahan variabel
self assessment system, keadilan, dan ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dan Konstanta (α)
adalah 0 (nol) maka tindakan tax evasion ada sebesar 8,769, Nilai koefisien regresi self assessment
system perpajakan adalah 0,200 yang artinya jika variabel self assessment system meningkat
sebesar satu satuan dengan asumsi variabel keadilan, ketidakpercayaan kepada pihak fiskus dan
Konstanta (α) adalah 0 (nol), maka self assessment system hanya akan meningkat sebesar 20%,
Nilai koefisien regresi keadilan perpajakan adalah 0,023 yang artinya jika variabel keadilan
meningkat sebesar satu satuan dengan asumsi variabel self assessment system, ketidakpercayaan
kepada pihak fiskus dan Konstanta (α) adalah 0 (nol), maka keadilan akan meningkat sebesar 2,3%,
Nilai koefisien regresi ketidakpercayaan kepada pihak fiskus perpajakan adalah 0,334 yang artinya

Nama Penulis pertama, et.al (Judul artikel dan ditulis 5 kata pertama)
e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp ..
p-ISSN : 2460-1233

jika variabel ketidakpercayaan kepada pihak fiskus meningkat sebesar satu satuan dengan asumsi
variabel self assesment system, keadilan dan Konstanta (α) adalah 0 (nol), maka ketidakpercayaan
kepada pihak fiskus akan meningkat sebesar 33.4%, Hasil analisis persamaan regresi linear
berganda di atas dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang paling dominan
mempengaruhi tindakan tax evasion adalah ketidakpercayaan kepada pihak fiskus karena nilai beta
terbesar yaitu sebesar 0,334.

Uji Koefisien Determinasi

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


a
1 ,410 0,168 0,142 2,033
Sumber : Olah Data melalui SPSS 25
Dari hasil uji koefisien determinasi menyatakan bahwa pengaruh variabel bebas self assessment
system, keadilan, dan ketidapercayaan kepada pihak fiskus adalah sebesar 16,81%. (100% -
16,81%) sisanya 83,19 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji F (Simultan)
Tabel 7. Hasil Uji F
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 80,140 3 26,713 6,462 ,000b
Residual 396,850 96 4,134
Total 476,990 99
Sumber : Olah Data melalui SPSS 25

Berdasarkan data diatas diperoleh F hitung sebesar 6,462 dengan nilai signifikasi 0,000. Karena
nilai F hitung 6,462 > 2,14. Maka dapat disimpulkan self assessment system, keadilan, dan
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus secara simultan atau bersama – sama berpengaruh terhadap
tindakan tax evasion dan H1 diterima.

Uji Statistik t

Tabel 8. Hasil Uji t


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8,769 2,788 3,146 0,002
Self Assesment System 0,200 0,082 0,233 2,441 0,016
Keadilan 0,023 0,049 0,045 0,464 0,644
Ketidakpercayaan 0,334 0,100 0,316 3,351 0,001
kepada pihak fiskus
Sumber : Olah Data melalui SPSS 25

Perhitungan berdasarkan analisis menggunakan SPSS versi 25 diperoleh nilai t hitung sebesar
2,441 > t tabel 1,660 dan nilai signifikasi 0,002 < 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa self
assessment sytem berpengaruh positif secara siginifikan terhadap tindakan tax evasion dan H2
diterima. Perhitungan berdasarkan analisis menggunakan SPSS versi 25 diperoleh nilai t hitung
sebesar 0,464 < t tabel 1,660 dan nilai signifikasi 0,016 < 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa
keadilan tidak berpengaruh terhadap tindakan tax evasion dan H3 ditolak. Perhitungan berdasarkan
analisis menggunakan SPSS versi 25 diperoleh nilai t hitung sebesar 3,351 > t tabel 1,660 dan nilai
signifikasi 0,001 < 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tindakan tax evasion dan H4 diterima.

Nama Penulis 1, et.al (Judul artikeldan ditulis 5 kata pertama……)


e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp..
p-ISSN : 2460-1233

Pembahasan
Pengaruh Self Assessment System, Keadilan, dan Ketidakpercayaan Kepada Pihak Fiskus
Terhadap Tindakan Tax Evasion
Sesuai dengan Grand Theory of Planned Behavior, tindakan tax evasion dipengaruhi oleh
perilaku wajib pajak yang mempertimbangkan membayar kewajiban pajaknya. Penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Styarini dan Nugrahani (2020) menunjukkan
bahwa self assessment system berpengaruh terhadap tax evasion, pengaruh self assessment system
akan semakin baik apabila dalam menghitung, menyetor serta mengisi dan melaporkan surat
pemberitahuan tahunan (SPT) dilakukan dengan benar dan tepat. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Nurfadila (2020) menunjukkan bahwa keadilan berpengaruh terhadap tax evasion, Semakin
tinggi keadilan maka persepsi wajib pajak mengenai tax evasion akan semakin tinggi. Hal ini
berarti jika pemungutan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak semakin adil, maka wajib pajak
yang mempunyai penghasilan yang lebih besar akan dikenakan tarif yang tinggi pula. Hal inilah
yang dapat memicu wajib pajak untuk menghindari pembayaran pajaknya dan melaukan tindakan
tax evasion. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2019) juga menunjukkan bahwa
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus berpengaruh terhadap tax evasion, semakin tinggi tingkat
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus maka semakin tinggi pula tindakan tax evasion yang
dilakukan oleh wajib pajak.
Pengaruh Self Assessment System Terhadap Tindakan Tax Evasion
Sesuai dengan Grand Theory of Planned Behavior, Self assessment system diberlakukan untuk
memberikan kepercayaan yang sebesar-besarnya bagi wajib pajak guna meningkatkan kesadaran
dan peran wajib pajak dalam menyetor pajaknya. Semakin rendah tingkat kesadaran wajib pajak
melaksanakan self assessment sytem maka memungkinkan adanya potensi wajib pajak melakukan
tindakan tax evasion. Perilaku wajib pajak dalam menjalankan self assessment system yang
menghitung sendiri pajak wajib pajak membuat wajib pajak berpotensi melakukan tindakan tax
evasion. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurbiyansari dan
Handayani (2021) menunjukkan bahwa self assessment system berpengaruh terhadap tax evasion,
semakin buruk pelaksanaan self assessment system akan berpotensi melakukan kegiatan
penggelapan pajak.
Pengaruh Keadilan Terhadap Tindakan Tax Evasion
Sesuai dengan Grand Theory of Planned Behavior, Keadilan dalam perpajakan diantaranya
yaitu mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-
masing wajib pajak untuk membayar. Rasa adil yang di rasakan wajib pajak maka wajib pajak tidak
akan berpikir melakukan tindakan tax evasion. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Saputri dan Kamil (2021) menunjukkan bahwa keadilan berpengaruh terhadap
tax evasion, Semakin tinggi wajib pajak merasa adil dalam membayarkan pajak maka akan
menurunkan tindakan tax evasion.
Pengaruh Ketidakpercayaan Kepada Pihak Fiskus Terhadap Tindakan Tax Evasion
Sesuai dengan Grand Theory of Planned Behavior, Ketidakpercayaan kepada pihak fiskus
adalah cara pandang seseorang akan peristiwa yang dihadapinya, apakah seseorang tersebut dapat
mengendalikan peristiwa tersebut atas sebaliknya. Wajib pajak mengalami hilangnya rasa percaya
kepada pihak fiskus yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti maraknya kasus penggelapan
pajak yang dilakukan pihak fiskus sehingga mempengaruhi wajib pajak mengambil keputusan
dalam membayar pajak. Semakin tinggi ketidakpercayaan kepada pihak fiskus maka
memungkinkan adanya potensi wajib pajak melakukan tindakan tax evasion. Penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniawati dan Fitriyah (2021). Semakin tinggi sikap
ketidakpercayaan kepada fiskus yang dimiliki wajib pajak semakin tinggi persepsi wajib pajak akan
tindakan tax evasion.

Nama Penulis pertama, et.al (Judul artikel dan ditulis 5 kata pertama)
e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp ..
p-ISSN : 2460-1233

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan mengenai
pengaruh self assessment system, keadilan, dan ketidakpercayaan kepada pihak fiskus terhadap
tindakan tax evasion yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong : Hasil penelitian
yang diperoleh dari riset tersebut ialah self assessment system, keadilan, dan ketidakpercayaan
kepada pihak fiskus terhadap tindakan tax evasion berpengaruh. Hasil penelitian yang diperoleh
dari riset tersebut ialah self assessment system terhadap tindakan tax evasion berpengaruh positif
secara signifikan. Hasil penelitian yang diperoleh dari riset tersebut ialah keadilan terhadap
tindakan tax evasion tidak berpengaruh. Hasil penelitian yang diperoleh dari riset tersebut ialah
ketidakpercayaan kepada pihak fiskus terhadap tindakan tax evasion berpengaruh positif secara
signifikan.
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain seperti kesadaran terhadap
tindakan tax evasion sehingga variabel self assement system dapat dijelaskan lebih jauh atas
pengaruhnya terhadap tindakan tax evasion. Diharapkan untuk membuat model penelitian yang
lebih representatif untuk menjelaskan tentang kondisi pengetahuan pajak wajib pajak serta variabel
yang mampu memoderasinya.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, F, Y., Umiyati, I., & Kurniawan, A. (2019). Determinants and Mitigation Factors Of Tax
Evasion : Indonesia Evidence. Accounting Research Jurnal Of Sutaatmadja (ACCRUALS),
3(2), 226-246.
Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision
Processes 50, 179-211.
Andaniawati, N., & Walangitan, S. (2021). Pengaruh Money Ethics, Ketidakpercayaan Kepada
Pihak Fiskus dan Diskriminasi Pajak Terhadap Tax Evasion. Jurnal Sakuntala Prosiding
Sarjana Akuntansi Tugas Akhir Secara Berkala, 1(1), 59-75.
Ardianti, H, N, P. (2021). Ketepatan Pengalokasian Self Assessment System dan Tarif Pajak
Terhadap Tax Evasion Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi. Widya Akuntansi dan Keuangan
Universitas hindu Indonesia Edisi Agustus 2021.
Ashari, R, F., Kara, M., & Bulutoding, L. (2020). Pengaruh Money Ethics dan Ketidakpercayaan
Kepada Pihak Fiskus Terhadap Tax Evasion Dengan Keimanan Sebagai Variabel Moderasi.
Jurnal ISAFIR: Islamic Accounting and Finance Review, 1(2), 14-28.
Darma, S, S., Sudarti, Z., Richmayati, M., & Fadlilah, H, A. (2022). Analisis Penerapan Tax
Amnesty (Pengampunan Pajak) Terhadap Rasio Pajak Secara Nasional dan Secara Regional.
Scientific Journal Of Reflection : Economic, Accounting, Management and Business, 5(2),
370-380.
Dewi, J, T, K, N., & Merkusiwati, A, L, K, N. (2017). Faktor – Faktor Yang Memengaruhi
Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Atas Penggelapan Pajak (Tax Evasion). E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 18(3), 2534 – 2564.
Erawati, T., & Pawestri, D, R. (2022). Pengaruh Self Assessment System Terhadap Tax Evasion.
Jurnal Simki Economic, 5(2), 119-123.
Farouq., M. (2018). Hukum Pajak di Indonesia : Suatu Pengantar Ilmu Hukum Terapan di Bidang
Perpajakan. Jakarta : Prenada Media.
Ghozali, M. (2016). Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. Semarang: Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, M. (2018). Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, M. (2019). Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Semarang: Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hakim, L., & Sehan, A. (2023). Pelatihan Perhitungan PPH Pasal 21 dan SPT Orang Pribadi.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 52-60.

Nama Penulis 1, et.al (Judul artikeldan ditulis 5 kata pertama……)


e-ISSN : 2548-4338
JRAMB, Vol XX No XX, Bulan Tahun, pp..
p-ISSN : 2460-1233

Ikhsan, K, Y, A., Bawono, R, I., & Mustofa, M, R. (2021). Pengaruh Keadilan Pajak, Sistem
Perpajakan, Teknologi dan Informasi, serta Diskriminasi Terhadap Persepsi Wajib Pajak
Orang Pribadi Mengenai Etika Penggelapan Pajak. Jurnal Akuntansi, 8(1), 76-90.
Liefa, T., & Dewi, P, S. (2020). Pengaruh Money Ethics dan Keadilan terhadap Tax Evasion
dengan Religiosity Sebagai Pemoderasi. Jurnal Multiparadigma Akuntansi Tarumanagara,
2, 1086-1095.
Linawati. (2022). The Effect Of Religiusity, Understanding Of Taxation And Love Of Money On
Perception Of Tax Evasion With Tax Education As a Moderating Variable. Jurnal Ekonomi,
11(02), 1633-1640.
Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi 2016. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mardiasmo. (2019). Perpajakan Edisi 2019. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Nurbiyansari, E., & Handayani, E, A. (2021). Pengaruh Self Assessment System, Kedilan Pajak,
Ketepatan Pengalokasian, Teknologi dan Informasi Perpajakan Terhadap Persepsi Wajib
Pajak Orang Pribadi Mengenai Penggelapan Pajak (Tax Evasion). Jurnal Liability, 3(1), 77-
107.
Nurfadila. (2020). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Kualitas Pelayanan, dan Terdeteksinya
Kecurangan Terhadap Penggelapan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Madya Makassar.
Jurnal Equilibrum, 1(2), 44-53.
Poskota (2021) https://poskota.co.id/2021/1/13/diduga-gelapkan-pajak-pengusaha-asal-tangsel-
jadi-tersangka
Purwanto., Sulaeha, T., & Safira, H. (2018). Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan
Pajak Terhadap Tax Evasion. Ekspansi : Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan, dan
Akuntansi, 10(2), 139-146.
Putri, K, D. (2019). Pengaruh Love Of Money, Keefektifan Self Assessment System, dan
Ketidakpercayaan Kepada Pihak Fiskus terhadap Tax Evasion dan Variabel Intrinsic
Religiosity Sebagai Moderator Hubungan Love Of Money Dengan Tax Evasion, Jurnal
Akuntansi dan Manajemen, 30(1), 19-36.
Resmi, S. (2019). Perpajakan : Teori & Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Resmi, S. (2020). Perpajakan : Teori & Kasus. Jakarta: Salemba Empat.
Saputri, P, I., & Kamil, I. (2021). Praktik Penggelapan Pajak (Tax Evasion) Dipengaruhi Oleh
Faktor Sistem Perpajakan, Keadilan Pajak, Diskriminasi dan Deteksi Kecurangan. Jurnal
Perspektif Manajerial dan Kewirausahaan (JPMK), 1(2), 148-163.
Styarini, D,. & Nugrahani, S, T. (2020). Pengaruh Love Of Money, Machiavellian, Tarif Pajak,
Pemahaman Perpajakan, dan Self Assessmeny System terhadap Penggelapan Pajak. Jurnal
Akuntansi Dewantara, 4(1), 22-32.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Nomor 1 Tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan.
Waluyo. (2017). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Yuniawati, P, E., & Fitriyah. (2021). Pegaruh Money Ethics, Ketidakpercayaan Kepada Pihak
Fiskus Terhadap Tax Evasion dengan Religiusitas Sebagai Variabel Moderasi. SAKUNTALA
Prosiding Sarjana Akuntansi Tugas Akhir Secara Berkala, 1(1), 13-28.

Nama Penulis pertama, et.al (Judul artikel dan ditulis 5 kata pertama)

Anda mungkin juga menyukai